Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS STRUKTURALISME SASTRA ANAK PADA CERITA DONGENG

CINDERELLA

Dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas matakulia kajian sastra anak-anak

Disusun Oleh Kelompok I :

Ruth Valentina Manik (18110014)

Rotua Tambunan (18110017)

Eriska Elgrita Hutabalian (18110024)

Febri Yanti Hutasoit (18110034)

Risdayanti Manalu (18110035)

Viriska Winda S Silaban (18110043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2020
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah kajian sastra anak dan menambah wawasan penulis terhadap
analisis strukturalisme sastra anak pada cerita dongeng Cinderella. dengan makalah ini penulis
dapat memahaminya. penulis juga sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun kebaikan makalah ini.

Medan, 30 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………….1

Daftar Isi……………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….4


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………5
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………..5

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Analisis Sastra Anak dongeng Cinderella…………………………………………7

2.2 Analisis Cerita fakta Dongeng Cinderella……………………………………..…12

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….15

3.2 Saran…………………………………………………………………………….. 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dongeng merupakan karya sastra lama yang menceritakan sebuah kejadian fiksi dan
dianggap oleh masyarakat tidak nyata. bahasa yang mudah dan alur yang sederhana menjadikan
dongeng sebagai karya sastra yang mudah dipahami dibanding karya sastra lain. penyampaian
dongeng berfungsi untuk memberikan pendidikan moral sekaligus menjadi hiburan. dalam
perkembangan jaman dongeng tidak hanya dikemas dalam bentuk sperti video,film maupun
aplikasi dongeng interaktif. Dongeng sendiri termasuk dalam cerita rakyat lisan.

Dongeng menceritakan keajaiban yang berisi pesan moral dan tidak dapat dicerna
menggunakan logika, karena biasanya memiliki kalimat pembukaan dan penutup yang bersifat
klise. Dongeng cinderella mengisahkan seorang gadis piatu. meskipun ibunya tidak ada lagi,
cinderella bahagia bersama ayahnya. Namun, kebahagiaan cinderella berakhir setelah ayahnya
menikah lagi. Ibu dan saudara tirinya memperlakukan cinderella seperti pembantu dan tidak
pernah diperbolehkan keluar dari rumah, termasuk unutk menghadiri pesta kerajaan. Di tengan
harapannya menghadiri pesta, datanglah ibu peri yang mengubah cinderella bak seorang putri
raja. Saat datang ke pesta, pangeran langsung jatuh hati kepadanya. Namun, karena sebelumnya
cinderella diperingatkan inu peri untuk pulang sebelum jam 12 malam, cinderella menolak
keiginan pangeran terus berdansa dengannya.

Alhasil sepatu kaca cinderella tertinggal, pangeran yang jatuh hati dengan cinderella
mencari hingga kepelosok negeri untuk mengetahui pemilik sepatu tersebut dan akhirnya
pangeran menemukannya. berkat kesabaran dan kebaikannya, nasib cinderella berubah. ia dapat
mencoba sepatu kaca yang memang miliknya tersebut. dan akhirnya pangeran memilih untuk
menikahi gadis cantik tersebut. merekapun hidup bahagia selamanya.
1.2 Rumusan Masalah
a. bagaimana menganalisis dongeng cinderella berdasarkan imajinasi sastra?
b. cerita fakta apa yang ada dalam dongeng cinderella?
1.3 Tujuan Pembahasan
a. untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai analisis strukturalisme sastra
anak dalam dongen cinderella.
b. memberikan pengetahuan lebih dalam mengenai fakta yang ada dalam dongeng
cinderella.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Sarana Sastra

Analisis sarana sastra dapat dilakukan dapat dilakukan dengan melakukan


penginterpretasian pada sebuah karya, mengenmbangkan wawasan kedalam banyak orang.
membantu siswa dalam dalam menginterpretasikan bacaan itu dengan cara mengidentifikasi para
pelaku yang ada pada cerita. hal itu dapat dilakukan dengan menguatkan pemahaman pada cerita
juga.

a. Interpretasi judul dongeng cinderella berdasarkan imajinasi sastra

Cinderella merupakan gadis cantik yang kaya raya dan bahagia. selain cantik dia
merupakan gadis yang baik dan memiliki orangtua yang sangat menyayanginya. Dia memiliki
pasangan yang sangat tampan dan mencintainya. Cinderella hidup dengan penuh kebahagiaan
dan memiliki sekolah yang tinggi dan berjiwa pekerja keras.

b. ketertarikan memilih judul

ketertarikan memilih judul Cinderella karena mudah mengimajinasikan. sifat sastra anak
salah satunya adalah imajinasi.hakikat sastra anak harus sesuai dengan kehidupan anak-anak
yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. sastra anak bertumpu dan bermula pada
penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam
kehidupan. cerita dongeng Cinderella ini juga berfungsi sebagai media pedidikan dan hiburan,
membentuk kepribadian anak, serta menunun kecerdasan emosi pada anak yang menonton atau
membacanya. selain mudah mengimajinasikan Cinderella juga menarik dan sangat bagus
dijadikan sebagai inspirasi dan ceritanya juga sudah banyak diketahui kalangan remaja, anak dan
masyarakat lainnya karena sangat mudah memahami ceritanya dengan gambar. Tujuan dari
iringan gambar pada penceritaan adalah untuk memperkuat penceritaan sehingga anak-anak lebih
mudah memahami cerita. Selain itu kehadiran gambar adalah salah satu sarana untuk menarik
perhatian.Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

2.2 Analisis cerita fakta dongeng cinderella

1. Ciri ciri sastra anak

a) Tokoh yang terlibat dalam cerita diperkenalkan terlebih dahulu.

Setiap tokoh yang berperan dalam cerita atau sastra anak diperkenalkan terlebih dahulu,
sedangkan pada cerita remaja atau dewasa pengenalan tokoh dapat terjadi ketika cerita sedang
berlangsung.

b) Dalam penceritaan selalu dibarengi dengan gambar

Untuk sastra anak-anak, penceritaan diperkuat

Bahasa yang digunakan dalam penceritaan cenderung mudah untuk dipahami oleh anak-anak
dan tidak menggunakan bahasa yang kompleks seperti karya sastra yang ditujukan untuk remaja
atau dewasa.

d) Desain buku bacaan yang unik untuk menarik prhatian

Desain buku untuk anak-anak cenderung berbeda dengan buku-buku remaja, buku anak lebih
menggunakan desain yang berbeda seperti bentuk yang menyerupai buah-buahan, atau dengan
kombinasi warna yang menarik perhatian.

e) Penceritaan cenderung terkait dengan kehidupan anak (keluarga, teman, guru, dll).

Penceritaan selalu dikaitkan dengan kehidupan anak-anak, sehingga pesan yang ingin
disampaikan tercapai. Meskipun penceritaan dalam bentuk fabel dan cerita fantasi, namun
penceritaan tetap berpusat pada kehidupan yang dialami anak-anak.

f) Diakhir cerita selalu menggembirakan tokoh utama.


Penceritaan dalam sastra anak selalu berakhir dengan kegembiraan pada tokoh utama sebagai
fokus penceritaan. Tidak hanya tokoh utama, tokoh antagonis dalam penceritaanpu selalu
berakhir dengan sadar dan berubah dengan sifat baik.

g) Dikaitkan dengan psikologi perkembangan anak (Operasional konkret).

Penceritaan, penggambaran, latar, dll. Selalu dikaitkan dengan psikologi anak yang hanya dapat
memahami sesuatu yang bersifat konkret.

2. Unsur unsur sastra anak

a. Unsur Intrinsik

1. Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang
ditampilkan dalam karangannya. tema dalam dongeng Cinderella adalah percintaan dan
kebaikan.

2. amanat adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan
sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan
batin kita terhadap hidup. pesan moral yang terkandung dalam dongeng Cinderella adalah
kesabaran kita dalam menghadapi cobaan hidup akan menhasilkan buah yang baik dimasa yang
akan mendatang.

3. Alur adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. alur dalam cerita
Cinderella adalah lebih mengutamakan alur maju.

4. Penokohan adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh dalam dongeng


tersebut.penokohan dalkam dongeng Cinderella adalah antagonis, protagonist, tritagonis.

5. Toko merupakan pemain atau orang-orang yang terlibat dalam dongeng tersebut. tokoh dalam
film Cinderella adalah Cinderella, ayah, ibu tiri, saudari tiri, dan pangeran dan ibu peri.

6. Latar atau setting latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam
sebuah cerita. latar dalam dongeng Cinderella adalah
a. Latar tempat, istana, rumah Cinderella, pasar, dan taman.

b.Latar waktua, pagi, siang,malam.

c. Latar suasana adalah bahagia, sedih/menderita, kesal

7. Sudut pandang

Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita. sudut pandang
dalam cerita dongeng Cinderella adalah sudut pandang orang ketiga pelaku sampingan lantaran
yang menceritakan itu ialah ibu peri Cinderella.

b. unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar. adapun unsur ekstrinsik
dongeng Cinderella adalah :

1. Latar Belakang Penciptaan mengembangkan dongeng Cinderella adalah agar penulis dan
pembaca dapat mengetahui isi dari dongeng “Cinderella” sera pembaca dapat mempelajari pesan
moral yang disampaikan dalam dongeng tersebut.

c. Nilai personal sastra anak

a. Perkembangan Emosional

Perkembangan Emosional adalah kemampuan anak untuk mengidentifikasi perasaan


senang, gembira, marah, sedih, malu, takut, bangga, simpati, empati, dll. Dalam tahap
perkembangan emosional ini Sastra Anak memegang peranan penting misalnya dengan membuat
cerita atau membacakan cerita tentang Cinderella. Melalui cerita Cinderella sebagai anak tiri
yang diperlakukan kasar oleh ibunya, akan memicu emosi anak yaitu iba kepada Cinderella dan
kecewa terhadap sikap si ibu tiri. Namun, Sastra Anak juga harus mampu membuat anak
mengendalikan emosi-emosi yang terbentuk secara kompleks.

b. Perkembangan Intelektual

Intelektual menurut Jean Piaget berasal dari istilah bahasa inggris yaitu Intellect, yang
berarti akal budi yang berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses berfikir yang
lebih tinggi (Bybee dan Sund, 1982). Perkembangan kognitif lebih mengarah kepada
kemampuan menilai, mengevaluasi, menganalisis, dll. Sastra Anak harus mampu membuat
perkembangan intelektual anak semakin berkembang dengan Sastra Anak. Misalnya ensiklopedi
anak, buku bergambar, buku berhitung, buku alphabet, dll.

c. Perkembangan Imajinasi

Imajinasi adalah bagian dari proses otak kanan, untuk menumbuhkembangkan


kecerdasan anak. Imajinasi merupakan kemampuan otak untuk membayangkan,
menggambarkan, menciptakan sesuatu di dalam pikiran anak. Imajinasi perlu dikembangkan
sebagai bagian dari proses mental yang manusiawi. Imajinasi melahirkan ppemikiran kreatif
serta gagasan-gagasan abstrak di dalam pikirannya. Sastra Anak berperan dalam pengembangan
imajinasi anak melalui bacaan-bacaan seperti dongeng, buku cerita, puisi, dll.

d. Pertumbuhan Rasa Sosial

Pada hakikatnya manusia hidup selalu membutuhkan orang lain. Manusia hidup
berdampingan dengan manusia lain. Seorang anak sejak lahir sudah terlibat dalam lingkungan
social yang kecil yaitu keluarga. Seiring berjalannya waktu anak harus diajarkan bersosialisasi
yang baik dan benar. Misalnya hidup rukun di sekolah, memberi kepada yang membutuhkan,
memberi pertolongan kepada yang susah. Hal ini juga peranan Sasstra Anak untuk membuat
seorang anak memiliki rasa social yang tingg.i

e. Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius

Rasa etis adalah perasaan yang berhubungan dengan kebaikan. Sedangakan rasa religus
adalah perasaan yang berkenaan dengan Tuhan. seorang anak sudah harus ditanamkan nilai-nilai
etis sejak masih kecil begitupula dengan rasa religious. Hal ini dimaksudkan agar seorang anak
memiliki pondasi yang kuat saat beranjak dewasa dan mampu diterima oleh masyarakat social.
Sastra Anak memiliki nilai etis dan religious di dalamnya. misalnya dengan membacakan tokoh-
tokoh dalam kitab suci agamanya.

d. Kelas sastra anak

Berdasarkan Kelas sastra anak terbagi menjadi beberapa kelas, perbedaan bacaan sastra
anak usia kelas rendah hingga pada kelas tinggi Berdasarkan psikologi kognitif, tingkat
perkembangan kognitif anak sudah memiliki kemampuan:

1. Menghubungkan dan membandingkan pengalaman kongkret yang diperooleh dengan


kenyataan baru yang dihadapi.
2. Membedakan pembedaan dan memilahan..
3. Menangkap dan menyusun pengertian-pengertian tertentu berdasarkan gambaran
kongkretnya.
4. Menandai cirri ggambaran kenyataan secara aspectual.

e. Gaya bahasa anak (Waridah)

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu
untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan
cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis .

Gaya bahasa seseorang pada saat mengungkapkan perasaannya, baik secara lisan maupun tulisan
dapat menimbulkan reaksi pembaca berupa tanggapan. Secara garis besar, gaya bahasa terdiri
dari empat jenis, yaitu majas majas penegasan, majas pertentangan, majas perbandingan, dan
majas sindiran (Waridah, 2009: 322). Gaya bahasa yang terdapat dalam dongeng Cinderella
adalah :

1. Gaya bahasa Sindiran. 

a. Majas sarkasme, contohnya: dasar cinderella bodoh, kau sangat bau cinderella. 
b. Majas antifrasis, contohnya: Cinderella perempuan yang sangat cantik(padahal gadis
yang sangat kotor. 
c. Majas sinisme :Ibu pasti akan sangat bangga dan bahagia. 
d. Majas Ironi:siapa pun diantara kalian yang menikah dengan pangeran keluarga kita
akan menjadi terpandang.
e. Gaya bahasa innuendo:Cinderella menjadi istri sang pangeran dan di bawa ke kerajaan karena
kakinya cocok dengan sepatu kaca tersebut. 

2. Gaya bahasa Perbandingan

a. Gaya bahasa simile:Cinderella berubah layaknya seorang puteri


b. Gaya bahasa Alegori: cinderella sangat cantik bagaikan putri, ia membuat mereka kagum
dengan kecantikan cinderella. 
c. Gaya bahasa metafora:Sang pangeran yang sangat tampan
d. Gaya bahasa :Alusio:Gadis itu sangat kotor sehingga dinamai Cinderella
e. Gaya bahasa Hiperbola:Gaun yang dipakai cinderella berubah menjadi gaun yang sangat
cantik berkilau dengan perhiasan sangat indah. 
f. Gaya bahasa sinestesia:dia sangat bahagia karna dapat pergi berpesta dan berdansa dengan
pangeran
g. Gaya bahasa Antonomesia:Cinderella yang kotor berubah jadi puteri memakai gaun yang
sangat indah. 
h. Gaya bahasa Hipokorisme:Ternyata ,kamu lah puteri yang dicari pangeran. 
i. Gaya bahasa Aptronim: Cinderella yang kotor tidak diijinkan pergi ke pesta. 
j. Gaya bahasa Metonimia:Cinderella pergi kepesta dengan kencana. 
k. Gaya bahasa simbolik:pangeran dan para pengawal pergi dari rumah kerumah mencari kaki
yang cocok dengan sepatu kaca. 
l. Gaya bahasa personifikasi:Tongkatnya merubah labu, tikus, dan kadal
m. Majas perifrase:Cinderella di bawa ke istana
n. Majas majas sinekdoke. 

    - Majas sinekdok praspratoto:6 ekor tikus dan 6 ekor kadal                     


      Tikus berubah menjadi 6 ekor kuda berwarna keemasan

-Majas sinekdok totem proparte:Ada undangan pesta dansa dari istana untuk semua gadis. 

o. Gaya bahasa Eufemisme: cinderella mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari, dia selalu
disiksa. 

p . Gaya bahasa Litotes: saya tidak mungkin pergi kepesta dengan  dengan kotor dan jelek seperti
ini. 

q. Gaya bahasa Antropomorfisme:kadal itu berubah menjadi pengawal yang berbadan kekar. 

3. Gaya Bahasa Pertentangan:

a. Majas Antitesis:Ibu tiri cinderala dan kakak tirinya pergi keacara pesta dansa
b. Majas Pleonasme:Cinderala sangat senang karna ia bisa berdansa dengan pangeran
c. Majas Repitisi:Dialah wanita yang dicari pangeran selama ini
d. Majas Tautologi:Mereka sangat terkejut dan terkagum melihat putri yang sangat cantik
itu
e. Majas Paralelisme:kamu sangat cantik
f. Majas Kontaradiksio:wajahku sangat cantik tapi penampilanku ku tidak menarik
g. Majas Antiklimaks:Dari rumah-rumah negri sampai kepelosok negri pangeran
mencarinya

4. Gaya Bahasa Penegasan

a. Majas Alonim:lalu bagaiman dengan ini ibu peri?tanya ku penasaran dengan ibu peri
c. Majas Apofasis:Saya ingin mencari wankta yang saya inginkan tetapi belum ketemu

d. Majas Asidenton:Dalam kesedianku,aku menangis,ingin sekalu ergi keacara pesta dansa


itu
e. Majas Elipsis:Ibu peei menyuruh cinderlla mencari perintah ibu peri yang berada dikebun
belakang
f. Majas Eklamasio:Lihatlah,betapa cantiknya putri itu
g. Majas Intrupsi:Cinderala seorang wanita yang cantik dan baik hati

h. Majas Inversi:Kupegang tanganmu sangat erat saat berdansa denganmu


i. Majas Klimaks:Seorang gadis boleh ikut untuk mengadiri acara pesta dansa tersebut
j. Majas Kolokasi:Penampilanku sangat bagus sehingga orang tak mengenaliku
k. Majas Koraksio:Kamu cocok memakai sepatu kaca ini,eh maaf kamu lah wanita yang
aku cari selama ini
l. Majas Parirma:Cinderalla terburu-buru pulang dari acara dansa tersebut Tiba-tiba
ditengah jalan cinderella berubah menjadi seperti biasanya
m. Majas Pleonasme:Jangan menangis Cinderella karna kata-kata kasar itu
n. Majas Preterito:Jangan beritahu kepada siapapun kalau aku ikut mengadiri acara pesta
dansa itu
o. Majas Repitisi:Aku akan mencari wanita itu,Aku percaya wanita itu adalah jodohku
p. Majas Retorik:Mengapa kamu menangis cinderala bukan kah ini hal yang biasa kau
dengarkan dari saudara tirimu
q. Majas Aliterasi:Buka lah matamu cinderela,lihat betapa cantiknya kau cinderela
r. Majas Antiklimaks:Semua para wanita sangat senang datang mengadri acara pesta dansa
tersebut terutama cinderella dapat berdansa dengan pangeran itu
s. Majaw Polisedenton:Setelah merapikan rumah,cuci baju,cuci piring,dan kamu harus
berada tetap dirumah
t. Majas Paralelisme:Cinderella mengatakan hidup adalah pengorbanan
u. Majas Eklamasio:Lihatlah betapa cantiknya wanita yang baru datang ini

            

      
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dongeng merupakan karya sastra lama yang menceritakan sebuah kejadian fiksi dan
dianggap oleh masyarakat tidak nyata. bahasa yang mudah dan alur yang sederhana menjadikan
dongeng sebagai karya sastra yang mudah dipahami dibanding karya sastra lain. penyampaian
dongeng berfungsi untuk memberikan pendidikan moral sekaligus menjadi hiburan. dalam
perkembangan jaman dongeng tidak hanya dikemas dalam bentuk sperti video,film maupun
aplikasi dongeng interaktif. Dongeng sendiri termasuk dalam cerita rakyat lisan. Dongeng
cinderella mengisahkan seorang gadis piatu. meskipun ibunya tidak ada lagi, cinderella bahagia
bersama ayahnya. Namun, kebahagiaan cinderella berakhir setelah ayahnya menikah lagi. Ibu
dan saudara tirinya memperlakukan cinderella seperti pembantu dan tidak pernah diperbolehkan
keluar dari rumah, termasuk unutk menghadiri pesta kerajaan.
3.2 Saran

Dari pembahasan diatas, penulis menerima saran yang membangun mengenai analisis
strukturalisme sastra anak pada dongeng Cinderella serta analisis cerita fakta pada dongeng
Cinderella tersebut.

Anda mungkin juga menyukai