Anda di halaman 1dari 16

SUPERVISI PENDIDIKAN

MakalahDiajukanUntukMemenuhiTugas Mata Kuliah


Manajemen LPI

DosenPengampu :

Drs. Mahmudi

Oleh :

A. Nasih Ahbab (D
Alfita Choirun Amalia (D91216090)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI

 BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang ..........................................................................
2. Rumusan masalah.....................................................................
3. Tujuan ......................................................................................
4. Sistematika penulisan ...............................................................
 BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian supervisi..................................................................
2. Prinsip supervisi .......................................................................
3. Fungsi dan Tujuan supervisi.....................................................
4. Ruang lingkup supervisi...........................................................
5. Pendekatan supervisi.................................................................

 BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan ..............................................................................
2. Saran ........................................................................................
 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses pendidikan yang di dunia ini mengalami zaman yang berbeda-
beda dari dulu yaitu sejak manusia ada sampai zaan sekarang ini. Karena dari
hakekat manusia itu sendiri yaitu tidak dapat berdiri sendiri dan selalu
membutuhkan pertolongan dari iorang lain. Sejak kecil anak itu
membutuhkan pertolonganbahkan saat kelahirannyapun juga membutuhkan
pertolongan, di dalam masyarakatnya juga demikian yang selalu
membutuhkan pertolongan dari anggota-anggota masyarakat lain yang hidup
disekitarnya. Macam-macam pertolongan baik itu disadari maupun tidak oleh
oleh anak yang bersangkutan adalah merupakan pendidikan untuk membantu
mengembangkan dirinya.1
bahwa supervisi pendidikan itu sangat perlu ditinjau dari beberapa segi,
sebagaimana dikemukakan oleh swearinge bahwa supervisi pendidikan itu
perlu dilihat dari latar belakang sebagai berikut: latar belakang kultural, latar
belakang filosofis, latar belakang psikologis, latar belakang sosial, latar
belakang sosiologis, dan latar belakang pertumbuhan jabatan.
Supervisi pada masa awal atau juga beserta latar belakangnya yang
kesemuannya itu telah kami terangkan pada bab/ masalah latar belakang
supervisi pendidikan pada uraian terdahulu. Supervisi pada abad ke -
18Supervisi pada abad ini dilakukan oleh panitia kantor atau panita sekolah
atau anggota-anggot badan pendidikan, yang hanya bertugas menctat
kepentingan atasannya saja. Bila guru melakukan kesalahan, supevisor hanya
mengkritik dan menegur saja, tidak menunjukkan bagaimana cara
memperbaikinya
Supervisi pada abad ke-19 Para supervisor pada abad ini kedudukannya
sudah tinggi. Mereka adalah pera pegawai kantor pengawas pendidikan.
Tugas supervisor apada abad ini idak hanya mengontrol saja, melainkan
mulai bernagsur-angsur memperhatikan guru. Supervisor pada abad ini sudah
dianggap penting bagi kemajuan pengajaran, namun anatara supervisor dan
kepala sekolah melaksanakan fungsi supevis, tetapi supervisi dari kepala
sekolah tidak begitu lancar disebabkan oleh tugas-tugas ketatausahaan
sekolah, tugas ini baru dapat lancar pada abad ke-20. dari uraian tadi dapat
diambil kesimpulan bahwa tugas utama supervisor ilmiah adalah mencri
undang-undang atau peraturan dan melaksanakan peraturan-peraturan
tersebut terhadap guru

1
Pidarta,1986, Hal 31

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun dapat menyusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan supervisi pendidikan?
2. Prinsip apa saja yang diterapkan dalam supervisi pendidikan?
3. Apa saja fungsi dan tujuan supervisi pendidikan?
4. Apa saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup supervisi pendidikan?
5. Bagaimana pendekatan supervisi pendidikan?

C. Tujuan masalah
D. Sistematika penulisan

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise”
atau mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary
disebutkan bahwa supervisi merupakan „A critical watching and directing”.
Beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata,
yaitu “superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala
sekolah digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan
guru digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah.
Supervisi adalah apa personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa
dan alat-alat dalam rangka mempertahankan/ mengubah pengelolaan sekolah
untuk mempengaruhi langsung pencapaian tujuan instruksional2Dari definisi
ini jelas sekali bahwa supervisi itu dilakukan untuk memberi jalan keluar
pada pelaksanaan pengajaran agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Berikut ini dikemukakan lagi definisi yang lebih singkat yaitu:Supervisi
adalah segala bantuan dari pempian sekoalh yang tetuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru dan personalia sekolah lainnya di dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. 3
Definisi yang kedua ini lebih menjelaskan fungsi daripada supervsi
pendidikan yaitu pemberian bantuan kepada guru dalam mencapai tujuan-
tujuan yang ada pada dunia pendidikan. Namun kurang jelas dan tdak
menyebutkan bantuan macam apa yang diberikan oleh supervisi kepada
seorang guru,untuk itu berikut ini kami kemukakan definisi yang lebih
lengkap dari definisi terdahulu yaitu terdapa dalam “dictionary of education”
Good carter yaitu yang dikutip4
Dalam Dictionary of Education Good Carter (1959) memberi pengertian
bahwa supervisi adalah Usaha dari petugas-petugas sekolah dalam
memimpinguru-guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran,
termasukmenstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan
guru-guruserta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan
metode serta evaluasi pengajaran.4 Sedangkan menurut Piet A. Sahertian,
supervisi tidak lain dari Usaha memberi layanan kepada guru-guru baik
secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki
pengajaran.5
2
Burhanuddin Harahap, Supervisi Yang Dilaksanakan Ileh Guru, Kepala Sekolah,
Penilik, Dan Pengawas, (Jakarta: PT Ciawi ,1983),3
3
NgalimPurwanto, Administrasi Pendidikan.(Jakarta; Mutiara, 1981).52
4
Piet A. Sahertian, Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan, (Surabaya; usaha
nasional,1981),18
5
Piet A. Sahertian, KonsepDasardanTeknikSupervisiPendidikan, (Jakarta: RinekaCipta,
2008),169

5
B. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan
Seorang superviso atau pemimpin pendidikan dalam melaksanakan
supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip sebagai berikut:
1. Supervisi merupakan bagian dari proses pendidikan sebagai suatu
kesetuan secara menyeluruh
2. Pada dasarnya guru dan kepala sekolah memperlukan supervisi oleh
karena itu harus dilaksanakn seefektif mungkin
3. Supervisi hendaknya membentuk menjelaskan tujuan dan sasaran
pendidikan
4. Supervisi membantu menciptakan hubungan manusiawi antara staff
sekolah (guru, kepala sekolah, pegawai, dll) sebab menjalankan
supervisi terhadap pelaksanaan suatu kegiatan yang dengan sendirinya
menampakan hubungan antar menusia.
5. Tanggung jawab program supervisi terletak pada guru, kepala sekolah,
dan penilik / pengawas
6. Supervisi akan lebih efektif jika biaya superrvisi disediakan
7. Supervisi haru s memperhatikan dan mampu menerangkan hasil
menemuannya (harahap, 1983:9)
Namun ada lagi yang mengemukakan tentang prinsip supervisi dengan
membagi-bagi menjadi beberpa sub yaitu yang dikemukakan oelh
sahertain bahwa prinsip supervisi adalah sebagai berikut:
1. Ilmiah (Scientif) yang mencakup unsur-unsur:
a. Sistematis yaitu dilaksanakn secara teratur, terencana, dan kontinu
b. Obyektif yaitu data yang didapat berdasarkan pada hasil observasi
nyata
c. Menggunaakn alat y ang dapat memberi informasi sebagai umpan
balik terhadap proses belajar mengajar
2. Demokratis. Yaitu menjunjung tinggi asas musyawarah
3. Kooperatif . yaitu bahwa semua staff sekolah dapat beerja sama dalam
menciptakan situasi belajar
4. Konstruktif dan kreatif. Yaitu membina dan mendorong guru untuk
aktif menciptakan suasana diman orang meras aman dan dapat
mengembangkan potendi-potensinya (sahertian, 1981:30-31)
Bila prinsip-prinsip itu diterima makasikap para pemimin pendidikan
perlu dirubah agar tidak selalu memaksa dan menakut-nakuti
sertamelemahkan daya kreatifitas dari anggora staffnya. Dan diganti
dengan sikap kreatif yaitu menciptakan relasi yang aman dan tenang

C. Fungsi Dan Tujuan Supervisi Pendidikan

6
1. Fungsi supervisi pendidikan dapat dibedakan menjadi dua bagian besar
yaitu
a. Fungsi utama yatiu membantu sekolah yang sekaligus mewakili
pmerintah dalam usahanya mencapaitujuan pendidikan
b. Fungsi tambahan yaitu sekoalh dalam rangka membina guru agar
dapat bekerja dengan baik dan dapat menyesuaikan diri dengan
msyarakat 6
Namun dibawah ini akan penulis kemukakan sebuah fungsi
supervisi pendidikan yang lebih spesifik dalam memberika uraiannya
yantiu yang dikemukakan oleh swearingen yang memberikan delapan
fungsi supervisi diantaranya adalah
a. Mengkoordinir semua usaha sekolah
b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
c. Memperluas pengalaman guru
d. Menstimulir usaha-usaha kreatif
e. Memberikan fasilitas dan penilaian secara terus menerus
f. Menganalisa situasi belajar mengajar
g. Memberikan pengetahuan dan skill terhadap setiap anggora staff’
h. Menintegrasi tujuan pendiidikan dan membantu meningkatkan
kemampuan mengajar guru-guru (sahertian, 1981:26)
2. Tujuan supervisi pendidikan
Yang dikemukakan oleh N.A Ametembun bahwa tujuan supervisi
pendidikan adalah mengembangkasn situasi belajar mengajar yang
lebih baik melalui usaha peningkatan profei mengajar 7Senada dengan
apa yang ada diatas juga dikemukakan oleh depdikbud bahwa tujuannya
adalah:Mengembangkan belajar mengajar yang lebih baik melalui
usaha peningkatan profesi 8
Namun dari kedua uraian tersebut diatas diatas rupanya masih ada
uraian lagi tentang tujuan supervisi pendidikan yang lebih jeals dan
lebih terperinci yantiu bahwa tujuan umum supervisi pendidikan adalah
agar tercapaianya proses belajar mengajar yang relevan, efeisien, dan
efektif melalui peningkatan atau pembinan kemampuan guru. Proses
susunanprogram pengejaran dan pengejian bahan pelajaran dengan
sistem penyampaian tertentu kepada siswa 9

D. Ruang lingkup supervisi


Implementasi di lapangan, hal yang dilakukan oleh supervisor dalam
rangka perbaikan situasi belajar untuk menciptakan kualitas belajar.Maka

6
(pidarta,1986:23)
7
(Atembun,1981:30)
8
(Depdikbud,1981:1)
9
(L.P Maarif,1984:1)

7
yang termasuk bidang garapan atau ruang lingkup supervisi adalahsebagai
berikut:
1. Memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia sebagai modal
lembaga dalam mencapai tujuan perludipelihara dan diberdayakan dengan
baik. Efektifitas dan efisiensi tujuankelembagaan pendidikan akan sangat
tergantung pada faktor modal yangsatu ini. Berharganya sumber daya
manusia diukur dari kinerja yangdihasilkannya. Salah satu penentu level
kinerja manusia adalahpengetahuan, keterampilan, dan nilai yang
dimiliki. Dalam hal ini,supervisi sebagai suatu upaya layanan profesional
dalam bidangpendidikan, harus berupaya mampu menciptakan suatu
kondisi yangkondusif bagi pengembangan sumber daya manusia. Tanpa
itu,efektivitas tujuan pendidikan akan terganggu dan mungkin bisa
mandul. Bentuk upaya pengembangan sumber daya manusiapendidikan
yang bisa digunakan untuk memberdayakan sumber dayamanusia. Mulai
dari yang sifatnya pendidikan dan latihan, sampai denganpendidikan
moral dan motivasi serta perlakuan humanis bisa digunakandalam upaya
pengembangan manusia.
2. Mendesain dan mengembangkan kurikulumsebagai pedoman pelaksanaan
layanan dan produksipendidikan memiliki peranan yang penting dalam
penciptaan produkpendidikan yang berkualitas, marketable, kompatibel,
inovatif,kompetitif, dan produktif. Upaya supervisi diharapkan harus
mampu memberikan jalan yang lurus untuk pecapaian hal diatas dengan
caramendesain dan mengembangkan kurikulum secara baik dan benar.
3. Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas sebagai tujuan pokok dan
upaya supervisi pendidikan, kualitaspembelajaran di kelas haruslah
menjadi tujuan utama. Seorang supervisorditantang untuk melakukan
perubahan-perubahan proporsional daninovatif dalam rangka perbaikan
kualitas pembelajaran yangdiselenggarakan guru.
4. Menggairahkan interaksi humanis. Interaksi antar sesama di sekolah akan
sangat berpengaruh terhadapkinerja para staf sekolah. Dalam hal ini,
interaksi yang humanis dituntuttercipta di lingkungan sekolah. Suasana
yang harmonis dan humanisdiantara staf akan mendukung produktivitas,
efektivitas dan efisiensicapaiane.
5. Melaksanakan fungsi-fungsi administratifPada intinya, peran supervisi
built in dengan kepemimpinan.Supervisi merupakan mesin yang
menggerakkan semua aspek-aspekadministratif pencapaian tujuan. Mulai
dari merencanakan,mengorganisir, sampai dengan pengawasan harus ia
jalankan. Seorangpemimpin, manajer harus memiliki peran supervisi. Ia
memiliki otoritasdan kewenangan untuk melakukan upaya-upaya
supervisi10

10
SuharsimiArikuntodanLia Yuliana, ManajemenPendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2012),
Cet- 1, hlm: 302-303.

8
E. Prinsip Supervisi Pendidikan
Menurut Sahartian mengemukakan prinsip-prinsip supervisi adalah
sebagai berikut:
1. Ilmiah, yang mencakup unsur-unsur:
a. Sistematika artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan
kontinu
b. Objektif, artinya data yang didapat pada observasi yang nyata
bukantafsiran pribadi.
c. Menggunakan alat (instrument) yang dapat memberi
informasisebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian
terhadap proses belajar mengajar
2. Demokratis yaitu menjunjung tinggi azas musyawarah, memiliki
jiwakekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang
lain.
3. Kooperatif seluruh staff dapat bekerja sama, mengembangkan
usahabersama dalam menciptakan situasi belajar-mengajar yang lebih
baik
4. Konstruktif dan kreatif yaitu membina inisiatif guru serta
mendorongnyauntuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang
merasa aman dandapat menggunakan potensi-potensinya11
Bila prinsip-prinsip diatas diterima dan diterapkan maka perludiubah sikap
para pemimpin pendidikan yang hanya memaksa bawahannya,menakut-
nakuti dan melumpuhkan kreatifitas dari anggota staff. Sikapkorektif harus
diganti dengan sikap kreatif yaitu sikap yang menciptakansituasi dan relasi
dimana orang merasa aman dan tenang untukmengembangkan kreatifitasnya.

F. Teknik- teknik Supervisi


Model atau teknik supervisi ada 2 macam, yaitu: teknik yang bersifat
individual dan teknik yang bersifat kelompok.
1. Teknik yang bersifat individual
Teknik supervisi yang bersifat individual ialah supervisormengadakan
perkunjungan ke kelas, observasi kelas, percakapan pribadi,saling
mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri12
a. Perkunjungan ke kelas (Classroom Visitation)
Perkunjungan ke kelas (Classroom Visitation) oleh supervisor
terhadap guru yang sedang mengajar, bertujuan menolong guru-guru
dalam hal pemecahan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi.
Dalamperkunjungan kelas yang diutamakan adalah mempelajari sifat

11
Piet A. SahertiandanFransMataheru, PrinsipdanTeknikSupervisiPendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1979)30-31
12
Ibid,45

9
dankualitas cara belajar anak dan bagaimana guru membimbing
muridmuridnya.13
b. Observasi kelas (Classroom Observation)
Dalam observasi kelas (Classroom Observation), supervisor
secaralangsung mengobservasi, meneliti suasana kelas selama
pelajaranberlangsung. Tujuannya adalah untuk memperoleh data
seobyektifmungkin sehingga dengan bahan yang diperoleh dapatlah
digunakandalam menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapi para
guru dalamusaha memperbaiki belajar-mengajar. Namun yang paling
penting perludiperhatikan supervisor ketika mengadakan observasi
adalah:
1) Menciptakan situasi yang wajar (cara masuk kelas).
Mengambiltempat di dalam kelas yang tidak menjadi pusat
perhatian
2) Harus dapat membedakan mana yang penting untuk dicatat
3) Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat
bagaimanamemperbaikinya.
4) Harus diperhatikan kegiatan atau reaksi murid-murid tentang
prosesbelajar mengajar14
c. Percakapan pribadi (Individual Conference)
Dalam percakapan pribadi antara seorang supervisor dengan
guru,sebaiknya yang dipercakapkan adalah usaha-usaha untuk
memecahkanmasalah yang dihadapi oleh guru, dan biasanya
percakapan terjadisetelah adanya tinjauan langsung ke kelas. Seorang
supervisor disampingdibekali oleh ilmunya, juga harus berani
mengutarakan dua hal:
1) hal yang menonjol dalam mata pelajaran (strong points of the
lesson)
2) kekurangan-kekurangan dari pelajaran (weak points of the
lesson)15
d. Saling mengunjungi kelas (Intervisitation)
Saling mengunjungi antara rekan guru yang satu dengan yanglainnya
sangat penting sekali dalam supervisi, karena manfaat
dankebaikannya sangat banyak sekali misalnya:
1) Memberi kesempatanmengamati rekan lain yang sedang
memberi pelajaran
2) Membantuguru yang ingin memperoleh pengalaman atau
ketrampilan tentang teknik dan metode mengajar
3) Memberi motivasi yang terarah terhadap aktivitas mengajar

13
Ibid, 46.
14
Ibid, 52
15
Ibid, 74

10
4) Sifat bawahan terhadap pemimpin seperti halnyasupervisor dan
guru tidak ada sama sekali, sehingga diskusi dapat berlangsung
secara wajar dan mudah mencari penyelesaian persoalandengan
musyawarah16
2. Teknik yang bersifat kelompok
Teknik yang bersifat kelompok ialah teknik-teknik yangdipergunakan
dilaksanakan secara bersama-sama oleh supervisor dengansejumlah guru
dalam suatu kelompok. Teknik seperti ini banyak sekalimodelnya,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan Orientasi Bagi Guru-Guru Baru
b. Panitia Penyelenggara
c. Rapat Guru
d. Study Kelompok Antar Guru
e. Diskusi
f. Tukar-Menukar Pengalaman
g. Lokakarya
h. Diskusi Panel
i. Seminar
j. Symposium
k. Demonstration Teaching
l. Perpustakaan Jabatan
m. Bulletin Supervisi
n. Membaca Langsung
o. Mengikuti Kursus Organisasi Jabatan
p. Curriculum Laboratory
q. Perjalanan Sekolah Untuk Staff Sekolah, Dan Lain-Lain.

G. Jenis-jenis supervisi
Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa
supervisimengandung pengertian yang luas. Setiap kegiatan atau
pekerjaan yangdilakukan di sekolah ataupun di kantor-kantor
memerlukan adanya supervisiagar pekerjaan itu dapat berjalan dengan
lancar dan mencapai tujuan yangtelah ditentukan. Berdasarkan
banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukanoleh guru-guru maupun para
karyawan pendidikan, M. Ngalim Purwantoberpendapat bahwa supervisi
dalam dunia pendidikan dapat dibedakanmenjadi dua macam; yaitu
supervisi umum dan supervisi pengajaran.
Disamping kedua jenis supervisi tersebut dikenal pula istilah
supervisi klinis17Penjelasannya sebagai berikut:
1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran
16
Ibid,77
17
NgalimPurwanto, AdministrasidanSupervisiPendidikan, (Bandung : PT RemajaRosdakarya
2009),89

11
a. Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan
terhadapkegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak
langsungberhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran,
seperti supervisiterhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan
perlengkapan sekolah ataukantor-kantor pendidikan, supervisi
terhadap kegiatan pengelolaanadministrasi kantor, supervisi
pengelolaan keuangan sekolah atau kantorpendidikan, dan
sebagainya.
b. Supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatankepengawasan yang
ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baikpersonel
maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi
belajarmengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan
pendidikan. Dengandemikian, apa yang telah dikemukakan di
dalam uraian terdahulu tentangpengertian supervisi beserta
definisi-definisinya dapat digolongkan kedalam supervisi
pengajaran.

2. Supervisi klinis
Richard Waller memberikan definisi tentang supervisi
klinissebagaimana dikutip M. Ngalim Purwanto, sebagai
berikut:”Supervisiklinis adalah supervisi yang difokuskan pada
perbaikan pengajarandengan melalui siklus yang sistematis dari
tahap perencanaan,pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif
terhadap penampilanmengajar sebenarnya dengan tujuan untuk
mengadakan modifikasi yang rasional”18
Syaiful Sagala menegaskan definisi dari supervisi klinis
adalahsuatu pendekatan yang efektif melalui suatu proses bimbingan
denganmenyediakan konsultasi, dukungan, melayani dan membantu
para gurumeningkatkan keprofesionalannya menggunakan tahapan
observasi,implementasi pembelajaran, dan kegiatan diskusi hasil
analisis datasecara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk
perubahan tingkah laku,memperbaiki pengajaran, mengetahui,
memahami kelebihan dankelemahan guru di bidang keterampilan
mengajar serta berusahameningkatkannya ke arah yang lebih baik
lagi19
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi
pengajaran.Dikatakan supervisi klinis karena prosedur
pelaksanaannya lebihditekankan kepada mencari sebab-sebab atau
kelemahan yang terjadi didalam proses belajar mengajar dan
kemudian secara langsung puladiusahakan bagaimana cara
memperbaiki kelemahan atau kekurangantersebut. Secara teknik
18
Ibid, 90
19
SyaifulSagala, SupervisiPembelajarandalamProfesiPendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), 197

12
dapat dikatakan bahwa supervisi klinis adalah suatumodel supervisi
yang terdiri atas tiga fase, yaitu:
a. pertemuan perencanaan
b. observasi kelas,
c. pertemuan balik20

H. Pendekatan-pendekatan dalam supervisi


Menurut Piet A. Sahertian, ada beberapa pendekatan yang
dapatdigunakan dalam supervisi, yaitu pendekatan direktif, pendekatan
nondirektif dan pendekatan kolaboratif. Ketiga pendekatan tersebut
bertitiktolak pada teori psikologi belajar, berikut ini penjelasan ketiga
pendekatan tersebut21
1. Pendekatan direktif (langsung)
Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah
yangbersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung,
sudah tentupengaruh perilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan
direktif iniberdasarkan pada pemahaman terhadap psikologis
behavioristis. Prinsipbehaviorisme ialah bahwa segala perbuatan
berasal dari refleks, yaitu respons terhadap rangsangan atau stimulus.
Oleh karena guru memilikikekurangan, maka perlu diberikan
rangsangan agar ia bisa bereaksi lebihbaik. Supervisor dapat
menggunakan penguatan (reinforcement) atauhukuman
(punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan denganperilaku
supervisor seperti berikut ini:
a. Menjelaskan
b. Menyajikan
c. Mengarahkan
d. Memberi contoh
e. Menerapkan tolak ukur
f. Menguatkan.
Dengan demikian, Supervisor menjadi central yang menentukan
perbaikan pada guru, supervisor harus aktif, kreatif, dan inovatif
dalam
memperbaiki cara mengajar guru, sehingga guru tidak merasa di dikte
dalam mengembangkan kemampuannya dan kreativitasnya.
2. Pendekatan non-direktif (tidak langsung)
Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-
direktif)adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya
tidaklangsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung
menunjukkanpermasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan
20
Ngalim purwanto,91
21
Piet A. Sahertian, KonsepDasardanTeknikSupervisiPendidikan;
DalamRangkaPengembanganSumberDayaManusia, (Jakarta : PT. RinekaCipta, 2000), 44-45

13
secara aktif apa yangdikemukakan oleh guru. Ia memberi
kesempatan sebanyak mungkinkepada guru untuk mengemukakan
permasalahan yang mereka alami.Pendekatan non-direktif ini
berdasarkan pada pemahaman psikologishumanistik. Psikologi
humanistik sangat menghargai orang yang akandibantu. Oleh karena
pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ialebih banyak
mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru
Guru mengemukakan masalahnya, supervisor mencoba
mendengarkandan memahami apa yang dialami. Perilaku supervisor
dalam pendekatannon-direktif adalah sebagai berikut:
a. Mendengarkan
b. Memberi penguatan
c. Menjelaskan
d. Menyajikan
e. Memecahkan masalah.

3. Pendekatan kolaboratif
Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang
memadukancara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu
cara pendekatanbaru. Pada pendekatan ini, baik supervisor maupun
guru bersama-samabersepakat untuk menetapkan struktur proses dan
kriteria dalammelaksanakan proses percakapan terhadap masalah
yang dihadapi guru.Pendekatan ini didasarkan pada psikologi
kognitif. Psikologi kognitifberanggapan bahwa belajar adalah
perpaduan antara kegiatan individudengan lingkungan yang pada
gilirannya akan berpengaruh dalampembentukan aktivitas individu.
Dengan demikian, pendekatan dalamsupervisi berhubungan pada dua
arah; dari atas ke bawah dan dari bawahke atas. Perilaku supervisor
dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut.
a. Menyajikan
b. Menjelaskan
c. Mendengarkan
d. Memecahkan masalah
e. Negosiasi.
Ketiga macam pendekatan itu dilakukan dengan melalui
tahaptahap kegiatan pemberian supervisi sebagai yaitu.
a. Percakapan awal (pre-conference)
b. Observasi
c. Analisis/interpretasi
d. Percakapan akhir(pasconference)
e. Analisis akhir
f. Diskusi

14
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

16

Anda mungkin juga menyukai