Disusun Oleh :
YUSTIRA / 2102060081
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami panjatkan atas kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berjuta kenikmatan sehingga kami berkesempatan untuk menyusun satu karya ilmiah
berupa makalah yang berjudul “MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERIMAAN
PESERTA DIDIK BARU DI SD NEGRI 245 TOLE-TOLE”
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mengutip dan menyadur dari sumber-sumber
yang sesuai sehingga makalah ini up to date dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi salah satu referensi ataupun pedoman bagi
mahasiswa pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya sehingga dapat memperkaya
pengetahuan umum tentang dunia pendidikan.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak lyang terkait dalam pembuatan
makalah ini. Saran dan krtitik akan dapat memacu kreatifitas kami dalam semua penulisan yang
kami susun berikutnya.
PENYUSUN
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………...…………………………………… ……... 1
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..4
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….....4
B. RUMUSAN MASAL.…………………………………………………..……4
C. TUJUAN MASALAH….………………………………………………….….5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..8
KESIMPULAN……………………………...……………………………...…..18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerimaan Peserta didik baru merupakan kegiatan yang sangat penting di
sekolah. Dikatakan demikian karena apabila tidak ada penerimaan maka sekolah
akan tidak mendapatkan peserta didik. Apabila hal tersebut terjadi, maka
eksistensi sekolah pun akan terganggu. Sehingga dalam waktu yang tidak lama
sekolah bisa saja ditutup karena tidak mendapatkan peserta didik sesuai dengan
kuota yang telah ditentukan. Penerimaan peserta didik umumnya dilaksanakan
untuk kelas permulaan (kelas satu) akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga
dilaksanakan untuk kelas dua atau tiga (peserta didik pindahan).
Lembaga-lembaga pendidikan baik lama maupun baru (dalam masa
penerimaan peserta didik baru) saling berkompetisi mendapatkan peserta didik dengan
sebanyak-banyaknya. Tak sedikit dari lembaga pendidikan nyaris tidak
mendapatkan siswa. Atau mendapatkan siswa akan tetapi dibawah kuota minimum
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dengan membanjirnya calon peserta didik yang mendaftar di satu pihak,
sedangkan daya tampungnya sangat terbatas, maka mau tidak mau perlu diadakan
seleksi peneriman. Dengan seleksi tersebut, diharapkan agar tempat yang terbatas
bisa diberikan kepada calon peserta didik yang betul-betul berkualitas unggul,
yang mampu menyelesaikan studinya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sekolah.
B. Rumusan Masalah
1) Pengertian kepala sekolah
2) Syarat-syarat menjadi kepala sekolah
3) Tugas pokok kepala sekolah
4) System penerimaan peserta didik baru
5) Prosedur penerimaan peserta didik baru
6) Syarat umum peserta didik yang bole mendaftar
7) Syarat khusus peserta didik yang bole mendaftar
4
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui Pengertian kepala sekolah
2) Untuk menetahui Syarat-syarat menjadi kepala sekolah
3) Untuk mengetahui Tugas pokok kepala sekolah
4) Untuk mengetahui System penerimaan peserta didik baru
5) Untuk mengetahui Prosedur penerimaan peserta didik baru
6) Untuk mengetahui Syarat umum peserta didik yang bole mendaftar
7) Untuk mengetahui Syarat khusus peserta didik yang bole mendaftar
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
dalam mengoperasionalkan sekolah termasuk pemimpin dalam
pengajaran.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah adalah guru yang mendapatkan tugas tambahan dan
pemimpin pada suatu lembaga pendidikan yang dituntut dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta menjalankan visi
dan misi yang telah ditetapkan.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Syarat untuk Menjadi Kepala Sekolah
Dalam Permendikbud Nomor: 40 Tahun 2021, khususnya pada pasal 2
ditetapkan ketentuan persyaratan untuk guru yang ditugaskan menjadi kepala
sekolah, seperti berikut ini syarat jadi kepala sekolah:
– Kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dari perguruan tinggi dan program
studi yang telah terakreditasi.
– Guru yang ditugaskan menjadi kepala sekolah harus memiliki sertifikat
pendidik.
– Guru yang ditugaskan menjadi kepala sekolah harus memiliki sertifikat guru
penggerak.
– Guru yang ditugaskan menjadi kepala sekolah harus memiliki jenjang jabatan
terendah minimal guru ahli pertama.
– Memiliki standar kinerja penilaian paling rendah dengan kategori “Baik” dalam
2 tahun terakhir untuk seluruh unsur penilaian.
– Sehat jasmani dan rohani dan bebas dari pengaruh narkotika dikuatkan dengan
surat keterangan dari rumah sakit.
– Tidak dalam keadaan status sebagai tersangka atau terdakwa serta tidak pernah
menjalani hukuman pidana.
9
1) Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok
manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga
kependidikan.
2) Beban kerja Kepala Sekolah bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan
.
3) Dalam hal terjadi kekurangan guru pada satuan pendidikan, Kepala Sekolah
dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan agar proses
pembelajaran atau pembimbingan tetap berlangsung pada satuan pendidikan yang
bersangkutan .
4) Kepala Sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan,
tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan tugas tambahan di
luar tugas pokoknya .
10
9. Mengelola keuangan dan pembiayaan;
10. Mengelola budaya dan lingkungan sekolah;
11. Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah;
12. Melaksanakan program induksi.
11
13. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan
visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung
oleh komunitas sekolah/madrasah;
14. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan
sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses
belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga
kependidikan;
15. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,
sehat, efisien, dan efektif;
16. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat,
dan komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
17. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
18. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil
kepala sekolah sesuai dengan bidangnya;
19. merencanakan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di
Sekolah/ Madrasah;
20. menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi di sekolah
dan dokumen terkait seperti KTSP, silabus, peraturan dan tata tertib
sekolah baik bagi guru maupun bagi siswa, prosedur-prosedur P3K,
prosedur keamanan sekolah;
21. melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
22. menunjuk pembimbing dari guru yang dianggap layak (profesional)
23. membuat surat keputusan pengangkatan guru menjadi pembimbing
bagi guru pemula;
24. menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya
tidak terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
25. mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada
dinas pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala
sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
26. memantau secara reguler proses pembimbingan dan perkembangan
guru pemula;
27. memantau kinerja guru pembimbing dalam melakukan
pembimbingan;
28. melakukan observasi kegiatan mengajar yang dilakukan guru pemula
dan memberikan masukan untuk perbaikan;
29. memberi penilaian kinerja kepada guru pemula;
30. menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan dengan mempertimbangkan masukan dan
12
saran dari pembimbing, pengawas sekolah/ madrasah, dan
memberikan salinan laporan tersebut kepada guru pemula;
31. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
32. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan
visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung
oleh komunitas sekolah/madrasah;
33. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan
sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses
belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga
kependidikan;
34. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,
sehat, efisien, dan efektif;
35. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat,
dan komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
36. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
37. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil
kepala sekolah sesuai dengan bidangnya.
13
8. melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang
lebih luas dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar
negeri, yang dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman;
9. meminimalkan masalah yang timbul di sekolah melalui penguatan
rasa kekeluargaan dan kebersamaan untuk memajukan sekolah;
10. melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai
fasilitas (perangkat keras dan lunak) manajemen sekolah, agar
implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis TIK lebih
efektif;
Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjuk kepada cara. Berarti, sistem
penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru. Ada dua
macam penerimaan peserta didik baru, yakni: Menggunakan sistem promosi.
Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik, yang
sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar
sebagai peserta didik disuatu sekolah, bisa diterima begitu saja. Sehingga
mereka yang mendaftar menjadi peserta didik tidak ada yang ditolak. Sistem
promosi ini secara umum berlaku di sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang
darijatah atau daya tampung yang telah ditentukan. Menggunakan sistem seleksi
Sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tiga macam. Yaitu yang pertama,
seleksi berdasarkan daftar nilai EBTA (DANEM), yang kedua berdasarkan
Penulusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), sedangkan yang ketiga adalah
seleksi berdasarkan hasil tes masuk.
Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru Yang dimaksud dengan kriteria
adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk
diterima sebagai peserta didik. Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik,
antara lain:
1. Kriteria acuan patokan (standart criterian referenced), yaitu suatu
penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini sekolah lebih dahulu membuat patokan
bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat dengan sekolah
yang menerima peserta didik.
2. Kriteria acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan calon
peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik yang
mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan
berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.keseluruhan prestasi peserta didik
dijumlah, kemudian dicari rata-ratanya. Calon peserta didik yang nilainya diatas
rata-rata, digolongkan sebagai calon yang dapat diterima sebagai calon peserta
14
didik. Sementara yang berada dibawah ratarata termasuk peserta didik yang tidak
diterima.
3. Kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah, sekolah terlebih
dahulu menentukan berapa jumlah daya tampungnya, atau berapa jumlah peserta
didik baru yang akan diterima. Setelah sekolah menentukan, kemudian
merangking prestasi siswa mulai dari yang berprestasi paling tinggi sampai
dengan prestasi yang paling rendah. Penentuan prestasi peserta didik yang
diterima dilakukan dengan cara mengurut dari atas ke bawah, sampai daya
tampung tersebut terpenuhi.
Dalam menentukan syarat pendaftaran calon siswa baru sudah daitaur oleh
Kanwil Dep. Pendidikan atau Kanwil Depag Profinsi dan Dinas Pendidikan
Kabupaten. Berikut adalah contoh syarat-syarat pendaftaran calon siswa baru
sebagai berikut:
1) Akte Kelahiran.
2) Surat keterangan Kesehatan.
3) Surat Tanda Tamat Belajar
4) Salinan rapot kelas tertinggi
5) Pas foto ukuran 3 x 4 sebanyak yang di perukan.
6) Mengisi formulir pendaftaran.
15
Menyediakan Formulir Pendaftaran Formulir pendaftaran digunakan untuk
mengetahui identitas calon siswa baru, untuk kepentingan proses seleksi serta
untuk kepentingan pengisian Buku Induk Sekolah.
Penyeleksian Calon Siswa Baru Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan
calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan sekolah tersebut berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
48 1 Melalui tes atau ujian, yang meliputi psikotest, tes jasmani, tes kesehatan,
tes akademik atau tes ketrampilan 2 Melalui penelusuran bakat kemampuan 3
Berdasarkan nilai STTB atau UAN
Pengumuman Pendaftaran Calon Siswa Setelah proses seleksi selesai, dan segala
sesuatu sudah disiapkan dengan baik, perangkat, tenaga panitia pelaksana,
maupun fasilitas yang lain selesai. Maka pengumuman calon siswa baru dapat
dilakukan dengan melalui media masa, seperti surat kabar, media internet,
maupun melalui papan pengumuman di sekolah.
Syarat khusus peserta didik yang bole mendaftar seleksi seluruh jalur penerimaan
siswa SD menerapkan kriteria berupa prioritas usia tertua ke termuda.
1. Jalur afirmasi:
a) Zona prioritas
b) Waktu mendaftar
c) Khusus penyandang disabilitas: urutan pilihan sekolah
2. Jalur zonasi:
a) Urutan pilihan sekolah
b) Waktu mendaftar
3. Jalur pindah tugas orang tua dan anak guru:
a) Urutan pilihan sekolah
16
b) Waktu mendaftar
BAB III
17
PENUTUP
Kesimpulan
Selain nilai moral dan kecerdasan, ada nilai kecerdasan satu lagi yang memang harus
diterapkan dan memang harus ditanamkan kepada generasi penerus yakni kecerdasan
spiritual pendidikan agama islam. Manajemen peserta didik berbasis kecerdasan spiritual
pendidikan islam merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan dalam
mengatur suatu kegiatan agar peserta didiknya memiliki kecerdasan baik emosional,
intelegency bahkan diharapkan mampu memiliki kecerdasan spiritual. Manajemen peserta
didik berbasis kecerdasan spiritual pendidikan islam dilakukan dengan dua cara yakni
kecerdasan spiritual dilingkungan sekolah dan di luar sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
18
Ariyani, R. (2017). Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan
profesionalisme guru. Al-Afkar: Jurnal Keislaman & Peradaban, 5(1).
DOKUMENTASI
19
20