Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGELOLAAN TPA

PENGELOLAAN KEGIATAN BERBASIS SENTRA DI TPA

Dosen pengampu:

Fahmi, M.Pd

Disusun Oleh: kelompok 5

Selly Anggraini ( NIM 1930210132)

Yulyanti ( NIM 1930210044)

Zarah Delfina ( NIM 1930210105)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas


anugerahnya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Pengelolaan Circle Time Di Taman
Penitipan Anak (Tpa)”, meskipun kami menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan di dalamnya.

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini


adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah pengelolaan tpa
yang diampu oleh bapak fahmi, M.Pd. Semoga makalah
sederhana ini dapat di pahami dengan mudah bagi pembaca,
sekiranya

makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis


sendiri maupun bagi pembaca, serta dapat menambah
pengetahuan atau wawasan untuk kita semua. Sebelumnya
penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan baik penulisan kalimat maupun penulisan tokoh.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pengertian, Manfaat, Jenis, Dan Prinsip Umum Pendekatan Sentra Di
TPA ........................................................................................................... 3
a. Pengertian Sentra dan Manfaat Sentra ................................................ 4
b. Jenis Bermain Sentra dan jenis Sentra Bagi Anak Di TPA ................ 6
c. Pijakan Dalam Pendekatan Sentra ...................................................... 9
B. Prinsip, Rambu, Dan Pengaturan Kegiatan Berbasis Sentra Di TPA
a. Prinsip Umum Penekatan Sentra Di TPA ........................................... 11
b. Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendekatan Sentra Di TPA ................... 12
c. Pengaturan Kegiatan Berbasis Sentra Di TPA .................................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 15
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Model pembelajaran sentra di kenal di Indonesia oleh Dr. Pamela


Phelp dari CCCRT Florida. Bermain di pandang sebagai kerja otak
sehingga anak di beri kesempatan untuk memeulai dari mengembangkan
ide hingga tuntas menyelesaikan hasil karyanya “Start and finish”.
Dukungan guru memfasilitasi anak mengembangkan kecakapan berpikir
aktif dan anak diberi keleleuasaan untuk melakukan berbagai kegiatan
untuk mendapatkan pengalaman tentang dunia sekelilingnya. Sentra yang
dikembangkan tidak berbeda dengan sistem area. Perbedaan tampak dalam
pengelolaan kelas.

Dalam model area semua anak bebas memilih bermain yang


dikelola oleh seorang guru. Dalam model sentra anak bebas memilih
bermain yang disiapkan dalam satu sentra. Di dalam sentra dilengkapi
dengan 3 jenis kegiatan bermain, yaitu bermain sensorimotorik, main
peran,dan main pembangunan. Keragaman main atau disebut juga densitas
main memfasilitasi untuk dapat memilih mainan sesuai dengan minatnya.
Kelompok anak berpindah bermain dari sentra ke sentra lainnya setiap
hari. Tiap sentra dikelola oleh seorang guru.

Proses pembelajarannya dengan menggunakan 4 pijakan, yaitu


pijakan penataan alat (pijakan lingkungan), pijakan sebelum main, pijakan
selama main, dan pijakan setelah bermain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sentra?

2. Apa saja Jenis bermain dan jenis sentra bagi anak di TPA?

3. Bagaimana Pijakan dalam pendekatan sentra?

4. Apasaja Prinsip umum pendekatan sentra di TPA?

1
5. Bagaimana Rambu-rambu pelaksanaan pendekatan sentra di TPA?

6. Jelaskan Pengaturan kegiatan berbasis sentra di TPA?

C. Tujuan

Tujuan dari pembahasan yang terdapat di dalam makalah ini adalah


untuk mengetahui tentang pengertian, manfaat, jenis, dan prinsip umum
pendekatan sentra di TPA serta prinsip, rambu dan pengaturan kegiatan
berbasis sentra di TPA

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Manfaat, Jenis, Dan Prinsip Umum Pendekatan Sentra Di
TPA
a. Pengertian Sentra

Model sentra merupakan model pembelajaran yang dikembangkan


oleh Helen Parkhurst di Amerika pada tahun 1904 melalui Sekolah Sistem
Dalton1. Sistem kelas Dalton berbeda dengan sekolah biasa yang
menerapkan sistem klasikal. Sekolah Dalton menggunakan ruangan-
ruangan atau vak-vak, ada ruangan khusus sejarah, ilmu bumi, ilmu
pengetahuan alam selanjutnya untuk tiap vak ada ruangannya sendiri.
Pembelajaran sentra atau BCCT di cetuskan oleh Pamela C Phelps dan di
kemangkan oleh Creative Center For Childhood Research (CCCRT) di
Florida, Amerika Serikat dimana pamela langsung bertindak sebagai
derekurnya. 2BCCT sendiri lahir dari serangkaian pembahasan di Creative
Center for Childhood Research and Trainiing (CCCRT) di Florida,
Amerika Serikat. CCCRT meramu kajian teoritik dan pengalaman empiric
dari berbagai pendekatan.

Dari Montesori, Highscope, Head Start, dan Regio Emilia. CCCRT


dalam kajiannya telah diterapkan di Creative Pre School selama lebih dari
33 tahun, baik untuk anak normal ataupun anak dengan kebutuhan khusus.
Model BCCT ini merupakan pengembangan dari Metode Montessori,
Highscope dan Regio Emilia3.

Dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) selanjutnya Model


Sentra dikenal dengan istilah Beyond Centers and Circle Time (BCCT)
atau sentra dan lingkaran. Pembelajaran Sentra adalah pendekatan

1
Sri Watini, „Implementasi Model Pembelajaran Sentra Pada TK Labschool STAI Bani
Saleh Bekasi‟, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4.1 (2019), 110 . h. 111.
2
Adianti Ruqoyah, „PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BEYOND CENTERS AND CIRCLE
TIMES ( BCCT ) DAN KEMANDIRIAN TERHADAP KREATIVITAS PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta
Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ). Menurut UndangTingkat Pendidikan Anak Usia Dini
Program Pendidikan‟, 10 (2016), 81–98. h. 8
3
Pada Pendidikan and Anak Usia, „Journal.Stkipm-Bogor.Ac.Id/Index.Php/Pascho‟, 9.2,
52–59. h. 5.

3
pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam
“Lingkaran” (Circle Times) dan sentra bermain4.

Lingkaran adalah saat ketika guru duduk bersama anak dengan posisi
melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum
dan sesudah main. Sentra bermain adalah zona atau area bermain anak yang
dilengkapi dengan seperangkat alat bermain, yang berfungsi sebagi pijakan
lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar
anak didik dalam berbagai aspek perkembangannya secara seimbang5.

Manfaat yang akan diperoleh melalui pendekatan sentra, khususnya


bagi anak, antara lain berikut ini:

1. Meningkatkan kreativitas anak dengan memberikan kesempatan padanya


untuk bermain, bereksplorasi dan menemukan bahwa kegiatannya akan
membantunya dalam memecahkan masalah, mempelajari, keahlian-
keahlian dasar dan memahami konsepkonsep baru.
2. Melalui sentra anak dapat memanipulasi objek dalam sentra yang
disediakan sesuai tingkatan dan langkah-langkah yang dia inginkan.
3. Mengembangkan keahlian belajar yang mandiri karena adanya prinsip
kehendak sendiri (self derecting) dan koreksi diri (self correcting) yang
alamiah terhadap berbagai alat di sentra kegiatan.
Penggunaan sentra kegiatan ini juga sangat sesuai dengan apa
yangdisarankanoleh NAEYC tentang strategi mengajar yang sesuai dengan
perkembangan (Developmentally Appropriate Practice atau DAP) untuk
anak usia 0-4 tahun yaitu sebagai berikut :
1. Pembagian ruangan dirancang sedemikian rupa sehingga anak
dapat menikmati saat kegiatan tenang/istirahat, berguling-guling
atau merangkak.
2. Ruangan tampak meriah dan dihiasi berbagai gambar yang
dipasang dengan tinggi sesuai mata bayi/anak.

4
Nurul Farihah, „Penerapan Pembelajaran Sentra Bahan Alam/Sains Terhadap
Perkembangan Kreativitas Anak Kelompok B Di RA Salafiyah Syafi‟iyah Klinterejo Sooko
Mojokerto‟, Al-Hikmah : Indonesian Journal of Early Childhood Islamic Education, 2.Vol 2 No 1
(2018): Ijecie (2018), 91–112 . h. 94.
5
Muhsinin and Ilmin Navi, „Efektifitas Pembelajaran Sentra Di Kecamatan Trowulan
Mojokerto‟, SELING : Jurnal Program Studi PGRA, 3.2 (2017), 107–24. h. 114.

4
3. Area untuk penggantian popok, tidur, pemberian makan, dan
kegiatan bermain dibuat terpisah atau bersekat-sekat untuk
menjamin sanitassi serta menciptakan ketenangan dan
kenyamanan.
4. Area/sentra yang dipergunakan untuk bermain dipindah-pindah
secara berkala dalam sehari yang akan membuat bayi merasakan
perspektif yng berbeda tentang berbagai orang dan tempat.
5. Pendidik menyediakan lingkungan untuk anak belajar dengan cara
aktif bereksplorasi dan interaksi dengan orang dewasa, anak lain,
dan alat alat yang ada.
6. Pendidik mempersiapkan banyak bahan dan kesempatan bagi anak
untuk mengembangkan kemampuan motorik halus, mengeksplor
dan lingkungan, menyelidiki alam, mengadakan percobaan dan
mengembangkan kemampuan bahasa dan musik anak.
7. Anak-anak memilih beberapa kegiatan yang diinginkannya dari
berbagai variasi kegiatan diarea-area/sentra belajar yang telah
disiapkan pendidik. Misalnya kegiatan di area bermain drama,
balok, sains, matematika, bermain (games) dan puzzel, buku,
rekaman, seni dan musik. Anak-anak diharapkan aktif secara fisik
dan mental.
8. Anak memilih dari berbagai kegiatan yang telah disiapkan
pendidik atau anak dapat secara spontan mengusulkan kegiatan
baru.
9. Mainan disiapkan dalam loker-loker yang terbuka dan tinggi loker
yang sesuai sehingga anak dapat memilihnya sendiri tanpa minta
tolong pada pendidik.

5
b. Jenis Bermain Sentra dan Jenis Sentra Bagi Anak di TPA
Ada 3 jenis permainan dan sentra bagi anak KB dan TPA antara lain
1. Main Sensorimotor atau fungsional
Main Sensorimotor atau fungsional merupakan rangsangan
untuk mendukung proses kerja otak dalam mengelola informasi yang
didapatkan anak dari lingkungan saat bermain. Main sensorimotor
berlangsung dari tahap yang paling sederhana dan berkembang ke
tahap yang makin kompleks. Main sensorimotor yang sederhana
contohnya “bayi yang menggeliat karena merasa dngin”. Main
sensorimotor yang yang cukup kompleks misalnya menendang,
mencium dan menjepit benda. Tahap main sensorimotor anak usia din:
a) Tahap satu apabila anak mengulang gerakan beberapa kali
untuk mengikuti beberapa jenis perasaan yang timbulkan oleh
tubuh (bodily sensation) dan reaksi pada saat pertama
melakukan. Contoh memercikan atau menepuk air dengan
tangan, menepuk pasir, bertepuk atau melambaikan tangan.
b) Tahap dua, apabila anak terlibat dalam pengulangan tindakan
dengan menggunakan objek tertentu. Contoh memukul – mukul
meja dengan sendok untuk menikmati suaranya, mencelupkan
saringan ke bak air dan memperhatikan air yang mengalir
kembali perlahan – lahan ke baknya. Menuang air dari kran
dengan kedua tangan tengadah.
c) Tahap tiga apabila anak terlibat dalam pengulangan rangkaian
kegiatan sebab akibat sederhana yang sudah memiliki tujuan
tertentu. Contohnya mengisi mangkok dengan pasir
menggunakan sekop (anak sudah memiliki tujuan dan
mengetahui urutan sebab akibat yang sederhana yaitu mengisi
sekop dengan pasir dulu baru menuangkannya ke mangkok).
d) Tahap empat apabila anak melakukan trial dan error (coba
ralat) tema atau tujuan umum tetap dipertahankan tetapi
perilaku untuk mencapai tujuan bersifat fleksibel dengan
berbaga cara anak melakukan pengulangan. Contoh mengisi
teko dengan air lalumenuangkannya kedalam wadah berbagai

6
ukuran, menggunakan sendok, sekop dan tangannya bergantian
untuk menuang beras kedalam botol.
Menurut Piaget dan Smilansky (1968) anak usia dini belajar
melalui pancainderanya dan melalui hubungan fisik dengan
lingkungannya. Makin banya anak diberi kesempatan bermain melalui
panca indera dan lingkungannya semakin besar kesempatan baginya untuk
mengoptimalkan perkembangan dirinya. Main sensorimotor sangat
penting bagi anak untuk mempertebal sambungan antara neuron didalam
otaknya. Fasilitas yang disediakan pendidik untuk meningkatkan
sensorimotor AUD :
a. Menyediakan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi bermacam –
macam bahan dan alat permainan, baik didalam maupun diluar
lingkungan.
b. memberikan kesempatan kepada anak untuk bergerak bebas bermain
dihalaman., dilantai, meja, kursi, atau tempat lain yang memungkinkan.
Anak tidak harus duduk diam dan baru bergerak jika ada perintah.
c. menyediakan kesempatan bagi anak untuk mengenali dan merasakan
banyak teksture dan berbagai jenis bahan bermain yang berbedadalam
rangka mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak. Misalnya
berbagai variasi bahan yang lembut(kapas, gel, busa, bantal, kain, tepung).
Variasi bahan yang kasar ( batuan, pasir, kerikil, amplas, kulit buah salak,
serat kayu kelapa, jalan berbatu, dinding tanpa plester) bahan –bahan
variasi panas( tekanan atau berat yang berbeda untuk mengasah
sensormotorik anak.
2. Main peran
Main peran disebut juga main simbolik, main pura – pura,
imajinasi, fantasi, atau main drama. Anak usia dini bermain
perandengan melakukan percobaan melalui berbagai bahan dan peran.
Saat bermain peran anak akan belajar menghadapi pertentangan emosi,
menguatkan diri untuk masa depan. Menciptakan masa lalu dan
mengembangkan imaginasi. Main peran sangat besar untuk
perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak. Main peran menjadi
landasan bagi dasar perkembangan daya cipta, daya ingat, kerjasama

7
kelompok, penyerapan kosa kata, konsep hubungan kekeluargaan,
pengendalian diri, keterampilan memahami spasial dan afeksi. Tujuan
akhir bermain peran adalah belajar bermain dan bekerja sama dengan
orang lain. Latihan untuk pengalaman didunia nyata.
Erikson (1963) membagi bermain peran menjadi 2 jenis.
Bermain peran makro dan mikro. Bermain peran mikro adala bermain
peran dengan bahan bahan berukuran kecil seperti rumah boneka dan
perabotannya., kereta dan relnya, pesawat udara, miniatur kebun
binatang, dan miniaturperkotaan yang dilengkapi mobil dan orang –
orangnya. Bermain peran jenis ini sering kita dapati pada anak.
Bermain peran makro adalah bermain peran dengan alat – alat
berukuran sesungguhnya yang dapat digunakan anak untuk
memainkan peranan yang di pilihnya. Misalnya nak bermain peran
menjadi profesi tertentu (dokter, guru, polisi, tukang pos) dengan
menggunakan peralatan asli atau tiruannya.

3. Main pembangunan
Piaget menyatakan bahwa main pembangunan akan membantu
anak untuk mengembangkan keterampilan yang akan mendukung
keterampilan sekolahnya dikemudian hari. Wolfgang menyatakan
bahwa tahap main pembangunan anak dimulai dari bermain dengan
benda yang bersifat cair, (air, cat, pasir) sampai bahna yang sangat
terstruktur. Secara umum main pembangunan di bagi menjadi 2 yaitu
main pembangunan dengan bahan yang bersifat cair atau bahan alam
contohnya bermain dengan ir, pasir, cat dengan jari (finger painting),
spidol, ublegh, lumpur, tanah liat, playdough, biji-bijian, crayin,
catdengan kuas, pulpen dan pensil. dan main pembangunan dengan
bahan terstrukture misalnya bermain dengan balok unit balok berongga,
balok berwarna, leggo, puzzlw, tinker toys, britsle bloks, dan bahan –
bahan lainnya dengan bentuk yang telah di tentukan yang mengarahkan
anak agar meletakkan dan menyusun bahan -bahan tersebut menjadi
sebuat karya.

8
Selain jenis bermain kita juga mengenal jenis sentra. Secara
tradisional sentra – sentra kegiatan yang biasanya disediakan KB dan TPA
adalah sentra keaksaraan/persiapan, bahan alam, sentra main peran, sentra
sains, sentra pembangunan dan sentra seni. Isbel (1995) membagi sentra
tradisional ini menjadi sentra rumah tanggasentra balok, sentra seni, sentra
pasir dan iar, sentra perpustakaan, sentra musik dan lagu, sentra menulis,
sentra sains dan alam). Rowen, byrne, dan Winter mengatakan sentra yang
sering dikembangkan di lembaga PAUD adalah sentra perpustakaan,
sentra seni, sentra manipulatif (bongkar pasang), sentra perumahan, sentra
bangunan, sentra pertukangan, sentra matematika, sentra sains, sentra
bahasa dan sentra mengimak.
c. Pijakan dalam pendekatan sentra
Pemberian pijakan merupakan implikasi praktis dari teori
kognitif Vgotsky yang antara lain menyebutkan bahwa tingkat
perkembangan intelektual yang tertinggio pada anak justru terjadi pada
saat anak berinteraksi dengan orang dewasa atau orang lain yang lebih
tinggi kemampuannya. Pijakan kadang disebut juga scaffolding.yang
artinya adalah dukungan yang berubah-ubah ,selama kegiatan
belajar,yang jenis dan tingkatannya di sesuaikan dengan kinerja dan
perkembangan yang di capai anak,yang di berikan untuk mencapai
perkembangan yang yang lebih tinggi (Depdiknas.2006)

Pijakan pada pendekatan sentra terdiri dari 4 tahap,yaitu pijakan


lingkungan main,pijakan sebelum main,pijakan selama main, dan pijakan
setelah main. Pijakan lingkungan main dapat dilakukan pendidik di TPA
dengan cara sebagai berikut:
1. Mengelola lingkungan main /sentra dengan bahan dalam jumlah dan
jenis yang cukup (biasanya 3 tempat main untuk tiap anak)
2. Merencanakan intensitas dan densitas permainan3. Memiliki dan
menyediakan berbagai bahan yang mendukung 3 jenis main
3. (sensorimotorik,pembangunan dan maina peran)
4. Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan

9
5. Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan social yang
positif (Depdiknas ,2006)
6

6
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Ditjend Pendidikan Luar Sekolah,
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Pedoman Penerapan Pedekatan
"Beyond Centers and Circle Time (BCCT) (Pendekatan Sentra dan
Lingkaran) dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta.
7
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kemdiknas. 2010. Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak. Jakarta: Kemdiknas.

10
B. Prinsip, Rambu, Dan Pengaturann Kegiatan Berbasis Sentra Di TPA
a. Prinsip-Prinsip Umum Pendekatan Sentra Tpa
Langkah persiapan yang harus dilaksanakan, meliputi hal-hal berikut:

1. Penyiapan pendidikan dan pengelola melalui latihan dan


pemagangan, pelatihan ini akan dapat memberikan pembekalan
konsep dan pengalaman praktik
2. Penyiapan tempat dan Alat Permainan Edukatif (APE) sesuai
dengan jenis sentra yang akan dibuka dan tingkatan usia anak.
3. Penyiapan administrasi kelompok dan catatan perkembangan anak,
setiap sentra perlu memiliki catatan tentang rencana kegiatan dan
realisasinya, termasuk catatan pencapaian anak yang berada
disentra tersebut.
4. Pengenalan pendekatan sentra kepada para orang tua (Sosialisasi
setiap awal tahun) yang akan diterapkan sehingga tidak protes
ketika kegiatan anaknya seolah-olah hanya bermain.

Prinsip dalam persiapan pendekatan sentra yaitu;


1. Keseluruhan proses kegiatan dilaksanakan berlandaskan
pada teori dan pengalaman empirik (berdasarkan fakta yang
terdapat dilapangan)
2. Tiap proses kegiatan harus diitujukan untuk merangsang
seluruh aspek kecerdasan anak melalui bermain yang
terencana dan terarah serta dukungan pendidik dalam
bentuk 4 jenis pijakan.
3. Menempatkan penataan lingkungan main sebagai pijakan
awal yang merangsang anak untuk aktif, kreatif, dan terus
berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri.
4. Menggunakan standar operasional yang baku dalam proses.
b. Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendekatan Sentra Di Tpa

Menurut penelitian dari Torreli & Durrent, 1998 ; Hohmann &


Weikart, 1995; Kritchevsky, Prescott, & Walling, 1996 dalam Depdiknas ,
2004, bahwa dari penelitian terswbut menunjukkan bahwa warna,

11
penataan ruang dan bahan yang merencanakan dapat memberi pengaruh
positif atau negative pada anak usia dini.

Penelitian dari Kritchevsky, Prescott & Walling yang mengamati


fasilitas perawatan anak kaitannya dengan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas program pendidikan menyimpulkan bahwa dua
faktor yang paling berpengaruh dalam kualitas program pendidikan adalah
penataan dan jumlah bahan main yang tersedia untuk anak.
Programprogram yang disediakan untuk anak dengan berbagai jenis bahan
main yang rumit (karena dapat dimanipulasi secara aktif dan
memperlihatkan perubahan yang dapat diamati anak dengan segera) dan
ditata secara teratur merupakan program yang paling baik untuk anak,
dipadukan dengan pendidik yang peka , bersahabat dan mendukung
perkembangan positif anak. Mereka mengatakan bahwa pendidik anak usia
dini seharusnya menggunakan system penghitungan tempat main untuk
menjaga agar bahan main tetap berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak. Jika dilakukan penghitungan indeks , mereka
menyarankan bahwa tempat main dimana anak dapat bergerak dengan
bebas dan leluasa dalam memilih kegiatan idealnya adalah 2,5 tempat
main untuk setiap anak. Sedangkan menurut Phelps (1986), menyarankan
3 tempat main untuk setiap anak.
Untuk merancang sentra-sentra kegiatan diperlukan beberapa langkah
berikut :
1. Menentukan rencana, agar pendidik maupun anak paham akan apa
yang diharapkan dari penataan bahan main dan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan.
2. Mempertimbangkan karakteristik anak yang akan menggunakan sentra
3. Menentukan konsep keahlian yang akan dikembangkan sehingga
sentra-sentra harus direncanakan untuk mengembangkan keahlian
secara bertahap.
4. Merumuskan tujuan-tujuan yang diharapkan sehingga anak
mendapatkan manfaat dari sentra-sentra tersebut.
5. Memilih kegiatan dan alat-alat yang sesuai.

12
6. Mengevaluasi sentra-sentra.
7. Implementasi terhadap perubahan-perubahan yang diperlukan.

c. Pengaturan Kegiatan Berbasis Sentra di Tpa


Sentra Pertemuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bahan alam A B A C A B A DST
Main peran B A D A D C B A
Balok D C D B C D B
Persiapan C D B C D D C
Seni B A C B D A C D
Memasak C D A B C A B
Kegiatan AB
bersama/ CD
lainnya

Keterangan :
A = kelompok anak usia 2-3 tahun B = kelompok anak usia 3-4 tahun C
= kelompok anak usia 4-5 tahun D = kelompok anak usia 5-6 tahun
* mengulang kembali seperti pada pertemuan 1-12
** kegiatan bersama dapat diisi dengan pengenalan lingkungan,
mendatangkan narasumber, atau kegiatan lainnya, baik bersama-sama
maupun oleh masing-masing kelompok.
Berikut contoh kegiatan harian untuk TPA (setengah hari) half day
Jadwal harian
08.00 main pembukaan
08.20 transisi untuk pembiasaan kebersihan diri
08.40 kegiatan inti sentra
10.10 makan bekal bersama
10.45 kegiatan penutup
11.0 Pulang

13
1. Contoh Jadwal Harian untuk TPA Untuk TPA yang memberikan
layanan sehari penuh, yaitu biasanya selama 8 jam (480 menit)
maka jadwal kegiatannya dapat dicontohkan sebagai berikut :

CONTOH JADWAL HARIAN TPA FULL DAY (8


JAM)
09.00Main diluar(pengalaman motorik
kasar)/Pembukaan
09.45 Transisi (toilet training)
10.00 Kegiatan di sentra
11.15 Makan bersama
11.45 Transisi/penutup
12.00 Persiapan tidur siang
12.10 Tidur siang
14.30 Bangu tidur
15.00 Mandi
15.30 Makan selingan (kue, susu)
16.00 Mendengarkan musik dan bermain bebas
17.00 Pulang (dijemput orang tua)

7
Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini.Petunjuk teknis penyelenggaraan taman
penitipan anak. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal.(2011).
Oemar Hamalik.Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
PT Bumi Aksara.(2002).

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran berbasis sentra adalah model pembelajaran yang


dilakukan di dalam “lingkaran” (circle time) dan sentra bermain.
Lingkaran adalah saat ketika guru duduk bersama anak dengan posisi
melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan
sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona atau area
bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain, yang
berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk
mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik. Tiap sentra dikelola
oleh seorang guru. Proses pembelajarannya dengan menggunakan 4
pijakan, yaitu pijakan penataan alat (pijakan lingkungan), pijakan sebelum
main, pijakan selama main, dan pijakan setelah bermain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adianti Ruqoya. (2016).PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BEYOND


CENTERS AND CIRCLE TIMES ( BCCT ) DAN KEMANDIRIAN
TERHADAP KREATIVITAS PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta
Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ). Menurut UndangTingkat
Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan‟, 10 81–98. h. 8
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Ditjend Pendidikan Luar Sekolah,
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Pedoman Penerapan Pedekatan
"Beyond Centers and Circle Time (BCCT) (Pendekatan Sentra dan
Lingkaran) dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kemdiknas. 2010. Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak. Jakarta: Kemdiknas.
Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini. (2011). Petunjuk teknis penyelenggaraan
taman penitipan anak. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal dan Informal.
Muhsinin and Ilmin Navi.(2017).Efektifitas Pembelajaran Sentra Di Kecamatan
Trowulan Mojokerto‟, SELING : Jurnal Program Studi PGRA, 3.2 107–
24. h. 114.
Nurul Fariha.(2018).Penerapan Pembelajaran Sentra Bahan Alam/Sains Terhadap
Perkembangan Kreativitas Anak Kelompok B Di RA Salafiyah Syafi‟iyah
Klinterejo Sooko Mojokerto‟, Al-Hikmah : Indonesian Journal of Early
Childhood Islamic Education, 2.Vol 2 No 1 : Ijecie (2018), 91–112 . h. 94.
Oemar Hamalik. (2002). Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sri Watini. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Sentra Pada TK Labschool
STAI Bani Saleh Bekasi‟, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 4.1 h.110 . h. 111.
Pada Pendidikan and Anak Usia, „Journal.Stkipm
Bogor.Ac.Id/Index.Php/Pascho‟, 9.2, 52–59. h. 5.

16

Anda mungkin juga menyukai