Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP MENDONGENG YANG BERISIKAN ISI CERITA, MEDIA

DONGENG, SUARA PENDUKUNG, MANFAAT DAN TUJUAN MENDONGENG

Dosen Pengampu :

Izza Fitri, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Adistiani ( 1930210119 )
2. Ade Merly Anggraini ( 1930210076 )
3. Anisa Widya Fahrani ( 1930210104)
4. Carlis Purnia ( 1930210110)
5. Indah Tri Anggini ( 1930210086)
6. Yuda Pratama ( 1930210106)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan taufik rahmatnya, dan
hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Seni Mendongeng,
dalam makalah ini kami membahas tentang isi cerita, media dongeng, suara pendukung,
manfaat dan tujuan dongeng.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Izza Fitri, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Seni Mendongeng atas dedikasinya kepada kami untuk
menyelesaikan tugas makalah. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kami dan para pembaca.

Penulisan makalah ini memohon maaf apabila masih terdapat kesalahan kata dalam
penulisan dan mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah di kemudian hari.

Palembang, 8 Maret 2022

Penulis Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1

3. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Isi Cerita ................................................................................................................ 3

B. Media Mendongeng ............................................................................................... 3

C. Suara Pendukung ................................................................................................... 7

D. Manfaat Mendongeng ............................................................................................ 9

E. Tujuan Mendongeng .............................................................................................. 11

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mendongeng merupakan salah satu bentuk tradisi lisan sebagai sarana


komunikasi dan merekam peristiwa-peristiwa kehidupan, sudah ada berabad-abad
yang lalu. Tradisi lisan ini terus berkembang, dan pernah menjadi primadona bagi ibu
atau nenek dalam mengantar tidur anak atau cucu mereka. Namun seiring dengan
perkembangan teknologi yang semakin pesat dan faktor kesibukan yang
semakin meningkat tradisi mendongeng banyak ditinggalkan orang. Televisi,
film, dan gadget lebih menarik perhatian dibanding mendongeng. Seorang ibu yang
biasanya mendongeng saat anaknya menjelang tidur seringkali tidak mengetahui
bahwa anaknya sudah berangkat tidur karena asyik dengan acara televisi atau
handphondnya. Mendongeng merupakan kegiatan yang tampaknya sepele, tetapi
sangat berarti bagi perkembangan jiwa anak. Menurut Priyono Mendongeng bila
dilakukan dengan pendekatan yang sangat akrab akan mendorong terbukanya
cakrawala pemikiran anak, sejalan dengan pertumbuhan jiwa sehingga mereka akan
mendapat sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya dan dapat memilih mana
yang baik dan mana yang buruk.(2001:vi).

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja isi cerita pada dongeng?

2. Apa saja media yang digunakan untuk mendongeng?

3. Bagaimana membuat suara Pendukung?

4. Apa saja manfaat dari berdongeng?

5. Apa tujuan dari mendongeng?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Apa saja isi cerita pada dongeng

2. Untuk mengetahui Apa saja media yang digunakan untuk mendongeng

3. Untuk mengetahui Bagaimana membuat suara Pendukung

4. Untuk mengetahui Apa saja manfaat dari berdongeng

5. Untuk mengetahui Apa tujuan dari mendongeng

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Isi Cerita
Isi cerita sendiri didefinisikan sebagai inti cerita pada sebuah paragraf. Isi
cerita dapat ditemukan pada kalimat utama setiap paragraf. Kalimat utama
merupakan kalimat yang menjadi hal utama yang dibicaran pada paragraf.
Kalimat utama dapat ditemukan di awal paragraf (deduktif), akhir paragraf
(induktif), dan awal serta akhir paragraf (campuran).
Didalam cerita dongeng haruslah dongeng yang isinya mengajarkan karakter,
moral, dan pengetahuan keilmuan. Aspek moral dalam dongeng hendaknya tidak
menyiratkan kesan ambiguitas moralitas. Beberapa dongeng seperti ini banyak
ditemui dalam konteks ke Indonesiaan, misalnya dongeng tentang kancil dan
buaya, cerita anak yang membangkitkan dendam, dan cerita tentang ibu tiri yang
kejam, dongeng semacam ini hendaknya tidak dipilih guru sebagai bahan ajar
mendongeng. Selain itu dongeng yang baik adalah dongeng yang menarik bagi
anak sehingga mereka akan termotivasi untuk menyimak dongeng tersebut.
Berdasarkan hal ini dongeng yang dipilih hendaknya bukan dongeng yang sudah
dikenal anak melainkan dongeng baru yang mungkin belum diketahui anak.
Bertemali dengan hal ini, guru dituntut pula menyusun dongeng karyanya sendiri.

B. Media Dongeng
Pada umumnya orang tua bingung bagaimana cara mendongeng untuk
anaknya. Padahal mendongeng merupakan suatu hal yang tidak sulit karena
terdapat dua media yang bisa digunakan untuk mendongeng. Pertama,
mendongeng dengan buku. Kedua, mendongeng nonbuku. Kedua media tersebut
dapat digunakan untuk menunjang mendongeng.
1. Media Mendongeng Dengan Buku
Media mendongeng dengan buku seringkali digunakan karena hanya
membacakan isi cerita yang ada di dalamnya. Ada beberapa langkah mendongeng
dengan buku (Jim Treales, 2017;56).
a. Pilih buku sesuai perkembangan anak
Pemilihan buku dongeng sesuai dengan perkembangan anak akan membuat anak
mengetahui dan memahami dunianya

3
b. Sebutkan judul
Sebelum memulai mendongeng, sebutkan judul cerita yang akan dibacakan.
Guna menyebutkan judul cerita kepada anak adalah agar anak mengetahui cerita
apa yang akan didengar. Selain menyenbutkan judul sebutkan pula pengarangnya
dan tunjukkan kata-kata yang dibaca.
c. Bacakan dongeng secara ekspresif
Membacakan dongeng tidak seperti membaca surat kabar atau berita,
membacakan dongeng harus ekspresif. Mengapa harus ekspresif? Agar lebih
menarik dan anak senang mendengarkan cerita yang dibacakan.
d. Gunakan suara yang berbeda
Upayakan ketika mendongeng menggunakan suara sesuai karakter yang terdapat
dalam cerita. Hal ini membuat anak lebih kaya mengenal dan mengetahui alam
sekitarnya. Misalnya suara ayam, suara bebek, atau suara lainnya.
e. Gunakan efek drama
Membacakan dongeng kepada anak tidak datar tetapi dapat menggunakan efek
drama. Efek drama dalam mendongeng dapat berupa rengekan, tertawa, tangisan,
bersedih, berbisik, atau yang lainnya. Tujuan efek drama dalam mendongeng
adal;ah membuat suasana lebih hidup dan mengesankan.
f. Ajukan pertanyaan
Pemilhan media dongeng dengan buku jangan hanya dibacakan saja kemudian
selesai tetapi ajukan pertanyaan dari isi cerita yang dibacakan. Tujuan
mengajukan pertanyaan adalah untuk mengingatkan kembali cerita yang telah
didengar.
g. Pakai Gerakan
Walau membacakan dongeng terkadang duduk dan memegang buku tetapi jangan
lupa pakai gerakan. Gerakan atau bahasa tubuh dalam mendongeng memiliki
manfaatpenting bagi anak karena anak mengingat terus cerita yang telah didengar.
h. Meminta tanggapan anak
Setelah selesai upayakan meminta tanggapan anak. Tanggapan itu dapat berupa
pertanyaan. Misalnya, “Apakah yang akan terjadi antara Si Kancil dengan
Kurakura?”
i. Biarkan anak bertanya
Biarkan anak bertanya karena rasa keingintahuannya. Terkadang dipertengahan
cerita anak bertanya “Kok bisa Angsa berpisah dengan keluarganya?”

4
j. Buat cerita
Setelah membacakan dongeng kepada anak dapat membuat cerita atau
mengembangkan cerita yang telah dibacakan. Hal ini bertujuan untuk merekatkan
hubungan antara orang tua dan anaknya.
k. Beri kesempatan anak bercerita
Beri kesempatan anak menceritakan kembali kisah yang telah didengar dengan
bahasanya sendiri. Sekaligus orang tua dapat mengetahui bahwa anaknya mampu
menghapal cerita yang telah didengar.
2. Media Dongeng Nonbuku
Mendongeng tanpa buku biasanya pendongeng bercerita secara langsung
dengan merangsang cerita. Oleh karena itu, media dongeng tanpa buku
pendongeng harus menghapal dan mengembangkan cerita bahkan mampu
membuat cerita sendiri. Media dongeng nonbuku terdiri atas boneka, peraga
gambar, dan papan flanel.
a. Boneka
Selain mendongeng dengan membacakan cerita adapula mendongeng dengan
mediaboneka. Mendongeng dengan media boneka memiliki beberapa jenis, yaitu
boneka tangan, boneka gagang, dan boneka gantung.Boneka tangan terbuat dari
beberapa jenis bahan, bahan flanel, bahan velboa, bahan nylex, atau bahan rasfur.
Bahan yang paling mudah dicari dan dibuat untuk media dongeng adalah bahan
flanel.
Bercerita dengan boneka tangan lebih mudah karena hanya memasukan tangan
ke dalam lubang boneka. Setelah itu, menggerakan boneka sesuai dengan isi cerita
yang akan disampaikan. Hanya pencerita harus menghafal isi cerita atau
mengembangkan cerita sesuai dengan karakter bonekanya. Hanya pencerita harus
menghafal isi cerita atau mengembangkan cerita sesuai dengan karakter
bonekanya.
Pada umumnya boneka gagang terbuat dari gambar atau boneka yang diberi
penyangga. Sedangkan gagang yang digunakan untuk menjalankannya bisa terbuat
dari tusuk sateatau sumpit. Ketika membuat media dongeng dengan boneka
gagang, pencerita juga harus mempersiapkan latarnya dengan tepat. Misalnya
gunung, awan, pohon, dan yang lain.
Boneka gantung terbuat dari boneka atau gambar hanya saja untuk
menjalankan atau menggerakkan boneka tersebut menggunakan tali. Terkadang

5
pencerita berada di atas boneka. Agar lebih menarik ketika bercerita dengan
boneka gantung gunakanlah latar yang tepat sehingga menarik untuk disaksikan
oleh anak-anak
Media mendongeng dengan boneka memiliki langkah-langkah tersendiri.
Langkah tersebut, yaitu;
1) Pilihlah boneka jenis boneka yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk
penciptaan latar atau properti mendongeng.
2) Setelah memilih jenis boneka, perhatikan jarak boneka dengan mulut.
Upayakan jangan terlalu dekat dengan mulut.
3) Apabila menggunakan meja, tutup meja dengan kain. Hal ini bertujuan agar
anakanak lebih terfokus pada pencerita.
4) Mendongeng dengan boneka membutuhkan dua orang. Satu orang sebagai
pencerita dan satu orang lagi mempersiapkan properti dan backsound.
5) Maksimalkan latar. Upayakan persiapkan latar seperti rumput, gunung, atau
awan. Hal ini bertujuan untuk menghidupkan cerita.
6) Hadirkan musik pengiring. Tujuan dihadirkannya musik pengiring untuk
menghidupkansuasana ditambah lagi dengan musik-musik yang berkaitan isi
cerita.
7) Buat suasana dramatik. Menghidupkan karakter-karakter yang terdapat dalam
dongeng dengan tepat. Misalnya Si Bebek yang manja, membuat suara bebek
yang manja.

a. Peraga Gambar
Langkah-langkah mendongeng dengan peraga gambar berbeda dengan
boneka. Mendongeng dengan peraga gambar harus menyesuiakan gambar
dengan isi ceritanya. Lebih lengkapnya mari kita pahami langkah mendongeng
dengan peraga gambar.
1) Pilih gambar sesuai isi cerita. Upayakan memilih gambar dengan warna
yang menarik.
2) Urutkan gambar sesuai isi cerita yang akan disampaikan.
3) Sinkronkan cerita dengan gambar yangtelah disiapkan.
4) Tunjuk objek gambar yang akan menjadi bahan cerita.
5) Gambar harus selalu menghadap ke anak.

6
6) Letakkan gambar di posisi kiri. Hal ini bertujuan agar ekspresi pencerita
terlihat oleh anak.
7) Kemudian perhatikan ekpresi anak ketika mendengarkan cerita.
b. Papan Flanel
Papan flanel merupakan media mendongeng dengan menggunakan
papan yang dilapisi bahan flanel. Biasanya papan flanel yang digunakan untuk
bercerita berisi potongan gambar dan gambar tersebut dapat dilepas.
Begitupula yang dinyatakan oleh Dhieni (2007: 17) bahwa bercerita dengan
papan flanel merupakan kegiatan bercerita dengan potongan gambar lepas
yang melukiskan adegan cerita yang akan disajikan dalam papan flanel.
Adabeberapa langkah bercerita dengan papan flanel, yaitu:
1) Siapkan potongan gambar yang menarik sesuai cerita.
2) Tempelkan gambar di tengah papan flanel, agar anak menarik melihatnya.
3) Gunakan alat penunjuk gambar. Hal ini bertujuan untuk memandu cerita.
4) Upayakan tidak salah dalam penyebutan tokoh.
5) Setelah menggunakan potongan gambar, dilipat kembali agar rapi.
6) Sesekali ajak anak berdialog untuk mengetahui apakah anak memahami
cerita.
7) Libatkan anak dalam memahami karakter yang diceritakan.
8) Tambahkan lagu yang riang agar suasana menjadi lebih hidup.
9) Pastikan anak memperhatikan cerita dan pencerita.
10) Mintalah anak menceritakan kembali cerita yang telah didengar.

C. Suara Pendukung
Suara pendukung dalam pendukung Dalam dongeng mampu menghidupkan
suasana Mendongeng menjadi menarik. Bahkan anak Mengetahui karakter-
karakter suara binatang misalnya dari pendongeng. Selain itu, suara pendukung
dalam dongeng mampu menarik Perhatian anak agar anak tidak bosan dalam
Mendengarkan cerita. Manfaat mendongeng untuk anak Tentunya sangat penting.
Mengapa sangat penting? Karena melalui mendongeng mampu membentuk
karakter seorang anak. Terdapat Enam manfaat mendongeng bagi anak.
Berikut Manfaat mendongeng:

7
1. Manfaat Mendongeng bagi anak dan orangtua
Membangun Komunikasi antara Orang Tua Dan anakMendongeng memiliki
manfaat penting Bagi orang tua dan anak karena mampu Membangun kontak batin.
Kontak batin antara Orang tua dan anak merupakan komunikasi Intensif sehingga
terjalin hubungan yang erat Antara orang tua dan anak.
2. Media Penyampaian Pesan
Mendongeng sebagai media penyampaian pesan yang dilakukan orang Tua
kepada anaknya dan guru kepadaSiswanya. Media penyampaian pesan dalam
Mendongeng biasanya berupa pesan moral, Agama, dan sopan santun sehingga
seorang Anak akan mengetahui mana yang baik dan Mana yang tidak. Biasanya
pesan dalam Dongeng disisipkan melalui tokoh-tokoh Yang terdapat dalam
dongeng.
3. Mengembangkan Imajinasi
Dunia anak adalah dunia imajinasi. Tak Heran jika seorang anak mampu
memiliki Teman khayalan dalam kehidupannya. Melalui dongeng peran orang
tualah yang mengarahkan imajinasi anak ke arah yang positif dan terkontrol.
Melalui imajinasi yang dikembangkan melalui dongeng seorangAnak mampu
menjalin komunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
4. Mengembangkan Kecerdasan Emosi
Kegiatan mendongeng dapat mengembangkan kecerdasan emosional seorang
Anak. Anak akan belajar nilai-nilai moral Yang terkandung dalam tokoh-tokoh
yang Terdapat dalam dongeng. Misalnya melalui Dongeng dapat melatih kesabaran
seorang Anak melalui tokohnya yang menunggu Pisang masak dipohon.
5. Menumbuhkan Minat Membaca
Apabila orang tua sering membacakan Dongeng untuk anaknya maka tak hejika
seorang anak akan penasaran dan Akan mencari tahu cerita yang didengarnya.
Bahkan ada anak yang minta dibacakan Cerita sampai berkali-kali sehingga ia
hafal Betul cerita yang pernah didengar. Inilah Awal menumbuhkan minat
membaca kepada Anak.
6. Mengembangkan Karakter
Melalui mendongeng anak mampu Mengembangkan karakter. Ketika seorang
Anak mendengar dongeng mereka mampu Berimajinasi menjadi apa saja melalui
Karakter tokoh yang didengar.

8
D. Manfaat Mendongeng
Mendongeng adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan
atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan
pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. 1 Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa mendongeng adalah suatu keterampilan berbahasa lisan yang
bersifat produktif. Mendongeng merupakan bagian dari keterampilan berbicara
yang bukan hanya sekedar keterampilan berkomunikasi, tetapi juga sebagai seni.
Sebagaimana orang dewasa, anak-anak memperoleh pelepasan emosional
melalui pengalaman fiktif yang tidak pernah dialaminya dalam kehidupan nyata.
Dongeng ternyata merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan
aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif
(penghayatan) anak-anak. 2Banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan
mendongeng, baik untuk anak-anak maupun pendongengnya. Manfaat tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Menumbuhkan sikap proaktif.
Anak akan terlatih untuk bersikap proaktif yang akan terus
dikembangkan dalam hidupnya, hal ini akan membantu perkembangan dan
pertumbuhan jiwa serta kreativitas anak.
2. Mempererat hubungan anak dengan orang tua.
Saat mendongeng ada jalinan komunikasi yang erat antara pendongeng
(orang tua) dengan anak. Melalui kata-kata, belaian , pelukan, pandangan
penuh sayang, senyuman ekspresi, kepedulian, dan sebagainya. hal tersebut
akan mempererat hubungan antara pendongeng dengan anak. Anak akan
merasa diperhatikan, disayang sehingga dia pun akan merasa lebih dekat.
Kedekatan akan membuat anak lebih nyaman, aman, bahagia sehingga
menciptakan sebuah situasi yang kondusif bagi perkembangan fisik maupun
psikisnya.
3. Menambah pengetahuan.
Cerita-cerita di dalam dongeng memberi pengetahuan baru bagi anak.
Cerita Legenda terjadinya suatu tempat misalnya akan memberi pengetahuan
tentang nama-nama tempat dan nama-nama tokoh. Cerita tentang binatang

1
Bachri, S Bachtiar.2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan Prosedurnya. Jakarta:
Depdikbud
2
Asfandiyar, Andi Yudha. 2007. Cara Pintar Mendongeng. Cetakan I. Bandung:Mizan Media Utama.

9
mengenalkan nama-nama binatang. Menurut pandanganyang mengatakan
bahwa penyadaran nilai moral anak sangat tepat jika dilakukan melalui cerita
atau dongeng sebab cerita atau dongeng merupakan media efektif untuk
menanamkan nilai dan estetika kepada anak. 3
4. Melatih daya konsentrasi
Dongeng sebagai sarana informasi dan komunikasi yang digemari
anak-anak melatih anak dalammemusatkan perhatian untuk beberapa saat
terhadap objek tertentu. Saat kita mendongeng anak memperhatikan kalimat-
kalimat yang kita keluarkan, gambar-gambar atau boneka di tangan kita. Saat
itu biasanya anak tidak mau diganggu ini menunjukkan bahwa anak sedang
konsentrasi mendengarkan dongeng. Apalagi jika kita mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan dongeng yang kita sampaikan. Kemampuan konsentrasi
yang baik menstimulasi kemampuan yang lain.
5. Menambah perbendaharaan kata.
Saat mendongeng banyak kata-kata yang digunakan, yang
kemungkinan merupakan kata baru bagi seorang anak, dengan demikian
perbendaharaan kata anak akan bertambah. Semakin banyak dongeng yang
didengar semakin banyak pula kata-kata baru yang diperkenalkan kepada
anak.
6. Menumbuhkan minat baca.
Jika kita mendongeng dengan menggunakan buku cerita, berarti kita
telah memperkenalkan benda bernama buku kepada anak. Jika anak tertarik
berarti kita telah menanamkan rasa cinta kepada buku, rasa cinta pada buku
akan menumbuhkan minat baca pada anak.
7. Memicu daya berpikir kritis anak.
Seorang anak biasanya selalu bertanya tentang hal-hal baru yang
belum pernah mereka temui, ketika mendengarkan dongeng yang belum
pernah mereka dengar mereka akan bertanya tentang hal baru tersebut ini akan
melatih anak untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya dan
memicu anak untuk berpikir kritis.

3
Sulistyorini,2009. Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,Yogyakarta: TERAS

10
8. Merangsang imajinasi, fantasi, dan kreativitas anak.
Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang
menarik. Rasa ingin tahu tersebut dapat menumbuhkan daya imajinasi, fantasi
dan kreativitas anak. Dongeng-dongeng yang disajikan dalamkonteks olah
logika dapat membangkitkan kemampuan imajinasi, fantasi, serta kreativitas
anak.
9. Memberi pelajaran tanpa terkesan menggurui
Pada saat mendengarkan dongeng anak dapat menikmati cerita
dongeng yang disampaikan sekaligus memahami nilai-nilai yang terkandung
dalam cerita dongeng tanpa diberithu secara langsung oleh pendongeng.

E. Tujuan Mendongeng
Tujuan Mendongeng antara lain Mengembangkan kecerdasan bahasa Si Kecil
akan belajar banyak kosakata, frasa, dan kalimat baru dari cerita yang Bunda atau
Ayah bacakan. Hal ini bermanfaat untuk melatih kemampuan komunikasinya
dengan orang lain. Mengasah ketajaman memori Melalui cerita, Si Kecil akan
berlatih mengingat karakter, alur cerita, tempat, dan sebagainya. Usai
mendongeng, Bunda atau Ayah bisa mencoba menanyakan kembali isi cerita atau
meminta Si Kecil menceritakannya ulang.
Melatih konsentrasi Saat mendengarkan dongeng yang Bunda atau Ayah
sampaikan, Si Kecil akan belajar memfokuskan perhatiannya dan berkonsentrasi
kepada cerita agar Ia dapat memahami isinya.Dongeng tidak hanya berkisah
tentang manusia, namun bisa kisah tentang binatang, tanaman, dan sebagainya.
Pada dasarnya semua yang ada di sekitar kita dapat diangkat menjadi dongeng.
Menarik tidaknya dongeng tergantung dari kreativitas pendongeng. Beberapa ahli
menggolongkan jenis dongeng menjadi beberapa kelompok. Salah satunya
penggolongan jenis dongeng oleh Anti Aarne dan StithThompson yang membagi
jenis dongeng ke dalam empat golongan besar, yaitu:

1) Dongeng Binatang (Animal Tales),

2) Dongeng Biasa (Ordinary Folktales),

3) Lelucon Dan Anekdot (Jokes And Anecdotes), Dan

4) Dongeng Berumus (Formula Tales).

11
Dongeng binatang adalah kisah tentang kehidupan binatang yang
digambarkan dan dapat berbicara seperti manusia. Di Indonesia dongeng binatang
yang paling populer adalah “Sang Kancil”, dengan tokoh utama Kancil (pelanduk)
yang digambarkan sebagai binatang yang cerdik yang selalu dapat mengalahkan
musuhnya yang lebih kuat dari dirinya, seperti harimau, ular, buaya, dan gajah.
Namun kancil kalah oleh siput, bintang yang ukuran badannya kecil dan jalannya
lamban. Dongeng biasa adalah dongeng yang ditokohi oleh manusia dan biasanya
bercerita tentang kisah suka duka seseorang. Dongeng biasa di Indonesia yang
mempunyai penyebaran luas menurut Danandjaja (1994: 98-106) ada beberapa
tipe, yaitu

1. Dongeng bertipe “Cinderella” (tokoh wanita yang tidak ada harapan dalam
hidupnya), misalnya “Bawang Merah dan Bawang Putih”, “Ande-Ande Lumut”,
Si Melati dan Si Kecubung”. Di samping Cinderella yang berjenis kelamin wanita
ada juga yang berjenis kelamin laki-laki, yang disebut Male Cinderella (tokoh
laki-laki yang tidak ada harpan dalam hidupnya), contoh “Joko Kendhil”, “I Rare
Sigaran” (Si Sebelah);

2. Dongeng bertipe “Oedipus”. Tiga unsur terpenting dalam dongeng-dongeng


bertipe Oedipus adalah motif-motif ramalan, pembunuhan seorang ayah oleh anak
kandungnya, dan perkawinan sumbang antara ibu dan putra
kandungnya,contohnya adalah dongeng “Sang Kuriang” atau disebut juga
“Legenda Terjadinya Gunung Tangkubanperahu”, “Prabu Watu Gunung”, dan
“BujangMunang”

3. Dongeng bertipe “Swan Maiden” (Gadis Burung Undan), yaitu dongeng atau
legenda mengisahkan seorang putri yang berasal dari burung udan atau bidadari
yang terpaksa menjadi manusia karena kulit burungnya atau pakaian bidadarinya
disembunyikan seorang laki-laki ketika dia sedang mandi. Ia kemudian menjadi
istri laki-laki itu dan baru dapat kembali ke kahyangan setelah menemukan
kembali kulit pakaian burung atau pakaian bidadarinya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Isi cerita sendiri didefinisikan sebagai inti cerita pada sebuah paragraf. Isi cerita
dapat ditemukan pada kalimat utama setiap paragraf. Didalam cerita dongeng haruslah
dongeng yang isinya mengajarkan karakter, moral, dan pengetahuan keilmuan. Aspek moral
dalam dongeng hendaknya tidak menyiratkan kesan ambiguitas moralitas. media yang bisa
digunakan untuk mendongeng. Pertama, mendongeng dengan buku. Kedua, mendongeng
nonbuku. Kedua media tersebut dapat digunakan untuk menunjang mendongeng.

Suara pendukung dalam pendukung dongeng mampu menghidupkan suasana


Mendongeng menjadi menarik. Bahkan anak Mengetahui karakter-karakter suara binatang
misalnya dari pendongeng. Selain itu, suara pendukung dalam dongeng mampu menarik
Perhatian anak agar anak tidak bosan dalam Mendengarkan cerita. Manfaat Mendongeng
dapat menumbuhkan sikap proaktif, mempererat hubungan anak dengan orang tua ,
menambah pengetahuan , melatih daya konsentrasi dan menumbuhkan minat baca.

Tujuan Mendongeng antara lain Mengembangkan kecerdasan bahasa Si Kecil akan


belajar banyak kosakata, frasa, dan kalimat baru dari cerita yang Bunda atau Ayah bacakan.
Hal ini bermanfaat untuk melatih kemampuan komunikasinya dengan orang lain. Mengasah
ketajaman memori Melalui cerita, Si Kecil akan berlatih mengingat karakter, alur cerita,
tempat, dan sebagainya. Usai mendongeng, Bunda atau Ayah bisa mencoba menanyakan
kembali isi cerita atau meminta Si Kecil menceritakannya ulang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asfandiyar, Andi Yudha. 2007. Cara Pintar Mendongeng. Cetakan I. Bandung:Mizan Media
Utama.
Bachri, S Bachtiar.2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan Prosedurnya.
Jakarta: Depdikbud
Danandjaja, James. 1994. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta:
Percetakan PT Temprint

Dhieni, N. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nur Aini Puspitasari, dkk. 2018. Keterampilan Mendongeng. Jakarta. Pustaka Ranggon.

Trelease, Jim. 2017. The Read-Aloud Handbook. Jakarta: Noura Publishing.

14

Anda mungkin juga menyukai