Diusun Oleh:
213106700005
1444H/2023M
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul “ PERANAN GURU DALAM ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN”.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ADMINISTRASI SUPERVISI PENDIDIKAN “, yang di bina oleh Bpk. Safiuddin. Pada kesempatan
ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu. Dwi Wahyuningsih selaku
dosen yang mengajar mata kuliah “ ADMINISTRASI SUPERVISI PENDIDIKAN “, serta semua
pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena penulis masih dalam
tahap belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………..4
C. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………11
B. SARAN…………………………………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi,dan peran penting
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu
berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang
bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki
jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau
dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa dan negara, sebagian besar
ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terus
menerus dan proposional menurut jabatan fungsional guru.
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Selain tugas utamanya tersebut, guru juga dimungkinkan memiliki tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan:
1. Apa saja tugas tambahan bagi seorang guru ?
2. Bagaiamana kegiatan guru dalam menilai kurikulum ?
3. bagaimanakah teknik yang dilakukan seorang guru dalam membuat skor ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tugas tambahan bagi seorang guru.
2. Untuk mengetahui aspek nilai skor bagi seorang guru.
3. Untuk mengetahui pembuatan perencanaan pendidikan bagi seorang guru.
BAB II
PEMBAHASAN
Daryanto dan Tasrial (2015:203) menyatakan bahwa tugas tambahan yang mengurangi
jam mengajar tatap muka meliputi :
1. Menjadi kepala sekolah/madrasah per tahun.
2. Menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun.
3. Menjadi ketua program keahlian/program studi atau sejenisnya.
4. Menjadi kepala perpustakaan.
5. Menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau sejenisnya.
Sedangkan tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka
dikelompokkan menjadi dua juga, yaitu tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya
menjadi wali kelas, guru pembimbing program studi, dan sejenisnya) dan tugas
tambahan kurang dari satu tahun (misalnya menjadi pengawas penilaian dan evaluasi
pembelajaran, penyusunan kurikulum, dan sejenisnya).
Secara lebih rinci, Purwanto (dalam Arifin, 2012) mengelompokkan fungsi penilaian
dalam kegiatan evaluasi atau penilaian pendidikan dan pengajaran, yakni:
a) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah
mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.
b) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai
suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain.
Komponen-kompenen yang dimaksud adalah: tujuan, materi atau bahan pengajaran,
metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan prosedur serta
alat evaluasi.
c) Untuk keperluan Bimbingan Konseling (BK). Hasil-hasil penilaian dalam kegiatan
evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber
informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru
pembimbing lainnya, seperti halnya:
-Untuk Membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan atau
kemampuan siswa.
-Untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa memerlukan
pelayanan remedial.
-Sebagai dasar dalam menangani kasus-kasus tertentu diantara siswa.
-Sebagai acuan dalam melayani kebutuhan-kebutuhan siswa dalam rangka bimbingan
karir.
-Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan,
sehingga pihak sekolah dapat mengembangkan proses pembelajaran di masa yang akan
datang agar tercipta suasana yang lebih baik dan kondusif.
Pengertian Pengukuran
Jika diambil dari bahasa Inggris pengukuran dikenal dengan measurement dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada
hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu
(Sudijono, 2011). Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan
hasil belajar dengan suatu ukuran tertentu. Pengukuran menurut Arikunto dan Jabar
(2004) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu
sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
Allen dan Yen (1979), menyatakan bahwa pengukuran adalah penetapan angka bagi
individu dengan cara sistematis yang mencerminkan sifat atau karakteristik dari individu
tersebut. Berbeda dengan pendapat Cangelosi (1995), pengukuran adalah proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
Pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk
memberikan angka-angka pada suatu kejadian, gejala, peristiwa atau benda, sehingga
hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Berdasarkan pendapat para ahli,
Ratnawulan (2006) menyimpulkan bahwa pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan
dalam proses pembelajaran, diperlukan untuk menentukan fakta kuantitatif yang
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan objek yang akan diukur.
Pengertian Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Edwin Wand
dan Gerald W. Brown, Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai daripada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi
pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan dunia Pendidikan.
Evaluasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang evaluator terhadap
suatu peristiwa atau kejadian. Tindakan ini mengandung maksud untuk memberikan arti
atau makna dari kejadian itu sehingga dapat diproses lebih lanjut. Tindakan tersebut
dilakukan atas dasar objektivitas dan integritas. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang
diperoleh dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak.
Evaluasi dimaksudkan untuk menentukan nilai sesuatu. Dari hasil evaluasi kita dapat
menentukan apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi
dapat menunjukkan kualitas sesuatu.Evaluasi Program adalah suatu rangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada
beberapa pengertian tentang “program” itus sendiri. Di dalam kamus tertulis:
1) Program adalah rencana.
2) Program adalah kegiatan yang direncanakan dengan saksama.
Dalam meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar dilingkungan sekolah guru dan
kepala sekolah bersama-sama memegang peranan penting atas keberhasilan suatu pendidikan
bagi peserta didik. Menurut Prof. Dr.Nasution tugas yang dilaksanakan guru dalam kegiatan
belajar mengajar adalah :
“Mengadakan persiapan mengajar yang cermat, dengan mengadakan analisis tujuan, memilih
bahan dan metode yang tepat serta mengukur prosesbelajar secara sistematika dengan
menganalisa hasil belajar untukmendiagnosakan kelemahan siswa agar dapat memberikan
bantuan yang diperlukan”.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan tugas tambahan memiliki dua kelompok, yaitu tugas tambahan yang
mengurangi jam mengajar tatap muka seperti menjadi kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, kepala perpustakaan, atau kepala laboratorium. Sedangkan, tugas tambahan
yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka sepertimenjadi wali kelas, pengawas
penilaian dan evaluasi pembelajaran, penyusunan kurikulum dan sebagainya.
Dari bebagai penjelasan mengenai materi administrasi evaluasi dan penilaian dalam
pendidikan maka selaku penulis artikel ini dapat memberikan pemahaman dalam
wacana pengembangan intelektual bagi kami dari tim penulis secara khusus dan para
pembaca secara umum, adapun kesimpulan yang dapat kami sajikan sebagai berikut:
a. Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada
sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan segala sesuatu dalam
dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
b. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria
mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
c. Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
B. SARAN
Jika setiap personil sekolah yang mempunyai hasil kerja yang baik maka akan
menghasilkan sebuah sekolah yang berkualitas tinggi, yang pada akhirnya akan
menaikkan derajat sekolah tersebut. Penilaian kinerja yang baik dilandasi akan
pemahaman cara mendesain suatu sistem penilaian kerja yang objektif, adil, mudah,
dan dapat membedakan antara guru atau kepala sekolah yang berkualitas dengan yang
kurang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto dan Tasrial. 2015. Pengembangan Karir Profesi Guru. Yogyakarta: Gava Media.
Arsi, A., I., & Arsyam, M. (2021, January 16). Artikel Administrasi Tata Kelola Dalam Pendidikan.
https://doi.org/10.31219/osf.io/wsd9r.
Pers, 2009.