Supervivi Pendidikan
Disusun Oleh
Kelompok 2
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang......................................................................................................
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dikatakan sebagai salah satu unsur paling penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan merupakan proses pendewasaan diri manusia serta proses
pembentukan pribadi dan karakter manusia. Manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan
sebagai pegangan dalam menjalani hidup dan menghadapi kenyataan hidup. Dalam
pendidikan formal, sekolah menjadi suatu jenjang yang sudah selayaknya dilalui dalam
proses kehidupan manusia. Karena pendidikan sekolah tidak hanya bertujuan melatih
kedewasaan tetapi juga mengasah intelektualitas, kompetensi, tanggung jawab dan
kesadaran.
Agar proses pendidikan berlangsung dengan baik diperlukan sumber daya manusia
yang handal untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik. Perencanaan atau kurikulum
pendidikan yang sesuai juga sangat mempengaruhi agar tujuan pendidikan tersebut tercapai.
Kurikulum tersebut berisi standar-standar pembelajaran dan pengembangan intelektualitas
manusia. Untuk itu, berkembangnya sebuah sekolah atau lembaga pendidikan, dengan hasil
output yang bagus, kinerja guru yang profesional, serta prestasi sekolah yang
membanggakan tentu tidak terlepas dari peran seorang supervisor. Supervisor adalah orang
yang bertugas mengawasi setiap pelaksanaan program pendidikan di suatu lembaga
pendidikan. Supervisor mengadakan pengawasan dan bertanggung jawab tentang
keefektifan program tersebut. Supervisor meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang
memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Pastinya dalam mengadakan
supervisi pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip. Apa sajakah prinsip-prinsip
supervisi pendidikan? Akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Mahasiswa mampu mengetahui apa saja yang termasuk dalam prinsip-prinsip
sypervisi dan jenis-jenis prinsip supervisi
BAB II
PEMBAHASAN
a. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan
staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan
mencari-cari kesalahan.
b. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak
yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan
hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat
mengatasi sendiri.
c. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik,
sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor
memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan.
d. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali,
bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
e. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya
hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana
kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan
segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau
kekurangan yang dimiliki.
f. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal – hal penting
yang diperlukan untuk membuat laporan.
B. Jenis-Jenis Prinsip Supervisi
Sementara dalam buku Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama (Ditjen
Islam Depag, 2003), dijelaskan bahwa prinsip-prinsip supervisi pada dasarnya akan
diarahkan pada 3 hal sebagai berikut:
2. Prinsip Praktis ; Yaitu dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Dalam prinsip ini terdapat dua sisi, yaitu:
Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan
saran dari bawahannya.1
1
http://akholik.wordpress.com/2011/05/06/prinsip-prinsip-supervisi-endidikan/
b. Prinsip-Prinsip Positif ; Prinsip positif merupakan pedoman yang harus
dilakukan seorang supervisor agar berhasil dalam pembinaannya.
Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi
kemajuan.
Disamping prinsip asasi ini, dapat kita bedakan juga prinsip-prinsip positif dan
prinsip negative. Yang dimaksud dengan prinsip positif disini adalah prinsip-prinsip yang
patut kita ikuti, sedangkan yang dimaksud dengan prinsip-prinsip negatif adalah prinsip
yang merupakan larangan bagi kita.
1) Prinsip Positif
a. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif.
Kepala Sekolah sebagai supervisor harus menghargai kepribadian guru.
Dalam pembicaraan-pembicaraan bersama ia memberi kesempatan kepada
guru-guru untuk melahirkan pikiran, perasaan dan pendapatnya. Keputusan-
keputusan diambil dengan jalan musyawarah. Tujuan-tujuan yang hendak
dicapai adalah tujuan bersama. Dalam suasana yang demikian terpupuklah
kerja sama yang baik antara pimpinan dengan yang dipimpin. Guru-guru saling
membantu dalam melaksanakan tugasnya di sekolah.
b. Supervisi harus kreatif dan konstruktif
Supervisor harus menyadari bahwa setiap guru pasti mempunyai
kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu hendaklah ia berusaha memberikan
dorongan kepada guru-guru untuk mengembangkan kelebihan-kelebihan itu
dan menciptakan sesuatu yang baru demi kepentingan anak didik mereka.
Kekurangan-kekuranganya dibicarakan dengan guru yang bersangkutan atau
dalam kelompok bersama mereka mencari jalan keluar untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan itu.
c. Supervisi harus scientific dan efektif.
Dalam menghadapi masalah hendaknya supervisor bersikap “scientivic”.
Ini berarti bahwa ia harus mendengarkan masalah yang dihadapi guru dengan
penuh perhatian, mengumpulkan data, kemudian mengolahnya dan akhirnya
menarik kesimpulan serta mengambil keputusan. Supervisi membantu guru-
guru dalam mempersiapkan pelajaran yang diberikan, dalam menggunakan alat
pelajaran, serta menyusun tes bagi siswa secara efektif. Supervisi
mengkoordinir teori dan praktik sambil menolong guru-guru mengerti teori dan
praktik sambil menolong guru-guru mengerti teori supervisor, menolong
mereka untuk mengetrapkan di dalam pelaksanaan tugasnya di sekolah. Ia
dengan setia berusaha memperbaiki metode dan cara penggunaanya, sehingga
teori itu dapat menjadi efektif.
d. Supervisi harus dapat memberi persamaan aman kepada guru-guru.
Kepala sekolah yang merangkap sebagai supervisor bagaikan bapak atau
saudara bagi mereka yang senantiasa siap membantu mereka dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian terpupuklah rasa
aman pada guru-guru dan mereka tidak tertekan serta bebas untuk
mengeluarkan kenyataan.
e. Supervisi harus berdasarkan kenyataan.
Supervisi yang dilakasanakan kepala sekolah hendaklah didasarkan atas
keadaan yang sebenarnya yang dapat dilihat, disaksikan dan diketahui oleh
kepala sekolah itu sendiri dari dekat. Data yang diperoleh bukan data yang
sebenarnya yaitu keadaan murid, lingkungan belajar mengajar, keadaan alat-
alat pelajaran yang sebenarnya, semua ini merupakan bahan-bahan yang nyata
bagi supervisor untuk melaksanakan tugasnya sebaik mungkin.
f. Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk
mengadakan self evaluation.
Supaya pelayanan supervisi mendatangkan manfaat serta menjadi mantap,
baik bagi kepala sekolah maupun bagi guru-guru, maka hendaknya kepala
sekolah dapat mengembangkan dirinya terlebih dahulu. Agar supaya ia dapat
mengembangkan dirinya sendiri, maka perlu sekali ia berusaha mengadakan
self evaluation setiap kali. Melalui self evaluation setiap kali. Melalui self
evaluation ini ia dapat mengetahui kelebihan-kelebihan, juga kekurangan-
kekurangan dan kelemahanya. Kemudian ia akan berusaha juga untuk
memperbaiki kekuranganya. Demikian pula ia dapat membantu guru-guru
dalam self evaluation demi kepentingan anak didiknya.
2) Prinsip Negatif
Prinsip-prinsip negatif ini merupakan larangan bagi kepala sekolah sebagai
supervisor, adalah sebagai berikut:
a. Seorang supervisor tidak boleh bersikap otoriter.
b. Seorang supervisor tidak boleh mencari kesalahan pada guru-guru.
c. Seorang supervisor bukan inspektur yang ditugaskan untuk memeriksa apakah
peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi yang telah diberikan dilaksanakan atau
tidak.
d. Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih dari guru-guru oleh karena
jabatanya.
e. Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil dalam
cara-cara guru mengajar.
f. Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa, bila ia mengalami kegagalan.2
2
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Rineka Cipta, Jakarta: 2002), hal. 196-197.
c. Supervisi harus ”scientific” dan efektif,
d. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru,
e. Supervisi harus berdasarkan kenyataan,
f. Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk
mengadakan “self evaluation”
a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif yaitu pada yang dibimbing dan
diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja.
Selain itu , dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Piet A.
Suhertian (Suhertian,1981) dikemukakan prinsip supervisi sebagai berikut:
2. Prinsip Demokratis
Prinsip yang menujunjung tinggi asas musyawarah. Layanan dan bantuan yang
diberikan supervisor kepada guru berdasarkan jalinan hubungan kemanusiaan yang
akrab dan suasana kehangatan, sehingga guru-guru merasa aman untuk
mengembangkan tugasnya. Perlu diingat seorang supervisor tidak boleh memiliki
sifat terlalu menjaga image. Jadi dengan prinsip demokratis ini dapat tercipta
kerukunan yang erat antara kedua belah pihak, hubungan kekeluargaan yang baik,
kesatuan fikiran dan tujuan. Prinsip demokratis juga dapat diartikan menjunjung
tinggi harga diri dan martabat guru. Meskipun di kantor guru berperan sebagai
bawahan, tetapi tidak ada kesenjangan sosial antara guru dengan supervisor. Guru
dapat memunculkan pendapat atas ide-ide atau gagasan terbaru yang dimilikinya.
Keputusan-keputusan maupun pendapat dari supervisor juga dapat diterima dengan
baik oleh guru. Sehingga tujuan supervisi pendidikan dapat tercapai.
3. Prinsip kerjasama
Artinya mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing
of idea, sharing of experience, memberi support atau mendorong, menstimulasi guru,
sehingga mereka merasa tumbuh bersama. Maksudnya kerjasama seluruh staf dalam
kegiatan pengumpulan data, analisa data dan perbaikan serta pengembangan proses
belajar mengajar hendaknya dilakukan dengan cara kerjasama seluruh staf sekolah.
Dengan adanya kerjasama tersebut, terciptalah situasi belajar mengajar yang lebih
baik.
Menurut Oteng Sutisna (1983), ada beberapa prinsip pokok tentang supervisi, yaitu:
a. Supervisi hendaknya disesuaikan dengan kondisi setempat karna berguna untuk
memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah.
b. Pada dasarnya personil pelaksana pendidikan di sekolah memerlukan dan berhak atas
bantuan supervisi.
d. Supervisi yang merupakan bantuan dan pembinaan untuk guru dan staf TU.
h. Tanggung jawab program seperti berada pada dua pejabat, pertama supervise sekolah
menjadi tanggung jawab kepala sekolah sedangkan pengawas bertanggung jawab
atas supervise semua sekolah yang menjadi wewenang pembinaannya.
Dari prinsip tersebut dapat meningkat kinerja guru dalam melaksanakan tugas-
tugasnya. Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi dilingkungan pendidikan
ialah bagimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap
yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-
guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subyek yang dapat berkembang sendiri.
Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang obyektif.
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Rineka Cipta, Jakarta: 2004), hal. 22-23.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip prinsip supervisi pendidikan terdiri atas beberapa macam, yaitu :
1. Prinsip Fundamental
2. Prinsip Praktis
a. Prinsip-Prinsip Negatif:
b. Prinsip-Prinsip Positif:
3. Prinsip ilmiah (scientific) memiliki ciri-ciri:
4. Prinsip Demokratis
5. Prinsip kerjasama
6. Prinsip konstruktif dan kreatif
DAFTAR PUSTAKA
Sahertian, Piet A, 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta
http://akholik.wordpress.com/2011/05/06/prinsip-prinsip-supervisi-endidikan/.