Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM DONGENG PADA BUKU

SISWA KELAS III TEMA MENYAYANGI TUMBUHAN DAN HEWAN

SUBTEMA 2

2020/2021

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

APRIANITADEWI

NIM 1605115168

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................iii

DAFTAR ISI...................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................vii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................4

C. Tujuan Penelitian.........................................................................4

D. Manfaat Penelitian.......................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Moral.........................................................................7

1. Nilai.........................................................................................8

2. Moral ......................................................................................9

B. Jenis-Jenis Nilai Moral................................................................10

C. Cara Penyampaian Moral ...........................................................12

1. Bentuk penyampaian secara langsung.....................................12

2. Bentuk penyampaian tidak langsung ......................................13

D. Hubungan Nilai,Moral dan Sikap................................................13

i
E. Nilai Moral dalam Karya Sastra..................................................14

F. Moral dalam Dongeng.................................................................15

G. Dongeng.......................................................................................15

1. Manfaat Dongeng....................................................................16

2. Ciri-ciri dongeng.....................................................................17

3. Jenis-jenis dongeng.................................................................18

4. Fungsi dongeng.......................................................................20

5. Unsur dongeng........................................................................21

H. Penelitian Relevan.......................................................................22

I. Kerangka Berpikir.......................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian...................................................................25

B. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................26

C. Sumber Data................................................................................26

D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................27

E. Teknik Analisis Data...................................................................28

F. Instrumen Penelitian....................................................................31

G. Keabsahan Data...........................................................................32

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34

LAMPIRAN ...................................................................................................35

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran sastra di sekolah dasar adalah pembelajaran sastra anak.

Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-

anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak

berusia 6-13 tahun. Sastra anak berfungsi sebagai media pendidikan dan

hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi

anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral,

pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas,

serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak.

Menurut Soemarjo (1986 : 25), sastra merupakan ungkapan pengalaman

manusia dalam bentuk bahasa yang ekspresif dan mengesan. Untuk dapat

menikmati keindahan karya sastra, seorang penikmat sastra harus dapat

menganalisis dan mengapresiasi isi dari karya sastra itu sendiri. Penikmat

sastra biasanya membaca karya sastra sebagai pengisi waktu luang atau

hiburan, akan tetapi ada beberapa penikmat sastra yang ingin memperoleh

suatu pengalaman baru dari apa yang dibacanya dan ingin menambah

wawasan atau pengetahuan untuk memperkaya batinnya.

Dongeng merupakan salah satu jenis sastra anak yang sangat digemari

oleh pembaca khususnya anak-anak. Triyanto (2007) menyatakan bahwa

dongeng ialah suatu cerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi

yang berfungsi untuk menyampaikan suatu ajaran moral (mendidik) dan juga

1
2

menghibur. Jadi dongeng adalah salah satu bentuk karya sastra yang ceritanya

tidak benar-benar terjadi/fiktif. Dongeng biasanya mempunyai sifat menghibur

dan mengandung nilai pendidikan. Dongeng yaitu cerita yang dikarang dan

diceritakan kembali dengan secara berulang-ulang oleh orang-orang. Dongeng

dapat dijadikan salah satu alternatif bacaan anak untuk menanamkan nilai-nilai

moral bagi anak. Selain mengandung nilai moral, cerita-cerita yang tersaji

dalam dongeng dapat memacu imajinasi anak itu sendiri. Hal ini di karenakan

cerita yang tersaji di dalamnya bukanlah cerita yang terjadi secara nyata dan

bahkan diluar nalar manusia. Pada saat membaca dongeng, anak akan dapat

membangun dunia fantasinya sendiri, dari sinilah mereka dapat dengan mudah

akan menyerap nilai moral yang secara khusus ingin disampaikan oleh sang

pengarang melalui dongeng yang telah ditulisnya.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menanamkan moral kepada

siswa yaitu dongeng agar mereka mudah menerimanya yaitu melalui

pembelajaran sastra anak. Nurgiantoro (2005:4) membagi satra anak menjadi

lima macam, diantaranya yaitu, fiksi, non fiksi, puisi, sastra tradisional dan

komik. Sastra anak dinilai sebagai alternatif yang sangat efektif untuk

penanaman moral, karena di dalam sastra anak berbicara tentang kehidupan

manusia yang diungkapkan secara khusus sesuai kejadian-kejadian yang

terjadi pada kehidupan anak. Sastra anak yang sering sesuai dengan kejadian

dalam kehidupan dan banyak diminati oleh anak yaitu dongeng atau sastra

tradisional. Dalam dongeng terdapat nilai moral dan budaya. Moral dalam

karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang


3

bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran dan hal itulah yang

ingin disampaikan kepada pembaca (Nurgiantoro, 2013:430). Moral dalam

cerita menurut (Kenny dalam Nurgiantoro 2013:430) biasa dimaksudkan

sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang

bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan, lewat cerita yang

bersangkutan oleh pembaca.

Pentingnya diberikannya pembelajaran moral bagi anak SD diharapkan

dapat merubah perilaku anak, sehingga peserta didik jika sudah dewasa lebih

bertanggung jawab dan menghargai sesamanya dan mampu menghadapi

tatangan jaman yang cepat berubah. Disinilah pentingnya nilai-nilai moral

yang berfungsi sebagai media transformasi manusia Indonesia agar lebih baik,

memiliki keunggulan dan kecerdasan di berbagai bidang; baik kecerdasan

emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, kecerdasan kinestika,

kecerdasan logis, musikal, lenguistik, kecerdasan Spesial (Habibah, 2007: 1).

Dalam pembelajaran nilai moral ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

agar pembelajaran nilai dapat efektif yaitu perbuatan dan pembiasaan. Oleh

karena dengan perbuatan anak SD dapat secara langsung melakukan

pengulangan perbuatan agar menjadi kebiasaan. Atau nilai moral yang baik

menjadi budaya mereka.

Penelitian ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan motivasi

apresiasi sastra pada diri siswa, khususnya dalam dongeng. Dengan demikian,

diharapkan guru bisa memilih alternatif bahan ajar apresiasi sastra yang tidak

membosankan para siswa. Siswa-siswi SD kelas III akan dapat mengambil


4

pesan moral dari watak atau karakter tokoh-tokoh hewan dan tumbuhan yang

menjadi peristiwa dan berbagai macam kejadian-kejadian yang dialami oleh

tokoh-tokoh tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan masalah

nilai moral pada dongeng buku tematik kelas III tema 2 menyayangi

tumbuhan dan hewan ini subtema 2 judul dongeng yang dikaji sebanyak 5

judul terdiri dari ayam jago baru, kisah semut dan merpati, kisah petani dan

harimau, anak gembala dan serigala, kuda dan keledai yang sarat dengan

beban. 

Berdasarkan urian di atas maka penelitian ini berkaitan dengan nilai-nilai

moral yang terkandung dalam dongeng-dongeng yang terdapat pada buku

siswa kelas 3 revisi 2018. Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Analisis

Nilai-nilai Moral dalam Dongeng pada Buku Siswa Kelas III Tema

Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Subtema 2”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

dikemukakan rumusan masalah yaitu bagaimana nilai moral yang ada dalam

dongeng buku kelas III tema Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Subtema 2 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan mengetahui nilai moral yang

ada didalam dongeng pada buku siswa kelas III tema Menyayangi Tumbuhan

dana Hewan Subtema 2.


5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

sebagai berikut:

1. Manfaat teoristis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberi ilmu pengetahuan

tentang nilai-nilai karakter yang terkandung dalam bacaan anak yang

bermanfaat untuk memberikan pendidikan berkarakter pada anak. Secara

khusus, dalam hal membentuk nilai moral siswa baik secara sikap ataupun

perilaku dan sebagai dasar penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat praktis

Secara praktis hasil dari penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman

atau refrensi untuk memahami nilai moral yang ada dalam dongeng.

Selain itu dapat menambah wawasan dan mempermudah guru dalam

menanamkan nilai moral pada peserta didik melalui dongeng.

b. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini diharapakan dapat

memberikan pengetahuan baru tentang dongeng, sehingga nantinya

dapat diterapkan sebagai pembelajaran moral bagi peneliti lainnya dan

dapat dijadikan sebagai materi untuk menanamkan moral bagi siswa.

c. Bagi Siswa, siswa memperoleh pengalaman yang bervariatif yang

harapannya dapat meningkatkan kepribadian yang berkarakter,

menumbuhkan minat baca siswa terhadap cerita dongeng sebagai sarana


6

pembentukan karakter positif agar menjadi pribadi yang santun dan

cerdas.

d. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk

mengoptimalkan penggunaan dongeng dalam menanamkan nilai moral

pada anak di SD.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-nilai moral

Sjarkawi (2006:29) mengatakan bahwa nilai moral adalah segala

nilai yang berhubungan dengan konsep baik atau buruk. Ia akan

menentukan seorang individu bersalah atau tidak, dengan melihat besar

tidaknya individu tersebut tanggungjawab terhadap suatu kewajiban dan

dampak yang ditimbulkan. Berdasarkan hal tersebut, Bertens (dalam

Fitriani, 2016:10) mengatakan bahwa nilai moral berkaitan dengan pribadi

manusia, tetapi hal yang sama dapat dikatakan juga tentang nilai-nilai lain

yang secara khusus menandai nilai moral bahwa nilai tersebut berkaitan

dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral

mengakibatkan seseorang bersalah atau tidak. Nilai moral tidak terpisah

dari jenis nilai-nilai lain nya. Setiap nilai dapat memperoleh “bobot moral”,

bila di ikut sertakan dalam tingkah laku moral. Walaupun nilai moral

menumpang pada nilai-nilai lain, namun ia tampak sebagai suatu nilai baru,

bahkan sebagi nilai yang paling tinggi.

Nilai moral yang disampaikan dalam karya sastra pada dasarnya

adalah nilai yang disampaikan pengarang dalam rangka mendidik manusia

dalam seluruh aspek atau persoalan hidup dan kehidupannya agar manusia

dapat mengatur tingkah lakunya untuk menjadi manusia yang baik. Jenis

dan wujud nilai moral dalam karya sastra sangat beragam. Untuk itu, yang

dimaksud nilai moral dalam penelitian ini adalah berbagai jenis dan wujud

7
8

ajaran yang bersifat mendidik; baik berupa nilai moral religius (nilai moral

tentang hubungan manusia dengan Tuhannya), nilai moral sosial

kemasyarakatan (nilai moral tentang hubungan manusia dengan sesama

manusia, termasuk dengan dirinya sendiri), ataupun nilai moral

pemeliharaan dan pelestarian alam (nilai moral tentang hubungan manusia

dengan lingkungan alamnya) (Nurgiyantoro, 1998: 323-324).

1. Nilai

Secara umum, nilai adalah konsep yang menunjuk pada hal-hal

yang dianggap berharga dalam kehidupan manusia, yaitu tentang apa yang

dianggap baik, layak, pantas, benar, penting, indah dan dikendaki oleh

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Bertens (1993:139) nilai

merupakan suatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang

menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan artinya sesuatu yang

baik. Nilai berperanan dalam suasana apresiasi atau penilaian dan akibatnya

sering akan dinilai secara berbeda oleh orang banyak. Nilai selalu berkaitan

dengan penilaian seseorang, sementara fakta menyangkut ciri-ciri objektif

saja. Definisi lain tentang nilai dikemukakan oleh Richard Merril (Koyan,

2000:13), menurutnya nilai adalah patokan atau standar pola-pola pilihan

yang dapat membimbing seseorang atau kelompok ke arah satisfaction,

fulfillment, and meaning. Menurut Sandin (Koyan, 2000:13-14), patokan

atau kriteria tersebut memberi dasar pertimbangan kritis tentang pengertian

religius, estetika, dan kewajiban moral.


9

Didalam cerita fiksi yaitu dongeng mempunyai nilai-nilai kehidupan

yang biasa diambil dan ditiru. Nilai-nilai dalam cerita dongeng diharapkan

mampu mempengaruhi pembaca untuk menerapkan nilai-nilai atau pesan

yang baik dalam tingkah laku dan kehidupan. Dari beberapa uraian diatas

dapat disimpulkan bahwa moral merupakan suatu pesan yang terkandung

dalam karya satra yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca

secara langsung maupun tidak langsung yang diharapkan bermanfaat bagi

pembaca.

2. Moral

Moral pada dasarnya memiliki banyak arti sesuai dengan sudut

pandang yang berbeda-beda. Dalam kamus psikologi (Chaplin 2006) bahwa

moral mengacu pada ahlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau

menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.

Dalam psikologi perkembangan Hurlock (edisi ke-6,1990) disebutkan

bahwa perilaku moral adalah perilaku yang sesuai kode moral kelompok

sosial. Moral sendiri artinya tata cara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral di

kendalikan konsep-konsep moral ata peraturan perilaku yang telah

menjadikan kebiasaan bagi anggota suatu budaya. (Wantah, 2005) moral

adalah sesuatu yang berkatan atau ada berhubungannya dengan kemampuan

menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku. Moral adalah

suatu keyakinan tentang benar salah, baik buruk yang sesuai dengan

kesepakatan sosial, yang mendasari pemikiran. Moral merupakan wujud

dari tema dalam bentuk yang sederhana, walaupun tidak semua tema
10

merupakan nilai moral. Moral lebih praktis karena ajaran yang diberikan

langsung ditunjukkan secara konkret lewat sikap dan tingkah laku tokoh

cerita (Nurgiyantoro, 2005: 67). Moral dalam pengertian filsafat merupakan

suatu konsep yang telah dirumuskan oleh masyarakat untuk menentukan

kebaikan atau keburukan.

Dalam karya sastra biasanya moral mencerminkan pandangan hidup

pengarang yang bersangkutan tentang nilai-nilai kebenaran yang ingin

disampaikan kepada pembaca. Melalui cerita, sikap dan tingkah laku para

tokoh, pembaca diharapkan dapat mengambil pesan-pesan moral yang

disampaikan maupun diamanatkan. Karya sastra fiksi senantiasa

menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat luhur

kemanusiaan yang bersifat universal, artinya sifat-sifat itu dimiliki dan

diyakini kebenarannya oleh manusia (Nurgiyantoro, 2012: 321).

B. Jenis-jenis moral

Nurgiyantoro (2005:324) mengatakan bahwa nilai moral dapat

dibedakan ke dalam beberapa jenis hubungan, antara lain :

1. Hubungan manusia dengan diri sendiri

Sebagai makhluk Tuhan yang telah diberi akal serta pikiran, manusia

memiliki hak untuk menentukan pandangan perilaku yang membedakan

nya dengan orang lain dan sikap. Di mana manusia belajar mengenal

hidup dan kehidupan melalui pengalaman hidup dijadikan pemikiran

untuk bertindak dan menempatkan diri dalam kehidupan di masyarakat

salah satunya dengan pembelajaran diri sendiri. Dengan adanya


11

pengalaman yang telah diperoleh manusia, ini akan dijadikan tolak ukur

tindakan yang akan mereka lakukan dalam kehidupan di masyarakat.

2. Hubungan manusia dengan sesama

Manusia selain sebagai makhluk individu, juga merupakan makhluk

sosial. Menurut Kluckkhon (dalam Koentjaraningrat, 1984:208),

terdapat masalah dasar dalam hidup manusia yang menentukan orientasi

nilai budaya manusia, salah satunya masalah ketergantungan manusia

manusia dengan sesamannya. Maksudnya dalam menjalani proses

kehidupannya manusia tidak bias lepas dari bantuan orang lain. Oleh

karena itu manusia harus dapat bersosialisasi manusia harus pandai

dalam menempatkan dirinya di lingkungan masyarakat.

3. Hubungan manusia dengan lingkungan alam

Manusia memiliki tanggungjawab untuk memelihara dan merawat alam

agar keduanya dapat memberikan manfaat satu sama lain, manusia

hidup dengan memanfaatkan alam, sedangkan alam dapat terjamin

kelestariaanya karena dirawat oleh manusia. Gambaran moral yang

menyangkut hubungan manusia dengan alam berupa menjaga

kebersihan alam, humat air, mencintai lingkungan dan menjaga tanaman

dengan baik.

4. Hubungan manusia dengan Tuhan

Manusia dalam kehidupannya selain berhubungan dengan dirinya

sendiri, dengan sesamanya, maupun dengan lingkungan alam, juga tidak

terlepas dari hubungan dengan Tuhan. Persoalan manusia dengan


12

Tuhannya tidak lepas dari persoalan hidup dengan diri sendiri.

persoalan tersebut antara lain harga diri, percaya diri, dendam, kesepian

dan lain sebagainya.

C. Cara penyampaian Moral

Karya sastra dapat dipandang sebagai sarana komunikasi, karena

sebagai bentuk manifestasi keinginan pengarang untuk mendialog,

menawarkan, dan menyampaikan sesuatu. Dalam penyampaian pesan moral

secara umum dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.

(Nurgiyantoro, 2012: 325-340).

1. Bentuk penyampai secara langsung

Penyampaian pesan secara langsung lebih identik dengan cara

pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian, telling, atau penjelasan,

expository. Jika dalam teknik uraian pengarang secara langsung

mendeskripsikan perwatakan tokoh cerita yang bersifat memberi tahu

atau memudahkan pembaca untuk memahami ceritanya, demikian juga

dengan penyampaian moral yang juga ingin disampaikan atau diajarkan

kepada pembaca secara langsung. Dalam hal ini pengarang lebih seperti

menggurui pembaca, namun akan mempermudah pembaca dalam

memahami cerita. Pembaca tidak perlu menafsirkan sendiri pesan moral

yang terkadang bisa tidak sesuai dengan pesan moral yang sebenarnya

yang ingin disampaikan oleh pengarang.


13

2. Bentuk Penyampaian tidak langsung

Pesan yang disampaikan hanya tersirat dalam cerita. Pengarang

menceritakan peristiwa-peristiwa, konflik, sikap dan tingkah laku para

tokoh dalam menghadapi peristiwa dan konflik itu, baik yang terdapat

dalam tingkah laku verbal, fisik maupun yang hanya terjadi dalam

pikiran dan perasaannya. Melalui berbagai hal tersebut, pesan moral

disalurkan. Berbeda dengan penyampaian pesan moral secara langsung

yang bersifat komunikatif, penyampaian pesan secara tidak langsung ini

bersifat kurang komunikatif, artinya pembaca belum tentu dapat

menangkap apa sesungguhnya yang dimaksud pengarang dalam cerita.

D. Hubungan Nilai, Moral dan Sikap

Nilai merupakan tatanan tertentu atau kriteria didalam diri individu

yang dijadikan dasar untuk mengevaluasi suatu sistem. Pertimbangan nilai

adalah penilaian individu terhadap suatu objek atau sekumpulan objek yang

lebih berdasarkan pada sistem nilai tertentu daripada hanya sekedar

karakteristik objek tersebut. Moral merupakan tatanan prilaku yang memuat

nilai-nilai tertentu untuk dilakukan individu dalam hubungannya dengan

individu, kelompok, atau masyarakat. Moralitas merupakan pencerminan

dari nilai-nilai idealitas seseorang (Rogers, 1985). Dalam moralitas

terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan prilaku (Saffer, 1979).

Adapun sikap merupakan predisposisi tingkah laku atau kecendrungan

untuk bertingkah laku yang sebenarnya juga merupakan ekspresi atau

manifestasi dari pandangan individu terhadap suatu objek atau sekumpulan


14

objek. Sikap merupakan sistem yang bersifat menetap dari komponen

kognisi, afeksi, dan konasi (Krech,1973). Perubahan pengetahuan individu

tentang suatu objek atau sekumpulan objek akan menimbulkan perubahan

perasaan individu yang bersangkutan mengenai objek atau sekumpulan

objek tersebut dan selanjutnya akan memengaruhi kecendrungannya untuk

bertindak terhadap objek atau sekumpulan objek tersebut.

Dengan demkian, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai merupakan

dasar petimbangan bagi individu untuk melakukan sesuatu, moral

merupakan perilaku yang seharusnya dilakukan atau dihindari, sedangkan

sikap merupakan predisposisi atau kecendrungan individu untuk merespons

terhadap suatu objek atau sekumpulan objek sebagai perwujudan dari sitem

nilai dan moral yang ada didalam dirinya. Sistem nilai mengarahkan pada

pembentukan nilai-nilai moral tertentu yang selanjutnya akan menentukan

sikap individu sehubungan dengan objek nilai dan moral tersebut. Dengan

sistem nilai yang dimiliki, individu akan menentukan perilaku mana yang

harus dilakukan dan yang harus dihindarkan, ini akan tampak dalam sikap

dan perilaku nyata sebagai perwujudan dari sitem nilai dan moral yang

mendasarinya.

E. Nilai Moral dalam Karya Sastra

Karya sastra yang baik seharusnya mengandung beberapa nilai di

dalamnya. Hal tersebut karena, agar pembaca tidak hanya sekedar

membaca, akan tetapi dari proses membaca tersebut pembaca dapat

memperoleh nilai-nilai yang dapat direnungkan dan diimplementasikan


15

dalam kehidupan. Shipley (Tarigan, 1985: 194) pada dasarnya karya sastra

memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu :

1. Nilai hedonik, yaitu nilai-nilai yang dapat memberikan kesenangan

langsung kepada pembaca.

2. Nilai artistik, yaitu nilai yang dapat memanifestasikan atau mewujudkan

keterampilan seseorang.

3. Nilai kultural, yaitu nilai yang mengandung hubungan yang mendalam

dengan masyarakat atau kebudayaan.

4. Nilai moral, agama atau nilai yang memberikan ajaran yang terkait

dengan etika moral dan agama.

5. Nilai praktis, yaitu nilai-nilai yang bersifat praktis di dalam karya sastra

yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh pembaca.

Kehadiran moral dalam cerita fiksi dapat dipandang sebagai semacam

saran terhadap perilaku moral tertentu yang bersifat praktis tetapi bukan

resep atau petunjuk bertingkah laku. Ia dikatakan praktis lebih disebabkan

karena ajaran moral itu disampaikan lewat sikap dan perilaku konkret

sebagaimana ditampilkan oleh para tokoh cerita. Tokoh-tokoh cerita tersebut

dapat dipandang sebagai model untuk menunjukkan dan mendialogkan

kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh penulis cerita (Nurgiantoro,

2005: 265)

F. Moral dalam Dongeng

Dalam dongeng terdapat sesuatu yang ingin disampaikan pengarang

kepada pembaca. Sesuatu yang disampaikan itu dapat berupa moral, amanat,
16

atau message yang selalu berkaitan dengan hal yang berkonotasi positif,

bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik. Seperti halnya moral dalam

dongeng yang dapat dipahami sebagai sarana untuk mengajarkan dan

mendidik melalui cara-cara cerita fiksi.

Ajaran moral itu disampaikan lewat sikap dan perilaku konkret

sebagaimana yang ditampilkan oleh para tokoh cerita. Tokoh-tokoh cerita

tersebut dapat dipandang sebagai model untuk menunjuk dan mendialogkan

kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh penulis cerita (Nurgiantoro,

2005: 265), melalui sikap dan tingkah laku para tokoh yang ada dalam

dongeng itu, moral ditampilkan oleh pengarang sengaja digunakan sebagai

petunjuk mengenai baik buruk dalam menjalani kehidupan, mana yang boleh

dilakukan mana yang tidak boleh dilakukan, seperti tingkah laku dan sopan

santun dalam pergaulan. Pengarang menampilkan dengan tokoh yang baik

dan jahat (Nurgiyantoro, 2000: 321).

G. Dongeng

Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam

banyak hal sering tidak masuk akal (Nurgiantoro, 2005,198). Pendapat lain

mengenai dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama

zaman dulu yang aneh-aneh (KBBI, 2007:274). Dongeng adalah cerita rakyat

yang tidak bener-benar terjadi oleh empunya cerita dan dongeng tidak terikat

oleh waktu dan tempat dongeng diceritakan terutama untuk menghibur

walaupun banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran

moral bahkan sindiran( Agus 2008:124). Tokoh yang ditampilkan dalam


17

dongeng bisa manusia yang digambarkan seorang pangeran maupun seorang

putri, atau yang ditambah dengan makhluk lain seperti binatang atau makhluk

halus, dengan karakter flat atau karakter datar yang terbagi menjadi karakter

baik dan jahat (Nurgiyantoro, 2005: 19)

1. Manfaat Dongeng

Menurut Nur’aini (2010:32-33), dongeng mempunyai beberapa manfaat

diantaranya adalah :

a. Dongeng merupakan ajang yang tepat untuk mengenalkan berbagai

kehidupan kepada anak-anak.

b. Dongeng sebagai sarana mengenalkan cara demokrasi.

c. Dongeng sebagai sarana mengenalkan lingkungan di sekitar lingkungan

maupun luar lingkungan.

d. Dongeng mengenalkan anak pada berbagai kosakata baru.

e. Dongeng sebagai sarana pengenalan teknologi.

f. Mengenalkan sensitivitas terhadap permasalahan.

g. Dongeng membantu mengembangkan perbendaharaan kata.

h. Mendorong seni mendengar.

i. Melatih kemampuan visualisasi.

j. Membantu membentuk pribadi dan moral anak.

k. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi.

l. Memacu kemampuan verbal anak.

m.Merangsang minat menulis anak.

n. Merangsang minat baca anak.


18

Dongeng hadir untuk menyampaikan pesan moral, konflik kepentingan

antara baik dan buruk, dan yang baik pastinya akan menang. Tokoh yang

berperan dalam dongeng bisa berupa manusia biasanya seorang pangeran daru

suatu kerajaan, selain itu tokoh bisa berupa hewan maupun tumbuhan.

Biasanya dongeng tidak terikat oleh waktu dan tempat. Seperti misalnya

penggunaan kata-kata ‘ pada zaman dahulu kala’. Dongeng juga merupakan

suatu bentuk cerita rakyat yang bersifat universal yang dapat ditemukan di

berbagai pelosok masyarakat dunia. Ada beberapa dongeng yang terkenal, baik

yang berasal dari tanah air maupun dari seluruh belahan dunia. Dongeng yang

berasal dari tanah air yang terkenal antara lain Bawang Merah Bawang Putih

dan Timun Emas.

2. Ciri-ciri dongeng

Menurut Brunvard, Carvalho, dan Neto dalam Danadjaja (2007:3-5)

dongeng mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yaitu disebarkan

dari mulut ke mulut, melalui kata-kata dan dari generasi ke generasi

berikutnya

b. Disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama

c. Ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara

penyebaran dari mulut ke mulut ( lisan)

d. Bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui lagi

e. Biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise,

kata-kata pembukaan dan penutup baku


19

f. Mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu

kolektif, sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi

keinginan yang terpendam

g. Bersifat pralogis, yaitu memiliki logika tersendiri yang tidak sesuai

dengan logika umum

h. Menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan

penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap

anggota kolektif merasa memilikinya.

i. Bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar, terlalu

spontan. Hal ini dapat dimengerti bahwa dongeng juga merupakan

proyeksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya.

3. Jenis-jenis Dongeng

Menurut Nurgiyantoro (2013: 201) dongeng diklasifikasikan menjadi dua

jenis, yaitu:

a. Dongeng klasik

Dongeng klasik adalah cerita dongeng yang muncul sejak zaman

dahulu yang telah mewarisi secara turun temurun lewat tradisi lisan.

Contoh dongeng klasik yang terkenal di Indonesia adalah Bawang Merah

dan Timun Emas.

b. Dongeng modern

Dongeng modern adalah cerita dongeng yang sengaja yang

ditulis untuk maksud bercerita dan agar tulisannya itu dibaca oleh orang

lain. Contoh dongeng modern yang terkenal Hilangnya Ayam Bertelur


20

Emas (Djokolelono) dan Putri Berwajah Buruk (Poppy Donggo

Hutagalung).

Selain itu, Yudha (2009: 85) mengemukakan jenis-jenis dongeng,

yaitu:

a. Dongeng tradisional

Dongeng tradisional adalah dongeng yang berkaitan dengan

cerita rakyat dan biasanya turun-temurun. Dongeng ini berfungsi untuk

melipur lara dan menanamkan semangat kepahlawanan. Contohnya,

Malinkundang, Jaka Tingkir, Sangkuriang dan lain-lain.

b. Dongeng futuristik

Dongeng ini, biasanya bercerita tentang sesuatu yang fantastik,

misal tokohnya tiba-tiba menghilang. Dongeng futuristik bisa juga

bercerita tentang masa depan, misalnya Bumi Abad 25: Star Trek, Back

to the Future, dan Jumanji.

c. Dongeng pendidikan

Dongeng pendidikan adalah dongeng yang diciptakan dengan

suatu misi pendidikan bagi dunia anak-anak. Misalnya, menggugah

sikap hormat kepada orang tua.

d. Fabel

Fabel adalah dongeng tentang kehidupan binatang yang

digambarkan bisa bicara seperti manusia. Cerita-cerita fabel sangat

luwes digunakan untuk menyindir perilaku manusia tanpa membuat

manusia tersinggung. Misalnya, dongeng kancil, kelinci dan kura kura.


21

e. Dongeng sejarah

Dongeng sejarah biasanya terkait dengan suatu peristiwa

sejarah. Dongeng ini banyak bertemakan kepahlawanan. Misalnya

kisah-kisah para Sahabat Rasulullah SAW, sejarah perjuangan

Indonesia, sejarah pahlawan/ tokoh-tokoh, dan sebagainya.

f. Dongeng Terapi

Dongeng terapi adalah dongeng yang diperuntukkan bagi anak-

anak korban bencana atau anak-anak yang sakit. Oleh karena itu,

dongeng ini didukung pula oleh kesabaran pendongengnya dan musik

yang sesuai dengan terapi, sehingga membuat anak merasa nyaman dan

enak.

4. Fungsi Dongeng

Dongeng sebagai salah satu dari sastra anak, berfungsi untuk

memberikan hiburan, juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai

yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat pada waktu itu. Dongeng

dipandang sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai, dan untuk

masyarakat lama itu dapat dipandang sebagai satu-satunya cara. Sesuai

dengan keberadaan misi tersebut, dongeng mengandung ajaran moral.

Dongeng sering mengisahkan penderitaan tokoh, namun karena kejujuran

dan ketahanujiannya tokoh tersebut mendapat imbalan yang

menyenangkan. Sebaliknya tokoh jahat pasti mendapat hukuman.

(Nurgiyantoro, 2005:200). Hal senada juga dikemukakan oleh

Danandjaja, (2007:83) bahwa dongeng diceritakan terutama untuk


22

hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan

pelajaran (moral), atau bahkan sindiran. Sama halnya yang diungkapkan

oleh Carvalho-Neto (dalam Danandjaja, 2007:4) bahwa dongeng

mempunyai kegunaan sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial,

dan proyeksi keinginan terpendam. Dari beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa dongeng mempunyai banyak fungsi antara lain:

sebagai hiburan atau pelipur lara, pendidik, sarana mewariskan nilai-nilai,

protes sosial, dan juga sebagai proyeksi keinginan terpendam.

5. Unsur dongeng

Junaedi (1992:71) menjelaskan bahwa cerita fiksi seperti dongeng

mempunyai beberapa unsur sebagai berikut:

a. Tokoh dan penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan

watak tokoh-tokoh nya, jenis tokoh, hubungan tokoh dengan unsur

cerita yang lain dan cara pengarang menggambarkan watak tokoh

tersebut.

b. Alur adalah struktur penceritaan dalam prosa yang di dalamnya berisi

rangkaian kejadian maupun peristiwa, yang disusun berdasarkan

hukum sebab akibat.

c. Latar atau setting merupakan segala keterangan, petunjuk, yang

berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya

peristiwa dalam sebuah cerita

d. Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan seorang

tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu.


23

e. Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu

karya sastra.

f. Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan

oleh pengarang melalui karyanya.

Selain mengandung unsur-unsur diatas, dongeng juga

mengandung isi tentang pesan moral dari tema tertentu. Berdasarkan

uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa isi dongeng mengandung

berupa unsur-unsur dongeng yang meliputi tokoh, alur, latar, sudut

pandang, tema, gaya bahasa, dan amanat.

H. Penelitian Yang Relevan

Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah kajian tentang hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya:

Nurmaulinda (2015), dengan judul Nilai moral dalam cerita anak

pada majalah bobo dan pemanfaatannya sebagai materi ajar sekolah dasar.

Hasil penelitian ini menunjukkan data berupa nilai-nilai pendidikan moral

dalam cerita anak pada majalah Bobo edisi Juli 2014, yaitu sebagai berikut:

(1) hubungan manusia dengan diri sendiri yang meliputi pemberani, jujur,

hemat, tidak putus asa, dan teliti, (2) hubungan manusia dengan sesama

manusia yang meliputi tolong menolong, saling memaafkan, peduli, saling

berbagi, gotong royong, murah hati, tulus terhadap teman, tidak egois, patuh

kepada orang tua, bangga/sayang kepada orang tua, dan rendah hati, (3)

hubungan manusia dengan alam yang meliputi menjaga kebersihan, hemat


24

air, menjaga tanaman dengan baik, dan menyayangi hewan, (4) hubungan

manusia dengan Tuhan yaitu percaya terhadap Tuhan.

Jayanti (2015), dengan judul Nilai-nilai dengan pendidikan karakter

dalam novel rahim sebua dongeng kehidupan. Hasil penelitian ini

menunjukkan data berupa nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel

Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan, yaitu sebagai berikut: (1) kepercayaan

terhadap Tuhan, (2) peduli sesama, (3) rasa tanggungjawab terhadap

pekerjaan dan kedisiplinan.

Astuti (2000), dengan judul Studi komparasi nilai-nilai pendidikan

moral dalam fabel jerman dan Indonesia . Hasil penelitian ini (1) Nilai-nilai

pendidikan moral yang terdapat dalam fabel Jerman sebanyak 12 (dua belas)

jenis nilai, yaitu rajin bekerja, mau menerima diri apa adanya, rendah hati,

ulet dan tidak putus asa, mau menerima hak diri sendiri, jangan menipu,

tidak bersikap semena-mena, tenggang rasa, tolong menolong,

berterimakasih, adil, dan menepati janji. (2) Ada 9 jenis nilai moral dalam

fabel Indonesia, yaitu rendah hati, tenang dan banyak akal, ikut menjaga

barang milik orang lain, menyesali perbuatan buruk, mencontoh perbuatan

baik, tidak menipu, tolong menolong, berterimakasih, tolong menolong,

tidak menipu dan berterima kasih.

I. Kerangka Berpikir

Pendididikan moral di sekolah dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk

membentuk peserta didik memiliki moral yang luhur, berakhlak mulia, agar

kelak berguna bagi bangsa dan negara. Program pendidikan moral diwujudkan
25

terintegrasi dalam semua pelajaran yang ada, agar mengahasilakan warga

negara yang baik (Romi Taofeqoh, 2007; 5)

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan masalah nilai moral pada

dongeng buku tematik kelas III tema menyayangi tumbuhan dan hewan ini

subtema 2 judul dongeng yang dikaji sebanyak 5 judul terdiri dari ayam jago

baru, kisah semut dan merpati, kisah petani dan harimau, anak gembala dan

serigala, kuda dan keledai yang sarat dengan beban. Adapun kerangka berpikir

yang digunakan peneliti pada kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

Tujuan Pendidikan Moral

Nilai-nilai Moral

Dongeng

Buku siswa tema 2 menyayangi


tumbuhan dan hewan

Analisis Nilai-nilai moral dalam


dongeng buku siswa kelas III tema
2 menyayangi tumbuhan dan hewan

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Penelitian

ini memaparkan dan bertujuan memberikan gambaran serta penjelasan dari

variabel yang diteliti. Menurut Moleong (2002:6) bahwa deskriptif data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Masyhud

(2016:34) menyatakan bahwa penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

berusaha untuk mendeskripsikan suatu kondisi atau keadaan yang ada secara

objektif berdasarkan data-data yang ada. Pada umumnya dalam penelitian

deskriptif tidak dilakukan pengujian hipotesis penelitian, akan tetapi tetap ada

pengumpulan data di lapangan, penyajian data, analisis data, interprestasi, dan

kesimpulan hasil analisis data. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang digunakan untuk memberikan gambaran setepat mungkin

mengenai keadaan individu, gejala, atau kelompok tertentu secara objektif.

Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistika, dan jenis hitungan

lainnya. Masyhud (2016:27) juga mengemukakan bahwa penelitian kualitatif

yaitu penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara

mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk

penelitian generalisasi.

26
27

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian

deskriptif-kualitatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan

gambaran secara alamiah terhadap suatu objek atau gejala dan disajikan

berupa kata-kata atau kalimat-kalimat yang menggambarkan fenomena

tertentu, tidak berupa angka-angka hasil pengukuran. Penelitian ini akan

membahas tentang nilai-nilai moral dalam dongeng yang terdapat pada buku

siswa kelas III SD tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan subtema 2, yang

berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia

dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan lingkungan dan hubungan

manusia dengan sesama manusia.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan agustus 2020 sampai dengan

oktober 2020, pengambilan data dalam buku siswa kelas III SD tema 2

menyayangi hewan dan tumbuhan subtema 2.

C. Sumber Data

Arikunto (1996:114) mengemukakan bahwa sumber data merupakan

subjek dari mana data itu diperoleh. Sumber data dari penelitian ini yaitu

dongeng dengan judul ayam jago baru, kisah semut dan merpati, kisah petani

dan harimau, anak gembala dan serigala, kuda dan keledai yang sarat dengan

beban dalam buku siswa SD kelas III tema Menyayangi Tumbuhan dan

Hewan subtema 2 yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan,

Balitbang, Kemendikbud pada tahun 2018 dengan nomor ISBN 978-602-427-

189-3.
28

Data dalam penelitian ini yaitu cerita dongeng yang berada di buku

siswa SD kelas III tema Menyayangi Tumbuhan dan Hewan. Subtema 2

Data-data tersebut meliputi.

1. Kutipan-kutipan yang mengidentifikasi nilai-nilai moral yang berkaitan

dengan hubungan manusia dengan Tuhan.

2. Kutipan-kutipan yang mengidentifikasi nilai-nilai moral yang berkaitan

dengan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

3. Kutipan-kutipan yang mengidentifikasi nilai-nilai moral yang berkaitan

dengan hubungan manusia dengan lingkungan.

4. Kutipan-kutipan yang mengidentifikasi nilai-nilai moral yang berkaitan

dengan hubungan manusia dengan sesama manusia.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam

mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Pada penelitian ini teknik yang

digunakan adalah teknik dokumen. Langkah-langkah pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Membaca secara berulang dalam buku siswa SD kelas III tema

menyayangi tumbuhan dan hewan subtema 2.

2. Menandai data yang mengandung nilai-nilai moral pada setiap cerita, baik

yang berupa kalimat maupun paragraf.

3. Memindahkan data ke dalam instrumen pemandu pengumpulan data.

4. Memberikan kode pada data kemudian mengklasifikasikan data-data

tersebut berdasarkan fokusan masalah yaitu berkenaan dengan nilai moral


29

yang menunjukkan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia

dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan lingkungan dan

hubungan manusia dengan sesama manusia.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2016:337), analisis

data kualitatif terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap pereduksian data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Kegiatan ini mereduksi data dalam penelitian yang bertujuan untuk

memfokuskan data berupa kata-kata dan kalimat-kalimat yang dianggap

penting. Data yang dimaksud adalah data yang mengandung nilai-nilai

moral hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan

dirinya sendiri, hubungan manusia dengan lingkungan dan hubungan

manusia dengan sesama manusia.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya (Sugiyono, 2015: 341). Penyajian data yang sering digunakan

dalam penelitian kualitatif adalah penyajian data secara naratif. Penyajian

data yang digunakan pada penelitian ini adalah pengklasifikasikan dan

pendeskripsian data nilai moral yang terdapat dalam buku Tematik


30

Terpadu Tema 2 Menyayangi Tumbuhan dan Hewan untuk SD kelas III

sehinggah memudahkan untuk memahami hasil penelitian.

a. Pengklasifikasian Data

Pada tahap ini dilakukan dengan cara mengklasifikasikan atau

mengelompokkan data yang berupa kata-kata, kalimat-kalimat, dan

paragraf dalam dongeng yang terdapat pada buku siswa SD kelas III tema

menyayangi tumbuhan dan hewan subtema 2 yang memuat nilai-nilai

moral berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan

manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan lingkungan

dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Tahap selanjutnya dengan

pemberian kode. Pemberian kode bertujuan agar memudahkan

pengklasifikasian data dalam penelitian ini berdasarkan kategori yang

sudah ditentukan. Pertama, data dikategorikan berdasarkan judul dongeng

Ayam Jago Baru (AJB), Kisah Semut dan Merpati (KSM) Kisah Petani

dan Anak Harimau (KPAH), Anak Gembala dan Serigala (AGS), Kuda

dan Keledai yang Sarat dengan Beban (KKSB).

Nilai moral ada empat yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan,

hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan

lingkungan dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Menurut

Permendikbud nomor 20 tahun 2108 nilai moral tersebut diberikan kode

sebagai berikut:

1) Nilai moral manusia dengan Tuhan (NT)

a) Kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan (Kt)


31

b) Berdoa (Br)

2) Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri (NS)

a) Kerja keras (Kk)

b) Bertaanggungjawab (Bj)

c) Rasa ingin tahu (Rt)

d) Gemar membaca (Gm)

e) Jujur (Jj)

f) Disiplin

g) Cerdik (Cr)

h) Rendah hati (Rh)

3) Nilai moral hubungan manusia dengan lingkungan (NA)

a) Menjaga kebersihan alam (Mka)

b) Mencintai lingkungan (Ml)

c) Menjaga tanaman (Mt)

4) Nilai moral hubungan manusia dengan sesame manusia (NM)

a) Peduli sesama (Ps)

b) Menghargai (Mm)

c) Demokratis (Dm)

d) Bersahabat (Bs)

e) Cinta damai (Cd)

f) Sopan santun (Ss)


32

b. Pendeskripsian dan interprestasi data

Pada tahap ini, pendeskripsian data dilakukan terhadap data-data yang

sudah dikategorikan sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam kumpulan

dongeng yang menjadi objek penelitian ini. Interprestasi data dilakukan

terhadap data-data yang memerlukan keterangan, penguraian atau penafsiran

berdasarkan pada nilai-nilai moral dongeng yang terdapat pada buku siswa SD

kelas III tema menyayangi tumbuhan dan hewan subtema 2.

3. Penarikan kesimpulan

Menurut Miles dan Huberman langkah ketiga dalam analisis data

kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang

kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti

valid dan konsisten saat mengumpulkan data maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

F. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, seorang peneliti harus menggunakan alat ukur

yang baik, yang biasanya disebut dengan instrumen penelitian. Menurut

Arikunto (2013:203) instrumen penelitian merupakan alat yang dugunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik. Pada penelitian ini instrumen utama yang digunakan ialah

peneliti sendiri, sedangkan instrumen pendukung adalah instrumen

pengumpulan data dan analisis data. Peneliti menjadi instrumen penelitian


33

utama karena dalam penelitian ini penelitih berperan sebagai pengamat penuh,

artinya keseluruhan proses penelitian yang dilakukan sendiri oleh peneliti.

Instrumen pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data yang

dibutuhkan dalam penelitian, sedangkan analisis data digunakan untuk

mengklasifikasikan data yang akan di analisis.

G. Keabsahan Data

Perlu adanya teknik pemeriksaan untuk dapat mengetahui keabsahan

data dalam suatu penelitian kualitatif. Pelaksanaan teknik pemeriksaan

didasarkan atas beberapa kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan,

yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergunaan (dependability) dan kepastian (konfirmability).

Sebagai upaya untuk memeriksa keabsahan data, peneliti

menggunakan beberapa teknik antara lain:

1. Teknik ketekunan pengamat, yakni peneliti secara tekun memusatkan diri

pada latar penelitian untuk menemukan nilai-nilai moral yang terdapat

dalam buku tematik siswa kelas III tema 2 menyayangi tumbuhan dan

hewan.

2. Teknik berdiskusi dengan teman, teknik ini dilakukan dengan cara

mengekspos hasil sementaraatau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk

diskusi dengan rekan-rekan sejawat.

3. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang dimanfaatkan

sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekkan atau

perbandingan terhadap data. Pengecekan keabsahan data dengan reduksi


34

trianggulasi data dengan cara menyimak, mencatat dan memakai kartu

data untuk mengetahui nilai-nilai moral yang terdapat dalam dongeng pada

buku tematik kelas III SD tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan.


35

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. 1996. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Iye, R., & Susiati, S. (2018). Nilai Edukatif Dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah

Langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali (Educative Values in Sebait

Cinta di Bawah Langit Kairo by Mahmud Jauhari Ali). Sirok Bastra, 6 (2),

185-191.

Lodo, S.F.2016. Analisis Struktur dan Nilai-nilai Moral yang Terkandung dalam

Cerpen Ten Made Todoke Karya Yoshida Genjiro. Jurnal Japanse

Literature. 2:1-10

Gunawan, H. 2012. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi

Bandung: Alfbeta.

Masyhud, M. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jember: LPMPK.

Moenlihabib, M. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang:

Universitas Negeri Malang.

Narwanti, S. 2011. Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai

Pembentukan Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia

(Grup Redaksi Inti Media).

Nurgiyantoro, B. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Nurmaulinda, S. 2005. Nilai Moral dalam Cerita Anak Pada Majalah

Bobo dan Pemanfaatannya sebagai Materi Ajar Sekolah Dasar.

Skripsi.
36

Jember: tidak diterbitkan.

Susiati. 2016. Nilai-nilai Moral dalam Novel Negeri Lima Menara Karya

A Fuadi. Jurnal Ilmu Sosial Welia Volume II. Baubau: Lembaga Bahasa

Universitas Muhammadiyah Buton.


37

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dongeng

Lampiran A Pengumpulan Data

No Nama Dongeng Indikator Nilai-nilai Moral Sumber

Halaman

Lampiran B Format Tabel Analisis Data

No Data Halaman Interprestasi Kode


1

Lampiran C Format Tabel Jumlah Nilai Moral Masing-masing Dongeng

No Nama Dongeng Jumlah Nilai Keterangan

Moral
1
2

No Nama Dongeng Data Nilai-nilai Moral Sumber

Hal
NT NS NA NM
38

1 Ayam Jago Baru

2 Kisah semut dan Pada suatu hari, ada seekor √ KSM 66

merpati semut yang sedang berjalan-

jalan mencari makan di pinggir

sungai.

Seekor burung sedang √

bertengger di ranting pohon

yang melintang di atas sungai,

melihat semut yang hamper

tenggelam dan merasa iba.


Burung merpati ini memetik √

daun dan menjatuhkannya di

dekat semut. Semut merayap

naik keatas daun. Dan

akhirnya, ia berhasil

menyelamatkan dirinya dengan

bantuan daun tersebut dan

mendarat di tepi sungai.


Semut menyadari bahaya yang √ KSM 67

membahayai merpati yang baik

tersebut. Ia segera berlari

mendekati pemburu dan

menggigit kaki sang pemburu.


39

Anda mungkin juga menyukai