Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

(KONSEP DASAR BAHASA DAN SASTRA SD)

Dosen pengampu: Hilmiyatun, M.Pd

Disusun oleh:

Zakia wulandari (220102167)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

TAHUN AJARAN 2023/2034

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG MASALAH......................................................................3


B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................4
C. TUJUAN................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5

1.1 HAKIKAT SASTRA ANAK...............................................................................5


1.2 KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN SASTRA.............................................7
1.3 MANFAAT SASTRA PADA ANAK...................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................10

A. KESIMPULAN...................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

1.4

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran sastra anak merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia di


sekolah dasar. Pembelajaran sastra anak bertujuan mendorong tumbuhnya sikap apresiatif
terhadap karya sastra yaitu sikap menghargai dan mencintai karya sastra. Masyarakat
memandang karya sastra hanyalah khayalan pengarang yang penuh kebohongan sehingga
timbul klasifikasi dan diskriminasi. Padahal karya sastra mempunyai pesona tersendiri bila
kita mau membacanya. Karya sastra dapat membukakan mata pembaca untuk mengetahui
realitas sosial, politik dan budaya dalam rangka pembinaan moral dan estetika. Dari dulu
sampai sekarang pesona karya sastra tidak pernah pudar. Dalam kenyataan, karya sastra boleh
dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat memberikan
pencerahan pada masyarakat modern.

Secara teoritis, sastra adalah sastra yang dibaca anak-anak “dengan bimbingan dan
pengarahan anggota dewasa suatu masyarakat, sedang penulisannya juga dilakukan oleh
orang dewasa” (Davis 1967 dalam Sarumpaet 1976:23). Anak perlu mendapatkan
pengetahuan sejak awal agar kelak dapat memiliki wawasan global. Sastra bercerita tentang
kehidupan yang mampu menjadikan manusia seutuhnya. Sastra anak merupakan sastra yang
ditujukan kepada anak-anak agar anak mendapatkan banyak manfaat dan berguna bagi
kehidupan di masa yang akan datang. Sastra memilik genre sama dengan genre sastra
dewasa, yaitu puisi, prosa fiksi, dan drama. Sastra anak memiliki manfaat terhadap pihak
anak untuk perkembangan intelektual dan perkembangan emosional. Sastra anak dapat
bermanfaat untuk perkembangan karakter anak. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu
yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggugjawabkan setiap akibat dari
keputusannya (Samani, 2011:41).

Dengan belajar sastra, termasuk sastra anak, seseorang dapat menjadi lebih baik
karena sastra diciptakan tidak semata-semata untuk menghibur, namun lebih dari itu, sastra
hadir untuk memberikan pencerahan moral bagi manusia sehingga terbentuk manusia-
manusia yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur. Sastra anak menjadi sangat penting

3
diajarkan sejak dini karena di dalamnya tersaji berbagai realitas kehidupan dunia anak dalam
wujud bahasa yang indah. Sastra anak dapat menyajikan dua kebutuhan anak-anak yaitu
hiburan dan pendidikan. Dengan belajar sastra, anak-anak dapat merasakan hiburan lewat
cerita maupun untaian kata dalam puisi anak. Demikian pula, dengan belajar sastra, anak-
anak secara tidak langsung dididik untuk meneladani berbagai nasihat, ajaran, maupun moral
yang disampaikan dalam karya sastra anak. Dalam hal ini, sastra anak dapat dijadikan sebagai
media pendidikan yang menghibur, dan media hiburan yang mendidik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu hakikat sastra anak?


2. Apa saja karakteristik pembelajaran sastra pada anak?
3. Apa manfaat yang dapat diambil dari pembelajaran sastra anak?

C. TUJUAN

1. Untuk mengenal dan memahami hakikat sastra anak


2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik yang terkandung dalam sastra anak
3. Untuk mengetahui manfaat yang dapat diambil dari pembelajaran sastra pada anak

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 MENGENAL HAKIKAT SASTRA ANAK

Pembelajaran sastra disekolah dasar adalah pembelajaran sastra anak (Kinayati, 2009:
15). Pengertian sastra anak sebenarnya tidak jauh beda dengan sastra orang dewasa.
Keduanya sama-sama berada pada wilayah sastra dengan mencakup kehidupan. Keduanya
yang berbeda adalah fokusnya sastra anak menempatkan anak-anak sebagai fokusnya. Dilihat
dari segi genre, sastra anak dapat berupa puisi, prosa dan drama anak serta termasuk
didalamnya adalah biografi, cerita rakyat, buku dan informasi bergambar. Dilihat dari segi
format,sastra anak dapat berupa buku berukuran agak besar atau kecil, tebal atau tipis dalam
format vertikal atau horizontal. Dilihat dari segi masalah pokok (subject), sastra anak dapat
membahas masalah manusia yang bervariasi dari kelahiran sampai kematian. Topik tentang
persahabatan, keluarga, persaudaraan dan lain-lain merupakan topik-topik yang menjadi
bahan bacaan sastra anak.

Sastra orang dewasa juga ada yang dapat digunakan sebagai “sastra anak” untuk
menanamkan moral atau budi pekerti luhur, kepercayaan agama dan hal-hal positif lainnya.
Sebagai contoh “cerita rakyat” adalah buku/cerita orang dewasa yang sering digunakan
sebagai bahan “sastra anak”. Cerita mengenai pertentangan antara kebaikan dan kejahatan
yang dimenangkan oleh kebaikan dalam cerita rakyat, dapat memberikan nilai moral yang
bagus bagi anak. Kriteria untuk menilai bagus atau tidaknya buku sastra anak diantaranya
adalah; (1) secara jujur menggambarkan anak, memotret anak, akurat dan (2) mengharapkan
anak-anak untuk menunjukkan proses mental (Supriyadi, 2006: 2). Melalui cerita rakyat yang
dapat digunakan sebagai sastra anak, dapat diharapkan akan menunjukkan proses mental.

Idealnya buku sastra anak secara jujur menggambarkan keadaan yang sebenarnya
tentang anak. Hal itu menyangkut perasaannya, pikirannya, keinginannya, lingkungannya,
kegiatan kesehariannya dan sebagainya. Pikiran dan perasaan anak merupakan dua hal yang
sering digambarkan oleh orang dewasa, walaupun semua pernah menjadi anak-anak. Buku
sastra anak tentunya menggambarkan pikiran anak yang sederhana, polos, naif namun dengan
keunikan sering penuh kejutan. Demikian pula dengan perasaan anak yang sering mudah
untuk dipahami. Perasaan anak umumnya bersifat implusif atau mudah terbawa oleh perasaan
yang meledak-ledak, tidak tertahankan dan ditutup-tutupi oleh anak kalau sedang gembira,

5
anak-anak terlihat sangat bergembira, tetapi apabila sedang bersedih anak-anak akan terlihat
sangat bersedih. Perasaan anak mudah sekali berubah-ubah dan mudah dipengaruhi oleh
orang lain. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih buku sastra anak yang tepat bagi
peserta didiknya.

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa isi sastra anak menggambarkan
pengalaman, pemahaman dan perasaan anak khas pada anak. Sastra anak sebaiknya sesuai
dengan karakteristik anak-anak. Pikiran anak tertuju pada masa depan, oleh karena cerita-
cerita furistik lebih banyak ditemukan pada cerita anak. Cita-cita, petualangan, keinginan,
petualangan dan cerita-cerita science fiction sangat sesuai dengan jiwa anak-anak. Senada
dengan pendapat diatas, Stewig (1980: 8) mengatakan bahwa sastra anak adalah sastra yang
secara sengaja memang ditujukan bagi anak-anak. Dapat dikatakan bahwa sastra anak berisi
nilai-nilai moral dan agama. Nilai-ilai moral dan pendidikan tersebut bermanfaat bagi anak
untuk mengembangkan kepribadiannya menjadi anggota masyarakat yang berasab dan
berbudaya.

Hakikat sastra anak telah banyak dibicarakan oleh pakar sastra. Di antaranya seperti
disebutkan berikut ini. Dalam pengertian sederhana, Nurgiyantoro (2005:12) mendefinisikan
sastra anak sebagai karya sastra yang menempatkan sudut pandang anak sebagai pusat
penceritaan. Pengertian lain seperti dikemukakan oleh Sarumpaet (2010:3). Menurutnya,
sastra anak adalah karya sastra yang khas (dunia) anak, dibaca anak, serta – pada dasarnya –
dibimbing orang dewasa. Kurniawan (2009:5) dalam definisinya menyatakan bahwa sastra
anak adalah sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektual dan emosional anak. Sementara Ampera (2010:10) berpendapat bahwa sastra anak
adalah buku-buku bacaan atau karya sastra yang sengaja ditulis sebagai bacaan anak, isinya
sesuai dengan minat dan pengalaman anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosi dan
intelektual anak.

Pendapat-pendapat di atas mengisyaratkan beberapa hal penting tentang hakikat sastra


anak. Pertama, sastra anak dapat diciptakan oleh siapa saja, anak-anak bahkan orang dewasa,
yang utama adalah dasar penciptaannya disesuaikan dengan kapasitas intelektual dan
psikologi usia anak. Dalam hal ini, sastra anak diciptakan atas dasar keterlibatan intelektual
dan psikologi anak sehingga benarbenar dekat dengan dunia atau kehidupan anak. Kedua,
bahasa yang digunakan harus relevan dengan tingkat penguasaan dan kematangan bahasa
anak. Artinya, bahasa dalam karya sastra anak tidak harus menggunakan kata-kata yang

6
mengandung makna konotasi dan simbolik yang terlalu mendalam, yang sulit dicerna oleh
daya imajinasi anak-anak. Bahasa yang digunakan dalam karya sastra anak pun disesuaikan
dengan tingkat penguasaan kosakata dan struktur kalimat anak-anak. Ketiga, substansi atau
kandungan karya sastra anak lebih banyak memuat berbagai seluk beluk kehidupan anak-
anak, misalnya persahabatan, cinta kepada orang tua, maupun keindahan alam. Keempat,
sastra anak hakikatnya diciptakan untuk dibaca oleh anak-anak. Walaupun demikian, bukan
berarti sastra anak tidak dapat dibaca oleh orang dewasa. Sastra anak dapat dibaca oleh siapa
saja karena keteladanan dalam sastra anak dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang sempat
membacanya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra anak adalah karya
sastra yang dasar penciptaan, substansi, dan bahasa yang digunakan sesuai dengan lingkup
kehidupan dunia anak.

1.2 KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN SASTRA ANAK

Secara umum, Sarumpaet (1976: 29-32) mengemukakan bahwa ada 3 ciri khas yang
menandai sastra anak itu berbeda dengan sastra orang dewasa. Tiga ciri khas pembeda
tersebut berupa (1) unsur pantangan; (2) penyajian dengan gaya secara langsung; dan (3)
fungsi terapan.

Unsur pantangan merupakan unsur yang secara khusus berkenaan dengan tema dan
amanat. Secara umum, sastra anak menghindari atau pantangan terhadap persoalan yang
berhubungan dengan masalah seks, cinta yang vulgar, dendam dan kebencian, kekejaman,
prasangka buruk, kecurangan dan lainnya. Apabila ada hal-hal buruk dalam kehidupan yang
diangkat pada sastra anak, misalnya kemiskinan, kekejaman ibu tiri dan perlakuan tidak adil
pada tokoh protagonisnya, biasanya amanatnya lebih disederhanakan dengan akhir cerita
menemui kebahagiaan atau keindahan, misalnya dalam cerita Cinderella, Bawang Merah dan
Bawang Putih dan sebagainya.

Penyajian dengan gaya secara langsung adalah cara sajian cerita dengan
mendeskripsikan cerita secara singkat dan langsung menuju sasarannya dan jelas sebab-
sebabnya. Deskripsi tersebut diselingi dialog yang wajar dan hidup sesuai kehidupan anak.
Melalui pengisahan, pendeskripsian dan dialog akan tersajikan perilaku tokoh-tokohnya
secara jelas, baik sifat, peran maupun fungsinya dalam cerita. Biasanya sifat tokohnya
digambarkann sifat yang hitam dan putih. Maksudnya setiap tokoh yang dihadirkan hanya
mengemban satu sifat utama, yaitu tokoh baik dan buruk

7
Fungsi terapan adalah sajian cerita harus mengandung unsur-unsur yang bermanfaat,
baik untuk pengetahuan umum, keterampilan khusus maupun untuk pertumbuhan anak.
Fungsi terapan dalam sastra anak ditujukan melalui unsur-unsur intristik yang terdapat dalam
karya sastra itu sendiri. Misalnya cerita “oshin” akan memberikan informasi bahwa Oshin
berasal dari jepang. Selain itu memeberikan informasi yang berupa kosakata atau nama
tokoh, maka akan bertambah pengetahuannya tentang asal yokoh, letak negeri itu, apa yang
terkenal di negeri itu dan sebagainya

Ciri khas sastra anak dapat dilihat dari segi kebahasaan diantaranya dapat dilihat dari
struktur kalimat. Kalimat dalam cerita anak biasanya sederhana, hal tersebut tampak pada
kalimatnya yang pendek-pendek berupa kalimat tunggal, kalimat berita, kalimat ajakan,
larangan dan sebagainya. Dalam pemilihan kata, pada umumnya menggunakan kata-kata
yamg digunakan sehari-hari. Dalam sastra anak sedikit sekali digunakan majas atau gaya
bahasa. Hal ini berkaitan dengan kekhasan dalam pemilihan kata yakni lebih banyak
digunakan kata-kata yang bermakna denotatif, padahal biasanya cenderung konotatif.

1.3 MANFAAT PEMBELAJARAN SASTRA ANAK

Secara khusus, pembelajaran sastra anak dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Membentuk manusia yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur


Manfaat utama belajar sastra anak adalah untuk membentuk manusia-manusia yang
berkarakter dan berbudi pekerti luhur. Dengan banyak membaca karya sastra, anak-anak
dapat mempelajari dan meneladani berbagai nasihat yang terkandung di dalamnya.
Keteladanan dalam sastra anak merupakan dasar/basis pembentukan karakter dan
penanaman budi pekerti luhur sejak dini. Dengan begitu, akan terbentuk pribadi-pribadi
yang mandiri, dewasa, dan mampu menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Selain itu,
pembelajaran sastra anak akan menjadi bekal anak untuk lebihmengerti tentang dirinya,
menyeimbangkan emosi, dan kultur mereka
2. Melatih dan memupuk kebiasaan membaca pada anak-anak.
Anak-anak pada umumnya lebih suka membaca hanya untuk mencari kesenangan.
Niat awal untuk mencari kesenangan dapat dijadikan sebagai jembatan untuk melatih dan
membiasakan anak bergelut dengan dunia buku. Jika anak-anak telah terbiasa membaca
bacaan anak, maka akan merangsang kebiasaan atau hobinya untuk membaca buku-buku
pelajaran dan buku umum lainnya.
3. Membantu perkembangan intelektual dan psikologi anak.

8
Memahami suatu bacaan bukanlah pekerjaan yang mudah. Jika anak-anak telah
terbiasa membaca, maka hakikatnya mereka telah terbiasa memahami apa yang
dibacanya. Kebiasaan memahami bacaan tentu akan sangat membantu perkembangan
intelektual atau kognisi anak. Demikian pula sajian cerita atau kisah dan berbagai hal
dalam karya sastra anak akan menumbuhkan rasa simpati atau empati anak-anak
terhadap berbagai kisah tersebut. Dengan demikian, sastra anak dapat membantu
perkembangan psikologi atau kejiwaan anak untuk lebih sensitif terhadap berbagai
fenomena kehidupannya
4. Mempercepat perkembangan bahasa anak.
Perkembangan bahasa anak berjalan secara bertahap seiring dengan perkembangan
fisik dan pikirannya. Kematangan berpikir sangat menentukan perkembangan bahasa
anak, demikian pula sebaliknya, perkembangan bahasa sangat menentukan kematangan
berpikir anak (Dirgayasa, 2011:79). Anak-anak yang biasa membaca bacaan anak dapat
memperoleh bahasa (kosa kata, kalimat) lebih banyak dan lebih cepat jika dibandingkan
dengan anak-anak lain. Tentu, jika anakanak cepat perkembangan bahasanya, akan
membantu tingkat kematangan berpikirnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembelajaran sastra anak berlangsung pada tingkat pendidikan dasar dan


menengah pertama. Pada usia-usia tersebut anak sudah mulai mencari informasi dan
pengalaman. Alangkah baiknya jika pada masa-masa tersebut anak disuguhkan
dengan karya-karya atau bacaan-bacaan yang banyak mengandung nilai pendidikan
terlebih lagi pada karakter. Berdasarkan hasil paparan di atas dapat disimpulkan
bahwa sastra anak merupakan sastra yang ditujukan kepada anak-anak agar anak
mendapatkan banyak manfaat yang berguna bagi kehidupan di masa mendatang.
Sastra anak memiliki beberapa genre yang sebenarnya hampir sama dengan sastra
pada umumnya, seperti prosa, puisi, dan drama. Sastra anak memiliki beberapa
karakteristik yang berbeda dari sastra orang dewasa. Sastra anak berperan dalam
pembelajaran bahasa. Selain itu, sastra anak juga memiliki peran untuk menumbuhkan
karakter melalui tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Dengan demikian, orang tua
diharapkan untuk memperhatikan tipe-tipe bacaan yang sesuai dengan usia anak.

Dengan belajar sastra, termasuk sastra anak, seseorang dapat menjadi lebih
baik karena sastra diciptakan tidak semata-semata untuk menghibur, namun lebih dari
itu, sastra hadir untuk memberikan pencerahan moral bagi manusia sehingga
terbentuk manusia-manusia yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur. Sastra anak
menjadi sangat penting diajarkan sejak dini karena di dalamnya tersaji berbagai
realitas kehidupan dunia anak dalam wujud bahasa yang indah. Sastra anak dapat
menyajikan dua kebutuhan anak-anak yaitu hiburan dan pendidikan. Dengan belajar
sastra, anak-anak dapat merasakan hiburan lewat cerita maupun untaian kata dalam
puisi anak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Herman Dipidu, M.pd (2010, 2011). Optimalisasi pembelajaran sastra anak sebagai dasar
pembentukan karakter manusia di Indonesia. Karya ilmiah, 1-10.

digilib.uns.ac.id. (2017). Pedoman Pembelajaran Sastra Anak Dengan Pendekatan Kooperatif


di Sekolah. BAB 1 SASTRA ANAK, hakikat dan karakteristik sastra, 1-7.

Listiyaningsih, E. (2017, desember 31). Sastra anak sebagai sarana pembelajaran bahasa
dan sastra untuk menumbuhkan berbagai karakter di era global. Retrieved
mei 1, 2023, from
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkip-epro/article/download/4947/3652:

Nur Latifah, M. R. (2021). PENGANTAR SASTRA ANAK. Tangerang: Publisher Universitas


Trilogi.

11

Anda mungkin juga menyukai