Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

“GERAKAN KANTIN SEHAT (GKS)” MELALUI


PENGURANGAN PENGGUNAAN BAHAN
TAMBAHAN PANGAN PADA JAJANAN ANAK
SEKOLAH

Kategori: Guru
Topik yang dipilih : Keamanan pangan di sekolah

Pengusul utama:
(nama lengkap dengan gelar)
(nama institusi)

Anggota tim peneliti


(nama lengkap dengan gelar)

SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN SEAMEO RECFON
TAHUN ANGGARAN 2020

Judul : “GERAKAN KANTIN SEHAT (GKS)” MELALUI


PENGURANGAN PENGGUNAAN BAHAN
TAMBAHAN MAKANAN PADA JAJANAN ANAK
SEKOLAH
Peneliti Utama :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (tulis yang sesuai)
Nama Institusi :
Alamat institusi :
Alamat e-mail :
Telepon Seluler/HP :
Jangka Waktu Penelitian : Maret – November 2020
Tahun : 2020
Total Biaya : Rp. 10.000.000,00

Jakarta, ............................2020 Mengetahui,


Peneliti Utama, Manajer Riset dan Konsultasi
SEAMEO RECFON

(Nama lengkap dengan gelar) dr. Grace Wangge PhD


NIK (sesuai KTP) NIK 197710162017072601

Menyetujui,
PPK SEAMEO RECFON

Eflita Meiyetriani, M.K.M


NIP. 198305242015042002

ii
KATA PENGANTAR

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


A. RINGKASAN PROPOSAL ...............................................................................

B. PENDAHULUAN ...............................................................................................
a. Latar Belakang
....................................................................................................................................
b. Tujuan Penelitian
....................................................................................................................................
c. Manfaat Penelitian
....................................................................................................................................
C. METODE PENELITIAN ..................................................................................
a. Sasaran Penelitian
....................................................................................................................................
b. Waktu dan durasi pelaksanaan
....................................................................................................................................
c. Metode dan media
....................................................................................................................................
d. Metode evaluasi keberhasilan penelitian
....................................................................................................................................
e. Peran serta atau keterlibatan siswa
....................................................................................................................................
D. SUSUNAN DAN KONTRIBUSI TIM PENELITI ..........................................
E. JADWAL KEGIATAN .......................................................................................
F. BIAYA PENELITIAN .........................................................................................
G.DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
H. LAMPIRAN ........................................................................................................
Lampiran 1 Data Diri Tim Peneliti
....................................................................................................................................
Lampiran 2 Pernyataan Tim Peneliti dan Institusi
....................................................................................................................................

iv
v
A. RINGKASAN PROPOSAL

1
B. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Pangan dan gizi merupakan unsur yang sangat penting dalam
peningkatan produktivitas nasional dan perbaikan kualitas hidup masyarakat.
Penyediaan pangan harus memenuhi kebutuhan gizi, keamanan pangan dan
terjangkau bagi setiap individu.
Pangan yang berasal dari jajanan merupakan salah satu jenis makanan
yang sangat dikenal masyarakat, terutama di kalangan anak usia sekolah. World
Health Organization (WHO) mengartikan pangan jajanan adalah makanan dan
minuman yang dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan
dan tempat-tempat keramaian, langsung dimakan atau dikonsumsi kemudian
tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (WHO dalam Manalu, 2016).
Cakupan pangan jajanan dalam definisi WHO di atas meliputi buah dan
sayuran segar yang dijual di luar pasar resmi untuk dikonsumsi segera.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 942/MENKES/SK/VII/2003 tentang
Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan menyebut makanan
jajanan sebagai makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di
tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual
bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel.
Anak sekolah merupakan salah satu pihak yang sangat sering
bersinggungan dengan makanan jajanan. Oleh karena itu, tugas orang tua
adalah memberi pengertian kepada anak mengenai makanan jajanan, karena
pengetahuan anak mengenai makanan jajanan masih minim. Mereka biasanya
membeli pangan jajanan pada penjaja pangan jajanan di sekitar sekolah atau di
kantin sekolah. Maka dari itu, penjaja makanan di kantin sekolah berperan
penting dalam penyediaan pangan jajanan yang sehat dan bergizi serta terjamin
keamanannya.
Konsumsi makanan jajanan anak yang dijual di kantin sekolah
diharapkan dapat memberikan kontribusi energi dan zat gizi lain yang berguna
untuk pertumbuhan anak. Anak sekolah rentan terhadap penyakit gangguan

2
pencernaan yang diakibatkan oleh mikroorganisme tertentu seperti penyakit
diare dan tifus.
Kebiasaan jajan pada anak sudah menjadi kebiasaan umum dan ditemui
di berbagai tingkat sosial ekonomi masyarakat. Bagi anak yang tidak terbiasa
makan pagi, jajanan di sekolah berfungsi sebagai makanan yang pertama kali
masuk ke saluran pencernaannya pada saat itu, sehingga bagi sebagian anak,
jajanan menjadi penting sebagai pemasok tenaga selama kegiatan pembelajaran
di sekolah. Jajanan pinggir jalan di depan sekolah bagaikan dua sisi mata uang,
sisi baik dan sisi buruk berjalan beriringan. Di satu sisi jajanan ini diperlukan
sebagai asupan gizi bagi anak sekolah tetapi di sisi lain makanan ini mungkin
mengandung berbagai zat tambahan yang berbahaya bagi tubuh manusia
seperti pewarna buatan, penyedap dan pengawet makanan serta zat kontaminan
lainnya (Setiawan dalam Anggiarini, 2018).
Hak atas kesehatan anak merupakan bagian Hak asasi manusia yang
wajib dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga masyarakat,
dan pemerintah. Pasal 28B UUD 1945 antara lain mengatur bahwa setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang. Untuk dapat
tumbuh secara sehat salah satunya terpenuhinya kebutuhan pangan bergizi dan
bebas cemaran baik cemaran fisik, biologis dan kimia.
Keamanan pangan Berdasarkan Pasal 1 ayat (7) Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 diartikan sebagai kondisi dan upaya
yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia, benda-benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia (Anissa dalam Rofieq, 2017).
Masalah keamanan pangan merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dan diselesaikan secara bersama-sama baik dari produsen,
konsumen maupun pemerintah. Produsen pangan harus dapat
bertanggungjawab dengan makanan yang akan dihasilkan, konsumen
bertanggung jawab untuk memilih makanan yang akan dikonsumsi, sedangkan
pemerintah bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi keamanan
pangan yang ada di sekitar masyarakat.

3
Saat ini terdapat beberapa peraturan perundang-undangan dan kebijakan
untuk mengatur penggunaan Bahan Tambahan Pangan pada jajanan anak
sekolah. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam Pasal
141 mengatur pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat bersama-
sama menjamin tersedianya bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang
tinggi secara merata dan terjangkau. Bahan makanan yang memiliki nilai gizi
yang tinggi dapat memberikan kontribusi energi yang berguna untuk
pertumbuhan anak.
Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan Anak, dalam
Pasal 45 antara lain mengatur tanggung jawab orang tua dan keluarga untuk
menjaga kesehatan anak. Pada anak usia sekolah, anak-anak belum memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai mengenali makanan dan minuman yang
bersih dan sehat, sehingga peran orang tua dan keluarga untuk mengawasi
pangan yang dikonsumsi merupakan keniscayaan.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan. Di dalam
Undang-undang ini menjelaskan sedetail-detailnya tentang peraturan pangan
dari segi ketahanan, mutu dan penggunaan bahan pangan. Dalam Pasal 73
hingga 76 dijelaskan tentang Bahan Tambahan Pangan. Pasal ini sebagai acuan
kita untuk membahas masalah yang ada pada jajanan anak sekolah yang masih
tercemar dengan penggunaan Bahan Tambahan Pangan yang dilarang, Bahan
Tambahan Pangan yang dilarang seharusnya tidak digunakan kedalam pangan
karena dapat membahayakan manusia dalam kesehatan fisik dan mental.
Peraturan Menteri Kesehatan No 033 Tahun 2012 tentang Bahan
Tambahan Pangan, pada Peraturan ini, dijelaskan secara gamblang dan
terperinci mengenai Bahan Tambahan Pangan. Maka dari itu adanya Undang-
undang yang melarang adanya penggunanaan Bahan Tambahan Pangan yang
dilarang untuk pangan agar oknum yang masih menggunakan Bahan Tambahan
Pangan yang dilarang kedalam makanan akan ditindak lanjuti dalam hal
pemberian sanksi (Anggiarini, 2018).
Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan dewasa ini, maka semakin
banyak jenis bahan makanan yang diproduksi, dijual dan dikonsumsi. Makanan
tersebut dikemas dalam bentuk yang tahan lama dan lebih praktis dibanding

4
dengan bentuk segarnya. Hal tersebut dapat terwujud karena perkembangan
teknologi produksi dan penggunaan bahan tambahan makanan (zat additive)
(Maryani dalam Rofieq, 2017).
Saat ini banyak makanan yang menggunakan bahan berbahaya yang tidak
diperbolehkan tetapi masih digunakan. Makanan yang mengandung bahan
berbahaya dapat menimbulkan berbagi macam penyakit. Gejala yang
ditimbulkan meliputi rasa mual, muntah – muntah, diare, kejang perut, bercak-
bercak pada kulit, temperatur tubuh menurun, ruam iritema kulit yang
menyerupai campak, kerusakan pada ginjal, gelisah, lemah, hingga kematian
terjadi akibat kolaps pernapasan (Payu et al dalam Rofieq, 2017).
Makanan jajanan yang dijual di kantin sekolah banyak yang ditambahkan
dengan bahan pengawet, pemanis, penyedap dan pewarna. Menurut Siti Rofieq
(2017), banyak sekali industri rumahan, penjaja makanan kecil di sekolah-
sekolah, bahkan beberapa ibu rumah tangga, yang sering menambahkan BTP
dalam proses pengolahan makanan, baik untuk tujuan komersial maupun untuk
konsumsi keluarga, tanpa memastikan tingkat keamanan dari penggunaan BTP
tersebut.
Menurut Apriliani et al Rofieq (2017), berdasarkan sumbernya, Bahan
Tambahan Pangan dapat digolongkan menjadi 2 yakni Bahan Tambahan
Pangan alami dan buatan. Bahan Tambahan Pangan alami dipandang lebih
aman bagi kesehatan dan mudah didapat, sedangkan bahan tambahan sintesis
dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan.
Penggunaan bahan tambahan sintesis sebaiknya dengan dosis dibawah ambang
batas yang telah ditentukan.
Menurut Kemdiknas (2009), kantin sehat secara fisik memiliki
persyaratan sarana dan prasarana, seperti sumber air bersih, tempat
penyimpanan, tempat pengolahan, tempat penyajian dan ruang makan, fasilitas
sanitasi, perlengkapan kerja dan tempat pembuangan limbah. Pengawasan
teratur pada kantin sehat merupakan salah satu syarat lain yang harus dilakukan
oleh semua pihak sekolah. Kantin sehat juga diadakan untuk memberi
pengetahuan kepada seluruh warga sekolah mengenai pemilihan makanan yang
sehat dan bergizi. Kemdiknas, BPOM, dan perguruan tinggi memberi

5
bimbingan teknis kepada guru dan pengelola kantin sekolah dalam memilih
dan mengelola makanan yang sehat dan bergizi bagi anak. Sosialisasi kantin
sehat terhadap anak untuk memberi pengetahuan kepada anak mengenai
jajanan yang baik dan tidak (Kemdiknas, 2009).
Pihak sekolah dalam hal ini sebagai institusi pedidikan memiliki peran
penting dalam melaksanakan program pengembangan kantin sehat yang sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2006 sehingga dapat membantu
warga sekolah dalam memilih makanan yang sehat, aman. Dengan adanya
kantin sekolah diharapkan siswa tidak akan jajan keluar sekolah selama jam
sekolah. Mengingat peranan kantin yang penting, maka manajemen kantin
hendaknya mendapat perhatian dari pengelola sekolah dan pemerintah
setempat untuk menempatkan lokasi kantin yang memenuhi syarat kebersihan
(Hanum, 2019).
Berdasarkan permasalahan semakin maraknya Bahan Tambahan Pangan
jajanan anak sekolah (PJAS) yang berbahaya, masih banyak jenis makanan
yang dijual mengandung pewarna, penyedap, dan pengawet dan pengental dan
beberapa jenis makanan yang diletakkan begitu saja di atas meja tanpa penutup
yang aman dan higienis walaupun sudah di sediakan etalase untuk menyimpan
makanan. Wadah makanan panas dengan gelas plastik dan pembungkus
makanan sebagian besar masih menggunakan plastik yang tidak ramah
lingkungan.
Selain itu, jajanan di sekolah pada umumnya sangat menarik, harga yang
sangat terjangkau oleh kantong anak-anak dengan uang jajan yang pas-pasan,
bentuk dan penampilannya juga sangat menarik, seringkali idenya sangat
sederhana tetapi penuh kreativitas, misalnya sosis kiloan yang disulap menjadi
sate sosis yang diberi siraman saus tomat atau cabe, gulali beraneka bentuk
dengan warna-warni yang mencolok, hingga berbagai minuman kemasan dan
minuman jelly yang dengan penampilan menarik. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian mengenai Gerakan kantin Sehat (GKS) melalui
pengurangan Bahan Tambahan Pangan pada jajanan anak sekolah.

6
b. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan tentang keamanan pangan dan gizi.
2. Meningkatkan kualitas dan pengembangan gerakan kantin sehat sekolah.

c. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat memberi pengetahuan dan
sosialisasi mengenai pentingnya program gerakan kantin sehat di
lingkungan sekolah dan dapat memilah jajanan yang aman dan bergizi.
2. Bagi Institusi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran
bagi institusi sekolah untuk mengembangkan dan memberi pengetahuan
bagi seluruh warga sekolah mengenai program gerakan kantin sehat,
sehingga tujuan diadakannya kantin sehat oleh pemerintah dapat dicapai,
yaitu mengurangi keracunan jajanan, mengurangi penggunaan bahan
tambahan pangan yang tidak memenuhi syarat, dan meningkatkan
pengetahuan warga sekolah mengenai pemilihan pangan yang aman dan
sehat.
3. Bagi Kemendikbud, BPOM, dan Kemenkes
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai
pengetahuan dan sikap warga sekolah terhadap program gerakan kantin
sehat yang berlangsung di sekolah, sehingga pemangku kebijakan dapat
mengetahui kelemahan dan kelebihan gerakan kantin sehat yang berjalan
dan dapat memperbaiki kelemahan program tersebut.
4. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan
sosialisasi mengenai pentingnya program gerakan kantin sehat di
lingkungan sekolah untuk memperoleh derajat kesehatan yang lebih baik
melalui makanan yang sehat dan bergizi.

7
5. Bagi Penelitian selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan dapat membantu penelitian selanjutnya
mengenai program gerakan kantin sehat dengan mendapat gambaran awal
mengenai program tersebut di sekolah.

8
C. METODE PENELITIAN

a. Sasaran penelitian
Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Banjarbaru.

b. Waktu dan durasi pelaksanaan


Waktu pelaksanaan penelitian selama 9 bulan mulai bulan Maret 2020 sampai
dengan bulan November 2020.

c. Metode dan media


Metode yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan ceramah
bervariasi dan demonstrasi tentang keamanan pangan dan gizi dengan
melibatkan narasumber bidang kesehatan dan pangan.
Media yang digunakan antara lain peralatan yang digunakan untuk penyajian
makanan dengan pengolah bahan tambahan pangan yang aman.

d. Metode evaluasi keberhasilan penelitian


Metode observasi, wawancara, dan kuesioner dengan pihak penjual makanan di
kantin, guru/pihak sekolah, dan siswa.

e. Peran serta atau keterlibatan siswa


Peran serta atau keterlibatan siswa dalam program gerakan kantin sehat sebagai
sasaran/objek penelitian diharapkan dapat memilih jenis makanan/jajanan yang
aman dikonsumsi.

9
D. SUSUNAN DAN KONTRIBUSI TIM PENELITI
Susunan Anggota Jumlah Nama Anggota (nama lengkap Nama Institusi Konstribusi dalam
No. Penelitian Anggota dengan gelar) penelitian
(orang)
1. Pengusul utama
2. Anggota tim peneliti
3. Sekretariat peneliti

E. JADWAL KEGIATAN

10
No. Kegiatan Bulan ke-
III IV V VI VII VIII IX X XI
Tahap Persiapan
a. Sosialisasi Rencana Minggu
Pelaksanaan Program GKS ke 1-4
1 b. Pendataan Peserta pelatihan Minggu
Program GKS ke 1-2
c. Perancangan Program GKS Minggu
sesuai standar ke 3-5
Tahap Pelaksanaan
a. Pendidikan Kesehatan Minggu Minggu
dengan metode ceramah ke 1-2 ke 3-4
bervariasi dan demonstrasi
tentang pangan dan gizi dari
2 narasumber tim kesehatan
(Bapelkes)
b. Pelatihan program Gerakan Minggu
kantin Sehat dari ke 3-5
narasumber tim kesehatan
(Petugas Puskesmas)
3 Tahap Evaluasi
a. Observasi jenis makanan Minggu
yang dijual dan tempat ke 1-4
makan/pembungkus
makanan

11
b. Wawancara dengan Minggu
guru/pihak sekolah terhadap ke 1-5
pelaksanaan Gerakan
Kantin Sehat
c. Evaluasi kepuasan Minggu
pelayanan dan pelaksanaan ke 1-5
Gerakan Kantin Sehat di
sekolah pada bulan ke-9
untuk mengetahui
perubahan tingkat kepuasan
warga sekolah terhadap
program GKS melalui
kuensioner yang telah
disediakan dengan skala
likert yaitu 1=sangat tdak
puas, 2= tidak puas, 3=
puas, 4= sangat puas
Minggu
4 Tahap Pelaporan
1-4

12
F. BIAYA PENELITIAN
Jumlah
No Uraian Satuan Harga satuan Jumlah Total
Maksimal
orang jam
1 Perekayasa Utama ( 1 org) 30 Rp 60.000 Rp 1.800.000
(OJ)
orang jam Rp
Anggota tim peneliti ( 1 org) 30 Rp 25.000 Rp 750.000
(OJ) 3.150.000
orang bulan
Sekretariat Peneliti (1 org x 6 bln) 2 Rp 300.000 Rp 600.000
(OB)
Rp
2 Tahap Persiapan 1 keg Rp 6.350.000 Rp 6.350.000
6.350.000
a. Sosialisasi Rencana Pelaksanaan Program GKS 4 Minggu Rp 100.000 Rp 400.000 Rp
b. Pendataan Peserta pelatihan Program GKS 2 Minggu Rp 100.000 Rp 200.000 6.350.000
c. Perancangan Program GKS sesuai standar 3 Minggu Rp 150.000 Rp 450.000
3 Tahap Pelaksanaan
a. Pendidikan Kesehatan dengan metode ceramah
bervariasi dan demonstrasi tentang pangan dan gizi dari 4 Minggu Rp 500.000 Rp 2.000.000
narasumber tim kesehatan (Bapelkes)
b. Pelatihan program Gerakan kantin Sehat dari 3 Minggu Rp 500.000 Rp 1.500.000
narasumber tim kesehatan (Petugas Puskesmas)
4 Tahap Evaluasi
a. Observasi jenis makanan yang dijual dan tempat
4 Minggu Rp 100.000 Rp 400.000
makan/pembungkus makanan
b. Wawancara dengan guru/pihak sekolah terhadap
5 Minggu Rp 100.000 Rp 500.000
pelaksanaan Gerakan Kantin Sehat
c. Evaluasi kepuasan pelayanan dan pelaksanaan 5 Minggu Rp 100.000 Rp 500.000
Gerakan Kantin Sehat di sekolah

13
5 Tahap Pelaporan 4 Minggu Rp 100.000 Rp 400.000
Rp
6 Biaya Perjalanan Dinas 1 paket Rp 500.000 Rp 500.000
500.000
Rp
JUMLAH BERSIH
10.000.000

14
G. DAFTAR PUSTAKA

Anggiarini, Anandayu Noor., Hanim, Lathifah., dan Ma’ruf, Umar. 2018.


Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Daerah Terkait Bahan Tambahan
Pangan Pada Jajanan Anak Sekolah Menurut Permenkes No. 033 Tahun
2012 (Studi di Kabupaten Jepara). Jurnal Hukum Khaira Ummah, Vol. 13
No. 1 Maret 2018.

Hanum, Sri Mukhodim Farida dan Latifah Nur Fitri. 2019. Pkm Kantin Sehat
SMP Di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Jurnal
ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara, 2 (2), 2019, 159-168.

Manalu, Helper Sahat P. dan Su’udi, Amir. 2016. Kajian Implementasi Pembinaan
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) untuk Meningkatkan Keamanan
Pangan: Peran Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota. Media
Litbangkes, Vol 26 No.4, Desember 2016; 249-256.

Nurikhsani, Fadila Aisah. 2017. Analisis Kantin Makanan. Skripsi. FKIP : UMP.

Rofieq, Ainur., Dewangga, Eka Putra., dan Lubis, May Hastuti. 2017. Analisis
Bahan Tambahan Pangan Berbahaya Dalam Jajanan Di Lingkungan Sekolah
Menengah Atas Propinsi Jawa Timur Indonesia. Prosiding Seminar Nasional
III Tahun 2017 Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2019; 75-
83.

15
H. LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Diri Tim Peneliti

PENELITI UTAMA
Nama dan gelar :
Tempat, tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Nama institusi :
Jabatan dalam institusi :
Alamat Korespondensi :
Alamat E-mail :
No. HP :

Kualifikasi akademik
Tahun Institusi Gelar

Riwayat pekerjaan

Tahun Institusi Posisi

Pelatihan terkait gizi dan kesehatan yang pernah diikuti


Tahun Pelatihan

Pengalaman Penelitian (jika ada)


Tahun Penelitian

Publikasi
No. Nama Judul artikel Media Publikasi Tahun
Penulis

16
ANGGOTA PENELITI

Nama dan gelar : Susinah, S.Pd.T


Tempat, tanggal lahir : Kulon Progo, 16 September 1980
Jenis kelamin : Perempuan
Nama institusi : SMK Negeri 1 Banjarbaru
Jabatan dalam institusi : Guru Mapel Tata Boga
Alamat Korespondensi : SMK Nengeri 1 Banjarbaru Jl. A. Yani Km.32,5
Loktabat Selatan Banjarbaru Kalimantan Selatan
Alamat E-mail : indahsusin@gmail.com
No. HP : +6281350225910

Kualifikasi akademik
Tahun Institusi Gelar
2005 Universitas Negeri Yogyakarta S.Pd.T

Riwayat pekerjaan
Tahun Institusi Posisi
2014 - sekarang SMK N 1 Banjarbaru Guru
2009 – 2014 SMK Plus Melati Samarinda Guru

Pelatihan terkait gizi dan kesehatan yang pernah diikuti


Tahun Pelatihan
- -

Pengalaman Penelitian (jika ada)


Tahun Penelitian
- -

Publikasi
No. Nama Judul artikel Media Publikasi Tahun
Penulis
- - - -

17
SEKRETARIAT PENELITI

Nama dan gelar :


Tempat, tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Nama institusi :
Jabatan dalam institusi :
Alamat Korespondensi :
Alamat E-mail :
No. HP :

Kualifikasi akademik
Tahun Institusi Gelar

Riwayat pekerjaan

Tahun Institusi Posisi

18
Lampiran 2 Pernyataan Tim Peneliti dan Institusi

1. Pernyataan Tim Peneliti


Dengan ini kami:
- Menyatakan sepakat untuk melakukan penelitian sesuai proposal yang
diajukan;
- Menyatakan Tim Peneliti berkomitmen untuk menyelesaikan penelitian
sesuai proposal;
- Menyatakan Tim Peneliti bersedia menerima masukan yang diberikan oleh
penyelia dan PUMK guna mencapai pelaksanaan penelitian yang lebih
baik;
- Menyatakan Tim Peneliti berkomitmen memenuhi target pelaporan sesuai
ketentuan (waktu dan format);
- Menyatakan apabila dikemudian hari tidak memenuhi target pelaporan
akan menerima sanksi sesuai yang tertulis pada Perjanjian Kerja Sama
yaitu pengembalian keseluruhan dana hibah penelitian ke Negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar
dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.

Nama dan Gelar Tim Tanda Tangan Tanggal


Peneliti
Peneliti Utama
…..
Anggota Peneliti
.....
Sekretariat Peneliti
.....

2. Pengesahan Institusi Penanggung Jawab


Dengan ini kami:
- Menyatakan persetujuan pelaksanaan Penelitian sesuai proposal yang diajukan
oleh institusi kami dan bersedia untuk bertanggung jawab terhadap jalannya
penelitian tersebut;

19
- Menyatakan bahwa usulan penelitian ini sesuai dengan kemampuan dan
fasilitas yang ada pada institusi kami dan bersedia untuk mendukung
penelitian ini dalam hal tersebut;
Banjarbaru, 27 Desember 2019
Kepala Sekolah dari
SMK Negeri 1 Banjarbaru

Rosehan Anwar, M.M.Pd.


NIP 19680819 199412 1 002

20

Anda mungkin juga menyukai