Anda di halaman 1dari 16

PROFESI PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Supervisi Pendidikan yang Dibina
Oleh Bapak Drs. H. Saiful Arif, M.Pd.

Disusun Oleh:

M. Safril Ghifari (21381011149)

Naily Istighfaroh (21381012101)

Sofa Silviana (21381012108)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

MEI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
”Profesi Pengawas Sekolah/Madrasah” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Supervisi Pendidikan dengan dosen pengampu Bapak Drs. H.
Saiful Arif, M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Profesi Pengawas Sekolah/Madrasah” bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Saiful Arif, M.Pd.
selaku dosen pada mata kuliah Supervisi Pendidikan yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Pamekasan, 12 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawas Sekolah/Madrasah ............................................. 3
B. Fungsi dan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah ................................ 4
C. Kualifikasi Pengawas Sekolah/Madrasah ............................................ 6
D. Problematika Pengawas Sekolah /Madrasah ....................................... 7
E. Sistem Perekrutan Pengawas Sekolah .................................................. 9
F. Kepala Sekolah Sebagai Pengawas Sekolah ........................................ 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen
untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu komponen yang menunjang
berlangsungnya proses pendidikan di sekolah adalah pengawas sekolah.
Pengawas sekolah itu penting karena merupakan mata rantai terakhir dan kunci
dari proses manajemen. Kunci penting dari proses manajemen sekolah yaitu
nilai fungsi pengawasan sekolah terletak terutama pada hubungannya terhadap
perencanaan dan kegiatan-kegiatan yang di delegasikan.
Tenaga pengawas sekolah merupakan tenaga kependidikan yang
peranannya sangat penting dalam membina kemampuan profesional tenaga
pendidik dan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah. Pengawas
sekolah berfungsi sebagai supervisor, baik supervisor akademik maupun
supervisor manajerial.
Sebagai supervisor akademik, pengawas sekolah berkewajiban untuk
membantu kemampuan profesional guru agar guru dapat meningkatkan mutu
proses pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor manajerial, pengawas
berkewajiban membantu kepala sekolah agar mencapai sekolah yang efektif.
pembinaan dan pengawasan kedua aspek tersebut hendaknya menjadi tugas
pokok pengawas sekolah.
Oleh sebab itu, tenaga pengawas harus memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang lebih unggul dari guru dan kepala sekolah. Peranan pengawas
hendaknya menjadi konsultan pendidik yang senantiasa menjadi pendamping
bagi guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian profesi pengawas sekolah/madrasah ?
2. Apa saja tugas dan fungsi pengawas sekolah/madrasah ?
3. Bagaimana kualifikasi dari pengawas sekolah/madrasah ?
4. Bagaimana problematika pengawas sekolah/madrasah ?

1
5. Bagaimana sistem perekrutan pengawas sekolah/madrasah ?
6. Apa itu kepala sekolah sebagai pengawas sekolah/madrasah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian profesi pengawas sekolah/madrasah.
2. Untuk mengetahui tugas dan fungsi pengawas sekolah/madrasah.
3. Untuk mengetahui kualifikasi pengawas sekolah/madrasah.
4. Untuk mengetahui problematika pengawas sekolah/madrasah.
5. Untuk mengetahui sistem perekrutan pengawas sekolah/madrasah.
6. Untuk mengetahui kepala sekolah sebagai pengawas sekolah/madrasah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi Pengawas Sekolah


Pengawas sekolah adalah guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melalui mekanisme
yang telah ditetapkan. Dengan demikian jabatan pengawas sekolah diperoleh
seseorang melalui proses yang jelas yang telah diatur dengan peraturan
pemerintah. Hanya guru yang memenuhi persyaratan yang dapat diangkat
sebagai pengawas sekolah ini merupakan sistem perbincangan karier guru.
Selain itu, masih ada kompetensi yang harus dimiliki untuk dapat menjadi
pengawas sekolah/ madrasah, yang terdiri dari kompetensi kepribadian,
kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi
evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian pengembangan dan kompetensi
sosial. Jadi, ada enam kompetensi yang harus dimiliki pengawas sekolah ini
menunjukkan bahwa lebih banyak kompetensi yang harus dimiliki seorang
pengawas sekolah dibandingkan jumlah kompetensi yang wajib dimiliki
seorang guru atau kepala sekolah.1
Menurut para ahli yang dimaksud dengan pengawas sekolah atau
pengawas pendidikan sebagai berikut:
1. Nick Cowell dan Roy Gardner, pengawas pendidikan adalah seorang yang
membantu sekolah dan guru untuk menolong para siswanya agar dapat
belajar lebih banyak, lebih cepat, dengan senang hati dan dengan lebih
mudah dan efisien.
2. Ary H. Gunawan, pengawas pendidikan adalah orang yang melaksanakan
pekerjaan supervisi.
3. Piet. A. Sahertian dan Frans Mataheru, pengawas pendidikan adalah orang
yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulasi

1
Gusri Agung Oka Yadnya, Peran Strategis Pengawasan Menjawab Globalisasi Pendidikan
(Bogor: Guepedia 2020), hal. 29.

3
guru-guru ke arah usaha untuk mempertahankan suasana belajar dan
mengajar yang lebih baik.2
B. Tugas dan Fungsi Pengawas Sekolah
Pengawas sekolah memiliki fungsi penting dalam berjalannya proses
pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan. Adapun Fungsi yang melekat dari
diri pengawas sekolah:
1. Fungsi melekat pada diri pengawas sekolah
Fungsi Inspeksi yang melekat pada diri seorang pengawas satuan
pendidikan (sekolah dimaksudkan, agar pengawas sekolah memiliki
kemampuan untuk memahami kondisi sekolah binaannya secara seksama.
2. Fungsi bimbingan
Upaya pengawas sekolah dalam mendorong guru agar mereka mau
melakukan perbaikan dalam menjalankan tugas-tugasnya.
3. Fungsi pembinaan
Upaya pengawas sekolah untuk melakukan pembinaan terhadap
guru/kepala sekolah binaan yang menyimpang dari ketentuan.
4. Fungsi penelitian
Upaya yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam mencari jalan keluar
terhadap permasalahan yang telah dideteksi dan dapat menyusun program
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pada sekolah binaannya.
5. Fungsi pelatihan
Seorang pengawas yang profesional harus senantiasa siap untuk dijadikan
narasumber bahkan sekaligus referensi hidup bagi warga sekolah.
6. Fungsi penilaian
Seorang pengawas sekolah harus melakukan pengukuran terhadap hasil
kerjanya.3

2
Sumitro, Pengembangan Profesi Pengawas Pendidikan Agama Islam (Pekalongan: Penerbit NEM,
2022), hlm. 7.
3
JURNAL TARBIYAH, Vol. 25, No. 2, Juli-Desember 2018 P-ISSN: 0854–2627, E-ISSN: 2597-
4270

4
Sudrajat menyebutkan, dalam menjalankan tugas utamanya sebagai
pengawas mereka diberikan wewenang dan hak yang melekat pada jabatannya.
Ada beberapa kewenangan yang dimiliki pengawas, yaitu:

1. Pengawas bersama pihak sekolah yang dibinanya dapat menentukan


program peningkatan kualitas pendidikan di sekolah yang dibinanya.
2. Menyusun program kerja/agenda kerja pengawasan pada sekolah
binaannya bekerja sama dengan kepala sekolah bersangkutan.
3. Menentukan metode kerja untuk mencapai hasil optimal berdasarkan
program kerja yang telah disusun.
4. Selanjutnya menetapkan kinerja sekolah, kepala sekolah, guru serta tenaga
kependidikan guna peningkatan kualitas diri dan layanan pengawas.
Pengawas sekolah saat ini memiliki tanggung jawab dalam melakukan
pengawasan mulai dari penyusunan, pemanfaatan sampai dengan laporan
pertanggung jawaban keuangan sekolah yang telah menggunakan sistem
aplikasi berbasis E-Goverment. Pada umumnya, pengawas sekolah
melaksanakan tugas pengawasan pada sekolah binaan, dan dapat pula Lintas
Satuan Pendidikan pada Provinsi/Kabupaten/Kota yang sama atau antar
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketetapan pejabat yang berwenang.
Kegiatan pengawasan sekolah menurut Permenag PAN dan RB Nomor 21
Tahun 2010 meliputi pengawasan akadmik dan manajerial, regulasi tersebut
ditindak lanjuti oleh peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 01/11/PB/2011 Nomor 6 Tahun
2011, serta eraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 143 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan angka kreditnya. Sudjana menyebutkan semua biaya
hak pengawasan dibebankan kepada pemerintah pusat dan daerah, sedangkan
tunjangan kesejahteraan diharapkan diberikan oleh pemerintah daerah.
Besarnya tunjangan disesuaikan dengan kemampuan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Demikian juga dengan subsidi dan insentif untuk
peningkatan profesionalitas pengawas akan diberikan sekali dalam setahun
oleh pemerintah melalui Direktorat Tenaga Kependidikan. Berapa besar
subsidi dan insentif disesuaikan dengan kemampuan anggaran.

5
Pemberian subsidi kepada pengawas melalui koordinator pengawas
(Korwas) yang ada di setiap kabupaten/kota. Setiap Korwas harus menyusun
program dan kegiatan peningkatan kemampuan profesional pengawas. Perlu
adanya pemikiran lebih lanjut mengenai kinerja pengawas di masa yang akan
datang yang selama ini terkesan kurang efektif dan tidak menjalankan tugasnya
dengan baik.4
C. Kualifikasi Pengawas Sekolah/Madrasah
Kualifikasi yang di persyaratankan bagi pengawas dan calon pengawas
satuan pendidikan terdiri atas kualifikasi umum dan khusus.
1. Umum
Berlaku untuk semua pengawas satuan Pendidikan:
a. Memiliki pangkat minimal penata golongan ruang III/c.
b. Berusia maksimal 50 tahun sejak di angkat sebagai pengawas satuan
Pendidikan.
c. Pernah menyandang predikat guru atau kepala sekolah berprestasi.
d. Lulus seleksi pengawas satuan Pendidikan
e. Menempuh pendidikan profesi pengawas
2. Khusus
a. Pengurus TK/RA/BA, SD/MI
1) Berlatar belakang pendidikan minimal S1 diutamakan S2
kependidikan dengan keahlian pendidikan ke TK/SD an.
2) Guru TK/SD bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 tahun
atau kepala sekolah TK/SD berpengalaman kerja minimal 4 tahun.
b. Pengawas pendidikan khusus (PLB)
1) Ber Pendidikan minimal S1 diutamakan S2 kependidikan dalam
rumpun Mata pelajaran khusus.
2) Guru PLB bersertifikat dengan pengalaman kerja 8 tahun atau kepala
sekolah PLB berpengalaman kerja minimal 4 tahun.
c. Pengawas SMP/MTS

4
Depag RI, Panduan Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000).

6
1) Berpendidikan minimal S3 kependidikan dengan berbasis S1
kependidikan atau S1 non-kependidikan plus akta dalam rumpun
dalam mata pelajaran MIPA, IPS, Bahasa, olahraga, kesehatan dan
rumpun Seni budaya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2) Guru SMP/MTS bersertifikat dengan berpengalaman kerja minimal 8
tahun atau kepala sekolah SMP/MTS berpengalaman kerja minimal 4
tahun.
d. Pengawasan SMA/MA
1) Berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1
kependidikan atau S1 non-kependidikan plus akta dalam rumpun mata
pelajaran MIPA, IPS, Bahasa, olahraga, kesehatan dan maupun seni
budaya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2) Guru SMA/MA bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8
tahun atau kepala sekolah SMA/MA berpengalaman kerja minimal 4
tahun.
e. Pengawasan SMA/MA
1) Berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1
kependidikan atau S1 non-kependidikan plus akta dalam rumpun mata
pelajaran MIPA, IPS, Bahasa, olahraga, kesehatan dan maupun seni
budaya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2) Guru SMA/MA bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8
tahun atau kepala sekolah SMA/MA berpengalaman kerja minimal 4
tahun.5
D. Problematika Pengawas Sekolah/Madrasah
Problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic"
yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam kamus bahasa
Indonesia, problem berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang
menimbulkan permasalahan. Masalah adalah sesuatu yang tidak terjadi sesuai
dengan apa yang diharapkan agar menjadi lebih baik.
Pengertian pengawasan menurut Jhonson (1986), adalah sebuah fungsi
dari sistem penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan

5
Permendiknas, Standar Pengawasan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Depdiknas, 2007).

7
yang terjadi masih dibatas toleransi. Menurut Sarwoto pengawasan ialah
kegiatan dari manajer yang mengusahakan supaya pekerjaan-pekerjaan dapat
terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan ataupun hasil yang
sudah dikehendaki. Menurut penulis pengawasan adalah kegiatan untuk
mengusahakan agar pekerjaan tercapai sesuai rencana dengan permasalahan
yang terjadi masih dalam batas toleransi.6
Pengawasan bertujuan agar pendidikan dapat berjalan sesuai rencana yang
telah disepakati. Lebih tepanya, pengawasan dilakukan agar personalia
lembaga tetap berpedoman pada visi dan misi sekolah dalam mengembangkan
kemajuan pendidikan lembaga, dan tidak terjadi penyimpangan antara rencana
dan pelaksanaan. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi dalam
lembaga, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu
dapat dilaksanakan dengan baik.
Oleh karena itu, pengawasan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan
pengawas. Indonesia sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas manusia yang lebih terdidik. Diharapkan SDM di Indonesia dapat
menjadi pribadi yang memiliki pemikiran dan pengetahuan luas melalui
pendidikan. Untuk itu diharapkan pengawas dapat melaksanakan tujuan
tersebut dengan melaksanakan pengawasan terhadap lembaga pendidikan
sesuai dengan rencana.7
Indonesia telah memberikan anggaran pendidikan. Hal tersebut tidak
membuat pendidikan di Indonesia membaik. Indonesia masih bekerja keras
agar pendidikan dapat berdaya saing dengan melakukan pengawasan,
pengarahan dan bimbingan terhadap pendidikan agar dapat mewujudkan
efisien pengelolaan, pengalokasian, dan pendayagunaan anggaran. Dalam hal
ini, pengawas pendidikan merupakan subjek yang tepat untuk mengawasi
langsung kinerja kepala sekolah dan guru agar terwujud cita-cita pendidikan
nasional.

6
Musfiqon, H. M., & Arifin, M. B. U. B, Menjadi Penulis Hebat.( Nizamia Learning Center, 2016),
hal. 13.
7
Arifin, M. B. U. B., & Fahyuni, E. F, Pemberdayaan Konselor Sebaya di MTs Darussalam Taman
dan MTs Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo, (Indonesian Journal of Cultural and Community
Development 2020), hal. 2.

8
Problematika pengawasan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh
pengawas terkait pengawasan terhadap kepala sekolah dan guru dalam
meningkatkan mutu sekolah. Selama ini hasil pengawasan terhadap sekolah
masih jauh dari apa yang diharapkan. Karena masih banyaknya masalah-
masalah yang dihadapi dalam pengawasan, baik dari diri pengawas itu sendiri
(faktor internal) maupun yang berasal dari luar (factor eksternal).Dari
pernyataan diatas dapat diketahui bahwa problematika pengawasan tidak hanya
berasal dari dalam diri pengawas, tetapi juga berasal dari luar. Ini berdampak
pada ke pengawasan terhadap pendidikan. Sehingga cita-cita untuk memajukan
pendidikan melalui pengawas tidak dapat tercapai.
E. Sistem Perekrutan Pengawas Sekolah/Madrasah
Pengangkatan pegawai negeri sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan
pengawas sekolah dapat dilakukan bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Memenuhi syarat sebagaimana yang telah disebutkan.
2. Telah melaksanakan tugas sebagai guru sekurang-kurangnya 1 tahun
setelah yang bersangkutan diangkat kembali sebagai guru.
3. Pangkat yang ditetapkan bagi pegawai negeri sipil tersebut sama dengan
pangkat yang dimilikinya dan jabatan pengawas yang ditetapkan sesuai
dengan angka kredit yang dimiliki guru yang bersangkutan.

Adapun kelengkapan usul untuk dapat diangkat sebagai pengawas adalah:

1. Penetapan angka kredit (PAK) terakhir guru.


2. Fotokopi surat keputusan pengangkatan dalam jabatan/kepangkatan
terakhir sebagai guru yang telah dilegalisir 3 fotokopi ijazah yang telah
dilegalisir.
3. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir/disahkan.
4. Keputusan penguasaan waktu menjadi guru.
5. Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) pada 2 tahun terakhir.
6. Daftar riwayat hidup/riwayat pekerjaan/jabatan.
7. Surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) dalam bidang
pengawasan sekolah.
8. Farmasi pengawas sesuai dengan jenis pengawas yang dibutuhkan.

9
Di samping persyaratan-persyaratan formal yang disebutkan di atas masih
ada persyaratan lain yang perlu dimiliki oleh seorang supervisor/pengawas,
yaitu persyaratan seorang pemimpin. Hal ini penting karena
supervisor/pengawas pada hakikatnya adalah pemimpin bagi guru, kepada
sekolah/kepala madrasah dan seluruh staf sekolah/madrasah yang berada di
bawah pembinaan dan tanggung jawabnya. Adapun persyaratan yang
dimaksud antara lain:
1. Rendah hati dan sederhana.
2. Bersikap suka menolong.
3. Memiliki sifat sabar dan emosional yang stabil.
4. Memiliki sikap demokrasi.
F. Kepala Sekolah Sebagai Pengawas Sekolah/Madrasah
Kepala sekolah sebagai supervisor adalah memberikan bantuan,
bimbingan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang
berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan
pembelajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pembelajaran
untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Selain
sebagai supervisor, kepala sekolah juga mempunyai tugas yang lebih penting
yakni membangkitkan semangat kerja guru untuk mencapai tujuan pendidikan.
Situasi belajar mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung pada
keterampilan supervisor sebagai pemimpin.
Seorang supervisor yang baik menurut Kimball Wiles memiliki lima
keterampilan dasar yaitu:
1. Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan.
2. Keterampilan dalam proses kelompok.
3. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan.
4. Keterampilan dalam mengatur personalia sekolah.
5. Keterampilan dalam evaluasi.8
Sedangkan fungsi kepada sekolah sebagai pengawas sebagai berikut:

8
Piet A. Sahertian, Konsep dasar dan Teknis Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 18.

10
1. Setiap pemikiran yang diberikan oleh anggota kelompok harus dilihat
sebagai sumbangan bagi kelompok dan perlu diterima dengan sikap
terbuka dan positif.
2. Pemimpin harus memiliki pemikiran yang mantap.
3. Pemimpin membantu dalam mengembangkan keterampilan dan
memperlengkapi stafnya.
4. Pemimpin bertugas menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri dan
menumbuhkan rasa aman pada diri orang lain.
5. Pemimpin bertugas menentukan batas kebebasan dan saling berinteraksi.
6. Pemimpin harus berani menggunakan cara pendekatan yang bersifat
mencoba.9

9
Ibid., hlm. 10.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengawas sekolah adalah guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melalui mekanisme
yang telah ditetapkan. Kompetensi yang harus dimiliki untuk dapat menjadi
pengawas sekolah/madrasah yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi
supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi evaluasi
pendidikan, kompetensi penelitian pengembangan dan kompetensi sosial.
Pengawas sekolah saat ini memiliki tanggung jawab dalam melakukan
pengawasan mulai dari penyusunan, pemanfaatan sampai dengan laporan
pertanggung jawaban keuangan sekolah yang telah menggunakan sistem
aplikasi berbasis E-Goverment. Pada umumnya, pengawas sekolah
melaksanakan tugas pengawasan pada sekolah binaan, dan dapat pula Lintas
Satuan Pendidikan pada Provinsi/Kabupaten/Kota yang sama atau antar
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketetapan pejabat yang berwenang.
Kualifikasi yang di persyaratkan bagi pengawas dan calon pengawas
satuan pendidikan terdiri atas kualifikasi umum dan khusus. Kualifikasi umum
berlaku untuk semua pengawas satuan pendidikan, sedangkan kualifikasi
khusus berlaku untuk:
1. Pengurus TK/RA/BA, SD/MI
2. Pengawas pendidikan khusus (PLB)
3. Pengawas SMP/MTS
4. Pengawasan SMA/MA
5. Pengawasan SMA/MA
B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini, pasti ada kesalahan dan juga kekurangan
dari penulis. Oleh karena itu, kami sangat menerima kritikan dan juga saran
yang membangun dari pembaca. Kurang lebihnya mohon maaf. Terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Depag RI. Panduan Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Pendidikan Agama


Islam. Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000.

Oka Yadnya, Gusri Agung. Peran Strategis Pengawasan Menjawab Globalisasi


Pendidikan. Bogor: Guepedia 2020.

Permendiknas. Standar Pengawasan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Depdiknas, 2007.

Sahertian, Piet A. Konsep dasar dan Teknis Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Sumitro. Pengembangan Profesi Pengawas Pendidikan Agama Islam. Pekalongan:


Penerbit NEM, 2022.

13

Anda mungkin juga menyukai