Nim : 862312020032
Prodi : 20-MPI 1
Tugas : Final Supervisi Pendidikan
KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah kegiatan pengawasan sekaligus pembinaan pada
suatu institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu dan kualitas kegiatan belajar
mengajar di dalamnya.
B. Landasan Supervisi Pendidikan
Di dalam al-Qur‘an surat Al-Ashr ayat 3 dijelaskan hal yang menyangkut
tentang supervisi dalam artian luas. Firman Allah Swt dalam Surah Al-Ashr ayat 3 :
)٣( ِإاَّل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا َو َع ِم ُلوْا ٱلَّص ٰـِلَحٰـِت َو َتَو اَص ۡو ْا ِبٱۡل َح ِّق َو َتَو اَص ۡو ْا ِبٱلَّص ۡب ِر
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya
menetapi kesabaran”.
Firman Allah Swt. di atas mengandung sebuah pesan secara implisit bahwa
sikap saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran merupakan kunci dalam
menyelenggarakan supervisi pendidikan di sekolah dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan, perbaikan akhlak dan tata cara beretika maupun dalam hal pemberian
motivasi guna pencapaian mutu pendidikan di sekolah.
C. Sejarah dan Perkembangan Supervisi Pendidikan
Sejarah panjang supervisi pendidikan adalah sejarah pendidikan pada
umumnya. Pada masa awal munculnya sistem sekolah pada tahun 500 SM yang
didasari pemikiran akan pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa/negara dan
masyarakatnya, maka muncullah supervisor yang disebut paidonomous. Fungsi
mendidik, melatih, dan mengajar ada pada supervisor ini yang memiliki hak kontrol
yang absolut. Materi yang diajarkan adalah menulis. Peran sebagai pendidik (teacher)
dari pengawas/pembimbing (supervisor) menyatu. Belum ada pemisah peran-peran
tersebut.
Berikutnya, zaman Athena Yunani perkembangan pendidikan memperlihatkan
kemajuan dan semakin mendapatkan tempat daripada zaman-zaman sebelumnya.
Supervisi pendidikan pada zaman revolusi kaum Protestan sekitar tahun 1600
mempunyai tujuan tersendiri sesuai dengan kondisi pada waktu itu. Selain
berkembangnya supervisi pendidikan di negara-negara Eropa, di Amerika Serikat
pada abad ke-17 supervisi mengalami perkembangan. Pada awalnya, banyak yang
menolak kehadiran supervisor dikarenakan sekolah-sekolah tidak menginginkan ada
campur ada campur tangan pihak luar dalam mengurus sekolah, mereka takut kalau
otoritasnya akan berkurang. Namun pada perkembangannya para kepala sekolah
bersedia menerimanya. Pada abad ke-18 supervisi mengalami perkembangan berbeda
dari sebelumnya, supervise pada masa ini dilakuakan oleh panitia kantor atau panitia
sekolah atau anggota-anggota badan pendidikan yang diangkat karena kemampuan
kependidikan dan metode-metode mengajarnya.
Pada abad ke-19 kedudukan supervise sudah mulai meningkat. Secara resmi,
supervise disebut dengan supervisor sekolah. Mereka adalah para pegawai kantor
pengawas pendidikan baik tingkat pusat maupun distrik-distrik. Pada abad ke-18 dan
ke-19, supervisi masih dalam bentuk inspeksi atau pemerikasaan. Pada abad ke-20
pasca bergulirnya revolusi industri pendidikan di Amerika juga sangat dipengaruhi
oleh bentuk-bentuk mekanisme industri dan pelaksanaannya dikenal dengan nama
scientific management (manajemen ilmiah). Pendidikan di Amerika tahun 1930-an
masuk ke era baru, yaitu periode yang disebut oleh para sejarawan sebagai periode
progressive education (pendidikan progresif). Gabungan antara cepatnya
pertumbuhan penduduk penghuni sekolah, bertambahnya keragaman di antara anak-
anak di sekolah, kemakmuran ekonomi, mobilitas, dan faktor ekonomi lainnya, secara
temporal melepaskan pendidikan Amerika dari warisan strukturnya. Program-
program sekolah baru menyebar ke seluruh negeri. Sekolah menjadi lebih manusiawi
dan child centered.
Supervisi pendidikan dalam tahun 1940-an sampai pertengahan dasawarsa
berikutnya lebih memusatkan pada proses daripada hasil. Hal ini berlanjut hingga
pada tahun 1957 mengubah orientasi pada perkembangan kurikulum yang
mendominasi pendidikan. Peran supervisor pada masa ini adalah sebagai
pengembang kurikulum. Pada permulaan tahun 1960-an, supervisor menjadi
pelaksana bidang studi. Tugas supervisor di masa itu adalah menginterpretasikan
program kurikulum, mengorganisasikan bahan, mengikutsertakan guru-guru dan
menghasilkan program sekolah, serta menjadikan dirinya sebagai sumber di kelas.
Peran dan fungsi supervisor terus berkembang dan berevolusi dari tahun ke
tahun, dari bentuk yang sangat instruktif, inspeksi, demokratif, sampai partisipatif.
Dari yang berbentuk sederhana sampai pada menjadi sebuah profesi. Dari yang hanya
melalui proses interview dan pengamatan sederhana sampai pada riset aksi kelas
(classroom action research) atau riset partisipatif (partisipatory action research).
Dinamika peran, fungsi, posisi, dan teknik supervisi terus berkembang sampai saat ini
dan di masa-masa yang akan datang.
D. Tujuan Supervisi Pendidikan
Fokus tujuan supervisi pendidikan adalah pencapaian tujuan pendidikan yang
menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah dan guru. Supervisi pendidikan perlu
memperhatikan beberapa faktor yang sifatnya khusus, sehingga dapat membantu
mencari dan menentukan kegiatan supervisi yang bersifat efektif.
E. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi supervisi Pendidikan adalah: Pertama, meningkatkan mutu
pendidikan. Kedua, sebagai penggerak terjadinya perubahan. Ketiga, kegiatan
memimpin dan membimbing. Kegiatan memimpin dan membimbing dengan
melakukan kegiatan menyusun pedoman atau petunjuk pelaksanaan layanan
profesional kepada pelaksana program pendidikan.
E. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan
Menurut Djadjadisastra secara umum prinsip supervisi dibagi menjadi dua,
yaitu prinsip fundamental dan prinsip praktis. Prinsip fundamental adalah penjelasan
bahwa supervisi pendidikan merupakan bagian dari seluruh proses pendidikan yang
tidak terlepas dari dasar falsafah Negara yaitu Pancasila. Prinsip ini dijabarkan
menjadi beberapa sikap sesuai dengan butir-butir Pancasila. Sementara prinsip praktis
merupakan kaidah atau pedoman praktis yang dilakukan dalam menjalankan
supervisi. Prinsip ini dibagi menjadi dua, yaitu prinsip positif dan prinsip negatif yang
masing-masing dijabarkan lagi menjadi beberapa sikan yang harus dilakukan dan
harus dihindari oleh seorang supervisor.
SUPERVISI AKADEMIK
A. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian
tujuan pembelajaran. Esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk
kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesinalismenya.
B. Tujuan Supervisi Akademik
Menurut Mulyasa, tujuan utama supervisi akademik adalah untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran
melalui pembelajaran yang baik. Tujuan supervisi akademik yang diberikan kepada
guru adalah bantuan dan layanan berupa bimbingan serta arahan kepada guru-guru
serta staf sekolah yang lain untuk meningkatkan profesionalismenya. Jadi, dapat
ditegaskan bahwa tujuan supervisi akademik adalah untuk meningkatkan proses
belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan sekolah dan juga mencapai tujuan
pendidikan nasional.
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
1. Praktis 8. Kekeluargaan
2. Sistematis 9. Demokratis
3. Objektif 10. Aktif
4. Realistis 11. Humanis
5. Antisipatif 12. Berkesinambungan
6. Konstruktif 13. Terpadu
7. Kooperatif 14. Komprehensif
D. Ruang Lingkup Supervisi Akademik
Ruang lingkup supervisi akademik menurut Prasojo meliputi:
1. Pelaksanaan KTSP.
2. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran oleh guru.
3. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan
peraturan pelaksanaannya.
4. Peningkatan akan mutu pembelajaran melalui pengembangan.
E. Proses Supervisi Akademik
Supervisi akademik dalam pelaksanaannya memiliki beberapa tahapan.
Tahapan pertama ada empat perencanaan yang harus disiapkan yaitu: 1. Tujuan
supervisi akademik yang dirumuskan berdasarkan kasus yang terjadi; 2. Jadwal
supervisi akademik yang ditetapkan dalam memuat informasi seperti nama guru yang
disupervisi, mata pelajaran, hari dan tanggal pelaksanaan, jam pelajaran, kompetensi
dasar, dan pokok pembahasan/materi; 3. Teknik supervisi akademik yang dipilih
merupakan keputusan yang diambil supervisor setelah mengidentifikasi dan memilih
teknik supervisi akademik yang tepat dengan kasus yang ada; 4. Instrumen supervisi
akademik yang dipilih berdasarkan hasil analisis dan identifikasi instrumen yang akan
digunakan.
Kedua supervisi akademik harus dilaksanakan, setelah dilakukan sosialisasi
dan kesepakatan bersama guru yang akan di supervisi. Ketiga pelaksanaan supervisi
akademik harus dianalisis. Hasil pelaksanaan supervisi akademik akan menjadi bahan
selanjutnya untuk melakukan analisis. Keempat hasil analisis supervisi akademik
harus diberikan umpan balik,. Rencana umpan balik dilakukan terhadap guru
biasanya dilaksanakan bersamaan dengan kegitan tindak lanjut. Sehingga langkah-
langkah yang harus dilakukan sama.
Kelima supervisi akademik mesti dilengkapi dengan rencana tindak lanjut.
langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan umpan balik bersamaan dengan
kegiatan tindak lanjut. Keenam menyusun laporan hasil supervisi akademik. Setelah
kita melakukan tahapan demi tahapan supervisi akademik di atas maka sampailah kita
pada bagian akhir kegiatan. Tahapan ini tidak kalah penting dengan tahapan
sebelumnya. Bahkan merupakan akhir kegiatan yang sangat berpengaruh terhadap
seluruh rangkain kegiatan supervisi akademik.
SUPERVISI MANAJERIAL
A. Pengertian Suvervisi Manajerial
Supervisi manajerial merupakan kegiatan pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan manajemen pendidikan yang dilakukan oleh supervisor
terhadap tenaga administrasi sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sehingga tujuan sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien serta daoat
memenuhi standar pendidikan nasinal.
B. Tujuan Supervisi Manajerial
Sasaran supervisi manajerial adalah meningkatkan manajemen sekolah
melalui peningkatan kemampuan administratif tenaga kependidikan atau personil
sekolah lainnya dalam melak-sanakan tugas-tugas yang mendukung terlaksananya
proses pembelajaran dan peningkatan mutu di sekolah. Hal ini dilakukan setiap
pengawas pada sekolah yang menjadi binaannya.
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial
Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam supervisi manajerial adalah:
1. Pengawas harus menjauhkan diri dari sifat otoriter.
2. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis.
3. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan.
4. Supervisi harus demokratis.
5. Program supervisi harus integral.
6. Supervisi harus komprehensif.
7. Supervisi harus konstruktif.
8. Supervisi harus obyektif.
D. Ruang Lingkup Supervisi Manajerial
Esensi dari ruang lingkup supervisi manajerial adalah berkenaan dengan
kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap kepala sekolah dan
seluruh elemen sekolah lainnya di dalam mengelola, mengadministrasikan dan
melaksanakan seluruh aktivitas sekolah, sehingga dapat berjalan dengan efektif dan
efisien dalam rangka mencapai tujuan sekolah serta memenuhi standar pendidikan
nasional.
E. Fungsi Supervisi Manajerial
Pelaksanakan fungsi supervisi manajerial berperan sebagai:
1. Kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi,
pengembangan manajemen madrasah
2. Asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi
madrasah
3. Pusat informasi pengembangan mutu madrasah, dan
4. Evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan.
SUPERVISI KLINIS
A. Pengertian Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru
yang membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya dengan itu.
Pembicaraan ini bertujuan bertujuan untuk membantu pengembangan profesional
guru dan sekaligus untuk perbaikan proses pengajaran itu sendiri.
B. Unsur-Unsur Supervisi Klinis
1. Adanya tatap muka antara guru dan supervisor
2. Observasi dengan sungguh-sungguh
3. Mengamati perilaku guru di kelas
4. Deskripsi hasil observasi yang detail
5. Guru dan supervisor mengevaluasi bersama
6. Fokus dengan kebutuhan atau masalah yang dihadapi guru.
C. Ciri-Ciri Supervisi Klinis
1. Bimbingan yang diberikan supervisor bersifat bantuan bukan perintah atau
instruksi.
2. Sasaran supervisi diusulkan oleh guru dengan sebelumnya ada pengkajian
dan kesepakatan bersama supervisor.
3. meskipun proses mengajar guru dikelas bersifat luas dan terintegrasi, namun
yang menjadi fokus sasaran supervisi adalah bagian yang sudah disepakati
agar mudah diobservasi.
4. Instrumen observasi dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dan
supervisor.
5. Umpan balik dari kegiatan observasi diberikan segera dan secara objektif.
6. Analisis dan interpretasi data observasi dilakukan bersama antara guru dan
supervisor.
7. Dalam melakukan analisis guru diberi kesempatan untuk menilai diri terlebih
dahulu dan supervisor tidak banyak mengarahkan melainkan cenderung
lebih banyak mendengar dan bertanya.
8. Hubungan yang terjalin dalam supervisi bersifat terbuka dan dalam suasana
yang intim.
9. Pelaksanaan supervisi dilakukan secara bersiklus yang meliputi persiapan,
observasi, dan diskusi umpan balik.
10. Supervisi klinis digunakan untuk perbaikan dan peningkatan keterampilan
mengajar.
D. Tujuan Supervisi Klinis
1. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap
pelaksanaan kualitas proses pembelajaran.
2. Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
3. Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang
muncul dalam proses pembelajaran
4. Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan maslah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran
5. Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam
mengembangkan diri secara berkelanjutan
E. Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis
1. Supervisi klinik yang dilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari para guru
lebih dahulu. Perilaku supervisor harus sedemikian taktis sehingga guru–
guru terdorong untuk berusaha meminta bantuan dari supervisor.
2. Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa kesejawatan.
3. Ciptakan suasana bebas dimana setiap orang bebas mengemukakan apa yang
dialaminya. Supervisor berusaha untuk apa yang diharapkan guru.
4. Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang rill yang mereka
sungguh alami.
F. Prosedur Supervisi Klinis
Langkah-langkah supervisi klinik berlangsung dalam suatu proses yaitu
berbentuk siklus yang terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap pertemuan pendahuluan (pra-
observasi), tahap pengamatan (observasi) dan tahap pertemuan balikan (umpan
balik/feed back). Dua dari tiga tahap tersebut memerlukan pertemuan antara guru dan
supervisor yaitu pertemuan pendahuluan dan pertemuan balikan.