Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DAN MEMILIKI


KEMAMPUAN BERSIKAP SEPERTI KEPALA SEKOLAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas :


Administrasi dan supervisi pendidikan

Dosen Pengampu
Dr. Heru Setiawan, S. Pd.I., M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok :11

M. ANASRUL IRAWAN (21.11.2774)

SEMESTER IV C
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukuratas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Magfirohnya sehingga kami dapat menyelesaikn
penyusunan makalah Ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Tak lupa pula kami mngucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah Administrasi dan supervisi pendidikan yaitu Dr. Heru Setiawan, S. Pd.I.,
M.Pd.I, yang telah memberikan kami amanah untuk menyusun makalah yang
sangat sederhana ini shingga kami mampu menambah dan terus mengasah
wawasan kami.
Harapan kami, semoga makalah ini membantu kita semua untuk
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi kami dan para pembaca
sekalian,sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar
menjadi lebih baik kedepannya.
Makalah ini kami akui masih banyak memiliki kekurangan, baik dari segi
materi,penyusunan, pemilihan kata dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kami
harapkan untuk dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Kuala Tungkal, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pembelajaran ................................. 3
B. Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator,
Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator (EMASLIM) ..................... 3
C. Kompetensi Kepala Sekolah .................................................................... 4
D. Peran Kepala Sekolah .............................................................................. 7
E. Pelaksanaan Supervisi oleh Kepala Sekolah di Sekolah ......................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN BUKU

ii
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala sekolah adalah pemimpin dan manajer yang sangat menentukan
dinamika sekolah menuju gerbang kesuksesan dan kemajuan disegala bidang
kehidupan. Kapasitas intelektual, emosional, spiritual dan sosial kepala sekolah
berpengaruh besar terhadap efektivitas kepemimpinannya. Kedalaman ilmu,
keluasan pikiran, kewibawaan dan relasi komunikasinya membawa perubahan
signifikan dalam manajemen sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus terus-
menerus mematangkan intelektual, emosional, spiritual dan sosialnya,
meneruskan jenjang yang lebih tinggi, aktif dalam forum diskusi, intens dalam
organisasi. Kepala sekolah menduduki posisi yang sangat strategis di dalam
pencapaian keberhasilan suatu sekolah dan berperan sebagai edukator, manajer,
administrator dan supervisor. Seorang kepala sekolah mempunyai peran yang
paling utama sebagai pemimpin pendidikan yaitu menciptakan situasi belajar-
mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar
dengan baik dan nyaman.
Dalam melaksanakan peran tersebut, kepala sekolah memiliki tanggung
jawab ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga terciptalah situasi
belajar-mengajar yang sangat baik dan kepala sekolah juga dapat melaksanakan
supervisi sehingga guru-guru bertambah dalam menjalankan tugas-tugas
pengajaran dan dapat membimbing pertumbuhan peserta didiknya. Kepala sekolah
harus menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai administrator, karena administrasi
sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari kepala sekolah.
Kepala Sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala
sekolah. Sebagai orang yang mendapatkan tugas tambahan berarti tugas pokok
kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik.
Untuk menunjang produktifitas sekolah, kepala sekolah harus bisa membuat
perencanaan, kemana dan bagaimana sekolahan tersebut akan dibawa. Selain
membuat perencanaan, kepala sekolah juga harus membuat struktur organisasi
sekolah dengan baik. Tujuan untuk membagi tugas masing-masing anggotanya

1
dan harus bisa menyesuaikan antara tugas dan kemampuannya, sehingga bisa
bekerja. Kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan cara efektif dan efisien agar
dapat menunjang produktifitas sekolah. Kepala sekolah sebagai administrator
bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan dan pengajaran kegiatan
kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator. Administrator
dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia
atau lebih yang didasarkan antara rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Usaha pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui
kegiatan administrasi, managemen dan kepemimpinan tergatung pada kemampuan
kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai administrator tidak memandang guru
sebagai bawahan, melainkan sebagai teman sejawat. Sikap dan perilaku
administrator hendaknya bisa membuat guru-guru lebih merasa dihargai dan
dihormati kemampuan profesionalnya. Sehingga guru-guru tidak segan
menanyakan dan mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan tugasnya kepada
administrator.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat
dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pembelajaran?
2. Bagaimana Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manajer,
Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator (EMASLIM?
3. Apa yang dimaksud Kompetensi Kepala Sekolah?
4. Apa saja Pelaksanaan Supervisi oleh Kepala Sekolah di Sekolah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan yang
ingin dicapai adalah :
1. Memahami Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pembelajaran.
2. Memahami Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manajer,
Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator (EMASLIM.
3. Memahami. Kompetensi Kepala Sekolah
4. Mengetahui Pelaksanaan Supervisi oleh Kepala Sekolah di Sekolah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pembelajaran
Hubungan guru-direktur, terutama yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan mengelola pembelajaran di kelas, disebut sebagai alat pengajaran.1
Sebagai pemimpin dalam sistem organisasi sekolah, kepala sekolah berhubungan
langsung dengan pelatih, yaitu guru. Dari desain proses pengawasan hingga
proses pelatihan gubernur - Desain kurikulum - Desain kurikulum - Mentor atau
mentor individu akan menjadi individu atau kelompok. Suharsimi Arikunto,
Kutipan: Sam M. Dengan cara ini, kepala sekolah dapat berbicara dengan sangat
baik sehingga tidak mengintimidasi atau menghina guru.2
Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh Sam M Chan dan Tuti T. Sam
mengemukakan bahwa kunci keberhasilan kepala sekolah selaku supervisor di
sekolahnya adalah mengusahakan peningkatan kemampuan para guru dan stafnya
untuk secara bersamasama mengembangkan situasi belajar mengajar yang
kondusif. Tetapi mengatakan: "Oleh karena itu, guru mengharapkan kepala
sekolah untuk menghabiskan lebih banyak waktu mereka untuk meningkatkan
pendidikan." Lovell dan Willes, mengacu pada Manteja, menekankan bahwa
kepala sekolah sebagai pemimpin siswa harus (1) mengembangkan kompetensi
inti setiap siswa, (2) meningkatkan kehidupan, keterampilan dan kemampuan
pengembangan sosial dan intelektual siswa. fisik dan emosional.
B. Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator,
Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator (EMASLIM). 3
1. Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses pengajaran
secara efektif dan efisien.
2. Kepala Sekolah selaku manajer mempunyai tugas:
a. Menyusun perencanaan;

1
Zainal Berlian, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Palembang : CV. Amanah Cetakan I
2022, hlm.14
2
Ibid, hlm.
3
Iswan, Administrasi dan manajemen pendidikan —Ed. 1, Cet. 2.—Depok: Rajawali
Pers, 2018, hlm. 27

3
b. Mengorganisasikan kegiatan;
c. Mengarahkan/mengendalikan kegiatan;
d. Mengoordinasikan kegiatan;
e. Melaksanakan pengawasan;
f. Menentukan kebijaksanaan;
g. Mengadakan rapat mengambil keputusan;
h. Mengatur proses belajar mengajar;
i. Mengatur administrasi Ketatausahaan, Kesiswaan, Ketenagaan, Sarana
prasarana, Keuangan.
3. Kepala Sekolah
selaku administrator bertugas menyelenggarakan sistem administrasi: 1)
Perencanaan; 2) Pengorganisasian; 3) Pengarahan dan pengendalian; 4)
Pengoordinasian; 5) Pengawasan; 6) Evaluasi; 7) Kurikulum; 8) Kesiswaan;
9) Ketatausahaan; 10) Ketenagaan; 11) Kantor; 12) Keuangan; 13)
Perpustakaan; 14) Laboratorium; 15) Ruang keterampilan – kesenian; 16)
Bimbingan konseling; 17) UKS; 18) OSIS; 19) Serbaguna; 20) Media
pembelajaran; 21) Gudang; 22) 7K; 23) Sarana/prasarana dan perlengkapan
lainnya.
4. Kepala Sekolah selaku Supervisor
bertugas menyelenggarakan supervisi mengenal: a. Proses belajar mengajar; b.
Kegiatan bimbingan; c. Kegiatan ekstrakurikuler; d. Kegiatan kerja sama
dengan masyarakat/instansi lain; e. Kegiatan ketatausahaan; f. Sarana dan
prasarana; g. Kegiatan OSIS; h. Kegiatan 7K; i. Perpustakaan; j.
Laboratorium; k. Kantin/warung sekolah; l. Koperasi sekolah; m. Kehadiran
guru, pegawai, dan siswa.
C. Kompetensi Kepala Sekolah
Secara etimologi kompetensi artinya kewenangan untuk memutuskan atau
bertindak. Kompetensi juga diartikan kewenangan/kekuasaan untuk memutuskan
sesuatu, kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau

4
batiniyah.4 Kompetensi juga diartikan dengan daya saing, keadaan memiliki
kecakapan dan pengetahuan yang memadai dalam suatu hal atau pekerjaan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diinterpretasi ―kompetensi‖ erat kaitannya
dengan kemampuan, daya saing, kecakapan seseorang dalam suatu hal atau
pekerjaan sebagai wewenang atau kekuasaan dalam menentukan segala sesuatu.
Artinya keputusan diambil oleh seseorang berdasarkan dengan kemampuan atau
kecakapan yang dimiliki. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka
memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik serta
mampu melaksanakan peranana kepala sekolah sebagai seorang yang diberi
tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Sekolah sebagai organisasi yang komplek dan unik. Bersifat kompleks
karena sekolah sebagai organisasi yang di dalamnya terdapat dimensi yang satu
sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Bersifat unik menunjukkan
sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh
organisasi lain yakni terdapat proses belajar-mengajar, tempat penyelenggaraan
pembudayaan kehidupan umat manusia. Sekolah yang berhasil maka memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi.5
Dari penjelasan di atas dapat dipahami yang dimaksud dengan
―kompetensi kepala sekolah‖ adalah segala kecakapan atau kemampuan kepala
sekolah untuk memimpin dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik serta memahami sekolah sebagai organisasi yang kompleks serta unik. Untuk
lebih memahami tugas dan tanggung jawab kepala sekolah terlabih dahulu dua
kata kunci ini perlu untuk diperjelas. Seperti yang dijelaskan Wahjosumidjo kata
―Kepala‖ daapat diartika dengan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau
suatu lembaga. Sedangkan ―sekolah‖ sebuah lembaga dimana tempat memberi
dan menerima pelajaran. Secara sederhana ―kepala sekolah‖ dapat didefinisikan
sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana

4
Sohiron, Adminstrasi dan Supervisi Pendidikan. Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015, hlm.
151
5
Ibid, hlm.152

5
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran.
Kata memimpin mengandung arti kemampuan untuk menggerakkan segala
sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayaguanakan secara
maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sutisna mengatakan
kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhikegiatan seseorang atau
kelompok dalam usaha-usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.6
Begitu luas arti ―memimpin‖ mengindikasikan bahwa tugas kepala sekolah sangat
luas sebagai pemimpin organisasi yang komplek dan unik.
Definisi kepala sekolah juga dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, secara
formal kepala sekolah dipandang cakap dan memiliki kualifikasi untuk
menduduki jabatan itu yang diangkat oleh pihak yang berwenang untuk mengelola
suatu sekolah. Dari sisi ini kepala sekolah merupakan pejabat struktural yang
menjalankan peran kepemimpinan dengan kekuasaan yang sah (legitimate power)
yang dimilikinya. Kedua, secara fungsional, kepala sekolah memainkan beberapa
peran. Mulyasa menyebutkan dalam Muhyidin AlBarobis bahwa kepala sekolah
memiliki peran edukator, manajer, administrator, dan supervisor.
Mulyasa dalam Mujamil Qomar menyebutkan kepala sekolah sebagai
pemimpin perlu memiliki tiga kemampuan dasar yakni: 7
1. Kemampuan manajerial dalam kaitannya dengan chief officer.
2. Sense of business. Kemampuan berhubungan dengan pencairan sumber dana
yang akan menjamin tetap terlaksananya operasional pendidikan.
3. Sense of educated. Kemampuan dalam mendidik.
4. Selanjutnya dalam kelompok manapun seorang pemimpin harus memiliki
power atau pengaruh diantaranya sebagai berikut:
1. Power eksekutf pelaksanaan, yaitu pengaruh yang dapat menimbulkan karisma
dan wibawa untuk mengatur enggota kelompok atau orang lain.
2. Power legislatif pembuat hukum, yaitu pengaruh untuk mengatur hubungan
antar kelompok (satu kelompok dengan kelompok lain).

6
Ibid, hlm.155
7
Ibid, hlm.156

6
3. Power pembuat keputusan, yaitu pengaruh untuk mendamaikan perselisihan
yang terjadi dalam penerapan hukum.8
Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yang
kompleks dan unik, Pemerintah telah menetapkan sejumlah kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah. Pemerintah telah menetapkan sejumlah kualifikasi dan
kompetensi yang harus dipenuhi kepala sekolah. Kualifikasi lebih ditekankan
kepada masalah administrasi seperti gelar akademik, pangkat, kepegawaian dan
masa kerja
D. Peran Kepala Sekolah
1. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Di antara pemimpin pendidikan yang bermacam-macam jenis dan
tingkatannya, kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat
penting karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan
program pendidikan di sekolah.9 Ketercapaian tujuan pendidikan sangat
bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai salah satu
pemimpin pendidikan. Hal ini karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat
yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua
sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kegiatan lembaga pendidikan sekolah di samping diatur oleh
pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan oleh aktivitas kepala
sekolahnya. Menurut Pidarta, kepala sekolah merupakan kunci kesuksesan
sekolah dalam mengadakan perubahan. Sehingga kegiatan meningkatkan dan
memperbaiki program dan proses pembelajaran di sekolah sebagian besar
terletak pada diri kepala sekolah itu sendiri.
Pidarta menyatakan bahwa kepala sekolah memiliki peran dan tanggung
jawab sebagai manajer pendidikan, pemimpin pendidikan, supervisor
8
Ibid, hlm.
9
H. Amka, Manajemen Dan Administrasi Sekolah, Sidoarjo: Nizamia Learning, 2021,
hlm. 193

7
pendidikan dan administrator pendidikan. Kegiatan utama pendidik di sekolah
adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktifitas organisasi sekolah
yang bermuara pada pencapaian efiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh
karena itu, salah satu tugas kepala sekolah sebagai supervisor, yaitu
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Dikatakan
bahwa supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-syarat yang
esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan. Sehubungan
dengan itu, maka kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa kepala
sekolah hendaknya pandai meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat
mana yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan pendidikan di
sekolah itu tercapai dengan maksimal.
Adapun tugas kepala sekolah sebagai supervisor dapat disingkatkan
sebagai berikut: 10
a. Merancang, mengarahkan, dan mengkoordinir semua aktivitas, agar
sekolah berjalan dengan baik menuju tercapainya tujuan sekolah,
b. Membimbing para guru agar menunaikan tugasnya dengan penuh
semangat dan kegembiraan,
c. Membimbing para murid untuk belajar rajin, tertib dan giat, 4. Menjaga
suasana baik dalam sekolah, antar guru, antar murid, antar pegawai, antar
kelas, sehingga tercapai suasana kekeluargaan,
d. Melaksanakan hubungan baik ke dalam dan keluar, dan
e. Menjaga adanya koordinasi antara seksi-seksi dalam organisasi sekolah
dan sebagainya.
2. Kepala Sekolah sebagai Leader
Sebagai leader, kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan
pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka
komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. Wahjosumijo, mengemukakan
bahwa ―kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang
mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan
profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan‖. Sebagai seorang

10
Ibid, hlm. 199

8
leader, kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah adalah: Pertama,
kemampuan membangun visi, misi, dan strategi lembaga. Visi adalah
pandangan ke depan lembaga pendidikan itu mau dibawa ke arah mana. Misi
adalah alasan mengapa lembaga tersebut ada, biasanya berdasar pada nilai-nilai
tertentu yang melekat dalam organisasi. Sedangkan strategi adalah bagaimana
kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang dimiliki dalam upaya
mencapai visi dan misi yang telah ditentukan tersebut. Visi kepala sekolah akan
sangat menentukan ke arah mana lembaga pendidikan itu dibawa.
3. Kepala Sekolah sebagai Innovator
Sebagai seorang innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan
baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan bagi seluruh
tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model
pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai innovator tercermin dari
cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif,
integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptable
dan fleksible. Konstruktif. Dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mendorong dan
membina setiap tenaga kependidikan agar dapat berkembang secara optimal
dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan kepada masingmasing tenaga
kependidikan. Kreatif. Dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mencari gagasan dan
cara-cara baru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para
tenaga kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala
sekolah sebagai pimpinan, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi
dan misi sekolah.11
4. Kepala Sekolah sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan
berbagai khusus yang berbeda satu sama lain, sehingga memerlukan perhatian

11
Ibid, hlm. 202

9
dan pelayanan khusus pula dari pememimpinnya, agar dapat memanfaatkan
waktu untuk meningkatkan profesionalismenya. Perbedaan tenaga kependidikan
tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi dalam kondisi psikisnya, misalnya
motivasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan, kepala sekolah harus memperhatikan motivasi para tenaga
kependidikan dan faktor-faktor lain yang berpengaruh. Terdapat beberapa
prinsip yang dapat diterapkan kepala sekolah untuk mendorong tenaga
kependidikan agar mau dan mamapu meningkatkan profesionalismenya.
E. Pelaksanaan Supervisi oleh Kepala Sekolah di Sekolah
1. Proses Pelaksanaan Supervisi
Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan (2014) proses supervisi
merupakan rangkaian yang dilaksanakan ketika supervisi dilaksanakan. Secara
umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.12
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi
permasalahan, yaitu mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu disupervisi.
Identifikasi dilaksanakan dengan menganalisis kelebihan, kekurangan,
peluang dan ancaman dari aspek kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru agar supervisi lebih efektif dan tepat sasaran. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam perencanaan supervisi adalah (1) mengumpulkan data
melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat staf; (2) mengolah data
dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang dikumpulkan; (3)
mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan; (4) menarik
kesimpulan tentang permasalahan sasaransesuai dengan keadaan yang
sebenarnya; dan (5) menetapkan teknik yang tepat untuk memperbaiki atau
meningkatkan profesional guru.
b. Pelaksanaan

12
Muhammad Kristiawan, dkk, Supervisi Pendidikan. Penerbit Alfabeta, Bandung: 2019,
hlm. 78

10
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan
untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan guru. Kegiatan
pelaksanaan merupakan kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada
guru agar pelaksanaan supervisi dapat efektif sesuai dengan perencanaan
yang ditetapkan. Supervisi tidak berhenti pada selesainya pemberian bantuan
dan terlaksananya teknik supervisi melainkan ada follow up untuk melihat
keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi, sehingga kegiatan
evaluasi perludilaksanakan.13
c. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan
proses dan hasil pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara
komprehensif. Sasaran evaluasi supervisi ditujukan kepada semua orang
yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi. Hasil dari evaluasi
supervisi akan dijadikan pedoman untuk menyusun program perencanaan
berikutnya. Namun, banyak juga ahli supervisi yang mengemukakan tiga
langkah supervisi yaitu pertemuan pendahuluan, observasi guru yang sedang
mengajar dan pertemuan balikan.
2. Pelaksanaan Supervisi
Oleh Pengawas Sekolah Pelaksanaan supervisi oleh pengawas sekolah
dijelaskan oleh Nurdila (2015), pengawasan pendidikan adalah kedudukan
yang strategis dan penting dalam peningkatan mutu proses belajar mengajar.14
Dengan demikian para supervisor pendidikan (dalam hal ini Kepala Sekolah
dan pengawas) harus memiliki kemampuan profesional yang handal dalam
pelaksanaan supervisi pembelajaran (instructional supervision), kemampuan
profesional pengawas diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembinaan
guru di sekolah. Masalah peningkatan kualitas pembinaan guru di sekolah
pada hakikatnya berkaitan dengan peranan supervisor dalam memberikan
bantuan dan pelayanan profesional bagi guru-guru agar mereka lebih mampu
melaksanakan tugas pokoknya. Kualitas kinerja supervisor sekolah

13
Ibid, hlm. 79
14
Ibid, hlm. 80

11
perludilandasi dengan peningkatan kemampuan supervisi para pengawas
dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggungjawab. Pengawas
sekolah adalah guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang bertugas
melakukan penilaian dan pembinaan, baik dalam bentuk supervisi akademik
maupun supervisi manajerial, serta melakukan pembimbingan dan pelatihan
profesional kepada guru, dengan ditopang oleh sejumlah kompetensi yang
harus dikuasainya sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas
Sekolah, mencakup 1) kompetensi kepribadian; 2) kompetensi supervisi
manajerial; 3) kompetensi supervisi akademik; 4) kompetensi evaluasi
pendidikan; 5) kompetensi penelitian pengembangan; dan 6) kompetensi
sosial. Pengawas sekolah bertanggungjawab untuk melaksanakan penjaminan
mutu dan memberdayakan Kepala Sekolah dan guru yang menjadi binaannya.
Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah (Direktorat Tenaga
Kependidikan, 2009) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi
yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung
dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup
perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi
sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas sekolah/ madrasah
berperan sebagai 1) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan,
koordinasi, dan pengembangan manajemen sekolah; 2) asesor dalam
mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah; 3) pusat
informasi pengembangan mutu sekolah; dan 4) evaluator terhadap pemaknaan
hasil pengawasan.
3. Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah
Kinerja sekolah tergantung dengan profesionalisme Kepala Sekolah, karena
Kepala Sekolah adalah pemegang otoritas tertinggi di sekolah, sehingga
kebijakan dan perilakunya akan menentukan ketercapaian tujuan akhir

12
15
sekolah. Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk
mengelola dan memimpin keseluruhan proses dan substansi manajemen
pendidikan di sekolah, dengan ditopang sejumlah kompetensi yang seharusnya
dimiliki seorang Kepala Sekolah sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Kepala Sekolah

15
Ibid, hlm. 81

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan guru-direktur, terutama yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan mengelola pembelajaran di kelas, disebut sebagai alat pengajaran.
Sebagai pemimpin dalam sistem organisasi sekolah, kepala sekolah berhubungan
langsung dengan pelatih, yaitu guru. Dari desain proses pengawasan hingga
proses pelatihan gubernur - Desain kurikulum - Desain kurikulum
Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan
sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik serta mampu melaksanakan
peranana kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk
memimpin sekolah.
Sekolah sebagai organisasi yang komplek dan unik. Bersifat kompleks
karena sekolah sebagai organisasi yang di dalamnya terdapat dimensi yang satu
sama lain saling berkaitan dan saling menentukanKetercapaian tujuan pendidikan
sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai
salah satu pemimpin pendidikan. Hal ini karena kepala sekolah merupakan
seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas
mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam
mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan lembaga pendidikan
sekolah di samping diatur oleh pemerintah, sesungguhnya sebagian besar
ditentukan oleh aktivitas kepala sekolahnya.
Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan (2014) proses supervisi
merupakan rangkaian yang dilaksanakan ketika supervisi dilaksanakan. Secara
umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

H. Amka, Manajemen Dan Administrasi Sekolah, Sidoarjo Nizamia Learning,


2016
Iswan, Administrasi Dan Manajemen Pendidikan —Ed. 1, Cet. 2.—Depok:
Rajawali Pers, 2018.
Muhammad Kristiawan, dkk, Supervisi Pendidikan. Penerbit Alfabeta, Bandung:
2019
Sohiron, Adminstrasi dan Supervisi Pendidikan. Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015
Zainal Berlian, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Palembang : CV. Amanah
Cetakan I 2022

15
\

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai