Anda di halaman 1dari 20

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR

DAN SUPERVISOR

Metode Penelitian Kualitatif


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan
Pengampu : Joko Iswanto, M.SI

MAKALAH

Oleh :

Mazelan 4.19.5057
Meri Lastari 4.19.5058
Mohd Rapani 4.19.5059

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULUM
TANJUNGPINANG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji dan syukur kita sampaikan kepada Allah Azza Wa Jalla.
Karena berkat rahmat, karunia-Nya, serta keridhaan-Nya jugalah kami dapat menyelesaikan
makalah penelitian kualitatif yang berjudul “Kepala Sekolah Sebagai Administrator dan
Supervisor”. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak. Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Dalam rangkaian proses pembuatan makalah ini, banyak sekali dukungan dari berbagai
pihak agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan inspirasi kepada kami sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan yang kemudian akan penulis
jadikan sebagai evaluasi dalam penyusunan makalah berikutnya.
Ucapan maaf kami sampaikan kepada para pembaca, apabila di dalam makalah ini
terdapat paduan kata yang terkesan menyinggung bagi para pembaca. Sebagai penutup
mudah-mudahan makalah ini dapat diterima dan berguna bagi semua pihak dalam
peningkatan kualitas pendidikan. Semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh semua
pihak menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT
untuk kita semua Aamiin ya robbal’ alamiin.

Palmatak, 15 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1


1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah........................................................................................................... 2
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.5 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.6 Manfaat ......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

2.1 Administrasi dan Supervisi Pendidikan ...................................................................... 3


2.2 Pengertian Kepala Sekolah .......................................................................................... 3
2.2.1 Kompetensi Kepala Sekolah ........................................................................... 4
2.2.2 Peran dan fungsi kepala sekolah ..................................................................... 6
2.3 Kepala Sekolah Sebagai Administrator ...................................................................... 8
2.4 Kepala Sekolah sebagai Supervisor .......................................................................... 11
2.4.1 Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan ........................................................... 12

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 16


3.2 Saran ........................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Administrasi dan Supervisi Pendidikan merupakan serangkaian kegiatan-kegiatan
yang berupa pelayanan yang diberikan sekolah mencakup bagaimana pelaksanaan
belajar-mengajar agar dapat memperlancar proses pembelajaran itu sendiri.
Administrasi dan Supervisi Pendidikan yang ada pada sekolah merupakan bagian dari
proses pembelajaran itu dengan mengetahui poin penting dari teknik, metode, serta
pelaksanaan Administrasi dan Supervisi Pendidikan itu.
Dalam upaya meningkatkan kinerja guru, peran kepala sekolah sangat penting.
Kepala sekolah mempunyai peran sebagai administrator dan supervisor pada dasarnya
memberikan layanan profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
peningkatan kinerja guru.
Kepala sekolah sebagai administrator menurut (Mulyasa, 2005) memiliki
hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang
bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah secara
spesifik. Kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum,
administrasi peserta didik, administrasi personalia, administrasi kearsipan, dan
administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan cara efektif dan
efisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah. Kepala sekolah sebagai
administrator bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan dan pengajaran
kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator. Kemudian
sebagai supervisor kepala sekolah bertugas membina sekolahnya agar berhasil
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan dan harus mampu mengurus dan
mengkoordinir segala kegiatan. (Suryono Subroto, 1984; 135).
Melihat pentingnya peran kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor,
maka melalui makalah ini penulis akan mengangkat judul “Kepala Sekolah sebagai
Administrator dan Supervisor”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dihasilkan beberapa identifikasi
masalah, yakni :
1.2.1 Adanya administrasi dan supervisi dalam dunia pendidikan

1
2

1.2.2 Administrasi dan supervisi pendidikan memiliki tujuan dan manfaat yang besar
dalam dunia pendidikan
1.2.3 Kepala sekolah memiliki kompetensi serta peran dan fungsinya tersendiri
1.2.4 Peran-peran kepala sekolah sebagai administrator
1.2.5 Peran-peran kepala sekolah sebagai supervisor
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas, maka penulis memberikan batasan masalah
yakni “Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor”.
1.4 Rumusan Masalah
1.4.1 Jelaskan pengertian administrasi dan supervisi pendidikan!
1.4.2 Apa saja kompetensi serta peran dan fungsi kepala sekolah?
1.4.3 Bagaimana peran kepala sekolah sebagai administrator?
1.4.4 Bagaimana peran kepala sekolah sebagai supervisor?
1.5 Tujuan
1.5.1 Mengetahui pengertian administrasi dan supervisi pendidikan
1.5.2 Mengetahui apa saja kompetensi serta peran dan fungsi kepala skolah
1.5.3 Mengetahui peran kepala sekolah sebagai administrator
1.5.4 Mengetahui peran kepala sekolah sebagai supervisor
1.6 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan khazanah ilmu,
makalah ini memberikan informasi tentang peran kepala sekolah sebagai administrator
dan supervisor yang sangat penting untuk diketahui, agar kita dapat memahami
pentingnya administrasi dan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Administrasi dan Supervisi Pendidikan


Administrasi dalam pengertian yang sempit merupakan bentuk segala dari
kegiatan ketatausahaan yang pada intinya suatu kegiatan rutin catat-mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala
aspeknya serta mempersiapkan laporan. Administrasi pendidikan dalam pengertian
secara luas diartikan segenap dari proses pengerahan dan pengintegrasian segala
sesuatu baik personal, spiritual maupun material yang bersangkutan paut dengan
pencapaian tujuan pendidikan. (Abu,2014)
Istilah dari administrasi sendiri juga dapat diartikan sebagai : Administrasi ialah
macam-macam pelayanan terhadap semua kebutuhan institusional dengan cara efektif
dan efisien. Administrasi sebagai salah satu komponen dari sistem yang subsistemnya
saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Dari pengertian administrasi di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi
pendidikan adalah suatu ilmu tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah, agar
tercapai tujuan pendidikan di sekolah itu. Di atas telah dikemukakan pengertian
administrasi pendidikan, maka kita perlu melengkapi dengan pengertian supervisi.
Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto dalam Administrasi Pendidikan, supervisi adalah
suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai
lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Menurut N.A. Ametembun dalam supervisi Pendidikan, supervisi pendidikan
adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan. Pembinaan bermaksud berupa
bimbingan atau tuntutan ke arah situasi pendidikan termasuk pengajaran pada
umumnya, dan peningkatan mutu belajar mengajar pada khususnya.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian supervisi pendidikan
adalah pembinaan yang direncanakan dalam perbaikan situasi pengajaran dengan lebih
meningkatkan pendayagunaan sumber personel dan material dalam pencapain tujuan
pendidikan secara lebih efektif dan efisien.
2.2 Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala
sekolah. (Sudarman 2002: 145). Meskipun sebagai guru yang mendapat tugas

3
4

tambahan, kepala sekolah merupakan orang yang paling betanggung jawab terhadap
aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah.
Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah
tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik, di sini berarti dalam
suatu sekolah seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru
yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau
memberikan bimbingan. Berarti kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu sebagai
tenaga kependidikan dan tenaga pendidik.
Namun ketika memperhatikan pasal-pasal pada Permendiknas Nomor 13 Tahun
2007 ternyata para Calon Kepala Sekolah dihadapkan pada penafsiran ganda. Artinya
kualifikasi dan kompetensi tersebut bisa diartikan sebagai syarat memasuki wilayah
profesi kepala sekolah. Setelah yang bersangkutan diangkat sebagai kepala sekolah
maka statusnya sebagai pendidik/guru menjadi lepas. Namun bisa pula ditafsirkan
sebagai memperkuat status lama yakni "hanya" seorang guru yang diberi tugas
tambahan sebagai kepala sekolah. Jika itu yang terjadi maka sebelah kakinya masih
menginjakkan ke wilayah profesi guru, dan sebelah lagi menginjak profesi kepala
sekolah. Berarti seorang Kepala Sekolah walaupun dipersyaratkan harus berasal dari
seorang guru namun setelah diangkat sebagai kepala sekolah maka yang bersangkutan
sebaiknya tidak lagi berstatus Guru/Pendidik melainkan sebagai Tenaga
Kependidikan/Kepala Sekolah Profesional dengan tugas dan fungsi yang sudah jelas
memerlukan perhatian khusus layaknya profesi kependidikan lain seperti Pengawas
Sekolah, Laboran, dan Pustakawan.
Seorang kepala sekolah pada hakekatnya adalah pemimpin yang menggerakkan,
mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang didalam organisasi atau
lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2.2.1 Kompetensi Kepala Sekolah
Para pakar pendidikan dan administrasi pendidikan cenderung sependapat
bahwa kemajuan besar dalam bidang pendidikan hanya mungkin dicapai jika
administrasi pendidikan itu sendiri dikelola secara inovatif serta bertanggung
jawab dalam merencanakan dan melaksanakan administrasi tersebut di suatu
sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus memiliki kemampuan professional yang
menurut Sanusi ada empat kemampuan profesional kepala sekolah yaitu:
a) Kemampuan untuk menjalankan tanggung jawab yang diserahkan
kepadanya selaku unit kehadiran murid
5

b) Kemampuan untuk menerapkan keterampilan-keterampilan konseptual,


manusiawi,dan teknis pada kedudukan jenis ini.
c) Kemampuan untuk memotivasi para bawahan untuk bekerja sama secara
sukareladalam mencapai maksud-maksud unit dan organisasi.
d) Kemamapuan untuk memahami implikasi-implikasi dari perubahan social,
ekonomis,politik, dan educational; arti yang mereka sumbangkan kepada
unit; untuk memulaidan memimpin perubahan-perubahan yang cocok di
dalam unit didasarkan atasperubahan-perubahan social yang luas.(2002
:133)
Sedangkan menurut PERMEN DINKNAS No 13 tahun 2007 tentang
Standar kepala sekolah/ Madrasah, kepala sekolah harus memiliki kompetensi
atau kemampuan yang meliputi;
a) Kompetensi Kepribadian, seperti akhlak mulia, sikap terbuka, mampu
mengendalikan diri, dan memiliki bakat dan minat sebagai pemimpin
pendidikan.
b) Kompetensi Manajerial, yaitu kemampuan melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai kepala sekolah, seperti menyusun perencanaan,
mengembangkan organisasi sekolah, mengelola sumberdaya sekolah,
mengelola sarana dan prasarana, mengelola mengembangkan kurikulum
dan pembelajaran, serta kemampuan melakukan monitoring, evaluasi dan
pelaporan.
c) Kompetensi Kewirausahaan, yaitu kemampuan menciptakan inovasi, dan
memiliki motivasi kuat untuk sukses dalam kepemimpinannya, serta naluri
kewirausahaan dalam mengelola sumber belajar
d) Kompetensi Supervisi, yaitu kemampuan melakukan bimbingan kepada
guru, tenaga kependidikan dan siswa dalam rangka meningkatkan
profesional guru.
e) Kompetensi Sosial, yaitu kemampuan untuk melakukan kerjasama dengan
instansi dan organisasi terkait dan masyarakat untuk kemajuan sekolah.
Dari peraturan menteri pendidikan nasional Nomor 13 Tahun 2007 diatas
maka penulis memfokuskan terhadap poin “ke empat”. Dimana kepala sekolah
di haruskan memiliki kompetensi supervisi supaya dapat melakukan bantuan
atau bimbingan terhadap guru-guru yang di pimpinnya dalam rangka
meningkatkan keprofesionalan guru dalam mengajar. Selain sebagai pemimpin
6

yang membawahi seluruh personalia yang ada, maka kepala sekolah juga
menjadi seorang supervisor yang menjalankan kegiatan supervisi. Jabatan
Supervisor adalah jabatan yang otomatis melekat padanya. Supervisor yang
dimaksud adalah orang yang berfungsi member bantuan kepada guru-guru
dalam menstimulasi guru-guru kearah yang lebih baik dalam pembelajaran.
2.2.2 Peran dan fungsi kepala sekolah
Peranan adalah “bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”. Jadi
peranan kepala sekolah adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh kepala
sekolah sebagai pemimpin untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas.
Adapun peranan kepala sekolah menurut Soetopo yaitu:
a) Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau
persoalan-persoalan dalam kebutuhan murid serta membantu guru dalam
menghadapi persoalan.
b) Membantu guru dalam mengatasi kesukaran belajar.
c) Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan orientasi.
d) Membantu guru memperkaya pengalaman belajar.
e) Membantu guru memperoleh kecakapan belajar.
f) Membantu guru mengerti media pendidikan.
g) Memberi layanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh
kemampuannya.
Menyadari adanya peranan-peranan tersebut kiranya sangat berguna bagi
para kepala sekolah untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan menuju ke
arah yang lebih baik lagi. Fungsi kepala sekolah secara umum yaitu sebagai
educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator
disingkat menjadi EMASLIM, penjelasannya sebagai berikut:
a) Kepala sekolah sebagai educator
Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator, kepala sekolah memiliki
strategi yang tepat dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kepandidikan di sekolahnya. Fungsi kepala sekolah sebagai edukator adalah
menciptakan iklim yang kondusif, memberi nasehat kepada warga sekolah,
memberikan dorongan kepada tenaga kependidikan serta melaksanakan
model pembelajaran yang menarik seperti team teaching, moving class dan
mengadak program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas diatas normal.
7

b) Kepala sekolah sebagai manajer


Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan seluruh
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telas ditetapkan.
Dikatan suatu proses karena semua manajer dengan ketangkasan dan
keterampilan yang dimiliki mengusahakan dan mendayagunakan berbagai
kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.
c) Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang erat dengan
berbagai aktivitas pengeloalaan administrasi yang bersifat pencatatan,
penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.
d) Kepala sekolah sebagai supervisor
Sebagai supervisor, kepala sekolah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan
oleh tenaga kependidikan. Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh
kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem
organisasi pendidikan modern diperlukan supervisor khusus yang
independen dan dapat meningkatkan objektivitas pembinaan dan
pelaksanaan tugasnya.
e) Kepala sekolah sebagai leader
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan peetunjuk dan
pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan,
membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
f) Kepala sekolah sebagai innovator
Dalam rangka melakukan peranannya sebagai inovator kepala sekolah
harus perlu memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan
setiap kegiatan, memberikan teladan kepada tenaga kependidikan dan
mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.
g) Kepala sekolah sebagai motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk
memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan
berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui
pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan
8

secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui


perkembangan pusat sumber belajar.
2.3 Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator bermakna kepala sekolah sebagai insan
yang mengatur penatalaksanaan sistem administrasi pendidikan. Kepala sekolah
sebagai administrator bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran di sekolahnya. Ia selalu berusaha agar segala sesuatu disekolahnya
berjalan lancar. Hal tersebut mencakup seluruh kegiatan sekolah, seperti; proses
belajar-mengajar, kesiswaan, personalia, sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan
serta mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah
bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolahnya. Untuk itu, Kepala
sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas operasional
sebagai berikut:
a) Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam kelengkapan
penyusunan data administrasi pembelajaran; penyusunan kelengkapan data
administrasi bimbingan konseling; penyusunan kelengkapan data kegiatan
praktikum; dan penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar
peserta didik diperpustakaan.
b) Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan dalam
penyusunan kelengkapan data administrasi peserta didik; penyusunan
kelengkapan data administrasi kegiatan ekstrakurikuler, dan penyususnan
kelengkapan data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik.
c) Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru; serta pengembangan
kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan nonguru, seperti pustakawan,
laporan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan teknisi.
d) Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan
dalam pengembangan dan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang;
pengembangan data administrasi; pengembangan kelengkapan data administrasi
alat mesin kantor; pengembangan administrasi buku-buku atau bahan pustaka;
dan pengembangan kelengkapan data administrasi alat laboratorium.
e) Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, surat keluar, surat
keputusan, dan surat edaran.
9

f) Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan dalam


mengembangkan administrasi keuangan rutin, administrasi keuangan yang
bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, dari pemerintah, dan
bantuan dan operasional.
Dalam melaksanakan tugas-tugas di atas maka:
1. Kepala sekolah harus mampu bertindak situasional, sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada. Meskipun demikian kepala sekolah harus lebih mengutamakan
tugas, tetapi juga harus menjaga hubungan kemanusiaan dengan para stafnya, agar
setiap tenaga kepandidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
2. Kepala sekolah hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan para tenaga
kepandidikan, agar mereka bisa mengemukakan berbagai permasalahn yang
dihadapi.
3. Kepala sekolah menggunakan gaya gabungan antara pembagian tugas dan
hubungan manusiawi.
Sebagai syarat mutlak menjadi kepala sekolah yang berkompeten, harus mampu
dengan baik melaksanakan fungsi-fungsi administrasi pendidikan, yang meliputi
perencanaan, penyusunan organisasi sekolah, pengoordinasian dan pengarahan serta
pengelolaan kepegawaian.
a) Membuat Perencanaan
Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya adalah
menyusun program tahunan sekolah, yang mencakup program pengajaran,
kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan penyediaan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan. Perencanaan ini selanjutnya dituangkan dalam rencana tahunan
sekolahyang dijabarkan dalam dua program semester. Adapun cakupan
perencanaantahunan itu meliputi:
a) Program Pengajaran
b) Kesiswaan
c) Kepegawaian
d) Keuangan
e) Perlengkapan
b) Menyusun Organisasi Sekolah
Organisasi memainkan peranan penting dalam fungsi administrasi karena
merupakan tempat pelaksanaan semua kegiatan administrasi. Selain itu, dilihat
dari fungsinya organisasi juga menetapkan dan menyusun hubungan kerja seluruh
10

anggota organisasi agar tidak terjadi tumpang tindih dalam melakukan tugasnya
masing-masing. Penyusunan organisasi merupakan tanggungjawab kepala
sekolah sebagai administrator pendidikan. Sebelumnya ditetapkan, penyusunan
organisasi itu sebaiknya dibahas bersama-sama dengan seluruh anggota agar hasil
yang diperoleh benar-benar merupakan kesepakatan bersama.
Selain menyusun struktur organisasi, kepala sekolah juga bertugas untuk
mendelegasikan tugas-tugas dan wewenang kepada setiap anggota administrasi
sekolah sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
Dalam penyusunan organisasi sekolah, kepala sekolah perlu memperhatikan
prinsip-prinsip berikut ini; mempunyai tujuan yang jelas, para anggota menerima
dan memahami tujuan tersebut, adanya kesatuan arah sehingga menimbulkan
kesatuan tindakan dan pikiran, adanya kesatuan perintah; para bawahan
mempunyai atasan langsung, adanya keseimbangan antara wewenang dan
tanggung jawab seseorang di dalam organisasi itu, adanya pembagian tugas yang
sesuai dengan kemampuan, keahlian dan bakat masing-masing, struktur organsasi
disusun sesuai dengan kebutuhan koordinasi, pengawasan dan pengendalian, pola
organisasi bersifat permanen dan adanya jaminan keamanan dalam bekerja serta
garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab secara hirearki jelas tergambar di
dalam struktur organisasi.
c) Bertindak Sebagai Koordinator
Pengoordinasian organisasi sekolah ini merupakan wewenang dari kepala
sekolah. Dalam melakukan pengoordinasian ini sebaiknya kepala sekolah
bekerjasama dengan berbagai bagian dalam organisasi, agar pengoordinasian
yang dilakukan dapat menyelesaikan semua hambatan dan halangan yang ada.
Kepala sekolah sebagai admnistrator harus mampu mengoordinasikan
bawahannya, yang kegiatannya meliputi pengawasan, penilaian, pengarahan dan
bimbingan terhadap setiap personal organisasi sekolah. Dalam pelaksanaan
pengoordinasian kepala sekolah sebaiknya bekerja sama dengan berbagai bagian
dalam organsasi sekolah, seperti wali kelas, tata usaha, bimbingan dan
penyuluhan, guru bagian kurikulum dan lain sebagainya.
d) Melaksanaan Pengelolaan Pegawai
Kepala sekolah memiliki kewenangan dalam mengelola kepegawaian dalam
organsasi sekolah, diantaranya kepala sekolah dapat mengangkat,
mempromosikan, menempatkan atau menerima pegawai baru, baik itu sebagai
11

guru, TU ataupun pembimbing ekstra kurikurer. Dalam pengelolaan


kepegawaian, kepala sekolah harus memperhatikan kesinambungan kondisi dan
kemampuan pelaksananya, antara: jenis kelamin, bakat, kekuatan fisik, latar
belakang pendidikan dll.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam melakukan
pengelolaan pegawai, antara lain: mengadakan diskusi, membentuk koperasi,
membentuk ikatan keluarga sekolah, memberikan bantuan dankesempatan seluas-
luasnya kepada para pegawai untuk meningkatkan kemampuannya, mengusulkan
dan mengurus kenaikan gaji atau pangkat guru-guru dan pegawai tepat pada
waktunya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.4 Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah berfungsi sebagai
pengawas, pengendali, pembina, pengarah, dan pemberi contoh kepada para guru dan
staf yang ada di sekolah. Salah satu hal yang terpenting bagi kepala sekolah sebagai
supervisor adalah memahami tugas dan kedudukan karyawan-karyawan atau staf di
sekolah yang dipimpinnya. Dengan demikian kepala sekolah bukan hanya mengawasi
karyawan dan guru yang sedang menjalani kegiatan, tetapi ia membekali diri dengan
pengetahuan dan pemahamannya yang luas tentang tugas dan fungsi stafnya, agar
pengawasan dan pembinaan berjalan dengan baik dan tidak membingungkan.
Kepala sekolah sebagai supervisor adalah upaya yang dilakukan kepala sekolah
untuk membantu mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan
lainnya. Pelaksanaan supervisi merupakan tugas kepala sekolah untuk melakukan
pengawasan terhadap guru-guru dan pegawai sekolahnya. Tujuan diadakan supervisi
secara umum adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf
lainnya) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kerjanya, terutama dalam
melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.
Secara umum, kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain adalah:
a) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam
menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebai-baiknya
b) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk
media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses
belajar-mengajar
12

c) Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan


metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntunan kurikulum yang
sedang berlaku
d) Membina kerja sama yang baik dan harmonis diantara guru-guru dan pegawai
sekolah lainya
e) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah,
antara lain mengadakan diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah,
dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-pennataran, seminar,
sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2.4.1 Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan
Kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus
memperhatikan prinsip-prinsip supervisi agar dalam pelaksanaan supervisi
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
a) Prinsip Ilmiah
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang
diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti
angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis.
b) Prinsip Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan
kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman
untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna
menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan
bawahan.
c) Prinsip Kerjasama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “sharing of
idea, sharing of experience” memberi support mendorong, menstimulasi
guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
d) Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkannya potensi
kreatifitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.
13

Dari uraian diatas dapat kita ketahui, bahwa betapa banyak dan besarnya
tanggung jawab seorang kepala sekolah sebagai supervisor. Oleh karena itu
uraian diatas sejalan dengan yang diuraikan oleh Ngalim Purwanto dalam
bukunya administrasi dan supervisi pendidikan bahwa untuk menjalankan peran
kepala sekolah hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a) Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang
dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja.
b) Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang
sebenarbenarnya (realistis, mudah dilaksanakan)
c) Supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya
d) Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guuru dan
pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi
e) Supervisi harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas dasar
hubungan pribadi
f) Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin
prasangka guru-guru dan pegawai
g) Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan
perasaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru
h) Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau
kekuasaan pribadi
i) Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan
j) Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh
lekas merasa kecewa
k) Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.
Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang
negatif. Sedangkan korektif yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
telah di perbuat. Dan kooperatif berarti bahwa mencari kesalahankesalahan
atau kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaikinya dilakukan
bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang diawasi.
Jika hal-hal tersebut di atas di perhatikan dan benar-benar dilaksanakan
oleh kepala sekolah, agaknya dapat diharapkan setiap sekolah akan
berangsurangsur maju dan berkembang sehingga tercapai tujuan pendidikan
yang diharapkan.
14

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah sebagai


supervisor, antara lain:
a) Pembinaan Guru
Guru sebagai pelaksana kurikulum harus mendapatkan bimbingan dari
kepala sekolah, sehingga guru mampu melaksanakan kurikulum dengan
baik. Maka sebagai supervisor yang mengadakan pembinaan terhadap guru,
kepala sekolah dituntut harus memiliki sikap diantaranya; memiliki jiwa
kepemimpinan, mengenal keadaan guru dan pegawai lainnya,
membangkitkan semangat mereka dalam bertugas, memberikan kesempatan
yang luas kepada mereka untuk mengembangkankariernya dan menciptakan
rasa kekeluargaan diantara mereka.
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam
kemampuanmenyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan,
serta memanfaatkanhasilnya. Secara lebih rinci, perwujudannya adalah:
1. Kemampuan menyusun program
Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus
diwujudkandalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan
program supervisi untukkegiatan ekstrakurikuler, pengembangan
program supervisi perpustakaan,laboratorium dan ujian.
2. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan
Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan harus
diwujudkandalam pelaksanaan program supervisi klinis, program
supervisi nonklinis, danprogram supervisi kegiatan ekstra kurikuler.
3. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan
Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan harus
diwujudkandalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan
pengembangan sekolah.
Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain
melalui:
a) Dikusi kelompok, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama
guru-guru danbisa juga melibatkan tenaga administrasi, untuk
memecahkan berbagai masaah disekolah dalam mencapai suatu
keputusan.
15

b) Kunjungan kelas, dapat digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah


satu teknikuntuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung.
c) Pembicaraan individual, merupakan teknik bimbingan dan konseling,
yang dapatdigunakan kepala sekolah untuk memberikan konseling
kepada guru baik berkaitandengan masalah pembelajaran maupun
masalah yang menyangkut profesionalismeguru.
d) Simulasi pembelajaran, merupakan suatu teknik supervisi berbentuk
demonstrasipembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, sehingga
guru dapat menganalisapenampilan yang diamatinya sebagai instropeksi
diri.
b) Pembagian tugas kepada guru
Sebelum membagikan tugas-tugas kepada guru, kepala sekolah terlebih
dulu harus mengetahui jumlah guru yang akan memberikan pelajaran di
sekolah, apakah perlu ditambah, apakah memerlukan guru-guru honorer.
Bila semua telah diketahuinya, kepala sekolah dapat memulai pembagian
tugas-tugas kepada mereka. Pembagian ini dapat dilakukan dengan cara
penetapan sistem guru kelas, sistem guru bidang studi, dan sistem campuran
antara keduanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepala sekolah sebagai administrator bermakna kepala sekolah sebagai insan
yang mengatur penatalaksanaan sistem administrasi pendidikan. Kepala sekolah
sebagai administrator bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran di sekolahnya. Ia selalu berusaha agar segala sesuatu disekolahnya
berjalan lancar. Hal tersebut mencakup seluruh kegiatan sekolah, seperti; proses
belajar-mengajar, kesiswaan, personalia, sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan
serta mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah
bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolahnya.
Kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah berfungsi sebagai
pengawas, pengendali, pembina, pengarah, dan pemberi contoh kepada para guru dan
staf yang ada di sekolah. Salah satu hal yang terpenting bagi kepala sekolah sebagai
supervisor adalah memahami tugas dan kedudukan karyawan-karyawan atau staf di
sekolah yang dipimpinnya. Dengan demikian kepala sekolah bukan hanya mengawasi
karyawan dan guru yang sedang menjalani kegiatan, tetapi ia membekali diri dengan
pengetahuan dan pemahamannya yang luas tentang tugas dan fungsi stafnya, agar
pengawasan dan pembinaan berjalan dengan baikdan tidak membingungkan.
3.2 Saran
Diharapkan kepada setiap individu untuk tidak memandang segala sesuatu hanya
dari satu sisi. Semoga makalah ini dapat membantu memberikn informasi mengenai
peran kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor.

16
DAFTAR PUSTAKA

Thofamauludin, 2012. Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor, diakses melalui
www.scribd.com pada 15 April 2022
D, Hamidah, Julkifli, 2021. Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor di
Lingkungan Sekolah, Jurnal Serunal Administrasi Pendidikan, 10(2) 39-40

17

Anda mungkin juga menyukai