PENGAWASAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : B. Tomasila, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
pribadi untuk mata kuliah Pengawasan Pendidikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak demi membangun makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah
ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dalam dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.
Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan.
Suatu pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Salah satu penyebab munculnya problematika dalam manajemen pendidikan
adalah praktik mengajar yang lebih memfokuskan pada penguasaan materi
daripada membekali diri siswa dari sudut kompetensi. Padahal, secara teoritis
pendidikan adalah untuk membimbing anak didik lewat pengajaran sehingga
mereka memiliki kompetensi sesuai bakat masing-masing. Untuk meningkatkan
peran guru agar lebih maksimal maka diperlukan pengawasan secara umum
terhadap roda operasional kesehatan organisasi dan kinerja kepala sekolah. Sejauh
ini peran tersebut masih dianggap tidak merupakan faktor yang penting di
masyarakat, dimana kepala sekolah dan pengawasan organisasi adalah faktor
penting dalam pemberdayaan kualitas organisasi atau akuntabilitas sekolah.
Dalam hal ini pengawasan pendidikan dalam pengembangan proses pengajaran
dibutuhkan bagi guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
Di bidang pendidikan dan pengajaran diperlukan pengawas yang dapat berdialog
serta membantu pertumbuhan pribadi dan profesi agar setiap orang mengalami
peningkatan pribadi dan profesi. Dalam hal ini kepala sekolahlah yang memiliki
kewajiban untuk mengatur jalannya sekolah dan juga dapat bekerja sama dan
berhubungan erat dengan masyarakat. Ia berkewajiban membangkitkan semangat
staf guru-guru dan pegawai sekolah untuk bekerja lebih baik, membangun dan
memelihara kekeluargaan, kekompakan dan persatuan antara guru-guru, pegawai
dan murid-muridnya, mengembangkan kurikulum sekolah, mengetahui rencana
sekolah dan tahu bagaimana menjalankannya, memperhatikan dan mengusahakan
kesejahteraan guru-guru dan pegawainya. Semua ini merupakan tugas kepala
sekolah. Tugas-tugas kepala sekolah seperti itu adalah bagian dari fungsi-fungsi
pengawasan yang menjadi kewajiban sebagai pemimpin pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan pendidikan?
2. Bagaimana proses pengawasan pendidikan?
3. Pendekatan apa saja yang ada dalam pengawasan pendidikan?
4. Metode apa saja yang ada dalam pengawasan pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengawasan pendidikan
2. Untuk mengetahui proses pengawasan pendidikan
3. Untuk mengetahui pendekatan pengawasan pendidikan
4. Untuk mengetahui metode pengawasan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka seorang pengawas diharapkan akan mampu
berperan:
1. Sebagai nara sumber bagi para guru dalam merencanakan dan melaksanakan
tugas-tugasnya, serta dalam mendiagnosa keberhasilan, sehingga guru dapat
secara terus menerus meningkatkan kinerjanya.
2. Sebagai fasilitator dan bahkan pembimbing yang membantu guru dalam
mengatasi hambatan yang dihadapi maupun dalam mengatasi kekurangan yang
dialami.
3. Sebagai motivator yang dengan berbagai cara selalu mengupayakan agar mau
bekerja lebih bersungguh-sungguh dan bersemangat. Termasuk di sini
memberikan tekanan (pressure) dan dukungan (support) agar guru mencapai hasil
pengajarannya.
4. Sebagai aparat pengendali mutu pengajaran (quality assurance auditor) yang
secara periodik dan sistematik mengecek, menganalisis, mengevaluasi dan
mengarahkan serta mengambil tindakan agar ketiga strategi dalam peningkatan
efektivitas pengajaran di atas dapat terlaksana dengan baik dan berhasil.
5. Sebagai peran tambahan penyusun berpendapat bahwa sangatlah tepat jika
seorang pengawas akademik adalah juga seorang “assessor” bagi kepentingan
program akreditasi sekolah. Dengan demikian, kegiatan akreditasi dapat
memperoleh data yang akurat mengenai proses pengajaran karena terdapat sumber
informasi untuk mengkonfirmasikan berbagai hal.
b. Prosedur Evaluasi
Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya
sendiri. Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah
bahwa prosesnya sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Umar
dalam Sadikin dkk. menunjukkan prosedur atau tahapan-tahapan
evaluasi yang umum digunakan:
1) Menentukkan apa yang akan dievaluasi.
Dalam bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi, dapat mengacu
pada program kerja perusahaan. Di sana banyak terdapat aspek-
aspek yang kiranya dapat dan perlu dievaluasi.
2) Merancang (desain) kegiatan evaluasi.
Sebelum evaluasi dilakukan, tentukan terlebih dahulu desain
evaluasinya agar data apa saja yang dibutuhkan, tahapan-
tahapan kerja apa saja yang dilalui, siapa saja yang akan
dilibatkan, serta apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.
3) Pengumpulan data.
Berdasarkan desain yang telah disiapkan, pengumpulan data
dapat dapat dilakukan secara efektif dan efisien, yaitu sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan.
4) Pengolahan dan analisis data.
Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk
dikelompokkan agar mudah dianalisis dengan menggunakan
sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat
dipercaya. Selanjutnya, dibandingkan antara fakta dan
harapan/rencana untuk alat-alat analisis yang mengasilkan gap.
5) Pelaporan hasil evaluasi.
Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan
secara tertulis dan diinformasikan baik secara lisan maupun
tulisan.
6) Tindak lanjut hasil evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen.
Oleh karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh
manajemen untuk mengambil keputusan dalam rangka
mengatasi masalah manajemen, baik ditingkat strategi maupun
ditingkat implementasi stretegi.
Pendapat lain mengenai proses pengawasan menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan UPI,
secara umum proses pelaksanaan pengawasan evaluasi/supervisi dilaksanakan melalui tiga
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi permasalahan, yakni
mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diawasi. Identifikasi dilaksanakan dengan
menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari aspek kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru agar pengawasan lebih efektif dan tepat
sasaran. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan pengawasan adalah:
a. Mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat staf
b. Mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang
dikumpulkan
c. Mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan
d. Menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya
e. Menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau
meningkatkan profesionalisme guru.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki
atau meningkatkan kemampuan guru. Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan
pemberian bantuan dari pengawas kepada guru agar pelaksanaan dapat efektif harus
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Tim Pakar Manajemen Pendidikan
(2004), berpendapat pengawasan tidak berhenti pada selesainya pemberian bantuan
dan terlaksananya teknik pengawasan melainkan ada follow up untuk melihat
keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan pengawasan. Sehingga kegiatan evaluasi
perlu dilaksanakan.
3. Evaluasi Kegiatan
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil
pelaksanaan pengawasan. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran
evaluasi pengawasan ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses
pelaksanaan pengawasan. Hasil dari evaluasi pengawasan akan dijadikan pedoman
untuk menyusun program perencanaan berikutnya.
Mengacu pada pandangan Louis A. Alen, dalam bukunya” The Professional
Management”, manajemen mempunyai beberpa fungsi salah satunya pengawasan:
Pengawasan, mempunyai dua fungsi yakni: (1) menilai serta melakukan evaluasi
sebuah keberhasilan dalam meraih tujuan perusahaan serta target bisnis yang
disesuaikan dengan tolok ukur yang telah ditentukan, dan (2) melakukan langkah
cepat dalam mengoreksi serta mengklarifikasi dari ketidaksesuain hasil kerja yang
mungkin dapat terjadi. Atas dasar itu secara profesional pengawasan dan evaluasi
dalam manajemen ini penting dilakukan agar kesalahan yang terjadi dapat segera
diperbaiki. Ada 3 langkah dalam melaksanakan hal tersebut:
a. Membuat standar, Standar adalah kriteria yang bisa digunakan untuk mengukur
hasil sebuah pekerjaan. Standar dibuat berdasarkan kemampuan kerja pada
keadaan normal. Bentuk standar ini dibagi menjadi dua standar kuantitatif:
Standar yang dinyatakan dalam satuan-satuan tertentu seperti jam kerja mesin,
jam kerja tenaga langsung, dan satuan barang, investasi, dll; Standar kualitatif:
Standar yang berbentuk pendapat umum, langgangan, buruh, dsb.
b. Membandingkan kegiatan standar, langkah ini dilakukan untuk mengetahui
besarnya penyimpangan yang terjadi. Langkah ini bisa digunakan sebagai alarm
untuk mengetahui gejala-gejala menyimpangan yang mungkin saja terjadi
c. Tindakan perbaikan, tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki aktivitas,
kegiatan, atau kebijakan yang tidak sesuai dengan standarnya. Sebelum
melakukan hal di atas, terlebih dahulu harus mendapatkan informasi mengenai
kemajuan yang telah dicapai serta adanya penyimpangan.
3. Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara
pendekatan direktif dan non direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada
pendekatan ini baik pengawas maupun yang diawasi bersama-sama bersepakat
untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan proses
percakapan terhadap masalah yang dihadapi. Pendekatan ini didasarkan pada
psikologis kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah
perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan yang pada gilirannya
akan berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian
pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah yakni dari atas ke
bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku pengawas dalam pendekatan ini
adalah sebagai berikut:
a. Menyajikan
b. Menjelaskan
c. Mendengarkan
d. Memecahkan masalah
e. Negoisasi
a. Percakapan awal
b. Observasi
c. Analisis
d. Percakapan akhir
e. Analisis akhir
f. Diskusi
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
B. Saran
Dari penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari
segi penulisan maupun isi makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesemapurnaa makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rusdiana, Ahmad. Pengawasan dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Tresna Bakti,
2023
INSTRUMEN WAWANCARA
Sumber :
Etheses.iainmadura.ac.id pertama kali diindeks oleh Google pada Januari 2021. Diakses pada
Oktober 2023 dari http://etheses.iainmadura.ac.id/590/14/14%20LAMPIRAN-ULFATUL
%20HASANAH%2020160701050103.pdf