Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP PRINSIP SUPERVISI

Digunakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Supervivi Pendidikan

Disusun Oleh

Kelompok 2

1. Sri Sartika ( 19.10.30.102 )


2. Andi Rezaldi ( 19.10.30.092 )
3. Moh. Safa ( 19.10.30.087 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI 3)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALU (IAIN)
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu


Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannyalah tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu nabi Muhammad saw. yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat.
Penulis mengucap syukur kepada allah swt atas limpahan nikmat sehatnya,baik itu sehat
fisik maupun akal pikiran. Sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
dari mata kuliah Prinsip-Prinsip Suvervisi
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen yang
telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian semoga makalah ini
bermanfaat.Terimahkasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

Palu,51 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...............................................................................................................


Kata Pengantar .................................................................................................................
Daftar isi ............................................................................................................................

Bab I Pendahuluan ...........................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................

B. Rumusan Masalah .................................................................................................

C. Tujuan Masalah.....................................................................................................

Bab II Pembahasan ...........................................................................................................

A. Pengertian Prinsip Supervisi Pendidikan ..............................................................

B. Jenis-Jenis Prinsip Supervisi .................................................................................

Bab III Penutup.................................................................................................................

A. Kesimpulan ........................................................................................................

Daftar Pustaka ..................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.


Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius
menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan
muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan dikatakan sebagai salah satu unsur paling penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan merupakan proses pendewasaan diri manusia serta proses
pembentukan pribadi dan karakter manusia. Manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan
sebagai pegangan dalam menjalani hidup dan menghadapi kenyataan hidup. Dalam
pendidikan formal, sekolah menjadi suatu jenjang yang sudah selayaknya dilalui dalam
proses kehidupan manusia. Karena pendidikan sekolah tidak hanya bertujuan melatih
kedewasaan tetapi juga mengasah intelektualitas, kompetensi, tanggung jawab dan
kesadaran.

Agar proses pendidikan berlangsung dengan baik diperlukan sumber daya manusia
yang handal untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik. Perencanaan atau kurikulum
pendidikan yang sesuai juga sangat mempengaruhi agar tujuan pendidikan tersebut tercapai.
Kurikulum tersebut berisi standar-standar pembelajaran dan pengembangan intelektualitas
manusia. Untuk itu, berkembangnya sebuah sekolah atau lembaga pendidikan, dengan hasil
output yang bagus, kinerja guru yang profesional, serta prestasi sekolah yang
membanggakan tentu tidak terlepas dari peran seorang supervisor. Supervisor adalah orang
yang bertugas mengawasi setiap pelaksanaan program pendidikan di suatu lembaga
pendidikan. Supervisor mengadakan pengawasan dan bertanggung jawab tentang
keefektifan program tersebut. Supervisor meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang
memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Pastinya dalam mengadakan
supervisi pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip. Apa sajakah prinsip-prinsip
supervisi pendidikan? Akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

a. Apa maksud dari prinsip supervisi pendidikan ?

b. Apa saja jenis-jenis prinsip pendidikan

C. Tujuan Masalah
Mahasiswa mampu mengetahui apa saja yang termasuk dalam prinsip-prinsip
sypervisi dan jenis-jenis prinsip supervisi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Supervisi Pendidikan

Pengertian prinsip menurut kamus wikipedia adalah suatu pernyataan fundamental


atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang atau kelompok
sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Dalam pengertian umum prinsip
adalah suatu pegangan hidup yang diyakini seseorang mampu membantu dirinya mencapai
tujuan hidup yang dia inginkan atau diprogramkan.

Sementara Supervisi pendidikan diartikan sebagai bimbingan profesional bagi guru-


guru. Bimbingan profesional yang dimaksud adalah segala usaha yang memberikan
kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional, agar lebih maju lagi
dalam melaksanakan tugas pokok yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar
murid-murid. Oleh karena itu suatu pengajaran sangat tergantung pada kemampuan
mengajar guru, maka kegiatan supervisi menaruh perhatian utama pada peningkatan
kemampuan profesional guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu proses
belajar mengajar. Dalam analisis terakhir, kualitas supervisi akan direfleksikan pada
peningkatan hasil belajar murid. Seorang supervisor apakah dia Kepala Sekolah, Penilik
Sekolah atau Pengawas dalam melaksanakan supervisi hendaknya berdasarkan pada
prinsip-prinsip supervisi. Yang dimaksud prinsip-prinsip supervisi pendidikan adalah
kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan dalam melakukan kegiatan
supervisi. Berikut ini kami uraikan prinsip-prinsip supervisi menurut beberapa tokoh.

Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :

a. Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.


b. Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
c. Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
d. Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
e. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan
didasarkan atas hubungan pribadi.
f. Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap
pihak yang disupervisi.
g. Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada
kepala sekolah

Pendapat lain mengenai Prinsip-prinsip Supervisi adalah :

a. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan
staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan
mencari-cari kesalahan.
b. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak
yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan
hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat
mengatasi sendiri.
c. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik,
sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor
memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan.
d. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali,
bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
e. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya
hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana
kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan
segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau
kekurangan yang dimiliki.
f. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal – hal penting
yang diperlukan untuk membuat laporan.
B. Jenis-Jenis Prinsip Supervisi
Sementara dalam buku Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama (Ditjen
Islam Depag, 2003), dijelaskan bahwa prinsip-prinsip supervisi pada dasarnya akan
diarahkan pada 3 hal sebagai berikut:

1. Prinsip Fundamental ; Yaitu prinsip yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur


Pancasila dan Agama. Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi
setiap supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah seorang
pancasilais sejati.

2. Prinsip Praktis ; Yaitu dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Dalam prinsip ini terdapat dua sisi, yaitu:

a. Prinsip-Prinsip Negatif ; Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh


dilakukan seorang supervisor dalam pelaksanaan supervise.

 Supervisi tidak boleh bersifat mendesak (otoriter).

 Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan.

 Supervisi tidak mencari kelemahan/kekurangan/ kesalahan.

 Supervisi jangan terlalu berharap cepat mengharapkan hasil atau perubahan.

 Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan bawahannya.

 Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan
saran dari bawahannya.1

1
http://akholik.wordpress.com/2011/05/06/prinsip-prinsip-supervisi-endidikan/
b. Prinsip-Prinsip Positif ; Prinsip positif merupakan pedoman yang harus
dilakukan seorang supervisor agar berhasil dalam pembinaannya.

 Supervisi bersifat konstruktif dan kreatif

 Supervisi didasarkan kepada sumber-sumber kolektif dari kelompok tidak


hanya dari supervisor sendiri.

 Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan professional, bukan


berdasarkan hubungan pribadi.

 Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal.

 Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi
kemajuan.

Disamping prinsip asasi ini, dapat kita bedakan juga prinsip-prinsip positif dan
prinsip negative. Yang dimaksud dengan prinsip positif disini adalah prinsip-prinsip yang
patut kita ikuti, sedangkan yang dimaksud dengan prinsip-prinsip negatif adalah prinsip
yang merupakan larangan bagi kita.

3. Prinsip Positif Dan Negatif

1) Prinsip Positif
a. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif.
Kepala Sekolah sebagai supervisor harus menghargai kepribadian guru.
Dalam pembicaraan-pembicaraan bersama ia memberi kesempatan kepada
guru-guru untuk melahirkan pikiran, perasaan dan pendapatnya. Keputusan-
keputusan diambil dengan jalan musyawarah. Tujuan-tujuan yang hendak
dicapai adalah tujuan bersama. Dalam suasana yang demikian terpupuklah
kerja sama yang baik antara pimpinan dengan yang dipimpin. Guru-guru saling
membantu dalam melaksanakan tugasnya di sekolah.
b. Supervisi harus kreatif dan konstruktif
Supervisor harus menyadari bahwa setiap guru pasti mempunyai
kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu hendaklah ia berusaha memberikan
dorongan kepada guru-guru untuk mengembangkan kelebihan-kelebihan itu
dan menciptakan sesuatu yang baru demi kepentingan anak didik mereka.
Kekurangan-kekuranganya dibicarakan dengan guru yang bersangkutan atau
dalam kelompok bersama mereka mencari jalan keluar untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan itu.
c. Supervisi harus scientific dan efektif.
Dalam menghadapi masalah hendaknya supervisor bersikap “scientivic”.
Ini berarti bahwa ia harus mendengarkan masalah yang dihadapi guru dengan
penuh perhatian, mengumpulkan data, kemudian mengolahnya dan akhirnya
menarik kesimpulan serta mengambil keputusan. Supervisi membantu guru-
guru dalam mempersiapkan pelajaran yang diberikan, dalam menggunakan alat
pelajaran, serta menyusun tes bagi siswa secara efektif. Supervisi
mengkoordinir teori dan praktik sambil menolong guru-guru mengerti teori dan
praktik sambil menolong guru-guru mengerti teori supervisor, menolong
mereka untuk mengetrapkan di dalam pelaksanaan tugasnya di sekolah. Ia
dengan setia berusaha memperbaiki metode dan cara penggunaanya, sehingga
teori itu dapat menjadi efektif.
d. Supervisi harus dapat memberi persamaan aman kepada guru-guru.
Kepala sekolah yang merangkap sebagai supervisor bagaikan bapak atau
saudara bagi mereka yang senantiasa siap membantu mereka dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian terpupuklah rasa
aman pada guru-guru dan mereka tidak tertekan serta bebas untuk
mengeluarkan kenyataan.
e. Supervisi harus berdasarkan kenyataan.
Supervisi yang dilakasanakan kepala sekolah hendaklah didasarkan atas
keadaan yang sebenarnya yang dapat dilihat, disaksikan dan diketahui oleh
kepala sekolah itu sendiri dari dekat. Data yang diperoleh bukan data yang
sebenarnya yaitu keadaan murid, lingkungan belajar mengajar, keadaan alat-
alat pelajaran yang sebenarnya, semua ini merupakan bahan-bahan yang nyata
bagi supervisor untuk melaksanakan tugasnya sebaik mungkin.
f. Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk
mengadakan self evaluation.
Supaya pelayanan supervisi mendatangkan manfaat serta menjadi mantap,
baik bagi kepala sekolah maupun bagi guru-guru, maka hendaknya kepala
sekolah dapat mengembangkan dirinya terlebih dahulu. Agar supaya ia dapat
mengembangkan dirinya sendiri, maka perlu sekali ia berusaha mengadakan
self evaluation setiap kali. Melalui self evaluation setiap kali. Melalui self
evaluation ini ia dapat mengetahui kelebihan-kelebihan, juga kekurangan-
kekurangan dan kelemahanya. Kemudian ia akan berusaha juga untuk
memperbaiki kekuranganya. Demikian pula ia dapat membantu guru-guru
dalam self evaluation demi kepentingan anak didiknya.

2) Prinsip Negatif
Prinsip-prinsip negatif ini merupakan larangan bagi kepala sekolah sebagai
supervisor, adalah sebagai berikut:
a. Seorang supervisor tidak boleh bersikap otoriter.
b. Seorang supervisor tidak boleh mencari kesalahan pada guru-guru.
c. Seorang supervisor bukan inspektur yang ditugaskan untuk memeriksa apakah
peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi yang telah diberikan dilaksanakan atau
tidak.
d. Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih dari guru-guru oleh karena
jabatanya.
e. Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil dalam
cara-cara guru mengajar.
f. Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa, bila ia mengalami kegagalan.2

Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975) prinsip-prinsip supervisi


sebagai berikut :
a. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif,
b. Supervisi harus kreatif dan konstruktif,

2
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Rineka Cipta, Jakarta: 2002), hal. 196-197.
c. Supervisi harus ”scientific” dan efektif,
d. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru,
e. Supervisi harus berdasarkan kenyataan,
f. Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk
mengadakan “self evaluation”

Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus


dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu mendapat
perhatian yang sungguh - sungguh dari para supervisor, baik dalam konteks hubungan
supervisor - guru, maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.

Menurut Moh Rifai, MA dalam buku Administrasi dan Supervisi Pendidikan


(Ngalim Purwanto, 1987) untuk dapat menjalankan tugas supervisi sebaik-baiknya, Kepala
Sekolah (Supervisor) hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif yaitu pada yang dibimbing dan
diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja.

b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar-benarnya


(realistis, mudah dilaksanakan).

c. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya

Selain itu , dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Piet A.
Suhertian (Suhertian,1981) dikemukakan prinsip supervisi sebagai berikut:

1. Prinsip ilmiah (scientific) memiliki ciri-ciri:


a. Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan berkelanjutan.
Maksudnya kegiatan supervisi memiliki perencanaan yang pasti, teratur,
pelaksanaannya secara berkelanjutan dan terus menerus. Walaupun setelah
diadakan supervisi, seorang pendidik sudah benar-benar menjadi pendidik
profesional sekalipun, supervisi masih harus dilaksanakan secara kontinue.
Bertujuan untuk menjaga mutu atau kualitas seorang pendidik tersebut. Karena
tidak mungkin seseorang tidak menemukan kesulitan dalam setiap kegiatan
atau aktifitas yang sedang dihadapi. Untuk memecahkan problematika yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran dapat diatasi dengan supervisi. Jadi
berapa bulan sekali supervisi diadakan? Kapan pelaksanaannya, bagaimana
pelaksanaannya? Sudah ditentukan sebagai kegiatan yang terencana, sesuai
prinsip tersebut.
b. Objektif, artinya data yang didapat berdasarkan hasil observasi nyata.
Kegiatan-kegiatan perbaikan atau pengembangan berdasarkan hasil kajian
kebutuhan-kebutuhan guru atau kekurangan-kekurangan guru, bukan
berdasarkan tafsiran pribadi. Melainkan kegiatan nyata dalam melaksanakan
proses belajar mengajar. Maksudnya seorang supervisi tidak boleh
menyimpulkan sebuah permasalahan tanpa meninjau atau menindak lanjuti dari
fakta-fakta yang ada. Hanya mengandalkan penafsiran diri sendiri.

c. Menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan


balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar. Misalnya
untuk memperoleh data diperlukan alat perekam data, seperti angket, observasi,
percakapan pribadi, dan seterusnya.

2. Prinsip Demokratis
Prinsip yang menujunjung tinggi asas musyawarah. Layanan dan bantuan yang
diberikan supervisor kepada guru berdasarkan jalinan hubungan kemanusiaan yang
akrab dan suasana kehangatan, sehingga guru-guru merasa aman untuk
mengembangkan tugasnya. Perlu diingat seorang supervisor tidak boleh memiliki
sifat terlalu menjaga image. Jadi dengan prinsip demokratis ini dapat tercipta
kerukunan yang erat antara kedua belah pihak, hubungan kekeluargaan yang baik,
kesatuan fikiran dan tujuan. Prinsip demokratis juga dapat diartikan menjunjung
tinggi harga diri dan martabat guru. Meskipun di kantor guru berperan sebagai
bawahan, tetapi tidak ada kesenjangan sosial antara guru dengan supervisor. Guru
dapat memunculkan pendapat atas ide-ide atau gagasan terbaru yang dimilikinya.
Keputusan-keputusan maupun pendapat dari supervisor juga dapat diterima dengan
baik oleh guru. Sehingga tujuan supervisi pendidikan dapat tercapai.
3. Prinsip kerjasama
Artinya mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing
of idea, sharing of experience, memberi support atau mendorong, menstimulasi guru,
sehingga mereka merasa tumbuh bersama. Maksudnya kerjasama seluruh staf dalam
kegiatan pengumpulan data, analisa data dan perbaikan serta pengembangan proses
belajar mengajar hendaknya dilakukan dengan cara kerjasama seluruh staf sekolah.
Dengan adanya kerjasama tersebut, terciptalah situasi belajar mengajar yang lebih
baik.

4. Prinsip konstruktif dan kreatif


Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas
kalau supervisi mampu mencipakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan
melalui cara-cara yang menakutkan. Misalkan sehari-hari menampilan raut muka
yang tidak menyenangkan di depan guru-guru. Tidak memiliki perhatian lebih
dengan guru-guru. Minimnya berkomunikasi dengan guru-guru. Terlalu
mengedepankan sikap “jaga image” seakan muncul garis dinding yang kokoh sebagai
pembatas kedudukan antara supervisor dan guru, atasan dan bawahan. Sang
Supervisor lebih merasa berkuasa atas keputusan yang diambilnya, kemudian
mengambil keputusan yang semena-mena tanpa memperhatikan hasil penelitian dan
faktor-faktor lain. Dalam hal ini guru merasa dikucilkan karena selalu disalahkan.
Prinsip konstruktif dan kreatif ini bertujuan membina inisiatif guru dan
mendorong guru untuk aktif menciptakan suasana dimana setiap orang akan merasa
aman dan bebas mengembangkan potensi-potensinya. Supervisor perlu
menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip tersebut di atas. Kalau ada Supervisor yang
memaksakan kehendak, menakut-nakuti guru, yang justru akan melumpuhkan
kreativitas anggota staf perlu diubah. Sikap korektif misalnya, suka mencari-cari
kesalahan harus diganti dengan sikap kreatif dimana setiap orang mau dan mampu
menumbuhkan serta mengembangkan kreativitasnya untuk perbaikan pengajaran.

Menurut Oteng Sutisna (1983), ada beberapa prinsip pokok tentang supervisi, yaitu:
a. Supervisi hendaknya disesuaikan dengan kondisi setempat karna berguna untuk
memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah.
b. Pada dasarnya personil pelaksana pendidikan di sekolah memerlukan dan berhak atas
bantuan supervisi.

c. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasarann


pendidikan.

d. Supervisi yang merupakan bantuan dan pembinaan untuk guru dan staf TU.

e. Supervisi hendaknya merupakan wahana untuk menjelaskan dan berdiskusi tentang


hasil-hasil penelitian pendidikan yang mutakhir.3

f. Supervise hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari smua


anggota staf sekolah dengan orangtua siswa dan masyarakat setempat, serta pihak-
pihak yang terkait dengan kehidupan sekolah.

g. Dalam pendidikan yang berlangsung disekolah tampaknya kepala sekolah merupakan


penanggung jawab utama keberlangsungan pendidikan disekolah yang ia pimpin.
Selanjutnya pengawas merupakan pejabat yang berada lebih tinggi untuk melakukan
supervise.

h. Tanggung jawab program seperti berada pada dua pejabat, pertama supervise sekolah
menjadi tanggung jawab kepala sekolah sedangkan pengawas bertanggung jawab
atas supervise semua sekolah yang menjadi wewenang pembinaannya.

Dari prinsip tersebut dapat meningkat kinerja guru dalam melaksanakan tugas-
tugasnya. Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi dilingkungan pendidikan
ialah bagimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap
yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-
guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subyek yang dapat berkembang sendiri.
Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang obyektif.

3
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Rineka Cipta, Jakarta: 2004), hal. 22-23.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip prinsip supervisi pendidikan terdiri atas beberapa macam, yaitu :
1. Prinsip Fundamental
2. Prinsip Praktis
a. Prinsip-Prinsip Negatif:
b. Prinsip-Prinsip Positif:
3. Prinsip ilmiah (scientific) memiliki ciri-ciri:
4. Prinsip Demokratis
5. Prinsip kerjasama
6. Prinsip konstruktif dan kreatif
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim, 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Rosda, Jakarta

Sahertian, Piet A, 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, Suharsimi, 2004. Dasar-Dasar Supervisi, Rineka Cipta, Jakarta

Gunawan, Ary H,2002. Administrasi Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta

Burhanuddin, Yusak, 1998. Administrasi Pendidikan, Pustaka setia, Bandung

http://akholik.wordpress.com/2011/05/06/prinsip-prinsip-supervisi-endidikan/.

Anda mungkin juga menyukai