Anda di halaman 1dari 8

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Rekayasa
Ide ini. Adapun tugas Rekayasa Ide ini ditulis untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata
kuliah Profesi Kependidikan.

Jika dalam penulisan tugas ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, kepada
pembaca penulis memohon maaf. Dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan
manfaat berupa ilmu pengetahuan bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Medan, Maret 2018

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................... 1

Daftar Isi.............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 3


1.2 Tujuan dan Manfaat.......................................................................... 3

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN.................................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN................................................................................... 6

BAB IV PENUTUP............................................................................................ 7

3.1 Kesimpulan....................................................................................... 7

3.2 Saran.................................................................................................. 7

Daftar Pustaka..................................................................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian penting dalam mewujudkan salah satu cita-cita luhur
bangsa Indonesia yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan kualitas
sumber daya manusia Indonesia dapat ditingkatkan yang selanjutnya akan memberikan
dukungan bagi pelaksanaan pembangunan. Mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi
yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan,
komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana serta biaya.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui pendidikan formal,
berbagai upaya telah dan terus dilakukan secara berkesinambungan . Salah satu upaya yang
dilakukan adalah pengembangan karir guru di lingkungan pendidikan dasar dan menengah .
Dengan demikian seorang guru akan dapat dipromosikan sebagai kepala sekolah setelah melalui
proses seleksi dan ketentuan lainnya. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada
kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu
pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional
dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama
dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Namun banyak faktor penghambat tercapainya kualitas keprofesionalan kepemimpinan
kepala sekolah seperti proses pengangkatannya tidak trasnparan, rendahnya mental kepala
sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin dalam
melakukan tugas, dan seringnya datang terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih sempit ,
serta banyak faktor penghambat lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah yang
professional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ini mengimplikasikan rendahnya kinerja
kepala sekolah yang berimplikasi juga pada mutu.
1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah menganalisis bagaimana keprofesionalan
seorang guru yang juga menjabat sebagai seorang kepala sekolah. Dan manfaat dari penulisan
tugas ini adalah agar menjadi penambah wawasan serta referensi bagi pembaca khususnya yang
menjurus pada kependidikan.
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

Kepala sekolah bersal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata kepala dapat
diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang sekolah
adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelejaran. Jadi secara
umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana tempat
menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo (2002:83) mengartikan bahwa: Kepala sekolah
adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

Jadi kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin
segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal
untuk mencapai tujuan bersama

Seorang guru harus mempunyai kriteria atau kualifikasi umum untuk menjadi seorang
kepala sekolah, yaitu:
 Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan
atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi.
 Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun.
 Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun menurut jenjang sekolah
masing-masing. Untuk Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 tahun di TK/RA.
 Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan non
PNS disertakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
berwenang.

Tugas utama kepala sekolah sebagai pemimpin adalah mengatur situasi, mengendalikan
kegiatan kelompok, organisasi atau lembaga, dan menjadi juru bicara kelompok. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, terutama untuk memberdayakan masyarakat dan lingkungan
sekitar, kepala sekolah dituntut untuk berperan ganda, baik sebagai catalyst, solution givers,
process helpers, dan resource linker.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktik sehari-hari selalu berusaha
memperhatikan dan mempraktokkan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah, yaitu:
 Kepala sekolah harus dapat memperlakukan sama terhadap orang-orang yang menjadi
bawahannya, sehingga tidak terjadi diskriminasi, sebaliknya dapat diciptakan semangat
kebersamaan di antara mereka yaitu guru, staf, dan para siswa.
 Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas. Para
guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan saran anjuran dari kepala
sekolah sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan meningkatkan
semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing.
 Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana, sarana dan
sebagainya. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memenuhi atau menyediakan
dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf, dan siswa, baik berupa dana, peralatan,
waktu, bahkan suasana yang mendukung.
 Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkan dan
menggerakkan semangat para guru, staf, dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
 Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman di lingkungan
sekolah.
 Kepala sekolah pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf, dan siswa.
Oleh sebab itu kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat para guru, staf, dan
siswa.
 Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok,
kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Penghargaan dan pengakuan ini dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan
mengikuti pendidikan, dan sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN

Seperti telah disebutkan, banyak faktor penghambat tercapainya kualitas kepemimpinan


kepala sekolah seperti proses pengangkatannya tidak transparan, rendahnya mental kepala
sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin dalam
melakukan tugas, dan seringnya datang terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih sempit ,
serta banyak faktor penghambat lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah yang
professional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ini mengimplikasikan rendahnya kinerja
kerja kepala sekolah yang berimplikasi juga pada mutu (input, proses, dan output).
Maka dari itu ada beberapa ide yang penulis tawarkan demi terciptanya kepala sekolah
yang profesional dan berkualitas dalam mengemban tugasnya. Adapun ide-ide yang penulis
tawarkan adalah:
1. Dikarenakan kepala sekolah merupakan seorang guru yang mendapat tugas tambahan,
maka pada pemilihan kepala sekolah, pilihlah guru yang benar-benar sudah profesional.
Bukan hanya dilihat dari sertifikat-sertifikat yang dimilikinya, tapi harus dilihat mulai
dari sifat, sikap, karakter, juga kompetensi yang dimilikinya. Hal ini dilakukan agar
seorang kepala sekolah itu memang benar-benar siap dan profesional dalam mengemban
tugasnya nanti.
2. Selain itu kepala sekolah harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen
pendidikan secara utuh yang berorientasi kepada mutu. Hal ini diperlukan agar sekolah
yang dipimpinnya dapat menjadi sekolah yang berkualitas.
3. Peningkatan disiplin dalam rangka untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif
dan dapat memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin para
tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya di sekolah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

Namun banyak faktor penghambat tercapainya kualitas keprofesionalan kepemimpinan


kepala sekolah seperti proses pengangkatannya tidak trasnparan, rendahnya mental kepala
sekolah. Maka dari itu, penulis menawarkan beberapa ide dalam menciptakan kepala sekolah
yang profesional dan berkualias, diantaranya: Dalam pemilihannya, guru yang akan dijadikan
sebagai kepala sekolah harus benar-benar sudah profesional dalam mengemban tugasnya sebagai
guru, kepala sekolah yang dipilih harus mempunyai visi dan misi yang berorientasi kepada mutu,
dan harus adanya peningkatan disiplin.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah bahwa peningkatan mutu pendidikan
dapat dicapai melalui dengan berbagai cara diantaranya melalui kepemimpinan kepala sekolah.
Melalui strategi perbaikan mutu diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya pendidikan
mutu pendidikan yang mengoptimalkan segala sumber daya yang terdapat di sekolah. Dalam
upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala sekolah harus ada pihak yang
berperan dalam peningkatan mutu tersebut. Maka dalam pemilihan kepala sekolah, ada baiknya
jika memilih seorang guru yang mempunyai jiwa yang profesional dalam mengemban tugasnya.
Daftar Pustaka

Sepriyanti, Nana. (2012). Guru Profesional Adalah Kunci Mewujudkan Pendidikan Berkualitas.
Jurnal Al-Ta’lim. 1(1). 66-73

https://azmarni72.wordpress.com/analisa-tugas-tambahan-guru-sebagai-kepala-sekolah/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_sekolah

http://atariuz.blogspot.co.id/2013/03/kepala-sekolah.html

Anda mungkin juga menyukai