Anda di halaman 1dari 17

Analisis Best Practice Kepala Sekolah SDN Cisaat Gadis

Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah

Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Connie Chairunnisa, SE.,MM

Disusun Oleh :

Putri Salsabila (1901025173)

Sakinah Widiyawaty (1901025269)

Silvia MiswindhaSyahPutri (1901025401)

Siti Fatimah Azzahra (1901025027)

Kelas : 4 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2021
KATA PENGENTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Best Practice Kepala Sekolah
SDN Cisaat Gadis. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok dalam mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Dalam
makalah ini penulis menjelasakan pengertian best practice, kepemimpinan, peran
kepala sekolah abad 21, gaya kepemimpinan dan analisis best practice SDN
Cisaat Gadis.

Uraian materi yang kami sajikan dalam makalah ini kami dapatkan
dari berbagai sumber, diantaranya jurnal yang dapat diakses secara online.
Materi dan konsep dalam makalah ini kami sajikan secara rinci Dengan
bahasa yang tepat, lugas dan jelas sehingga mudah di pahami pembaca.

Terimakasih kepada kedua orang tua kami, Ibu Dr. Hj. Connie
Chairunnisa, SE.,MM selaku dosen pembimbing mata kuliah Administrasi
dan Supervisi Pendidikan dan teman-teman serta semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan para pembaca serta dapat dimanfaatkan dengan baik untuk
perkembangan ilmu pengetahuan secara umum.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Jakarta, April 2021

Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I PEMBUKAAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Pengertian Best Practice..................................................................................................................6
B. Pengertian kepemimpinan................................................................................................................6
C. Peran Kepala Sekolah Abad 21........................................................................................................7
D. Gaya Kepemimpinan.......................................................................................................................8
E. Analisis Best Practice Kepala Sekolah..........................................................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................xvi
BAB I

PEMBUKAAN
A. Latar Belakang

Salah satu tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia pada era
globalisasi adalah menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, jujur, unggul,
berkarakter, berdaya saing dan memiliki spirit nasionalisme kebangsaan. Program
strategis pembaharuan dalam bidang pendidikan dilakukan pada semua jenjang
pendidikan baik tingkat dasar hingga menengah. Kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan berperan dalam melasanakan program yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah sebagai salah satu unsur tenaga
kependidikan memiliki peran penting dalam melaksanakan pembinaan dalam
bidang akademik dan manajerial. Secara umum tugas kepala sekolah melakukan
pembinaan terhadap kemampuan professional guru, tenaga administrasi sekolah
dan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah.

Pasal 40 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan
berkewajiban memberikan teladan dan menjaga baik lembaga, profesi dan
kedudukan dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Untuk meningkatkan
mutu pendidikan kepala sekolah diwajibkan memiliki kompetensi dan mampu
menunjukkan kinerja terbaiknya dalam memimpin sekolahnya. Sesuai dengan
Pemendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah,
komepetensi kepala sekolah mencangkup; 1) kepribadian; 2) manajerial; 3)
kewirausahaan; 4) supervisi; dan 5) sosial.

Menginat fungsi dari tenaga kependidikan yang ada di sekolah, maka masing-
masing kepala sekolah senantiasa berusaha untuk melakukan pengalaman terbaik
(Best Practice) sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Best Practice sebagai
cerminan kinerja dan pengalaman terbaik tenaga kependidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah khususnya kepala sekolah. Sekolah
sebagai suatu lembaga pendidikan memiliki kepala sekolah sebagai pemimpin.
Dalam menjalankan fungsinya kepala sekolah dituntut untuk mampu memimpin
guru dan tenaga pendidik lainnya dalam meningkatkan mutu sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah dituangkan dalam pengalaman terbaik (Best
Practice) berupa laporan keberhasilan pelaksaan tugas pokok dan fungsi sebagai
kepala sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian best practice ?
2. Apa pengertian kepemimpinan?
3. Bagaimana peran kepala sekolah pada abad 21?
4. Apa saja gaya kepemimpinan?
5. Bagaimana analisis video best practice SDN Cisaat Gadis?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian best practice
2. Mengetahui pengertian kepemimpinan
3. Mengetahui peran kepala sekolah pada abad 21
4. Mengetahui gaya kepemimpinan
5. Mengetahui analisis best practice SDN Cisaat Gadis
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Best Practice

Istilah best practice mengandung arti “pengalaman terbaik” dari kebershasilan


seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas, termasuk dalam mengatasi
berbagai masalah dalam lingkungan tertentu. Best practice kepala
Sekolah/Madrasah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai kepala
sekolah. Kepala sekolah/madrasah harus memiliki kompetensi: (a) kepribadian;
(b) manajerial; (c) kewirausahaan; (d) supervisi; dan (e) sosial. Wujud best
practice kepala sekolah/madrasah adalah laporan tentang pengalam terbaik dalam
keberhasilan melaksanakan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi sebagai kepala sekolah.

Suatu pengalaman dapat dikategorikan sebagai best practice apabila memiliki


ciri khas sebagai berikut:

1. Mampu mengembangkan cara baru dan inovatif dalam mengatasi suatu


masalah.
2. Mampu memberikan sebuah perubahan atau perbedaan sehingga sering
dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding result).
3. Mampu mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjuatan atau dampak
dan manfaatnya berkelanjutan (tidak sesaat).
4. Mampu menjadi model dan memberi inspirasi dalam membuat kebijakan.
5. Cara dan metode yang digunakan bersifat ekonomis dan efisien.
B. Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kegiatan mencoba untuk mempengaruhi orang lain


untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi (Timpe, 1993). Menurut Robbins
dan Coulter (2010), kepemimpinan merupakan proses memimpin sebuah
kelompok dan mempengaruhi kelompok tersebut dalam mencapai tujuannya.
Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha
semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan,
hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi menjadi renggang atau
lemah, keadaan ini menimbulkan situasi di mana karyawan bekerja untuk
mencapai tujuan pribadinya, sedangkan keseluruhan organisasi menjadi tidak
efisien dalam mencapai sasaran-sasarannya oleh karena itu, kepemimpinan sangat
diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses (Reksohadiprodjo dan Handoko,
1996).

Kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah,
bertanggungjawab atas tercapainya tujuan, peran, dan mutu pendidikan di
sekolahnya. Dengan demikian agar tujuan sekolah dapat tercapai, maka kepala
sekolah dalam melaksanakan tugasnya dan fungsinya memerlukan suatu gaya
dalam memimpin, dan hal tersebut dikenal dengan gaya kepemimpinan kepala
sekolah. Merujuk pada Peraturan Menteri tentang pendidikan nasional dapat
diketahui bahwa terdapat tujuh peran utama kepala sekolah di dalam institusi
pendidikan yang di pimpinnya, yaitu sebagai 1) Educator, 2) Manajer, 3)
Administrator, 4) Supervisor, 5) Leader, 6) Pencipta iklim kerja, 7).
Wirausahawan.1 Berdasarkan hal di atas, maka kepala sekolah sebagai pemimpin
memiliki tujuh peran kepemimpinan. Adapun salah satu unsur utama dari
kepemimpinan kepala sekolah adalah gaya kepemimpinannya sebagai pemimpin
di sekolah yang dipimpinnya.

C. Peran Kepala Sekolah Abad 21


 Instructional Laeader

Menurut Bush (Wibowo, 2016:196) menyatakan bahwa peningkatan


pengelolaan pembelajaran telah mengarah kepada “instructional leadership”
(kepemimpinan pembelajaran) atau disebut juga “learning centered leadership”
(kepemimpinan berpusat pembelajaran). Kepemimpinan pada pembelajaran
mempunyai kemampuan yang besar guna mempengaruhi out come di sekolah
maupun peserta didik. Kepemimpinan pembelajaran menjamin kualitas
pengajaran, disisi lain kepemimpinan pembelajaran menghubungkan antara
spektrum yang lebih luas untuk mendukung pembelajaran. Sedangkan menurut
Daryanto (2011:69) juga mengatakan bahwa kepemimpinan pembelajaran dapat
disebut juga dengan kepemimpinan intruksional yaitu kepemimpinan yang fokus
terhadap pembelajaran yang didalamnya berupa kurikulum, proses belajar
mengajar,penilaian hasil belajar, layanan prima, dan mampu membangun
komunitas belajar di sekolah.

 Community Laeder

Kepemimpinan komunitas (community leadership) dilakukan pada kondisi


dengan perbedaan struktur dan tujuan baik pada anggota maupun pihak-pihak
yang berkepentingan lainnya. Kepemimpinan komunitas juga tidak menggunakan
kewenangan dan otoritasnya dapat secara sendirian dalam mencapai tujuan,
namun harus bersama-sama dengan yang lain (Ricketts, 2005). Kepemimpinan
komunitas berkaitan dengan tugas atau tahap yang harus dilakukan dalam
memberdayakan masyarakat.
Kepala Sekolah sebagai pemimpin komunitas sekolah berperan dalam
memberdayakan masyarakat sekolah. Memberdayakan masyarakat dengan
berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan kamampuan masyarakat sekolah,
sehingga setiap masyarakat sekolah mampu secara mandiri dapat meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah tersebut.
 Visionary Laeder

Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta,


merumuskan, mengkomunikasikan atau mensosialisasikan atau
mentransformasikan dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang
berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi
dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang
harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil(Aan Komariah
dan Cepi Triatna, 2005: 82).

Dalam memimpin sebuah lembaga kepala sekolah menjadi salah satu pelaku
utama penentu visi dan tujuan sekolah sebagai arah gerak lembaga yang
dipimpinnya. Visi dan tujuan sekolah tersebut menjadi landasan dalam
terbentuknya kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

D. Gaya Kepemimpinan
Menurut (Purwanto, 2012) gaya kepemimpinan adalah suatu cara atau teknik
seseorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah
suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan
organisasi (Susanto dan Putra, 2010). Dapat disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan adalah upaya yang dilakukan oleh seoang pemimpin dalam
mempengarui perilaku anggotanya untuk mencapai visi dan misi organisasi.
Secara umum, Karwati dan Priansa (2013:178-179) mengungkapkan ada tiga gaya
kepemimpinan kepala sekolah yaitu, gaya kepemimpinan otokratis, gaya
kepemimpinan demokrasi dan gaya kepemimpinan laissez-faire.

1) Gaya kepemimpinan otokratis

Dalam gaya kepemimpinan otokratis, seorang pemimpin tidak memberikan


wewenang pengambilan keputusan kepada bawahan. Pengambilan keputusan
biasanya tidak melakukan konsultasi atau mendengarkan gagasan dari bawahan
terlebih dahulu. Para pemimpin otokratis percaya imbalan dan hukuman sebagai
motivasi. Pegawasan terhadap bawahan bersifat ketat, langsung, dan tepat.
Komunikasi bersifat satu arah ke bawah. Gaya kepemimpinan ini sangat berguna
pada saat keputusan harus diambil secepatnya atau ketika keputusan tersebut tidak
memerlukan masukan tim atau bawahannya. Pemimpin yang menggunakan gaya
otokratis ini harus memiliki semua informasi untuk memecahkan masalah dan
kemampuan dalam mempengaruhi anggota tim ataupun bawahannya untuk
bekerjasama agar tercapainya tujuan yang dikehendakinya (Susanto dan Putra,
2010). Menurut Puni et al. (2016), gaya kepemimpinan otokratis berguna untuk
karyawan baru yang tak terlatih dan tidak tahu tugas mana yang harus dilakukan
atau prosedur mana yang harus diikuti. Selain itu, gaya kepemimpinan otokratis
berguna dalam situasi proyek jangka pendek dengan elemen yang sangat teknis,
kompleks atau berisiko, di mana harus diselesaikan dalam spesifikasi yang tepat.

2) Gaya kepemimpinan demokrasi

Dalam gaya kepemimpinan demokrasi, seorang pemimpin biasanya meminta


pendapat atau nasihat dari anggota tim atau bawahannya sebelum mengambil
keputusan. Anggota tim ataupun bawahannya didorong untuk lebih kreatif dan
diberi kesempatan untuk menyampaikan saran atau gagasannya meskipun
keputusan terakhir masih berada di tangan pemimpin. Komunikasi antara atasan
dan bawahan terjadi dua arah. Gaya kepemimpinan demokrasi biasanya
digunakan ketika seorang pemimpin mempunyai informasi yang cukup mengenai
kekuatan dan kelemahan bawahannya, sehingga bisa membagi tugas dan tanggung
jawab sesuai dengan ketrampilan masing-masing (Susanto dan Putra, 2010).
Menurut Puni et al. (2016), asumsi filosofis yang mendasari gaya kepemimpinan
demokrasi adalah secara alami semua orang adalah dapat dipercaya, memiliki
motivasi diri, seperti tanggung jawab dan menantang pekerjaan dan menganjurkan
organisasi untuk mendorong kerja sama tim, kinerja yang tinggi dan kepuasan.

3) Gaya kepemimpinan laissez-faire

Dalam gaya kepemimpinan laissez-faire, pemimpin akan memberikan


kebebasan penuh kepada bawahan dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan tugas yang dikerjakannya dan tentunya dengan batas waktu yang telah
ditentukan, namun pemimpin tetap bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat
oleh karyawan. Tujuan dan sasaran yang ditetapkan hanya bila diperlukan dan
dibutuhkan. Pemimpin berkomunikasi dengan bawahan hanya bila diperlukan.
Gaya kepemimpinan ini akan berhasil ketika karyawan mampu menganalisis
situasi dan menentukan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana cara
melakukannya. Gaya kepemimpinan ini akan berdampak negatif bagi bawahan
yang tidak dapat mengatur waktunya dengan baik dan tidak memiliki keahlian
serta pengetahuan yang cukup dalam mengerjakan tugasnya (Susanto dan Putra,
2010). Menurut Northouse (2007) seperti dikutip oleh Puni et al. (2016),
berdasarkan gaya ini, pemimpin mencoba untuk tetap low profile, menghormati
semua divisi dalam organisasi, mencoba untuk tidak menciptakan gelombang
gangguan, dan bergantung pada sedikit loyalis yang tersedia untuk menyelesaikan
pekerjaan.

Karwati dan Priansa (2012:179) menyatakan “empat pola perilaku


kepemimpinan yang lazim digunakan oleh kepala sekolah, yaitu gaya
kepemimpinan perilaku instruktif, konsultatif, partisipatif dan delegatif.”

a. Perilaku instruktif adalah komunikasi satu arah, pimpinan membatasi


peranan bawahan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
menjadi tanggung jawab pemimpin pelaksanaan pekerjaan diawasi dengan
ketat.
b. Perilaku konsultatif adalah pemimpin yang masih memberikan instruksi
yang cukup besar serta menentukan keputusan, diharapkan komunikasi
dua arah dan memberikan dukungan terhadap bawahan, pemimpin mau
mendengar keluhan dan perasaan bawahan dalam mengambil keputusan,
bantuan terhadap bawahan ditingkatkan tetapi pelaksanaa keputusan tetap
pada pemimpin.
c. Perilaku partisipatif adalah control atas pemecahan masalah dan
pengambilan keptusan antar pimpinan dan bawahan yang seimbang,
pemimpin dan bawahan juga sama-sama terlibat dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan, komunikasi dua arah makin
meningkat, pemimpin mendengarkan secara intensif keluhan bawahannya,
keikutsertaan bersama dalam pemecahan dan pengambilan keputusan
makin bertambah.
d. Perilaku delegatif adalah pemimpin mendiskusikan masalah yang
dihadapinya dengan bawahan dan selanjutnya mendelegasikan
pengambilan keputusan seluruhnya kepada bawahan, bawahan diberi hak
menentukan langkah-langkah bagaimana keputusan dilaksanakan, dan
bawahan diberikan wewenang untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai
dengan keputusan sendiri.
E. Analisis Best Practice Kepala Sekolah
 Ringkasan isi video :

“Peningkatan Mutu Pembelajaran Supervisi Akademik Kepala Sekolah di Masa


Pandemi Covid-19 Melalui Pembelajaran Daring dan Luring Tahun Pelajaran
2020-2021 SDN Cisaat Gadis”

Nama kepala sekolah: Evi Sukarwati, Spd.

Alamat sekolah : Jalan raya cisaat no.131 kecamatan cisaat kab.sukabumi

Banyak prestasi yang diraih dari tingkat kecamatan sampai dengan tingkat
provinsi sehingga SDN Cisaat Gadis menjadi sekolah favorit.
Visi sekolah :

1. Terbentuknya peserta didik yang cerdas,sehat, terampil, disiplin,


berwawasan IPTEK dan berakhlakul karimah

Misi Sekolah :

1. Meningkatkan hasil pembelajaran melalui PAIKEM


2. Mengembangkan pencapaian prestasi akademik dan non akademik
3. Memupuk gemar membaca buku pepustakaan
4. Membina olahraga dan budaya sunda
5. Menanamkan hidup disiplin dalam kehidupan sehari-hari
6. Mengembangkan wawasan IPTEK dan ICT
7. Ketakwaan melalui Pendidikan agama

Kepala sekolah memenuhi penelitian dengan membuat BEST PRACTICE


“Meningkatkan Mutu Pembelajaran Supervisi Akademik di Masa Pandemi Covid-
19 melalui pembelajaran Daring dan Luring

SDN Cisaat gadis mempunyai tenaga kependidikan yang berjumlah 20 orang yang
terdiri:

Guru kelas = 13 Orang

Guru bidang study = 4 orang

Operator = 1 orang

Penjaga sekolah = 1 orang

Atas kesepakatan sekolah, komite dan dewan kelas mengadakan home


visit, dikarenakan pembelajaran daring dan luring tidak semua orang tua tidak bisa
memenuhi. Kepala sekolah mempersentasikan dari pembelajaran tersebut, melalui
daring 83% dan melalui luring/home visit 27%. Upaya sekolah menyiapkan
sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan protocol kesehatan, menyiapkan
sekolah ramah anak. Kepala sekolah belum memaksimalkan perisapan yang
mendukung sarana prasaran sekolah ramah anak dikarenakan salah satu bangunan
sekolah yang tidak layak pakai. harapan kepala sekolah kepada pihak terkait:
untuk diperhatikan dan diperbaiki secepatnya.

Ibu Dewi Pertiwi salah satu guru di SDN Cisaat Gadis mengatakan bahwa
selama bertugas menjadi kepala sekolah SDN Cisaat Gadis ibu Evi membawa
banyak perubahan. Ibu Evi selalu memberikan tauladan dan motivasi kepada
guru-guru yang bertugas untuk terus meningkatkan profesionalitas dalam
mengajar. Ibu Evi senantiasa memberikan solusi dan nasehat kepada guru-guru
untuk mengatasi berbagai kesulitan yang ada.

 Hasil Analisa

Kelebihan: Kebijakan sekolah, komite dan dewan kelas adakan untuk home
visit menjadi kebijakan yang bagus. Hal tersebut mendukung efektivitas
pembelajaran, karena tidak semua siswa dapat melakukan pembelajaran daring
dengan maksimal. Mengingat tidak semua siswa memiliki fasislitas baik
ketersediaan jaringan dan sinyal, maupun kepemilikan alat HP atau laptop sebagai
pendukung pembelajaran daring. Kebijakan home visit yang dilakukan oleh
sekolah merupakan bentuk kebijakan yang menjawab kendala dari kekurangan
pembelajaran daring. Kegiatan Best Practice yang dilakukan oleh sekolah menjadi
kombinasi yang tepat disaat masa pandemi.

Kekurangan : Sarana dan prasarana sekolah belum mendukung secara


maksimal untuk kebijakan sekolah ramah anak yang dilakukan dikarenakan
bangunan salah satu bangunan sekolah yang tidak layak pakai.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kepala Sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki tanggung jawab untuk


dalam menjalanlan visi dan misi sekolah demi tercapainya tujuan, peran dan mutu
pendidikan di sekolah yang dipimbinnya. Melalui best practice kepala sekolah
melaporkan pelaksaan tugas pokok dan fungsinya selama bertugas.

Ibu Evi Sukarwati, S.pd. sebagai kepala sekolah SDN Cisaat Gadis
melaporkan pelaksanaan tugas melalui best practice berjudul “Peningkatan Mutu
Pembelajaran Supervisi Akademik Kepala Sekolah di Masa Pandemi Covid-19
Melalui Pembelajaran Daring dan Luring Tahun Pelajaran 2020-2021 SDN Cisaat
Gadis”. Melalui best practice tersebut dapat disimpulakn bahwa Ibu Evi Sukawati,
S.pd. menjalankan peran sebagai visionary leader sebagai kepala sekolah dan gaya
kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya kepemimpinan demokrasi dengan
menerapkan empat pola perilaku kepemimpinan yaitu perilaku instruktif,
konsultatif, partisipatif dan delegatif.”

Peran Kepala Sekolah sebagai visionary leader dapat dilihat dari banyak
prestasi yang diraih pada tingkat kecamatan sampai dengan tingkat provinsi
sehingga SDN Cisaat Gadis menjadi sekolah favorit. Prestasi yang dimiliki SDN
Cisaat Gadis tersebut merupakan salah satu hasil dari upaya sekolah dalam
menjalankan visi dan misi sekolah.Visi dan Misi tersebut menjadi dasar tujuan
dari sekolah untuk melakukan upaya kebijakan Best Practice yang dilakukan
sekolah. Kebijakan pelaksanaan Best Practice yang dilakukan sekolah dapat
menujukan representasi dari kepala sekolah yang memiliki peran sebagai
visionary leader.
Kepemimpinan yang demokratis di SDN Cisaat Gadis dapat dilihat melalui;

1. Pengambilan keputuasn berdasarkan kesepakatan bersama.


2. Terjalin komunikasi dua arah antara kepala sekolah dengan tenaga
pendidik.
3. Tenaga pendidik diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.

Penerapan empat pola perilaku kepemimpinan yang diterapkan di SDN Cisaat


Gadis;

1. Perilaku Instruktif : Kepala sekolah menerima laporan kegiatan


pembelajaran.
2. Perilaku Konsultatif : Kepala sekolah senantiasa memberikan solusi dan
nasehat untuk memecahkan masalah.
3. Perilaku Partisipatif : Kepala sekolah bersama tenaga kependidikan
berpatisipasi aktif dalam mengambil keputusan bersama.
4. Perilaku Delegasi : Tenaga pendidik dapat menyesuaikan proses
pembelajaran berdasarkan kondisi peserta didik.
B. Saran

Best practice kepala sekolah merupakan wujud laporan yang dibuat oleh
kepala sekolah yang menampilkan berbagai pengalaman terbaiknya dalam
bertugas. Best practice sebaiknya dibuat dengan sebaik-baiknya baik secara
tertulis maupun dalam bentuk video. Dalam mempresentasikan best practice
kepala sekolah sebaiknya memperhatikan bagian-bagian yang penting untuk
ditampilkan.

Dalam melaksanakan kepemimpinannya kepala sekolah sebaiknya


memperhatikan peran kepala sekolah dan gaya kepemimpinan seperti apa yang
sebaiknya diterapkan dengan mmpertimbangkan dampak terhadap anggota yang
dipimpin. Menjadi pemimpin khusunya kepala sekolah memegang peran penting
dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan pada sekolah yang
dipimpinnya. Untuk itu penting bagi kepala sekolah untuk terus meningkatkan
profesionalitas sehingga tugas pokok dan peran sebagai kepala sekolah dapat
terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

BEST PRACTICE GAYA KEPEMIMPINAN VISIONER DI SD UNGGULAN MUSLIMAT NU


KUDUS. Abdulloh Hamid dan Santi Andriyani UIN Sunan Ampel Surabaya,
UNISNU Jepara. Volume 5, Nomor 2, 2017: 271-285. Diunduh pada 12 April
2021. Pukul 13:25. Pada file:///C:/Users/Asus/Downloads/3062-10684-1-PB.pdf

Best practice kepala sekolah SDN Cisaat Gadis Kec. Cisaat Kab. Sukabumi 43152.
https://youtu.be/Jg35l3xawZw

Community Leadership: Kepemimpinan pada PKBM. Ade Heryana, S,ST, M.KM. Prodi
Kesehatan Masyarakat Univ. Esa Unggul. 2020. Diakses pada 16 April 2021.
https://www.researchgate.net/publication/341903140_Community_Leadership

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH DI SDN MODEL BANYUWANGI. Arum


Kusuma Dewi, Karwanto. Prodi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Unversitas Negeri Surabaya. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan
Volume 08 Nomor 04 Tahun 2020, 379-388. Diunduh pada 16 April 2021. Pukul
20:39. Pada file:///C:/Users/Asus/Downloads/36787-Article%20Text-48057-1-
10-20201111.pdf

KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH. Nur Mukti. IAIN Purwokerto. Jurnal


Kependidikan, Vol. 6 No. 1 Juni 2018. Diunduh pada 16 April 2021. Pukul 20:55
WIB. Pada http://jurnalkependidikan.iainpurwokerto.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai