Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

CERITA ANAK - ANAK


Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD
Dosen : Ika Widiawati, M. Pd.

Disusun Oleh:

 Bayu aji priyono (857003988)

 Habiyah putri (857001651)


 Laily mutmainah (857001794)

 Miftahul amri (857006937)

 Riski dwi sania (857006231)

 Sella ayu guridno (857004023)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA NEGERI BANDAR LAMPUNG

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul”CERITA ANAK - ANAK”
tepat pada waktunya. Shalawat seiring salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya hingga kelak hari
akhir.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia
di SD. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca ataupun
penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Tulang Bawang,8 November 2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................i

Daftar isi..................................................................................................................ii

BABI PENDAHULUAN........................................................................................1

1. Latar belakang............................................................................................. .......1

2. Rumusan masalah...............................................................................................2

3. Tujuan pembahasan.......................................................................................... .2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian cerita anak........................................................................................3

2. Ciri – ciri cerita anak..........................................................................................4

3. Manfaat cerita anak.................................................. .........................................4

4. Unsur – unsur cerita anak............................................................................... ...5

5. Jenis – jenis cerita anak........................................................................ .............6

6. Menganalisis cerita anak.................................................................... ...............9

BAB III PENUTUP

1. Simpulan..........................................................................................................11

2. Saran.......................................................................................................... ......11

iii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Cerita adalah bagian dari sastra atau salah satu bagian dari sastra atau yang
disebut genre sastra. Untuk menjadi guru sekolah dasar, kita perlu mengetahui cerita
seperti apa yang bisa dibaca atau dikonsumsi anak-anak. Esensi sastra melibatkan
eksplorasi kebenaran manusia. Sastra juga menawarkan berbagai cerita yang
memotivasi pembaca untuk bertindak. Juga, pembaca adalah anak-anak yang
imajinasinya masih berkembang dan akan menerima semua jenis cerita apakah masuk
akal atau tidak. Sastra anak merupakan sarana pendidikan dan hiburan, membentuk
kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas serta memberikan
informasi keterampilan praktis bagi anak.
Salah satu karya sastra anak adalah cerita anak, atau cerita yang pembacanya
terutama ditujukan untuk anak-anak. Menurut kelompok sasaran, cerita anak harus
dikemas dalam bentuk yang berbeda dengan cerita orang dewasa agar anak dapat
menerima dan memahaminya dengan baik. Cerita anak adalah gambar atau gambaran
kehidupan anak dalam bentuk struktur bahasa anak. Cerita anak adalah sastra yang
ditujukan untuk anak-anak, bukan sastra tentang anak. Sastra atau cerita anak
mungkin tidak cocok untuk anak-anak, tetapi sastra anak secara alami ditujukan dan
disesuaikan dengan anak-anak sebagai pembaca.
Perkembangan anak berlangsung secara wajar dan sesuai dengan
perkembangan zaman, jika ada bacaan yang cocok. Jadi cerita anak-anak harus
tentang membaca buku yang ditulis untuk dibaca anak-anak. Isi buku harus sesuai
dengan minat anak dan dunia, sesuai dengan tingkat perkembangan emosi dan
intelektual anak, sehingga dapat menanamkan nilai moral yang baik pada anak
melalui cerita favorit anak.

1
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan diatas, maka permasalahan
yang terdapat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apa pengertian cerita anak ?
b. Apa perbedaan cerita anak dan cerita dewasa ?
c. Unsur apa saja yang ada dalam cerita anak ?
d. Apa saja jenis – jenis cerita anak ?
e. Bagaimana cara menganalisis cerita anak ?
3. Tujuan pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dari
pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui tentang apa itu cerita anak.
b. Untuk mengetahui tentang perbedaan antara cerita anak dan cerita dewasa.
c. Untuk mengetahui tentang unsur – unsur cerita anak.
d. Untuk mengetahui tentang jenis jenis cerita anak.
e. Untuk mengetahui tentang cara menganalisis cerita anak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian cerita anak


Cerita anak merupakan bacaan untuk anak yang isinya kisah seputar anak-
anak yang boleh diceritakan, menghibur, serta sesuai tingkat perkembangan
intelektual dan emosi anak. Selain itu, ada beberapa ahli yang berpendapat mengenai
pengertian cerita anak anatar laian sebagai berikut :
a. Titik W.S., dkk., (2013: 89) menjelaskan bahwa “cerita anak-anak adalah
cerita sederhana yang kompleks”.
b. Sarumpaet (203:108) berpendapat cerita anak adalah cerita yang ditulis untuk
anak dan berbicara mengenai kehidupan anak dan sekeliling yang
mempengaruh anak serta cerita itu hanya dapat dinikmati oleh anak dengan
bantuan dan pengarahan orang dewasa.
c. Puryanto (2008:7) Cerita anak adalah mengandung tema yang mendidik,
alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar
atau ada di dunia anak, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang
baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa
anak, sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan
anak.
d. Menurut Hunt (dalam Witakania, 2008) mendefinisikan cerita anak sebagai
buku bacaan yang dibaca secara khusus cocok untuk memuaskan sekelompok
anggota yang kini disebut anak. Jadi cerita anak adalah buku bacaan yang
sengaja ditulis untuk dibaca anak-anak. Isi buku tersebut harus sesuai dengan
minat dan dunia anak-anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional
dan intelektual anak, sehingga dapat memuaskan mereka.
e. Tarigan (1995: 5) mendefinisikan bahwa cerita anak adalah buku yang
menempatkan mata anak-anak sebagai pengamat utama, mata anak-anak
sebagai fokusnya.
f. Lukens (2003:8) “Cerita anak adalah cerita yang menceritakan tentang
gambar-gambar dan binatang-binatang maupun manusia dengan lingkungan”
g. Nurgiyantoro (2005:35) “Cerita anak adalah cerita yang di mana anak
merupakan subjek yang menjadi fokus perhatian. Tokoh cerita anak boleh

3
siapa saja, namun mesti ada anak-anaknya, dan tokoh anak itu tidak hanya
menjadi pusat perhatian, tetapi juga pusat pengisahan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cerita anak adalah
cerita yang mengantarkan dan berangkat dari kaca mata anak.

2. Ciri – ciri cerita anak


Secara khusus Riris K. Toha-Sarumpaet (1976: 29-32) menuliskan ada tiga
ciri yang dapat membedakan cerita anak-anak dengan cerita dewasa, yakni :
a. Unsur pantangan
Unsur pantangan merupakan unsur-unsur yang berhubungan dengan segi isi
cerita yang bersifat negatif yang tidak pantas untuk diketahui anak karena
unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak ke arah
yang tidak baik.
b. Penyajian
Cerita anak-anak harus disajikan secara langsung, tidak berbelit-belit.
Deskripsi singkat dan terfokus, mendukung tindakan dinamis dan alasan yang
jelas. Selain itu, Anda tidak hanya dapat melihat dengan jelas kebaikan
tindakan dan karakternya, tetapi Anda juga dapat melihat dengan jujur
kesungguhan tindakan karakter tersebut.
c. Fungsi terapan
Artinya cerita anak menyampaikan pesan dan pelajaran kepada anak. Pesan
dan pelajaran disampaikan dengan cara yang tidak terkesan menggurui atau
mengabaikan kecerdasan anak. Ketika datang untuk membantu anak-anak,
katakan dengan jelas karakter mana yang baik dan murah hati.

3. Manfaat cerita anak


Fungsi cerita bagi anak-anak berkaitan erat menggunakan manfaat sebuah
cerita bagi anak-anak. Dengan membaca cerita anak-anak, seseorang anak akan
memperoleh kematangan emosi, intelektual, dan pengalaman-pengalaman mengenai
kehidupan. Cerita anak bisa menanamkan rasa peka pada batinnya buat mampu
membedakan mana yg baik & mana yg buruk, bisa menanamkan pencerahan
mengenai kebenaran dan keadilan, keberanian, kejujuran, kesetiaan, pengorbanan, dan

4
kehormatan. Cerita anak-anak bisa membuka mata hati anak lebih jauh ke depan buat
melihat tujuan, dan hakikat hayati yg sebenarnya. Nilai edukatif mampu mendidik
anak akan rasa cinta tanah air & bangsa, cinta seni, profesi, dan rasa tanggung jawab
yg tinggi. Pada akhirnya cerita anak-anak akan membantu anak pada memecahkan
masalahnya sendiri. HJ Yusi Rosdiana., dkk., (2013: 6.7
Selain manfaat di atas, manfaat lainnya dari cerita anak adalah
a. Mengasah daya fikir, kreatifitas dan imajinatif
Anak bisa menciptakan visualisasi sendiri melalui cerita yang dia dengarkan.
Lama kelamaan akan memancing daya kreatifitas mereka misalnya
membicarakan isi hati dan fikiran menggunakan istilah-istilah verbal juga
goresan pena dan dia akan mempunyai banyak kosa istilah.
b. Media untuk menanamkan nilai dan etika
Berbagai nilai kejujuran dan rendah hati kerja keras sampai ikut merasakan
dan norma sehari-hari bisa menggunakan gampang diserap melalui cerita.
Didalam cerita tidak memerintah ataupun menggurui akan tetapi kebalikannya
didalam tokoh cerita diperlukan sebagai teladan bagi anak.
c. Sebagai langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak
Setelah tertarik membaca buku yang sering mereka baca maka mereka akan
meluaskan bacaannya pada buku-buku pelajaran.
d. Mengembangkan kecerdasan emosi dan spiritual
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan anak buat menyikapi keadaan, baik
tekanan juga konduite berdasarkan luar, misalnya bagaimana mendapat
kekalahan menggunakan baik atau apa yg wajib dilakukan saat kesal atau
marah.

4. Jenis – jenis cerita anak


Jenis-jenis cerita anak dapat dikelompokan menjadi cerita jenaka, dongeng,
fabel, legenda, dan mite atau mitos. HJ Yusi Rosdiana., dkk., (2013: 6.8). Untuk lebih
jelasnya mari kita lihat pengertian jenis-jenis cerita tersebut :
a. Cerita jenaka
Cerita jenaka merupakan cerita pendek berisi kebodohan atau kecerdikan
seseorang, yang mampu menimbulkan senyum atau tawa bagi para pembaca
atau pendengarnya. Cerita jenaka termasuk cerita fiksi atau dongeng sebagai
kisah kejadian lucu yang terjadi pada masa lalu, yang berkembang di

5
masyarakat. Sehingga, tak heran jika cerita jenaka masuk dalam bagian cerita
rakyat. Contoh dari cerita jenaka dapat kita jumpai dalah cerita “Pak
Belalang”, “Pak Kodok”, “Abu Nawas”, “Lebay Malang”,dan “Kabayan”.
b. Dongeng
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng merupakan cerita
yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang
aneh-aneh). Contohnya adalah “Ketimun  Emas”, “Tongkat Ajaib”,dan
“Cinderella”.
c. Fabel
Fabel adalah cerita yang menampilkan hewan-hewan sebagai tokoh-tokohnya.
Di dalam fabel, para hewan atau binatang digambarkan sebagaimana layaknya
manusia yang dapat berpikir, bereaksi, dan berbicara. Contohnya pada cerita
“Kancil dan Kera”, dan “Kancil dan Buaya”.
d. Legenda
Legenda adalah cerita yang berasal dari zaman dahulu. Cerita legenda
bertalian dengan sejarah yang sesuai dengan kenyataan yang ada pada alam
atau cerita tentang terjadinya suatu negeri, danau atau gunung. Contohnya
pada cerita “Sangkuriang”, “Malin Kundang”,dan “Batu menangis”.
e. Mite atau Mitos
Mite atau mitos merupakan cerita yang berkaitan dengan kepercayaan kuno,
menyangkut kehidupan dewa-dewa atau kehidupan makhluk halus. Mitos
adalah cerita yang mengandung unsur-unsur misteri, dunia gaib, dan alam
dewa. Tokoh-tokoh mitos mengandung kekuatan yang hebat dan memiliki
kekuatan gaib. Tokoh-tokoh ini bukan saja terdiri atas manusia, tetapi juga
dewa-dewa dan makhluk gaib. Contoh ceritanya adalah “Nyi Roro Kidul”.

5. Unsur – unsur pembangun cerita anak


Elemen-elemen atau unsur-unsur cerita anak terdiri dari tema dan amanat,
tokoh, latar, alur atau plot, sudut pandang, dan gaya. Titik W.S., dkk., Mari kita bahas
tentang unsur-unsur cerita anak tersebut.
a. Tema
Tema secara sederhana bisa dipahami sebagai gagasan mengikat sebuah cerita.
Nurgiyantoro (2005:260) berpendapat jika tema adalah dasar dari
pengembangan sebuah cerita. Sementara Keraf (1984:107) menyatakan jika

6
tema adalah amanat utama yang disampaikan penulis lewat karangan (cerita
yang dibuat). Adakalanya tema cerita dinyatakan dengan jelas atau dinyatakan
secara eksplisit. Bisa juga disebut tema adalah gagasan, ide, atau pikiran
utama yang mendasari suatu cerita. Sesuatu yang menjadi dasar cerita,
menjiwai cerita atau pokok masalah dalam cerita. Contoh: keluarga,
persahabatan, dll. Yasinta Marpaung (2012: 9).
b. Amanat
Cerita anak-anak yang bersifat didaktis pada umumnya mengandung ajaran
moral, pengetahuan, dan ketrampilan. Hal-hal yang menjadi tujuan pengarang
seperti itulah yang disebut amanat. Amanat pada sebuah cerita dapat
disampaikan secara implisit (jika jalan keluar atau ajaran moral itu tersirat
dalam tingkah laku tokoh) dan secara eksplisit (jika pengarang pada tengah
atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, anjuran, larangan,
berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu).
c. Tokoh
Tokoh adalah orang yang mengalami peristiwa-peristiwa dalam berbagai
pertistiwa dalam cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun ada
pula berwujud binatang atau tumbuhan. Yasinta Marpaung (2012: 10). Tokoh
juga bisa disebut individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di
dalam berbagai peristiwa cerita.
- Tokoh sentral dan tokoh bawahan.
Berdasarkan fungsinya, tokoh dalam cerita dibedakan atas tokoh sentral
dan tokoh bawahan. Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang
memegang peran penting dalam cerita. Tokoh yang berperan baik disebut
dengan istilah protagonis, tokoh yang jahat disebut dengan istilah
antagonis, sedangkan tokoh penengah disebut tritagonis. Adapun yang
dimaksud dengan tokoh bawahan adalah tokoh yang kedudukannya tidak
sentral, tetapi kehadirannya sangan dibutuhkan untuk menunjang atau
mendukung tokoh utama.
- Tokoh datar dan tokoh bulat.
Di dalam cerita rekaan, tokoh datar diungkapkan atau disoroti dari satu
segi wataknya saja. Tokoh datar bersifat statis, di dalam perkembangannya
lakuan atau watak tokoh itu sedikit sekali berubah, bahkan ada kalanya
tidak berubah sama sekali. Dengan demikian tokoh datar mudah dikenali

7
dan mudah diingat. Termasuk kedalam tokoh datar adalah tokoh stereotip,
misalnya tokoh ibu tiri yang selalu dikukiskan berwatak kejam. Jika lebih
dari satu ciri segi wataknya yang ditampilkan di dalam cerita sehingga
tokoh itu dapat dibedakan dari tokoh-tokoh yang lain maka tokoh itu
disebut tokoh bulat.
d. Latar
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan
waktu, ruang, suasana dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Yasinta
Marpaung (2012: 12). Latar atau setting diartikan juga sebagai landas tumpu
sebuah cerita. Secara kasat mata, latar dalam cerita berkenaan dengan tempat
atau ruang dan waktu yang tergambar dalam sebuah cerita. Latar sebagai unsur
cerita yang dinamis membantu mengembangkan unsur-unsur cerita yang lain.
Hubungan antara latar dengan unsur-unsur yang lain bisa jadi selaras, bisa
bersifat kontras.
e. Alur
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberi makna kata alur yang
berhubungan dengan sastra sebagai rangkaian peristiwa yang direka dan
dijalin dengan seksama dan menggerakan jalan cerita melalui kerumitan ke
arah klimaks dan penyelesaian ; jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk
mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal
atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab akibat).
Alur dengan susunan peristiwa yang kronologis. Pengaluran adalah
pengaturan waktu penampilan peristiwa untuk dapat juga disusun dengan
memperhatikan hubungan klausalnya (sebab-akibat). Alur yang biasa
digunakan dalam cerita anak disebut dengan alur datar, artinya cerita yang
disajikan dengan cara sederhana, mudah dipahami/ tidak berbelit-belit.
Ada dua tipe alur kronologis, yaitu progresif dan episodik. Dalam buku-buku
yang menggunakan alur progresif bab-bab pertama adalah eksposisi, tempat
tokoh-tokoh, latar dan konflik dasar diperkenalkan, setelah itu cerita dibangun
hingga gawatan dan klimaks. Begitu klimaks tercapai, kesimpulan yang
memuaskan (leraian) diraih pula, dan cerita pun berakhir. Alur episodik
mengikat beberapa cerita atau episode, masing-masing sebagai sebuah
kebulatan dengan konflik dan penyelesaian.

8
f. Sudut Pandang
Sudut pandang atau pusat pengesahan (point of view) digunakan pengarang
dalam menciptakan cerita agar memiliki suatu kesatuan. Sudut pandang pada
dasarnya adalah visi seorang atau tafsiran pengarang.
Secara garis besar sudut pandang dibedakan menjadi dua, yakni sudut pandang
orang pertama yang disebut dengan akuan dan sudut pandang orang ketiga
yang disebut dengan diaan atau disebut dengan insider atau outsider. Namun,
ada juga cerita yang menggunakan sudut pandang campuran, yaitu kedua
sudut pandang tersebut (akuan dan diaan) digunakan di dalam sebuah cerita.
g. Gaya
Disebut cerita sebagai hasil kerja kreatif, seorang pengarang terbentuk melalui
proses pengolahan bahasa yang digunakan oleh pengarang berkaitan erat
dengan bahasa. Khusus karya sastra dengan bentuk prosa atau cerita, gaya
dalam penggunaan bahasa berkaitan erat dengan aspek-aspek cerita, yaitu
tujuan dan unsur-unsur cerita. Gaya akan selalu disesuaikan dengan semua
aspek yang ada dalam cerita sehingga cerita benar-benar menyatu atau tidak
terjadi ketimpangan atau keanehan yang membuat pembaca merasa bingung
atau cerita menjadi tidak menarik perhatian. Melalui gaya bercerita pengarang
bertujuan untuk menyampaikan suasana, latar, tokoh, dan unsur-unsur cerita
yang lain menjadi hidup. Perlu diketahui, melalui gaya yang ditampilkan,
pengarang akan memiliki ciri khas yang membedakan dirinya dari pengarang-
pengarang lain.

6. Menganalisis cerita anak


Kata analisis berarti mengkaji sesuatu. Analisis dongeng sudah cukup untuk
memahami unsur-unsur cerita, terutama yang berkaitan dengan gaya dan sudut
pandang yang digunakan pengarang dalam mendongeng. Analisis tematik bertujuan
untuk menemukan tema atau gagasan yang mendasari yang disampaikan oleh
pengarang. Analisis karakter dan penokohan harus diperhatikan oleh para tokoh dan
perannya dalam cerita. Latar atau setting dapat dianalisa melalui adegan-adegan dari
setiap peristiwa yang digambarkan dalam cerita. Yang disebut plot adalah jalinan
peristiwa yang dijalin pengarang ke dalam keseluruhan cerita. Alur dan gaya naratif
yang digunakan pengarang mengungkapkan betapa mahirnya pengarang dalam
menuangkan ide dan gagasan melalui cerita.

9
Cara pandang pengarang dipilih berdasarkan maksud pengarang dalam
bercerita. . Sebenarnya, unsur-unsur cerita tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Tidak ada elemen yang lebih penting dari yang lain. Semua saling mendukung untuk
mencapai integritas cerita.

10
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Cerita adalah cerita atau karangan tentang suatu peristiwa atau kejadian, cerita
anak adalah cerita yang ditulis oleh orang dewasa untuk anak-anak, tetapi bisa juga
cerita yang ditulis oleh anak-anak. Cerita anak sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal
baru yang ditemuinya, sehingga cerita anak harus bersifat informative, walaupun
unsur cerita dewasa dan cerita anak-anak hampir sama, namun tidak sulit untuk
membedakan antara cerita anak-anak dan cerita dewasa. Yang membedakan adalah isi
ceritanya. Cerita anak harus membantu mengembangkan keterampilan berpikir anak-
anak, karena masa kecil memiliki pengaruh besar pada kehidupan selanjutnya.
2. Saran
Sebagai seorang guru, Anda harus bisa menganalisis cerita mana yang cocok
dan mana yang tidak cocok untuk diberikan kepada anak Anda sebelum Anda
mengajari mereka. Agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif yang mempengaruhi
cara berpikir mereka.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak luput dari kesalahan.Kritik dan
saran dapat menunjukkan kepada penulis mengenai kekurangan dalam makalah ini
sehingga diharapkan makalah ini bisa sempurna dan lebih baik lagi. Oleh karena itu,
penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kholida Qothrunnada. 19 Desember 2021. Cerita Jenaka: Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, dan
Contohnya. Diakses pada 9 November 2022, dari
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5860402/cerita-jenaka-pengertian-jenis-ciri-ciri-
dan-contohnya

Kompas.com. 3 April 2020. Dongen : Pengertian dan Jenisnya. Diakses pada 8 November
2022, dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/03/193000469/dongeng-
pengertian-dan-jenisnya?page=all

Hj. Rosdiana, Yusi, dkk. 2013. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Pamulang

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.

Puryanto, Edi. 2008. Konsumsi Anak dalam Teks Sastra di Sekolah. Makalah dalam
Konferensi Internasional Kesusastraan XIX HISKI.

Sarumpaet, Riris K. Toha. 2003. Struktur Bacaan Anak, dalam “Teknik Menulis Cerita
Anak”. Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk, dan Taman Melati

Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

HJ. Yusi Rosdiana. dkk. 2007. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.

12

Anda mungkin juga menyukai