DONGENG
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Apresiasi Sastra Indonesia
Dosen Pengampu : Ari Rohmawati S.Pd, M.Pd
KELOMPOK 8 :
DEWI SETIYANINGSIH (2022406405165)
LAILATUL FADILAH (2022406405163)
DECLARA PUSPAMETA SUSILO (2022406405158)
ADELIA WULANDARI (2022406405164)
YONGKI DEO PERMANA (2022406405230)
AKBAR ALMAARUF (2022406405197)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
rahmatnya sehingga makalah dengan judul “Dongeng” dapat terseleaikan.
Makalah ini tersusun atas definisi dongeng dan unsur-unsur dongeng.
Akhir kata, penyusun menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan
perlu banyak perbaikan, akan tetapi besar harapan kami semoga makalah yang
sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat untuk bagi kita semua.
Kelompok
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
A. Kesimpulan …………………………………………………….……. 12
B. Saran ………………………………………………………………… 12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
nenek merasa bahwa teknologi modern sudah menghilangkan tradisi
mendongeng.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dongeng?
2. Apa yang dimaksud dengan unsur-unsur dongeng?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan dongeng
2. Mengetahui dan memahami unsur-unsur dongeng
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis.
Makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang dongeng
dan unsur-unsur yang membentuknya.
2. Bagi calon pendongeng dan pengarang dongeng.
Makalah ini bermanfaat untuk menjadi referensi sederhana tentang
dongeng dan unsur-unsur yang membentuk dongeng sebagai gambaran
bahwa dongeng merupakan suatu keindahan dari sastra anak dan harus
disesuaikan dengan bagaimana karakteristik anak-anak seharusnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang mengandung nilai-nilai moral dan
sosial yang berguna untuk membentuk karakter anak. Pembentukan
karakter anak dapat dilakukan di lingkungan pembelajaran sekolah dan
lingkungan rumah atau keluarga. Strategi pembentukan karakter anak
dilakukan dengan pemberian contoh, pembiasaan membaca dongeng,
pembiasaan mendengarkan dongeng, dan penciptaan lingkungan baca yang
mendukung.
1
adalah kegiatan paling positif bagi perkembangan anak dalam berbagai
aspek. Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan tersebut
diantaranya menumbuhkan minat baca anak, dan menanamkan berbagai
pesan moral yang disampaikan melalui sebuah cerita atau dongeng
(Syukria, 2018: 91).
1
menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya,
mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang
dia tinggali dan menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan
bermain, anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian
tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya. Lewat
bermain, fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan
berinteraksi dengan orang lain akan berkembang. Bermain tentunya
merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja
c. Meningkatkan Kecerdasan
1
e. Perkembangan mental maupun fisiknya, dengan begitu anak akan
tumbuh dan berkembang jauh lebih baik.
f. Pengetahuan Baru Cerita dalam dongeng mengandung banyak
informasi baru dan bermanfaat bagi anak seperti bagaimana sebuah mobil
dapat berjalan, yaitu dengan bahan bakar minyak atau seperti apa rupanya
seekor kelinci, yaitu bertelinga panjang dan berbadan kecil serta dapat
berlari kencang.
1
keranjang. Tokoh Kancil lebih banyak memperlihatkan karakter tercela
yang ditakutkan dapat dicontoh oleh anak. Hal ini dikarenakan anak tidak
dapat langsung menerima nilai yang sebenarnya terkandung di dalam
dongeng. Melainkan yang nyata terlihat adalah karakter nakal,
pembohong, licik, dan banyak tipu muslihat dari tokoh kancil. Sebagai
contoh di dalam dongeng yang lain misalnya “Si Kancil dan Buaya”,
Kancil dengan liciknya membohongi buaya agar bisa menyeberangi
sungai. Namun dari sisi lain sebenarnya dapat pula diambil pesan tentang
kepandaian Kancil untuk melindungi dirinya dari musuh. Kelicikan Kancil
untuk melemahkan musuh-musuhnya dapat dianggap sebagai kepandaian
Kancil dalam me- ngatur strategi. Hanya saja, cara yang digunakan Kancil
dapat dianggap kurang sesuai karena merugikan pihak lain. Hal ini bukan
berarti dongeng si Kancil mengandung makna negatif. Bagi mereka yang
sudah memahami isi cerita dengan baik, maka cerita si Kancil dapat
memiliki nilai-nilai positif seperti pandai, kreatif, inovatif, dan pantang
menyerah. Selain itu si Kancil dapat dianggap sebagai tokoh panutan yang
dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan ketika mereka
dihadapkan pada masalah.
B.Unsur-Unsur Dongeng
Dongeng merupakan sebuah cerita atau narasi baik itu secara lisan
maupun tulisan yang sudah ada dari tahun ke tahun (Huck, Hepler, dan
Hickman, dalam Ardini, 2012). Dongeng biasanya diwariskan secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Dalam proses
penyebarluasannya, dongeng biasanya diceritakan secara lisan atau secara
tulisan. Sebuah dongeng terkadang tidak sama persis alur ceritanya karena
adakalanya dongeng ditambahkan atau dikurangi jalan ceritanya
1
tergantung masyarakat yang menyebarluaskannya. Cerita dibentuk oleh
dua bagian besar unsur yaitu instrinsik dan unsur ekstrinsik dimana unsur
instrinsik disebut sebagai unsur dalam yang membentuk suatu cerita
sedangkan unsur ekstrinsuk disebut unsur luar yaitu unsur-unsur
oendukung terciptanya suatu cerita.
Prinsip mengembangkan cerita anak berbasis psikologi
perkembangan berdasarkan hasil sinkronisasi karakteristik data dari hasil
analisis kebutuhan cerita anak pada usia dini serta pedoman
mengembangankan cerita anak berbasis psikologi perkembangan. Prinsip
tersebut selanjutnya dispesifikasi menjadi kaidah-kaidah teknis, sehingga
dapat dijadikan acuan dalam mengembangankan cerita anak berbasis
psikologi perkembangan. Adapun prinsip-prinsip tersebut meliputi
struktur, unsur intriksik, dan unsur ekstrinsik. Hal tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Struktur
a. Orientasi
b. Berisi pengenalan tokoh yang akan diceritakan dalam cerita.
c. Komplikasi
d. Konflik dalam cerita dibentuk dari permasalahan kehidupan sehari- hari
yang sederhana. Permasalahan digambarkan dengan konflik batin, dan
tidak berkaitan dengan konflik fisik.
e. Resolusi
Resolusi berisi penyelesaian konflik. Penyelesian ini dirangkai melalui
peristiwa dari sudut pandang anak yang sederhana.
f. Koda.
Koda berisi simpulan nilai-nilai positif yang dapat diambil dari cerita.
Koda ini disampaikan secara tersurat di akhir cerita.
1
2. Unsur Intrinsik
Bagian ini berisi prinsip pengembangan unsur intrinsik dalam menulis
cerita anak. Gambaran mengenai pengembangan unsur intriksik dapa
dijelaskan yaitu sebagai berikut.
a. Tema
Pemilihan tema pada penulisan cerita anak diarahkan pada tema realistis
yang berisi proses pemahaman dan pengenalan kehidupan yang nyata.
b. Alur
Tahapan alur yang digunakan adalah alur maju. Seluruh rangkaian alur
digambarkan dengan peristiwa yang positif, tidak kompleks, dan
menunjukkan hubungan sebab akibat yang diungkap secara jelas.
c. Plot
Sudut pandang dalam cerita anak disesuaikan dengan karakteristik
gambaran peristiwanya dan menggunakan sudut pandang orang ketiga.
d. Setting
Penggambaran setting disesuaikan kedekatannya dengan kehidupan anak.
e. Tokoh
Tokoh manusia dengan jumlah tidak lebih dari enam tokoh.
f. Penokohan
Karakterisasi tokoh dilakukan dengan tegas dan langsung menggambarkan
wataknya dengan dilengkapi oleh penggambaran fisik dengan cara yang
jelas.
g. Gaya bahasa
Teknik penyajian cerita dengan cara naratif menggunakan kata dan gaya
bahasa yang kongkret sesuai dengan perkembangan kognitif anak. Gaya
bahasa inimengacu pada pengertian yang tersurat. Teknik penuturan latar
dan tokoh lebih banyak digunakan teknik adegan dilengkapi dengan dialog
atau penggambaran dan penuturan berdasarkan kesan dan observasi yang
tersaji secara asosiatif.
3. Unsur Ekstrinsik
1
Bagian ini berisi prinsip pengembangan unsur ekstrinsik dalam menulis
cerita anak. Gambaran mengenai pengembangan unsur ekstrinsik dapat
dijelaskan dalam bagan berikut.
a. Nilai-nilai
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dongeng merupakan cerita yang mengandung nilai-nilai budi pekerti atau
nilai moral dan sosial yang berguna untuk membentuk karakter anak.
Pembentukan karakter anak tidak hanya dilakukan dalam pembelajaran di
sekolah, tetapi juga dapat dilakukan di lingkungan rumah atau keluarga.
Strategi pembentukan karakter yang dapat dilakukan di sekolah adalah siswa
wajib membaca dongeng yang ada di perpustakaan dimulai; siswa mencatat
nilai moral dalam dongeng yang telah dibaca; guru menugasi siswa membuat
rigkasan dari dongeng yang telah dibaca; dan siswa membuat kliping 28
dongeng semiggu sekali. Pembentukan karakter dalam lingkungan keluarga
dapat dilakukan dengan cara orangtua atau saudara membacakan dongeng
sebelum tidur atau di waktu luang; menyediakan bacaan-bacaan dongeng di
rumah untuk menarik minat baca anak; orangtua mengajukan pertanyaan
kepada anak untuk melihat pemahaman dan ingatan anak tentang isi dongeng;
orangtua mengajak anak ke toko buku dan memberikan kesempatan pada
anak untuk membeli buku yang disukainya, termasuk dongeng.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah
itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
1
DAFTAR PUSTAKA
Habsari, Zakia. (2017). Dongen Sebagai Pembentuk Karakter Anak. Jurnal Kajian
Perpustakaan Dan Informasi. Vol 1 (1) hlm. 21-29.
Husnaini, Nani. (2011). Budaya Dongeng demi Kemajuan Teknologi dan Orang
Tua. Vol 10 (2) hlm. 78-84.
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika. Hlm, 144.
Neina, Ayu Qurrota. 2018. Moderinisasi Sastra Anak Berbasis Psikologi Perkembangan.
Jurnal Bahasa dan Sastra, Fakultas Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia. Vol 7(3) hlm 209-210.
Syukria, S., & Siregar, N.S.S (2018). Buku Cerita si Kancil dan Perilaku Meniru
Siswa Taman Kanak-Kanak. Gondong: Jurnal Seni dan Budaya,
2(2), HLM, 90-102.
13