Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

METODE DAN TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah teori dan praktek

supervisi pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Asmendri, S.Ag, M.Pd

Di susun oleh :

Oleh :
Tugiah (212012024)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UIN MUHAMMAD YUNUS BATUSANGKAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat, kesehatan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan judul “METODE DAN

TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN” bisa selesai sesuai waktu yang telah

ditentukan.

Penulisan makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan

dan bantuan dari semua pihak. Semoga melalui hasil makalah ini, memberikan

banyak manfaat yang berharga bagi setiap pembaca. Penulis sangat membutuhkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kemajuan

selanjutnya yang lebih baik dan maksimal. Penulis ucapkan terima kasih banyak

dan mohon maaf bila ada salah kata dalam penyusunan tugas makalah ini.

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar belakan masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan penulisan 3
BAB II Pembahasan 4
A. Pengertian supervisi pendidikan 4
B. Tujuan dan Fungsi Supervisi Pendidikan 7
C. Metode dan Teknik Supervisi 19
1. Metode supervisi 19
2. Teknik supervisi 30
BAB III Penutup 35
Daftar Pustaka 36

ii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia untuk mengembangkan

potensi diri dan kemampuan intelektualnya. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam

pembentukan kemajuan dan perkembangan manusia pada khususnya

perkembangan bangsa. Semakin maju sebuah negara maka maju pula

perkembangan pendidikannya, kemajuan dalam bidang pendidikan akan

menentukan kualitas sumber daya manusia dan perkembangan bangsa kearah

lebih baik. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan tidaklah mudah, proses

membutuhkan waktu yang panjang juga melibatkan berbagai komponen dan

elemen masyarakat.

Peningkatan mutu pendidikan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan

guru untuk membangun pendidikan yang lebih baik. Guru memegang peranan

yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun guru masih memiliki kelemahan dan membutuhkan bantuan agar guru

dapat mengajar peserta dengan lebih baik. Guru juga membutuhkan bimbingan

untuk membentuk siswa agar mencapai tujuan dan cita-cita. Oleh karena itu,

untuk mencapai tujuan pendidikan perlu diarahkan dan dibimbing oleh atasan

untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru. Peran guru yang sangat

penting dalam peningkatan mutu pengajaran akan tercapai apabila semua masalah

yang dihadapi guru dalam bidang ini dapat diselesaikan dengan baik. Pedoman

tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan guru dalam pengembangan

metode dan teknik pengajaran yang lebih baik.

1
Secara historis mula-mula diterapkan konsep supervisi yang tradisional, yaitu

pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari kesalahan dan

menemukan kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Perilaku supervisi yang

tradisional itu disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk

menemukan kesalahan. Konsep seperti ini menyebabkan guru-guru menjadi takut

dan mereka bekerja dengan tidak baik karena takut dipersalahkan.

Supervisi Ilmiah terdiri dari berapa ciri-ciri, yaitu pertama, sistematis, artinya

dilaksanakan secara teratur, berencana dan bekrsinambungan. Kedua, objektif

dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan

berdasarkan tafsiran pribadi. Ketiga, menggunakan alat pencatat yang dapat

memberikqan informasi sebagai umpan balik untuk mengdakan penilaian terhadap

proses pembelajaran di kelas.

Inspeksi sekolah sangat penting untuk meningkatkan kualitas guru dan

kualitas pendidikan pada umumnya. Banyak metode dan model yang dapat

dijadikan acuan untuk kepemimpinan kelas. Metode dan model tentunya memiliki

peran tersendiri dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru harus memiliki

metode untuk melaksanakan pedoman mengajar.

Enco Mulyasa menyampaikan bahwa peningkatan sumber daya manusia

merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, dan salah satu

sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah pendidikan, maka

kualitas pendidikan harus selalu ditingkatkan. Salah satu unsur pendidikan yang

memegang peranan penting dalam mencapai tujuan besar pendidikan adalah

pengawasan. Pelaksanaan supervisi pendidikan dilakukan dalam bentuk

2
“inspeksi”. Dilihat dari sudut pandang sekarang, supervisi adalah suatu usaha

untuk memperbaiki situasi belajar mengajar. Supervisi Pendidikan dilakukan

karena lebih membantu dalam “menemukan” masalah guru dalam melaksanakan

tugas-tugas. Supervisi menjadi alat bagi guru untuk meningkatkan kualitas

pengajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik Menindaklanjuti

pertimbangan di atas, makalah ini menjelaskan beberapa metode dan model

supervisi pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulisan makalah ini dapat

dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah Pengertian Supervisi Pendidikan?

2. Apakah Metode Dan Teknik Supervisi Pendidikan?

3. Apa Saja Model Supervisi Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan 

1. Untuk Mengetahui Pengertian Supervisi Pendidikan.

2. Untuk Mengetahui  Metode Dan Teknik Supervisi Pendidikan

3. Untuk Mengetahui Model Supervisi Pendidikan 

3
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Secara etimologis “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang

masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan jadi, secara etimologi

supervisi berati penglihatan dari atas pengertian seperti itu arti kiasan yang

menggambarkan suatu posisi yang melihat kedudukan lebi tinggi dari pada yang

dilihat. Dalam bahasa inggris supervision berarti pengawasan dibidang

pendidikan. Orang melakukan pengawasan di sebut dengan supervisi, seorang

supervisi mempunyai posisi diatas atau memiliki kedufukan yang lebih dari orang

yang di supervisinya. Dalam Webstr’s New World Dictionari istilah super berarti

“higher in rank or position than, superior to (superintendent), a greater or better

than others”. Sedangkan kata vision berarti “the ability to perceive something not

actually visible, as through mental acutness or keen foresight.

Menurut Purwanto yang dikutip oleh Donni Juni, supervisi adalah kegiatan

pendampingan yang dirancang untuk membantu guru dan personel sekolah

lainnya dalam melaksanakan tugasnya secara efektif. Menurut Manullang,

pemantauan adalah proses pelaksanaan pekerjaan yang telah selesai,

mengevaluasinya, dan memperbaikinya jika perlu untuk memastikan bahwa

pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula. Supervisi adalah upaya pemberian

layanan yang memungkinkan guru untuk lebih profesional menjalankan tugasnya

melayani siswa.

Sementara itu, Rifa mendefinisikan supervisi sebagai supervisi profesional,

karena selain lebih spesifik juga mengamati supervisi akademik dengan

4
kemampuan ilmiah, bukan lagi supervisi manajemen yang manusiawi biasa, tetapi

membutuhkan kemampuan profesional yang demokratis, supervisi pendidikan dan

kualitas humanistik.

Istilah supervisi dalam lembaga pendidikan, walaupun sama dengan supervisi

profesional, tentunya dalam menghadapi berbagai peristiwa dan kegiatan,

misalnya jika supervisi dilakukan oleh kepala sekolah, maka supervisi dilakukan

untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya. melaksanakan

pembelajaran tersebut. Bagi siswa, namun jika disupervisi oleh satuan supervisi

pendidikan, kepala sekolah dalam konteks kelembagaan jelas merupakan tujuan

utama peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan.

Menurut N.A Ametembun, Supervisi pendidikan adalah pembinaan ke arah

perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan berupa bimbingan

atau tuntutan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya, dan

peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.

Tugas utama kepemimpinan instruksional adalah melayani guru,

meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempromosikan pengajaran yang efektif

oleh guru. Berkolaborasi dengan fakultas atau staf lain untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran, mengembangkan kurikulum, dan mendorong pertumbuhan

profesional untuk semua anggota. Salah satu alasan untuk saran adalah untuk

meningkatkan pengajaran. Oteng Sutisna dari Dadang Suhardan mengatakan, ada

pedoman untuk membimbing tumbuhnya keahlian dan keterampilan profesional

guru. Ketika guru dibimbing dan memahami pentingnya meningkatkan

keterampilan mereka, mereka tumbuh dan lebih mampu melakukan pekerjaan

5
mereka. Proses belajar siswa lebih baik dipengaruhi karena guru lebih siap untuk

belajar dan siswa berkembang lebih cepat.

pelaksanaan supervisi dilakukan supaya meningkatkan pembelajaran melalui

kemampuan guru. Supervisi guru bertujuan untuk menjadikan guru lebih mampu

dalam proses mengajar peserta didik menjadi lebih baik, proses belajar efektif,

guru nyaman dalam mengajar. Kepala sekolah sebagai pelaksana supervisi harus

dapat membimbing guru yang ia pimpin sehingga timbul rasa percaya diri guru

untuk melakukan perkembangan dalam proses belajar mengajar.

Secara defenisi supervisi pendidikan menurut Adams dan Dickey dalam

bukunya Basic Principle of Supervision, supervisi adalah program yang berencana

untuk memperbaiki pengajaran. Good Carter dalam Dictionary of Education,

supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru

dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk

menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru

serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran. Situasi belajar

mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung kepada ketrampilan supervisor

sebagai pemimpin. Seorang supervisor yang baik memiliki lima keterampilan

dasar, Pertama, keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan. Kedua,

Ketrampilan dalam proses kelompok. Ketiga, keterampilan dalam kepemimpinan

pendidikan. Keempat, keterampilan dan mengatur personalia sekolah. Kelima,

keterampilan dalam evaluasi.

Berdasarkan penjabaran di atas supervisi pendidikan adalah suatu kegiatan

pembinaan yang terencana dan terstruktur untuk membantu pengembangan diri

6
guru dan kepercayaan diri guru dalam proses abelajar mengajar. Supervisi juga

menajadi salah satu bentuk pembentukan pola pikir guru agar menjadi lebih baik

dalam proses mengajar dan menumbuhkan rasa percaya diri guru.

B. Tujuan dan fungsi Supervisi pendidikan


1. Tujuan supervisi pendidikan

Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah

kepada tujuan yang ingin dicapai. Pendidikan merupakan salah satu bentuk

kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses

pelaksanaanya. Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk

mengmbangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas. Adapun

prinsip supervisi pendidikan adalah terdiri dari prinsip ilmiah, prinsip demokratis,

prinsip kerjasama, dan prinsip konstruktif-kreatif, sehingga dari kelima prinsip

akan lebih profesional dalam melakukan supervisi pendidikan.

Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu mencari dan

menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih efektif. Kita tidak dapat

berbicara tentang efektivitas suatu kegiatan, jika tujuannya belum jelas. Tujuan

supervisi pendidikan adalah:

1. Membantu guru agar dapat lebih mengerti/menyadari tujuan-tujuan

pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan itu.

2. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan

masalah-masalah yang dihadapi siswanya; supaya dapat membantu siswanya

itu lebih baik lagi.

7
3. Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis

dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan

hubungan antara staf yang kooperatif untuk bersama-sama meningkatkan

kemampuan masing-masing.

4. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta

mengembangkan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung

jawab yang sesuai dengan kemampuannya.

5. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.

6. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat

menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan

kemampuannya secara maksimal.

7. Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan

merencanakan tindakan-tindakan perbaikannya.

8. Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak

wajar; baik tuntutan itu datangnya dari dalam (sekolah) maupun dari luar

(masyarakat). Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi

belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi

mengajar.

Seperti telah dijelaskan, kata kunci supervisi ialah memberikan layanan dan

bantuan kepada guru matapelajaran. Maka tujuan supervisi adalah memberikan

layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang

dilakukan guru di kelas. Secara umum supervisi pendidikan bertujuan untuk

mengontrol dan menilai semua komponen-komponen yang terkait dalam dunia

8
pendidikan. Bafadal mengungkapakan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah

untuk membantu gru mengembangkan kemampuannya, mencapai tujuan

pengajaran yang di canangkan untuk murid-muridnya.

Subari (1994) berpendapat bahwa tujuan dan tugas pokok supervisor adalah

menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapi. Lebih kanjut

diungkapkan bahwa tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar

mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.

Soetopo (2001) berpendapat bahwa tujuan pengawasan adalah “(1) agar

melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan, prosedur, perintah yang ditetapkan,

(2) agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, (3) agar

sarana yanga ada dapat didayagunakan secara efektif dan evisien dan (4) agar

diketahui kelemahan dan kesulitan organisasi kemudian di cari jalan terbaiknya”.

Tujuan supervisi pendidikan menurut para Ahli yang berkenan dengan

kognitif, psikomotorik dan juga berkenaan dengan aspek afektif lainnya :

a. Bafadel

Bafadel membagi tujuan supervisi pendidikan menjadi dua yaitu:

1) Pengawasan kualitas, yaitu supervisor bisa memonitor kegiatan prosese

belajar mengajar disekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan

kunjungan ke kelas-kelas secara langsung disaat guru sedang mengajar,

berbicara secara pribadi dengan guru ataupun dengan teman sejawat

ataupun dengan sebagian murid-murid.

2) Pengembangan profesional, yaitu supervisor bisamembantu guru

membantu kemampuannya memahami pengajaran dan menggunakan

9
kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu. Teknik-teknik itu tidak

saja bersifat individu tapi juga bersifat kelompok.

b. N.A. Ametembun (1981: 28) merumuskan tujuan supervisi pendidikan

dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang bersifat khusus seperti yang

dijabarkan sebagai berikut:

o Meningkatkan kapasitas kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan

siswa menjadi masyarakat yang mampu bersaing dengan perkembangan

teknologi.

o Membantu kepala sekolah dan guru dalam mendiagnosa secara kritis dan

memperbaiki kesulitan dalam proses belajar dan mengajar.

o Meningkatkan kesadaran dan memotivasi kepala sekolah, guru dan

konstituen sekolah lainnya untuk mendukung sistem kerja yang

demokratis dan kolaboratif.

o Meningkatkan motivasi untuk meningkatkan mutu pelayanan guru di

bidang keahlian (expertise) sebanyak-banyaknya guna meningkatkan

'motivasi berprestasi'.

o Mendukung pimpinan sekolah dan menjangkau publik melalui

pengembangan program pendidikan.

o Membantu pimpinan sekolah dan guru dalam mengevaluasi kegiatan yang

berkaitan dengan tujuan kegiatan pengembangan siswa.

o Menumbuhkan “semangat mayat” para guru, yaitu persatuan dan

solidaritas (koagulasi) di antara para guru

10
Dari uraian diatas adapat diambil kesimpulan mengenai tujuan

supervisi itu di bagi dalam dua macam, yaitu supervisi manajerial dan

supervisi akademik.

 Supervisi manajerial bertujuan memberi bantuan/bimbingan kepada kepala

sekolah dan staf agar lebih meningkat kinerjanya dalam mengelola sekolah

sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas satuan pendidikannya.

 Supervisi akademik bertujuan dalam membantu dan memberi kemudahan

kepada para guru untuk belajar bagaimana mereka untuk meningkatkan

mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik.

2. Fungsi supervisi pendidikan

Fungsi supervisi pendidikan menurut Swearingen dalam bukunya Supervision

Of Instructsion-Fondation and Dimension mengemukakan 8 fungsi supervisi:

a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah

b. Melengkapi Kepemimpinan Sekolah.

c. Memperluas Pengalaman Guru-guru.

d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif

e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus

f. Menganalisis situasi belajar mengajar

g. Memberikan pengetahuan dan Ketrampilan kepada setiap anggota staf.

h. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan

tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

Matt Modrcin (dalam Supardan) mengemukakan bahwa supervisor memiliki

empat fungsi penting yang harus diperankan dalam setiap tugasnya, yaitu:

11
i. The Administratif function

The administratif function merupakan fungsi pengawasan umum terhadap

kualitas kinerja guru dalam membelajarkan peserta didiknya. Supervisor

memberi masukan berupa saran terhadap guru-guru bagaimana semestinya

tugas peserta didik dalam melaksanakan tugas belajarnya.

j. The Evaluation Process

The Evaluation Process membantu guru untuk dapat memahami peserta didik

bermasalah yang perlu mendapatkan bantuan dalam memecahkan masalah

belajarnya. Membantu guru dapat memahami kekuatan dan kelemahan peserta

didiknya dalam mengikuti pembelajaran dari gurunya. Fungsi kedua ini

merupakan usaha para supervisor “menilai” siapa dan guru mana yang ketika

menjalankan tugasnya memiliki benih keunggulan yang dapat dikembangkan.

k. The Teaching Function

The Teaching Function menyediakan informasi baru yang relevan dengan

tugas dan kebutuhan baru yang harus dilaksanakan guru kemudian

menyampaikan dalam pembinaan. Informasi baru ini sangat penting, supaya

guru mengetahui apa yang terjadi dengan dunia pendidikan di masa kini yang

berpengaruh terhadap pembelajaran. Dengan informasi baru ini guru akan

dapat menyikapi bagaimana seharusnya dia melaksanakan tugasnya.

l. The Role of Consultant

The Role of Consultant merupakan bagian terpenting dari fungsi seorang

supervisor. Sebagai seorang konsultan ia harus cakap dan terampil memberi

bantuan dalam memecahkan berbagai kesulitan yang dihadapi guru dalam

12
menjalankan tugasnya. Seorang konsultan yang baik akan dengan cepat

memahami ide seorang guru untuk diterjemahkan dalam perbaikan tugasnya,

sehingga ide tersebut dapat dilaksanakan sesuai keinginan dan kemampuan

guru yang menjalankannya.

Fungsi pendidikan yang sangat penting yang harus diketahui oleh para

pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah adalah sebagi berikut :

1. Dalam bidang Kepemimpinan

a) Menyusun rencana dan policy bersama

b) Mengikut sertakan anggota-anggota kelompok (guru, pegawai dan

masyarakat) dalam berbagai kegiatan

c) Memberikan bantuan dan pertolongan kepada anggota kelompok dalam

memecahkan berbagai macam persoalan

d) Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok atau memupuk moral

yang tinggi kepada anggota kelompok

e) Mengikut sertakan anggota dalam menetapkan persoalan-persoalan

f) Membagi-bagi tugas dan wewenang kepada kelompok sesuai dengan

fungsi dan keterampilan masing-masing

2. Dalam hubungan kemanusiaan

a) Memanfaatkan kesalahan dan kekeliruan yang terjadi sebagai pelajaran

demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun anggota

b) Membantu mengatasi kekurangan maupun kesulitan yang dihadapi

anggota kelompok seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh

tak acuh, pesimistis dan sebagainya

13
c) Mengarahkan anggota kelompok keapada sikap-sikap yang demokratis

d) Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antar anggota kelompok

e) Memupuk rasa saling menghormati diantara sesama anggota kelompok

3. Dalam pembinaan proses

a) Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, nbaik kelemahan

maupun kemampuan masing-masing

b) Memelihara sikap percaya mempercayai antar sesama anggota dan

pemimpin

c) Memupuk sikap kesediaan saling tolong menolong

d) Memperbesar rasa tanggung jawab antar anggota

e) Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan masalah dan perselisihan

pendapat antar anggota kelompok

f) Menguaisai teknik-teknik memimpin rapat dan pertemuan-pertemuan

lainnya

4. Dalam bidnag administarsi personal

a) Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang sesuai

dengan pekerjaan yang dibutuhkan.

b) Menempatkan personil pada tempat dan tugas yang sesuai dengan

kecakapan dan kemampuan masing-masing.

c) Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan menigkatkan daya

kerja serta hasil maksimal.

5. Dalam bidang evaliuasi

14
a) Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secar khusus dan

terperinci.

b) Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan

digunakan sebagai kriteria penilaian.

c) Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang

lengkap, benar dan dapat diakui sesuai dengan norma-norma yang ada.

g) Menyimpulkan dan menafsikan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat

gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mendapat perbaikan

Peranan Supervisi Pendidikan

Supervisi berfungsi membantu (assisting) memberi suport (supporting) dan

mengajak mengikut sertakan (sharing). Seorang supervisor dapat berperan sebagai

(a). Koordinator (b). Konsultan (c). Pemimpin Kelompok (d). Evaluator.

Objek supervisi pendidikan

Objek supervisi ialah perbaikan situasi belajar mengajar dalam arti yang

luas. Sasaran supervisi meliputi tiga domain; memperbaiki pengajaran,

pengembangan kurikulum, pengembangan staf. Objek supervisi; pembinaan

kurikulum, perbaikan proses pembelajaran, pengembangan staf, pemeliharaan dan

perawatan moral serta semangat guru-guru.

Model yang diterapkan dalam supervisi pendidikan yaitu model konvenisonal

(tradisional), model ilmiah, model klinis, dan model artistik. Penjabar model

supervisi pendidikan tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Model Konvensional;

15
Model ini tidak lebih dari cerminan keadaan masyarakat pada suatu

titik waktu tertentu. Pada masa kekuasaan otokratis dan feodal, hal ini

akan mempengaruhi sikap pemimpin otokratis dan korektif. Pemimpin

cenderung mencari-cari kesalahan. Tindakan supervisi adalah memeriksa,

menemukan cacat, dan memperbaiki kerusakan atau kecacatan yang terjadi

dalam proses belajar.

Prasojo dan sudiyono berpendapat bahwa supervisi konvensional

tebagi menjadi dua yaitu observasi lansung dan observasi tidak langsung

yang dijelaskan dalam penjabaran berikut ini:

a) Obsevarasi langsung

Supervisi lansung dapat dilaksanakan dengan melakukan observasi secara

langsung kepada guru yang mengajar melalui prosedur: pra-observasi,

observasi dan post-observasi.

b) Observasi tidak langsung

Observasi tidak langsung merupakan Supervisi yang dilaksanakan melalui

dua tahapan yaitu:

1. Tes dadakan

Dalam melaksanakan tes dadakan sebaiknya soal yang diberikan sudah

memiliki validitas, raliabilitas, daya beda dan juga tingkat kesulitannya sesuai

dengan yang sudah dipelajari sebelumnya oleh peserta didik.

2. Diskusi kasus

Diskusi kasus karena adanya kasus-kasus yang ditemukan pada observasi

proses pembelajaran (PBM), laporan dari setiap siswa, guru dan masyarakat,

16
atau hasil dari studi kasus. Supervisor bersama dengan guru mendiskusikan

kasus demi kasus yang terjadi antara guru dan metode yang diterapkan kurang

berkesinambungan.

3. Metode angket

Metode angket berisi hasil dari pemikiran yang berkaitan erat dengan kinerja

guru, kualifikasi hubungan guru dengan peserta didiknya.

2. Model Supervisi Ilmiah;

Supervisi ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai: (1) dilakukan secara

terencana dan berkesinambungan, (2) Sitematis menggunakan prosedur

maupun teknik tertentu, (3) menggunakan instrumen pengumpulan data,

(4) Ada data yang bersifat objektif yang diperoleh melalui keadaan yang

sebernya. Melaui penggunaan merit rating, skala penilaian atau checklist

sedangkan masing-masing siswa melaui kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan guru ataupun dosen yang dilakukan pada perguruan tinggi.

Melaui hasil penelitian diberikan kepada pendidik sebagai umpan balik

dari proses mengajar pada semester yang lalu.

Data yang telah ada sebagai pedoman bagi guru untuk melakukan

perbaikan. Penggunaan alat perekam data berhubungan erat dalam proses

penelitian. supervisi ilmiah memiliki ciri-ciri:

a. Dilaksanakan secara berencana dan kontinu

b. Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu.

c. Menggunakan instrumen pengumpulan data

17
d. Ada data yang objektif yang diperoleh dari keadan yang riel.

3. Model Supervisi Klinis

Supervisi klinis salah satu bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan

mengajar dengan menggunakan siklus yang sistematis, adanya perencanaan,

dilakukan pengamatan maupun analisis yang intensif dan teliti. Melaui supervisi

klinis membantu guru untuk mengingatkan tidakan dalam proses belajar mengajar

maupun diluar proses belajar mengajar. Ciri-ciri supervisi klinis antara lain:

a. Memiliki inisiatif dalam melakukan supervisi jika ada pertanyaan dari pihak

siswa maupun supervisor.

b. Supervisi dilaksanakan dengan penuh kenyamanan.

c. Terjalinnya hubungan antara supervisor dengan guru menjadi sebuah

hubungan kemitraan.

Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan

mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan

serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata,

serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.

4. Model Supervisi artistik

Mengajar adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar merupakan suatu

keterampilan (skill), mengajar juga merupakan suatu seni (art). Sejalan dengan

tugas mengajar, supervisi juga sebagai kegiatan mendidik dan memberikan suatu

pengetahuan, keterampilan dan juga juatu cara. Supervisi berhubungan dengan

orang lain (working for the others), bekerja dengan orang lain (working with the

others), bekerja melalui orang lain (working through the others). Melalui

18
supervisi dapat disadari bahwa kegiatan ini merupakan aktifitas menggerakkan

orang lain untuk lebih percaya diri oleh karena itu dalam supervisi perlu kiat dan

seni agar orang lain mau untuk berbuat dan berubah dari kebiasaan mengajar

konvensional menjadi mengajar lebih modren dan maju inilah yang disebut

dengan model artistik.

Dalam hubungan bekerja yang saling berhubungan dengan orang lain maka

terjalin suatu rantai hubungan kemanusiaan menjadi unsur utama. Hubungan antar

manusia yang satu dengan yang lain dapat tercipta jika adanya timbal balik yang

dibentuk melalui kepercayaan. Saling percaya dan saling mengerti merupakan

hubungan yang erat sebagaimana adanya hubungan sosial. Saling menghormati

juga salah satu nilai sosial yang mampu menerima seseorang sebagaimana adanya.

Hubungan antar guru dan supervisor akan tampak melalui pengungkapan bahasa,

dan saling mengerti kelebihan dan kekurangan orang lain.

Model supervisi artistik memiliki karakteristik yaitu memerlukan perhatian

mendengarkan, memerlukan keahlian khusus untuk memahami kebutuhan

seseorang, menuntut untuk memberikan perhatian lebih banyak terhadap proses

kehidupan kelas yang diobservasi sepanjang waktu tertentu, dan memerlukan

laporan yang menunjukan bahwa dialog supervisor dan guru yang disupervisi.

Supervisor yang mengembangkan model artistik akan menampakkan dirinya

dalam relasi dengan guru-guru yang dibimbing sedemikian baiknya sehingga para

guru merasa diterima. Adanya perasaan aman dan dorongan positif untuk

berusaha lebih maju. Sikap seperti mau belajar mendengarkan perasaan orang

lain, mengerti orang lain dengan problema-problema yang dikemukakan,

19
menerima orang lain sebagaimana adanya, sehingga orang dapat menjadi dirinya

sendiri.

C. Metode dan Teknik Supervisi

1. Metode Supervisi

Motode dalam konteks pengawas merupakan suatu cara yang dilakukan oleh

pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh

sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain

metode adalah sarana untuk mencapai tujuan agar tercapai mutu pendidikan yang

diharapkan. Dalam menjaga mutu proses tersebut diperlukan adanya quality

controll yang mengawasi jalannya proses dan segala komponen pendukungnya.

Meski demikian pengawasan mutu. Dalam dunia pendidikan tentu berbeda dengan

peruasahaan yang memproduksi barang atau jasa. Sekolah adalah sebuah people

changing institutian, yang dalam proses kerjanya selalu berhadapan dengan

uncertainty flnd interdependence (McPherson, Crowson and Pitner, 1986: 3340).

Maksudnya mekanisme kerja (produksi) di lembaga pendidikan secara teknologis

tidak dapat dipastikan karena kondisi, input dan lingkungan yang tidak pernah

sama. Selain itu proses pendidikan di sekolah juga tidak terpisahkan dengan

lingkuhgah- keluarga maupun pergaulan peserta didik.

Sehingga guru dan sekolah menerapkan metode dan teknik agar peserta didik

tertarik untuk mengembangkan pengetahuannya. Setiap metode memiliki teknik-

teknik tertentu yang sesuai dengan tujuan yang harus dicapai. Berikut ini akan

diuraikan tentang metode supervisi pendidikan:

1. Supervisi Manajerial

20
            Supervisi manajerial adalah berupa kegiatan pemantauan, pembinaan dan

pengawasan terhadap kepala sekolah dan seluruh elemen lainnya di dalam

mengelola, mengadministrasikan dan melaksanakan seluruh aktivitas sekolah,

sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan

sekolah serta memenuhi standar pendidikan nasional. Fokus supervisi ini

ditujukan pada pelaksanaan bidang garapan manajemen sekolah yang antara lain

meliputi; (a) manajemen kurikulum dan pembelajaran, (b) keiswaan, (c) sarana

dan prasarana, (d) ketenagaan, (e) keuangan, (f) hubungan sekolah dengan

masyarakat, (g) dan layanan khusus.

Dalam melakukan supervisi terhadap hal-hal di atas, pengawas sekaligus

dituntut untuk melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan standar nasional

pendidikan yang meliputi dalam komponen yaitu: a) standar isi, b) standar

kompetensi kelulusan, c) standar proses, d) standar pendidik dan tenaga

kependidikan, e) standar sarana dan prasarana, f) standar pengelolaan, g) standar

pembiayaan, dan h) standar penilaian.

Tujuan supervisi terhadap kedelapan aspek tersebut adalah agar sekolah

terakreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Salah

satu fokus penting lainnya dalam supervisi manajerial oleh pengawas terhadap

sekolah, adalah adalah berkaitannya pengelolaan atau manajemen sekolah. Dalam

dasawarsa terakhir telah dikembangkan wacana manajemen bebasis sekolah

(MBS), sebagai bentuk paradigma baru pengelolaan dari sentralisasi

kedesentralisasi yang memberikan otonomi kepada pihak sekolah dan

meningkatkan partisipasi masyarakat (Sudarwan Danim, 2006:4) pengawas

21
dituntut dapat menjelaskan sekaligus mengintroduksi model inovasi manajemen

ini sesuai dengan konteks sosial budaya serta kondisi internal masing-masing

sekolah. Supervisi dalam metode supervisi manajerial yang dapat dikembangkan

oleh para pengawas sekolah yaitu:

a. Monitoring dan Evalusi

Metode utama yang akan dilakukan oleh pengawas dalam supervisi

monitoring dan evaluasi dapat dijabarkan sebagai berikut; Monitoring merupakan

kegitan yang ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan

penyelenggaraan sekolah sudah sesuai dengan rencana, program, dan standar

yang telah ditetapkan. Apakah ada hambatan yang harus diselesaikan dalam

pelaksanaan program sekolah agar tetap berjalan dengan sesuai yang diinginkan.

Monitoring lebih berfokus pada pengontrolan selama program sekolah

berjalan. Melalui metode ini dapat diperoleh umpan balik bagi sekolah ataupun

pihak lain yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek

yang harus dipahami dalam monitoring adalah hal yang dikembangkan dan

dijalankan dalam rencana pengembangan sekolah (RPS). Dalam melaksanakan

monitoring pengeawas melengkapi bahan observasi dengan perangkat atau daftar

isian yang memuat seluruh indikator yang diamati dan dinilai.

Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengetahui sajauhmana kesuksesan

pelaksanaaan penyelengaraan sekolah yang telah dicapai dalam rentang waktu

yang telah dicapai dalam waktu yang telah ditentukan. Tujuan utama evaluasi

22
adalah untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program, mengetahui

keberhasilan program, mendapatkan solusi dalam perencanaan tahun berikutnya,

dan memberikan penilaian (judgement).

b. Rafleksi dan Focused Group Discussion

Manajemen sekolah merupakan pemberdayaan dan partisipasi anggota

sekolah, penilaian keberhasilan atau kegagalan sekolah dalam melaksanakan

program untuk mencapai standar bukan hanya menjadi prioritas melainkan yang

utama. Hasil monitoring yang dilaksanakan pengawas hendaknya disampaikan

secara terbuka kepada kepala sekolah. Guru dan pihak sekolah dapat melakukan

refleksi terhadap data yang ada dan menemukan sendiri faktor-faktor penghambat

juga pendukung yang selama ini guru rasakan.

Focused Group Discussion (FGD), melibatkan unsur-unsur stakeholder

sekolah. Diskusi kelompok berfokus pada beberapa putaran sesuai dengan

kebutuhan. Tujuan dari FGD untuk menyatukan pandangan stakeholder mengenai

kekuatan dan kelemahan sekolah juga mampu menentukan langkah-langkah

strategis maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan sekolah.

Peranan pengawas dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus sabagai

narasumber apabila diperlukan untuk memberikan masukan berdasarkan

pengetahuan dan pengalamannya.

c. Metode Delphi

Metode ini dapat digunakan pengawas dalam membantu pihak sekolah

merumuskan visi, misi, dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS, dalam

merumuskan rencana pengembangan sekolah (RPS). Sekolah harus memiliki

23
rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realitas dalam kondisi sekolah,

peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder. Selama ini

sekolah merumuskan visi, misi dalam susunan kalimat tanpa dilandasi oleh

filosofi dan pendalaman potensi yang sudah ada. Visi dan misi tersebut tidak

realistis sehingga tidak memberikan inspirasi kepada warga sekolah untuk

mencapainya.

Metode Delphi salah satu cara yang efisien untuk melibatkan banyak

stakeholder tanpa memandang faktor dan status yang sering terjadi kendala dalam

sebuah diskusi atau musyawarah. Sekolah mengadakan pertemuan bersama antara

pihak sekolah, dinas pendidikan, tokoh masyarakat, orang tua murid dan guru,

maka timbul pembicaraan yang hanya didominasi oleh orang-orang tertentu yang

percaya diri untuk berbicara dalam forum namun lebih banyak pendengar yang

pasif. Melaui metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada kepala

sekolah saat akan mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak. Langkah-

langkah metode delphi menurut Gorton adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami

persoalan yang akan dimintai pendapatnya mengenai pengembangan sekolah; 

2. Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapat secara tertulis tanpa

disertai nama/identitas.

3. Mengumpulkan pendapat yang masuk dan membuat daftar urutannya sesuai

dengan jumlah orang yang berpendapat sama;

4. Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak untuk

diberikan urutan prioritasnya.

24
5. Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut menurut peserta untuk

menyampaikan hasil akhir prioritas menurut peserta dalam menyampaikan

hasil akhir keputusan dari seluruh peserta yang dimintai pendapatnya.

d. Workshop

Workshop yang kita kenal dengan lokakarya merupakan salah satu metode

yang dapat ditempuh pengawas dalam melakukan supervisi manajerial. Metode

ini bersifat kelompok dan melibatkan beberapa kepala sekolah, wakil kepala

sekolah maupun komite sekolah. Diselengarakannya workshop berdasarkan

dengan tujuan dan seberapa pentingnya workshop diselenggarakan bersama

dengan kelompok kerja kepala sekolah atau organisasi lainnya yang sama.

2. Supervisi Akademik

Supervisi akademik ditujukan untuk membantu guru meningkatkan

pembelajaaran, sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Sesuai dengan

tujuannya istilah yang sering digunakan adalah supervisi pengajaran

(instructional supervision). Beberapa metode dan teknik supervisi yang dapat

dilakukan pengawas. Metode-metode tersebut dibedakan antara yang bersifat

individual dan kelompok.

a. Supervisi Individual

Supervisi individual merupakan supervisi yang pelaksanaannya diberikan

kepada guru tertentu yang memiliki masalah khusus bersifat. Supervisor hanya

berhadapan dengan guru yang dianggap memiliki masalah tertentu. Teknik-teknik

supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi:

1. Kunjungan kelas

25
teknik kunjungan kelas dilakukan kepalas sekolah, pengawas, dan pembina dalam

rangka mengamati pelaksanaan belajar mengajar sehingga mendapatkan data yang

dibutuhkan untuk membina guru. Tujuan kunjungan untuk menolong guru dalam

menyelesaikan maslah di dalam kelas.

2. Observasi Kelas.

Observasi kelas dapat diartikan melihat, mengamati secara teliti gejala yang

terlihat. Observasi kelas merupakan salah satu teknik observasi yang dilakukan

oleh supervisor dalam proses pembelajaran. Observasi kelas bertujuan untuk

memperoleh data seobyektifmungkin mengenai aspek dalam situasi belajar

mengajar, kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Observasi kelas dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: (1) persiapan

observasi kelas; (2) pelaksanaan observasi kelas; (3) penutupan pelaksanaan

observasi kelas; (4) penilaian hasil observasi; dan (5) tindak lanjut. Dalam

melaksanakan observasi kelas sebaiknya supervisor menggunakan instrumen

observasi tertentu, antara lain evaluative check-list, activity check-list.

3. Pertemuan Individual

Metode pertemuan individu adalah diskusi atau dialog untuk bertukar pikiran

antara pelatih dan pengawas guru, guru dan guru tentang peningkatan

keterampilan profesional guru. Tujuannya adalah: (1) memberi kesempatan untuk

berkembang sebagai guru dengan memecahkan kesulitan-kesulitan yang muncul;

26
(2) mengembangkan pengajaran yang lebih baik; (3) memperbaiki kelemahan dan

kekurangan guru; dan (4) menghilangkan atau menghindari prasangka buruk.

4. Kunjungan Antar Kelas

Metode kunjungan antar kelas juga dapat dikelompokkan menjadi inspeksi

individual. Guru mata pelajaran sendiri mengunjungi kelas-kelas lain di sekolah.

Dalam kunjungan antar kelas ini, guru mendapatkan pengalaman baru dalam

melaksanakan proses pembelajaran pengelolaan kelas. Supaya kunjungan antar

kelas ini benar-benar bermanfaat bagi pengembangan keterampilan para guru,

maka harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan guru saat menggunakan teknologi agar proses belajar mengajar tetap

berjalan dengan baik dan maksimal.

5. Menilai Diri Sendiri

Evaluasi diri merupakan teknik individu kepemimpinan pendidikan, evaluasi

diri menjadi salah satu metode pengembangan profesional seorang guru. Metode

ini memberikan informasi yang objektif kepada guru tentang perannya di kelas

dan memungkinkan guru untuk mempelajari bagaimana metode pengajarannya

mempengaruhi siswa. Semua ini mendorong guru untuk mengembangkan

keterampilan profesional mereka. Penilaian diri bukanlah tugas yang mudah bagi

seorang guru. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, dia mengevaluasi tidak

hanya murid-muridnya tetapi juga dirinya sendiri

3. Supervisi Kelompok

Supervisi kelompok adalah suatu metode pelaksanaan program supervisi

untuk dua orang atau lebih. Berdasarkan penilaian kebutuhan, guru yang diduga

27
memiliki masalah, kebutuhan atau kelemahan yang sama dikelompokkan atau

dikumpulkan. Teknik pengawasan yang digolongkan sebagai pengawas kelompok

meliputi:

a. Rapat Guru

Konferensi guru adalah teknik pengawasan kelompok oleh konferensi guru

yang diadakan untuk membahas proses pembelajaran dan upaya atau peluang

untuk meningkatkan profesi guru. Ketika konferensi guru diadakan, pemimpin

sekolah diharapkan memiliki keterampilan lanjutan seperti: a) menciptakan situasi

dan menjadi pendengar yang baik dalam mendengarkan pendapat atau saran dari

peserta; b) Mengetahui jangkauan isu atau materi yang dibahas dalam sesi,

mempresentasikan isu yang direncanakan kepada peserta untuk didiskusikan dan

mencari alternatif pemecahannya. c) Memotivasi peserta untuk berpartisipasi aktif

dalam rapat, terutama untuk membantu peserta yang kurang berpengalaman dalam

mengungkapkan ide dan pendapatnya.

b. Pertemuan orientasi

Pertemuan orientasi merupakan pertemuan antara kepala sekolah dengan guru

yang bertujuan untuk mengenalkan guru pada lingkungan kerja yang baru. Dalam

rapat orientasi, kepala sekolah menjelaskan poin-poin penting yang diperlukan

untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam menunaikan tugas di kelas.

Setelah kepala sekolah membuat pernyataan penting, kepala sekolah meminta

masukan dari guru tentang apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja

guru. Orientasi membantu guru menghindari berbagai masalah dalam mrlaksana

pekerjaan sejak awal diharapkan dapat membantu dalam kesulitan yang dihadapi

28
selama ini dalam proses mengajar. Hal ini dapat dicapai dengan mengingatkan

dalam rapat orientasi sehingga memberikan kesempatan kepada guru untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam menjalankan perannya sebagai

tenaga kependidikan.

c. Studi Kelompok Antar Guru

Guru mata pelajaran yang serumpun berkumpul untuk mempelajari suatu

masalah atau materi pelajaran tertentu. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan

ini dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu, fokus pembahasan ditentukan dan

dijabarkan dalam bentuk pertanyaan kunci yang disusun secara periodik dalam

ikhtisar atau dalam bentuk pertanyaan kunci. Pertanyaan kunci yang dimaksud

adalah masalah yang sering timbul dalam materi pembelajaran sehingga guru

belum sempurna menyampaikan materi kepada siswa.

d. Diskusi

Diskusi adalah pertukaran ide dan pendapat dengan mendiskusikan suatu

masalah untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi adalah salah satu teknik

supervisi kelompok yang digunakan oleh pengawas untuk mengembangkan

keterampilan yang berbeda pada guru untuk mengatasi masalah dan kesulitan

yang berbeda melalui pertukaran ide. Melalui teknik ini, pengawas dapat

membantu guru mengidentifikasi, memahami, atau menggali masalah, dan guru

dapat bekerja sama untuk mencoba mencari alternatif pemecahan masalah. Tujuan

diadakannya supervisi interaktif adalah untuk membantu guru memecahkan

masalah yang mereka hadapi dalam pekerjaan sehari-hari dan meningkatkan

profesionalisme melalui dialog.

29
e. Workshop

Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah

pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja

secara kelompok. Ciri workshop adalah: 1) menggunakan secara maksimal

aktivitas mental dan fisik dalam kegiatannya, sehingga tercapai taraf pertumbuhan

profesi yang lebih tinggi dan lebih baik dari semula atau terjadi perubahan yang

berarti setelah mengikuti workshop, 2) dilaksanakan berdasarkan kebutuhan

bersama, 3) menggunakan narasumber yang memberi bantuan yang besar dalam

mencapai hasil, 4) metode yang digunakan adalah metode pemecahan masalah,

musyawarah, dan penyelidikan.

f. Tukar menukar pengalaman

Berbagi pengalaman adalah teknik pertemuan di mana guru berbagi

pengalaman dalam mengajar mata pelajaran yang diajarkan, memberi dan

menerima umpan balik, dan saling belajar. Prosedur bersama meliputi 1)

mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai, 2) mengidentifikasi isu-isu utama

yang akan dibahas dalam bentuk isu, 3) memberikan kesempatan kepada setiap

peserta yang tertunda untuk memberikan masukan, dan 4) Merumuskan dan

mendiskusikan kesimpulan sementara. masalah baru.

2. Teknik Supervisi Pendidikan

Teknik supervisi pendidikan, khususnya supervisi akademik (pembelajaran)

berdasarkan banyaknya guru yang dibimbing dibedakan menjadi dua, yaitu: a).

Teknik supervisi individual; dan b). Teknik supervisi kelompok. Sedangkan

30
dilihat dari cara melakukan supervisi, “supervisi dibedakan menjadi supervisi

langsung dan supervisi tidak langsung”.

a. Teknik Supervisi Individual

Ada bebarapa teknik supervisi individual, diantaranya adalah (1) teknik

supervisi perkembangan; (2) teknik supervisi direncanakan bersama; (3) teknik

supervisi sebaya (peer supervision); (4) teknik supervisi memanfaatkan siswa; (5)

teknik supervisi memakai alat-alat elektronik; dan (6) teknik supervisi pertemuan

informal.

1) Teknik supervisi perkembangan

Teknik supervisi dikembangkan sejak tahun 1980 oleh Glickman dengan

memakai pendekatan supervisi. Iastilah supervisi adalah suatu istilah

pendekatan dalam supervisi yang sebelumnya tidak ada. Dalam hal ini

supervisor mendekati guru-guru dengan berbagai cara yang berbeda-beda.

Artinya, setiap guru yang akan disupervisi didekati dengan cara tertentu,

sesuai dengan kondisi masing-masing guru. Hal ini berarti pula bahwa kondisi

dan keadaan masing-masing guru tidak sama dan tidak boleh disamakan oleh

supervisor.

2) Sedangkan teknik supervisi direncanakan bersama adalah teknik supervisi

yang direncanakan bersama oleh guru dan supervisor dengan tujuan

tertentu.Tujuan itu adalah untuk mendapatkan kesepakatan waktu melakukan

supervisi dalam upaya melakukan perbaikan kelemahan guru yang sudah dia

sadari dan rencanakan sebelumnya. Pada teknik ini guru sadar akan

kelemahannya itu, lalu guru meminta kepada supervisor menyaksikan proses

31
perbaikan itu dalam kegiatan supervisi. Jadi, tujuan dari teknik supervisi ini

adalah memberi kesempatan kepada guru untuk memperbaiki kelemahannya

dengan mengundang supervisor melakukan supervisi terhadap dirinya.

3) Adapun teknik supervisi sebaya adalah supervisi yang dilakukan oleh guru

senior yang sering disebut sebagai semi supervisor. Jadi supervisi ini terjadi

antar guru, yang satu lebih ahli dari yang lain. Guru yang membina dan guru

yang dibina pada umumnya memiliki spesialisasi yang sama. Sedangkan

teknik supervisi memanfaatkan siswa adalah proses supervisi memanfaatkan

dua atau tiga siswa untuk membantu supervisor. Bantuan ini adalah berupa

observasi secara diam-diam tentang perilaku guru yang mengajar di kelas

tempat siswa-siswa itu belajar.

4) Teknik supervisi individual lainnya adalah teknik supervisi dengan alat-alat

elektronik, yaitu teknik supervisi yang didominasi oleh teknologi.41 Supervisi

ini memakai alat video sebagi satusatunya alat pencatat data dalam proses

supervisi. Adapula teknik supervisi pertemuan informal, yakni teknik

supervisi yang tidak direncanakan dan tidak disengaja. Pertemuan informal ini

dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Dalam pertemuan ini, tiba-tiba guru

menemui supervisor atau supervisor menemui guru untuk membicarakan

sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Pada saat berbicara itulah terjadi

proses supervisi.

b. Teknik Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah suatu pembinaan yang dilakuakan sejumlah

guru yang dinilai oleh beberapa supervisor. Guru yang memiliki kualifikasi dan

32
kemampuan yang relatif sama dapat dibimbing oleh seorang supervisor atau

beberapa supervisor yang memiliki spesialisasi yang berbeda namun semuanya

berkaitan antara guru dan supervisor yang satu dengan yang lainnya.

Teknik supervisi kelompok ini ada beberapa jenis, (1) rapat guru; (2) supervisi

sebaya; (3) diskusi; (4) demonstrasi; (5) pertemuan ilmiah; dan (6) kunjungan ke

sekolah lain. Teknik supervisi rapat guru bertujuan untuk membicarakan sesuatu

maslah yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar. Melalui rapat yang

dilakukan supervisor dengan guru yang bertalian dengan proses pembelajaran,

Sebagaimana rapat guru yang dipimpinoleh kepala sekolah, tetapi posisi kepala

sekolah di sini bukan sebagai administrator atau manajer melainkan sebagai

supervisor. Jadi pada setiap rapat guru yang membahas hal-hal yang berkaitan

dengan pendidikan, pengajaran, atau pembelajaran yang dipimpin oleh kepala

sekolah selaku supervisor, pada hakikatnya adalah proses supervisi.

Teknik supervisi kelompok selanjutnya adalah teknik supervisi sebaya. Teknik

ini juga ada dalam teknik supervisi individual, namun perbedaan dari keduanya

adalah teknik supervisi sebaya pada supervisi individual dilakukan secara

individual, artinya satu guru berhadapan dengan satu supervisor. Sedangkan

teknik supervisi sebaya pada supervisi kelompok, sejumlah guru berhadapan

dengan satu atau beberapa supervisor. Namun bukan supervisor dalam arti yang

sesungguhnya, melainkan yang bertindak sebagai supervisor adalah guru senior

atau sering disebut semi supervisor. Adapun teknik supervisi diskusi adalah

supervisi yang didominasi dengan kegiatan diskusi. Karena bentuk supervisi

berupa diskusi, maka banyak materi yang dibahas di luar proses pembelajaran,

33
tidak seperti yang dilakukan pada sebagian besar supervisi individual, tetapi

semuanya menyangkut upaya meningkatkan profesi guru.

Sedangkan teknik supervisi demonstrasi adalah proses supervisi yang

sebagian besar dalam bentuk demonstrasi, atau teknik supervisi ini adalah

demonstrasi. Supervisor mendemonstrasikan sesuatu dalam rangka menjelaskan

sesuatu itu kepada para guru. Misalnya dalam mengoperasikan LCD Demonstrasi

yang dilakukan bertujuan agar para guru tidak hanya paham, akan tetapi dapat

mempergunakannya dengan terampil dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

Teknik supervisi kelompok lainnya adalah teknik supervisi pertemuan ilmiah.

Pertemuan ilmiah adalah pertemuan yang dilakukan oleh sejumlah orang yang

membahas hal-hal yang bersifat ilmiah. Bahan yang dibahas dalam supervisi

pertemuan ilmiah adalah hal-hal yang berkaitan dengan upaya pengembangan

profesi guru pada umumnya dan proses pembelajaran khususnya.

Teknik supervisi kelompok yang terakhir adalah teknik supervisi kunjungan

ke sekolah. Kunjungan ini hampir sama dengan kunjungan biasanya, namun

tujuan, materi, dan cara atau bentuk pertemuannya berbeda. Tujuan kunjungan

supervisi ini adalah untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan

keterampilan tentang hal-hal yang bersifat inovatif. Sementara materi yang

dikunjungi adalah materi yang menjadi pembahasan supervisi yaitu cara-cara

meningkatkan profesi guru dan proses pembelajaran. Sedangkan bentuk

pertemuannya adalah merupakan pertemuan supervisi atau proses supervisi, yaitu

pertemuan antara guru-guru dan satu atau beberapa supervisor menguraikan dan

membahas materi sebagai objek kunjungan.

34
35
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam supervisi pendidikan terdapat metode dan model yang dikembangkan

oleh para ahli guna meningkatkan mutu pendidikan. Metode adalah sarana untuk

mencapai tujuan yang diharapkan dalam menambah ilmu dan wawasan guru.

Dapat diartikan metode supervisi pendidikan adalah sarana yang digunakan oleh

supervisor untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode supervisi dikelompokkan

menjadi dua jenis yaitu metode manajerial dan supervisi akademik.

Selain metode supervisi belajar juga memiliki model penyuluhan pendidikan

yang diartikan sebagai model atau variasi digunakan seorang pemimpin untuk

pengajaran di bidang pendidikan. Model kepemimpinan pendidikan adalah: model

tradisional (tradisional), bimbingan ilmiah, model kepemimpinan klinis, dan

model kepemimpinan artistik.

B. Saran

Sebagai penulis, kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman

dan pembaca sekalian. Atas saran dan kritik yang diberikan, kami ucapkan

terimakasih.

35
DAFTAR PUSTAKA

Ametembun, N.A. 1981. “Guru Dalam Administrasi Pendidikan”. Bandung:

IKIP, 1981.

Adang, suhardan. 2007. “program layanan supervisi peningkatan mutu”.

Jakarta: Balai Puastaka.

Donni, juni priansa dan Rismi Somad. 2014. Manajemen supervisi dan

kepemimpinan kepala sekolah. Bandung: Alfabeta.

Fattah, Nanang. 1996. “Landasan Manajemen Pendidikan”. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Manullang dan marihot. 2005. “Manajemen Personalia”. Yogyakarta: UGM

Press.

Prasojo dan Sudiyono. 2011. “supervisi pendidikan”. Yogyakarta : Gava

Media

Rohiat. 2008. “manajemen sekolah: Teori Dasar Dan Praktek”. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Richard A Gorton, School Administration, New York: Wm. C. Brown, 1976.

Rifa’i, M. 1982. “Asministrasi dan supervisi pendidikan. Bandung:Jemmars

Sagala Syaiful. 2010.”administrasi pendidikan kontemporer”. Bandung: CV.

Alfabeta. 

Sudadi, 2021, “ konsep, teori dan implementasi supervisi pendidikan”,

Penerbit Pustaka Ilmu Griya Larasati No. 079 Tamantirto, Kasihan.

36
Sulhan, muwahid, 2012, “ supervisi pendidikan ”, Penerbit Acima Publishing

Jln Palrlawan Dukuh Menanggal No. 12 Surabaya Emait

acirnaputrlishing@yahoo.com

37

Anda mungkin juga menyukai