Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUGAS UTAMA KEPALA SEkOLAH SEBAGAI SUPERVISOR


Disusun untuk memenuhi tugas kuliyah:
Kepemimpinan dalam pendidikan
Dosen pengampu:
H. Ahmad Aziz Fanani M.Pd.I

DISUSUN 0LEH KELOMPOK 3:

A.Bahrudin Sholeh (2017390100522)


Umi Nurtasifun Mustain (2017390100574)
Nur Hazimah (2017390100489)
Sri Wahyuni (2017390100507)
Siti Laminatum Magfiroh (2017390100502)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG BANYUWANGI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN. Dan juga kami berterima kasih pada bapak

H. Ahmad Aziz Fanani M.Pd.I selaku dosen matakuliyah kepemimpinan dalam


pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai kepemimpinan dalam pendidikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya sarana yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Banyuwangi, 20 mei 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Masalah............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian supervisi...................................................................... 3
B. Tujuan supervisi pendidikan......................................................... 4
C. Teknik-teknik supervisi pendidikan............................................. 5
D. Prinsi-prinsip supervise pendidikan............................................. 6
E. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor..................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................11
B. Saran ............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu kelompok atau organisasi, terdapat tujuan yang ingin dicapai
secara bersama. Pencapaian tujuan tersebut dapat efektif apabila melibatkan
semua unsur yang ada di dalamnya. Untuk menggerakkan unsur-unsur di
dalamnya diperlukan seorang pemimpin yang dapat membimbing, mengarahkan,
dan mampu menjadi representatif dari kebutuhan organisasi untuk mencapai
tujuannya. Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi yang
termanifestasikan dalam perilaku-perilaku dan interaksi-interaksi antara pimpinan
dan bawahan yang terjalin dalam suatu konteks tertentu untuk mencapai tujuan
organisasi.
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan dalam tingkat satuan
pendidikan, yang memiliki tanggung jawab terhadap maju mundurnya sekolah
yang dipimpinnya. Tidak jarang seorang kepala sekolah menerima ancaman
apabila tidak dapat memajukan sekolahnya maka bisa dimutasi atau diberhentikan
dari jabatannya. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut untuk memiliki berbagai
kemampuan, baik berkaitan dengan masalah manajemen maupun kepemimpinan,
agar dapat mengembangkan dan memajukan sekolahnya secara efektif, efisien,
mandiri, produktif, dan akuntabel.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah mengamanatkan bahwa
kepala sekolah/madrasah secara umum harus memiliki kualifikasi akademik
sarjana (S1) atau diploma empat (D-VI) kependidikan atau non kependidikan pada
perguruan tinggi yang terakreditasi; pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah
berusia setinggi-tingginya 56 tahun; memiliki pengalaman mengajar sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di
Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan memiliki pangkat serendah-
rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan

1
dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
berwenang. Selain itu, kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi
diantaranya, kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi
kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.
Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, kepala sekolah memiliki peran
penting dalam melaksanakan tugasnya, yaitu sebagai manajer, administrator,
motor penggerak hubungan dengan masyarakat, pemimpin, dan sebagai
supervisor. Tetapi, dalam makalah ini kami akan membicarakan secara khusus
peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian supervisi?

2. Bagaimana tujuan supervisi pendidikan?

3. Bagaimana teknik-teknik supervisi pendidikan?

4. Bagaimana prinsip-prinsip supervisi pendidikan?

5. Bagaimana tugas Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Pendidikan?

C. Tujuan masalah

1. Mengetahui pengertian supervisi

2. Mengetahui tujuan supervisi pendidikan

3. Mengetahui teknik-teknik supervisi pendidikan

4. Mengetahui prinsip-prinsip supervisi pendidikan

5. Mengetahui tugas Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian supervisi pendidikan


Kata supervisi dapat diartikan dari sisi etimologis (asal kata),
morfologis(bentuk kata) serta arti semantik (arti menurut istilah). Secara
etimologis, kata supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu supervision, yang
artinya pengawasan. [Wojowasito,1972:198] Supervisi pendidikan berarti
pengawasan dalam bidang pendidikan. Sedangkan orang yang melakukan
supervisi disebut sebagai supervisor atau pengawas.
Secara morfologis, supervisi terbentuk dari dua kata “super” yang berarti
atas atau lebih dan “visi” yang berarti lihat, tilik atau awasi.
[Mulyasa,2009;3]Seorang supervisor memang mempunyai posisi di atas atau
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada orang-orang yang
disupervisinya, tugasnya adalah melihat, menilik, atau mengawasi orang-orang
yang disupervisinya itu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
supervisi adalah pengawas utama; pengontrolan tertinggi; selia
Sedangkan arti supervisi dari sisi semantik telah dirumuskan banyak ahli,
salah satunya.Menurut Boardman sebagaimana yang dikutip oleh Daryanto,
supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir, dan membimbing
secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah baik secara individual maupun
secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh
fungsi pengajaran, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap
berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern. [jasmani,2013:27]]
Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat memberikan pengertian supervisi
dalam konteks tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah suatu proses
pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap para guru beserta staf
yang ada di dalamnya agar kinerja yang dilakukannya sesuai dengan tujuan yang
direncanakan sebelumnya sehingga apa yang menjadi tujuan bersama dapat
tercapai secara optimal.

3
B. Tujuan supervisi pendidikan
Berdasarkan beberapa kajian terhadap definisi supervisi di atas dapat
disimpulkan bahwa supervisi bertujuan mengembangkan iklim yang kondusif dan
lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar, melalui pembinaan dan peningkatan
profesi mengajar. Dengan kata lain, tujuan supervisi adalah membantu dan
memberikan kemudahan kepada para guru untuk belajar meningkatkan
kemampuan guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik.[Mulyasa,2009:241]
Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi
pendidikan.
1. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
2. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar peserta
didik.
3. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman
belajar.
4. Membantu guru dalam menggunakan metode dan media
pembelajaran modern.
5. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.
6. Membantu guru dalam mengevaluasi kemajuan peserta didik dan
hasil pekerjaan guru itu sendiri.
7. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja
guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
8. Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira
dengan tugas yang diperolehnya.
9. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian
terhadap masyarakat.
10. Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan sepenuhnya
dalam pembinaan sekolahnya. [Sahertian,1981:24]

4
C. Teknik-teknik supervisi pendidikan
Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan tujuan agar apa
yang menjadi harapan bersama dapat tercapai secara optimal. Secara garis besar,
metode atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik
perseorangan dan teknik kelompok.
1. Teknik perseorangan
Teknik perseorangan adalah supervisi yang dilakukan secara perseorangan.
Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya:
a) Mengadakan observasi dan kunjungan kelas ( classroom visitation )
b) Pembicaraan pribadi ( individual conference )

2. Teknik kelompok
Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara berkelompok.
Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengadakan pertemuan atau rapat ( meetings )
b. Diskusi kelompok ( group discussions )
c. Demonstrasi mengajar ( demonstration teaching )
d. Perpustakaan jabatan ( profesional library)
Disamping teknik-teknik supervisi yang telah diuraikan di atas,
masih banyak teknik lain yang tidak bisa penulis paparkan semuanya
seperti program orientasi ( orientation program ), saling mengunjungi
( intervisition), mengadakan penataran-penataran ( inservice training ),
kunjungan rumah, penelitian tindakan ( action research ) dan buletin
supervisi. Pada hakikatnya tidak ada suatu teknik tunggal yang dapat
mewakili segala kebutuhan, dan baik tidaknya teknik yang digunakan
tergantung pada situasi dan waktu pelaksanaannya. Oleh karena itu, untuk
mencapai tujuan supervisi secara optimal perlu digunakan beberapa teknik
supervisi agar data dan informasi yang diperoleh dapat saling melengkapi
dan menyempurnakan. [Mulyasa,2009:245-246]

5
D. Prinsip-prinsip supervisi pendidikan
Dari uraian di atas, dapat diketahui betapa banyak dan besar
tanggungjawab kepala sekolah sebagai supervisor. Oleh karena itu, untuk
menjalankan supervisi sebaiknya kepala sekolah memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, yaitu pada yang dibimbing dan
diawasi harus menimbulkan dorongan untuk bekerja.
2. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya
(realistis, mudah dilaksanakan).
3. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru/pegawai
sekolah yang disupervisi.
4. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
5. Supervisi harus didasarkan pada hubungan profesional, bukan atas dasar
hubungan pribadi.
6. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan mungkin
prasangka guru-guru/pegawai sekolah.
7. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter), karena dapat menimbulkan
perasaan gelisah atau antisipasi dari guru-guru/pegawai.
8. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau
kekuasaan pribadi.
9. Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan.
[Daryanto,2008:197]]

E. Tugas Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan


Supervisi merupakan salah satu tugas pokok dalam manajemen pendidikan
bukan hanya merupakan tugas pekerjaan inspektur maupun pengawas saja
melainkan juga tugas pekerjaan kepala sekolah terhadap guru-guru dan pegawai-
pegawai sekolahnya. [Daryanto,2008:84] Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala
sekolah, maka kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan
pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan

6
pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah
pada tujuan yang telah ditetapkan dan merupakan sebuah tindakan preventif untuk
mencegah agar tidak terjadi penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan pekerjaannya. [Mulyasa,2013:111]
Kepala sekolah dalam kedudukannya sebagai supervisor berkewajiban
membimbing para guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik. Bagi guru
yang sudah baik agar dapat dipertahankan kualitasnya dan sebaliknya bagi guru
yang kurang baik dapat dikembangkan kualitasnya menjadi lebih baik. Di
samping itu, baik guru yang berkompeten maupun yang masih lemah harus
diupayakan agar tidak ketinggalan zaman dalam proses pembelajaran maupun
materi yang diajarkan.
Sebagai supervisor , kepala sekolah berfungsi sebagai sosok pribadi yang
secara kontinu memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan, dan penilaian
terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan pengembangan dan
perbaikan program kegiatan pengajaran dan pendidikan. Kepala sekolah harus
memberikan layanan yang optimal kepada seluruh pelaksana pendidikan,
khususnya pelayanan bagi guru yang secara profesional bertanggung jawab
langsung terhadap proses belajar mengajar di sekolah. [Barizi,2011:169-170]
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, bahwa
kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu memiliki kompetensi
diantaranya:
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan pada diri setiap guru
oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah (1) kepribadian guru, (2)
peningkatan profesi secara kontinu, (3) proses pembelajaran, (4) penguasaan
materi pelajaran, (5) keragaman kemampuan guru, (6) keragaman daerah, dan (7)

7
kemampuan guru dalam bekerja dengan masyarakat. Butir 1 sampai dengan 4
menyangkut pengembangan individu guru dan butir 5 sampai 7 menyangkut
konteks sekolah.
Menurut Kilpatrick sebagaimana yang dikutip Ahmad Barizi, sekurang-
kurangnya ada dua tugas yang harus dilaksanakan
supervisor .
Pertama, mengendali program in-service dengan kewibawaan dan
semangat kepemimpinan. Kepala sekolah di sini disarankan mampu memberikan
layanan kepada semua bawahan secara akomodatif dalam suasana keakraban
dengan tanpa mengurangi kewibawaan dan semangat kerja yang diinginkan.
Kepala sekolah harus mampu meretas semua persoalan kependidikan yang
muncul dengan adil dan bijaksana. Kepala sekolah tidak diperkenankan
melakukan deskriminasi layanan kepada semua sivitas sekolah.
Kedua, membantu guru baru dalam menemukan dirinya untuk
melaksanakan tugas keguruan. Di sini kepala sekolah harus bisa melaksanakan
supervisi kepada semua guru mata pelajaran, sehingga kepala sekolah adalah
seorang aktor yang seakan-akan piawai di dalam penguasaan bidang pelajaran.
Misalnya kepala sekolah yang secara profesional dari lulusan fakultas agama,
bagaimana pun secara umum harus mampu memahami kerangka ilmu eksakta
seperti Matematika, IPA, Seni, dan sebagainya. Sehingga supervisi kepada guru-
guru yang bersangkutan bisa dilakukan dengan baik.
Sekali lagi, hal paling urgen yang harus dipegangi kepala sekolah adalah
human relationship -nya dengan sikap saling menghormati dan menghargai.
Kepala sekolah sebagai jabatan profesional mengandaikan adanya layanan
maksimal di segala waktu dan kesempatan untuk orang lain. Kepala sekolah juga
mampu membangun suasana dialogis-interaktif antara sesama guru. Urgensi
human relationship kepala sekolah sebagai
supervisor akademik dapat pula dikatakan bahwa suasana akademik dapat
terbentuk jika guru-guru itu merasa aman dan bebas mengembangkan kreativitas
dan produktivitasnya dengan penuh tanggungjawab[Barizi,2011:170]

8
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, tugas dari kepala sekolah sebagai
supervisor adalah sebagai berikut:
1. Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di
dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
2. Berusaha dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media
intruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses
belajar-mengajar.
3. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan
menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang sedang berlaku.
4. Membina kerjasama yang baik harmonis di antara guru-guru dan pegawai
sekolah lainnya.
5. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai
sekolah, antara lain mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan
perpustakaan sekolah, dan mengirim mereka untuk mengikuti penataran-
penataran, seminar sesuai dengan bidangnya masing masing.
6. Membina hubungan kerjasama antara sekolah dengan BP3 dan instansi-
instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.
[Purwanto,2009:119]
Dari dua pendapat di atas tentang peran kepala sekolah sebagai supervisor
secara substansi tidak ada perbedaan, yaitu sama-sama bertujuan memberikan
kemudahan dan kenyamanan kepada para guru dan staf dalam mengatasi masalah-
masalah yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru dan juga membina hubungan kerjasama antara
guru dan instansi-instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan siswa.
Jika hal-hal tersebut di atas dapat dilakukan dengan baik oleh kepala
sekolah, maka yang menjadi harapan sekolah berangsur-angsur maju dan
berkembang sebagai alat yang benar-benar memenuhi syarat untuk mencapai
tujuan pendidikan. Tetapi, kesanggupan dan kemampuan kepala sekolah
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
berhasil tidaknya supervisi itu antara lain:

9
1. Lingkungan masyarakat di mana sekolah berada
Apakah sekolah itu di Kota besar, di Kota kecil, atau di pelosok. Di lingkungan
masyarakat orang kaya atau di lingkungan masyarakat yang umumnya kurang
mampu. Di lingkungan masyarakat intelek atau pedagang atau petani, dan lain-
lain.
2. Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggungjawab kepala sekolah
Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah
gurunya dan murid-muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas atau
sebaliknya.
3. Tingkatan dan jenis sekolah
Apakah sekolah yang di pimpinnya itu SD atau SMP. Sekolah umum atau sekolah
kejuruan, dan sebagainya. Kesemuanya itu memerlukan sikap dan sifat supervisi
tertentu.
4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia
Apakah guru-guru di sekolah itu pada umumnya sudah berwewenang, bagaimana
sosial ekonominya, hasrat kemauan dan kemampuannya, dan sebagainya.
5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.
Bagaimana baiknya kondisi dan situasi sekolah yang tersedia jika kepala sekolah
itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya
itu kurang berarti. Sebaliknya adanya kecakapan dan kemampuan yang dimiliki
oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada menjadi pendorong dan
perangsang untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.
[Daryanto,2008:87-88]

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. supervisi dalam konteks tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah
suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap
para guru beserta staf yang ada di dalamnya agar kinerja yang
dilakukannya sesuai dengan tujuan yang direncanakan sebelumnya
2. supervisi bertujuan mengembangkan iklim yang kondusif dan lebih baik
dalam kegiatan belajar-mengajar, melalui pembinaan dan peningkatan
profesi mengajar
3. Secara garis besar, metode atau teknik supervisi dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok.
4. dikarenakan banyak dan besarnya tanggung jawab kepala sekolah
sebagai supervisor maka sebaiknya kepala sekolah memperhatikan
prinsip-prinsip dalam supervisi
5. Sebagai supervisor , kepala sekolah berfungsi sebagai sosok pribadi yang
secara kontinu memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan, dan
penilaian terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan
pengembangan dan perbaikan program kegiatan pengajaran dan
pendidikan

B. SARAN
Kita harus semangat dalam mempelajari mata kuliyah
kepemimpinan dalam pendidikan utamanya tugas kepala sekolah dalam
pendidikan karna selain untuk tambahan wawasan bagi kita juga bisa kita

11
amal kan dalam kehidupan sehari-hari karna tanpa kita sadari,disekeliling
kita adalah dunia pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

Barizi, Ahmad. 2011. Pendidikan Integratif: Akar Tradisi & Integrasi Keilmuan Pendidikan
Islam. Malang: UIN-Maliki Press.

Daryanto, H. M. 2008. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.

Jasmani Asf & Syaiful, Mustofa. 2013. Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam
Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2013. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Permindiknas Nomor 13 Tahun 2007

Purwanto, M. Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sahertian, Piet A. 1981. Prinsip & Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.

12

Anda mungkin juga menyukai