Anda di halaman 1dari 44

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMENUHAN

STANDAR SARANA DAN PRASARANA


DI SDN 10 KUNANGAN PARIK RANTANG

Oleh :
Tugiah (212012024)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
IAIN BATUSANGKAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat, kesehatan dan karunia-Nya semoga saya dapat

menyelesaikan tugas pembuatan tesis dengan judul “PERAN KEPALA

SEKOLAH DALAM PEMENUHAN STANDAR SARANA DAN

PRASARANA SEKOLAH DI SDN 10 KUNANGAN PARIK RANTANG”

semoga dapat dijalankan dan dilengkapi. Penulisan karya tulis ini tidak mungkin

dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak. Semoga

melalui hasil makalah ini, memberikan banyak manfaat yang berharga bagi setiap

pembaca. Saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari para pembaca untuk kemajuan selanjutnya yang lebih baik dan maksimal.

Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak dan mohon maaf bila ada salah

kata dalam penyusunan tugas makalah ini.

Penyusun

i
Daftar Isi
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar belakanag Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan penulisan 3
D. fokus penelitian 3
E. Tujuan dan Manfaat penelitian 5
F. Hasil Studi Awal 7
BAB II kajian Pustaka 13
A. Kepala Sekolah 13
B. Jenis-jenis Kepemimpinan Kepala Sekolah 17

C. Peranan Kepala Sekolah 19

D. Pengelolaan Sarana dan Prasarana 24

E. Peranan Kepala Sekolah dalam Mengelola Sarana dan


Prasarana 30
BAB III kesimpulan dan saran 34
Daftar pustaka 36

ii
iii
BAB I
PENADAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Sarana merupakan faktor yang penting dalam menentukan apakah sebuah

sekolah layak dikatakan ideal. Sekolah bisa dikatakan ideal jika telah memenuhi

seluruh kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pendidikan yang

berkualitas akan muncul apabila terdapat sekolah yang berkualitas salah satunya

mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana yang menunjang proses balajar

mengajar tersebut. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana

pendidikan. Prasarana pendidikan ini juga berperan dalam proses belajar mengajar

walaupun secara tidak langsung (B. Suryosubroto, 2010: 114).

SD N 10 KUNPAR berada di Sungai Tenang, kab. Sijunjung kec. Kamang

baru. Sekolah Dasar ini merupakan sekolah kecil yang keberadaannya sangat

jarang diperhatikan oleh pemimimpin desa dan nagari. Setiap acara-acara besar

yang diadakan selalu bersebelahan dengan SD N 10 KUNPAR ini namun tidak

ada yang memeperhatikannya, bahwa Sekolah Dasar ini butuh uluran tangan dari

semua puhak agar sekolah ini maju namun sejak kepemimpinan kepala sekolah

saat ini sudah mulai terlihat adanya penambahan sarana dan perasarana sekolah,

diantaranya kantor kepala sekolah, Wc, mushala, gazebo, tugu trias UKS dan

taman yang sudah mulai asri. Pengembangan sarana dan prasarana saat ini juga

tidak terlepas dari bantuan dan gotong royong masyarakat sekitar. Pengembangan

sarana dan prasarana dimulai dengan timbulnya ide saat berkumpulnya dengan

masyarakat sambil KOPDAR. Sehingga tujuan dari pengembangan sekolah dapat

di terlaksana sesuai dengan segera.


Kepala Sekolah merupakan pemimpin utama dalam satuan pendidikan

pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Untuk itu setiap

Kepala Sekolah harus memahami berbagai kewajiban, tugas dan fungsi yang

harus diembannya dalam mewujudkan sekolah efektif, produktif, dan akuntabel.

Kepala Sekolah yang efektif sedikitnya harus memahami tiga hal dalam

mewujudkan sekolah yang berkualitas: (1) mengapa pendidikan yang berkualitas

diperlukan di sekolah; (2) apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu

dan produktivitas sekolah; dan (3) bagaimana mengelola sekolah secara efektif

untuk mencapai prestasi yang tinggi.

Masalah atau kendala ini dapat terjadi karena kurangnya kesadaran seluruh

komponen yang ada disekolah mengenai pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan secara tepat, khususnya kepala sekolah pada kenyataannya, belum

banyak kepala sekolah yang mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan

secara tepat. Padahal, salah satu indikator yang paling mudah di ukur untuk

mengetahui suatu sekolah itu bermutu atau tidak, dapat dilihat dari kelengkapan

sarana dan prasarana pendidikan dalam menunjang proses pembelajaran

disekolah. Dengan berlakunya desentralisasi pendidikan berarti pemerintah

memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berinisiatif dan berkarya sesuai

dengan kemampuan lembaga pendidikan atau sekolah masing - masing termasuk

dalam pengembangan sarana dan prasarana.

Selain itu diperlukan adanya partisipasi seluruh warga sekolah dalam

pengembangan sarana dan prasarana yang akan diadakan atau ditambahkan

jumlahnya agar pengembangannya ini tidak sia - sia dan sesuai dengan kebutuhan

2
pemakainya baik guru, siswa, ataupun karyawan disekolah tersebut. Kepala

sekolah sebagai seorang manajer harus mempunyai startegi dalam

mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mengetahui secara lebih

konkretnya mengenai pengembangan sarana dan prasarana pendidikan disekolah.

Kepala sekolah dituntut agar dapat bekerja secara profesional, karena

dengan kepemimpinan kepala sekolah yang profesional kepala sekolah akan

memahami apa yang dibutuhkan sekolah agar dapat menciptakan lulusan yang

berkualitas. Lulusan yang berkualitas tidak hanya didapatkan karena proses

belajar mengajar yang baik tetapi juga harus dari sarana dan prasarana yang

dibutuhkan dan memadai oleh seluruh masyarakat sekolah. Hal tersebut menuntut

peran kepala sekolah sebagai suatu pemimpin di sekolah untuk dapat bekerjasama

dengan pemerintah dalam meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah dengan

baik. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti

mengenai “Peran Kepala Sekolah dalam pemenuhan standar sarana dan

prasarana sekolah di SDN 10 kungan parik rantang”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam melengkapi pengembangan sarana dan

prasarana di SD Negeri 10 Kunangan Parik Rantang?

2. Bagaimanakah kelengkapan sarana dan prasarana di SD Negeri 10 Kunangan

Parik Rantang?

3. Apa yang kepala sekolah lakukan dalam proses melengkapi sarana dan

prasarana di SD Negeri 10 Kunangan Parik Rantang?

3
4. Adakah hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam melengkapi sarana dan

prasarana di SD Negeri 10 Kunangan Parik Rantang?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan sarana dan prasarana di SD

Negeri 10 Kunangan Parik Rantang

2. Untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana di SD Negeri 10

Kunangan Parik Rantang

3. Untuk menegetahui yang kepala sekolah lakukan dalam proses melengkapi

sarana dan prasarana di SD Negeri 10 Kunangan Parik Rantang?

4. Untuk mengetahui proses dan hambatan dalam penambahan sarana dan

prasarana di SD Negeri 10 Kunangan Parik Rantang

D. Fokus penelitian

Fokus penelitian ini adalah pengadaan sarana dan prasarana, terkhusus

pada adanya peranan kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana di SD

Negeri 10 Kunangan Parik Rantang. Dalam hal ini penelitian melakukan

observasi dengan cara wawancara langsung yang penulis anggap memiliki

kompetensi dan kapasitas dalam memberikan informasi terkait pengadaan sarana

dan prasana di SD Negeri 10 Kunagan Parik Rantang.

4
1. Peranan Kepala sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah diartikan sebagai kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya untuk berfikir dan

bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif Ia memberikan

sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan sekolah.

Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari

seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpin didalam sekolah mempunyai peranan,

setiap pekerjaan membawa serta harapan bagaimana penanggung peran

berperilaku. Fakta bahwa sekolah mengindetifikasi pekerjaan yang harus

dilakukan dan perilaku peran yang diinginkan yang berjalan dengan seiring

pekerjaan tersebut, juga mengandung arti bahwa harapan mengenai peran penting

dalam mengatur perilaku bawahan. Peran pemimpin kepala sekolah sebagai model

dengan memberikan “rumusan sederhana”, yaitu model merupakan perpaduan

antara karakter dan kompetensi. Karakter adalah siapa diri kita sebagai pribadi

dan kompetensi adalah apa yang bisa kita lakukan.

2. Pengelolaan sarana dan prasarana

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management, karena adanya

perkembangan dalam bahasa Indonesia, maka istilah management tersebut

menjadi manajemen. Pengertian pengelolaan adalah substantifa dari penyusunan

data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan

dan penilaian.

5
Dijelaskan selanjutnya pengelolaan menghasilkan sesuatu yang merupakan

penyempurna dari peningkatan pengelolaan selanjutnya.

Kemudian menurut Suharsimi Arikunto juga mengemukakan


bahwa pengelolaan sarana sering disebut sebagai administrasi
materil atau administrasi peralatan, yaitu segenap proses penataan
yang bersangkut paut dengan pengadaan, pendayagunaan dan
pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan sarana pendidikan adalah suatu kemampuan untuk

merencanakan, mengadakan, menyimpan, atau memelihara, menggunakan

sumber daya pendidikan serta penghapusan yang berupa alat pembelajaran,

alat peraga, dan media pendidikan di sekolah untuk mencapai tujuan

pendidikan yag telah ditetapkan secara efektif dan efisien Penelitian ini

bermaksud untuk mengetahui secara mendalam tentang Peranan Kepala

Sekolah dalam Mengelola Sarana dan Prasarana di SD Negeri 10

Kunangan Parik Rantang

E. Tujuan dan Manfaat penelitian

Adapun manfaat dalam penulisan tesis ini yaitu:

1. Manfaat Akademis: Hasil penelitian diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan pemahaman penulis tentang standar kemampuan

manejerial yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, kontribusi

kemampuan manejerial tersebut dalam pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan, serta pengaruh sarana dan prasarana terhadap mutu

pembelajaran disekolah.

6
2. Manfaat umum: Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan, evaluasi

serta menambah paradigma baru bagi sekolah dalam upaya pengelolaan

sarana dan prasarana pendidikan dengan memanfaatkan keterlibatan

seluruh komponen yang ada disekolah.

3. Manfaat untuk pembaca: sebagai salah satu sumber untuk memperkaya

pemahaman para pelakana dilapangan. Khususnya Kepala sekolah, tenaga

pendidik dan kependidikan yang terlibat langsung maupun tidak lansung

dalam upaya pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

F. Hasil Studi Awal

Penulis mengangakat judul ini dikarenakan kurangnya ketertarikan dan

minat masyarakat bahkan pemuda untuk mengangkat permasalahan ini, sehingga

penulis tertarik untuk menjadikan topik penelitian. Namun penulis memiliki

beberapa rujukan yang hampir serupa dengan apa yang penulis teliti yaitu:

1. Siti Nurubay (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2008) NIM.104011000036

dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana

Pendidikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMP Dua Mei Ciputat Tahun

2008“ dapat disimpulkan setelah peneliti mengadakan penelitian dengan data-

data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan guru cukup

berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa SMP Dua Mei Ciputat,

misalnya alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran, sehingga

kemungkinan juga dapat berpengaruh dengan hasil belajar siswa,namun

7
terdapat sebagian guru kurang dapat mengoperasionalkan alat

pembelajaran dengan baik. Selain itu, terdapat salah satu prasarana

pandidikan yang telah tersedia belum dapat dimanfaatkan atau digunakan.

Misalnya, terdapat prasarana pendidikan seperti perpustakaan yang belum

dimanfaatkan atau dipergunakan, dikarenakan belum ada petugas yang

bersedia mengorganisir dan memanagemen perpustakaan tersebut,

sehingga siswa tidak dapat memanfaatkan perpustakaan tersebut untuk

memperkaya ilmu pengetahuan dan tidak memudahkan siswa untuk

mengerjakan sebagian tugas yang diberikan guru dengan baik, seperti

tugas yang berkenaan dengan masalah artikel, makalah, resensi dan lain-

lain.

b. Berdasarkan hasil penelitian, pemanfaatan sarana dan prasarana yang

dilakukan guru pada SMP Dua Mei Ciputat sudah cukup baik, namun

alangkah baiknya guru lebih meningkatkan keterampilan guru dalam

menggunakan atau memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah, karena

kualitas dan kemampuan serta kreatifitas seorang guru dapat dilihat

bagaimana dia dapat mengunakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana

pendidikan yang telah tersedia dengan baik dan dapat memotivasi siswa

lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam belajar dan mencapai

prestasi dengan baik.

c. Berdasarkan hasil penelitian, sarana dan prasarana yang ada di SMP Dua

Mei Ciputat sudah cukup memadai. Namun keadaan sarana dan prasarana

SMP Dua Mei Ciputat kurang baik, misalnya, ruang kepala sekolah dan

8
guru-guru yang fasilitas dan ukurannya kurang memenuhi syarat, sehingga

keadaan ruangan kurang begitu nyaman, alangkah baiknya ruangan

tersebut diperluas agar terasa nyaman serta ruangan tata usaha yang

terpisah dari gedung SMP Dua Mei dan masih satu gedung dengan tata

usaha SMA dan SMK, alangkah baiknya pihak kepala sekolah SMP Dua

Mei membuatkan ruangan khususnya untuk bidang tata usaha agar lebih

fokus dan nyaman dalam melaksanakan segala tugas-tugas yang berkenaan

dengan sekolah SMP Dua Mei Ciputat.

2. Giyanto (UMS-2011) NIM. Q 100 070 543 dalam Tesis nya yang berjudul

“Pengelolaan Sarana Dan Prasarana (Studi Kasus di SMP Negeri 2 Matesih)“

dapat disimpulkan :

a. Pengadaan sarana dan prasarana menjadi prioritas sekolah, kegiatan

penyusunan draf yang memuat sarana dan prasarana yang dibutuhkan

sekolah untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran baik

yang berupa barang habis pakai maupun barang permanen. Pengadaan

saran dan prasarana.

b. Mendukung visi dan misi sekolah.

c. Perawatan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Matesih dilakukan

secara rutin untuk menghemat anggaran sekolah,serta ada kesadaran

bahwa perawatan sarana dan prasarana sekolah menjadi tanggung jawab

bersama seluruh warga sekolah.

9
d. Pemamfaatan sarana dan prasarana telah mendukung kegiatan belajar

mengajar, serta pemanfaatan ICT menumbuhkan rasa senang dan turut

memotivasi belajar siswa.

e. SMP Negeri 2 Matesih telah memiliki kesadaran akan pentingnya tertib

administrasi. Penginventarisasian sarana dan prasarana sekolah

menggunakan pencatatan secara elektronik dan tradisional. Keadaan

asset/inventaris sarana dan prasarana sekolah selalu kepada kepala sekolah

setiap bulan dilaporkan.

3. Sudarsih (UMS-2011) NIM. Q 100 080 304 dalam tesisnya yang berjudul

“Pengelolaan sarana dan prasarana rintisan sekolah mandiri (studi kasus SMA

Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobokan Tahun Ajaran 2010/2011“ berdasarkan

hasil penelitian dan fokus penelitian pada BAB 1 maka dapat disimpulkan

tentang pengelolaan sarana dan prasarana rintisan sekolah katagori mandiri

studi kasus SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobokan Tahun Pelajaran

2010/2011 sebagai berikut:

a. Karakteristik pengelolaan pengadaan sarana dan prasarana rintisan sekolah

katagori mandiri studi kasus SMA Negeri 1 Toroh. pengelolaan pengadaan

sarana dan prasarana rintisan sekolah katagori mandiri studi kasus SMA

Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobokan adalah cara pengadaannya yaitu

berasal dari bantuan pemerintah yaitu berupa gedung perabot dan alat –

alat pada awalnya. Swadaya masyarakat berupa tambahan gedung, pagar,

lapangan tenis. Swadaya sekolah berupa lapangan mushola, alat–alat,

perabot. Hibah dari UMS yaitu berupa labtop dan komputer. Prosedur

10
pengadaan yaitu sekolah menganalisis kebutuhan, membuat proposal,

peninjauan kebutuhan, pembentukan panitia, pengadaan barang, laboran.

Proses pengadaan sarana dan prasarana yaitu buku–buku melalui

pembelian dan bantuan. Perabot bantuan dropping dari pemerintah dan

pembelian, alat–alat pembelian, bangunan bantuan dan bangunan baru,

tanah bantuan dari pemerintah. Pengendalian pengendalian pengadaan

sarana dan prasarana adalah melalui inventarisasi barang kemudian

pencatatan barang, laboran dan pengontrolan ulang.

b. Karakteristik pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana sekolah

katagori mandiri SMA Negeri 1 Toroh. Pengelolaan penggunaan sarana

dan prasarana sekolah katagori mandiri SMA Negeri 1 Toroh adalah

penggunaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang ada. Penggunaan sarana

dan prasarana dapat digunakan oleh semua warga sekolah tergantung

kebutuhan masing-masing. Penggunaan ruang kelas sudah mencukupi dan

sudah sesuai. Ruang laboratorium penggunaanya di serahkan kepada

masing-masing kordinator laboratorium, begitu juga dengan ruang media,

komputer, alat-alat olah raga. Penggunaan perpustakaan sedangkan yang

lainnya dapat digunakan sewaktu-waktu akan tetapi di jam-jam sekolah.

Penggunaan sarana dan prasarana dilakukan dengan pengecekan barang/

alat-alat, pembersian, pengecekan ulang setelah digunakan. Pengecekan

dilakukan agar barang dalam keadaan siap pakai, utuh awet, tidak cepat

rusak, nyaman digunakan dan enak dipandang untuk memperlancar proses

belajar mengajar.

11
c. Karakteristik Pengelolaan Pemeliharaan Sarana dan prasarana adalah

sebagai berikut.

Pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan dengan cara terus

menerus yang dilakukan yaitu pemeliharaan lingkungan sekolah,

pemeliharaan sekolah yang dilakukan yaitu pengecetan tembok dan

dilakukan pemeliharaan darurat dan preventif. Pemeliharaan sarana dan

prasarana melibatkan petugas kebersihan dan semua warga sekolah. Untuk

pemeliharaan laboratorium diserahkan petugas kebersian dan koordinator

masing-masing.

Perpustakaan juga di serahkan koordinatornya masing-masing

pemeliharaan buku-buku apabila rusak mengganti sesuai buku yang rusak.

Pemeliharaan atau perawatan sarana dan prasarana selalu dilakukan

pengecekan pembersihan dan pengecekan ulang agar barang siap pakai

lagi, bersih, utuh, nyaman dan aman bagi pengguna. Pemeliharaan

lingkungan juga dilakukan penghijauan minta bantuan dari dinas

kehutanan supaya sekolah terlihat sejuk dan nyaman. Sehingga SMA

Negeri 1 Toroh tetap menjadi sebuah percontohan “ADIWIYATA” di

Kabupaten Grobokan.

d. Bedasar kesimpulan diatas maka dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 1

Toroh sudah memenuhi standar rintisan sekolah katagori mandiri/standar

katagori mandiri.

Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian di atas, memang sudah ada

penelitian-penelitian yang serupa dengan yang akan penulis teliti. Akan tetapi,

12
dari lokasi dan studi kasus penelitiannya jelas berbeda. Penelitian ini lebih fokus

terhadap peranan kepala sekolah dalam pemenuhan sarana prasarana dan peneliti

mengambil lokasi di SDN 10 KUNPAR. Dengan demikian, penelitian ini telah

memenuhi pembaharuan.

13
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Kepala Sekolah
1. Pengertian kepala sekolah

Kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama

sekolah. Menurut KBBI yang dikutip oleh Wahjosumidjo dalam bukunya, Kedua

kata tersebut adalah “kepala‟ dan“sekolah‟. Kata “kepala‟ dapat diartikan “ketua‟

atau “pemimpin‟ dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan

“sekolah‟ adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi

pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan

sebagai “seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

sekolah dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid

menerima pelajaran”.

2. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

Tugas dan fungsi kepala sekolah agar visi dan misi sekolah dapat tercapai

perlu ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya. Meskipun pengangkatan kepala sekolah tidak sembarangan,

bahkan diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin yang sudah

lama menjabat sebagai wakil kepala sekolah.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Sekolah telah dijelaskan bahwa seorang kepala sekolah

harus menguasai lima dimensi kompetensi kepala sekolah yang terdiri dari

komponen kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial beserta

aspek-aspek dari masing komponen tersebut agar kepala sekolah dapat


menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pemimpin di sekolah sehingga visi,

misi, dan tujuan sekolah dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Dinas pendidikan juga telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus

mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator, dan

supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan kebutuhan

masyarakat dan perkembangan zaman dalam paradigma baru manajemen

pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator,

manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, motivator, figur, dan

mediator (EMASLIM-FM).

Dengan demikian pekerjaan kepala sekolah semakin hari semakin

meningkat dan akan selalu meningkat sesuai dengan perkembangan pendidikan

yang diharapkan. Semua fungsi itu harus dipahami oleh kepala sekolah dan yang

lebih penting adalah bagaimana kepala sekolah mampu mengamalkan dan

menjadikan hal tersebut dalam bentuk tindakan nyata di sekolah. Pelaksanaan

peran, fungsi dan tugas tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena

saling terkait dan saling mempengaruhi, serta menyatu dalam pribadi seorang

kepala sekolah yang profesional. Kepala sekolah yang demikianlah yang akan

mampu mendorong visi menjadi aksi dalam paradigma baru manajemen

pendidikan.

Selain itu, Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sangat

ditentukan oleh kapasitasnya dalam melakukan tugas-tugas administratif dengan

proses kerja menurut prosedur administrasi yang benar. Pengembangan kapasitas

kepala sekolah sangat penting diarahkan pada kemampuannya melakukan audit

15
program dan kegiatan sekolah yang telah direncanakan sebelumnya. Dari uraian di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa seiring dengan perkembangan zaman dan

tuntutan masyarakat modern tidak dapat dipungkiri bahwa kompetensi dan fungsi

seorang kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya akan lebih beragam dan

banyak bukan hanya EMASLIM-FM saja. Oleh karena itu, alangkah lebih

baiknya jika para kepala sekolah terus mengupdate informasi dan mengupgrade

kemampuannya untuk menjawab tantangan masa depan dan masyarakat yang

terus berubah agar sekolah yang dipimpinnya menjadi sekolah yang bermutu dan

unggul dibandingkan dengan yang lainnya.

3. Kepemimpinan Kepala sekolah

Keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan dari kepala sekolah dan

keberhasilan kepala sekolah merupakan keberhasilan sekolah. Salah satu syarat

mutlak kriteria keberhasilan sekolah yaitu diperlukan adanya kepemimpinan

kepala sekolah yang efektif sehingga tujuan dan mutu pembelajaran dapat berjalan

sesuai rencana. Seperti yang telah diketahui bahwa proses kepemimpinan kepala

sekolah berkaitan dengan gaya kepemimpinan yang digunakannya. Dari berbagai

gaya kepemimpinan kepala sekolah, gaya kepemimpinan situasional cenderung

lebih fleksibel dalam kondisi operasional sekolah. Gaya kepemimpinan ini dipilih

karena adanya anggapan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan kepala sekolah

yang terbaik, melainkan tergantung dari kondisi dan situasi yang dihadapi sekolah

saat itu.

Kepala sekolah harus melaksanakan kepemimpinan pembelajaran yang

kuat, mengelola program pembelajaran, memiliki harapan yang tinggi pada diri

16
sendiri, guru, staf, dan terhadap siswa, dan mencurahkan sebagian besar waktunya

untuk mengkoordinasi fisik maupun sumber daya manusianya sehingga proses

pembelajaran berjalan lancar dan tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif.

Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan seorang pemimpin dalam

memengaruhi komponen-komponen sekolah agar dapat bekerja dalam mencapai

tujuan besama. Seorang pemimpin dalam lingkup pendidikan tiada lain adalah

kepala sekolah.

Kepala sekolah merupakan pimpinan tunggal disekolah yang mempunyai

tanggung jawab dan wewenang untuk megatur, mengelolah, dan

menyelenggarakan kegiatan disekolah, agar apa yang menjadi tujuan sekolah

dapat tercapai. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sebagai mana

dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa kepala sekolah

bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi

sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainya, dan pendayagunaan serta

pemeliharaan sarana dan prasarana.

Peran memotifasi dan mengaktifkan ini disertai dengan usaha untuk

menyejahterakan guru, sehingga akan memberikan hasil yang lebih optimal.

Dalam kaitan ini, kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan

mampu meningkatkan kualitas pembelajaran melalui guru. Penekanannya adalah

bagai mana kepala sekolah memberikan inspirasi kepada guru untuk mengemban

tugasnya dengan kualiatas yang tinggi. Kepala sekolah berperan aktif sebagai

17
pemimpin pengajaran yang berupaya untuk meningkatkan kinerja pengajaran guru

secara efektif, serta meningkatkan prestasi akademik peserta didik.

Berdasarkan Hasil penelitian juga ditunjukan Ainscow dalam Muliati

mengatakan, dalam menjalankan tugas kepemimpinan di sekolah, kepala sekolah

memilki sejumlah peranan yang harus di emban, antara lain; Manajer, Pemimpin

instruksional (pembelajaran), Penegak disiplin, Fasilitator humas, Evaluator,

Mediator konflik.

Kepala sekolah sebagai manajer di harapkan bisa menerjemahkan visi,

misi, dan strategi sekolah ke dalam formula yang secara strategis menjadi

pedoman dalam melaksanakann seluruh aktifitas sekolah. Peran kepala sekolah

dalam kaitanya dengan kinerja pembelajaran adalah mengadakan buku kurikulum

bersama pedomannya; bersama guru memahami dan menjabarkan tujuan

pendidikan yang meliputi tujuan umum, tujuan instruksional tujuan kurikuler, dan

tujuan khusus; bersama guru menyusun program kurikuler dan kegiatan tambahan

lainnya, termasuk berbagai program tahunan; bersama guru mengembangkan alat

dan media pembelajaran, menyusun jadwal dan pembagian tugas,

mengembangkan evaluasi belajar, melakukan pengawasan terhadap kegiatan

proses belajar mengajar, menyusun norma kenaikan kelas, serta mengembangkan

perpustakaan sebagai ilmu dan tempat belajar.

B. Jenis-jenis Kepemimpinan Kepala Sekolah

Sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk mengordinasi

semua kegiatan agar tujuannya bisa tercapai. Pemimpin ibarat kepala dari tubuh

manusia, kepala berisi otak yang mengendalikan semua kegiatan dari bagian

18
tubuh yang lain. Bagian tubuh bagaikan bawahan yang melaksanakan perintah

atau arahan dari kepala.Pemimpin juga dibutuhkan untuk mewakili anggota atau

kelompok pada suatau waktu, selain itu pemimpin juga sebagai penerima resiko

jika anggotanya mengalami kesulitan. Semua oerganisasi ataupun kelompok

memerlukan sosok pemimpin, dapat dilihat dari komponen terkecil dari

masyarakat adalah sebuah keluarga.

Keluarga juga memerlukan sosok seorang pemimpin untuk membina rumah

tangga yang baik.Sehingga organisasi yang besar tentunya sangat memerlukan

seorang pemimpin.Sepertihalnya sebuah lembaga pendidikan tak lepas dari sosok

seorang pemimpin. Kepemimpinan berasal dari Bahasa Inggris leader yang

memiliki arti pemimpin atau tokoh. Selain itu pemimpin juga memiliki arti secara

luas meliputi proses mempengaruhidalam menentukan tujuan organisasi,

memotivasi perilaku pengikut atau anggota untuk mencapai tujuan,

mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Pengertian dari

kepemimpinan memiliki banyak sekali pendapat dari para ahli, hal ini dikarenakan

setiap orang memandang pemimpin dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Seorang pemimpin memberikan pengaruh kepada anggota atau bawahan

yang dipimpinnya. Setiap anggota tentunya mendapatkan pengaruh yang berbeda-

beda karena pada dasarnya setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda:

1. Task oriented leadership, yakni gaya kepemimpinan yang berorientasi tinggi

pada tugas, dan rendah pada hubungan manusia.

2. Relationship oriented leadership, yakni gaya kepemimpinan yang berorientasi

tinggi pada hubungan manusia, tetapi rendah pada tugas.

19
3. Integrated leadership, yakni gaya kepemimpinan yang beroirientasi tinggi

pada tugas dan hubungan manusia.

4. Impoverished leadership, yakni gaya kepemimpinan yang berorientasi rendah

pada tugas dan hubungan manusia, Rossow, 1990.

Berdasarkan landasan tersebut, lalu dikembangkan pendekatan

kepemimpinan baru yang dikenal dengan pendekatan kepemimpinan

situasional. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang bisa

menyesuaikan dengan kondisi dan situasi organisasi. Beberapa komponen

yang perlu dipertimbangkan adalah keadaan bawahan, tuntutan pekerjaan, dan

lingkungan organisasi itu sendiri, Newell, 1978.

C. Peranan Kepala Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah diartikan sebagai kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya untuk berfikir dan

bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif. Ia memberikan

sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan sekolah.

1. Peran

Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari

seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpin di dalam sekolah mempunyai peranan,

setiap pekerjaan membawa serta harapan bagaimana penanggung peran

berperilaku. Fakta bahwa sekolah mengindetifikasi pekerjaan yang harus

dilakukan dan perilaku peran yang diinginkan yang berjalan dengan seiring

pekerjaan tersebut, juga mengandung arti bahwa harapan mengenai peran penting

20
dalam mengatur perilaku bawahan. Peran pemimpin kepala sekolah sebagai model

dengan memberikan “rumusan sederhana”, yaitu model merupakan perpaduan

antara karakter dan kompetensi.

Karakter adalah siapa diri kita sebagai pribadi dan kompetensi adalah apa

yang bisa kita lakukan. Peran pemimpin dapat diartikan sebagai seperangkat

perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya

sebagai pemimpin.

Menurut Covey membagi peran pemimpin menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Pathfinding (pencarian alur); peran untuk menentukan visi dan misi yang pasti

b. Aligning (penyelaras); peran untuk memastikan bahwa struktur, sistem dan

proses operasional organisasi memberikan dukungan pada pencapaiaan visi

dan misi.

c. Empowering (pemberdaya); peran untuk menggerakkan semangat dalam diri

orang-orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan dan kreatifitas laten

untuk mampu mengerjakan apa pun dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang

disepakati.

2. Peran kepala sekolah

Faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan adalah

kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Kepala sekolah merupakan

pimpinan tunggal disekolah yang mempunyai tanggung jawab untuk mengajar

dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan di

sekolah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan sekolah. Dalam hal ini dapat

dilihat bahwa seorang kepala sekolah adalah yang berperan penting dalam

21
pengelolaan setiap kegiatan di sekolah. Titik tolak proses manajemen adalah

menentukan “Objectives” atau tujuan-tujuan organsasi. ”Objectives” direncanakan

untuk memberikan kepada suatu organisasi dan anggota-anggotanya arah dan

maksud.

Sehingga dalam organisasi tersebut tujuan-tujuan itu dapat digunakan sebagai

suatu ukuran keberhasilan atau kegagalan. Dalam manajemen modern seorang

pemimpin juga harus berperan sebagai pengelola.Dilihat dari fungsi-fungsi

manajemen, yakni planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), dan

controlling (pengawasan), maka kepala sekolah harus berperan pula sebagai

supervisor. Kepala Sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang

dipimpinnya dengan dasar pancasila dan bertujuan untuk:

a. Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

b. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan;

c. Mempertinggi budi pekerti;

d. Memperkuat kepribadian;

e. Mempertebal semangatkebangsaan dan cinta tanah air

3. Fungsi Kepala Sekolah

Aswarni Sudjud, Moh. Saleh dan Tatang M. Amirin dalam bukunya yang

berjudul “Administrasi Pendidikan”, menyebutkan bahwa fungsi Kepala Sekolah

adalah Perumusan tinjauan kerja dan pembuat kebijaksanaan (policy) sekolah.

a. Pengatur tata kerja (mengorganisasi) sekolah, yang mencakup:

b. Mengatur Pembagian tugas dan wewenang.

22
c. Mengatur petugas pelaksana.

d. Menyelenggarakan kegiatan (mengkoordinasi)

e. Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi:

f. Mengawasi kelancaran kegiatan.

g. Mengarahkan pelaksanaan kegiatan.

h. Mengevaluasi (menilai) pelaksanaan kegiatan.

i. Membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana dan sebagainya.

Fungsi yang pertama dan kedua tersebut di atas adalah fungsi kepala sekolah

sebagai pemimpin sedang yang ketiga fungsi kepala sekolah sebagai supervisor.

peranan kepala sekolah dalam memimpin berjalan melalui tahap-tahap kegiatan

sebagai berikut:

1) Perencanaan (planning)

Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan: apa yang harus dilakukan,

bagaimana melakukannya, dimana dilakukan, oleh siapa dan kapan dlakukan.

Kegiatan-kegiatan sekolah seperti yang telah disebutkan di muka harus

direncanakan oleh Kepala Sekolah, hasilnya berupa rencana tahunan sekolah

yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya. Rencana tahunan tersebut

kemudian dijabarkan kedalam program tahunan sekolah yang biasanya dibagi

ke dalam dua program semester

2) Pengorganisasian (organizing)

Kepala Sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan-

kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan dengan

lancer.Kepala Sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi

23
guru-guru. Dengan pembagian kerja yang baik, pelimpahan wewenang dan

tanggung jawab yang tepat serta meningat prinsip-prinsip pengorganisasian

kiranya kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai.

3) Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah kegiatan membimbing bawahan dengan jalan memberi

perintah (komando), memberi petunjuk, mendorong semangat kerja,

menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya agar merka dlam

melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk,

peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.

4) Mengkoordinasian (coordinating)

Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas-

tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan, kebijaksanaan,

tindakan, langkah, sikap serta tercegah dari timbulnya pertentangan,

kekacauan, kekembaran (duplikasi), kekosongan tindakan.

5) Pengawasan (controlling).

Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan pekerjaan

serta hasil kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-

ketentuan lainnya yang telah ditetapkan.18 Dalam hal ini penulis menarik

kesimpulan bahwa seorang kepala sekolah yang memimpin suatu instansi atau

lembaga sekolah perlu mengetahui dengan baik bagaimana peranan Kepala

Sekolah sebagai pemimpin dengan melalui tahap-tahap kegiatan sehingga

kepemimpinannya berjalan dengan baik dan maksimal baik itu dari

24
penrencanaannya, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan

pengawasannya.

D. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

1. Pengelolaan

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management, karena adanya

perkembangan dalam Bahasa Indonesia, maka istilah management tersebut

menjadi manajemen. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa pengelolaan

adalah:

a. proses, cara, perbuatan mengelola

b. proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain.

c. proses membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi.

d. Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam

pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

Pengelolaan ini meliputi banyak kegiatan dan bersama-sama menghasilkan

suatu hasil akhir yang berguna untuk pencapaian tujuan. Pengertian lebih rinci

diungkapkan Sutjipto, pengelolaan pendidikan atau manajemen sarana pendidikan

itu merupakan keseluruhan proses perencanaan, pengadaan, pendayagnaan dan

pengawasan peralatan yang digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan. Pengertian pengelolaan adalah substantifa dari

penyusunan data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan

pengawasan dan penilaian.

25
Dijelaskan selanjutnya pengelolaan menghasilkan sesuatu yang merupakan

penyempurna dari peningkatan pengelolaan selanjutnya. Kemudian menurut

Suharsimi Arikunto juga mengemukakan bahwa pengelolaan sarana sering disebut

sebagai administrasi materil atau administrasi peralatan, yaitu segenap proses

penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan, pendayagunaan dan

pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sarana

pendidikan adalah suatu kemampuan untuk merencanakan, mengadakan,

menyimpan, atau memelihara, menggunakan sumber daya pendidikan serta

penghapusan yang berupa alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan di

sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yag telah ditetapkan secara efektif dan

efisien.

2. Sarana

Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan prabot

yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.20 Dalam

hubungan sarana pendidikan, mengklasifikasikannya menjadi beberapa macam

sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai; (2)

bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan proses

belajar mengajar.

a. Habis tidaknya dipakai

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana

pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan

tahan lama.

26
1) Sarana pendidikan yang habis dipakai Sarana yang habis dipakai adalah segala

bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative

singkat. Sebagai contohnya adalah kapur tulis yang biasa digunakan oleh guru

dan siswa dalam pembelajaran,beberapa bahan kimia yang sering kali

digunakan oleh seorang guru dan siswa dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam. Semua contoh di atas merupakan sarana yang digunakan

habis pakai.

2) Sarana pendidikan yang tahan lama Sarana pendidikan yang tahan lama adalah

keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam

waktu yang relatif lama. Beberapa contohnya adalah bangku sekolah, mesin

tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olahraga.

b. Ditinjau dari Pendidikan Bergerak Tidaknya

1) Sarana pendidikan yang bergerak Sarana pendidikan yang bergerak adalah

sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan

kebutuhan pemakaiannya. Lemari arsip sekolah misalnya, merupakan

salah satu sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan

kemana-mana bila di inginkan.Demikian pula bangku sekolah termasuk

sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan kemana saja.

2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak Sarana pendidikan yang tidak

bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif

sangat sulit untuk dipindahkan.Misalnya saja suatu sekolah yang telah

memiliki saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Semua

27
peralatan yang berkaitan dengan itu, seperti pipanya, relatif tidak mudah

untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu

3) Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar Dalam

hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana

pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan

dalam proses belajar mengajar. Sebagai contohnya adalah kapur tulis,

atlas, dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar.

Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan

proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan

sarana pendidikan yang tidak secara langsung digunakan oleh guru dalam

proses belajar mengajar.

3. Prasarana

Secara etimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk

mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah,

lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Prasarana pendidikan di sekolah bisa

diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara

langsung digunkan untuk proses pembelajaran, ruang perpustakaan, ruang praktik

keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang

keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tapi secara

langsung sangat menunjang terjadinya proses nbelajar mengajar.

Beberapa contoh tentang prasarana sekolah jenis terakhir tersebut di

antaranya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah,

28
kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang Kepala Sekolah,

dan tempat parkir kendaraan.

Sebagai administrator kepala sekolah harus mampu menguasai tugas-

tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk itu kepala sekolah harus

kreatif mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang perkembangan

sekolah. Berbagai tugas yang harus dilakukan kepala sekolah antara lain membuat

perencanaan yaitu perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah,

diantaranya adalah menyusun program tahunan sekolah, yang mencakup program

pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan penyediaan fasilitas-fasilitas

yang diperlukan. Perencanaan ini selanjutnya dituangkan dalam rencana tahunan

sekolah yang dijabarkan dalam dua program semester.

Kepala sekolah sebagai administrator sangat diperlukan karena kegiatan

di sekolah tidak terlepas dari pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan

dan pendokumentasian seluruh program sekolah. Kepala sekolah dituntut

memahami dan mengelola kurikulum, administrasi peserta didik, administrasi

sarana dan prasarana, dan administrasi kearsipan. Kegiatan tersebut perlu

dilakukan secara efektif agar administrasi sekolah dapat tertata dan terlaksana

dengan baik. Kemampuan kepala sekolah sebagai administrator harus diwujudkan

dalam penyusunan kelengkapan data administrasi pembelajaran, bimbingan dan

konseling, kegiatan praktikum, kegiatan di perpustakaan, data administrasi peserta

didik, guru, pegawai TU, penjaga sekolah, teknisi dan pustakawan, kegiatan

ekstrakurikuler, data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua murid, data

administrasi gedung dan ruang dan surat menyurat.

29
Kepala sekolah dalam perannya sebagai administrator dalam hal ini juga

berkenaan dengan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi

guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan

anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap

tingkat kompetensi para gurunya. Masalah keuangan adalah masalah yang

peka.Oleh karena itu dalam mengelola bidang ini kepala sekolah harus hati-hati,

jujur dan terbuka agar tidak timbul kecurigaan baik dari staf maupun dari

masyarakat atau orang tua murid. Salah satu peranan Kepala Sekolah sebagai

pemimpin dan juga administrator dalam suatu sekolah yakni :

a. Pendayagunaan Sarana dan Prasarana.

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung

dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar

mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media

pembelajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah

fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau

pembelajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah,

tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti

taman sekolah untuk pembelajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus

lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga

sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal

dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pegelolaan ini meliputi

kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan

30
penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik

diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga

menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk

berada disekolah. Di samping itu, juga diharapkan tersedianya alat-alat atau

fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan

kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses

pendidikan dan pembelajaran, baik oleh guru maupun peserta didik. Jenis

peralatan dan perlengkapan yang disediakan di sekolah dan cara-cara

pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program mengajar-

belajar. Persedian yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses

belajar dan mengajar. Demikian pula administrasinya yang jelek akan mengurangi

kegunaan alat-alatdan perlengkapan tersebut, sekalipun peralatan dan

perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa.

E. Peranan Kepala Sekolah dalam Mengelola Sarana dan Prasarana

Salah satu tugas utama Kepala Sekolah dalam administrasian sarana

pengajaran ialah bersama-sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan

mereka akan alat-alat sarana tersebut dan mempersiapkan perkiraan tahunan

untuk diusahakan penyediaannya. Kemudian menyimpan dan memelihara

serta mendistribusikan kepada guru-guru yang bersangkutan, dan

menginventarisasi alat-alat atau sarana tersebut pada akhir tahun pelajaran.

Maksud dari peneliti dalam hal ini yakni,

1. Mempersiapkan perkiraan tahunan Biasanya Kepala Sekolah

membuatdaftar alat-alat yang diperlukan di sekolahnya sesuai dengan

31
kebutuhannya dengan daftar alat yang distandarisasi.Sedangkan untuk

alat-alat yang belum distandarisasi, kepala sekolah sama-sama menyusun

kebutuhan sekolah masing-masing.

2. Menyimpan dan mendistribusikan. Ada beberapa prinsip administrassi

penyimpanan peralatan dan perlengkapan pengajaran sekolah.

a. Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempat-tempat

yang bebas dari faktor-faktor perusak seperti: panas lembab, lapuk,

dan serangga.

b. Harus mudah dikerjakan baik untuk menyimpan maupun yang keluar.

c. Mudah didapat bila sewaktu-waktu diperlukan

d. Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan

bahwa persediaan lama harus lebih dulu dipergunakan.

e. Harus diadakan inventarisasi secara berkala.

f. Tanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat secara terperinci dan

dipahami dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan.

Pendistribusian peralatan dan perlengkapan pengajaran ini harus berada

dalam tanggung jawabsalah seorang anggota staf yang ditunjuk.Karena

pelaksanaan tanggung jawab ini hanya bersifat ketatausahaan maka kurang tepat

jika Kepala Sekolah atau guru sendiri yang langsung melaksanakannya.Yang

paling tepat adalah pegawai tata usaha.Kebijaksanaan pendistribusian ini

hendaklah ditekankan kepada prinsip efisien dan fleksibelitas, maksudnya bila

diperlukan sewaktu-waktu segera dapat disediakan.

3. Administrasi Perawatan

32
Walaupun pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan sudah

merupakan pekerjaan rutin orang-orang dihadapkan kesukaran-kesukaran yang

kurang berarti, namun untuk penyempurnaan pekerjaan tersebut para ahli

menyarankan beberapa pedoman pelaksanaan administrasinya. Diantaranya

adalah:

a. Hendaknya Kepala Sekolah tidak terlalu menyibukkan dirinya secara langsug

dengan urusan pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan

pengajaran.

b. Melakukan sistem pencatatan yang tepat sehingga mudah dikerjakan.

c. Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus senantiasa ditinjau

dari segi pelayanan untuk turut memperlancar pelaksanaan program

pengajaran.

d. Kondisi-kondisi di atas akan terpenuhi jika administrator mengikutsertakan

semua guru dalam perencanaan seleksi, distribusi dan penggunaan serta

pengawasan peralatan dan perlengkapan pengajaran yang semuanya

mendorong mereka untuk memikirkan proses paling tepat dalam melayani

kebutuhan-kebutuhan mereka.

4. Administrasi gedung dan perlengkapan sekolah

Sebagai administrator, Kepala Sekolah mempunyai peranan dalam

perencanaan bangunan sekolah dan perlengkapannya. Seperti halnya: Perluasan

bangunan yang sudah ada, meningkatkan mutu keindahan ruang belajar, memilih

prabot dan perlengkapan atau prsarana yang dibutuhkan, tanggung jawab

keberesan sekolah, memperhatikan kondisi sanitasi, pemeriksaan, penyimpanan

33
alat-alat, mengatur dan memelihara ruang belajar, memelihara halaman dan

tempat bermain. Peranan Kepala Sekolah dalam perluasan bangunan yang sudah

ada maksudnya disini adalah pada bangunan sekolah seudah ada sering kali

diperlukan tambahan-tambahan bangunan dan perlengkapannya.

Dalam masa kerjanya Kepala Sekolah ketika ingin melakukan

perencanaan-perencanaan yang demikian perlu adanya kerja sama dengan guru-

guru dan orang tua peserta didik untuk mengetahui penambahan-penambahan dan

perombakan-perombakan bangunan yang sudah ada dan ikut serta dalam

mmberikan saran-saran atau rekomendasi yang tepat dan masuk akal, dalam

perencanaan bangunan yang akan dilakukan. Dalam hal meningkatkan keindahan

ruang belajar, dibutuhkan kejelian dan keahlian pada para pendidik dalam hal ini

guru untuk memberikan penataan ruang yang sesuai, untuk pelaksanaan

pembelajaran nantinya, diamana ruang kelas harus dicat dan ruang yang tertata

rapi agar peserta didik merasa nyaman dalam melakukan proses pembelajaran di

ruang kelas. Memilih prabot dan perlengkapan, kepala sekolah hendaknya serba

bisa, karena bukan hanya handal mengenai bangunan namun juga dalam

pemilihan peralatan dan perlengkapan ruang kelas yang harus disediakan,

memeriksa keadaaan sarana dan prasarana yang ada dan pemeliharaannya.

34
35
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kepala sekolah harus melaksanakan kepemimpinan pembelajaran yang kuat,

mengelola program pembelajaran, memiliki harapan yang tinggi pada diri sendiri,

guru, staf, dan terhadap siswa, dan mencurahkan sebagian besar waktunya untuk

mengkoordinasi fisik maupun sumber daya manusianya sehingga proses

pembelajaran berjalan lancar dan tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif.

Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan seorang pemimpin dalam

memengaruhi komponen-komponen sekolah agar dapat bekerja dalam mencapai

tujuan besama. Seorang pemimpin dalam lingkup pendidikan tiada lain adalah

kepala sekolah.

Kepala sekolah merupakan pimpinan tunggal disekolah yang mempunyai

tanggung jawab dan wewenang untuk megatur, mengelolah, dan

menyelenggarakan kegiatan disekolah, agar apa yang menjadi tujuan sekolah

dapat tercapai. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sebagai mana

dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa kepala sekolah

bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi

sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainya, dan pendayagunaan serta

pemeliharaan sarana dan prasarana.


B. Saran

Sebagai penulis, saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman

dan pembaca sekalian. Atas saran dan kritik yang diberikan, kami ucapkan

terimakasih

37
38
DAFTAR PUSTAKA

Mukti, Abdul. 2017. Eksekutif Summary Hasil Akreditasi BAN- SM. Tahun 2012

s.d 2017.

Bafadal, Ibrahim. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Cet. III; Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008.

Daryanto. Administrasi Pendidikan. Cet. VIII; Jakarta: Rineka Cipta, 2014.

Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahannya (dalam berbagai edisi).

Donni Juni Priansa dan Euis Karwatu. “ Pendidikan Dan Pembelajaran”., (Kinerja

Dan Profesionalisme Kepala Sekolah Membangun Sekolah yang Bermutu),

Bandung: Alfabeta, 2013.

Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. XVI; Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2012.

Hidayanto, Ferry Dwi. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan SMPN

SeKecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Pendidikan UNY, 2011.

Jalaluddin H.“Teologi Pendidikan”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

2003.Kemendiknas. 2007.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar

Kepala Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Mulyasa “Kepemimpinan KepalaSekolah”,Manajemen dan Kepemimpinan

Kepala Sekolah: Jakarta: Bumi Aksara 2013.

Mulyasa, H.E. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Cet. III; Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2013.


Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Gabunga (Cet. I; Jakarta:

Fajar Interpratama Mandiri, 2008).

Musdalifah, Eva. Analisis Kritis Profesional Judgment Berdasarkan Inernasional

Financial Reporting Standard: Sebuah Tinjauan Etika Profetik. Makassar:

FEBI UIN Alauddin Makassar, 2014.

Newgraha,Awwals Aqsha. Fungsi, Peran, Tugas & Tanggung jawab Kepala

Sekolah http://awwals7.blogspot.co.id/2012/12/fungsi-peran-tugas-

tanggungjawab kepala.html.

Purwanti,Sri. Jurnal Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Disiplin Kerja Guru dan Pegawai di SMA Bakti Sejahtera Kecamatan

Kongbeng Kabupaten Kutai Timur. Kutai Timur: UNMUL, 2013.

Purwanto M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan: Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Cet. XIX; Bandung: Alfabeta, 2014. 67

Syaiful Mustafa dan Jasmani. “Supervisi Pendidikan (Terobosan Baru Dalam

Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru)”,. Jogyakarta: Ar-Ruzz

Media. 2013.

Terry dan Rue, Dasar-dasar Manajemen. Cet XII; Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2011.

40

Anda mungkin juga menyukai