Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SUPERVISI AKADEMIK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Jumarudin, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 2 / A6-20
1. Nadya Khairunnisa (20144600206)
2. Nur Kholis (20144600208)
3. Fitri Gita Gindanti (20144600211)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya kepada kami semua sehingga kami berhasil meyelesaikan makalah
yang berjudul “SUPERVISI AKADEMIK” ini. Sholawat serta salam kami
panjatkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. Penulisan makalah
ini dalam rangka memenuhi penugasan yang telah diamanatkan kepada kelompok
kami pada mata kuliah Administrasi dan Supervisi Akademik. Kami menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Pada kesempatan
ini kami mengharapkan kepada pembaca berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun guna memperbaiki dan meningkatkan agar penulisan makalah ini bisa
lebih baik lagi kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin ya rabbal’alamin.

Yogyakarta, 25 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pengertian Supervisi Akademik................................................................ 3
B. Tujuan Supervisi Akademik ...................................................................... 9
C. Sasaran Supervisi Akademik ...................................................................11
D. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik ...................................................... 13
E. Tahap-tahap Supervisi Akademik .......................................................... 15
BAB III ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................ 18
A. Kesimpulan ............................................................................................... 18
B. Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi kunci utama dalam pembangunan masyarakat dan
perkembangan individu. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan,
supervisi akademik menjadi elemen penting dalam memastikan bahwa
pembelajaran dan pengajaran berlangsung dengan efektif. Supervisi akademik
menciptakan kerangka kerja yang terstruktur untuk meningkatkan kualitas
pendidikan melalui pendekatan yang rasional dan terukur.
Secara umum, supervisi akademik dipandang sebagai sebuah proses yang
memiliki tujuan yang jelas dan metode yang terdefinisi dengan baik. Melalui
supervisi, tujuan utama adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan melibatkan guru atau dosen dalam refleksi, perencanaan, dan
pengembangan kurikulum serta metode pembelajaran yang lebih baik.
Supervisi akademik bukan sekadar pengawasan, tetapi juga merupakan sarana
untuk memberdayakan para pendidik agar dapat mencapai potensi terbaik
dalam menjalankan tugas mereka.
Selain itu, pendekatan ini menekankan pada aspek akuntabilitas dalam
pendidikan. Supervisi akademik menciptakan kerangka kerja yang dapat diukur
dan dievaluasi secara obyektif. Dengan adanya supervisi yang terukur, institusi
pendidikan dapat mengidentifikasi kebijakan yang tepat dan merancang
program pengembangan profesional yang efektif. Hal ini menciptakan tanggung
jawab yang lebih besar dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan.
Meskipun ada berbagai tantangan yang harus diatasi dalam pelaksanaan
supervisi akademik, seperti masalah sumber daya dan keterampilan
komunikasi, pendekatan deduktif menunjukkan bahwa supervisi akademik
memiliki landasan konseptual yang kuat. Dengan pendekatan yang terukur dan
rasional, supervisi akademik menjadi salah satu instrumen yang paling efektif
dalam upaya mencapai pendidikan berkualitas bagi semua individu. Dalam era
di mana pendidikan memiliki peran strategis dalam perkembangan bangsa,

1
supervisi akademik menjadi suatu kebutuhan yang tak terhindarkan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka diperoleh
rumusan masalah sebagi berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan supervisi akademik?
2. Apa tujuan supervisi akademik?
3. Apa saja sasaran dalam supervisi akademik?
4. Bagaimana prinsip-prinsip yang diterapkan dalam supervisi akademik?
5. Apa saja tahapan-tahapan dalam supervisi akademik?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah di jabarkan, maka diperoleh tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui maksud dari supervisi akademik.
2. Untuk mengetahui tujuan supervisi akademik.
3. Untuk mengetahui sasaran dalam supervisi akademik
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang diterapkan dalam supervisi
akademik.
5. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam supervisi akademik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Akademik
Dilihat dari sudut pandang etimologi supervisi berasal dari kata super dan
vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara
etimologis, supervisi adalah penglihatan dari atas. Pengertian itu merupakan arti
kiasan yang menggambarkan suatu posisi dimana yang melihat berkedudukan
lebih tinggi dari pada yang dilihat. Hal ini dapat diartikan bahwa kegiatan
supervisi dilakukan oleh atasan kepada bawahan. Pelaksanaan supervisi atau
pengawasan di setiap organisasi memiliki peran yang cukup penting.
Menurut Dwight W. Allen (1970) mengatakan bahwa supervisi akademik
sebagai suatu kegiatan yang sistematis untuk membantu guru dalam
mengembangkan keterampilan, pemahaman, dan pengetahuannya dalam proses
pengajaran. Dalam konteks ini, supervisi akademik adalah proses di mana
seorang supervisor atau administrator pendidikan bekerja sama dengan guru
untuk membantu mereka meningkatkan kualitas pengajaran mereka.
Supervisi akademik dapat mencakup beberapa aspek, seperti observasi
kelas, umpan balik, pengembangan rencana perbaikan, dan dukungan dalam
menghadapi tantangan dalam pengajaran. Tujuannya adalah untuk membantu
guru merancang dan mengimplementasikan pembelajaran yang lebih efektif,
meningkatkan pemahaman mereka tentang strategi pengajaran yang baik, serta
memberikan dukungan dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam
mengajar.
Oleh karena itu, supervisi akademik menekankan pentingnya
pengembangan profesional guru dan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Pendapat Dwight W. Allen ini menekankan bahwa supervisi
akademik bukanlah sekadar pengawasan atau evaluasi, tetapi lebih kepada
pembinaan dan pengembangan guru dalam konteks pendidikan.
Menurut Nina B. Goins (1993) mengatakan bahwa supervisi akademik
sebagai proses pengawasan dan bimbingan yang bertujuan untuk meningkatkan

3
kemampuan guru dalam mengajar serta efektivitas pembelajaran siswa. Dalam
konteks ini, supervisi akademik mencakup dua aspek utama:
1. Pengawasan (Observasi): Supervisi akademik melibatkan observasi guru
saat mereka mengajar di kelas. Selama observasi ini, seorang supervisor
atau administrator pendidikan akan memperhatikan berbagai aspek dalam
proses pengajaran, termasuk strategi pengajaran, interaksi guru-siswa,
pengelolaan kelas, dan pemahaman materi pelajaran.
2. Bimbingan (Panduan dan Dukungan): Setelah observasi, supervisor akan
memberikan umpan balik kepada guru tentang apa yang telah diamati.
Umpan balik ini dapat mencakup pujian atas kekuatan pengajaran guru,
serta rekomendasi atau saran untuk perbaikan. Tujuannya adalah membantu
guru mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan memberikan
dukungan dalam mengembangkan keterampilan mereka sebagai pendidik.
Oleh karena itu, pendapat Nina B. Goins menekankan bahwa supervisi
akademik bukan hanya tentang evaluasi, tetapi juga memberikan bimbingan dan
dukungan aktif kepada guru untuk membantu mereka menjadi pengajar yang
lebih efektif. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran,
yang pada akhirnya akan berdampak positif pada pembelajaran siswa.
Menurut Donald A. Schön (1987) mengatakan bahwa supervisi akademik
adalah proses refleksi dan pembelajaran bersama antara supervisor dan guru, di
mana mereka saling belajar dari pengalaman pengajaran. Dalam pandangan ini,
supervisi akademik tidak hanya tentang pengawasan atau evaluasi, tetapi lebih
merupakan kolaborasi yang mendalam antara guru dan pembimbing.
Poin-poin kunci dari pendapat ini adalah:
1. Proses Refleksi: Supervisi akademik melibatkan guru dalam refleksi atas
praktik pengajaran mereka. Guru diundang untuk memikirkan tentang apa
yang telah mereka lakukan, apa yang telah berhasil, dan apa yang perlu
ditingkatkan dalam pengajaran mereka. Ini melibatkan pemikiran kritis dan
introspeksi guru terhadap tindakan mereka di kelas.
2. Pembelajaran Bersama: Guru dan supervisor bekerja bersama-sama untuk
mencari solusi dan strategi untuk meningkatkan pengajaran. Mereka

4
berbagi pengalaman dan pengetahuan, saling memberi masukan, dan
menciptakan lingkungan di mana pembelajaran guru adalah fokus utama.
3. Belajar dari Pengalaman Pengajaran: Pendekatan ini mengakui bahwa
setiap pengajaran adalah pengalaman yang berharga. Guru dan supervisor
dapat belajar dari hasil pengajaran sebelumnya dan menggunakan
pengetahuan ini untuk mengembangkan pendekatan yang lebih baik untuk
masa depan.
Oleh karena itu, supervisi akademik dalam pandangan Donald A. Schön
adalah suatu upaya kolaboratif yang berpusat pada refleksi dan pembelajaran
bersama, dengan tujuan meningkatkan kualitas pengajaran dan pengembangan
profesional guru. Pendekatan ini memberikan arti yang dalam pada konsep
pembelajaran sepanjang hayat dalam konteks pendidikan.
Menurut Daniel P. Goleman (1995) mengatakan bahwa mengaitkan
supervisi akademik dengan konsep kecerdasan emosional, di mana supervisor
membantu guru mengembangkan kecerdasan emosional mereka untuk
meningkatkan hubungan dengan siswa dan efektivitas pengajaran. Kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, mengelola, dan
mengarahkan emosi dengan baik, baik emosi sendiri maupun emosi orang lain.
Dalam konteks supervisi akademik, pendekatan ini menekankan hal-hal berikut:
1. Mengenali Emosi: Supervisor dapat membantu guru mengenali emosi yang
muncul selama pengajaran. Ini dapat mencakup emosi guru sendiri, seperti
kecemasan atau frustrasi, serta emosi siswa. Dengan pemahaman yang lebih
baik tentang emosi, guru dapat lebih efektif mengelolanya.
2. Mengelola Emosi: Supervisor dapat memberikan strategi dan dukungan
kepada guru untuk mengelola emosi dengan baik dalam kelas. Ini membantu
guru tetap tenang dan berfokus, sehingga pengajaran dapat berlangsung
lebih efisien.
3. Hubungan Guru-Siswa: Kecerdasan emosional juga berhubungan dengan
kemampuan untuk memahami emosi siswa dan meresponsnya dengan
empati. Supervisor dapat membantu guru meningkatkan kemampuan ini,

5
sehingga mereka dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan
siswa.
4. Efektivitas Pengajaran: Dengan pengembangan kecerdasan emosional,
guru dapat menghadapi tantangan dalam pengajaran dengan lebih baik.
Mereka dapat mengatasi konflik, menangani situasi sulit, dan menciptakan
lingkungan belajar yang lebih positif.
Daniel P. Goleman menghubungkan supervisi akademik dengan
kecerdasan emosional dengan tujuan untuk membantu guru mengembangkan
aspek-aspek ini dalam diri mereka agar dapat menjadi pendidik yang lebih baik
dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi siswa. Supervisi
akademik yang memperhatikan aspek kecerdasan emosional dapat
berkontribusi pada peningkatan hubungan interpersonal dalam kelas dan
efektivitas pengajaran secara keseluruhan.
Menurut Marzano (2006) mengatakan bahwa supervisi akademik sebagai
suatu proses yang melibatkan pengumpulan data, observasi, dan umpan balik
konstruktif untuk membantu guru mengidentifikasi area perbaikan dalam
pengajaran mereka. Dalam konteks ini, supervisi akademik memiliki beberapa
karakteristik penting:
1. Pengumpulan Data: Proses supervisi akademik dimulai dengan
pengumpulan data yang berkaitan dengan pengajaran. Data ini bisa
mencakup hasil tes siswa, pengamatan kelas, dan penilaian kinerja guru.
2. Observasi: Supervisor atau administrator pendidikan akan mengamati kelas
guru secara langsung. Mereka akan memperhatikan berbagai aspek dalam
pengajaran, termasuk metode pengajaran, interaksi guru-siswa, manajemen
kelas, dan pemahaman siswa terhadap materi.
3. Umpan Balik Konstruktif: Setelah observasi, supervisor memberikan
umpan balik kepada guru. Umpan balik ini harus bersifat konstruktif,
artinya tidak hanya menunjukkan kelemahan tetapi juga memberikan saran
dan rekomendasi yang dapat membantu guru untuk memperbaiki praktik
pengajarannya.

6
4. Identifikasi Area Perbaikan: Tujuan utama supervisi akademik adalah
membantu guru mengidentifikasi area di mana mereka perlu melakukan
perbaikan. Ini dapat berkaitan dengan pengembangan strategi pengajaran,
peningkatan interaksi dengan siswa, atau pemahaman yang lebih baik
tentang materi pelajaran.
5. Pengembangan Profesional: Supervisi akademik tidak hanya tentang
evaluasi, tetapi juga tentang pengembangan profesional guru. Ini mencakup
pembuatan rencana perbaikan bersama guru untuk membantu mereka
mencapai tujuan pengajaran mereka.
Robert J. Marzano menekankan bahwa supervisi akademik adalah alat
penting dalam meningkatkan kualitas pengajaran guru dengan cara yang
sistematis dan berbasis data. Ini membantu guru mengidentifikasi area
perbaikan yang konkret dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk
mencapai perbaikan tersebut.
Menurut Manullang (2005:173), “pengawasan merupakan suatu proses
untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila
perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana semula”. Supervisi dilakukan di setiap lini organisasi, termasuk
organisasi di dalam ranah pendidikan, salah satunya adalah sekolah. Kepala
sekolah merupakan atasan di dalam lingkungan sekolah. Dimana seorang
kepala sekolah memiliki peran strategis dalam memberi bantuan kepada guru-
guru dalam menstimulir guru-guru kearah usaha mempertahankan suasana
belajar mengajar yang lebih baik.
Pelaksanaan supervisi bukan untuk mencari kesalahan guru tetapi
pelaksanaan supervisi pada dasarnya adalah proses pemberian layanan
bantuan kepada guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang
dilakukan guru dan meningkatkan kualitas hasil belajar. Purwanto (2005:76)
mengemukakan bahwa: “Supervisi sebagai kegiatan bantuan dari para
pemimpin sekolah yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru
dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan”.
Kegiatan tersebut berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi

7
pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam
usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan
pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran, metode-metode mengajar yang lebih
baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses
pengajaran.
Secara konseptual, sebagaimana ditegaskan Glickman (Dharma, 2008:6),
“Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran”. Supervisi akademik merupakan upaya
membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama
sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,
melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian
unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas
dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan
prosesnya. Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru
dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari
serangkaian kegiatan supervisi akademik. Apabila dikatakan bahwa supervise
akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan
penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu
dikembangkan dan cara mengembangkannya.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, maka
dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik adalah suatu proses yang
dirancang untuk membantu guru meningkatkan kualitas pengajaran mereka
melalui refleksi, umpan balik, pengembangan keterampilan, dan kolaborasi

8
dengan pembimbing atau supervisor. Pendekatan ini mendorong pengajaran
yang lebih efektif dan memperkuat pengembangan profesional guru.

B. Tujuan Supervisi Akademik


Supervisi akademik merupakan suatu pendekatan yang memiliki tujuan
utama untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di lingkungan
pendidikan.
Menurut Sergiovanni (1987) ada tiga tujuan supervisi akademik, yaitu :
1. Supervisi akademik diselanggarakan dengan maksud membantu guru dalam
mengembangkan kemampuan profesional dalam memahami akademik,
kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan
menggunakan kemampuannya melalui teknik teknik tertentu.
2. Supervisi akademik diselanggarakan dengan maksud untuk memonitor
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa
dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas disaat guru
sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru.
3. Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru untuk
menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas tugas
mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri,
serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh sungguh
terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
Menurut cogan (1973), supervisi akademik bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan, pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah
dan komitmen untuk membangun kapasitas guru. Sedangkan Glickman (2007),
mengatakan bahwa supervisi akademik bertujuan untuk pengembangkan
profesional guru dengan cara membantu guru meningkatkan kompetensinya,
mengembangkan kurikulum dan mengembangkan penelitian Tindakan kelas.
Menurut mulyasa (2003), tujuan supervisi adalah membantu dan
memberikan kemudahan kepada para guru untuk belajar, bagaimana
meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta

9
didik. Selanjutnya mulyasa mengutip pendapat ametembun, bahwa tujuan
belajar supervisi akademik antara lain :
a. Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan
pendidikan dan peranan sekolah dalam mewujudkan tujuan tersebut.
b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.
c. Memperbesar semangat guru guru dan meningkatkan motivasi berprestasi
dan mengoptimalkan kinerja secara maksimal.
d. Membina kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis
terhadap aktifitasnya dan kesulitan proses pembelajaran serta mendotong
mereka melakukan perbaikan.
e. Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktifitasnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
f. Mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan diantara guru.
Menurut Riyanto dalam Glickman (2015), tujuan supervisi akademik
adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya. Menurut Sukarmen
(2018) tujuan supervisi adalah untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran agar menjadi lebih baik. Melalui supervisi akademik diharapkan
kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat (Dirjen
PMPTK, 2008). Pengembangan kemampuan tidak hanya ditekankan pada
peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi juga pada
peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi
(motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja
guru, kualitas pembelajaran akan meningkat. Inti dari dimensi supervisi
akademik adalah dalam rangka membina guru untuk meningkatkan mutu proses
pembelajaran (Lalupanda, 2019).
Dari pendapat yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan supervisi akademik adalah bantuan atau layanan berupa bimbingan serta
arahan kepada guru guru dan staf sekolah yang lain untuk meningkatkan
profesionalnya. Bagi guru tentunya untuk meningkatkan prestasi peserta didik.

10
Jadi, dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi akademik yaitu untuk
meningkatkan proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.

C. Sasaran Supervisi Akademik


Sasaran supervisi akademik mencakup berbagai aspek yang bertujuan
untuk meningkatkan kinerja guru dan efektivitas pembelajaran siswa di dalam
kelas.
Menurut suharsimi Arikunto (2004), mengemukakan sasaran supervisi
ada tiga macam yaitu :
1. Supervisi akademik, yang mrnitik beratkan pengamatan supervisor pada
masalah masalah akademik, yaitu hal hal yang berlangsung yang berada
dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu peserta didik sedang
dalam proses mempelajari sesuatu.
2. Supervisi administrasi, pengamatan supervisor pada aspek aspek
administratif yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar
terlaksananya pembelajaran.
3. Supervisi lembaga yang menebar atau menyebarkan objek pengamatan
supervisor pada aspek aspek yang berada pada sekolah.
Dalam pelaksanaannya kegiatan supervisi akademik diarahkan pada
pembinaan dan pengembangan aspek-aspek yang berkaitan dengan proses
pembelajaran. Guru merupakan komponen yang terlibat langsung dan
bertanggung jawab atas proses pembelajaran di kelas, sehingga yang menjadi
fokus atau sasaran utama supervisi akademik adalah yang berkaitan dengan
guru. Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas (2010: 17) menyatakan
bahwa sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-kemampuan guru
dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk
peningkatan pelayanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan
mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono (2011: 83)

11
menyebutkan bahwa sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses
pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran,
penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran,
penggunaan media dan teknologi informasidalam pembelajaran, menilai proses
dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.
Pelaksanaan supervisi akademik pada seluruh komponen yang harus
disupervisi menurut Suharsimi Arikunto (2004: 33), meliputi:
a. Intensitas keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Perhatian guru kepada siswa yang sedang sibuk belajar, penampilan guru
dalam menjelaskan materi pelajaran, keterampilan guru dalam
menggunakan alat peraga, ketelitian guru dalam menilai hasil belajar siswa
di kelas atau mengoreksi pekerjaantes.
c. Keluasan dan kedalaman materi yang disajikan di kelas, keruntutan dan
urutan penyajian materi, banyaknya dan ketepatan contoh untuk
memperkuat konsep, jumlah dan jenis sumber bahan pendukung pokok
bahasan yang dibahas di kelas.
d. Ketersediaan alat peraga selama proses pembelajaran berlangsung,
ketepatan alat dengan pokok bahasan, benar tidaknya penggunaan alat
peraga, keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga.
e. Pembagian siswa dalam tugas kelompok, penunjukan siswa yang disuruh
maju ke papan tulis mengerjakan soal, cara mengatur siswa yang
menganggu temannya.
f. Hiasan dinding dalam kelas, kebersihan kelas, ketenangan kelas,
kenyamanan udara, ventilasi, pajangan hasil pekerjaan siswa di kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sasaran utama
supervisi akademik adalah kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang meliputi merencanakan kegiatan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta menilai atau evaluasi pembelajaran.
Oleh karena itu, yang diharapkan supervisi akademik dapat memperbaiki dan
membantu guru dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan
pengelolaan pembelajaran.

12
D. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
Konsep dan tujuan supervisi akademik, sebagaimana dikemukakan oleh
para pakar supervisi akademik di muka, memang tampak idealis bagi para
praktisi supervisi akademik (kepala sekolah). Adanya problema dan kendala
tersebut sedikit banyak bisa diatasi apabila dalam pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah menerapkan prinsip-prinsip supervisi akademik.
Semua ini merupakan prinsip-prinsip supervisi akademik modern yang
harus direalisasikan pada setiap proses supervisi akademik di sekolah-sekolah.
Menurut Dharma (2008:13) mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip lain
yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor dalam melaksanakan
supervisi akademik, yaitu:
(a) Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan
yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus
bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini
bukan saja antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor
dengan pihak lain yang terkait dengan program supervisi akademik. Oleh
sebab itu, dalam pelaksanaannya supervisor harus memiliki sifat-sifat,
seperti sikap membantu, memahami, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias,
dan penuh humor.
(b) Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi
akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan
sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Perlu dipahami bahwa supervisi
akademik merupakan salah satu essential function dalam keseluruhan
program sekolah. Apabila guru telah berhasil mengembangkan
dirinya tidaklah berarti selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap
dibina secara berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema
proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang.
(c) Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi
akademik yang demokratis adalah aktif dan yang dibinanya. Tanggung
jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada supervisor

13
melainkan juga pada guru. Oleh sebab itu, program supervisi akademik
sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara
kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di
bawah koordinasi supervisor.
(d) Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan. Di
dalam setiap organisasi pendidikan terdapatbermacam-macam sistem
perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. Sistem perilaku
tersebut antara lain berupa sistem perilaku administratif, sistem perilaku
akademik, sistem perilaku kesiswaan, sistem perilaku pengembangan.
konseling, sistem perilaku supervisi akademik. Antara satu sistem
dengan sistem lainnya harus dilaksanakan secara integral. Dengan
demikian, maka program supervisi akademik integral dengan program
pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini
diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor
dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.
(e) Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik
harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun
mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil
analisis kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya. Prinsip ini tiada
lain hanyalah untuk memenuhi tuntutan multi tujuan supervisi
akademik, berupa pengawasan kualitas sebagaimana telah dijelaskan di
muka.
(f) Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah
sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan guru. Memang dalam
proses pelaksanaan supervisi akademik itu terdapat kegiatan penilaian
unjuk kerjan guru, tetapi tujuannya bukan untuk mencari kesalahan-
kesalahannya. Supervisi akademik akan mengembangkan pertumbuhan dan
kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem
akademik yang dihadapi.
(g) Supervisi akademik harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan
mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik harus obyektif.

14
Objectivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervise
akademik itu harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan
profesional guru. Begitu pula dalam mengevaluasi keberhasilan program
supervisi akademik. Di sinilah letak pentingnya instrumen pengukuran yang
memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi untuk mengukur seberapa
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.

E. Tahap-tahap Supervisi Akademik


Supervisi akademik dalam pelaksanaannya memiliki beberapa tahapan.
Tahapan pertama supervisi akademik ada empat perencanaan yang harus
disiapkan yaitu :
1. Tujuan supervisi akademik yang dirumuskan berdasarkan kasus yang
terjadi.
2. Jadwal supervisi akademik yang ditetapkan dalam memuat informasi
seperti nama guru yang disupervisi, mata pelajaran, hari dan tanggal
pelaksanaan, jam pelajaran, kompetensi dasar, dan pokok
pembahasan/materi.
3. Teknik supervisi akademik yang dipilih merupakan keputusan yang
diambil supervisor setelah mengidentifikasi dan memilih teknik supervisi
akademik yang tepat dengan kasus yang ada.
4. Instrumen supervisi akademik yang dipilih berdasarkan hasil analisis dan
identifikasi instrumen yang akan digunakan.
Kedua supervisi akademik harus dilaksanakan, setelah dilakukan
sosialisasi dan kesepakatan bersama guru yang akan di supervisi. Materi
kesepakatan memuat waktu dan aspek aspek dalam supervisi akademik. Setelah
sepakat baru supervisi akan dilaksansakan dengan tahapan,
1. Memeriksa kelengkapan perangkat pembelajaran.
2. Mengamati proses pembelajaran.
3. Melakukan penilaian pembelajaran dengan menggunakan instrumen
observasi.

15
Tahapan tahapan tersebut mengidentifikasi masalah masalah yang terjadi
dalam rangkaian kegiatan. Rekapitulasi hasil supervise akademik biasanya
berupa tabel yang memuat nomor, nama, komponen penilaian pembelajaran,
proses pembelajaran, penilaian pembelajaran, skor rata rata, catatan hasil
pertemuan. Rentang penilaian dan hari tanggal, serta tanda tangan
supervisor/kepala sekolah.
Ketiga pelaksanaan supervisi akademik harus dianalisis. Hasil
pelaksanaan supervisi akademik akan menjadi bahan selanjutnya untuk
melakukan analisis. Kegiatan ini kita lakukan umpan balik, penyempurnaan
instrumen, dan program tindak lanjut. Komponen yang dianalisis adalah
komponen yang kita supervisi yaitu:
1. Rencana pembelajaran berupa dokumen perangkat pembelajaran.
2. Proses pembelajaran.
3. Penilaian pembelajaran.
Kegiatan dilengkapi dengan membuat rangkuman /kesimpulan hasil
analisis terhadap perangkat pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Buatlah
dengan rapi agar memudahkan kita melakukan evaluasi dan tindak lanjut.
Kemudian sajikanlah dalam bentuk laporan hasil analisis dan evaluasi dalam
bentuk rangkuman hasil identifikasi masalah pelaksanaan supervisi akademik
dan rekapitulasi hasil pelaksanaan supervisi akademik.
Keempat hasil analisis supervisi akademik harus diberikan umpan balik,
Bagian ini dilakukan setelah analisis dan evaluasi supervisi akademik. Rencana
umpan balik dilakukan terhadap guru biasanya dilaksanakan bersamaan dengan
kegitan tindak lanjut. Sehingga langkah-langkah yang harus dilakukan sama.
langkah-langkah tersebut adalah:
1. Mengkaji rangkuman/kesimpulan hasil analisis perencanaan, proses, dan
penilaian pembelajaran,
2. Membuat rencana umpan balik (feedback), dan rencana tindak lanjut,
3. Melaksanakan umpan balik (feedback) dan tindak lanjut dalam bentuk
lisan dan/atau tertulis.

16
Kelima supervisi akademik mesti dilengkapi dengan rencana tindak
lanjut. langkahlangkah yang dilakukan pada kegiatan umpan balik bersamaan
dengan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan umpan balik dan tindak lanjut biasanya
berupa:
1. Pemberian penguatan dan penghargaan jika guru yang di supervisi
akademik telah memenuhi standar;
2. Bagi guru yang belum memenuhi standar, kepala sekolah harus
menyampaikannya dengan cara bijak dan mendidik, alangkah baiknya jika
guru dipancing mengemukakan kelemahannya sendiri;
3. Guru diberi kesempatan untuk menyampaikan keluhan, kesulitan dan
hambatan yang ditemukan;
4. Guru diberi kesempatan mengikuti kegiatan pelatihan baik di berbagai
kesempatan dan tingkatan.
Keenam menyusun laporan hasil supervisi akademik. Setelah kita
melakukan tahapan demi tahapan supervisi akademik di atas maka sampailah
kita pada bagian akhir kegiatan. Tahapan ini tidak kalah penting dengan tahapan
sebelumnya. Bahkan merupakan akhir kegiatan yang sangat berpengaruh
terhadap seluruh rangkain kegiatan supervisi akademik. Sedikitnya ada 8
(delapan) aspek sebagai berikut:
1. Identitas
2. Pendahuluan
3. Kerangka Berpikit Pemecahan Masalah
4. Pendekatkan dan Metode Supervisi
5. Hasil Pelaksanaan Program Supervisi
6. Penutup
7. Lampiran
8. Bahan Pendukung

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi akademik merupakan suatu proses yang dirancang untuk
membantu guru meningkatkan kualitas pengajaran mereka melalui refleksi,
umpan balik, pengembangan keterampilan, dan kolaborasi dengan pembimbing
atau supervisor. Prinsip-prinsip supervisi akademik yang harus diterapkan
meliputi menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, melaksanakan
supervisi secara berkesinambungan, menjalankan supervisi secara demokratis,
menjadikan program supervisi akademik integral dengan program pendidikan,
memastikan supervisi akademik komprehensif, bersifat konstruktif, dan
berlandaskan pada objektivitas. Selain itu, tahapan supervisi akademik
melibatkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang melibatkan guru
dalam rangka mengidentifikasi masalah dan perbaikan dalam proses
pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, supervisi akademik memiliki tujuan utama untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pembinaan guru serta berfokus pada
perkembangan profesional guru. Sasaran supervisi akademik mencakup
berbagai aspek yang berkaitan dengan proses pembelajaran, seperti kemampuan
guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, serta
penggunaan metode, media, dan sumber belajar yang efektif. Supervisi
akademik juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan dan mengembangkan interaksi pembelajaran yang tepat.
Dalam rangka mencapai tujuan supervisi akademik, penting bagi
supervisor atau kepala sekolah untuk memahami peran mereka sebagai
pembimbing dan pendukung guru dalam pengembangan profesional mereka.
Dengan demikian, supervisi akademik bukan hanya tentang evaluasi, tetapi
lebih kepada pembinaan, pengembangan, dan kolaborasi untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih baik bagi siswa.

18
B. Saran
Berdasarkan uraian pembahasan tentang supervisi akademik maka perlu
untuk memprioritaskan supervisi berkelanjutan yang berfokus pada pembinaan
dan kolaborasi, menerapkan prinsip-prinsip supervisi seperti objektivitas dan
konstruktivitas, memperhatikan aspek-aspek kunci dalam proses pembelajaran,
memberikan umpan balik konstruktif kepada guru, dan menciptakan lingkungan
pembelajaran yang kondusif, sehingga supervisi akademik dapat efektif
meningkatkan kualitas pendidikan dan perkembangan profesional guru untuk
manfaat siswa.

19
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Dwight W. (1970). Supervision of Instruction: A Developmental Approach.
Addison-Wesley Publishing Company.
Bahri, S. (2014). Supervisi akademik dalam peningkatan profesionalisme guru.
Visipena,5(1), 100-112.
Bahri, Saiful. "Supervisi akademik dalam peningkatan profesionalisme
guru." Visipena 5.1 (2014): 100-112.
Dharma, Surya. (2008). Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional.
Farida, Eva Nur. "Supervisi Pendidikan."
GLICKMAN, MENURUT CARL D. "SUPERVISI AKADEMIK." (2021).
Goins, Nina B. (1993). Supervision: Key Link to Productivity. Praeger Publishers.
Goleman, Daniel P. (1995). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More
Than IQ. Bantam Books.
Manullang. 2005. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: UGM University Press.
Marzano, Robert J. (2006). Supervision That Improves Teaching and Learning:
Strategies and Techniques. ASCD.
Purwanto, Ngalim. (2005). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaka Rosdakarya Offset.
Schön, Donald A. (1987). Educating the Reflective Practitioner: Toward a New
Design for Teaching and Learning in the Professions. Jossey-Bass
Publishers.
Sitaasih, D. K. (2020). Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kompetensi
Guru Dalam Proses Pembelajaran di SD. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 4(2),
241-247.
Suginam, Andria. "Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses
Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SD Negeri 4
Mataram." Jurnal Paedagogy 6.2 (2019): 41-48.
Sulistyawati, Aning. "PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH DENGAN

20
APLIKASI GOOGLE CLASSROM MELALUI SUPERVISI TEKNIK
OBSERVASI DI SD NEGERI SECANG 02 SEMESTER 2 TAHUN
AJARAN 2020/2021."

21

Anda mungkin juga menyukai