Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KELOMPOK 12

MATA KULIAH SUPERVISI DAN PENGAWAS PENDIDIKAN


TAHAPAN PENGAWAS PENDIDIKAN

( Diajukan sebagai tugas mata kuliah manajemen sekolah )


Dosen pengampu :
Nurmayuli, M.Pd

Disusun Oleh :

Marvina Fitriana : (220206062)

Miftahuljannah Nurhaqiqi : (220206066)

Unit 3, Selasa ,jam 16 25 sd 18.05

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH T.A 2023/2024

1
KATA PENGATAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas limpahan taufik dan hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dan tidak lupa pula selawat bertangkaikan salam kita persembahkan
kepada nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah kezaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Tahapan
Pengawas Pendidikan ” makalah ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Supervisi dan Pengawas Pendidikan yang diajarkan oleh Ibu Nurmayuli. M. Pd

Dalam proses penyusunannya penulis taklepas dari bantuan, masukan dan arahan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terimakasih atas segala partisipasi dari banyak pihak dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Oleh karena itu penulis secara terbuka
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis pribadi.

Banda Aceh, Selasa, 29 Agustus 2023

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Pembelajaran...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
A. Penyusunan program pengawasan .................................................................5
B. Pelaksanaan program pengawasan…………………......…………………….8
C. Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan .........................................10
D. Pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah...............18

BAB III PENUTUP ..................................................................................................25

KESIMPULAN ..........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 26

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengawasan adalah bagian dari fungsi manajemen yang berusaha menjamin bahwa visi,
misi, tujuan dan rencana yang telah ditetapkan agar dapat tercapai sebagaimana mestinya.
Pengawasan merupakan suatu kegiatan pemantauan untuk memeriksa bahwa seluruh kegiatan
organisasi telah dilaksanakan sesuai rencana dan merupakan kegiatan untuk memperbaiki apabila
ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan tersebut.
Pengawasan merupakan suatu fungsi manajemen yang diperlukan dalam mengevaluasi kinerja
suatu organisasi pendidikan untuk menentukan kemajuan ke arah yang diinginkan.
Pengertian pengawasan sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. Henry Fayol mendefinisikan pengawasan meliputi upaya memeriksa apakah segala sesuatu
terjadi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip
yang dianut. Hal ini juga agar mengetahui kelemahan dan kesalahan agar kejadian serupa dapat
menghindari masalah di kemudian hari.
2. Duncan (1975) mengartikan pengawasan sebagai suatu tindakan dalam menentukan tercapai
atau tidaknya rencana.
3. Sujamto (1986) mengartikan pengawasan sebagai segala upaya dan kegiatan untuk mengetahui
dan menilai fakta sebenarnya mengenai pelaksanaan suatu tugas atau kegiatan apakah sudah sesuai
dengan yang seharusnya atau belum.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana penyususnan program pengawasan?
b. Bagaimana pelaksanaan program pengawasan?
c. Bagaimana evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan?
d. Bagaimana pembimbingan dan pelatihan professional guru dan kepala sekolah?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Agar pembaca dapat mempelajari dan memahami ;

❖ Untuk mengetahui bagaimana penyususnan program pengawasan


❖ Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program pengawasan
❖ Untuk mengetahui bagaimana evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
❖ Untuk mengetahui bagaimana pembimbingan dan pelatihan professional guru dan kepala sekolah

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
Dalam suatu kegiatan pendidikan dikenal dengan supervisi, peranannya adalah
memberikan penilaian sementara terhadap bawahan apakah sudah sesuai dengan yang ingin
direncanakanya atau belum, selain itu hasil supervisi juga dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan dan penyempurnaan. Pengawas sekolah harus memulai suatu kegiatan dengan
menyusun sebuah program kerja pengawasan yang jelas, terarah dan berkelanjutan dengan
kegiatan pengawasan yang telah dilaksanakan pada trencana sebelumnya. Dalam konteks
manajemen, program kerja supervisi sekolah mengandung pengertian penerapan fungsi
perencanaan dalam bidang supervisi sekolah, penyusunan program supervisi dilakukan agar
pengawas dapat melaksanakannya dengan baik.
Program supervisi sekolah berupa suatu paket rencana kegiatan pengawasan yang akan
dilakukan oleh pengawas sekolah dalam jangka waktu tertentu (satu periode) berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 21 Tahun
2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya Pasal 4 yang berbunyi
“kegiatan supervisi adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun sebuah program supervisi,
melaksanakan program supervisi, mengevaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan
bimbingan profesional dan guru. pelatihan.
Perkembangan satuan pendidikan ditetapkan oleh pendidik dan tenaga kependidikan
(Guru-Kepala Sekolah-Pengawas), guru dan kepala sekolah harus profesional dalam
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya. Untuk profesionalnya guru dan kepala
sekolah, diperlukan pembinaan yang berkesinambungan. Pengawasan/pembinaan tidak lain
hanyalah pemberian bantuan profesional kepada guru, kepsek, tenaga administrasi oleh pengawas
sekolah. Standar mutu pengawas telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Direktorat Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan
Nasional. Untuk melaksanakan tugasnya, pengawas sekolah harus menjalankan fungsi
pengawasan baik fungsi pengawasan akademik maupun fungsi pengawasan manajerial. Supervisi
akademik merupakan fungsi pengawasan yang berkaitan dengan aspek pembinaan dan
mengembangkan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan
bimbingan di sekolah. Supervisi manajerial sekolah merupakan fungsi pengawasan yang
menyangkut aspek pengelolaan sekolah yang berkaitan langsung dengan peningkatan efisiensi dan
efektivitas sekolah yang mengandung hal-hal seperti perencanaan, koordinasi, pelaksanaan,
penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya manusia pendidikan dan sumber daya lainnya.
1

1
Besse Marhawati.2018. penghantar pengawasan pendidikan.Yogyakarta : Budi Utama

5
Tujuan supervisi adalah membantu administrasi kepala sekolah dan staf sekolah lainnya
dalam mengelola pendidikan seperti: administrasi kurikulum, administrasi keuangan, administrasi
prasarana, administrasi personal atau kepegawaian, administrasi kesiswaan, administrasi
hubungan sekolah dan masyarakat, administrasi budaya dan lingkungan sekolah, serta administrasi
lainnya dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah diperlukan serangkaian
kegiatan yang terencana, terarah dan berkesinambungan.
A. Prinsip Penyusunan Program Pengawasan
Program supervisi didasarkan pada prinsip proses pelatihan guru yang kaya akan motivasi
bagi tumbuhnya kemampuan profesional dalam mengajar. Hal tersebut menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam upaya peningkatan mutu sekolah, mendapat dukungan semua pihak beserta
dana dan fasilitasnya. Bukan suplemen atau aktivitas tambahan.
Sebagai seorang guru, pengawas harus menyusun rencana penguatan penerapan empat
kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Oleh karena itu, pengawas dituntut untuk memiliki visi dan misi
pengawasan yang dapat diwujudkan dalam tujuan dan strategi pencapaiannya. Kurang efektifnya
pelaksanaan pengawasan selama ini diduga disebabkan oleh adanya dugaan kurang jelasnya visi
dan misi pengawasan yang dilakukan oleh pengawas. Penerapan supervisi juga terkesan dilakukan
sembarangan dan tidak mengacu pada kebutuhan guru sehingga menimbulkan kurangnya
kepercayaan guru terhadap pengawas untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran.
Pengawasan program harus mengacu pada visi, misi, tujuan dan strategi pelatihan yang ditetapkan
oleh pengawas. Keterlibatan guru dan kepala sekolah dalam penyusunan program rencana kerja
pengawasan sangat efektif dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dan kemampuan
manajerial kepala sekolah.
Program pemantauan disusun dengan tujuan untuk memberikan penjelasan atas
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1) Mengapa : Mengapa kegiatan pemantauan dilakukan?
2) What: Apa maksud dan tujuan pengawasan?
3) Siapa saja yang terlibat dalam pengawasan?
4) How: Bagaimana pengawasan dilakukan?
5) Kapan : Kapan pemeriksaan dilakukan?
Program kerja yang disusun hendaknya mengikuti ketentuan yang disingkat “SMART”,
artinya
1. Spesifik Artinya pokok-pokok permasalahan yang dijadikan program dalam penyusunan
program kerja bersifat spesifik, jelas dan terfokus pada pencapaian tujuan.
2. Terukur, artinya capaian program dan kegiatan yang dipilih dapat diukur.

6
3. Achieveable Artinya selain dapat diukur, program dan kegiatan juga harus dapat dicapai
sesuai dengan berbagai kondisi di sekolah.
4. Realistis artinya program dan kegiatan dipilih secara nyata, bukan mengada-ada, sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan sekolah dalam mencapai hasil.
5. Time Bound artinya target waktu yang jelas untuk mencapai setiap langkah kegiatan.
Sebagai bentuk perencanaan, program supervisi sekolah berkaitan dengan serangkaian
tindakan atau kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan supervisi.2
Dengan memperhatikan langkah-langkah perencanaan utama, maka ada empat tahapan kegiatan
yang harus dilakukan dalam menyusun program supervisi sekolah antara lain:
1) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2) Tentukan situasi saat ini
3) Identifikasi pendukung dan hambatan terhadap tujuan
4) Mengumpulkan tindakan untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan masa kerja atau masanya, program supervisi sekolah terdiri atas: program
supervisi tahunan dan program supervisi semester. Program supervisi tahunan disusun untuk
mencakup kegiatan supervisi di seluruh sekolah pada tingkat kabupaten/kota dalam waktu satu
tahun. Program pengawasan tahunan disusun dengan melibatkan sejumlah pengawas dalam satu
Kabupaten/Kota. Program supervisi semester merupakan program penjabaran supervisi tahunan
pada masing-masing sekolah binaan selama satu semester. Program supervisi semester disusun
oleh masing-masing pengawas sesuai dengan kondisi obyektif sekolah binaan masing-masing.
Dalam menyusun program pengawasan, seorang pengawas dapat memulai dengan
melakukan analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman). Analisis SWOT ini
dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada
sekolah di wilayah binaan yang akan ditingkatkan mutunya. Kekuatan merupakan faktor-faktor
yang ada pada suatu sekolah/madrasah yang mendorong pencapaian target. Peluang merupakan
faktor dari luar sekolah/madrasah yang mendorong tercapainya target. Kelemahan merupakan
faktor dalam suatu sekolah/madrasah yang menghambat tercapainya tujuan. Ancaman merupakan
faktor dari luar sekolah/madrasah yang menghambat pencapaian target. Analisis dilakukan
terhadap faktor internal dan eksternal yang ada di wilayah dan sekolah yang ada. Hasil analisis
digunakan sebagai dasar penentuan prioritas kegiatan yang perlu segera ditingkatkan kualitasnya.
Berikut pendekatan analisis kebutuhan yang dapat dijadikan acuan dalam menyusun program
pemantauan.
A. PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
Pengawas Sekolah tidak hanya menyusun program pengawasan tetapi juga menjalankan
program tersebut yang terdiri dari:
(1) Melaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah.

2
Kuswardani Sri.2020. Implementasi Supervisi Pendidikan. Semarang: CV. Pilar Nusantara.hal 23

7
(2) Memantau pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan.
(3) Melaksanakan evaluasi kinerja guru dan/atau kepala sekolah.
1. Pembinaan Guru dan/atau Kepala Sekolah
Ruang lingkup pengembangan guru mengacu pada supervisi akademik yang menitik
beratkan pada tugas guru dalam mengelola pembelajaran. Supervisi akademik disebut juga
supervisi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran secara
menyeluruh. Artinya tujuan supervisi akademik tidak hanya untuk meningkatkan mutu pengajaran
guru, tetapi juga untuk mendorong tumbuhnya profesi guru dalam arti luas, termasuk menyediakan
fasilitas yang menunjang kelancaran proses pembelajaran, meningkatkan mutu pengetahuan guru.
dan keterampilan, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal penerapan kurikulum, seleksi.
dan penggunaan metode pengajaran, perangkat pembelajaran, prosedur, dan teknik evaluasi
pengajaran, dan sebagainya. Jadi, tujuan supervisi akademik adalah untuk meningkatkan mutu
pengajaran guru di kelas dan hal ini berdampak pada peningkatan mutu belajar siswa. Secara
umum ruang lingkup pengembangan guru adalah sebagai berikut:
1) Memberikan bantuan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun
administrasi rencana pembelajaran/program bimbingan.
2) Memberikan bantuan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan
pembelajaran/bimbingan
3) Memberikan pendampingan untuk membimbing guru dalam meningkatkan
kemampuannya dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa.
4) Memberikan bantuan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan media
dan sumber belajar.
5) Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar.
6) Memberikan rekomendasi kepada guru mengenai tugas membimbing dan melatih siswa
7) Memberikan bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran
8) Memberikan bimbingan kepada guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan
9) Memberikan bimbingan kepada guru untuk merefleksikan hasil yang dicapainya.
2. Pemantauan Pelaksanaan Delapan Standar Nasional Pendidikan
a. Pemantauan pelaksanaan standar isi meliputi:
1) Memantau pelaksanaan standar isi pada sekolah/madrasah kategori standar dan kategori
mandiri
2) Memantau pelaksanaan standar isi pada sekolah/madrasah kategori RSBI dan kategori SBI;
3) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar isi sekolah/madrasah binaan kategori
standar dan kategori mandiri;
4) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar isi sekolah/madrasah binaan kategori
RSBI kategori SBI;
5) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar isi seluruh sekolah/madrasah tingkat
kabupaten kota/provinsi.

8
b. Pemantauan pelaksanaan standar proses meliputi:
1) Memantau pelaksanaan standar proses pada sekolah/madrasah kategori standar dan
kategori mandiri;
2) Memantau pelaksanaan standar proses pada sekolah/madrasah kategori RSBI dan kategori
SBI;
3) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar proses sekolah/madrasah binaan kategori
standar dan kategori mandiri;
4) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar proses sekolah/madrasah binaan kategori
RSBI kategori SBI;
5) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar proses seluruh sekolah/madrasah tingkat
kabupaten kota/provinsi.
c. Pemantauan pelaksanaan standar kompetensi lulusan meliputi:
1) Memantau pelaksanaan standar kompetensi lulusan pada sekolah/madrasah kategori
standar dan kategori mandiri;
2) Memantau pelaksanaan standar kompetensi lulusan pada sekolah/madrasah kategori RSBI
dan kategori SBI;
3) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar kompetensi lulusan sekolah/madrasah
binaan kategori standar dan kategori mandiri;
4) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar kompetensi lulusan sekolah/madrasah
binaan kategori RSBI kategori SBI;
5) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar kompetensi lulusan seluruh
sekolah/madrasah tingkat kabupaten kota/provinsi.
d.Pemantauan pelaksanaan standar sarana dan prasarana meliputi:
1) Memantau pelaksanaan standar sarana dan prasrana pada sekolah/madrasah kategori
standar dan kategori mandiri;
2) Memantau pelaksanaan standar sarana dan prasarana pada sekolah/madrasah kategori
RSBI dan kategori SBI;
3) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar sarana dan prasarana sekolah/madrasah
binaan kategori standar dan kategori mandiri;
4) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar sarana dan prasarana sekolah/madrasah
binaan kategori RSBI kategori SBI;
5) Mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar sarana dan prasarana seluruh
sekolah/madrasah tingkat kabupaten kota/provinsi.
3. Melaksanakan Penilaian Kinerja Guru dan/ Kepala Sekolah
a. Penilaian kinerja kepala sekolah dan guru meliputi sebagai berikut.
1) Menilai kinerja kepala sekolah/madrasah dalam pengelolaan sekolah/madrasah dan
administrasi pada sekolah/madrasah kategori standar dan kategori mandiri;
2) Menilai kinerja kepala sekolah/madrasah dalam pengelolaan sekolah/madrasah dan
administrasi pada sekolah/madrasah kategori RSBI dan SBI kategori mandiri;

9
3) Menilai kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses
pembelajaran/bimbingan sekolah/madrasah kategori standard dan kategori mandiri;
4) Menilai kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses
pembelajaran/bimbingan sekolah/madrasah kategori RSBI dan kategori SBI;
5) Menilai kinerja sekolah/madrasah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah/madrasah.
b. Acuan Penilaian untuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru
1) Kriteria
Laporan pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah yang ditunjukkan dengan
enam bukti:
a) Surat keterangan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah.
b) Instrumen penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah.
c) Daftar hadir guru (memenuhi beban jumlah guru minimal) dan/atau kepala sekolah
(memenuhi jumlah minimal kepala sekolah binaan) yang dinilai.
d) Hasil pengolahan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah.
e) Kesimpulan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah.
f) Rekomendasi/tindak lanjut.3

4. Siklus Kegiatan Pengawasan


Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah adalah
Kompetensi Supervisi Manajerial. Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional
yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi
akademik dan supervisi manajerial. Supervisi akademik terkait dengan tugas pembinaan guru
dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Supervisi manajerial terkait dengan tugas
pembinaan kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dalam aspek pengelolaan dan
administrasi sekolah.
1) Ragam kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengawas
sekolah meliputi: Pelaksanaan analisis kebutuhan
2) Penyusunan program kerja pengawasan sekolah
3) Penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja tenaga kependidikan
lain (TU, Laboran, dan pustakawan).
4) Pembinaan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lain.

3
Suandinmath,”Pelaksanaan program pengawasan”,
https://suaidinmath.wordpress.com/2014/06/21/pelaksanaan-program-pengawasan/

10
5) Pemantauan kegiatan sekolah serta sumber daya pendidikan yang meliputi sarana
belajar, prasarana pendidikan, biaya, dan lingkungan sekolah.

Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi
oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang
disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan
pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah binaannya. Pada tahap berikutnya dilakukan
pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan
evaluasi hasil pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua sekolah binaan. Berdasarkan hasil
analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan sejauh mana keberhasilan
tugas pengawas dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaannya.
Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan sekolah adalah menetapkan tindak lanjut
untuk program pengawasan tahun berikutnya. Tindak lanjut pengawasan diperoleh berdasarkan
hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan dalam satu periode.4

5. Ruang Lingkup Program Pengawasan


Berdasarkan jangka waktunya atau periode kerjanya, program pengawasan sekolah
terdiri atas: (a) program pengawasan tahunan, dan (b) program pengawasan semester. Program
pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua sekolah di
tingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun. Program pengawasan tahunan disusun
dengan melibatkan sejumlah pengawas dalam satu Kabupaten/Kota. Program pengawasan
semester merupakan penjabaran program pengawasan tahunan pada masing-masing sekolah
binaan selama satu semester. Program pengawasan semester disusun oleh setiap pengawas
sesuai kondisi obyektif sekolah binaanya masing-masing.
Program pengawasan sekolah adalah rencana kegiatan pengawasan yang akan
dilaksanakan oleh pengawas sekolah dalam kurun waktu (satu periode) tertentu. Agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, pengawas sekolah harus mengawali kegiatannya dengan
menyusun program kerja pengawasan yang jelas, terarah, dan berkesinambungan dengan
kegiatan pengawasan yang telah dilakukan pada periode sebelumnya. Dalam konteks

4
Nurfadilah, I. (2017). Hubungan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dengan Pelayanan Administrasi Tata
Usaha Di SDIT Asy-Syifa Qolbu Bogor. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. hal 12

11
manajemen, program kerja pengawasan sekolah mengandung makna sebagai aplikasi fungsi
perencanaan dalam bidang pengawasan sekolah.
B. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 21 Tahun 2010 disebutkan bahwa pengawas sekolah adalah pelaksana teknis fungsional
bidang supervisi akademik dan manajerial pada sejumlah sekolah yang ditunjuk. Bidang supervisi
akademik pada dasarnya menitikberatkan pada pembinaan, penilaian, dan bimbingan guru untuk
mengembangkan keterampilan profesionalnya dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, dan menindaklanjutinya. Sedangkan bidang supervisi
manajerial fokus pada pemantauan delapan standar nasional pendidikan, pelatihan, penilaian, dan
pendampingan kepala sekolah dalam mengembangkan keterampilan profesional khususnya dalam
hal manajemen sekolah. Sebagai aktualisasi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
pengawasan, diperlukan keterampilan yang cukup kompleks. Keterampilan yang cukup kompleks
dapat diartikan bahwa pengawas sekolah dalam melaksanakan bidang tersebut perlu
mengembangkan keterampilan tidak hanya dalam hal menyusun program supervisi dan
melaksanakan program supervisi tetapi juga perlu mengembangkan keterampilan dalam
mengevaluasi pelaksanaan program supervisi yang berfungsi menentukan keberhasilan. sejauh
mana keberhasilan program supervisi dapat dicapai. dan bagaimana kualitas dan prestasi kerja
pengawas yang dapat diwujudkan.
Untuk memahami konsep evaluasi pelaksanaan program supervisi tidak lepas dari
pengertian program dan supervisi. Istilah program secara spesifik sering diartikan sebagai rencana
atau rencana kegiatan. Namun secara umum program dapat diartikan sebagai suatu kesatuan
kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi suatu kebijakan, berlangsung dalam suatu
proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi. Supervisi adalah kegiatan
pengawas satuan pendidikan dalam menyusun program supervisi, melaksanakan pelatihan
akademik dan administrasi, pemantauan termasuk delapan standar nasional pendidikan, penilaian
kinerja guru dan kepala sekolah, membantu guru dan kepala sekolah dalam mengembangkan
keterampilan profesional. serta mentransmisikan hasil pelaksanaan program pengawasan.
Kemajuan dan perbaikan pelaksanaan program pengawasan tergantung pada pengukuran hasil
kegiatan pemantauan dan evaluasi pengukuran tersebut berdasarkan kriteria atau standar tertentu.
Pengukuran berupaya menentukan besaran hasil pelaksanaan program pengawasan secara
kuantitatif, sedangkan evaluasi berupaya menentukan harga secara kualitatif. Dengan demikian
dalam pelaksanaan program pemantauan, pengukuran dan penilaian digunakan untuk mengetahui
keberhasilan kegiatan pemantauan yang berfungsi untuk perbaikan dan tindak lanjut program.
Pengukuran menentukan banyaknya perubahan yang diharapkan dalam proses pemantauan
sedangkan penilaian berkaitan dengan keputusan harga perubahan tersebut
perubahan atau hasil-hasil yang dicapai dari proses pengawasan. Dalam setiap program
terdapat sejumlah komponen tertentu yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui implementasi
program. Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan dengan model yang disebut CIPP.
Model CIPP ini dapat digambarkan sebagai berikut:

12
a. Konteks,
yaitu hal-hal yang berkaitan dengan proses baik langsung maupun tidak langsung, seperti
faktor lingkungan.
b. Input,
yaitu sesuatu yang menjadi obyek untuk dikembangkan oleh program atau sesuatu yang
diolah dalam program dapat juga dipersepsikan sebagai bahan mentah yang dimasukkan
ke dalam sesuatu yang akan diolah, misalnya guru dan kepala sekolah.
c. Proses,
yaitu kegiatan yang menunjukkan upaya perubahan masukan pada kondisi awalnya dan
diharapkan mencapai kondisi yang diharapkan dalam tujuan program, seperti
pengembangan kemampuan profesional guru dan kepala sekolah.
d. Produk,
yaitu hasil akhir yang merupakan dampak dari bahan baku yang telah diolah oleh program,
seperti mutu proses pembelajaran dan mutu pengelolaan satuan pendidikan dan dapat pula
berupa karya. kinerja yang dicapai.
Dengan demikian, berdasarkan beberapa pengertian evaluasi dan komponen-komponen
tertentu yang dapat dijadikan kriteria dalam menentukan keberhasilan suatu program, maka
evaluasi pelaksanaan program pemantauan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan keberhasilan. pencapaian tujuan dan pengungkapan
permasalahan kinerja program dengan membandingkan konteks, masukan, proses dan produk
untuk memberikan umpan balik guna meningkatkan kualitas kinerja program atau pengambilan
keputusan sebagai acuan dalam pengembangan program selanjutnya.
Sasaran penilaian sesuai dengan yang terdapat di buku kerja pengawas sekolah aspek yang
evaluasi dalam pelaksanaan program pengawasan didasarkan pada rincian kegiatan pengawas
terkait dengan efektivitas tingkat pencapaian dan keberhasilan serta kualitas keberhasilan prestasi
kerja pengawas sekolah dalam melaksanakan:
1. Program Pembinaan Guru
2. Program Pembinaan Kepala Sekolah
3. Program Pemantauan delapan Standar Nasional Pendidikan
4. Program Penilaian Kinerja GuruProgram Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
5. Program Pembimbingan dan pelatihan Guru
6. Program Pembimbingan dan Pelatihan Kepala Sekolah
• Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Pemantauan


Secara umum tujuan evaluasi pelaksanaan program pengawasan pada hakikatnya adalah
untuk memperoleh informasi dan mengambil pembelajaran dari pengalaman mengenai program
pengelolaan, keluaran, manfaat dan dampak program pengawasan yang baru dilaksanakan,
maupun yang sudah berfungsi. sebagai umpan balik untuk pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian program selanjutnya.

13
Secara khusus tujuan evaluasi pelaksanaan program pengawasan adalah untuk:
1) Memperoleh informasi
Mengenai efektivitas pelaksanaan program pengawasan yang dapat dijadikan landasan
untuk mengembangkan kapasitas profesional pengawas dalam melaksanakan tugas
pengawasan.
2) Mendeskripsikan kinerja
Pengawas secara individu dan kolektif dalam siklus semester dan tahunan sehingga
diperoleh gambaran kinerja pengawas pada tingkat satuan pendidikan, tingkat
kabupaten/kota/provinsi sebagai dasar penentuan mutu pengawas. pengawasan program.
3) Mengumpulkan data prestasi kerja
Sebagai dasar untuk menentukan perlunya pengembangan karir pengawas sebagai
lembaga pengawas yang profesional dalam rangka meningkatkan penjaminan mutu
pendidikan nasional.5
B. Manfaat Evaluasi Pelaksanaan Program Pemantauan
Evaluasi terhadap hasil pelaksanaan program supervisi dilakukan untuk mengukur tingkat
pencapaian program supervisi. Informasi yang diperoleh dari evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan akan sangat berguna dalam pengambilan keputusan sebagai bahan rekomendasi dan
penyempurnaan program pengawasan. Dengan demikian, program evaluasi bersifat berorientasi
pada keputusan, (decision centric) atau dilakukan dalam kerangka pengambilan keputusan. Ada
berbagai kemungkinan hasil pengambilan keputusan evaluator mengenai hasil pelaksanaan
program pemantauan yang dievaluasi:
a. Menghentikan program (dengan alasan yang sesuai);
b. Merevisi atau memperbaiki program (sebutkan bagian mana yang perlu direvisi, apa
alasannya dan saran perbaikan apa yang diberikan);
c. Melanjutkan program (dengan alasan yang jelas),
d. Mensosialisasikan program (seluruh atau sebagian program, berapa anggarannya, di mana
mensosialisasikannya, dan bagaimana cara mensosialisasikannya).
Dengan demikian, manfaat evaluasi pelaksanaan program pemantauan pada hakekatnya
dapat digunakan untuk:
1. Identifikasi keberhasilan atau kegagalan program
2. Menunjukkan kekuatan atau potensi yang dapat ditingkatkan.
3. Membantu melihat konteks dan implikasi program yang lebih luas.
4. Memberikan informasi dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan.
5. Pengetahuan dan pengembangan program.
• Prinsip Evaluasi Pengawasan

5
Sulistiyani, N dan Rohmadi. (2013). Perancangan sistem aplikasi administrasi TK MTA Gemolong
Berbasis Web. Prosiding Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA. 2 (1) hlm. 106-
112

14
Dalam melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pengawasan, ada beberapa
prinsip yang dapat dijadikan pedoman, prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Komprehensif.
Bahwa evaluasi pengawasan pelaksanaan program harus mencakup wilayah sasaran yang
luas atau menyeluruh, baik aspek personal, material, maupun operasional. Evaluasi Jangan hanya
fokus pada satu aspek saja. Misalnya soal aspek pribadi, jangan hanya menilai gurunya saja, tapi
juga siswanya, pegawainya, dan kepala sekolahnya. juga untuk aspek material dan operasional.
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh.
b. Perbandingan.
Prinsip ini menyatakan bahwa evaluasi pelaksanaan program pemantauan harus
dilakukan secara kerjasama dengan seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan program
pemantauan. Misalnya dalam mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar atau
kemampuan kepala sekolah dalam manajemen sekolah, pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri
bahkan siswa harus berkolaborasi. Dengan melibatkan semua pihak dalam evaluasi program
pemantauan ini, diharapkan objektivitas dalam penyiaran dapat tercapai.
c. Berkelanjutan.
Evaluasi terhadap pelaksanaan program pemantauan hendaknya dilakukan secara
berkesinambungan selama proses pelaksanaan program, yaitu dengan menggunakan siklus
semester dan tahunan. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai, melainkan
sejak rencana kegiatan dibuat hingga tahap pelaporan. Hal ini penting agar setiap saat dapat selalu
memantau keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan yang berhasil
diupayakan untuk diperbaiki, sedangkan kegiatan yang gagal dicari cara lain untuk mencapai
keberhasiland. Obyektif.
Dalam mengadakan evaluasi pelaksanaan program pengawasan harus menilai sesuai
dengan kenyataan yang ada. Sebagai contoh, apabila program pembinaan guru atau kepala sekolah
itu efektif dapat meningkatkan kemampuan professional guru dan kepala sekolah secara
signifikan, maka katakan bahwa program pengawasan ini efektif, dan sebaliknya apabila jika
program pengawasan ini kurang berhasil dalam meningkatkan kemampuan professional guru atau
kepala sekolah, maka katakanlah bahwa program itu kurang berhasil. Untuk mencapai
keobyektifan dalam evaluasi perlu adanya data dan atau fakta. Dari data dan fakta inilah dapat
diolah dan dianalisis untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta
yang dapat dikumpulkan maka makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.
d. Valid
Selain perlunya data dan fakta, ada juga kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam
evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan untuk
memiliki standar yang jelas ketika menilai suatu kegiatan pelaksanaan program pemantauan.
Evaluasi kesesuaian dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat harus memperhatikan sifat substansi
program pengawasan. Kriteria dalam menilai program pelaksanaan program supervisi ada dua,

15
yaitu pertama, kriteria obyektif berkaitan dengan tolok ukur tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
inilah yang dijadikan tolak ukur keberhasilan pelaksanaan program pemantauan. Kedua, metode
kriteria berkaitan dengan tolok ukur teknis analisis hasil evaluasi: misalnya dengan menggunakan
persentase, interval, kuantitatif, atau perhitungan matematis lainnya.
e. Fungsional.
Hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan tidak hanya dimaksudkan untuk
membuat laporan kepada bawahan atau bahan refleksi pribadi terhadap pelaksanaan tugas
pengawasan. Hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan dikatakan fungsional apabila dapat
digunakan untuk memperbaiki keadaan yang ada pada saat itu atau untuk memperbaiki program
pengawasan di masa yang akan datang. Dengan demikian, evaluasi terhadap pelaksanaan program
pengawasan benar-benar mempunyai nilai, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegunaannya secara langsung adalah hasil evaluasi pelaksanaan program supervisi yang
digunakan untuk memperbaiki apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah
hasil evaluasi tersebut digunakan untuk penelitian, pengembangan karir atau keperluan lainnya.
f. Diagnostik.
Program evaluasi pendidikan hendaknya dapat mengidentifikasi kekurangan atau
kelemahan apa saja yang dievaluasi sehingga dapat diperbaiki. Oleh karena itu, setiap evaluasi
pelaksanaan program supervisi harus didokumentasikan dalam bentuk laporan evaluasi
pelaksanaan supervisi dengan menggunakan pola ilmiah dan sistematika. Bahan dokumentasi hasil
evaluasi ini dapat dijadikan landasan untuk menemukan kelemahan atau kekurangan yang
kemudian harus dicarikan jalan keluarnya.
• Penyusunan Laporan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pengawasan
Setelah melakukan penilaian terhadap hasil pelaksanaan program supervisi, setiap
pengawas sekolah mempunyai tanggung jawab untuk menyusun laporan evaluasi hasil
pelaksanaan program supervisi. Penyusunan laporan evaluasi hasil program pengawasan
tergantung pada kedudukan pengawas. Untuk pengawas utama, laporan meliputi sekolah binaan
dan laporan tingkat kabupaten/kota/provinsi. Sementara bagi pengawas sekolah menengah dan
muda, laporan sekop saja sudah cukup.
Secara umum sistematika laporan, ditunjukan seperti contoh berikut :
1. Identitas berisi Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi
2. Bab I. Pendahuluan berisi (Latar Belakang, Fokus Masalah, Tujuan dan sasaran, Ruang
lingkup Pengawasan )
3. Bab II. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah
4. Bab III. Pendekatan dan Metode
5. Bab IV. Hasil Pengawasan pada tingkat provinsi/kabupaten/kota, berisi:

a. Hasil pelaksanaan pembinaan guru dan kepala sekolah


b. Hasil pemantauan pelaksanaan SNP
c. Hasil penilaian kinerja guru dan kepala sekolah

16
d. Pembibingan profesionalisme guru dan kepala sekolah
e. Pembimbingan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah
f. Pembibingan pengawas sekolah muda dan madya dalam pelaksanaan tugas pokok.
Salah satu aspek penilaian kinerja pengawas sekolah sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010
tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kredit dalam melaksanakan Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial adalah aspek evaluasi terhadap hasil pengawasan sekolah. pelaksanaan
program pengawasan. Kegiatan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan program supervisi dilakukan
oleh pengawas sekolah sesuai jenjang jabatan dengan rincian kegiatan sebagaimana tabel berikut:
1. Ruang Lingkup Evaluasi Hasil Pemantauan Pelaksanaan Program
Pelaksanaan tugas pokok pengawas dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan program
pengawasan sesuai dengan rincian kegiatan pengawas tentunya mengacu pada pembebanan beban
kerja yang telah ditentukan dan dihitung dalam siklus mingguan. Kegiatan pengawas sekolah dapat
diwujudkan dalam bentuk tatap muka baik dengan guru maupun dengan kepala sekolah dan
kegiatan non tatap muka. Kegiatan non tatap muka pada dasarnya berkaitan dengan perencanaan
kegiatan dan evaluasi kegiatan pengawasan. Dengan demikian, sesuai dengan ketentuan
pembagian beban kerja pengawas sekolah, evaluasi hasil pelaksanaan program supervisi termasuk
dalam kategori kegiatan tidak tatap muka yang memperhatikan beban kerja. Pemenuhan beban
kerja melalui rincian kegiatan dinilai dalam bentuk penilaian kinerja pengawasan.6
Kinerja seorang pengawas sekolah pada hakikatnya merupakan prestasi kerja yang dapat
dinilai dengan menggunakan angka kredit. Prestasi kerja Pengawas Sekolah merupakan hasil
penilaian terhadap proses hasil kerja yang dicapai Pengawas Sekolah dalam melaksanakan
prestasinya. Angka Kredit adalah nilai satuan setiap item kegiatan dan/atau akumulasi nilai item
kegiatan yang harus dicapai oleh Pengawas Sekolah dalam rangka pelatihan karir pangkat dan
jabatan. Secara umum ruang lingkup evaluasi hasil pelaksanaan program pemantauan terdiri atas:
a. Evaluasi hasil program pengawasan pada sekolah binaan
b. Evaluasi hasil program pengawsana tingkat kabupaten/kota/propinsi
Berdasarkan ruang lingkup eavaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, secara
diskriptif ruang lingkup prestasi kerja seorang pengawas sekolah sesuai dengan jenjang jabatannya
paling tidak ditentukan oleh dua hal, yaitu:
1. Memenuhi kriteria, dan;
2. Ada bukti fisik.
1. Kriteria

6
Kristiawan, M. dan Asvio, N. (2018). Pengelolaan Administrasi Madrasah
Tsanawiyah Negeri Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Madrasah. Jurnal Manajemen
Pendidikan. 5(1) hlm. 86-95

17
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ukuran yang menjadi landasan
dalam menentukan sesuatu. Dalam penentuan prestasi kerja pengawas sekolah dalam
kaitannya dengan evaluasi pelaksanaan program supervisi, kriterianya selalu berkaitan
dengan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pengawas sekolah. Kriteria penilaian
merupakan ukuran atau ketentuan yang harus digunakan untuk menilai kegiatan atau
prestasi kerja pengawas sekolah sebagai dasar penentuan angka kredit. Dengan
demikian, kriteria penentuan prestasi kerja pengawas sekolah dapat diartikan sebagai
kegiatan pengawas sekolah yang dijadikan acuan dalam menentukan prestasi kerja dan
angka kredit.
2. Sedangkan bukti fisik
Merupakan produk hasil evaluasi kegiatan pelaksanaan program pengawasan
berupa dokumen yang disusun secara sistematis, logis, akuntabel, dan fungsional.
Sistematis artinya dokumen diurutkan menurut kriteria tahapan pekerjaan. Logis dapat
dipahami dalam konteks keilmuan, akuntabel dapat diartikan makna bahwa dokumen-
dokumen hasil kegiatan mempunyai bukti keabsahan, dan fungsional dapat diartikan
makna bahwa seluruh dokumen hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program dapat dijadikan sebagai acuan. acuan untuk penyusunan program
selanjutnya.

1. Beberapa hal penting dalam pemberian angka kredit untuk Sub unsur Evaluasi hasil
pelaksanaan Program Pengawasan
Setiap Pengawas Sekolah harus melakukan evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan setiap tahunnya:
a. Kriteria
Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan
yang terdiri dari:
• Laporan evaluasi pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah (Data hasil
pembinaan guru dan/atau kepala sekolah, hasil analisis, kesimpulan, dan tindak
lanjut)
• Laporan evaluasi pelaksanaan pemantauan SNP. (Data hasil pemantauan delapan
SNP, hasil analisis, kesimpulan, dan tindak lanjut )
• Laporan evaluasi pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah (Data
hasil penilian kinerja guru dan/atau kepala sekolah, hasil analisis, kesimpulan, dan
tindak lanjut )
b. Bukti fisik
Laporan lengkap sesuai dengan kriteria yang berlaku dan diketahui Korwas.
c. Pemberian angka kredit
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan/setiap tahun:
Pengawas sekolah muda : 3,00

18
Pengawas sekolah madya: 4,50 dan
Pengawas sekolah utama: 6,00.
C. PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU/KEPALA SEKOLAH
1. Membimbing dan Melatih Profesional Guru

Setiap Pengawas Sekolah berkewajiban melakukan pembinaan terhadap guru dan/atau


kepala sekolah. Bentuk pembinaan ini seperti memberikan arahan, bimbingan dan pelatihan,
contoh, saran dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah;
• Memberi arahan kepada para guru agar para guru dan tenaga kependidikan lainnya lebih
terarah dan benar dalam melaksanakan tugas tersebut untuk mencapai tujuan pendididkan
• Memberi bimbingan dan pelatihan agar para guru dan TK lainnya mengetahui lebih rinci
kegiatan yang harus dilaksanakan dan terampil cara untuk melaksanakan
• Memberi contoh dalam hal ini pengawas berperan sebagai guru yang melaksanakan KBM
untuk materi tertentu didepan kelas agar guru bisa mempraktekkannya dengan baik
• Memberi saran bila terjadi masalah yang muncul untuk ditindak lanjuti baik kepada KS
maupun pejabat yang lain
❖ Sub Unsur Membimbing dan Melatih Profesional Guru

Penilaian angka kredit sub unsur membimbing dan melatih professional guru
bagi pengawas sekolah, meliputi kegiatan dengan kriteria dan bukti fisik sebagai
berikut:
1. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di MGMP/KKG /MGP
dan Kepala Sekolah di KKKS/MKKS dan sejenisnya:

a. Kriteria
Program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di MGMP/KKG/ MGP dan
kepala sekolah di KKKS/MKKS dan sejenis dari itu yang memenuhi tujuh aspek
Sistematika program:
1. Identitas (halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi)
2. Pendahuluan (latar belakang, fokus masalah, tujuan dan sasaran, tugas
pokok/ruang lingkup)
3. Kerangka pikir pemecahan suatu masalah
4. Pendekatan dan metode pengawasan
5. Program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di MGMP/KKG/
MGP dan kepala sekolah di KKKS/MKKS
6. Penutup (simpulan saran dan rekomendasi)
7. Lampiran (RPA/RPM/RPBK, jadwal, surat tugas, instrumen pengawasan):

19
b. Program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di MGMP/KKG/MGP dibuat
dan dilengkapi dengan materi pelatihan mencakup:
• Penguasaan kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik dan profesional.
• Pengembangan diri
• Publikasi ilmiah, dan
• Karya Inovatif
Untuk pembimbingan dan pelatihan Guru meliputi antara lain:
1. Perencanaan Pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran.
3. Pelaksanaan Penilaian Hasil Pembelajaran.
4. Pelaksanaan Pembimbingan dan pelatihan siswa dan tugas tambahan.
5. Pembimbingan pembuatan KTI dalam bentuk PTK.
Program pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah di KKKS/MKKS
dibuat dan dilengkap dengan materi pelatihan yang mencakup:
1. Penguasaan kompetensi guru
2. Penguasaan kompetensi tugas sebagai kepala sekolah.
3. Pembimbingan penulisan KTI terutama PTK/PTS yang dimulai dengan
pembuatan proposal, pelaksanaan penelitian sampai ke pembuatan laporan
PTK/PTS.
4. Pembimbingan pelaksanaan pendidikan karakter, program induksi, EDS, dan
akreditasi sekolah, dll.
Untuk pembimbingan dan pelatihan Kepala Sekolah meliputi antara lain:
1. Menyusun Program Kerja Sekolah.
2. Pelaksanaan Program Kerja Sekolah.
3. Program Pengawasan dan Evaluasi.
4. Kepemimpinan Sekolah.
5. Sistim Informasi Manajemen.
6. Pembimbingan PTK/PTS.
7. Penyusunan RKAS dengan SNP.
8. Akreditasi Sekolah.
c. Bukti fisik
Program pembimbingan dan pelatihan professional guru dan/atau kepala sekolah di
MGMP/ KKG/ MGP dan MKKS/KKKS dan yang sejenisnya, sesuai dengan sistematika
yang berlaku dan diketahui Korwas.
d. Pemberian angka kredit
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan/setiap tahun:.
Pengawas sekolah muda : 0,30

20
Pengawas sekolah madya: 0,45 dan
Pengawas sekolah utama: 0,60.
3. Melaksanaan Pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan /atau kepala sekolah .
a. Kriteria
Laporan pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala
sekolah di MGMP/KKG/MGP dan KKKS/MKKS dan sejenisnya, terdiri dari: aspek,
kegiatan, sasaran, target, metode, hambatan, ketercapaian dan tindak lanjut.
Laporan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dilengkapi dengan 6 (enam)
bukti, antara lain sebagai berikut:
1. Surat Keterangan dibuat di setiap sekolah dan ditempat pelaksanaan
pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru di MGMP/ KKG/MGP.
2. Daftar hadir terdiri dari minimal 75% dari jumlah sekolah peserta
MGMP/KKG/MGP
3. Jadwal pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.
4. Materi pembimbingan dan pelatihan meliputi kompetensi guru terutama
kompetensi pedagogik dan profesional, materi pengembangan diri, publikasi
ilmiah, dan karya Inovatif.
5. Kesimpulan hasil pembimbingan dan pelatihan ditulis secara lengkap dan baik.
6. Tindak lanjut pembimbingan dan pelatihan ditulis secara tepat.
Laporan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme kepala sekolah dilengkapi dengan
enam bukti, antara lain:
1. Surat Keterangan harus dibuat di setiap sekolah tempat pelaksanaan
pembimbingan dan pelatihan profesionalisme kepala sekolah di KKKS/MKKS.
2. Daftar hadir terdiri dari minimal 75% dari jumlah sekolah peserta KKKS/MKKS.
3. Jadwal pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.
4. Materi pembimbingan dan pelatihan meliputi: Kompetensi guru, Kompetensi
kepala sekolah, Materi kompetensi tugas tambahan kepala sekolah, penulisan
KTI terutama PTK/PTS yang dimulai dengan pembuatan proposal, pelaksanaan
penelitian sampai ke pembuatan laporan PTK/PTS., Pembimbingan pelaksanaan
pendidikan karakter, program induksi, EDS, dan akreditasi sekolah, dll.
5. Kesimpulan hasil pembimbingan dan pelatihan ditulis secara lengkap
6. Tindak lanjut pembimbingan dan pelatihan ditulis secara tepat.
sekolah madyah: 9,00 dan
Pengawas sekolah utama: 9,00
4. Pelaksanaan pembimbinan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program kerja
sekolah, pelaksanaan program kerja sekolah, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah
dan system informasi manajemen.

21
a. Kriteria
Laporan pelaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme kepala sekolah
dilengkapi dengan bukti berisi:
1. Surat keterangan pembinaan Kepala Sekolah di K3S /MKKS.
2. Daftar hadir pembinaan Kepala Sekolah di K3S/MKKS.
3. Jadwal pelaksanaan pembinaan Kepala Sekolah di K3S/MKKs.
4. Materi pembinaan Kepala Sekolah di K3S/MKKS.
5. Instrumen pembinaan Kepala Sekolah di K3S/MKKS.
6. Kesimpulan hasil pembinaan Kepala Sekolah di K3S/MKKS.
7. Tindak lanjut hasil pembinaan Kepala Sekolah di K3S/MKKS.
b) Bukti fisik
Laporan lengkap pelaksanaan pembimbingan Pengawas Sekolah muda dan/atau madya
dalam mengerjakan tugas pokoknya yang sesuai dengan sistematika dan diketahui oleh Korwas.
c) Pemberian angka kredit
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan/setiap tahun.
Pengawas sekolah madya: 0,75 dan
Pengawas sekolah utama: 1,00
5. Mengevaluasi hasil pembimbingaan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala sekolah.
a. Kriteria
Laporan evaluasi hasil pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan profesionalime
guru dan/atau Kepala Sekolah teridiri dari:
1. Laporan evaluasi pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesionalime guru.
2. Laporan evaluasi pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesionalime kepala
sekolah.
3. Laporan evaluasi hasil pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan profesionalime
guru dan/atau Kepala Sekolah minimal berisi aspek:
a) Program.
b) Uraian Kegiatan.
c) Target Yang diharapkan.
d) Hasil Yang dicapai.
e) Keterangan (Tindak Lanjut) .
b) Bukti fisik
Laporan lengkap evaluasi hasil pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan professional guru dan
kepala sekolah yang sesuai dengan sistematika yang berlaku dan diketahui oleh Korwas.
c) Pemberian angka kredit

22
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan/setiap tahun
Pengawas sekolah muda : 0,60
Pengawas sekolah madya: 0,90 dan
Pengawas sekolah utama: 1,20
6. Membimbing pengawas sekolah muda dan/atau pengawas madya dalam meleksanakan tugas
pokok.7
a) Kriteria
Laporan pelaksanaan pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya dalam
melaksanakan tugas pokok, berisi:
1. Surat keterangan pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya minimal dari
korwas.
2. Daftar hadir pengawas sekolah muda dan/atau madya yang dibimbing.
3. Jadwal pelaksanaan pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya.
4. Materi pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya.
5. Instrumen pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya.
6. Kesimpulan hasil pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya.
7. Tindak lanjut hasil pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya.
b) Bukti fisik
Laporan lengkap pelaksanaan pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau madya
dalam melaksanakan tugas pokok, yang sesuai dengan sistematika yang berlaku dan diketahui
Korwas.
c) Pemberian angka kredit
Angka kredit diberikan untuk setiap laporan/setiap tahun
Pengawas sekolah madya: 0,75 dan
Pengawas sekolah utama: 1,00
7. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah dalam
melaksanakan penelitian tindakan
a. Kriteria
Laporan hasil pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah
dalam penelitian tindakan yang ditunjukkan dengan empat bukti:

7
Besse Marhawati. Penghantar Pengawasan Pendidikan. ( Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018).
Hal 87

23
1. Data hasil hasil pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala sekolah
dalam penelitian tindakan.
2. Hasil analisis.
3. Kesimpulan.

24
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berusaha agar visi, misi, tujuan
dan rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Pengawasan
merupakan suatu kegiatan monitoring untuk menanyakan bahwa semua kegiatan organisasi
terlaksana sesuai dengan yang direncanakan dan merupakan kegiatan mengoreksi dan
memperbaiki apabila ditemukan penyimpangan yang akan mengganggu tercapainya tujuan.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang diperlukan dalam mengevaluasi kinerja
organisasi pendidikan untuk menetapkan kemajuan sesuai arah yang dikehendaki dalam
pelaksanaan program pengawasan, pengukuran dan penilaian digunakan untuk menentukan
keberhasilan aktivitas pengawasan yang berfungsi untuk program perbaikan dan tindak lanjut.
Pengukuran menyangkut penentuan jumlah perubahan yang diharapkan dalam proses pengawasan
sedangkan penilaian berkenaan dengan penentuan harga terhadap perubahan perubahan atau hasil-
hasil yang dicapai dari proses pengawasan.
Dalam penyusunan program pengawasan sekolah meliputi:
1) Menetapkan tujuan atau seperangkat tujuan
2) Menentukan situasi pada saat ini
3) Mengidentifikasi pendukung dan penghambat tujuan
4) Mengembangkan seperangkat tindakan untuk mencapai tujuan.
Pengawas Sekolah selain menyusun program pengawasan juga harus melaksanakan program yang
terdiri dari:
1. Melaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah;
2. Memantau pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan;
3. Melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah.
Dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan program pengawasan terdapat beberapa prinsip yang
dapat dijadikan pedoman, prinsip-prinsip tersebut, yaitu :
a. Komprehensif.
b. Komperatif
c. Kontinyu
d. Objektif

25
DAFTAR PUSTAKA

Besse Marhawati.2018. penghantar pengawasan pendidikan.Yogyakarta : Budi Utama

Zulkarnaen.2021.Program Pengawasan dalam Satuan Pendidikan .(Jurnal manajemen


pendidikan islam).11(1).83-86

Suandimath. Pelaksanaan program


pengawsaan.
sshttps://suaidinmath.wordpress.com/2014/06/21/pelaksanaan-program-pengawasan/

Siagian,Sondang P.2005.Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta:Bumi Aksara


Suharsimi Arikunto. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:Bumi
Aksara

Kuswardani Sri.2020. Implementasi Supervisi Pendidikan. Semarang: CV. Pilar Nusantara.

Kristiawan, M. dan Asvio, N. (2018). Pengelolaan Administrasi Madrasah Tsanawiyah


Negeri Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Madrasah. Jurnal Manajemen
Pendidikan. 5(1) hlm. 86-95
Marhawati Besse. 2018. Penghantar Pengawasan Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Nurfadilah, I. (2017). Hubungan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dengan Pelayanan
Administrasi Tata Usaha Di SDIT Asy-Syifa Qolbu Bogor. (Skripsi). Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Sulistiyani, N dan Rohmadi. (2013). Perancangan sistem aplikasi administrasi TK MTA


Gemolong Berbasis Web. Prosiding Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika
dan Komputer FTI UNSA. 2 (1) hlm. 106-112.

Winarno. (2017). Pendayagunaan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam


Administrasi Pendidikan Dan Pembelajaran Di SDIT MTA Gemolong. (Skripsi).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

26
27

Anda mungkin juga menyukai