CINDERELLA
Dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas matakulia kajian sastra anak-anak
MEDAN
2020
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah kajian sastra anak dan menambah wawasan penulis terhadap
analisis strukturalisme sastra anak pada cerita dongeng Cinderella. dengan makalah ini penulis
dapat memahaminya. penulis juga sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun kebaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………….1
Daftar Isi……………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….15
3.2 Saran…………………………………………………………………………….. 15
BAB I
PENDAHULUAN
Dongeng merupakan karya sastra lama yang menceritakan sebuah kejadian fiksi dan
dianggap oleh masyarakat tidak nyata. bahasa yang mudah dan alur yang sederhana menjadikan
dongeng sebagai karya sastra yang mudah dipahami dibanding karya sastra lain. penyampaian
dongeng berfungsi untuk memberikan pendidikan moral sekaligus menjadi hiburan. dalam
perkembangan jaman dongeng tidak hanya dikemas dalam bentuk sperti video,film maupun
aplikasi dongeng interaktif. Dongeng sendiri termasuk dalam cerita rakyat lisan.
Dongeng menceritakan keajaiban yang berisi pesan moral dan tidak dapat dicerna
menggunakan logika, karena biasanya memiliki kalimat pembukaan dan penutup yang bersifat
klise. Dongeng cinderella mengisahkan seorang gadis piatu. meskipun ibunya tidak ada lagi,
cinderella bahagia bersama ayahnya. Namun, kebahagiaan cinderella berakhir setelah ayahnya
menikah lagi. Ibu dan saudara tirinya memperlakukan cinderella seperti pembantu dan tidak
pernah diperbolehkan keluar dari rumah, termasuk unutk menghadiri pesta kerajaan. Di tengan
harapannya menghadiri pesta, datanglah ibu peri yang mengubah cinderella bak seorang putri
raja. Saat datang ke pesta, pangeran langsung jatuh hati kepadanya. Namun, karena sebelumnya
cinderella diperingatkan inu peri untuk pulang sebelum jam 12 malam, cinderella menolak
keiginan pangeran terus berdansa dengannya.
Alhasil sepatu kaca cinderella tertinggal, pangeran yang jatuh hati dengan cinderella
mencari hingga kepelosok negeri untuk mengetahui pemilik sepatu tersebut dan akhirnya
pangeran menemukannya. berkat kesabaran dan kebaikannya, nasib cinderella berubah. ia dapat
mencoba sepatu kaca yang memang miliknya tersebut. dan akhirnya pangeran memilih untuk
menikahi gadis cantik tersebut. merekapun hidup bahagia selamanya.
1.2 Rumusan Masalah
a. bagaimana menganalisis dongeng cinderella berdasarkan imajinasi sastra?
b. cerita fakta apa yang ada dalam dongeng cinderella?
1.3 Tujuan Pembahasan
a. untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai analisis strukturalisme sastra
anak dalam dongen cinderella.
b. memberikan pengetahuan lebih dalam mengenai fakta yang ada dalam dongeng
cinderella.
BAB II
PEMBAHASAN
Cinderella merupakan gadis cantik yang kaya raya dan bahagia. selain cantik dia
merupakan gadis yang baik dan memiliki orangtua yang sangat menyayanginya. Dia memiliki
pasangan yang sangat tampan dan mencintainya. Cinderella hidup dengan penuh kebahagiaan
dan memiliki sekolah yang tinggi dan berjiwa pekerja keras.
ketertarikan memilih judul Cinderella karena mudah mengimajinasikan. sifat sastra anak
salah satunya adalah imajinasi.hakikat sastra anak harus sesuai dengan kehidupan anak-anak
yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. sastra anak bertumpu dan bermula pada
penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam
kehidupan. cerita dongeng Cinderella ini juga berfungsi sebagai media pedidikan dan hiburan,
membentuk kepribadian anak, serta menunun kecerdasan emosi pada anak yang menonton atau
membacanya. selain mudah mengimajinasikan Cinderella juga menarik dan sangat bagus
dijadikan sebagai inspirasi dan ceritanya juga sudah banyak diketahui kalangan remaja, anak dan
masyarakat lainnya karena sangat mudah memahami ceritanya dengan gambar. Tujuan dari
iringan gambar pada penceritaan adalah untuk memperkuat penceritaan sehingga anak-anak lebih
mudah memahami cerita. Selain itu kehadiran gambar adalah salah satu sarana untuk menarik
perhatian.Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
Setiap tokoh yang berperan dalam cerita atau sastra anak diperkenalkan terlebih dahulu,
sedangkan pada cerita remaja atau dewasa pengenalan tokoh dapat terjadi ketika cerita sedang
berlangsung.
Bahasa yang digunakan dalam penceritaan cenderung mudah untuk dipahami oleh anak-anak
dan tidak menggunakan bahasa yang kompleks seperti karya sastra yang ditujukan untuk remaja
atau dewasa.
Desain buku untuk anak-anak cenderung berbeda dengan buku-buku remaja, buku anak lebih
menggunakan desain yang berbeda seperti bentuk yang menyerupai buah-buahan, atau dengan
kombinasi warna yang menarik perhatian.
e) Penceritaan cenderung terkait dengan kehidupan anak (keluarga, teman, guru, dll).
Penceritaan selalu dikaitkan dengan kehidupan anak-anak, sehingga pesan yang ingin
disampaikan tercapai. Meskipun penceritaan dalam bentuk fabel dan cerita fantasi, namun
penceritaan tetap berpusat pada kehidupan yang dialami anak-anak.
Penceritaan, penggambaran, latar, dll. Selalu dikaitkan dengan psikologi anak yang hanya dapat
memahami sesuatu yang bersifat konkret.
a. Unsur Intrinsik
1. Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang
ditampilkan dalam karangannya. tema dalam dongeng Cinderella adalah percintaan dan
kebaikan.
2. amanat adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan
sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan
batin kita terhadap hidup. pesan moral yang terkandung dalam dongeng Cinderella adalah
kesabaran kita dalam menghadapi cobaan hidup akan menhasilkan buah yang baik dimasa yang
akan mendatang.
3. Alur adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. alur dalam cerita
Cinderella adalah lebih mengutamakan alur maju.
5. Toko merupakan pemain atau orang-orang yang terlibat dalam dongeng tersebut. tokoh dalam
film Cinderella adalah Cinderella, ayah, ibu tiri, saudari tiri, dan pangeran dan ibu peri.
6. Latar atau setting latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam
sebuah cerita. latar dalam dongeng Cinderella adalah
a. Latar tempat, istana, rumah Cinderella, pasar, dan taman.
7. Sudut pandang
Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita. sudut pandang
dalam cerita dongeng Cinderella adalah sudut pandang orang ketiga pelaku sampingan lantaran
yang menceritakan itu ialah ibu peri Cinderella.
b. unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar. adapun unsur ekstrinsik
dongeng Cinderella adalah :
1. Latar Belakang Penciptaan mengembangkan dongeng Cinderella adalah agar penulis dan
pembaca dapat mengetahui isi dari dongeng “Cinderella” sera pembaca dapat mempelajari pesan
moral yang disampaikan dalam dongeng tersebut.
a. Perkembangan Emosional
b. Perkembangan Intelektual
Intelektual menurut Jean Piaget berasal dari istilah bahasa inggris yaitu Intellect, yang
berarti akal budi yang berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses berfikir yang
lebih tinggi (Bybee dan Sund, 1982). Perkembangan kognitif lebih mengarah kepada
kemampuan menilai, mengevaluasi, menganalisis, dll. Sastra Anak harus mampu membuat
perkembangan intelektual anak semakin berkembang dengan Sastra Anak. Misalnya ensiklopedi
anak, buku bergambar, buku berhitung, buku alphabet, dll.
c. Perkembangan Imajinasi
Pada hakikatnya manusia hidup selalu membutuhkan orang lain. Manusia hidup
berdampingan dengan manusia lain. Seorang anak sejak lahir sudah terlibat dalam lingkungan
social yang kecil yaitu keluarga. Seiring berjalannya waktu anak harus diajarkan bersosialisasi
yang baik dan benar. Misalnya hidup rukun di sekolah, memberi kepada yang membutuhkan,
memberi pertolongan kepada yang susah. Hal ini juga peranan Sasstra Anak untuk membuat
seorang anak memiliki rasa social yang tingg.i
Rasa etis adalah perasaan yang berhubungan dengan kebaikan. Sedangakan rasa religus
adalah perasaan yang berkenaan dengan Tuhan. seorang anak sudah harus ditanamkan nilai-nilai
etis sejak masih kecil begitupula dengan rasa religious. Hal ini dimaksudkan agar seorang anak
memiliki pondasi yang kuat saat beranjak dewasa dan mampu diterima oleh masyarakat social.
Sastra Anak memiliki nilai etis dan religious di dalamnya. misalnya dengan membacakan tokoh-
tokoh dalam kitab suci agamanya.
Berdasarkan Kelas sastra anak terbagi menjadi beberapa kelas, perbedaan bacaan sastra
anak usia kelas rendah hingga pada kelas tinggi Berdasarkan psikologi kognitif, tingkat
perkembangan kognitif anak sudah memiliki kemampuan:
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu
untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan
cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis .
Gaya bahasa seseorang pada saat mengungkapkan perasaannya, baik secara lisan maupun tulisan
dapat menimbulkan reaksi pembaca berupa tanggapan. Secara garis besar, gaya bahasa terdiri
dari empat jenis, yaitu majas majas penegasan, majas pertentangan, majas perbandingan, dan
majas sindiran (Waridah, 2009: 322). Gaya bahasa yang terdapat dalam dongeng Cinderella
adalah :
a. Majas sarkasme, contohnya: dasar cinderella bodoh, kau sangat bau cinderella.
b. Majas antifrasis, contohnya: Cinderella perempuan yang sangat cantik(padahal gadis
yang sangat kotor.
c. Majas sinisme :Ibu pasti akan sangat bangga dan bahagia.
d. Majas Ironi:siapa pun diantara kalian yang menikah dengan pangeran keluarga kita
akan menjadi terpandang.
e. Gaya bahasa innuendo:Cinderella menjadi istri sang pangeran dan di bawa ke kerajaan karena
kakinya cocok dengan sepatu kaca tersebut.
-Majas sinekdok totem proparte:Ada undangan pesta dansa dari istana untuk semua gadis.
o. Gaya bahasa Eufemisme: cinderella mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari, dia selalu
disiksa.
p . Gaya bahasa Litotes: saya tidak mungkin pergi kepesta dengan dengan kotor dan jelek seperti
ini.
q. Gaya bahasa Antropomorfisme:kadal itu berubah menjadi pengawal yang berbadan kekar.
a. Majas Antitesis:Ibu tiri cinderala dan kakak tirinya pergi keacara pesta dansa
b. Majas Pleonasme:Cinderala sangat senang karna ia bisa berdansa dengan pangeran
c. Majas Repitisi:Dialah wanita yang dicari pangeran selama ini
d. Majas Tautologi:Mereka sangat terkejut dan terkagum melihat putri yang sangat cantik
itu
e. Majas Paralelisme:kamu sangat cantik
f. Majas Kontaradiksio:wajahku sangat cantik tapi penampilanku ku tidak menarik
g. Majas Antiklimaks:Dari rumah-rumah negri sampai kepelosok negri pangeran
mencarinya
a. Majas Alonim:lalu bagaiman dengan ini ibu peri?tanya ku penasaran dengan ibu peri
c. Majas Apofasis:Saya ingin mencari wankta yang saya inginkan tetapi belum ketemu
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dongeng merupakan karya sastra lama yang menceritakan sebuah kejadian fiksi dan
dianggap oleh masyarakat tidak nyata. bahasa yang mudah dan alur yang sederhana menjadikan
dongeng sebagai karya sastra yang mudah dipahami dibanding karya sastra lain. penyampaian
dongeng berfungsi untuk memberikan pendidikan moral sekaligus menjadi hiburan. dalam
perkembangan jaman dongeng tidak hanya dikemas dalam bentuk sperti video,film maupun
aplikasi dongeng interaktif. Dongeng sendiri termasuk dalam cerita rakyat lisan. Dongeng
cinderella mengisahkan seorang gadis piatu. meskipun ibunya tidak ada lagi, cinderella bahagia
bersama ayahnya. Namun, kebahagiaan cinderella berakhir setelah ayahnya menikah lagi. Ibu
dan saudara tirinya memperlakukan cinderella seperti pembantu dan tidak pernah diperbolehkan
keluar dari rumah, termasuk unutk menghadiri pesta kerajaan.
3.2 Saran
Dari pembahasan diatas, penulis menerima saran yang membangun mengenai analisis
strukturalisme sastra anak pada dongeng Cinderella serta analisis cerita fakta pada dongeng
Cinderella tersebut.