PENUTUP
Dengan menggunakan model pembelajaran flipped classroom
berbasis tembang dolanan, siswa akan lebih mudah mempelajari basa
ngoko dan krama. Model pembelajaran flipped classroom dapat
meningkatkan critical thingking. Guru sebaiknya melaksanakan model
pembelajaran yang bervariasi agar anak tidak merasa bosan. Model
pembelajaran flipped classroom berbasis tembang dolanan dapat
menjadi referensi pembelajaran bahasa Jawa.
REFERENSI
Asfar, N., & Zainuddin, Z. 2015. “Secondary Students' Perceptions of Information,
Communication and Technology (ICT) Use in Promoting Self Directed Learning in
Malaysia”. The Online Journal of Distance Education and Elearning. 4(3). 67- 82.
Collins, A., & Halverson, R. 2018. Rethinking Education in The Age of Technology: The
Digital Revolution and Schooling in America. Teachers College Press.
Darsono., Sri Wiyati. 2010. Tembang Jawi. Solo: Dita Nugraha.
Du, X., Zhang, M., Shelton, B. E., & Hung, J. L. 2019. “Learning anytime, Anywhere: a
Spatiotemporal Analysis for Online Learning”. Interactive Learning Environments, hal.
1-15.
Sasangka, Wisnu SST., 2019. Unggah Ungguh Basa Jawa. Yoyakarta: Buana Grafika.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sumber Internet
https://youtu.be/8ImeMfICQfE
https://youtu.be/iYlylBPqqzM
II. MODEL PEMBELAJARAN UNDHA USUK BASA JAWA SD TENTANG
TEMBUNG SESULIH DAN TEMBUNG KRIYA MELALUI MODEL BERMAIN
PERAN
KONSEP MODEL
Menurut Djamarah (2010) model role playing (bermain peran) dapat dikatakan
sama dengan sosiodrama, yang pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku
dalam hubungannya dengan masalah sosial. Bermain peran pada prinsipnya
merupakan pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia
nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas, yang kemudian dijadikan
sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan dan kemudian memberikan saran alternatif pendapat bagi
pengembangan peran-peran tersebut (Hamdayana, 2014). Berdasarkan beberapa
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model role playing adalah suatu
model pembelajaran dengan menugaskan siswa untuk memerankan suatu tokoh
yang ada dalam materi atau peristiwa yang diungkapkan dalam bentuk cerita
sederhana yang telah dirancang oleh guru.
Beberapa kelebihan penerapan model pembelajaran bermain peran (role playing)
menurut (Djamarah, 2010), yaitu: a). Siswa melatih dirinya untuk melatih,
memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. b). Siswa akan
terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. c). Bakat yang terdapat pada siswa dapat
dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul tumbuh seni drama dari sekolah. d).
Kerja sama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya. e).
Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya.
Pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah dasar, salah satu materi yang diajarkan yaitu
undha usuk. Undha usuk basa Jawa adalah cara menggunakan bahasa Jawa untuk
menghormati lawan bicara saat melakukan interaksi berbicara menanyakan, atau
memberitahu sesuatu dengan lawan bicaranya. Undha usuk atau penggunaan
bahasa Jawa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa Jawa ngoko dan krama.
Sudaryanto (1989) membagi tingkat tutur bahasa Jawa menjadi ngoko, ngoko alus,
krama, dan krama alus. Sudaryanto menyebut istilah undha usuk basa Jawa dengan
istilah tingkat tutur bahasa Jawa seperti penjelasan arti undha usuk basa Jawa yang
dibagi menjadi dua zaman yaitu zaman Jawa kejawen dan zaman Jawa modern.
Undha usuk basa Jawa di zaman kejawen dipakai di masa kerajaan Jawa di dalam
keraton Surakarta dan keraton Yogyakarta sekitar tahun 1900 Masehi. Undha usuk
basa Jawa di zaman kejawen dibagi menjadi empat, yaitu bahasa Jawa ngoko,
madya, krama, dan krama inggil. Adapun undha usuk basa Jawa modern adalah
bahasa Jawa yang dipakai saat ini dalam pembicaraan sehari-hari. Undha usuk basa
Jawa modern dibagi menjadi dua, yaitu basa Jawa ngoko (ngoko lugu dan ngoko
alus), basa krama (krama lugu dan krama alus).
Pada pembelajaran di sekolah dasar khususnya di kelas tinggi, untuk memudahkan siswa memahami
penggunaan undha usuk bahasa Jawa modern, yaitu bahasa Jawa ngoko dan krama, guru mencoba
menggunakan model pembelajaran bermain peran.
Pengertian bermain peran (role playing) adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh (benda hidup atau benda mati). Permainan
ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang. Hal itu bergantung kepada apa yang diperankan
(Ahmadi, 2011). Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada
upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia, terutama yang
menyangkut kehidupann peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi
kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian (Amri dan Ahmadi,
2010). Mulyasa (2004) mengemukakan terdapat tiga asumsi yang mendasari pembelajaran role
playing untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai sosial, yang kedudukannya sejajar dengan
model-model mengajar lainnya.
1. Bermain peran pada pembelajaran undha usuk
Pada pembelajaran bahasa Jawa SD kelas tinggi, materi undha usuk dianggap pembelajaran yang
sulit oleh siswa. Untuk itu guru mencoba mencari jalan keluar dengan membuat model pembelajaran
yang bisa membuat siswa senang dan tertarik untuk belajar materi undha usuk tersebut. Menurut
peneliti, bermain peran (role playing) dianggap sangat membantu siswa dalam memahami materi
undha usuk.
2. Teks drama berbahasa Jawa yang berisi percakapan antara ayah, ibu, kakak, dan adik.
3. Leksikon ngoko dan krama, tembung sesulih, dan tembung kriya.
Leksikon Tembung Sesulih dan Tembung Kriya Ngoko dan Krama
Tembung Sesulih Tembung Kriya
Ngoko Krama Krama Inggil Ngoko Krama Krama Inggil
aku kula - ketem kepanggih -
u
kowe sampeyan panjenengan turu tilem sare
dheweke piyambakipun panjenenganipun mulih mantuk kondur
EVALUASI
Bentuk : Uji praktik
Rubrik : (disesuaikan guru)
1. Penilaian sikap saat diskusi
a. Teknik penilaian : Observasi
b. Bentuk instrumen : Lembar observasi
Skor
Aspek
4 3 2 1
Kerja sama
Kekompakan
Diskusi
Skala Penilaian
A =4 Sangat Baik
B =3 Baik
C =2 Cukup
D =1 Kurang
Penilaian Pengetahuan
Isenana titik-titik ing ukara ngisor iki nganggo tembung
kang trep!
1. Ibuku ngunjuk kopi lan adhiku … teh.
2. Simbah sampun sare. Basa ngokone
tembung sare yaiku ….
3. Aku numpak pit, dene Bapak.....sepedha
dhateng kantor.
4. Adhiku nonton TV, Bapak … kethoprak.
Kunci jawaban Skor
1.ngombe 2
2.turu 2
3.nitih 2
4.mirsani 2
5.B 1
6.C 1
7.D 1
8.A 1
Skor Maksimal 12
Nilai Akhir = Skor Perolehan x 100
Skor Maksimal
PENUTUP
Model pembelajaran make a match dengan kartu
pintar ini akan memudahkan pendidik dalam
menyampaikan ilmu. Mengingat daya tangkap peserta
didik terhadap sebuah materi tidak bisa
disamaratakan. Model pembelajaran ini menjadi
sarana untuk meningkatkan pemahaman serta daya
nalar siswa terhadap pelajaran undha usuk basa
Jawa.
REFERENSI
Wasana. 2013. Wursita Basa kanggo SD/SDLB/MI
Kelas III. Surabaya: Erlangga.
IV. MODEL PEMBELAJARAN UNDHA USUK BASA JAWA SD TENTANG NGOKO
DAN KRAMA MELALUI VIDEO
KONSEP MODEL
Bencana Covid-19 membuat dunia pendidikan dipaksa untuk berkembang mengikuti
zaman. Kebijakan pemerintah yang menerapkan PPKM level 1 sampai level 4
menggeser model pembelajaran yang biasanya diterapkan guru. Oleh karena itu, guru
harus mampu berinovasi dengan model yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Pemerintah membagi pembelajaran menjadi dua bagian sesuai pada level PPKM
daerah. Daerah dengan level PPKM 1 dan 2 pembelajaran dilakukan dengan cara lima
puluh persen daring dan lima puluh persen luring (tatap muka), sedangkan daerah
dengan PPKM level 3 dan 4 wajib seratus persen daring. Pembelajaran daring
dilakukan di rumah masing-masing peserta didik dan guru memberikan materi pelajaran
melalui WA grup, zoom, google meet, dan platform lainnya yang dikuasai oleh guru
tersebut. Pembelajaran tatap muka terbatas dilakukan dengan cara bergilir untuk
menghindari kerumunan.
Mengacu pada kebijakan pemerintah tersebut maka model-model yang mengharuskan
peserta didik untuk berkelompok harus diubah. Beberapa model yang dapat
dikembangkan, seperti model pembelajaran berbasis masalah, proyek, dan
pembelajaran kontekstual.
Guna mendukung program pemerintah dalam mengembangkan materi undha usuk basa
Jawa diupayakan pengembangan model pembelajaran berbasis video. Diharapkan
dengan inovasi model ini peserta didik di masa pandemi ini dapat menerapkan materi
undha usuk basa Jawa yang tepat.
Model Pembelajaran Berbasis Video
Model pembelajaran berbasis video merupakan salah satu inovasi
pembelajaran undha-usuk basa Jawa. Mills dalam Suprijono (2012: 45)
berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai
proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang
mencoba bertindak berdasarkan model itu. Pembelajaran menurut Anitah
W (2009: 1.18) adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Video menurut Sadiman
(2008:74) merupakan media audio visual yang menampilkan gerak. Dengan
demikian, model pembelajaran berbasis video merupakan representasi
interaksi peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan media audio
visual (video).
Model pembelajaran berbasis video merupakan gabungan antara model
pembelajaran berbasis masalah dan berbasis proyek berupa video. Video
yang menjadi media pembelajaran dapat bersumber dari YouTube, tiktok,
rekaman pribadi, maupun video dari media sosial lain.
LANGKAH-LANGKAH MODEL
1.Guru menyajikan video pembelajaran.
2.Peserta didik menonton isi video.
3.Siswa mengembangkan video untuk dijadikan sebagai topik
pembelajaran.
4.Guru membimbing peserta didik untuk mengoreksi video lain.
5.Siswa memperbaiki video berdasarkan hasil koreksi guru.
6.Guru menyusun jadwal pengumpulan video.
7.Guru memonitor perkembangan pembuatan video
8.Guru mengevaluasi karya video siswa.
Metode
1.Metode tanya jawab
2.Metode bernyanyi
3.Metode demonstrasi
4.Metode role playing
MEDIA
Materi Jenis Media
Pokok Nama Media/Judul
Berdialog video - Video YouTube “Bocah Ngapak”
dengan - Video yang dibuat oleh pendidik
menerapk
an undha
usuk basa
Jawa
EVALUASI
Bentuk : Uji praktik
1.Guru mengatur proyek untuk setiap siswa.
2.Siswa membuat kerangka video.
3.Siswa membuat video.
4.Guru dan siswa mengevaluasi video.
Rubrik: (disesuaikan guru)
Aspek yang dinilai dari proyek:
1.kesesuaian dengan tema;
2.kelengkapan unsur video, suara, teks, animasi; dan
3.kreativitas.
PENUTUP
Pembelajaran berbasis video dapat diterapkan pada semua materi
pembelajaran Bahasa Jawa. Akan tetapi, langkah-langkahnya perlu
disesuaikan dengan materi pembelajaran. Video yang menjadi media
pembelajaran akan menyenangkan apabila disisipkan nyanyian dan tarian
untuk memotivasi peserta didik. Bisa juga guru mencontohkan video yang
berisi pembelajaran Bahasa Jawa melalui tiktok atau snake video. Dengan
media ini karya siswa dapat dipublikasikan untuk diapresiasi seluruh netizen.
Melalui model ini diharapkan dapat diterapkan oleh guru di sekolah masing-
masing.
REFERENSI
Anitah W, Sri dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Soepardjo dkk. 2021. Model-4: Modhel Pasinaon Undha Usuk Basa Jawa SD
dan SMP. Solo: Balai Bahasa Jawa Tengah.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
MODEL PEMBELAJARAN UNDHA USUK BASA JAWA SD TENTANG LEKSIKON
TEMBUNG ARAN MELALUI GAME
KONSEP MODEL
Metode pembelajaran berbasis game merupakan suatu pendekatan antarkelompok
dengan mementingkan kerja sama antarkelompok. Dalam pembelajaran dengan metode
ini peserta didik memainkan permainan dengan anggota kelompok lain untuk
memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan disusun guru dalam
bentuk kuis berupa potongan-potongan yang berkaitan dengan materi pelajaran undha
usuk. Metode pembelajaran game perlu diberikan kepada peserta didik untuk membekali
mereka dengan kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, sistematis, dan kreatif serta
kemampuan bekerja sama.
Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif undha usuk
basa Jawa berbasis game. Dengan model ini diharapkan peserta didik lebih semangat
dan senang dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jawa, khususnya undha usuk basa
Jawa. Model pembelajaraan kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep,
menyelesaikan persoalan atau inkuiri (Sugihartini, 2016 ).
Ketika seseorang berbicara, selain memperhatikan kaidah-kaidah tata bahasa, juga
masih harus memperhatikan siapa orang yang diajak berbicara. Berbicara kepada orang
tua berbeda dengan berbicara kepada anak kecil, atau yang seumur. Kata-kata atau
bahasa ditujukan kepada orang lain itulah yang disebut unggah-ungguh basa.
LANGKAH-LANGKAH MODEL
1.Guru memilih game sesuai dengan topik.
2.Guru memberikan penjelasan / konsep awal terkait dengan game yang
dimainkan.
3.Peserta didik menyepakati aturan yang disampaikan guru.
4.Peserta didik bermain game menggunakan alat yang ditentukan
sebelumnya.
5.Peserta didik merangkum pengetahuan yang didapatkan dari game yang
telah dimainkan.
6.Peserta didik melakukan refleksi dari hasil pembelajaran.
Metode:
a.Pendidik memilih game topik undha usuk basa Jawa.
b.Pendidik memberikan pengetahuan awal mengenai undha usuk basa Jawa
kata-kata yang berkaitan dengan alam, seperti hewan, alam semesta, warna.
c.Peserta didik membentuk kelompok.
d.Setiap kelompok mendapat lima kartu kalimat yang berisi kata-kata yang
berkaitan dengan alam, seperti hewan, alam semesta, warna.
e.Satu kelompok maju setiap anggota memerankan sesuai dengan kartu
yang diterimanya. Kelompok lain menebak apa yang diperankan oleh
temannya dengan kata-kata yang berkaitan dengan alam, seperti hewan,
alam semesta, dan warna yang benar.
f.Peserta didik bermain game sesuai dengan aturan yang disepakati.
g.Guru mencatat kelompok yang menjawab dengan benar.
h.Peserta didik menulis kata-kata yang berkaitan dengan alam, seperti
hewan, alam semesta, warna dalam bentuk ngoko dan krama yang
digunakan dalam game tersebut.
i.Peserta didik menjawab pertanyaan guru dengan basa krama.
CONTOH GAME
1.Peserta didik dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama menirukan suara
binatang. Kelompok kedua menebak nama hewan dengan leksikon ngoko dan krama.
2.Leksikon yang berkaitan dengan hewan
Ngoko Krama
sapi lembu
kebo maesa
ula sawer
pitik ayam
manuk peksi
iwak ulam
jaran turangga
jago sawung
wedhus menda
MEDIA
Jenis Media Nama Media/Judul
Materi Pokok
Undha usuk basa Kartu kalimat dan benda kertas karton, sapu,
kata-kata yang konkret gayung, tas, dan
berkaitan dengan game online
alam, seperti
hewan, alam
semesta, dan
warna
EVALUASI
Bentuk : Uji praktik
Rubrik : (disesuaikan guru)
Penilaian (Asesmen)
Penilaian Keterampilan : Penilaian proses(lisan)
Penilaian Pengetahuan : Tertulis
Bentuk Soal : Isian
Isenana titik-titik ing tabel ngisor iki!
No Ngoko Krama
1. adus ...
2. turu ...
3. mangan ...
4. mlaku ...
5. nggawa ...
6. ... maos
7. ... wungu
8. ... mlajar
9. ... nyerat
10. ... ngagem
Kunci jawaban
1. siram
2. tilem, sare
3. nedha, dhahar
4. mlampah, tindak
5. mbeta, ngasta
6. maca
7. tangi
8. mlayu
9. nulis
10. nganggo
Pedoman Penilaian
Jumlah soal 10, setiap soal dijawab benar diberi skor 1
PENUTUP
Penggunaan model pembelajaran kooperatif undha usuk dapat efektif
dilaksanakan pada materi undha usuk basa Jawa tembung kriya. Model ini
dapat memudahkan guru menyampaikan materi kepada peserta didik. Bagi
peserta didik, metode itu dapat meningkatkan kemampuannya dalam
penggunaan undha usuk basa Jawa tembung kriya dalam kehidupan
sehari-hari.
REFERENSI
Sasangka, Wisnu SST., 2019. Unggah Ungguh Basa Jawa. Yoyakarta:
Buana Grafika.
http://repository.ump.ac.id
VI. MODEL PEMBELAJARAN UNDHA USUK BASA JAWA SD
TENTANG LEKSIKON TEMBUNG KRIYA DAN TEMBUNG
WILANGAN ARAN MELALUI GAME
KONSEP MODEL
Dalam hal ini guru menggunakan model pembelajaran make a match.
Dengan model tersebut peserta didik menerapkan metode pembelajaran
melalui lagu untuk meningkatkan minat belajar. Dengan menggunakan
metode lagu dalam pembelajaran bagi anak usia 6-8 tahun sebaiknya
dibuat sederhana dan menggunakan irama yang lincah sehingga anak-
anak lebih mudah dan tertarik untuk mempelajarinya; anak-anak perlu
ditimbulkan minat belajarnya supaya anak-anak dapat memiliki dorongan
dalam dirinya untuk mempelajari materi. Perhatian anak terhadap
pelajaran, membuat anak merasa senang saat belajar, dan keterlibatan
anak-anak juga cukup aktif dalam pembelajaran.
Tembung kriya
ngoko krama
adus siram
lunga kesah, tindak
mangan nedha, dhahar
turu tilem, sare
maca maos
menehi nyukani, nyaosi, maringi
ndeleng ningali, mirsani
duwe gadhah, kagungan
metu medal, mios
jupuk mendhet, mundhut
ketemu kepanggih
mulih mantuk, kondur
mlaku mlampah, tindak
Tembung wilangan
ngoko krama
siji setunggal
loro kalih
telu tiga
papat sekawan
lima gangsal
nem nenem
pitu pitu
wolu wolu
sanga sanga
sepuluh sedasa
sewelas sewelas
rolas kalih welas
selawe selangkung
seket seket
satus setunggal atus
Make a match adalah model pembelajaran yang memberikan
kesempatan untuk berpikir secara mandiri, mencari pasangan yang
sesuai, kemudian diskusi dengan pasangan lainnya didalam
menemukan konsep yang sama. Model pembelajaran make a
match dapat digunakan untuk pengenalan tembung kriya dan
tembung wilangan.
Pengenalan tembung kriya dan tembung wilangan pada anak perlu
diberikan sedini mungkin dengan menggunakan cara yang tepat
dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Bilangan adalah
suatu ide yang digunakan untuk menggambarkan atau
mengabstrasikan banyaknya anggota suatu himpunan
(Soedadiatmodjo, dkk, dalam Desak Putu Budiartini, 2014). Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu metode ataupun model pembelajaran
yang sesuai untuk mengajarkan materi bilangan dalam bahasa
Jawa.
LANGKAH-LANGKAH MODEL
1.Guru melakukan pendahuluan yang meliputi; memeriksa
kehadiran, menyampaikan tujuan pembelajaran, berdoa;
2.Guru membagikan kartu undha-usuk basa kepada para peserta;
3.Tiap peserta mendapat 1 kartu undha-usuk basa;
4. Setelah semua peserta mendapatkan kartu undha-usuk basa,
peserta dipimpin oleh guru menyanyikan sebuah tembang dolanan
dan bersamaan dengan menggeser kartu tersebut. (Hal ini
dilakukan guna mengacak kata- kata yang berpasangan ngoko-
krama);
5.Setelah tembang dolanan berhenti maka menggeserkan kartu
juga berhenti;
6.Maka peserta akan mendapat kartu yang berbeda dari yang
dibagi saat awal;
7.Peserta diperbolehkan membuka kartu yang berada di meja
masing- masing;
8.Setelah dibuka maka peserta harus mencari pasangan dari kata
tersebut yang berada pada peserta lainnya.
Metode
Permodelan, tanya jawab, dan evaluasi
Penugasan:
1.Mengubah tembang berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.
Tembung krama
(Kupu-Kupu yang Lucu)
Tangi kramane wungu
Adus kramane siram
mangan kramane dhahar
yen ngombe iku ngunjuk
yen lunga tindak
Teka kramane rawuh
Mulih iku kondur
Yen turu sare
2. Mengubah tembang berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.
(Satu Satu Aku Sayang Ibu)
Kaping pisan kula tresna ibu
Angka kalih kula tresna bapak
Kaping tiga tresna kakang adi
Siji loro telu tresna sakabehe
MEDIA
Materi Jenis Media Nama media/Judul
pokok (sebutkan nama
medianya)
Undha kartu undhak usuk basa dan gambar Video lagu kupu-kupu
usuk
https://www.youtube.com/watch?v=gLY9RrTtNRQ
EVALUASI