Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Landasan Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu:
Ni Luh Ayu Eka Damayanti,S.Pd.,M.Si

Nama Kelompok 3:
Dewa Ayu Made Wiriani (DS0122007)
Iluh Sukma (DS0122008)
Rai Aryadi (DS0122009)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA HINDU


STAH DHARMA SENTANA SULAWESI TENGAH
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat beliau kami dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Landasan Pendidikan tentang “ Landasan Supervisi
Pendidikan”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan baik dari segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu kami menerima segala kritik dan saran agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Disusun Oleh:

Kelompok 3
DAFTAR PUSTAKA

Judul
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
BAB I……………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN………………………………………………………………….
A. Latar belakang…………………………………………………………….
B. Rumusan masalah………………………………………………………...
C. Tujuan……………………………………………………………………..
BAB II………………………………………………………………………………
PEMBAHASAN…………………………………………………………………...
A. Pengertian Supervisi Pendidikan………………………………………..
B. Tujuan dan fungsi supervisi pendidikan………………………………..
C. Ruang lingkup supervisi pendidikan……………………………………
D. Tata cara pelaksanaan supervisi pendidikan……………………………
E. Fungsi supervisi pendidikan bagi sekolah……………………………….
BAB III……………………………………………………………………………..
PENUTUP………………………………………………………………………….
KESIMPULAN…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangannya, pengawas satuan satuan pendidikan
lebih diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan di tuntut
untuk dapat mengamalkan apa yang tertuang dalam peraturan
Menteri tentang kepengawasan. Tuntunan tersebut salah satunya
tentang kompetensi dalam memahami metode dan Teknik dalam
supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional Ketika
menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah
untu meningkatkan mutu pendidikan.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang
lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material
semata. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada
kepala sekolah dalam mengebangkan mutu kelembagaan
pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan
pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Supervisi Pendidikan?
b. Apa tujuan dan fungsi supervisi pendidikan?
c. Bagaimana ruang lingkup supervisi pendidikan?
d. Bagaimana tata cara pelaksanaan supervisi pendidikan
e. Apa fungsi supervisi penndidikan bagi sekolah?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari supervisi pendidikan.
b. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi supervisi pendidikan.
c. Untuk memahami ruang lingkup supervisi pendidikan.
d. Untuk memahami tata cara pelaksanaan supervisi pendidikan.
e. Untuk mengetahui fuingsi supervise pendidikan bagi sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Pendidikan


Berikut ini adalah beberapa pengertian dari konsep supervisi
pendidikan, dari beberapa pakar:
1. Supervisi adalah berbagai bentuk bantuan dari para pemimpin sekolah
yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan
personel sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.
2. H. Burton dan Leo J. Bruckner: Supervisi adalah teknik pelayanan
yang tujuan utamanya untuk mempelajari dan memperbaiki secara
bersama-sama faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
3. Menurut P. Admas dan Frank G. Dickey: Supervisi adalah suatu
program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
4. Dalam Dictionary of Education, Good Carter memberikan definisi:
Supervisi adalah segala usaha dari para petugas sekolah dalam
memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya dalam
memperbaiki pengajaran, termasuk memper-kembangkan
pertumbuhan guru-guru, menyelesaikan dan merevisi tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar, serta
penilaian pengajaran.
5. Alexander dan Saylor: Supervisi adalah program inservice education
dan usaha memperkembangkan kelompok (group) secara bersama.
6. Boardman: Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi,
mengkoordinasi dan membimbing secara kontiniu pertumbuhan guru-
guru sekolah, baik secara individu maupun secara kolektif agar lebih
mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran.
7. Kimbal Wiles: Supervisi merupakan es: Supervisi merupakan
kegiatan untuk membantu tugasnya secara baik.
8. Supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf
sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
9. Mc. Nerney meninjau supervisi sebagai suatu proses penilaian:
Supervisi adalah prosedur memberi arah dan mengadakan penilaian
secara kritis terhadap proses pengajaran.
10. Supervisi merupakan proses penilaian.
11. Supervisi adalah prosedur memberi arah dan mengadakan penilaian
secara kritis terhadap proses pengajaran: Supervisi adalah suatu teknik
pelayanan yang tujuan utamanya untuk mempelajari dan memperbaiki
secara bersama-sama faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
12. Supervisi merupakan bagian yang amat penting untuk memajukan
metode pembelajaran berikut penambahan sarana dan prasarana yang
menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar.
Pengawasan pendidikan dan pengajaran berarti memberi pimpinan
kepada para guru untuk mencapai kesempurnaan di dalam
pekerjaannya.
Supervisi diperlukan dalam proses pendidikan berdasarkan dua hal
penting.
Pertama, perkembangan kurikulum merupakan gejala kemajuan
pendidikan. Perkembangan tersebut sering menimbulkan perubahan-
perubahan struktur dan fungsi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum
tersebut memerlukan pnyesuaian yang terus-menerus dengan keadaan
nyata dilapangan. Hal ini berarti bahwa guru-guru senantiaasa harus
berusaha mengembangkan kreativitasnya agar pendidikan
berdasarkan kurikulum itu dapat terlaksana dengan baik.
Kedua, pengembangan personel, pegawai atau karyawan
merupakan upaya yang terus-menerus dilakukan dalam sekolah.
Pengembangan personel ini dapat dilaksanakan secara formal dan
informal. Pengembangan formal diselenggarakan dan menjadi
tanggung jawab Lembaga yang bersangkutan melalui penataran, tugas
belajar, lokakarya, dan sejenisnya. Adapun pengembangan informal
merupakan tanggung jawab pegawai yang dilaksanakan secara
mandiri atau bersama dengan rekan kerjanya. Teknik pengembangan
jenis informal, antara lain mengikuti perkembangan pendidikan
melalui kepustakaan, telaahan atau percobaan metode mengajar,
menambah pengetahuan melalui bacaan, dan mengikuti kegiatan
ilmiah.
Supervisi pendidikan adalah bantuan yang diberikan kepada
personel pendidikan untuk mengembangkan proses pendidikan yang
lebih baik dan upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui
kegiatan-kegiatan berikut.
1. Menyampaikan gagasan, prosedur, dan bahan material, untuk
menilai dan mengembangkan kurikulum.
2. Mengembangkan pedoman, petunjuk, cara dan bahan penunjang
lainnya untuk melaksanakan kurikulum.
3. Merencanakan perbaikan metode proses belajar-mengajar secara
formal melalui penataran, lokakarya, seminar, sanggar kerja,
diskusi, dan kunjungan dinas.
4. Membina dan mengembangkan organisasi profesi, seperti
Musyawarah Guru Bidang Studi, Kelompok Keja Guru (KKG),
Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Kelompok Kerja
Pemilik Sekolah (KKPS).
5. Membina, membimbing dan mengarahkan guru-guru untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam
melaksanakan proses belajar- mengajar.
6. Menilai kurikulum, sarana dan prasarana,serta prosedur
berdasarkan tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa dalam
supervise terdapat asas-asas pendidikan yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh para supervisor. Asas-asas yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Supervisi pendidikan adalah bagian terpadu dari program
pendidikan. Supervisi ini memperlakukan manusia sebagai
seutuhnya, baik bagi manusia perorangan, sosial, maupun
makhluk ciptaan tuhan.
2. Tujuan supervise pendidikan adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah dalam rangka mencapai tujuan sistem
pendidikan nasional.
3. Pelaksanaan supervisi pendidikan hendaknya dilaksanakan secara
musawarah, saling menghormati, bersedia menerima pendapat
orang lain, dan menyatakan pendapatnya sendiri.
4. Supervisi pendidikan hendaknya memperhatikan kesejahteraan
personel pendidikan yang meliputi pemenuhan kebutuhan
perseorangan dan sosialnya.
5. Supervisi pendidikan hendaknya dilaksanakan seseorang yang
telah mendapat pendidikan atau Latihan dari bidang supervisi.

Secara subtansial, arti supervisi mengandung unsur-usur pokok


antara lain:
1. tujuan;
2. situasi belajar-mengajar;
3. pengawasan;
4. pembinaan dan pemberian arah;
5. penilaian kritis;
6. tugas supervisor;
Oleh karena itu, apabila merujuk pada pengertian-pengertian diatas,
kedudukan supervisor sangat multidimensional, yaitu di samping
sebagai kepala, pemimpin, juga sebagai pelaksana.
Tugas supervisi pertama kali dilakukan oleh penilik sekolah.
Pengawasan dilakukan ke setiap sekolah untuk menilai tingkat
perkembangan dan kemajuan sekolah serta pelaksanaan berbagai
kegiatan sekolah. Penilik mengawasi semua guru dan proses belajar
mengajar.
Semua aktivitas dan proses belajar mengajar serta tertib tidaknya
administrasi sekolah dinilai sehingga para guru dan karyawan sekolah,
termasuk rekanan kepala sekolah akan mengembangkan dan
memajukan sekolahnya masing-masing.
Saat ini, di setiap sekolah terdapat komite sekolah yang secara
fungsional menduduki tugas supervisor. Komite sekolah dibentuk
melalui musyawarah. Pengurusnya di ambil dari perwakilan orang tua
siswa atau wali.
Tujuan terbentuknya komite sekolah adalah mengetahui dan
mengukur tingkat perkembangan kegiatan sekolah dalam usahanya
mencapai tujuan, sebagaimana tujuan supervisi, yaitu mengembangkan
situasi belajar menjadi lebih baik.
Dalam hal ini, supervisi dapat memberikan bimbingan atau nasihat
kepada guru dan karyawan untuk lebih meningkatkan hasil dan
menghilangkan semua hambatan dalam mencapai tujuan.
Oleh karena itu, orang-orang yang bertugas menjadi supervisor
harus bersifat lapang dada atau bijak dalam menerima berbagai saran
dan kritik dari semua pihak.
Supervisor dapat mengarahkan perhatiannya terhadap dasar-dasar
pedidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam
pencapaian tujuan umum pendidikan. Kinerja supervise adalah
perbaikan dan perkembangan proses belajar-mengajar secara total,
misalnya memperbaiki mutu mengajar guru, membina pertumbuhan
profesi guru dalam arti luas, termasuk didalamnya pengadaan fasilitas
yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan mutu
pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan
pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan dan
penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, serta prosedur dan
teknik evaluasi pengajaran.
Supervisi senantiasa dituntut menciptakan situasi dan kondisi
belajar-mengajar yang kondusif serta menimbulkan semangat yang luar
biasa dari semua guru dan karyawan sekolah dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
Situasi dan kondisi siswa yang kreatif dan aktif dalam belajar,
sebagaimana dijelaskan oleh Yusak Burhanuddin, akan menambah
apresiasi para guru terhadap arahan dan binaan supervisor.

B. Tujuan dan Fungsi Supervisi Pendidikan


Tujuan supervise dapat diperinci sebagai berikut;
1. Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah di
tetapkan.
2. Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung dengan ketentuan
yang berlaku, sehingga berjalan dengan lancar dan memperoleh
hasil yang optimal.
3. Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.
4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
5. Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan,
kekurangan, kekhilafan, dan membantu memecahkan masalahyang
dihadapi sekolah, sehingga dapat meencegah kesalahan yang lebih
jauh.
6. Mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik melalui
pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.

C. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan


Ruang lingkup utama supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum;
2. Ketenagaan atau personil sekolah;
3. Ketatausahaan atau administrasi sekolah;
4. Sarana dan prasarana pendidikan;
5. Hubungan sekolah dengan masyarakat;
6. Kerja sama pengembangan penyelenggaraan pendidikan dengan
semua pihak yang sifatnya menguntungkan bagi peningkatan
pembelajaran siswa dan pengembangan kurikulum atau peningkata
n fasilitas sekolah.
Yusak Burhanuddin menguraikan bahwa pelaksanaan supervisi yang
berkaitan dengan hal-hal di atas adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum melaksanakan tugas-tugas:
a. Pembagian tugas;
b. Rencana kerja tahunan sekolah;
c. Jadwal dan rencana kerja tahunan guru;
d. Penerapan satuan pelajaran sebagai sistem penyampaian
pelajaran.
2. Pelaksanaan proses belajar mengajar, meliputi:
a. Perumusan tujuan instruksional khusus dan tujuan serta
instruksional umum;
b. Cara mengorganisasi kegiatan belajar mengajar;
c. Perencanaan evaluasi belajar (harian, tengah semester, semester,
dan UAN);
d. Program bimbingan siswa.
3. Ketenagaan atau personalia sekolah melaksanakan program
pengawasan:
a. Kehadiran guru di sekolah dan di kelas;
b. Partisipasi guru dalam kegiatan kurikuler;
c. Partisipasi guru dalam kegiatan kokurikuler;
d. Partisipasi guru dalam penataran, lokakarya, dan sebagainya;
e. Statistic presensi guru.
4. Ketatausahaan atau administrasi sekolah melaksanakan program
supervisi, antara lain:
a. Menilai dan meneliti administrasi tata usaha;
b. Pelaksanaan usul kenaikan tingkat guru/pegawai;
c. Pelaksanaan kenaikan gaji berkala;
d. Buku SPP/otorisasi;
e. Buku koperasi sekolah.
5. Sarana dan prasarana pendidikan meliputi penilaian dan penelitian,
yaitu:
a. Penyelenggaraan dan keadaan perpustakaan sekolah;
b. Penyelenggaraan dan keadaan laboratorium;
c. Pemeliharaan Gedung, bangunan, dan halaman sekolah;
d. Pengadaan dan penggunaan alat kantor dan perabot;
e. Pengadaan dan penggunaan alat pengajaran;
f. Pengadaan dan penggunaan material.
6. Hubungan sekolah dengan masyarakat:
a. Bentuk dan sifat kerja sama antara sekolah dengan masyarakat;
b. Manfaat kerja sama dan segi negatif yang mungkin ada;
c. Pembinaan kerja sama;
d. Efektivitas dan efisiensi kerja sama yang ada.

D. Tata Cara Pelaksanaan Supervisi pendidikan


Pelaksanaan supervisi pendidikan berkaitan dengan jenis-jenis
supervisi, di antaranya sebagai berikut.
1. Supervisi umum, yaitu supervisi yang dilakukan terhadap
seluruh kegiatan yang tidak memiliki hubungan langsung dengan
perbaikan proses dan strategi pembelajaran, misalnya
pengawasan terhadap pengelolaan administrasi sekolah,
pengawasan terhadap kondisi bangunan sekolah, alat-alat
kantor,dan inventaris sekolah.
2. Supervisi pengajaran, yaitu supervisi yang dilaksanakan dengan
memfokuskan terhadap pengelolaan pembelajara.
3. Supervisi klinis, yaitu pengawasan yang dilakukan untuk
mencari penyebab adanya kegagalan penerapan kurikulum,
kelemahan metode pembelajaran, dan semua hal yang menjadi
faktor penghambat bagi perbaikan proses belajar mengajar.
4. Pengawasan melekat, dilaksanakan oleh para guru sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-masing;
5. Pengawasan fungsional, dilaksanakan oleh para pengawas yang
tugas dan fungsi serta jabatannya sebagai pengawas.
Pelaksanaan supervisi pendidikan berkaitan dengan jabatan
struktural yang ada di suatu Lembaga pendidikan, yang secara hierarkis
memiliki otoritas untuk melaksanakan pengawasan.
Pelaksanaan supervisi pendidikan secara operasional dituntun oleh
panduan atau pedoman supervise yang di terbitkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional. Sebagaimana dijelaskan dalam Pedoman
Supervisi Pendidikan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, supervisi
perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Supervisi hendaknya dilaksanakan dengan persiapan dan
perencanaan yang sistematis.
2. Sebelum dilakukan supervisi, semua pihak yang akan disupervisi
diberitahu melalui surat resmi yang didalamnya terdapat
penjelasan dan waktu pelaksanaannya.
3. Dalam pelaksanaan supervisi, para supervisor melakukan
pengawasan, pengamatan, dan pemeriksaan administrasi
sekolah, melakukan wawancara, kunjungan, dan sebagainya.
4. Laporan yang didalamnya menjelaskan hasil-hasil supervisi serta
kelebihan dan kekurangan sekolah yang disupervisidibuat
rangkap tiga.
5. Semua aspek yang telah disupervisi memperoleh nilai-nilai
tertentu, baik dengan simbol huruf maupun angka atau dengan
check list atau rating scale.
6. Semua aspek yang telah dinilai menurut format yang telah
dipersiapkan sebelumnya kemudian dibagi secara keseluruhan
sehingga memperoleh nilai rata-rata untuk setiap unsur yang
dinilai.
7. Berdasarkan penilaian yang telah di rata-ratakan, kemudian
dibuat rekapitulasi mengenai penilaian sekolah yang
bersangkutan.
Pelaksanaan supervisi tidak selamannya dilakukan dengan cara yang
formal agar pihak sekolah, mulai guru, murid, hingga staf administrasi
sekolah tidak menjadi kaku Ketika mendengar akan ada supervisi ke
sekolahnya.
Pentingnya rapat sekolah dan kunjungan sekolah merupakan bagian
dari tekni pelaksanaan supervisi sebagai berikut:
1. Setiap rapat sekolah dapat dijadikan alat supervise karena adanya
pertanyaan-pertanyaan dari peserta rapat yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi sekolah.
2. Jawaban kepala sekolah terhadap pertanyaan yang berkaitan
dengan keadaan sarana dan prasarana sekolah, masalah
kurikulum, metode belajar-mengajar para guru, dan kinerja
semua pihak dalam penyelenggara pendidikan, dapat merupakan
bagian dari pembinaan dan pengarahan.
3. Dalam rapat-rapat dibicarakan berbagai kegiatan sekolah yang
melibatkan semua personel sekolah, seperti rencana kegiatan
seminar, diskusi panel, stadium general, workshop, semiloka,
lokakarya, simposium, dan jenis-jenis kegiatan lainnya yang
sebelumnya dibahas mengenai tujuan kegiatan yang
dimaksudkan.
4. Setiap rapat, bagaimana pun singkatnya, hendaknya
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan selalu
memerhatikan persiapan, pelaksanaan, penutupan, dan tindak
lanjutnya.
5. Terlebih dahulu rapat dilakukan dengan menentukan tema yang
akan dibicarakan.
6. Kepala sekolah biasanya menjadi pimpinan rapat dan semua
peserta rapat akan diberi waktu untuk mengemukakan masalah
yang dihadapi atau ide-ide yang dapat dijadikan solusi masalah.
7. Jika kepala sekolah berhalangan, rapat dipimpin oleh wakil
kepala sekolah.
8. Rapat-rapat yang dilakukan secara rutin biasanya membahas
masalah proses belajar-mengajar, anak didik, pengembangan
kurikulum, pengadaan alat-alat pendidikan, dan lainnya yang
berkaitan dengan harapan untuk meningkatkan sistem
pendidikan yang ada.
9. Semua hassil rapat perlu ditindaklanjuti dalam bentuk aksi atau
pelaksana kegiatan.
10. Rapat dapat memancing semua peserta rapat untuk berpendapat.
11. Setelah hasil rapat dilaksanakan, dilakukan evaluasi dalam rapat
berikutnya.
12. Semua pelaksanaan hasil rapat perlu dikendalikan dan diawasi
agar kemajuannya dapat diukur terus menerus.
Selain rapat, kunjungan kelas pun merupakan salah satu teknik
supervisi yang manfaatnya besar bagi perbaikan sistem pembelajaran
sekolah dan bagi peningkatan kinerja semua personel sekolah.
Kunjungan kelas biasanya berhubungan dengan informasi mengenai
siswa tertentu yang prestasi belajarnya baik atau buruk. Kunjungan
kelas biasnya dilakukan oleh kepala sekolah ke dalam kelas
berhubungan dengan pengalaman nya yang penting diperagakan atau
ditransmisikan kepada semua anak didiknya.
Kunjungan kelas dapat dapat dipandang sebagai observasi langsung.
Dengan cara itu, indikator-indikator yang dikeluhkan dapat diperoleh
sehingga mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi murid atau
oleh gurunya.
Pelaksanaan kunjungan kelas merupakan observasi yang dilakukan
seinformal mungkin dengan selalu memerhatikan prestise guru dalam
kelasnya, tidak menonjolkan diri, tidak banyak interupsi, dan
menjunjung tinggi prinsip demokratisasi dalam kepemimpinan.
Hal yang penting dalam kegiatan kunjungan sekolah adalah sikap
kepala sekolahpada waktu mengadakan observas dan sikapnya pada
waktu berhadapan dengan guru tersebut setelah observasi selesai.
Supervisi dijalankan secara mendadak, tanpa sepengetahuan petugas
yang diawasi, seolah-olah supervisor bertugas sebagai resersir yang
mengintai untuk menemukan pelanggaran.
Ada pula supervisor yang melakukan pengawasannya tanpa aturan.
Bahkan, seolah-olah membiarkan keadaan keadaan kekacauan sekolah
berlanjut.
Ada pula pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh supervisor
yang kepemimpinannya bercorak peternalistik. Ia menganggap bahwa
semua guru sebagai bawahan harus diasuh.
Model kepemimpinan yang terbaik dalam kaitannya dengan
pelaksanaan supervise adalah model kepemimpinan demokratis, karena
denagn semua bawahan bebas mengutarakan pendapat dan pikirannya.
Pengawasan secara demokratis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bersifat terpadu dan terencana sehingga semua pihak mengetahui
tujuan supervise yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau
petugas supervisi lainnya.
2. Dilaksanakan secara rutin sehingga semua masalah dan solusinya
dapat dievaluasi dengan cermat.
3. Semua pihak berhak mengutarakan pendapat dan
mendiskusikannya sehingga musyawarah dilakukan hingga
memperoleh kata mufakat.
4. Supervisor bukan pemegang kedaulatan absolut, melainkan
seorang pemimpin yang moderat dan memiliki rasa hormat
kepada semua bawahannya.
5. Semua bawahannya dipandang dari segi prestasinya, bukan dari
unsur-unsur lain yang berasal dari sikap-sikap kolusif dan
nepotisme.

E. Fungsi Supervisi Pendidikan Bagi Sekolah


Secara teoritis, fungsi supervisi pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan kurikulum
dengan segala sarana dan prasarananya.
2. Membantu serta membina guru/kepala sekolah dengan cara
memberikan petunjuk, penerangan, dan pelatihan agar mereka
dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan
mengajarnya.
3. Membantu kepala sekolah atau guru untuk menghadapi dan
menyelesaikan masalah.

Pelaksanaan supervisi pendidikan memiliki fungsi yang strategis


untuk mengembangkan sumber daya manusia yang telah dimiliki
sekolah, terutama untuk kinerja kepala sekolah sebagai supervisor
dan pemimpin utama sekolah.

Fungsi-fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting


diketahui oleh para pemimpin pendidikan, termasuk kepala
sekolah di lingkungan Lembaga pendidikan adalah sebagai
berikut:
• Bidang leadership,
• Human being relationship,
• Pembinaan proses kelompok,
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Supervise adalah usaha petugas sekolah dalam memimpin guru-


guru dan petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk mengembangkan pertumbuhan guru-guru,
menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajaran, metode mengajar, serta penilaian pengajara. Supervisi
adalah suatu program usaha untuk memperkembangkan kelompok
(grup) secara bersama.
Supervisi pendidikan adalah bantuan yang diberikan kepada
personel pendidikan untuk mengembangkan proses pendidikan yang
lebih baik dan upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui
kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Landasan Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai