Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGELOLAHAN PENDIDIKAN

( SUVERVISI PENDIDIKAN )

Dosen pengampu : Sutarini, S.Pd., M.Pd


D
I
S
U
S
U
N
Oleh : TIARA SOAFANI BR. SITEPU
: PUTRI AYU FATMAWATI
: NUR ANISA RAUDAHTUL ZANNAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN (FKIP)


UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA ALWASHLIYH
T.H. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya

kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini di harapkan membantu

kami dalam memperdalam mata kuliah Pengelolahan pendidikan dalam kegiatan belajar.

selain itu, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, makalah ini diharapkan agar dapet mengetahui pengelolahan

pendidikan dan administrasi Pendidikan di Indonesia . Seiring dengan berjalannya waktu,

dunia pendidikan mengalami perkembangan yang signifikan maka dari itu kita memiliki

beberapa struktur pendidikan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada

teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami

harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul

makalah ini.

Perbaungan , September 2023

Penyusun
KATA PENGANTAR ………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………..
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………..…...
1.1 PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN……………………
1.2 JENIS – JENIS SUPERVISI PENDIDIKAN…………….
a) Supervisi Akademik……………..
b) Supervise Administrasi………….
c) Supervise Lembaga.……………..
1.3 TUJUAN SEPERVISI PENDIDIKAN ………………….
1.4 PUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN …………
a) Fungsi penelitian …………….
b) Fungsi penilaian ……………...
c) Fungsi perbaikan ……………..
d) Fungsi pembinaan ……………
1.5 MANFAAT SUPERVISI PENDIDIKAN …………………………,4
a) Manfaat bagi guru ………………………
b) Manfaat Bagi peserta didik ……………..
c) Manfaat Bagi sekolah …………………..
1.6 PENDEKATAN SUPERVISI PENDIDIKAN …………………….6
a) Pendekatan langsung…………………….
b) Pendekatan tidak langsung………………
c) Pendekatan kolaborasi……………………

1.7 PRINSIP – PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN ……………….


a) prinsip bersifat ilmiah (scientific)………............
b) prinsip demokratis……………………………….
c) prinsi kerja sama…………………………………
d) prinsip dengan kreatifitas dan inisiatif…………...
e) prinsip dengan suasana terbuka………………….
f) prinsip melibatkan semua Masyarakat sekolah.

BAB III PENUTUP ………………………………………….………

2.1 Kesimpulan ………………..……………………….. 7

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………


BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam ilmu administrasi, terutama administrasi pendidikan kedudukan manusia sangat
menentukary karena itu diperlukan supervisi sebagai suatu "pendekatan" yang paling tepat
terhadap manusia yang melaksanakan kegiatan administrasi. Alasannya, karena manusia
bukanlah mesin atau robot yang tugasnya hanya sepakat menjalankan instruksi, atau program,
tetapi juga makhluk yang"bemyawa", ymg sama sekali berbeda dengan "mnkhluk,, lairl ia
punya perasaan/ punya keterbatasan, baik secara fisik maupun psikhis, yang ikut menenfukan
"warna awal dan akhir sebuah pekerjaan". Berdasarkan pemikiran di atas maka manusia
dalam administrasi dan manajemm tidak hanya dipandang sebagai subjek tetapi juga objek.
Atau dengan kata lain, selain sebagai pelaku juga penerima perlakuan. Sekaligus hal ini
memberikan perbedaan ar-ttara administrasi Pendidikan dan administrasi Perusahaan yang
objeknya lebih dominan barang atau benda mati sedangkan manusia bukan hanya sekedar
bernyawa tetapi mahkluk yang paling canggih yang harus di perlakukan khusus, karena itu
supervise dapat dikatakan satu perlakuan khusus kepada manusia kerja.
Pentingnya supervise desan ini di dasari atar kecendrungan prilaku yang kurang sehat
terhadap guru sebagai manusia atau bentuk penyalagunaan sumberdaya manusia, atau lebih
tepatnya pengurasan sumberdaya manusia. Artinya guru terlalu memperlakukan objek bukan
sabjek. Misalnya guru harus mengajar sesuai target kurikulum sehingga guru tidak
mempunyai jalur untuk menyampaikan kelemahan kurikulum sebenernya. Sebenarnya kepala
sekolah yang dapat menamoung semua itu namaun iya lebih banyak tenggelam dalam urusan
perorganisasian sehingga guru seperti pepatah “ Ayam kehilangan induknya “ banyak kepala
sekolah lupa akan fungsinya sebagai supervisor, mereka lebih belagak seperti komandan
perang ketimbang seorang pemimpin ( leader )
Apalagi ada oknum kepala sekolah dan pejabat 1r'rrtlidikan yang'r separoh hati" dalam
membina guru. I )i suatu pihak mereka menyuarakan. pentingnya Pt'ningkatan mutu gu-ru,
tapi di lain pihak mereka f ncnekannya. Misalnya, guru yal]Lg tugas belajar dipotong
tunjangaffrya tanpa ada kompensasi; kalau ada t u nialrgan tambahan dicari-cari jalan
memotongnya :rtau pafing kurang memperlambat penyeraiahnya. Malah ada guru yang ingin
kuliah dengan biaya, tapi terpaksa dicari 'rperaturan yar.g bisa rnengganjalnya". Yang
menyedihkan kalau sampai pada urusal naik pangkat. Misalnya untuki memenuhi kredit harus
melakukan macam-macam, tapi wakfunya terbatas. Apalagi disuuh sekolah sambil mengajar.
Di suatu pihak baik, tapi di lain pihak dapat mengurangi umur sehat gr:ru Bukan hanya itu
yang ditimpakah kepada guru, ada lagi misalnya kalau terjadi perkelahian pelajar dianggap
kelalaian guru, padahal tidak . terjadi di sekolah. Kalau siswa tidak naik kelas atau tidak lulus
dianggap guru tak pandai mengajar, padahal sudah dar iawal orang tua diberi tahu, tapi orang
acuh. Atas dasar uraian di atas maka supervisi pendidikan harus diberikan kepada calon guru
dirnulai dari pengertian, ruang lingkup, sejarah, dan Iatar belakang pentingnya supervisi
pendidikan.
Secara semantik, para ahli memberilon berbagai corak definisi, tapi pada prinsipnya
mengandung makna yang sama. Menurut (Wiles,1955: 8) ',Superuision is assistance in thc
fuoelopment of a betterteflding-learning sifuation" (supervisi adalah bantuan dalam
pengembangan situasi mengajar yang lebih baik. Neagley dalam Pidarte (7986: 2)
menyebutkan bahwa supervisi adalah layanan kepada guru-guru di sekolah yang bertujuan
untuk menghasilkan perbaikan instruksional. belajar, dan kurikulum. Menurut Mc. Nemey
(dalam Sahertian, 19{32: n) mengartikan supervisi sebagai prosedur memberi arah serta
mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran Sedangkan Poerwanto(1986:
U) menyatakan, supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan unfuk
membanfu guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif. Tugas pokok pengawas sekolah atau satuan pendidikan adalah melakukan penilaian
dan pembinaan dengan melaksanakanfungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik
maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga
kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni: 1. Melakukan pembinaan pengembangan
kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kineria seluruh staf sekolah. 2.
Mela-kukan evaluasi dan pelaksanaan program sekolah pengembangarurya. monitoring
beserta 3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan - sekolah
secara kolaboratif den gan stakeholfui sekolah. . .. . P.^dupat-pendapat di atas menunjukkan
bahwa istilah supervisi mengandung makna ta.ryak, tapi mengandung makna yang
sama,misalnya bantuan, pelayanal, memberikan arah, penilaian, pernbinaan, Senin_gk3tka&
merrgembangkan din perbaikan. Dengan kala larn, istilah supervisi dipertentangkan dengan
makna rnengawasi,menindak, memeriksa, irenghukum, mengadili, inspeksi, mengoreksi, dan
menyllalkan. Dengan demikian istilah supervisi "Hdj sama,, dengan islilah controlting,
inspection (inspeksi), dan directing (rnengarahkan). perlu ditegaskan l"fr*u yurrg menjadi
o$ek utama supervisi disek;lah adalah guru, yd,urp"l -semua orang di sekolah dikenai
supervisi itu hanyalah objek perantara. Isyarat lain dari pendapat_ pendapat di ata+ adalah
penting adanya ad'ministrasi {1"9 - 9.ft dalam kegiatan supervisi, karena itu drperlukan suafu
administrasi supervisi, terutama yang menyangkut fungsi utamanya, yaitu perencanaan,
pengorganisian, penyelenggaraan dan pengawasan supervisi itu sendiri.

B. Rumusan
1. Pengertian
2. Manfaat supervise
3. Jenis – jenis pendekatan
4. Tujuan supervise Pendidikan

C. Tujuan
Untuk mengelolah supervisi Pendidikan atau proses pembinaan atau bimbingan tujuan untuk
memperbaiki serta meningkatkan mutu prndidikan.
BAB II PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau mengawasi.
Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa supervisi merupakan „A
critical watching and directing”. Beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi
berasal dari dua kata, yaitu “superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kepala sekolah digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan guru
digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah. Supervisi ialah suatu aktifitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan secara efektif(Purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan
bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan
agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.1
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. la berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan
keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran
dan metode - metode mengajar yang lebih baik, Supervisi merupakan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap
fisik material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa
proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar , pengawasan terhadap
situasi yang menyababkannya. 3Aktivitas dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-
kelemahan pembelajaran untuk diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru
tidak berhasil melaksanakan tugasnya baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan
tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan. Fungsi pengawasan atau
supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekadar kontrol melihat apakah segala kegiatan
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih
dari itu. Supervisi dalam pendidikan mengandung pengertian yang luas. Kegiatan supervisi
mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel maupun material yang
diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-rnengajar yang efektif, dan usaha memenuhi
syarat-syarat itu. jadi kesimpulan Pengertian Supervisi adalah kegiatan pengawasan sekaligus
pembinaan yang pada suatu institusi Pendidikan untuk meningkatkan mutu Pendidikan dalam
proses kualitas mengajar saat melakukan supervise, suatu istitusi Pendidikan harus siap
menerima berbagai masukan guna memperbaiki masa yang akan datang. Dan ada pihak yang
menjadi supervise dan supervisor yakni:
1. Kepala sekolah sebagai supervisi yang dimana guru – guru lah yang menjadi
supervisor.
2. Pengawas menjadi supervisor sekolah.
3. Pemilik juga di katakana supervisor yakni luar sekolah.
Pernegrtian supervise Pendidikan menurut para ahli:
Meskipun kesimpulannya sama namun argumennya yang berbeda beda
1. Menurut P Adam dan Frank G Dickey
Yakni program ini di rencanakan untuk memperbaiki pembelajaran.
2. Menurut Boardman, Doughlass, dan Bent
Yakni usaha mendorong mengoordinasikan dan membimbing perkembangan guru
baik secara perseorangan maupun kelompok agar mereka mendapatkan pengertian
yang lebih baik dan secara efektif melaksanakan semua fungsi mengajar sehingga
mereka lebih dimungkinkan mendorong dan membimbing perkembangan siswa ke
arah partisipasi yang kaya intelijen dalam masyarakat.
3. Menurut Purwanto
Yakni suatu aktivitas pembinaan untuk membantu guru dan pegawai sekolah dalam
melakukan pekerjaan yang efektif.
4. Menurut Manullang, yaitu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya
pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana semula.
5. Menurut Negley, yaitu setiap layanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan
perbaikan instruksional, belajar, dan kurikulum.
6. Menurut Burton dan Bruckner, yaitu suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan guru.

Jadi kesimpulannya supervisi Pendidikan itu proses pembinaan atau bimbingan tujuan untuk
memperbaiki serta meningkatkan mutu prndidikan.
1.2 JENIS – JENIS SUPERVISI PENDIDIKAN
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa supervisi pendidikan menyangkut seluruh kegiatan
penyelenggaraan pendidikan, tidak terbatas pada penyelenggaraan pembelajaran saja. Oleh
karena itu, supervisi pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang di antaranya
adalah sebagai berikut.
1. Supervisi Akademik
Yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalahmasalah akademik,
yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada
waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran.
2. Supervisi Administrasi
Yakni supervisi yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga
Merupakan supervisi pendidikan dengan fokus pada pengamatan supervisor pada
aspek-aspek yang berada di lembaga pendidikan. Jika supervisi akademik
dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, maka supervisi lembaga
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan nama baik atau kredibilitas lembaga
pendidikan
Sementara, menurut Sahertian ada beberapa jenis supervisi pendidikan, yaitu:
1. Supervisi Konvensional
Supervisi konvensional merupakan jenis supervisi yang beranggapan bahwa
supervisor sebagai seseorang yang memiliki kekuatan untuk menentukan nasib kepala
sekolah serta guru. Model jenis supervisi ini yaitu supervisor selalu mencari kesalahan
orang yang di supervisi.
Sehingga, dalam menjalankan tugasnya cenderung sewenang- wenang. Bahkan, ada
juga yang tidak menerima masukan dari orang yang disupervisi meskipun usulan yang
disampaikan itu baik.
2. Supervisi Artistik
Dalam melaksanakan tugasnya supervisi ini harus berpengetahuan, berketrampilan,
dan memiliki sikap yang baik. Adapun salah satu ciri model supervisi artistik yaitu
memerlukan perhatian untuk lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
3. Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan atau ilmiah adalah supervisi yang dilaksanakan pengawas atau
kepala sekolah, untuk menilai kinerja kepala sekolah maupun guru, dengan cara
memberikan angket. Cirinya yaitu kegiatannya dilaksanakan secara berencana serta
berkesinambungan (berkelanjutan).
4. Supervisi Klinis
Supervisi klinis merupakan supervisi yang dilakukan berdasarkan keluhan dari guru
yang disampaikan kepada supervisor. Supervisi klinis berfokus pada peningkatan
pembelajaran dengan melalui siklus yang sistematik, yang bertujuan mengadakan
perubahan menggunakan cara yang rasional.
1.3 TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN
Tujuan supervisi pendidikan harus sama dengan tujuan Pendidikan Nasional yang
disampaikan pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2003 melalui
perbaikan serta peningkatan kegiatan belajar mengejari. Meningkatkan kesadaran guru serta
warga sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif. Membantu guru
untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuan aktivitas perkembangan peserta
didik. Dan juga bertujuan untuk memberi layanan kepada guru – guru agar mampu
memperbaiki pengajaran serta kurikulum masa yang mendatang. Dan inilah beberapa tujuan
lain supervise Pendidikan :
1. Memperbaiki kualitas kinerja guru maupun sekolah.
2. Meningkatkan pemahaman guru terhadap tujuan pendidikan dan fungsi pendidikan di
sekolah.
3. Memudahkan kepala sekolah dalam mengontrol kegiatan guru selama pembelajaran.
4. Mengembangkan jiwa kepemimpinan kepala sekolah melalui program pengembangan
dan pembinaan sekolah.
5. Membantu Guru agar dapat lebih mengerti/menyadari tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
6. Membantu Guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-
masalah yang dihadapi siswannya; supaya dapat membantu siswanya itu lebih baik
lagi.
7. Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam
rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan antara
staf yang kooperatif untuk bersama-sama meningkatkan kemampuan masing-masing.
8. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta
mengembangkan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab yang
sesuai dengan kemampuannya.
9. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.
10. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri
dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.
11. Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan
tindakan-tindakan perbaikannya.
12. Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar, baik
tuntutan itu datangnya dari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat)
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum Supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut
mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan
proses belajar mengajar.
1.5fungsi supervise Pendidikan

Menurut Sweringan (dalam Azis, 2016, hlm. 37) terdapat delapan fungsi utama dari supervisi
pendidikan yang di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Mengkordinasi semua usaha sekolah.


2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru.
4. Menstimulus usaha-usaha yang kreatif.
5. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
6. Menganalisis situasi belajar mengajar.
7. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.
8. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan
mengajar guru-guru.

Fungsiny membantu guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya


dan kesulitan mengajar belajar. Meningkatkan kesadaran guru serta warga sekolah lainnya
terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif. mengkoordinasi semua usaha sekolah
meliputi seluruh pemegang peranan dalam organisasi sekolah. Memperluas pengalaman
melalui saling memberi kritik yang konstruktif dari kepala sekolah kepada para guru. Dan
juga ada beberapa fungsi supervisi pendidikan mencakup fungsi penelitian, fungsi penilaian,
fungsi perbaikan, dan fungsi pembinaan.
1. Penelitian
Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
2. Penilaian
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa
besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes,
penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa, melihat perkembangan hasil
penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan.
3. Perbaikan
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara
perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan
dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan,
yaitu dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan
merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah
prosedur mengajar yang baru.
4. Pembinaan
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru
tentang cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini
dapat dilakukan dengan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi,
konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.
Dan supervise Pendidikan juga berperan dalam meningkatkan kualitas Pendidikan di
Indonesia . Supervisi pendidikan berperan untuk mengawasi kegiatan jalannya pendidikan,
dan memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam proses pendidikan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari prestasi akademik dan non akademik
peserta didik dalam kancah nasional dan internasional.
1.5 manfaat supervise Pendidikan
Supervisi bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang dilakukan melalui
kerjasama antara guru, peserta didik, hingga warga sekolah.Supervisi menjadi penggerak
terjadinya perubahan pada unsur-unsur terkait pendidikan agar lebih efektif. Meningkatkan
kemampuan guru dalam hal memimpin serta membimbing peserta didik.Adanya supervisi
tentu memberikan manfaat bagi kemajuan pendidikan, baik untuk guru, peserta didik, dan
sekolah. Adapun manfaat supervisi pendidikan adalah sebagai berikut.
A. Manfaat bagi guru
1. Kinerja guru terus mengalami peningkatan.
2. Guru bisa lebih mudah berinovasi karena mendapatkan pembinaan dari supervisor.
3. Guru mendapatkan pengalaman baru dari supervisor.
4. Kinerja guru akan selalu terkontrol.
B. Bagi peserta didik
1. Kualitas pembelajaran yang diterima peserta didik semakin meningkat.
2. Situasi pembelajaran akan semakin kondusif karena guru sudah mampu
mengaplikasikan metode mengajar yang sesuai.
3. Peserta didik dituntut menjadi lebih kreatif.
C. Bagi sekolah
1. Peningkatan kualitas pembelajaran akan meningkatkan kualitas sekolah itu sendiri.
2. Meningkatkan jiwa kepemimpinan kepala sekolah.
3. Menjadikan sekolah sebagai rujukan pendidikan bagi sekolah lain karena kualitas
pembelajarannya selalu mengalami peningkatan.
1.5 pendekatan supervise Pendidikan
Adapun langkah-langkah pendekatan direktif yaitu menjelaskan, menyajikan, mengarahkan,
memberi contoh, menetapkan tolok ukur, dan menguatkan. Dapat disimpulkan bahwa istilah
prilaku supervisi yaitu: demonstrating (menunjukkan), directing (mengarahkan), standizing
(mempersiapkan), dan reinforcing (memperkuat) (Muslim, 2010, h. 77). Pendekatan ini lahir
dari teori psikologi behaviorisme yaitu segala perbuatan berasal dari rileks, atau respons
terhadap rangsangan/stimulus. Oleh karena itu guru yang mempunyai kekurangan perlu
diberikan rangsangan agar guru bisa bereaksi dengan penguatan (reinforcement) atau
hukuman (punishment). Adapun yang dimaksud dengan pendekatan direktif adalah cara
pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan
langsung, dengan tujuan agar guru yang mengalami problem perlu diberi rangsangan
langsung agar ia bisa bereaksi (Muslim, 2010, h. 46). Pendekatan ini lebih tepat digunakan
terhadap guru yang acuh atau tidak bermutu (Muslim, 2010). Pendekatan supervisi non
direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang sifatnya tidak langsung. Pendekatan
tidak langsung (non direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya
tidak langsung, sehingga perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan
permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh
guru. Secara etimologi pendekatan memiliki arti usaha mendekati, sedangkan supervisi
pendidikan secara terminologi didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk membantu
personel sekolah dalam meningkatkan kemampuannya, sehingga lebih mampu
mempertahankan dan melakukan perubahan penyelenggaraan sekolah dalam rangka
meningkatkan pencapaian tujuan sekolah. Sedangkan kata non direktif bila diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia artinya tidak langsung. Adapun secara teknis perilaku supervisor
dalam pendekatan non direktif ini adalah: (1) Mendengarkan, dalam artian supervisor
mendengarkan terlebih dahulu laporan-laporan guru baik berupa keberhasilan maupun
permasalahan yang mereka hadapi. Seorang supervisor harus serius mendengarkan keluhan
yang dihadapi guru hingga mengalami masalah yang sedang dia hadapi; (2) Memberi
penguatan, setelah mengetahui berbagai keluhan yang dialami guru maka perilaku supervisor
selanjutnya adalah memberi penguatan. Penguatan ini bisa berupa pujian, atau motivasi.
Motivasi yang positif akan mendorong manusia untuk berbuat positif atau kebaikan juga.
Sehingga dari penguatan yang berupa motivasi positif ini diharapkan mampu menghilangkan
keburukan. Penjelasan supervisor kepada gurupun hendaknya disesuaikan dengan kapasitas
kemampuan guru. Meskipun supervise non direktif ini diberlakukan kepada guru yang
professional, supervisor harus tetap memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat
pemahaman guru; (3) Menyajikan, bisa dimaknai dengan supervisor menyajikan solusi baik
berupa petunjuk praktis atau teori. Dengan petunjuk praktis ini memudahkan guru untuk
memahami ilmu yang diberikan oleh supervisor. Model penjelasan dengan petunjuk praktis
ini bila kita merujuk pada metode pengajaran Rasulullah saw adalah nampak ketika
Rasulullah mengajarkan sholat kepada kaumnya; (4) Memecahkan masalah, perilaku
berikutnya adalah supervisor membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru.
Pemecahan masalah ini dalam rangka mengubah kondisi-kondisi yang tidak tepat menjadi
tepat. Karena karakteristik supervisi non direktif ini bersifat dialog, maka dalam proses
pemecahan masalah ini supervisor hendaknya dialog atau bermusyawarah dengan guru untuk
mencari solusi bersama. Mengacu pada definisi supervisi non direktif di atas, apabila kita
kaitkan dengan konsep Islam, maka sesungguhnya Islam telah mewajibkan setiap individu
untuk mengevaluasi proses pembentukan pribadi dan perbaikannya, dengan seluruh
tindakannya. Islampun telah menetapkan bahwa dialah yang pertama harus bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri. Adapun prinsip psikologi yang melandasi pendekatan
supervisi non direktif adalah psikologis humanistik, dimana psikologi ini sangat menghargai
orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihargai, maka
supervisor lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru. Oleh karena
bersifat tidak langsung, maka supervisor tidak langsung menunjukkan permasalahan, tetapi
memberikan ruang dan kesempatan yang luas bagi guru untuk menceritakan keberhasilan,
keluhan dan masalah yang mereka alami. Baru kemudian memberikan stimulus untuk
kebaikan ke depannya, sehingga guru menjadi subjek yang dominan.
Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif
dan non direktif menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru
bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam
melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini
didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah
hasil panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan pada gilirannya nanti berpengaruh
dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian pendekatan dalam supervisi
berhubungan pada dua arah, yaitu dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku
supervisor adalah sebagai berikut: menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan
masalah, dan negosiasi. Pendekatan kolaboratif ini lahir dari psikologi kognitif yang
beranggapan bahwa belajar adalah hasil paduan antara kegiatan individu dan lingkungan pada
gilirannya nanti berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian
pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan.dan
Pendekatan supervisi non direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang sifatnya
tidak langsung. Sasaran supervisi non direktif adalah guru professional. Perbedaan
pendekatan direktif dan non direktif meliputi enam hal. Pada pendekatan non direktif
kegiatan dilakukan dengan kesadaran sendiri sedangkan pendekatan direktif tidak. Pada
pendekatan non direktif keinginan dan tanggapan individu dihargai dan tidak disalahkan
sedangkan pada pendekatan direktif tidak. Pendekatan non direktif diterapkan pada guru
professional sedangkan pendekatan direktif pada guru tidak bermutu. Pada non direktif tidak
diberlakukan pusnishment sedangkan pada direktif diberlakukan. Pada pendekatan non
direktif guru yang dominan sedangkan pada pendekatan direktif supervisor yang dominan.
Metode mengajar non-directif (tidak langsung/tanpa menggurui) bisa digunakan untuk
berbagai situasi masalah, baik masalah pribadi, sosial dan akademik. Dalam masalah pribadi,
siswa menggali perasaannya tentang dirinya. Dalam masalah sosial, guru menggali
perasaannya tentang hubungannya dengan orang lain dan menggali bagaimana perasaan
tentang dirinya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Dalam masalah akademik, guru
menggali perasaannya tentang kompetensi dan minatnya. Dari semua kasus di atas, esensi
atau muatan wawancara harus bersifat personal, bukan eksternal. Artinya harus datang dari
perasaan, pengalaman, pemahaman dan solusi yang dipilihnya sendiri. Adapun secara teknis
perilaku supervisor dalam pendekatan non direktif meliputi 5 hal yaitu: mendengarkan,
memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan dan memecahkan masalah. Tahapan dalam
supervisi non direktif adalah percakapan awal (pre–conference), observasi,
analisis/interpretasi, percakapan akhir (past conference), analisis akhir, diskusi. Penerimaan
guru terhadap supervisi non direktif terdapat perbedaan, ada yang suka dan tidak suka. Namu
dari hasil penelitian para pakar pendidikan diperoleh hasil bahwa guru professional menyukai
supervisi non direktif. Implementasi dari penelitian ini adalah cara yang perlu diperhatikan
oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas supervisi, yaitu: supervisi hendaknya
dilaksanakan dengan persiapan dan perencanaan yang sistematis, serta supervisor hendaknya
memberitahukan kepada orang-orang yang bersangkutan tentang rencana supervisinya.
Sebagai calon guru dan kepala sekolah harus mengetahui berbagai macam model
pembelajaran tidak hanya model pembelajaran non-directif saja, ada banyak model
pembelajaran yang bisa diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Bagi kepala sekolah,
pemberian pembinaan melalui supervisi pembelajaran terhadap para guru supaya terus
menerus dilakukan, sehingga dapat terwujud lembaga pendidikan berkualitas. Kualitas
pembelajaran merupakan kondisi yang mengarah pada keterlaksanaan pembelajaran yang
ditujukan pada ketercapaian tujuan pendidikan. Ketercapaian tujuan pendidikan pada suatu
lembaga sekolah dan dapat di simpulkan.
Secara umum, pendekatan supervisi pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
A. Pendekatan langsung
Pendekatan langsung adalah pendekatan yang dilakukan secara langsung dari supervisor pada
pihak yang disupervisi. Pada pendekatan ini, supervisor akan memberikan pembinaan secara
langsung kepada guru.Melalui pembinaan itu diharapkan guru bisa lebih termotivasi dalam
meningkatkan kualitas kinerjanya. Menurut Muslim (2007), langkah-langkah pendekatan
langsung adalah sebagai berikut.
➢ Menunjukkan
➢ Mengarahkan
➢ Mempersiapkan
➢ Penguatan

B. Pendekatan tidak langsung


Pendekatan tak langsung adalah pendekatan yang dilakukan secara tidak langsung oleh
supervisor kepada pihak yang disupervisi. Pada pendekatan ini, pihak yang disupervisi—
misalnya guru—terlebih dahulu memaparkan laporan kinerjanya, barulah supervisor
menanggapinya. Adapun langkah-langkah pendekatan tidak langsung adalah sebagai berikut.
➢ Mendengarkan
➢ Memberi penguatan atau reinforcement
➢ Memberikan solusi
➢ Pemecahan masalah
Kelebihan pendekatan tak langsung adalah guru menjadi subjek dominan. Hal itu karena
supervisor harus berusaha menjadi pendengar yang baik, yaitu pendengar yang mampu
memberikan solusi atas setiap permasalahan guru.
C. Pendekatan kolaborasi
Pendekatan kolaborasi adalah perpaduan antara pendekatan langsung dan tak langsung. Pada
pend ekatan ini, supervisor bekerja sama dengan guru untuk menyusun kerangka solusi atas
permasalahan guru dalam pembelajaran.
Komunikasi yang terjalin antara supervisor dan guru adalah dua arah. Artinya, supervisor
berperan memberikan sejumlah pertanyaan tentang hal-hal dirasa belum jelas dan guru
merespon dengan cara memaparkan inisiatif terhadap hal-hal yang ditanyakan. Pendekatan
ini sangat tepat diterapkan pada guru yang inovatif, konseptor, dan visioner.
1.7 prinsip prinsip supervise Pendidikan
Melihat dari tujuannya yang ditujukan untuk perbaikan serta peningkatan kegiatan belajar-
mengajar, supervisi pendidikan haruslah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut.
1. Supervisi bersifat ilmiah (scientific) yaitu bahwa supervisi memenuhi 3 kriteria
sebagai prosedur ilmiah yakni: a) Sistematis karena dilakukan dengan cara teratur,
melalui dengan perencanaan yang matang dan dilakukan secara kontinu; b) Objektif
karena dilakukan bukan atas prasangka individu, tetapi didasarkan atas informasi dan
data yang nyata; c) Menggunakan instrumen yang baik untuk mengumpulkan data
sehingga data yang diperoleh benar-benar data yang terandalkan.
2. Supervisi dilakukan dengan prinsip demokratis, karena perintah atau takut atasan
tetapi dilakukan dalam situasi kekeluargaan, melalui musyawarah, saling memberi
dan menerima.
3. Supervisi dilakukan dengan cara kerja sama, kooperatif dan selalu mengarahkan
kegiatannya untuk mencapai tujuan bersama dengan menciptakan situasi belajar
mengajar yang lebih baik.
4. Supervisi bukan dilakukan dengan instruktif tetapi atas dasar kreativitas dan inisiatif
guru sendiri, di mana supervisior hanya memberikan dorongan agar terciptanya situasi
belajar mengajar dengan baik.
5. Supervisi dilakukan dengan suasana terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, tetapi dengan
cara terus terang melalui pemberitahuan baik resmi maupun tidak resmi sehingga guru
yang akan disupervisi sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa akan di supervisi.
6. Supervisi bukan hanya tertuju kepada suatu atau lebih unsur yang ada di sekolah
tetapi meliputi guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan obyeknya meliputi
kurikulum, sarana, pembiayaan, kesiswaan, kegiatan humas, dan tata laksana
Bab II penutup
2.1 Rangkuman
➢ Tujuan supervisi pendidikan adalah integral dengan tujuan pendidikan pendidikan
pada umumnya dan tujuan pendidikan nasional pada khususnya, serta tujuan supervisi
pendidikan itu sendiri.
➢ Tujuan umum supervisi pendidikan adalah kedewasaan sedangkan tujuan pendidikan
nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
seutuhnya, yaitu manusia yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
➢ Tujuan supervisi pendidikan adalah membantu guru agar lebih mengerti/ menyadari
tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam mencapai tujuan
pendidikan; membantu guru-guru agar mereka lebih manyadari dan mengerti
kebutuhan dan masalahmasalah yang dihadapi siswanya, supaya dapat membantu
siswanya lebih baik lagi; membantu guru-guru agar dapat melakukan diagnosa secara
kritis, dan kesulitan-kesulitan belajar mengajar murid, dan menolong mereka
merencanakan perbaikan; memperbesar kesadaran guru terhadap tata kerja yang
demokratis dan kooperatuif serta memperbesar kesadaran untuk saling tolong-
menolong; membantu guru meningkatkan penampilannya di muka kelas; membantu
guru untuk lebih memanfaatkan pengalaman-pengalamannya sendiri;
memperkenalkan guru atau karyawan baru kepada situasi dan kondisi sekolah dan
profesinya; menghindarkan guru dari segala tuntutan diluar batas kemampuan dan
kewenangannya; membantu guru dalam menggunakan alat-alat pelajaran modern;
membantu guru dalam menilai kemajuan belajar murid secara tepat; membantu guru-
guru dalam memanfaatkan sumber-sumber belajar dan pengalaman belajar murid.
Daftar Pustaka
Purwanto, M.N. (2017). Administrasi dan supervisi pendidikan (Cet. 24). Bandung: Remaja
Rosdakarya
Maryono. (2011). Dasar-dasar dan teknik menjadi supervisor pendidikan. Yogyakarta: Arruz
Media.
Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi Pendidikan, Aksara, Bandung. Soetopo, Hendiyat,
Westy, Sumartono. (1984). Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Bina Aksara, Jakarta.
Ametembun, N.A. (1981a). Guru dalam administrasi sekolah. Bandung:
IKIP Bandung.
Harahap, Baharuddin. (1983). Supervisi Pendidikan. PT. Ciawijaya,
Jakarta.
Poerwanto, Ngalim (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Mutiara,
Jakarta.
Buku suvervisi Pendidikan
Catatan
Supervisi pendidikan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
Supervisi umum adalah supervisi untuk hal-hal umum di sekolah yang sifatnya menjadi
penunjang kegiatan pembelajaran, misalnya pembangunan gedung, administrasi kantor,
pengadaan buku beserta alat tulis, dan sebagainya.
Supervisi pengajaran adalah supervisi untuk hal-hal yang berkaitan langsung dengan
pembelajaran, misalnya materi dan guru.
Supervisi klinis termasuk dalam supervisi pengajaran. Bedanya, supervisi ini fokus pada
penyebab munculnya hambatan atau kendala dalam pembelajaran. Jika hambatannya sudah
berhasil diidentifikasi, supervisor akan memberikan pembinaan pada guru untuk
memperbaikinya.

Anda mungkin juga menyukai