Seni rupa 3 dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki tiga ukuran atau sisi atau memiliki
ruang ketiga berupa kedalaman (z), berbeda dengan karya 2 dimensi yang hanya memiliki
panjang dan lebar saja (x dan y).
Berbeda dengan karya 2 dimensi yang hanya dapat dilihat dari satu sisi (permukaan depannya
saja), karya seni rupa 3 dimensi dapat dilihat dari berbagai sisi. Selain menambah sudut
pandang yang dapat diambil, hal ini juga tentu memberikan tambahan ruang gerak kreasi.
Ruang gerak kreasi tersebut misalnya suatu karya seni rupa 3 dimensi dapat memuat karya 2
dimensi lain di salah satu atau bahkan semua permukaan karyanya.
I. Pengertian
Pada bagian ini kita akan mempelajari prinsip pengorganisasian yang bersifat mengarah, terdiri
dari : pengulangan, rangkaian, gradasi, transisi, selang seling, radiasi, dan irama serta mampu
menyusun unsur-unsur visual sesuai dengan sifat mengarah.
Pengulangan
Prinsip pengulangan merupakan prinsip yang paling sederhana dan yang paling mendasar dari
semua prinsip. Prinsip ini menerangkan lebih dari suatu unsur lebih dari satu kali dalam tempat
yang berbeda.
Prinsip pengulangan terdiri dari dua macam yaitu pengulangan yang teratur dan pengulangan
yang tidak teratur. Pengulangan yang teratur efek arahnya kuat tapi cepat membosankan,
pengulangan tidak teratur efek arahnya lebih lemahtetapi hasilnya lebih menarik.
b. Rangkaian
Prinsip rangkaian adalah prinsip yang menuntun pandangan mengikuti beberapa unsur secara
bergantian alam urutan yang kusus dan dalam rangakaian yang teratur. Setiap rangkaian
merupakan satu unit yang disusun secara berulang. Prinsip rangkaian dapat memberikan suatu
klimaks dalam satu unit yang diteruskan dalam unit-unit selanjutnya. Oleh karena itu prinsip ini
juga bersifat mengarah
c. Gradasi
Gradasi adalah prinsip rangkaian dari unit yang berdekatan sama dalam segala hal kecuali
perbedaan perubahan tingkatan ari suatu unit ke unit selanjutnya. Dalam hal ini diperlukan lebih
dari dua tingkat untuk mendapatkan gradasi perubahan harus secara kontinyu dan konsisten.
Bagian bidang yang besar pada gradasi kelihatan lebih berat dan bagian yang kecil lebih ringan,
maka penempatan hendaknya disesuaikan dengan kondisi, sebab prinsip ini merupakan prinsip
yang mengarah dan menuntun pandangan sepanjang perubahannya
d. Transisi
Transisi adalah perubahan yang halus dari suatu kondisi ke kondisi lainnya. Perubahan terjadi
secara kontinyu, tidak ada yang terpotong potong dan tidak ada tingkatan dalam perubahannya.
Transisi terlalu halus untuk kelihatan kuat akan tetapi justru pada kehalusannya itulah terletak
kekuatannya.
e. Selang – Seling
Prinsip selang-seling adalah prinsip yang dalam penerapannya menggunakan dua unsur yang
berbeda yang di susun secara bergantian. Prinsip ini bersifat mengarah karena menuntut perhatian
dan menekan satu arah. Efek dari prinsip ini adalah tenang, tetapi terlalu banyak dapat
membosankan
f. Radiasi
Radiasi adalah suatu perasan gerakan yang memancar kesegala arah dari suatu pusat. Raiasi akan
lebih efektif dalam mengontrol perhatian apabila digunakan dengan cermat dan tepat. Garis-garis
yang memancar dari suatu pesat beberapa arah memiliki efek tertentu, ukuran yang kecil dekat
dengan titik pusat, dan ukuran yang besar dekat ujung batas pancrannya.
g. Irama
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk – bentuk alam
bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan
lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk – bentuk unsur
rupa.
BAB II
Prinsip Bersifat Memusat
Pada bagian ini kita akan mempelajari prinsip yang bersifat memusat, yang terdiri dari : Prinsip
Kontras, dan Prinsip Penekanan. Selanjutnya kita juga mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip
tersebut dalam bentuk gambar
Prinsip yang bersifat memusatkan terjadi dengan memfokuskan perhatian kepada suatu titk yang
khusus dan menekankan bagian tersebut.
1. Prinsip Kontras
Kontras dalam sebuah halaman website dapat dibuat dengan memainkan 3 aspek design yaitu:
warna, bentuk dan posisi.
Ketika kita mendengarkan kata kontras, kita akan berpikir soal warna. Walaupun prinsip tentang
kontras tidak terbatas pada warna, akan tetapi ini akan membantu pengguna untuk membedakan
halaman website yang satu dari yang lain. Alasan inilah yang membuat hampir setiap web design
memiliki header, isi dan footer. Ketiga area ini haruslah berbeda dan memiliki batas visual yang
jelas. Menggunakan warna dasar yang kontras adalah salah satu cara efektif untuk mencapai
tujuan tersebut. Pembedaan ini membuat isi dari website menjadi lebih penting dari elemen lain.
Warna juga dapat dipakai dalam tulisan sehingga dapat membedakan secara jelas yang mana
judul, isi dan catatan tambahan bahkan komentar dari pengunjung. Hal ini semakin penting
apabila kita mendesign blog agar para pengunjung dapat membedakan isi dengan jelas
Pada seni rupa bagian yang menarik perhatian menjadi persoalan/masalah prinsip penekanan
yang lebih sering disebut prinsip dominasi. Dominasi pada karya seni rupa dapat dicapai melalui
alternatif melalui memggerombolkan beberapa unsur, pengaturan yang berbeda, baik ukuran atau
warnanya. Seperti misalnya gambar orang dewasa pada sekelompok anak kecil, warna merah di
antara warna kuning. Penempatan dominasi tidak mesti di tengah-tengah, walaupun posisi tengah
menunjukkan kesan stabil.
Penekan atau pusat perhatian atau juga disebut obyek suatu karya/garapan adalah karya yang
dibuat berdasarkan prioritas utama. Karya yang diciptakan paling awal tersebut lebih menonjol
dari berbagai segi obyek pendukungnya seperti ukuran, teknik, dan pewarnaannya. Dalam seni
kriya, penciptaan suatu karya dinominasi menjadi tiga bagian
1. obyek ciptaan.
3. isian-isian.
Obyek ciptaan mendapat perhatian yang prioritas dan dominan karena akan dijadikan pusat
perhatiannya. Obyek pendukung yang dimaksudkan adalah bentuk-bentuk yang dibuat agar tidak
sama persis dengan obyek ciptaan, karena sifatnya sebagai pendukung. Sedangkan isian-isian
adalah obyek yang memberikan aksen terhadap kedua obyek ciptaan. Atau memberi pola/motif
pada bidang-bidang tertentu untuk memunculkan obyek ciptaan.
Penekanan merupakan kreasi suatu titik pusat perhatian dimana aspek-aspek yang lain tunduk
dibawahnya. Dengan adanya penekanan perhatian dibatasi untuk difokuskan kepada suatu hal
yang dianggap penting dan menarik. Untuk dapat menimbulkan pusat perhatian penyusunan
unsur-unsur dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
Demikian cara untuk menentukan penekanan dalam suatu penyusunan unsur-unsur visual
BAB III
Prinsip Bersifat Menyatukan
1. Prinsip Proporsi
Proporsi adalah perbandingan antara bagian-bagian yang satu yang lainnya dengan pertimbangan
seperti: besar-kecil, luas-sempit, panjang-pendek, jauh ?dekat dan yang lainnya. Dalam seni rupa
kriya, perbandingan ini mempertimbangkan seperti bidang gambar dengan obyeknya. Yang juga
memjadi perbandingan dalam seni rupa kriya adalah skala maupun riil/aktual. Berdasarkan
kondisi
riil, botol lebih tinggi dari pada gelas atau piring lebih lebar dari pada mangkok. Proporsi juga
digunakan untuk membedakan obyek utama (tokoh), pendukung (figuran), dan isian-isian
(pendukung/latar
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh
keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan –perbandingan yang tepat. Pada
dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The
Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni
rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci yang
mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 : 13. Konon proporsi ini adalah
perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia
sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi
ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.
2. Prinsip Keseimbangan
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat
gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak
nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda
jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak
dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya
tidak ada yang saling membebani.
Prinsip keseimbangan berkaitan dengan bobot. Pada karya dua dimensi prinsip keseimbangan
ditekankan pada bobot kualitatif atau bobot visual, artinya berat ? ringannya obyek hanya dapat
dirasakan. Pada karya tiga dimensi prinsip keseimbangan berkaitan dengan bobot aktual
(sesungguhnya). Keseimbangan ada dua yaitu: Simetris dan asimetris. Selain dua keseimbangan
itu ada juga yang namanya keseimbangan radial atau memancar yang dapatdiperoleh dengan
menempatkan pada pusat-pusat bagian. Pencapaian keseimbangan tidak harus menempatkan
obyek secara simetris atau di tengah-tengah. Keseimbangan juga dapat diperoleh antar
penggerombolan dengan obyek-obyek yang berukuran kecil dengan penempatan sebuah bidang
yang berukuran besar. Atau mengelompokkan beberapa obyek yang berwarna ringan (terang)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya
kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau
yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah
prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut,
arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
Untuk mendapatkan suatu kesan kesatuan yang lazim disebutunity memerlukan prinsip
keseimbangan, irama, proporsi, penekanan dan keselarasan. Antara bagian yang satu dengan yang
lain merupakan suatu kesatuan yang utuh, saling mendukung dan sistematik membentuk suatu
karya seni. Dalam penerapannya pada bidang karya seni rupa/kriya prinsip kesatuan menekankan
pada pengaturan obyek atau komponen obyek secara berdekatan atau penggerombolan unsur atau
bagian-bagian. Dalam kekriyaan pengaturan ini bisa dilakukan atau dapat dilakukan dengan cara
permainan teknik pahatan, memformulasikan obyek, subyek, dan isian-isian pada suatu bidang
garapan.