Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Bahasa dan Sastra Indonesia di SD

MODUL 6 (CERITA ANAK-ANAK)

Tutor : Mhd.Anggie J.Daulay S.,S. M.Hum


Disusun Oleh:
Kelompok 4 :
• SALFARINA DILLA : 856024101
• SRI NITA DWI UTAMI : 856028771
• SARI RAMADHANI : 856023615
• RIZEKI NURDIANA : 856023654

UNIVERSITAS TERBUKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena hanya dengan izin dan kekuasaan
NYA LAH kita kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah “CERITA ANAK - ANAK”
ini dengan baik.
Segala daya dan upaya kami lakukan untuk menyusun makalah ini, akan tetapi dengan
keterbatasan waktu, tenaga dan minimnya pengalaman, tentunya masih banyak kekurangan di
dalamnya. Oleh karena itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya dan kritik serta saran
sangat kami harapkan dengan hati terbuka dan lapang dada untuk menyempurnakan langkah
kami kedepan nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca umumnya bagi semua pihak dan
mudah-mudahan Allah SWT memberikan rahmat dan karunianya pada kita umat manusia.
DAFTAR ISI
 BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang............................................................................ 3
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan....................................................................... 4
 BAB II: ISI
Hakikat Cerita Anak-Anak................................................. 5
Unsur-unsur Pembangun Cerita Anak-Anak.................... 8
Analisis Cerita Anak-Anak................................................. 11
 BAB III:
A. Simpulan................................................................................... 12
B. Saran......................................................................................... 12
 Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cerita merupakan bagian atau salah satu jenis sastra atau yang disebut dengan istilah genre
sastra. Untuk menjadi seorang Guru di SD, kita harus mengetahui jenis-jenis cerita yang bisa
dibaca atau dikonsumsi oleh anak-anak. Pada hakikatnya sastra mengandung eksplorasi
mengenai kebenaran kemanusiaan. Sastra juga menawarkan berbagai bentuk kisah yang
merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu. Apalagi pembacanya adalah anak-anak yang
fantasinya baru berkembang dan menerima segala macam cerita terlepas dari cerita itu masuk
akal atau tidak. Sastra anak berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk
kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan
ketrampilan praktis bagi anak. Salah satu sastra anak adalah cerita anak, yaitu cerita yang
pembacanya khusus ditujukan untuk anak. Sesuai dengan sasaran pembacanya, cerita anak
dituntut untuk dikemas dalam bentuk yang berbeda dari cerita orang dewasa hingga dapat
diterima anak dan dipahami mereka dengan baik. Cerita anak merupakan pembayangan atau
pelukisan kehidupan anak yang imajinatif ke dalam bentuk struktur bahasa anak. Cerita anak
merupakan sastra yang ditujukan untuk anak, bukan sastra tentang anak. Sastra atau cerita
tentang anak bisa saja isinya tidak sesuai untuk anak-anak, tetapi sastra untuk anak sudah tentu
sengaja dan disesuaikan untuk anak-anak selaku pembacanya .Perkembangan anak akan berjalan
wajar dan sesuai dengan periodenya bila disugui bahan bacaan yang sesuai pula. Jadi cerita anak
harus menjadi buku bacaan yang sengaja ditulis untuk dibaca anak-anak. Isi buku tersebut harus
sesuai dengan minat dan dunia anak-anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan
intelektual anak sehinga melalui cerita anak yang digemari anak-anak maka dapat menanamkan
nilai-nilai moral yang baik untuk anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian cerita anak-anak?
2. Ada berapakah ciri-ciri cerita anak-anak?
3. Bagaimana cara pengarang menyusun alur cerita?
4. Apa tujuan penelitian cerita dalam tema?
5. Mengapa unsur-unsur pembangunan cerita anak-anak harus dipelajari?
6. Bagaimana tokoh dapat dikatakan sebagai relevan?

C. Tujuan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang cerita anak
2. Untuk mengajarkan cara membedakan antara cerita anak-anak dengan cerita dewasa.
3. Agar pembaca dapat menganalisis dan menyampaikan cerita apa yang baik atau tidak untuk
dikonsumsi anak-anak.

D. Manfaat Penulisan
 Merangsang imajinasi dan Kreativitas
 Mendorong pengembangan pribadi
 Meningkatkan pengembangan bahasa dan komunikasi
 Meningkatkan rasa percaya diri
BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT CERITA ANAK-ANAK
A. Pengertian
Cerita. Apa itu cerita?
Pada umumnya masyarakat kita mendapat kesulitan apabila diminta menjawab atau
memberikan definisi tentang suatu hal. Ini bukan merupakan suatu masalah besar, memang
sebaiknya kita mulai mengubah pola pikir yang ada selama ini yaitu selalu menggunakan teori
sebagai pijakan.
Cerita anak anak memang merupakan cerita yang pantas dikonsumsi oleh anak anak.
Titik W.S,, dkk,, (2003:89) menjelaskan bahwa cerita anak anak adalah cerita serrhana yang
kompleks. Kesederhanaan itu ditandai oleh syarat wahananya yang baku dan.berkualutas tinggi,
namun tidak ruwet sehingga komunikatif. Cerita anak anak harus berbicara tentang kehidupan
anak anak dengan segala aspek yang berada dan mempengaruhi mereka.
Cerita anak anak juga dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks, artinya cerita anak anak
dibangun oleh struktur yang tidak berbeda dengan cerita orang dewasa, sebab cerita anak-anak
yang sederhana itu tetap harus disusun dengan memperhatikan unsur keindahan atau
kemenarikan.
Untuk memperoleh pemahaman lebih lengkap tentang cerita anak anak diperlukan pengetahuan
tentang ciri - ciri cerita anak anak berikut ini:
1. Ciri - ciri Cerita Anak
Secara khusus Riris K. Toha - Sarumpaet( 1976: 29!- 32) menuliskan adanya 3 ciri cerita anak
anak yaitu:
A. Unsur Pantangan
Unsur pantangan merupakan unsur -unsur yang berhubungan dengan segi isi cerita yang
bersifat negatif yang tidak pantas untuk diketahui anak karena unsur-unsur tersebut dapat
mempengaruhi perkembangan jiwa anak kearah yang tidak baik.
B. Penyajian
Cerita anak anak harus disajikan secara langsung, tidak berbelit- belit. Dialog dalam cerita
anak anak sangat diperlukan karena dapat membantu pemehaman anak terhadap cerita yang
disajikan. Dialog yang dilakukan para tokoh cerita harus wajar dan hidup. Bahasa yang
digunakan harus singkat dan lugas. Perwatakan para tokoh digambarkan secara hitam putih.
Artinya setiap tokoh yang dihadirkan hanya mengemban satu sifat utama yaitu tokoh baik atau
buruk.
C. Fungsi Terapan
Artinya cerita anak anak disusun dengan mengemban misi pendidikan,
pengetahuan,.pertumbuhan anak dan pengalaman terhadap kehidupan.
Fungsi terapan ditujukan oleh unsur unsur intrinsik yang terdapat dala cerita. Melalui unsur
intrinsik dapat diketahui informasi informasi yang perlu diketahui. Melalui cerita anak anak juga
akan memperoleh pendidikan tentang Budi pekerti, keimanan kepada Tuhan,dan berbagai
pengetahuan.
2. Manfaat Cerita Anak anak
Cerita yang bagus dapat memberikan pandangan tentang rasa percaya diri, rasa aman, tenteram,
sebagai sebuah keluarga ,Anggita lingkungan sekolah. Cerita anak dapat menanamkan rasa peka
dalam batinnya untuk bisa membedakan mana yang baik dan buruk, menanamkan kesadaran
tentang kebenaran dan keadilan, keberanian, kejujuran, dan kehormatan.
Ditinjau dari segi bahasa cerita anak anak dapat memperkaya perbendaharaan kata anak anak.
Dari sebuah cerita, anak bukan saja dapat mengetahui perkara perkara baru tetapi juga dapat
meningkatkan minatnya terhadap hal hal yang baru.
3. Jenis - jenis Cerita Anak anak
Dengan demikian jenis jenis cerita yang cocok untuk anak anak usia SD dikelompokkan yaitu:
A. Cerita Jenaka
Cerita jenaka merupakan cerita yang mengungkapkan hal ihwak atau tingkah laku seorang
tokoh yang lucu.
b. Dongeng
Adalah cerita yang didasari atas angan angan atau khayalan.
C. Fabel
Adalah cerita yang menampilkan hewan hewan sebagai tokoh tokonya. DiDalam fabel para
hewan digambarkan sebagaimana layaknya manusia yang dapat berpikir, dan berbicara. Fabel
mengandung unsur mendidik karena diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengandung
ajaran moral.
UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN CERITA ANAK-ANAK
A . Tema Cerita
Tema dalam sebuah cerita ibarat pondasi pada sebuah bangunan. Ini artinya elemen atau unsur
yang pertama dalam sebuah cerita adalah Tema.
Gagasan ide atau pikiran utama yang mendasari cerita itulah yang disebut tema. Di dalam sebuah
tema terkandung sebuah amanat yang menjadi ujung tombak atau tujuan utama seorang
pengarang membuat sebuah cerita. Amanat dalam cerita anak harus sesuai dengan usia dan
perkembangan jiwa anak-anak yang menjadi sasaran cerita tersebut. Cerita anak-anak umumnya
bersifat didaktis. Oleh karena itu, tema atau amanat yang terkandung dalam cerita anak-anak
berisi pertentangan antara baik dan buruk. Tema pertentangan baik dan buruk ini dinyatakan
didalam bentuk kejujuran melawan kebohongan, keadilan melawan kezaliman, kelembutan
melawan kekerasan. Tema cerita dinyatakan dengan jelas atau dinyatakan secara eksplisit
Contohnya seperti cerita petualangan Tiga Sekawan, kancil dan kera, Si Kabayan. Ada juga yang
dinyatakan secara simbolis
B. Amanat
Amanat pada sebuah cerita dapat disampaikan secara implisit ataupun secara eksplisit. Implisit,
adalah Jika jalan keluar atau ajaran moral itu tersirat di dalam tingkah laku tokoh. Eksplisit
adalah jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan,
anjuran, larangan, berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu.
C. Tokoh
Tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai
peristiwa cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang
atau benda yang di Insan kan atau diserupai sebagai manusia. Tokoh cerita tidak ada dalam dunia
nyata, walaupun tidak adanya kemiripan dengan individu tertentu di dalam dunia nyata, seperti
segi fisik, sifat-sifat dari seseorang yang kita kenal. Harus ada relevansi antara cerita dengan
dunia nyata, bayi dari segi tokoh, latar, dan peristiwa itu sendiri. Tokoh dikatakan relevan
dengan pembaca atau dengan pengalaman pembaca jika tokoh itu, seperti pembaca atau seperti
seseorang yang dikenal oleh pembaca.
1. Tokoh Sentral dan Tokoh Bawahan
Tokoh dalam cerita dibedakan atas tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh Sentral atau tokoh
utama adalah tokoh yang memegang peran penting dalam cerita atau tokoh Sentral yang
berperan baik disebut juga dengan istilah protagonis, sedang lawannya disebut antagonis titik
protagonis berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lain, sedangkan tokoh-tokoh lain tidak
semuanya saling berhubungan titik tokoh bawahan adalah tokoh yang kedudukannya tidak
Central, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama.
Tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan protagonis. tokoh semacam ini disebut tokoh
andalan. Tokoh andalan dimanfaatkan oleh pengarang untuk memberi gambaran lebih rinci
tentang tokoh utama.
2. Tokoh Datar dan Tokoh Bulat
Tokoh datar bersifat statis, di dalam perkembangannya lakuan atau watak tokoh itu sedikit sekali
berubah. Tokoh datar adalah tokoh stereotip, misalnya tokoh ibu tiri yang selalu dilukiskan
berwatak kejam. Jika lebih dari satu ciri segi wataknya yang ditampilkan di dalam cerita maka
tokoh itu disebut tokoh bulat. Disebut tokoh bulat karena pengarang menampilkan tokoh ini
dengan berbagai watak yang dimilikinya baik kelemahan maupun kekuatannya sehingga tidak
menimbulkan kesan "Hitam Putih". Watak tokoh ini ditampilkan secara berangsur-angsur atau
berganti-ganti.
D. Latar
Latar atau setting diartikan juga sebagai landasan tumpu sebuah cerita titik latar dalam cerita
berkenaan dengan tempat atau ruang dan waktu yang tergambar dalam sebuah cerita. Latar
meliputi penggambaran lokasi geografis, termasuk topografi, pemandangan sampai kepada
perincian perlengkapan sebuah ruangan, pekerjaan atau kesibukan sehari-hari para tokoh, waktu
berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim terjadinya, lingkungan agama, moral, intelektual,
dan sosial para tokoh. Latar yang tepat akan memperkuat karakter para tokoh dan menghidupkan
alur sehingga terbentuk suatu cerita yang unik dan menarik.

E.Alur
Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan makna kata alur berhubungan dengan
sastra sebagai rangkaian peristiwa yang direka dan dijalani dengan seksama dan menggerakkan
jalan cerita melalui kerumitan arah klimaks dan penyelesaian. Sesungguhnya pengaluran adalah
pengatur waktu penampilan peristiwa untuk memenuhi beberapa tuntutan.Dengan demikian
peristiwa-peristiwa dapat juga disusun dengan memperhatikan hubungan kausal nya nya (sebab
akibat).
Penggunaan alur yang sederhana bisa disebut dengan alur datar.Alur alur datar dijabarkan
melalui gaya bercerita secara langsung artinya cerita disajikan dengan cara sederhana mudah
dipahami dan tidak berbelit-belit.Ada dua tipe alur kronologis yaitu progresif dan episodik.
F.Sudut Pandang
Sudut pandang pada dasarnya adalah visi seorang pengarang artinya apa yang tergambar
dalam cerita merupakan tafsiran si pengarang. Disinilah letak kesulitan pengarang cerita anak-
anak, sebab pengarang harus mampu mengubah cara pandang sebagai orang dewasa menjadi
cara pandang seorang anak-anak terhadap suatu hak
Secara garis besar, sudut pandang dibedakan menjadi dua yakni sudut pandang orang pertama
yang disebut dengan Akuan dan sudut pandang orang ketiga yang disebut dengan diaan atau au
disebut dengan insiden atau outsider. Namun, ada juga cerita yang menggunakan sudut pandang
campuran yaitu kedua sudut pandang tersebut (Akuan dan diaan) digunakan di dalam sebuah
cerita. Pada umumnya, pembaca merasa lebih dekat dengan segala peristiwa yang tersaji dalam
cerita rekaan yang menggunakan sudut pandang Akuan.
G.Gaya
Sebuah cerita sebagai hasil kerja kreatif seseorang pengarang terbentuk melalui proses
pengelolahan bahasa yang digunakan oleh pengarang berkaitan itan erat dengan bahasa. Tujuan
bercerita berkaitan dengan amanat yang ingin disampaikan. Suatu hal penting dan dapat
dihindari adalah bahwa gaya bercerita sangat berkaitan dengan unsur-unsur cerita seperti tema,
latar, toko dan sudut pandang. Gaya akan selalu disesuaikan dengan semua aspek yang ada
dalam cerita sehingga cerita benar-benar menyatu atau tidak terjadi di ketimpangan atau
keanehan yang membuat pembaca merasa bingung atau cerita menjadi tidak menarik perhatian.
Gaya dalam bercerita juga berkaitan dengan sasaran cerita, artinya cerita yang disusun
ditunjukkan untuk siapa. Melalui gaya bercerita pengarang bertujuan untuk menampilkan
suasana, latar, tokoh, dan unsur-unsur cerita yang lain menjadi hidup.
ANALISIS CERITA ANAK-ANAK

Kata analisis dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) bermakna penyelidikan terhadap
sesuatu. Penyelidikan ini berhubungan dengan segala hal yang dapat diteliti Ki tentang sesuatu
tersebut. Jadi, analisis cerita anak-anak merupakan suatu kegiatan menyelidiki atau mempelajari
secara cermat tentang segala yang ada dalam cerita anak-anak.
Penyelidikan atau analisis tentang tema bertujuan mengetahui tema atau gagasan dasar yang
disampaikan oleh pengarang. Seperti yang telah diketahui bahwa tema berkaitan erat dengan
amanat yang akan disampaikan. Analisis unsur yang berikutnya adalah analisis tentang tokoh
sekaligus penokohannya. Tokoh yang diwujudkan sebagai manusia dapat berperan sebagai
pahlawan, penjahat, pengacau atau bisa juga apatis atau tidak peduli. Latar dapat dianalisis
melalui tempat kejadian setiap peristiwa yang digambarkan dalam cerita. Pemilihan alur
merupakan pekerjaan yang tidak ringan karena apabila pengarang salah memilih alur dalam
cerita dapat mengakibatkan cerita menjadi tidak menarik atau bahkan tidak dapat dipahami oleh
pembaca. Unsur gaya dapat menentukan karakter para tokoh yang digambarkan melalui
penggunaan bahasa juga dapat menggambarkan suatu latar cerita dengan tepat. Sudut pandang
diaan atau akuan dipilih pengarang berdasarkan tujuan pengarang dalam bercerita bila pengarang
menginginkan agar pembaca seolah-olah menjadi tokoh utama cerita maka pengarang
menggunakan sudut pandang Akuan, sedangkan apabila pembaca diminta untuk menghayati
pengalaman hidup tokoh-tokoh cerita maka pengarang akan menggunakan sudut pandang diaan.
Pada hakikatnya nya unsur-unsur cerita tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, tidak
ada salah satu unsur cerita yang lebih penting dari unsur yang lainnya, semuanya saling
mendukung untuk mencapai keutuhan sebuah cerita.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Cerita merupakan tuturan atau karangan tentang suatu peristiwa atau kejadian.
2. Cerita anak adalah cerita yang khusus dibuat untuk anak-anak, dan dikarang oleh orang
dewasa, namun tidak menutup kemungkinan cerita tersebut juga dikarang oleh anak-anak.
3. Cerita anak haruslah bersifat mendidik, karena anak sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal
yang baru dijumpainya.
4. Untuk membedakan cerita anak dengan cerita dewasa tidaklah sulit walaupun unsur-unsur
yang ada dalam cerita dewasa dan anak-anak hampir sama. Yang membedakan adalah isi dari
cerita tersebut.
5. Cerita anak harus bermanfaat untuk mengembangkan daya pikir anak. Karena masa anak-anak
sangat mempegaruhi kehidupannya kelak.
B. Saran
Sebelum mengajarkan kepada anak didik, hendaklah sebagai pengajar harus bisa menganalisis
cerita mana yang pantas dan tidak pantas untuk diberikan kepada anak-anak. Sehingga mereka
tidak terpengaruh kepada hal-hal negatif yang akan mempengaruhi pola pikirnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hj. Rosdiana, Yusi, dkk. 2013. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Pamulang
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.
Puryanto, Edi. 2008. Konsumsi Anak dalam Teks Sastra di Sekolah. Makalah dalam Konferensi
Internasional Kesusastraan XIX HISKI.
Sarumpaet, Riris K. Toha. 2003. Struktur Bacaan Anak, dalam “Teknik Menulis Cerita Anak”.
Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk, dan Taman Melati
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
Kumpulan karya tulis ilmiah. 2013. http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/03/pengertian-
cerita-anak.html
Mukhlisaddien. 2012. Menulis Cerita
Anak. http://mukhlisaddien.blogspot.com/2012/07/menulis-cerita-anak.html
Marpaung, Yasinta. 2012. Unsur-unsur Cerita
Anak. https://www.scribd.com/doc/180156891/Unsur-Unsur-Cerita-Anak-2-pdf

Anda mungkin juga menyukai