Anda di halaman 1dari 13

KETERAMPILAN BERBAHASA LISAN

DONGENG

DISUSUN OLEH :
KELAS 6I / KELOMPOK 2
SITI FATIMAH AZZAHRA 1901025027
IDA NAFISAH 1901025221
EDRA MEIEGA 1901025209
OCTA AMALIA DEWI 1901025245

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMAIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA, 2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...2
C. Tujuan Masalah...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Dongeng..........................................................................................................3
B. Jenis-jenis Dongeng.....................................................................................................3
C. Definisi Mendongeng...................................................................................................4
D. Manfaat Mendongeng.................................................................................................5
E. Tujuan Mendongeng...................................................................................................5
F. Cara Komunikasi yang Baik saat Mendongeng.......................................................7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................................................8
B. SARAN…………………………………………………………………………….....8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan resmue mata kuliah Keterampilan Berbahasa Lisan dengan judul “DONGENG”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keterampilan Bahasa Lisan. Adapun tujuan lain pembuatan resume ini adalah untuk dapat
menambah pengetahuan bagi penulis dan para pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pengampu mata kuliah ini, Ibu
Dr. Nini Ibrahim, M.pd yang telah membimbing penulis dalam penyusunan resume ini serta
pihak-pihak terkait yang berkontribusidalam pembuatan resume ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan resume ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan resume ini.

Jakarta, 30 Mei 2022

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng
biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur
5-10 tahun. Selain itu dongeng juga diceritakan para orang tua disaat menemani anak-
anaknya menjelang tidur. Anak-anak sangat suka ketika guru dan orang tua mereka
mendongeng, apalagi dongeng pengantar tidur. Imajinasi seorang anak akan berkembang
ketika mendengarkan sebuah dongeng. Anak-anak akan membayangkan tokoh, tempat,
dan peristiwa yang dikisahkan.
Hal ini cukup efektif, karena anak akan mampu menyerap dengan mudah
gambaran tentang baik dan buruknya sesuatu hal melalui isi sebuah dongeng. Kisah
dongeng membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi. Imajinasi dan fantasi
adalah sebuah proses kejiwaan yang sangat penting. Rasa ingin tahu ini sangat penting
bagi perkembangan intelektual anak. Penyampaian pesan moral bisa melalui nilai-nilai
positif melalui isi dongeng, biasanya lebih didengarkan anak. Karena anak senang
medengarkannya, maka secara otomatis pesan-pesan yang kita selipkan akan didengarkan
anak dengan senang hati. Dongeng dapat dinikmati beberapa kalangan, mulai dari anak-
anak, remaja, dan orang dewasa. Pesan moral yang disampaikan dalam dongeng biasanya
merupakan petunjuk bertingkah laku di masyarakat, ajaran baik dan buruk, tidak boleh
sombong dan durhaka, bermakna dan penuh surf tauladan, dan berbagai kegembiraan,
kebahagiaan, kesedihan, kemalangan, dan derita. Melalui pesan moral juga dapat melatih
perasan emosi, menghayati berbagai lakon dikehidupan manusia dan dapat berperan
dalam proses pembentukan watak seorang anak. (Sudarmadji, dkk. 1992:4).
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari "cerita tidak nyata atau
pemikiran fiktif' menjadi suatu alur perjalanan hidup. Di dalam dongeng terkandung
pesan moral yang mengajarkan makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk
lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang
yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Dongeng

iii
memiliki beragam jenis, antara lain mitos, legenda, sage dan fable. Namun sekarang ini,
dongeng mulai dilupakan, karena banyak anak-anak tidak tahu dan tidak mengenal apa
itu dongeng. Padahal di dalam dongeng terkandung pesan moral yang mengajarkan
makna hidup dan penuh suri tauladan. Dongeng hampir pasti digantikan oleh televisi.
Televisi bukan hanya merupakan hiburan, bahkan sebagai gaya hidup, pendamping
hidup, pengasuh atau pengganti orang tua untuk menemani sang anak. Anak-anak
cenderung lebih suka dengan film kartun seperti Sponge Bob, Avatar, Shaun the Sheep,
Sinchan, Doraemon dan film sinetron serial anak seperti Garuda Impian dan Anak Kaki
Gunung. Selain itu pada saat ini anak-anak ini juga lebih suka dengan games yang ada di
computer dibandingkan membaca buku kisah-kisah dongeng. Hal ini disebabkan antara
lain, orang tua yang sibuk dengan urusan pekerjaannya, sehingga orang tua tidak
mempunyai waktu untuk lebih dekat dengan anak-anaknya. Sekarang kisah asli dari
dongeng tersebut hanya diambil sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan
ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya,
kisah aslinya seakan telah ditelan zaman. Sedangkan cerita yang berisi tokoh para hewan
disebut dengan fabel.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dongeng?
2. Apa saja jenis-jenis dongeng?
3. Apakah definisi mendongeng?
4. Apakah manfaat mendongeng?
5. Bagaimana cara membangun komunikasi yang baik saat mendongeng?

C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu :
1. Menjelaskan definisi dongeng.
2. Menjelaskan apa saja jenis-jenis dari dongeng.
3. Menjelaskan definisi mendongeng.
4. Menjelaskan dan mengetahui apa saja manfaat dari dongeng.
5. Menjelaskan cara membangun komunikasi yang baik saat mendongeng.

iv
6. Menjelaskan tujuan mendongen

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Dongeng
Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi.
Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, meskipun kenyataannya banyak dongeng
yang melukiskan kebenaran, mengandung pelajaran moral, atau sindiran. Dongeng juga
merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudia
diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa
membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian
dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan.
Dongeng biasanya disampaikan kepada anak-anak yang masih kecil oleh ayah,
ibu, nenek dan kakek. Biasanya dongeng disampaikan sebelum tidur kepada anak hingga
anak tertidur pulas. Biarpun begitu terlihat sederhana, namun anak-anak biasanya sangat
senang dan serius untuk mendengarkan dongeng jika dongeng itu di anggap menarik. Jadi
dongeng yang disampaikan harus bersifat positif agar baik untuk perkembangan mental
sang anak.
Dongeng dapat digunakan sebagai media yang mendidik serta membentuk
karakter yang positif pada anak oleh orang tua maupun guru. Dalam dongeng ditanamkan
nilai-nilai yang baik bagi anak melalui penghayatan tehadap maksud dari dongeng. Oleh
karena itu, dari pengertian dongeng sendiri melatih kognisi, afeksi secara imajinatif.
Anak akan lebih kreatif, selain itu melalui dongeng anak akan terlatih komunikasi dengan
mendengarkan kosakata dari pendongeng. Lewat pesan dongeng yang disampaikan
dengan tema-tema tertentu anak akan menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya
baik itu orang tua, guru, dan teman.

B. Jenis-jenis Dongeng
Dongeng memiliki berbagai macam jenis, adapun beberapa jenis dari dongeng
yaitu:

v
a) Mite
Mite menurut Poerwadarminto (1985) adalah “cerita yang berhubungan
dengan kepercayaan masyarakat yang tidak dapat dibuktikan dengan
kebenarannya”. Jadi mite merupakan cerita tentang kepercayaan suatu
masyarakat yang diyakini oleh masyarakat tetapi tidak dapat dibuktikan
kebenarannya.

b) Dongeng Futuristik (modern)


Dongeng Futuristik (modern) disebut juga sebagai dongeng fantasi. Dongeng
ini biasanya bercerita tentang sesuatu yang fantastik atau tentang masa depan.
Seperti Aladin, Cinderella, dan lain sebagainya.

c) Fabel
Fabel merupakan dongeng tentang binatang yang digambarkan seperti
manusia (perilaku kehidupan hewan yang menyindir tentang kehidupan
manusia). Binatang-binatang dalam cerita ini dapat berbicara dan berakal budi
pekerti seperti manusia.

d) Dongeng Sejarah
Dongeng Sejarah biasanya terkait dengan suatu peristiwa bersejarah. Dongeng
seperti ini banyak menceritakan tema tentang kepahlawanan. Seperti kisah
Rasulullah SAW, perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia, dan
sebagainya. Dongeng sejarah disebut juga sebagai sage. Menurut sari kata
bahasa Indonesia 2007, sage yaitu dongeng yang mengandung unsur sejarah.
Sage menurut Poerwadarminto (1985) adalah “Cerita yang mendasar peristiwa
sejarah yang telah bercampur dengan fantasi rakyat”.

e) Dongeng Terapi (Traumatic Healing)


Dongeng ini ditujukan pada anak-anak yang telah mengalami bencana atau
anak-anak yang sedang sakit. Dongeng ini membuat rileks saraf-saraf otak
dan menenangkan hati mereka.

vi
C. Definisi Mendongeng
Mendongeng adalah suatu keterampilan berbahasa lisan yang bersifat produktif.
Mendongeng merupakan bagian dari keterampilan berbicara yang bukan hanya sekedar
keterampilan berkomunikasi, tetapi juga sebagai seni.
Pada masa lalu mendongeng merupakan kegiatan yang mendapat perhatian, hidup
pendongeng bahkan dijamin oleh raja, di lingkungan istana pendongeng bertugas
menghibur raja ketika raja berduka karena itu mereka disebut dengan pelipur lara. Di luar
istana nenek moyang kita ternyata juga hebat dalam bercerita. Petualangan di rimba raya
atau samudra luas mereka dongengkan dengan penuh rasa bangga. (Priyono, 2001:4)
Mendongeng merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan karena banyak
manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan tersebut. Dengan mendongeng seseorang bisa
menyajikan fakta-fakta secara sederhana. Ketika seorang pendongeng bercerita tentang
sekuntum bunga mawar atau seekor ikan emas secara tidak sadar dia sedang mengajarkan
ilmu pengetahuan alam kepada anak-anak secara sederhana dan menarik. Kegiatan
mendongeng sebenarnya tidak sekedar bersifat hiburan saja, tetapi mempunyai tujuan.

D. Manfaat Mendongeng
1. Sebagai alat pendidikan budi pekerti
2. Sebagai metode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan dasar keterampilan lain
3. Memberi ruang lingkup yang bebas (kepekaan social)
4. Memberi contoh menyikapi suatu Permasalahan
5. Memberi barometer sosial
6. Memberi pelajaran budaya dan budi Pekerti
7. Memberi ruang gerak merangkap dan Mengaplikasikan nilai
8. Memberi efek psikologis positif
9. Membangkitkan rasa ingin tahu
10. Memberi daya tarik bersekolah
11. Memberi makna bagi proses belajar.

vii
E. Tujuan Mendongeng
1. Merangsang dan menumbuhkan imajinasi dan daya fantasi anak secara wajar.
2. Mengembangkan daya penalaran sikap kritis serta kreatif.Mempunyai sikap
kepedulian terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa.
3. Dapat membedakan perbuatan yang baik dan perlu ditiru dengan yang buruk dan
tidak perlu dicontoh.
4. Punya rasa hormat dan mendorong terciptanya kepercayaan diri dan sikap terpuji
pada anak.
Agar tujuan mendongeng dapat tercapai, dalam mendongeng hendaknya dipilih
dongeng yang sesuai dengan usia anak. Dongeng yang dibawakan jangan sampai
menjadi mimpi buruk bagi anak. Selain sesuai dengan usia anak dongeng hendaknya
mengandung unsur nilai-nilai pendidikan dan hiburan, bahasa yang digunakan untuk
mendongeng harus sederhana sesuai dengan tingkat pengetahuan anak. Menurut
Priyono ada beberapa hal penting yang harus dilakukan seorang pendongeng, yaitu:
1) Pendongeng harus ekspresif dan enerjik untuk menarik perhatian anak. Jika
pendongeng terlihat tidak bersemangat dalam menyajikan cerita, anak-anak tidak
akan tertarik mendengarkannya. Dalam mendongeng harus ada perubahan
intonasi, mimik wajah, dan gerakan tubuh.
2) Pendongeng harus banyak membaca sehingga cerita yang disampaikannya
bervariasi, anak akan bosan jika mendengar cerita yang sama. Dengan banyak
membaca pendongeng juga dapat berimprovisasi dalam mendongeng.
3) Memilih cerita yang mempunyai pesan, tidak semua cerita rakyat mempunyai
pesan moral yang baik untuk anak-anak, pilihlah cerita rakyat yang pesan dan
budayanya dapat ditiru anak-anak.
4) Sesuaikan dengan usia anak karena setiap tingkatan umur memiliki cara bercerita
atau mendongeng yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan informasi
yang berbeda di tiap tingkatan umur.
Mendongeng bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu mendongeng tanpa alat
peraga dan mendongeng dengan alat peraga. Mendongeng tanpa alat peraga biasa
dilakukan oleh seorang ibu/nenek kepada cucunya dan guru kepada muridnya.
Sedangkan mendongeng dengan alat peraga adalah mendongeng dengan dibantu

viii
oleh alat peraga, misalnya mendongeng dengan cara membacakan buku cerita
bergambar, sambil memainkan boneka, atau dibantu oleh adengan frahmen
tergantung kretivitas pendongeng. Apa pun cara yang dilakukan sebelum
mendongeng seorang pendongeng hendaknya sudah hafal jalan cerita dan
mengenal karakter tokoh-tokoh dongeng yang akan dibawakan

ix
F. Cara Komunikasi yang Baik saat Mendongeng
1. Berceritalah tentang sesuatu yang benar-benar dikuasai.
2. Carilah sumber-sumber baru, Jangan berpatokan terlalu aku tentang sumber cerita
lakukan interpolasi (penambahan unsur), pengurangan dan penyesuaian sesuai tujuan
penceritaan.
3. Lakukan Jangan hanya mengandalkan pengalaman. Lakukan inovasi dan perbaikan
bercerita secara periodik.
4. Membuat penataan ruang kelas melingkar untuk mengurangi gangguan suara dari
luar.
5. Dongeng sebagai pengantar materi pembelajaran sebagaimana disarankan oleh
kurikulum
6. Kuasai materi dongeng, Teknik vokal, ekspresi wajah dan olah tubuh dalam cerita,
menggunakan alat bantu peraga seperti boneka serta melakukan improvisasi suara
agar cerita menjadi lebih hidup.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi.
Mendongeng dapat dilakukan tanpa alat peraga dapat pula dilakukan dengan alat peraga. Saat
mendongeng dongeng yang disampaikan harus disesuaikan dengan usia anak yang
mendengarkan dongeng tersebut. Memiliki banyak manfaat untuk melatih daya konsentrasi
anak, menumbuhkan minat baca anak. mengandung unsur nilai-nilai pendidikan dan hiburan,
bahasa yang digunakan untuk mendongeng harus sederhana sesuai dengan tingkat
pengetahuan anak.

B. SARAN

11
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/anuva/article/download/2739/1666#:~:text=3.%20Berbagai
%20manfaat%20yang%20dapat,4)%20Melatih%20daya%20konsentrasi.

http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/download/901/813

12

Anda mungkin juga menyukai