Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ PERANAN GURU DALAM ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN “


Tugas Mata Kuliah “ ADMINISTRASI SUPERVISI PENDIDIKAN “

Dosen Pengampu: Bpk. Dr. Safiuddin. M.Pd.

Diusun Oleh:

Anisa Nuraini Homsa

213106700005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA

1444H/2023M
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul “ PERANAN GURU DALAM ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN”.

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ADMINISTRASI SUPERVISI PENDIDIKAN “, yang di bina oleh Bpk. Safiuddin. Pada kesempatan
ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu. Dwi Wahyuningsih selaku
dosen yang mengajar mata kuliah “ ADMINISTRASI SUPERVISI PENDIDIKAN “, serta semua
pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena penulis masih dalam
tahap belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Ciledug, 20 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………..4
C. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. TUGAS POKOK GURU DAN TUGAS TAMBAHAN………………………………………5


B. PENGERTIAN PENILAIAN, PENGUKURAN, EVALUASI……………………………….6
C. TEKNIK MEMBUAT SKOR………………………………………………………………………..8
D. KEGIATAN GURU DALAM MENILAI KURIKULUM……………………………………..9
E. PEMBUATAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN OLEH GURU DI
DALA KELAS…………………………………………………………………………………………….9

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………11
B. SARAN…………………………………………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi,dan peran penting
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu
berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang
bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki
jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau
dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa dan negara, sebagian besar
ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terus
menerus dan proposional menurut jabatan fungsional guru.
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Selain tugas utamanya tersebut, guru juga dimungkinkan memiliki tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan:
1. Apa saja tugas tambahan bagi seorang guru ?
2. Bagaiamana kegiatan guru dalam menilai kurikulum ?
3. bagaimanakah teknik yang dilakukan seorang guru dalam membuat skor ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tugas tambahan bagi seorang guru.
2. Untuk mengetahui aspek nilai skor bagi seorang guru.
3. Untuk mengetahui pembuatan perencanaan pendidikan bagi seorang guru.

BAB II

PEMBAHASAN

A. TUGAS POKOK GURU DAN TUGAS TAMBAHAN


Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Republik Indonesia No. 15
Tahun 2018, pasal 3 ayat 1 bahwa salah satu beban kerja guru adalah melaksanakan
tugas tambahan. Tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan beban kerja guru. Pelaksanaan tugas tambahan guru ini dikelompokkan
menjadi dua, yaitu tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka dan
yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka.

Daryanto dan Tasrial (2015:203) menyatakan bahwa tugas tambahan yang mengurangi
jam mengajar tatap muka meliputi :
1. Menjadi kepala sekolah/madrasah per tahun.
2. Menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun.
3. Menjadi ketua program keahlian/program studi atau sejenisnya.
4. Menjadi kepala perpustakaan.
5. Menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau sejenisnya.

Sedangkan tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka
dikelompokkan menjadi dua juga, yaitu tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya
menjadi wali kelas, guru pembimbing program studi, dan sejenisnya) dan tugas
tambahan kurang dari satu tahun (misalnya menjadi pengawas penilaian dan evaluasi
pembelajaran, penyusunan kurikulum, dan sejenisnya).

Sementara itu dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Republik


Indonesia No. 15 Tahun 2018, pasal 4 ayat 7 menyatakan bahwa tugas tambahan yang
melekat pada pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan beban kerja guru meliputi.
1. Wakil kepala satuan pendidikan.
2. Ketua program keahlian satuan pendidikan.
3. Kepala perpustakaan satuan pendidikan.
4. Kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi/teaching factory satuan
pendidikan.
5. Pembimbingan khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
inklusif atau pendidikan terpadu.

B. PENGERTIAN PENILAIAN, PENGUKURUN, EVALUASI


Pengertian Penilian
Penilaian pada akhir satuan pelajaran itu ditekankan kepada perbaikan proses belajar
mengajar yang diselenggarakan berdasarkan satuan pelajaran tersebut. Penilaian pada
akhir program pengajaran mempunyai fungsi yang berlainan. Fungsinya ditekankan
pada penentuan keberhasilan belajar setiap murid. Penentuan semacam itu biasanya
dilakukan untuk keperluan pemberian nilai rapor, penentuan kenaikan kelas, seleksi dan
sebagainya.
Penilaian pada akhir program pengajaran ini tidak lagi berfungsi untuk memperbaiki
proses belajar mengajar karena pada akhir program pengajaran itu guru telah berkali-
kali melakukan penilaian formatif pada setiap akhir satuan pelajaran. Penilaian
dilakukan untuk menentukan nilai, atau kenaikan kelas, atau seleksi ini juga merupakan
penilaian sumatif.

Adapun fungsi penilaian dalam proses pembelajaran sebagai berikut:


a. Sebagai bahan diagnosis dan pengembangan dari hasil penilaian dapat digunakan
sebagai dasar mendiagnosis kelemahan dan keunggulan siswa, serta hambatan yang
menyertainya, hasil ini juga dapat digunakan sebagai bahan pengembangan kualitas
pembelajaran siswa.
b. Sebagai bahan seleksi dari hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar seleksi
penempatan siswa menurut jenis jurusan atau jabatannya.
c. Sebagai bahan pertimbangan kenaikan kelas dari hasil penilaian dapat digunakan
sebagai dasar untuk menentukan apakah siswa yang bersangkutan dapat naik kelas atau
tidak, sebagai wujudnya adalah nilai atau skor dalam rapor siswa.
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk penempatan dari hasil penilai yang dapat
digunakan sebagai dasar seleksi penempatan siswa berdasarkan kemampuan yang
mereka miliki.

Secara lebih rinci, Purwanto (dalam Arifin, 2012) mengelompokkan fungsi penilaian
dalam kegiatan evaluasi atau penilaian pendidikan dan pengajaran, yakni:
a) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah
mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.
b) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai
suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain.
Komponen-kompenen yang dimaksud adalah: tujuan, materi atau bahan pengajaran,
metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan prosedur serta
alat evaluasi.
c) Untuk keperluan Bimbingan Konseling (BK). Hasil-hasil penilaian dalam kegiatan
evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber
informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru
pembimbing lainnya, seperti halnya:
-Untuk Membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan atau
kemampuan siswa.
-Untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa memerlukan
pelayanan remedial.
-Sebagai dasar dalam menangani kasus-kasus tertentu diantara siswa.
-Sebagai acuan dalam melayani kebutuhan-kebutuhan siswa dalam rangka bimbingan
karir.
-Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan,
sehingga pihak sekolah dapat mengembangkan proses pembelajaran di masa yang akan
datang agar tercipta suasana yang lebih baik dan kondusif.

Pengertian Pengukuran
Jika diambil dari bahasa Inggris pengukuran dikenal dengan measurement dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada
hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu
(Sudijono, 2011). Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan
hasil belajar dengan suatu ukuran tertentu. Pengukuran menurut Arikunto dan Jabar
(2004) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu
sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.

Allen dan Yen (1979), menyatakan bahwa pengukuran adalah penetapan angka bagi
individu dengan cara sistematis yang mencerminkan sifat atau karakteristik dari individu
tersebut. Berbeda dengan pendapat Cangelosi (1995), pengukuran adalah proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.

Pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk
memberikan angka-angka pada suatu kejadian, gejala, peristiwa atau benda, sehingga
hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Berdasarkan pendapat para ahli,
Ratnawulan (2006) menyimpulkan bahwa pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan
dalam proses pembelajaran, diperlukan untuk menentukan fakta kuantitatif yang
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur.

Pengertian Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Edwin Wand
dan Gerald W. Brown, Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai daripada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi
pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan dunia Pendidikan.
Evaluasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang evaluator terhadap
suatu peristiwa atau kejadian. Tindakan ini mengandung maksud untuk memberikan arti
atau makna dari kejadian itu sehingga dapat diproses lebih lanjut. Tindakan tersebut
dilakukan atas dasar objektivitas dan integritas. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang
diperoleh dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak.

Evaluasi dimaksudkan untuk menentukan nilai sesuatu. Dari hasil evaluasi kita dapat
menentukan apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi
dapat menunjukkan kualitas sesuatu.Evaluasi Program adalah suatu rangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada
beberapa pengertian tentang “program” itus sendiri. Di dalam kamus tertulis:
1) Program adalah rencana.
2) Program adalah kegiatan yang direncanakan dengan saksama.

Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui


seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.

C. TEKNIK MEMBUAT SKOR


Bagian dari proses yang akan ditempuh oleh seorang pendidik dalam menjalankan
tugasnya sebagai seorang guru adalah evaluasi hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan
evaluasi hasil belajar akan ditemukan pula kegiatan memberikan skor hasil tes dan
pengolahannya untuk menentukan ketuntasan belajar siswa. Dalam hal ini seorang
pendidik dituntut mampu dan kompeten sehingga dari evaluasi yang dilakukan
benarbenar dapat menggambarkan apa yang ada pada kenyataan dan tidak ada siswa
yang dirugikan karena ketidakpahaman guru dalam teknik memberikan skor hasil tes
dan pengolahannya. Maka tidak dipungkiri bahwa prosedur-prosedur dan teknik-teknik
dalam memberikan skor hasil dan pengolahannya adalah hal penting dalam evaluasi
hasil belajar. Teknik dan prosedur memberikan skor hasil tes dan pengolahannya untuk
menentukan ketuntasan belajar siswa telah diatur dalam kajian evaluasi.
Apabila guru tidak memahami teknik-teknik tersebut akan mengakibatkan tidak
akuratnya hasil evaluasi yang dilakukan. Teknik pemberian skor adalah merupakan
langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes, penskoran adalah suatu proses
pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka.
D. PEMBUATAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN BAGI GURU DI
DALAM KELAS
Peserta didik adalah suatu organisme yang hidup yang senantiasa mengalami
perubahan. Perubahan merupakan pertumbuhan danperkembangan, baik jasmani
maupun rohani secara terus menerus dalamusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik agar dapat menyesuaikandiri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan
demikian akanmenimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk
berfungsisecara kuat dalam masyarakat. Untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik perlu adanya guru yang bertanggung jawab dan
melaksanakan kewajibannya secara baik dan efisien. Guru sebagai tenaga pendidik dan
pengajar juga mempunyai kewajiban untuk mengelola dan sekaligus melaksanakan
pengawasan / supervisi tehadap siswanya dalam proses belajar mengajar. Setiap guru
mengajar, guru perlu melaksanakan hal – hal yang bersifat rutin, bertanya kepada siswa,
menerangkan pelajaran dengan suara yang baik dan mudah ditanggap oleh peserta
didik, guru juga harus pandai berkomunikasi dengan para peserta didik, dan setiap saat
guru siap memberikan bimbingan atas kesulitan yang dihadapi siswa Dalam suasana
dikelas, dimana siswa bermacam-macam latar belakang minat dan kebutuhannya. Guru
harus sanggup meransang peserta didik melaksanakan tugasnya didalam kelas yaitu
untuk belajar, menjaga disiplin kelas, guru juga melakukan supervisi belajar dan
memimpin para peserta didik belajar sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan
baik dan memberikan hasil yang memuaskan. Untuk membuat peserta didik belajar
secara efektif, guru harus mengkoordinasikan kelasnya untuk kegiatan belajar dan
mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan itu menjadi keseluruhan yang berarti.
Contohnya mengumpulkan sumber-sumber, bahan, alat, dan perlengkapan yang di
butuhkan dan menilai kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa Guru berkewajiban
mengadakan supervisi atas kegiatan belajar pesertadidik, membuat rencana pengajaran
bagi kelasnya, melakukan manajemenkelas, mengatur disiplin kelas secara demokratis.

Dengan kegiatan supervise dan manajemen, guru bisa menciptakan lingkungan


belajar yang serasi,menyenangkan, dan meransang dorongan belajar para anggota
kelas.Supervisi merupakan aktivitas yang harus dilakukan seorangpemimpin/supervisor
berkaitan dengan peran kepemimpinan yang dibebankan dalam rangka menjaga kualitas
produk yang dihasilkan lembaga. Supervisi di pandang dari segi perubahan sosial yang
berpengaruh terhadap peserta didik, yang pengertiannya supervisi adalah suatu tekhnik
pelayananyang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-
samafaktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pesertadidik,
supervisi pengajaran adalah segala sesuatau yang dilakukan personaliasekolah untuk
memelihara atau mengubah apa yang dilakukan sekolahdengan cara yang langsung
mempengaruhi proses belajar mengajar dalamusaha meningkatkan proses belajar siswa.
Supervisi pengajaran dianggap sebagai sistem tingkah laku formal, yang dipersiapkan
oleh lembaga untuk mencapai interaksi dengan sistem prilaku mengajar dengan cara
memelihara, mengubah, dan memperbaiki rencana serta aktualisasi kesempatan belajar
peserta didik.

Dalam meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar dilingkungan sekolah guru dan
kepala sekolah bersama-sama memegang peranan penting atas keberhasilan suatu pendidikan
bagi peserta didik. Menurut Prof. Dr.Nasution tugas yang dilaksanakan guru dalam kegiatan
belajar mengajar adalah :
“Mengadakan persiapan mengajar yang cermat, dengan mengadakan analisis tujuan, memilih
bahan dan metode yang tepat serta mengukur prosesbelajar secara sistematika dengan
menganalisa hasil belajar untukmendiagnosakan kelemahan siswa agar dapat memberikan
bantuan yang diperlukan”.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelaksanaan tugas tambahan memiliki dua kelompok, yaitu tugas tambahan yang
mengurangi jam mengajar tatap muka seperti menjadi kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, kepala perpustakaan, atau kepala laboratorium. Sedangkan, tugas tambahan
yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka sepertimenjadi wali kelas, pengawas
penilaian dan evaluasi pembelajaran, penyusunan kurikulum dan sebagainya.
Dari bebagai penjelasan mengenai materi administrasi evaluasi dan penilaian dalam
pendidikan maka selaku penulis artikel ini dapat memberikan pemahaman dalam
wacana pengembangan intelektual bagi kami dari tim penulis secara khusus dan para
pembaca secara umum, adapun kesimpulan yang dapat kami sajikan sebagai berikut:
a. Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada
sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan segala sesuatu dalam
dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
b. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria
mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
c. Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
B. SARAN
Jika setiap personil sekolah yang mempunyai hasil kerja yang baik maka akan
menghasilkan sebuah sekolah yang berkualitas tinggi, yang pada akhirnya akan
menaikkan derajat sekolah tersebut. Penilaian kinerja yang baik dilandasi akan
pemahaman cara mendesain suatu sistem penilaian kerja yang objektif, adil, mudah,
dan dapat membedakan antara guru atau kepala sekolah yang berkualitas dengan yang
kurang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto dan Tasrial. 2015. Pengembangan Karir Profesi Guru. Yogyakarta: Gava Media.

Arsi, A., I., & Arsyam, M. (2021, January 16). Artikel Administrasi Tata Kelola Dalam Pendidikan.

https://doi.org/10.31219/osf.io/wsd9r.

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Ed. 1 – 9, Jakarta: Rajawali

Pers, 2009.

Anda mungkin juga menyukai