Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH WAWASAN KEPENDIDIKAN

“ Koherensi SNP dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Kajian
tentang 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) ”

DOSEN PENGAMPU :

Prof. Dr. Ni Nyoman Parwati, M. Pd.

OLEH :

Komang Agus Ari Sukrawan ; 2113011030

Irfa Wildati Soleha ; 2113011018

Novita Dwi Anggraeni ; 2113011009

KELOMPOK 2

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat
– Nya lah, penulis dapat membuat makalah dengan judul Koherensi SNP dengan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Kajian tentang 8 Standar Nasional Pendidikan
(SNP) dengan tepat waktu dan tanpa ada kendala yang berarti. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Parwati, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Wawasan Kependidikan, karena atas ilmu dan dampingan beliaulah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang sudah membantu dalam pembuatan makalah, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Singaraja, 1 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...........iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................................1

1.3. Tujuan ...........................................................................................................................1

1.4. Manfaat..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Koherensi SNP dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).................3


2.2.Kajian tentang 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)...................................................8

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………...........15

3.2. Saran………………………………………………………………………….............15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………........…16

BAHAN DISKUSI………………………………………………………………….........17

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sistem pendidikan di Indonesia merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh
pemerintah dan masyarakat. Dengan adanya pendidikan, maka akan terwujudnya
masyarakat Indonesia yang bertaqwa, berakhlak mulia, mandiri, cinta tanah air,
berdasarkan hukum dan lingkungan, disiplin, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta memiliki etos kerja yang tinggi sehingga mampu terwujudnya Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berakhlak, maju, berkeahlian, dan mampu bersaing. Semakin tinggi jenjang
pendidikan di Indonesia, maka akan semakin banyak tantangan yang harus dipenuhi sesuai
dengan perkembangan zaman. Dengan adanya banyak tantangan yang harus dihadapi,
pemerintah menetapkan parameter kualitas dengan tujuan menstandarkan mutu dan
kualitas lulusan. Sehingga pada tahun 2012 dikeluarkannya Peraturan Presiden no 08
Tahun 2012 sebagai dorongan dan dukungan untuk mengembangkan ukuran kualifikasi
lulusan pendidikan Indonesia dalam bentuk kerangka kualifikasi, sehingga dikenal dengan
nama Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Dalam pencapaian kualifikasi lulusan
pendidikan, hal ini tentunya harus disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional yang
harus mampu menghadapi menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal
hingga global dengan pendidikan terencana, terarah, dan berkesinambungan. Maka,
diciptakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang dikenal dengan Standar Nasional Pendidikan.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Standar Nasional Pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan KKNI?
3. Bagaimana koherensi SNP dengan KKNI?
4. Bagaimana sistem Standar Nasional Pendidikan di Indonesia?

1.3.Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian Standar Nasional Pendidikan
2. Mengetahui penjabaran KKNI
3. Mengetahui koherensi SNP dengan KKNI
2

4. Mengetahui sistem Standar Nasional Pendidikan di Indonesia

1.4.Manfaat
Manfaat yang diperoleh dengan adanya pembuatan makalah Koherensi SNP dengan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Kajian tentang 8 Standar Nasional
Pendidikan (SNP) ini, yaitu :
a. Bagi Pembaca
Manfaat yang diperoleh bagi pembaca yaitu bertambahnya ilmu pengetahuan mengenai
Koherensi SNP dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Kajian
tentang 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan mampu meningkatkan minat baca
masyarakat.
b. Bagi Penulis
Manfaat yang diperoleh bagi penulis yaitu meningkatkan kemampuan serta menambah
ilmu dalam penyusunan makalah, menambah ilmu pengetahuan tentang Koherensi SNP
dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Kajian tentang 8 Standar
Nasional Pendidikan (SNP), serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam
menyelesaikan masalah.
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.3.Koherensi SNP dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)


2.1.1 Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan
Pemerintan Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 Angka 1 tentang SNP). Standar Nasional
Pendidikan merupakan penjabaran dari UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional , yang dituangkan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005. Standar
Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.
Standar Nasional Pendidikan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat (Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan ).
UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 35 Ayat (1) menyatakan bahwa Standar
Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan , standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
1. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
3. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Standar pendidikan dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
5. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
4

beribadah, perpustakaan, labolatorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat


berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.
6. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
7. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
8. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Mengingat bahwa sekolah wajib memenuhi bahkan melampaui SNP, sekolah


harus melakukan berbagai upaya penjaminan mutu dengan strategi yang tepat sesuai
kondisi sekolah. Orientasi sekolah adalah pemenuhan standar, bukan pencapaian
peringkat tinggi dalam hasil akreditasi. Dalam pendidikan umumnya yang diukur
hanyalah tingkat pencapaian hasil, dan jarang dilakukan pengukuran tentang
sejauhmana keefektifan strategi yang dipilih dan ditindak atau upaya yang dilakukan
untuk mencapai hasil tersebut(Lie, 2014, h.44).

Selanjutnya menurut Lie (h.47) sekolah yang baik menyadari pentingnya


strategi yang tepat dan rencana tindakan yang disusun berdasarkan data dan fakta,
bukan sekedar intuisi. Sekolah-sekolah seperti ini memiliki kesempatan besar untuk
maju dan berkembang menjadi sekolah berkualitas tinggi. Sekolah perlu menyusun
target pencapaian standar yang digunakan sebagai acuan dalam rencana tindakan
yang akan dilakukan. Standar yang digunakan adalah SNP sebagaimana telah
diuraikan sebelumnya. Dengan adanya standar yang dijadikan acuan, sekolah dapat
menilai sudah sejauhmana sekolah memenuhi standar, dan apakah strategi dan upaya
yang dilakukan sudah sesuai atau perlu disempurnakan.

2.1.2 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) diciptakan sebagai bentuk
mengatasi permasalahan dan tantangan Indonesia di sektor pendidikan dan
ketenagakerjaan di masa mendatang. KKNI merupakan wujud mutu dan jati diri
5

bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja
nasional dan sistem penilaian kesetaraan nasional, yang dimiliki Indonesia untuk
menghasilkan sumberdaya manusia dari capaian pembelajaran, yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya serta kontribusi yang bermutu
di bidang pekerjaannya masing- masing.
Prinsip dasar yang dikembangkan dalam KKNI adalah menilai unjuk kerja
seseorang dalam aspek-aspek keilmuan, keahlian dan keterampilan sesuai dengan
capaian pembelajaran (learning outcomes) yang diperoleh melalui proses pendidikan,
pelatihan atau pengalaman yang telah dilampauinya, yang setara dengan deskriptor
kualifikasi untuk suatu jenjang tertentu. Terkait dengan proses pendidikan, capaian
pembelajaran merupakan hasil akhir atau akumulasi proses peningkatan keilmuan,
keahlian dan keterampilan seseorang yang diperoleh melalui pendidikan formal,
informal atau nonformal. Dalam arti yang lebih luas, capaian pembelajaran juga
diartikan sebagai hasil akhir dari suatu proses peningkatan kompetensi atau karir
seseorang selama bekerja. Prinsip dasar ini sesuai dengan pendekatan yang dilakukan
oleh negara-negara lain dalam mengembangkan kerangka kualifikasi masing-
masing.
Capaian pembelajaran untuk jenis pendidikan akademik, vokasi maupun profesi
untuk jenjang kualifikasi yang sama atau setara, bahkan dapat disetarakan dengan
hasil pendidikan nonformal atau informal, mendapat perhatian dalam KKNI. Oleh
karena itu, KKNI di Indonesia disusun sebagai satu kesatuan kerangka kualifikasi
untuk seluruh sektor pendidikan, pelatihan, dan ketenagakerjaan. Implementasi
KKNI diharapkan dapat :
a. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan nasional
b. Meningkatkan pengakuan masyarakat internasional terhadap hasil pendidikan dan
pelatihan nasional
c. Meningkatkan pengakuan terhadap hasil pendidikan non formal dan informal oleh
sistem pensisikan formal
d. Meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap kualitas dan
relevansi tenaga kerja yang dihasilkan oleh sistem pendidikan dan pelatihan
nasional

Jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas sembilan jenjang. Jenjang


kualifikasi disesuaikan dengan keutuhan bersama antara penghasil dan penggun
6

lulusan, kultur pendidikan/pelatihan/kursus di Indonesia saat ini dan gelar lulusan


setiap jalur pendidikan yang berlaku di Indonesia. Jenjang kualifikasi pada KKNI
merupakan jembatan untuk menyetarakan capaian pembelajaran yang diperoleh
melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal dengan kompetensi kerja yang
dicapai di dunia kerja, melalui pelatihan berbasis kompetensi atau program
peningkatan jenjang karir.

KKNI terdiri dari 9 jenjang kualifikasi. Kualifikasi 1 sebagai kualifikasi


terendah dan kualifikasi 9 sebagai kualifikasi tertinggi. Berdasarkan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia pada Pasal 2 ayat 2, jenjang kualifikasi yang dimaksud terdiri atas
:

a. Jenjang 1 sampai dengan jenjang 3 dikelompokkan dalam jabatan operator


b. Jenjang 4 sampai dengan jenjang 6 dikelompokkan dalam jabatan teknisi atau
analis
c. Jenjang 7 sampai dengan jenjang 9 dikelompokkan dalam jabatan ahli.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012


Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia pada Pasal 5 menyatakan bahwa
penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan jenjang
kualifikasi pada KKNI terdiri atas :

a. Lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1


b. Lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2
c. Lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3
d. Lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4
e. Lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5
f. Lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara
dengan jenjang 6
g. Lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan jenjang 8
h. Lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9
i. Lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8
j. Lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9

Jenjang kualifikasi KKNI disusun oleh 6 parameter utama yaitu :


7

1. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan yaitu suatu sistem metodologi ilmiah untuk membangun
pengetahuan melalui hasil peneltian dalam bidang pengetahuan
2. Pengetahuan
Pengetahuan yaitu penguasaan teori dan keterampilan pada bidang keahlian
tertentu atau pemahaman tentang fakta dan informasi yang diperoleh melalui
pengalaman dan pendidikan
3. Pemahaman
Pemahaman yaitu penguasaan teori dan keterampilan pada bidang keahlian
tertentu atau pemahaman tentang metodeologi dan keterampilan teknis yang
didapat melalui pendidikan atau pengalaman
4. Keterampilan
Keterampilan yaitu kemampuan psikomotorik yang dicapai melalui pelatihan
yang terukur dilandasi oleh pemahaman atau pengetahuan sehingga
menghasilkan unjuk kerja atau produk
5. Afeksi
Afeksi yaitu sikap seseorang terhadap aspek kehidupan disekitarnya yang
tumbuh dari diri sendiri, lingkungan, atau proses pembelajaran
6. Kompetensi
Kompetensi adalah akumulasi kemampuan dalam melakukan deskripsi kerja
yang terukur dan terstruktur yang memuat aspek tanggung jawab dan
kemandirian.
2.1.3 Koherensi SNP dengan KKNI
Karena KKNI merupakan wujud mutu dan jati diri bangsa Indonesia terkait
dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional dan sistem
penilaian kesetaraan nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan
sumberdaya manusia dari capaian pembelajaran, yang dimiliki setiap insan pekerja
Indonesia dalam menciptakan hasil karya serta kontribusi yang bermutu di bidang
pekerjaannya masing- masing, maka diperlukannya SNP yang merujuk pada KKNI
untuk memenuhi parameter utama yang harus dipenuhi oleh tiap jenjang kualifikasi
KKNI. Merujuknya SNP pada KKNI sebagai tolak ukurnya dapat dilihat pada
penyusunan kurikulum dengan menciptakan capaian pembelajaran yang efektif dan
efisien agar proses pembelajaran mampu memenuhi jenjang kualifikasi minimal
KKNI.
8

2.4.Kajian tentang 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)


2.2.1. Pengertian Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah
menerapkan standarisasi sistem pendidikan yang harus diterapkan oleh seluruh
instansi pendidikan di Indonesia.
Program tersebut disebut Standar Nasional Pendidikan yang kemudian menjadi
dasar bagi pemerintah untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan. Standar Nasional Pendidikan atau disingkat SNP adalah
standar atau kriteria minimal terkait sistem pendidikan yang diselenggarakan di
Indonesia. Ada 8 indikator Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Seluruh 8 standar pendidikan tersebut berlaku bagi seluruh instansi
pendidikan yang ada di Indonesia, mulai dari pendidikan dasar, menengah, hingga
pendidikan program kesetaraan seperti Kejar Paket A, B, dan C.
2.2.2. Tujuan dan Fungsi Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Tujuan dibuatnya Standar Nasional Pendidikan ini adalah untuk menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa serta
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sesuai dengan Pancasila
dan UUD 1945. Standar ini nantinya digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasan pendidikan yang sejalan dengan
tujuan menciptakan pendidikan Indonesia yang berkualitas.
Sedangkan Fungsi dari standar nasional pendidikan adalah sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka peningkatan
9

mutu pendidikan. Dengan melaksanakan standarisasi tersebut, diharapkan bisa


terjadi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Dalam penyusunannya, Standar Nasional Pendidikan sudah disempurnakan
dengan penuh perencanaan, terarah dan berkelanjutan, menyesuaikan perubahan
kehidupan yang terjadi dalam skala nasional maupun global. Adapun Standar
Nasional Pendidikan yang dimaksud, terbagi dalam 8 hal, yaitu:
1. Standar Isi
Standar yang pertama adalah standar isi. Yang diatur dalam standar isi
mencakup komponen materi dan tingkat kompetensi minimal yang dimiliki oleh
siswa pada suatu jenjang pendidikan. Standar isi memuat beberapa hal, yaitu
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), dan kalender akademik.
Dengan kata lain, standar isi merupakan standar yang Berkaitan dengan
pelaksanaan dan pengembangan kurikulum yang mengatur materi dan
kompetensi dari suatu jenjang pendidikan demi terwujudnya lulusan yang
kompeten.
Secara lebih jelas, segala hal yang berkaitan dengan standar isi dibahas
dalam Peraturan Menteri (Permen) berikut :

 Permen No. 22 Tahun 2006 pasal 1 ayat(1), Standar isi untuk satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi
mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
 Permen No. 14 Tahun 2007 pasal 1 ayat (1),Standar Isi Untuk Program
Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C yang selanjutnya disebut
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada program Paket
A, Paket B, dan Paket C .

2. Standar Proses
Yang kedua adalah standar proses. Standar proses ini berkaitan dengan
proses pelaksanaan pembelajaran di masing-masing jenjang pendidikan. Dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran, setiap instansi pendidikan harus
10

melakukannya dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan partisipatif atau


mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Segala hal mengenai standar proses dibahas lebih lengkap dalam
peraturan menteri atau Permen berikut ini :

 Permen No. 41 Tahun 2007 pasal 1 ayat (1), Standar proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
 Permen No. 3 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1),Standar Proses Pendidikan
Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C
mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran.

3. Standar Penilaian Pendidikan


Standar Nasional Pendidikan yang ketiga adalah standar penilaian
pendidikan. Ini mengatur segala hal yang berkaitan dengan prosedur penilaian,
analisis, dan evaluasi hasil belajar pada peserta didik. Penilaian dilakukan untuk
mengukur keberhasilan pemahaman peserta didik dan keberhasilan proses
pembelajaran selama ini.
Penilaian pendidikan terdiri dari tiga bagian, yaitu penilaian hasil belajar
oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan (sekolah), dan penilaian oleh
pemerintah. Secara lebih lanjut, standar penilaian pendidikan ini diatur dalam
Peraturan Menteri No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian pendidikan.

4. Standar Kompetensi Lulusan


Yang keempat adalah Standar Kompetensi Lulusan. Standar ini
berkaitan erat dengan pencapaian standar, hasil belajar peserta didik serta
kriteria kemampuan lulusan dari suatu instansi pendidikan. Setiap peserta didik
yang lulus dari suatu jenjang pendidikan diharapkan memiliki kemampuan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai dan sesuai dengan standar
yang berlaku.
11

Lebih lanjut, standar kompetensi lulusan ini diatur dalam peraturan


menteri berikut :

 Permen No. 23 Tahun 2006 pasal 1 ayat (1),Standar Kompetensi Lulusan


untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
 Permen No. 20 Tahun 2016 Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.

5. Standar pendidik dan tenaga Kependidikan


Dalam PP No 19 Tahun 2005 terdapat istilah dan penjelasan penting
mengenai standar pendidik dan tenaga pendidik seperti Pada pasal 1 yang
dijelaskan bahwa: “Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan.” Artinya standar itu meliputi sejumlah kriteria yang harus
dipenuhi sebelum dan setelah menjalani jabatan sebagai pendidik dan tenaga
kependidikan. Tenaga pendidikan atau guru harus mempunyai kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat rohani dan jasmani
serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan harus memiliki ijazah dan sertifikasi keahlian sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang belaku. Adapun kompetensi yang harus
dimiliki oleh tenaga pendidik ialah sebagai berikut:

 Kompetensi pedagogik
 Kompetensi kepribadian
 Kompetensi profesional
 Kompetensi social

Peraturan Menteri terkait Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:

 Permen No. 12 Tahun 2007


 Permen No. 13 Tahun 2007
12

 Permen No. 16 Tahun 2007


 Permen No. 24 Tahun 2008
 Permen No. 25 Tahun 2008
 Permen No. 26 Tahun 2008
 Permen No. 27 Tahun 2008
 Permen No. 40 – 45 Tahun 2009

6. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan (Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan). Pengaturan mengenai standar pengelolaan tertuang
dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan yang meliputi perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja,
pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah/madrasah, sistem informasi
manajemen, serta penilaian khusus yaitu keberadaan sekolah/madrasah yang
pengelolaannya tidak mengacu kepada SNP dapat memperoleh pengakuan
pemerintah atas dasar rekomendasi BSNP.

7. Standar Pembiayaan Pendidikan


Standar pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pengaturan
mengani standar biaya operasional tertuang dalam Permendiknas Nomor 69
Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 untuk
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).
Standar biaya operasi nonpersonalia adalah standar biaya yang
diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi nonpersonalia selama satu tahun
13

sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat
melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai SNP.
Proses pendidikan bisa terselenggara karena adanya pembiayaan yang
berkelanjutan. Peraturan yang mengatur lebih lanjut mengenai standar
pembiayaan adalah Peraturan Menteri No. 69 Tahun 2009. Pembiayaan dalam
dunia pendidikan terdiri dari tiga komponen, yaitu :
a. Biaya investasi
Yang termasuk biaya investasi adalah penyediaan sarana dan prasarana,
biaya untuk pengembangan sumber daya manusia, dan biaya untuk modal
kerja tetap.
b. Biaya personal
Yang dimaksud dengan biaya personal adalah biaya yang dibayarkan oleh
peserta didik agar bisa mengakses pendidikan secara berkelanjutan.
c. Biaya operasi
Yang termasuk biaya operasi pendidikan adalah gaji serta tunjangan untuk
pendidik dan tenaga kependidikan, perlengkapan habis pakai, termasuk juga
biaya listrik, air, koneksi internet, dan sejenisnya.

8. Standar Sarana dan Prasarana


Standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan).
Setiap tingkat satuan pendidikan memiliki kriteria minimum yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan setiap jenjang seperti pengaturan mengenai jumlah
minimal yang dapat dilayani dari tingkat SD minimal enam rombongan belajar
sampai tingkat SMP dan SMA minimal tiga rombongan belajar. Lahan dan
bangunan pun harus sesuai dengan standar termasuk standar keselamatan,
kesehatan, aksesibilitas, kenyamanan, keamanan, kekuatan bangunan yang
harus bisa bertahan paling tidak 20 tahun, sesuai dengan izin penggunaan, serta
persyaratan lainnya. Satuan pendidikan setidaknya harus memiliki ruang kelas,
14

perpustakaan, laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, ruang beribadah,


ruang UKS, jamban gudang ruang sirkulasi, tempat bermain atau berolahraga,
ruang konseling, ruang tata usaha, ruang organisasi kesiswaan, laboratorium
biologi, fisika, kimia, komputer, bahasa, ruang praktik teknis. Masing-masing
berbeda kebutuhannya sesuai dengan tingkat pendidikan.
15

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan , standar tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
KKNI merupakan wujud mutu dan jati diri bangsa Indonesia terkait dengan sistem
pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional dan sistem penilaian kesetaraan
nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumberdaya manusia dari capaian
pembelajaran, yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya
serta kontribusi yang bermutu di bidang pekerjaannya masing- masing. KKNI terdiri dari
9 jenjang kualifikasi yang disusun oleh 6 parameter utama yaitu ilmu pengetahuan,
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, afeksi, dan kompetensi. Jenjang kualifikasi KKNI
terdiri atas :
a) Jenjang 1 sampai dengan jenjang 3 dikelompokkan dalam jabatan operator
b) Jenjang 4 sampai dengan jenjang 6 dikelompokkan dalam jabatan teknisi atau analis
c) Jenjang 7 sampai dengan jenjang 9 dikelompokkan dalam jabatan ahli.

Koherensi SNP dengan KKNI yaitu SNP yang merujuk pada KKNI berperan sangat
penting untuk memenuhi parameter utama yang harus dipenuhi oleh tiap jenjang kualifikasi
KKNI dengan menciptakan capaian pembelajaran yang efektif dan efisien agar proses
pembelajaran mampu memenuhi jenjang kualifikasi minimal KKNI.

3.2.Saran
Dengan dibuatnya makalah Koherensi SNP dengan Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) dan Kajian tentang 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) ini, diharapkan
kepada pembaca dan pihak terkait untuk dapat melakukan penelitian dan pengamatan lebih
lanjut agar dapat mengembangkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) di Indonesia
menjadi lebih baik kedepannya serta terpenuhinya luaran yang diharapkan.
16

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, F., 2017. Standar Nasionall Pendidikan Dasar dan Menengah. Aspirasi, 8(1), pp. 81-
92.

Arifin, Z., & Rahmawati, L. E. (2016). SNPT and KKNI Based Curriculum Organization. In
The Progressive & Fun Education Seminar (Vol. 20, pp. 212-19).

Damanik, J. (2015). Upaya dan Strategi Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. Jurnal
Dinamika Pendidikan, 8(3), 151-160.

Hidayati, 2014. Manajemen Pendidikan, Standar Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Mutu
Pendidikan. Al-Ta'lim, 21(1), pp. 42-53.

Indonesia, P. R. (2012). Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Peraturan Presiden


Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

Lt, Gedung D., and Mandikdasmen Jl RS Fatmawati. "Badan Standar Nasional Pendidikan."
(2006).

Raharjo, Sabar Budi. "Evaluasi trend kualitas pendidikan di indonesia." Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan 16.2 (2012): 511-532.

Raharjo, S. B. (2014). Kontribusi delapan standar nasional pendidikan terhadap pencapaian


prestasi belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(4), 470-482.
17

BAHAN DISKUSI

1. Setelah mengetahui bagaimana Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, coba


implementasikan peran mahasiswa sebagai calon pendidik dalam Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan!
2. Mengapa untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia pemerintah
menerapkan Standar Nasional Pendidikan? Lalu apa dasar delapan standar tersebut dipilih
sehingga cocok diterapkan di Indonesia?
3. Apakah peran Standar Nasional Indonesia (SNP) di Indonesia sudah sangat optimal dalam
pemenuhan parameter jenjang KKNI saat ini?

Anda mungkin juga menyukai