Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERIMAAN

PESERTA DIDIK BARU DI SDN 245 TOLE-TOLE

Disusun Oleh :

YUSTIRA / 2102060081

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIDKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PALOPO
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami panjatkan atas kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berjuta kenikmatan sehingga kami berkesempatan untuk menyusun satu karya ilmiah
berupa makalah yang berjudul “MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERIMAAN
PESERTA DIDIK BARU DI SD NEGRI 245 TOLE-TOLE”

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mengutip dan menyadur dari sumber-sumber
yang sesuai sehingga makalah ini up to date dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

Kami berharap makalah ini dapat menjadi salah satu referensi ataupun pedoman bagi
mahasiswa pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya sehingga dapat memperkaya
pengetahuan umum tentang dunia pendidikan.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak lyang terkait dalam pembuatan
makalah ini. Saran dan krtitik akan dapat memacu kreatifitas kami dalam semua penulisan yang
kami susun berikutnya.

MALILI, 28 MEI 2022

PENYUSUN

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………...…………………………………… ……... 1

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..4

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….....4

B. RUMUSAN MASAL.…………………………………………………..……4

C. TUJUAN MASALAH….………………………………………………….….5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..8

a. Pengertian kepala sekolah………………………………………………..….…8

b. Syarat-syarat menjadi kepala sekolah…………………………………..……...9

c. Tugas pokok kepala sekolah………………………………………………..….10

d. System penerimaan peserta didik baru………………………………….……..14

e. Prosedur penerimaan peserta didik baru……………………..……….……….15

f. Syarat umum peserta didik yang boleh mendaftar…………………………….16

g. Syarat khusus peserta didik yang boleh mendaftar…………………………...16

BAB III PENUTUP………………………………………………………….….18

KESIMPULAN……………………………...……………………………...…..18

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penerimaan Peserta didik baru merupakan kegiatan yang sangat penting di
sekolah. Dikatakan demikian karena apabila tidak ada penerimaan maka sekolah
akan tidak mendapatkan peserta didik. Apabila hal tersebut terjadi, maka
eksistensi sekolah pun akan terganggu. Sehingga dalam waktu yang tidak lama
sekolah bisa saja ditutup karena tidak mendapatkan peserta didik sesuai dengan
kuota yang telah ditentukan. Penerimaan peserta didik umumnya dilaksanakan
untuk kelas permulaan (kelas satu) akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga
dilaksanakan untuk kelas dua atau tiga (peserta didik pindahan).
Lembaga-lembaga pendidikan baik lama maupun baru (dalam masa
penerimaan peserta didik baru) saling berkompetisi mendapatkan peserta didik dengan
sebanyak-banyaknya. Tak sedikit dari lembaga pendidikan nyaris tidak
mendapatkan siswa. Atau mendapatkan siswa akan tetapi dibawah kuota minimum
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dengan membanjirnya calon peserta didik yang mendaftar di satu pihak,
sedangkan daya tampungnya sangat terbatas, maka mau tidak mau perlu diadakan
seleksi peneriman. Dengan seleksi tersebut, diharapkan agar tempat yang terbatas
bisa diberikan kepada calon peserta didik yang betul-betul berkualitas unggul,
yang mampu menyelesaikan studinya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sekolah.

B. Rumusan Masalah
1) Pengertian kepala sekolah
2) Syarat-syarat menjadi kepala sekolah
3) Tugas pokok kepala sekolah
4) System penerimaan peserta didik baru
5) Prosedur penerimaan peserta didik baru
6) Syarat umum peserta didik yang bole mendaftar
7) Syarat khusus peserta didik yang bole mendaftar

4
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui Pengertian kepala sekolah
2) Untuk menetahui Syarat-syarat menjadi kepala sekolah
3) Untuk mengetahui Tugas pokok kepala sekolah
4) Untuk mengetahui System penerimaan peserta didik baru
5) Untuk mengetahui Prosedur penerimaan peserta didik baru
6) Untuk mengetahui Syarat umum peserta didik yang bole mendaftar
7) Untuk mengetahui Syarat khusus peserta didik yang bole mendaftar

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Peran Kepala Sekolah


1. Definisi Peran
Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
mempunyai arti pemain, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki
oleh orang yang berkedudukan pada peserta didik.1 Menurut
Soekanto, Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status).
Sedangkan secara sosiologis, pengertian peran adalah
dinamisasi dari status atau penggunaan hak-hak dan kewajiban, atau
bisa juga status subjektif. Menurut keliat, peran merupakan sikap dan
perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat.
Menurut Abdul peran adalah seperangkat perilaku yang
diharapkan secara social yang berhubungan dengan fungsi individu
pada berbagai kelompok sosial.Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi peran
adalah seperangkat perilaku, sikap dan nilai yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat.

2. Definisi Kepala Sekolah


Sekolah adalah sebuah lembaga atau tempat dimana memberi
dan menerima pelajaran berlangsung. Menurut Sudarwan Danim,
kepala sekolah adalah guru yang mendapatkan tugas tambahan
sebagai kepala sekolah. Menurut Trimo menyatakan bahwa kepala
sekolah adalah seorang pemimpin dalam sebuah lembaga pendidikan
dalam beberapa waktu tertentu.
Menurut Sri Damayanti, kepala sekolah berasal dari dua kata,
yaitu:
Kepala dan sekolah. Kata “kepala” dapat diartikan sebagai
ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga,
sedangkan “sekolah” diartikan sebagai sebuah lembaga tempat
menerima dan memberi pelajaran. Jadi, dapat dikatakan kepala
sekolah merupakan pemimpin sekolah atau suatu lembaga
tempat menerima dan memberi pelajaran.
Selain itu, pengertian kepala sekolah menurut Prim Masrokan
Mutohar dalam bukunya Manajemen Mutu Sekolah,
Seorang pemimpin yang dituntut untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawab dengan sebaik mungkin, menjalankan
serta melaksanakan visi, misi, dan tujuan yang dilakukan

6
dalam mengoperasionalkan sekolah termasuk pemimpin dalam
pengajaran.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah adalah guru yang mendapatkan tugas tambahan dan
pemimpin pada suatu lembaga pendidikan yang dituntut dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta menjalankan visi
dan misi yang telah ditetapkan.

7
BAB III
PEMBAHASAN

 Pengertian Kepala Sekolah


Kepala sekolah adalah pemimpin dan manajer yang sangat menentukan dinamika
sekolah menuju gerbang kesuksesan dan kemajuan disegala bidang kehidupan.
Kapasitas intelektual, emosional, spiritual dan social kepala sekolah berpengaruh
besar terhadap efektifitas kepemimpinannya. Kedalaman ilmu, keluasan pikiran,
kewibawaan dan relasi komunikasinya membawa perubahan signifikan dalam
manajemen sekolah.
Oleh karena itu, kepala sekolah harus terus menerus mematangkan intelektual,
emosional, spiritual dan sosialnya. Meneruskan jenjang yang lebih tinggi, aktif dalam
forum diskusi, intens dalam organisasi sosial, dan rajin beribadah adalah keniscayaan
bagi kepala sekolah agar kepemimpinannya sukses lahir batim. Artinya,
kepemimpinannya tidak hanya membawa perubahan formal struktural, tapi kultural
yang membekas dalam perilaku seseorang.
Guru adalah jabatan profesi, oleh karena itu guru harus profesional. Sejumlah
penelitian membuktikan bahwa guru yang profesional merupakan salah satu indikator
penting dari sekolah berkualitas. Dengan demikian, pengembangan profesi guru perlu
dilakukan. Pengembangan profesi guru merupakan suatu proses untuk membantu
guru dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Dan kepala sekolah sebagai
pimpinan pendidikan bertanggungjawab untuk meningkatkan dan mengembangkan
profesionalisme guru. Dalam mengembangkan profesionalisme guru, kepala sekolah
dapat melakukan beberapa kegiatan, diantaranya: memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengikuti diklat atau pelatihan-pelatihan, mengikutkan guru dalam
program sertifikasi, memberikan kesempatan kepada guru untuk melanjutkan
studinya, melaksanakan kerjasama dengan lembaga/instansi lain, serta melaksanakan
kunjungan ke sekolah lain.
Menurut Dr. E. Mulyasa, kepala sekolah harus mampu meningkatkan
produktivitas sekolah. Produktivits dapat dilihat dari output pendidikan yang berupa
suasana pendidikan. Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah tamatan
yang banya, mutu tamatan yang tinggi, relevansi yang tinggi, dan dari sisi ekonomi
yang berupa penyelenggaraan penghasilan. Sedangkan proses atau suasana tampak
dalam kegairahan belajar, semangat kerja yang tinggi, serta kepercayaan dari
berbagai pihak. Dengan ditingkatkannya mutu pendidikan, diharapkan lulusan akan
lebih mampu menjadi tenaga kependidikan yang dapat mengemban tugasnya dengan
baik.

8
 Syarat untuk Menjadi Kepala Sekolah
Dalam Permendikbud Nomor: 40 Tahun 2021, khususnya pada pasal 2
ditetapkan ketentuan persyaratan untuk guru yang ditugaskan menjadi kepala
sekolah, seperti berikut ini syarat jadi kepala sekolah:

– Kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dari perguruan tinggi dan program
studi yang telah terakreditasi.
– Guru yang ditugaskan menjadi kepala sekolah harus memiliki sertifikat
pendidik.
– Guru yang ditugaskan menjadi kepala sekolah harus memiliki sertifikat guru
penggerak.

– Guru yang ditugaskan menjadi kepala sekolah harus memiliki pangkat


serendah-rendahnya adalah Penata Muda Tingkat I.

– Guru yang ditugaskan menjadi kepala sekolah harus memiliki jenjang jabatan
terendah minimal guru ahli pertama.

– Memiliki standar kinerja penilaian paling rendah dengan kategori “Baik” dalam
2 tahun terakhir untuk seluruh unsur penilaian.

– Memiliki pengalaman dan kemampuan manajerial minimal 2 tahun di satuan


pendidikan, organisasi pendidikan maupun komunitas pendidikan.

– Sehat jasmani dan rohani dan bebas dari pengaruh narkotika dikuatkan dengan
surat keterangan dari rumah sakit.

– Tidak dalam keadaan status sebagai tersangka atau terdakwa serta tidak pernah
menjalani hukuman pidana.

– Usia maksimal saat ditugaskan sebagai sekolah adalah 56 tahun.

 Tugas Pokok Kepala Sekolah yaitu :

9
1) Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok
manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga
kependidikan.
2) Beban kerja Kepala Sekolah bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan
.
3) Dalam hal terjadi kekurangan guru pada satuan pendidikan, Kepala Sekolah
dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan agar proses
pembelajaran atau pembimbingan tetap berlangsung pada satuan pendidikan yang
bersangkutan .
4) Kepala Sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan,
tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan tugas tambahan di
luar tugas pokoknya .

 Tugas Pokok Kepala Sekolah Sebagai Perencanaan Program

1. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.


2. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
3.Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan tujuan sekolah.
4. Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
5. Membuat perencanaan program induksi.

 Tugas Pokok Kepala Sekolah Sebagai Pelaksanaan Rencana Kerja

1. Menyusun pedoman kerja;


2. Menyusun struktur organisasi sekolah;
3. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester dan
Tahunan;
4. Menyusun pengelolaan kesiswaan yang meliputi:
a. melaksanakan penerimaan peserta didik baru;
b. memberikan layanan konseling kepada peserta didik;
c. melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta
didik;
d. melakukan pembinaan prestasi unggulan;
e. melakukan pelacakan terhadap alumni;
5. Menyusun KTSP, kalender pendidikan, dan kegiatan pembelajaran;
6. Mengelola pendidik dan tenaga kependidikan;
7. Mengelola sarana dan prasarana;
8. Membimbing guru pemula;

10
9. Mengelola keuangan dan pembiayaan;
10. Mengelola budaya dan lingkungan sekolah;
11. Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah;
12. Melaksanakan program induksi.

 Tugas Pokok Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dan Evaluator

1. Melaksanakan program supervisi.


2. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
3. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan KT.
4. Mengevaluasi pendayagunaan pendidik .
5. Menyiapkan kelengkapan akreditasi sekolah.

 Tugas Pokok Kepala Sekolah Sebagai Kepemimpinan Sekolah

1. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;


2. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
3. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan
sekolah/madrasah;
4. membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk
pelaksanaan peningkatan mutu;
5. bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran
sekolah/madrasah;
6. melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan
penting sekolah/madrasah. dalam hal sekolah/madrasah swasta,
pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara
sekolah/madrasah;
7. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua
peserta didik dan masyarakat;
8. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas
prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan dan kode etik;
9. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
10. bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai
pelaksanaan kurikulum;
11. melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta
memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja
sekolah/madrasah;
12. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;

11
13. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan
visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung
oleh komunitas sekolah/madrasah;
14. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan
sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses
belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga
kependidikan;
15. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,
sehat, efisien, dan efektif;
16. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat,
dan komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
17. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
18. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil
kepala sekolah sesuai dengan bidangnya;
19. merencanakan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di
Sekolah/ Madrasah;
20. menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi di sekolah
dan dokumen terkait seperti KTSP, silabus, peraturan dan tata tertib
sekolah baik bagi guru maupun bagi siswa, prosedur-prosedur P3K,
prosedur keamanan sekolah;
21. melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
22. menunjuk pembimbing dari guru yang dianggap layak (profesional)
23. membuat surat keputusan pengangkatan guru menjadi pembimbing
bagi guru pemula;
24. menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya
tidak terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
25. mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada
dinas pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala
sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
26. memantau secara reguler proses pembimbingan dan perkembangan
guru pemula;
27. memantau kinerja guru pembimbing dalam melakukan
pembimbingan;
28. melakukan observasi kegiatan mengajar yang dilakukan guru pemula
dan memberikan masukan untuk perbaikan;
29. memberi penilaian kinerja kepada guru pemula;
30. menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan dengan mempertimbangkan masukan dan

12
saran dari pembimbing, pengawas sekolah/ madrasah, dan
memberikan salinan laporan tersebut kepada guru pemula;
31. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
32. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan
visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung
oleh komunitas sekolah/madrasah;
33. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan
sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses
belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga
kependidikan;
34. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,
sehat, efisien, dan efektif;
35. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat,
dan komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
36. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
37. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil
kepala sekolah sesuai dengan bidangnya.

 Tugas Pokok Kepala Sekolah dalam Sistem Informasi Sekolah

1. menciptakan atmosfer akademik yang kondusif dengan membangun


budaya sekolah untuk menciptakan suasana yang kompetitif bagi
siswa, rasa tanggung jawab bagi guru dan karyawan, menimbulkan rasa
nyaman dalam bekerja dan belajar, menumbuhkan kesadaran tentang arti
penting kemajuan, dan menumbuhkan kedisiplinan tinggi;
2. melakukan penataan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi
warga sekolah berbasis kinerja;
3. menjalinan kerjasama dengan pihak lain;
4. didukung oleh penerapan TIK dalam manajemen sekolah;
5. didukung oleh kepemimpinan/manajerial yang kuat, dan memiliki
tingkat sustainabilitas tinggi;
6. penguatan eksistensi lembaga dengan melakukan sosialisasi kepada
semua pihak untuk memberikan informasi dan pemahaman yang sama
sehingga sekolah/madrasah memperoleh dukungan secara maksimal;
7. penguatan manajemen sekolah dengan melakukan restrukturisasi
dan reorganisasi intern sekolah apabila dipandang perlu (tanpa mengubah
atau bertentangan dengan peraturan yang ada) sebagai bentuk
pengembangan dan pemberdayaan potensi sekolah;

13
8. melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang
lebih luas dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar
negeri, yang dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman;
9. meminimalkan masalah yang timbul di sekolah melalui penguatan
rasa kekeluargaan dan kebersamaan untuk memajukan sekolah;
10. melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai
fasilitas (perangkat keras dan lunak) manajemen sekolah, agar
implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis TIK lebih
efektif;

 Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru

Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjuk kepada cara. Berarti, sistem
penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru. Ada dua
macam penerimaan peserta didik baru, yakni: Menggunakan sistem promosi.
Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik, yang
sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar
sebagai peserta didik disuatu sekolah, bisa diterima begitu saja. Sehingga
mereka yang mendaftar menjadi peserta didik tidak ada yang ditolak. Sistem
promosi ini secara umum berlaku di sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang
darijatah atau daya tampung yang telah ditentukan. Menggunakan sistem seleksi
Sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tiga macam. Yaitu yang pertama,
seleksi berdasarkan daftar nilai EBTA (DANEM), yang kedua berdasarkan
Penulusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), sedangkan yang ketiga adalah
seleksi berdasarkan hasil tes masuk.
Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru Yang dimaksud dengan kriteria
adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk
diterima sebagai peserta didik. Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik,
antara lain:
1. Kriteria acuan patokan (standart criterian referenced), yaitu suatu
penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini sekolah lebih dahulu membuat patokan
bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat dengan sekolah
yang menerima peserta didik.
2. Kriteria acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan calon
peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik yang
mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan
berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.keseluruhan prestasi peserta didik
dijumlah, kemudian dicari rata-ratanya. Calon peserta didik yang nilainya diatas
rata-rata, digolongkan sebagai calon yang dapat diterima sebagai calon peserta

14
didik. Sementara yang berada dibawah ratarata termasuk peserta didik yang tidak
diterima.
3. Kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah, sekolah terlebih
dahulu menentukan berapa jumlah daya tampungnya, atau berapa jumlah peserta
didik baru yang akan diterima. Setelah sekolah menentukan, kemudian
merangking prestasi siswa mulai dari yang berprestasi paling tinggi sampai
dengan prestasi yang paling rendah. Penentuan prestasi peserta didik yang
diterima dilakukan dengan cara mengurut dari atas ke bawah, sampai daya
tampung tersebut terpenuhi.

 Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru


1 Membentuk panitia penerimaan siswa baru

a. Membentuk Panitia Penerimaan Siswa Baru


Panitia penerimaan murid baru terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru
yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan, yaitu:
1) Syarat-syarat pendaftaran siswa baru
2) Formulir pendaftaran
3) Pengumunan
4) Buku pendaftaran
5) Waktu pendaftaran
6) Jumlah calon yang di terima 47 Seluruh kegiatan penerimaan calon
siswa baru harus direncankan dengan baik dan dibuat jadwal yang jelas,
agar kegiatan tidak mengganggu dengan kegiatan sekolah yang lain.

b. Menentukan syarat pendaftaran calon siswa baru

Dalam menentukan syarat pendaftaran calon siswa baru sudah daitaur oleh
Kanwil Dep. Pendidikan atau Kanwil Depag Profinsi dan Dinas Pendidikan
Kabupaten. Berikut adalah contoh syarat-syarat pendaftaran calon siswa baru
sebagai berikut:
1) Akte Kelahiran.
2) Surat keterangan Kesehatan.
3) Surat Tanda Tamat Belajar
4) Salinan rapot kelas tertinggi
5) Pas foto ukuran 3 x 4 sebanyak yang di perukan.
6) Mengisi formulir pendaftaran.

3 Menyediakan formulir pendaftaran

15
Menyediakan Formulir Pendaftaran Formulir pendaftaran digunakan untuk
mengetahui identitas calon siswa baru, untuk kepentingan proses seleksi serta
untuk kepentingan pengisian Buku Induk Sekolah.

4 Penyeleksian calon siswa baru

Penyeleksian Calon Siswa Baru Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan
calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan sekolah tersebut berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
48 1 Melalui tes atau ujian, yang meliputi psikotest, tes jasmani, tes kesehatan,
tes akademik atau tes ketrampilan 2 Melalui penelusuran bakat kemampuan 3
Berdasarkan nilai STTB atau UAN

5 Pengumuman pendaftaran calon siswa baru

Pengumuman Pendaftaran Calon Siswa Setelah proses seleksi selesai, dan segala
sesuatu sudah disiapkan dengan baik, perangkat, tenaga panitia pelaksana,
maupun fasilitas yang lain selesai. Maka pengumuman calon siswa baru dapat
dilakukan dengan melalui media masa, seperti surat kabar, media internet,
maupun melalui papan pengumuman di sekolah.

 Syarat Umum Peserta Didik Yang Boleh Mendaftar


a. Usia minimal 6 tahun pada 1 Juli 2022.
b. Mempunyai akta kelahiran atau surat keterangan laporan kelahiran dari pihak
berwenang.
c. Tercatat dalam Kartu Keluarga yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil.

 Syarat khusus peserta didik yang bole mendaftar seleksi seluruh jalur penerimaan
siswa SD menerapkan kriteria berupa prioritas usia tertua ke termuda.
1. Jalur afirmasi:
a) Zona prioritas
b) Waktu mendaftar
c) Khusus penyandang disabilitas: urutan pilihan sekolah
2. Jalur zonasi:
a) Urutan pilihan sekolah
b) Waktu mendaftar
3. Jalur pindah tugas orang tua dan anak guru:
a) Urutan pilihan sekolah

16
b) Waktu mendaftar

BAB III

17
PENUTUP

Kesimpulan
Selain nilai moral dan kecerdasan, ada nilai kecerdasan satu lagi yang memang harus
diterapkan dan memang harus ditanamkan kepada generasi penerus yakni kecerdasan
spiritual pendidikan agama islam. Manajemen peserta didik berbasis kecerdasan spiritual
pendidikan islam merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan dalam
mengatur suatu kegiatan agar peserta didiknya memiliki kecerdasan baik emosional,
intelegency bahkan diharapkan mampu memiliki kecerdasan spiritual. Manajemen peserta
didik berbasis kecerdasan spiritual pendidikan islam dilakukan dengan dua cara yakni
kecerdasan spiritual dilingkungan sekolah dan di luar sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

18
Ariyani, R. (2017). Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan
profesionalisme guru. Al-Afkar: Jurnal Keislaman & Peradaban, 5(1).

Annas, A. N. (2017). Manajemen Peserta Didik Berbasis Kecerdasan Spiritual


Pendidikan Islam. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 132-142.

 DOKUMENTASI

19
20

Anda mungkin juga menyukai