Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM


PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Pengembangan Kurikulum PAI Di Sekolah

Dosen Pengampu : DR.Miftahul Huda, M.Pd

Disusun oleh :
Dedi Sutendi
Risqan Abadi

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK
TAHUN 2024 M/1445H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah ‫ﷻ‬, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, sebagai penutup kenabian yang
membawa cahaya bagi seluruh umat manusia.

Makalah ini berjudul "Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Kurikulum


Pendidikan Agama Islam" merupakan hasil dari kerja keras dan dedikasi kami sebagai
mahasiswa dalam mengeksplorasi peran penting seorang kepala sekolah dalam konteks
pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam.

Pendidikan merupakan tonggak utama dalam pembentukan karakter dan kepribadian


generasi penerus bangsa. Pendidikan agama Islam sebagai bagian integral dari sistem
pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk akhlak dan moralitas
individu. Kepala sekolah sebagai pemimpin di lingkungan sekolah memegang peran strategis
dalam menyusun, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum pendidikan agama
Islam yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mengumpulkan berbagai informasi dan
data dari berbagai sumber terpercaya yang kami harap dapat memberikan pemahaman yang
mendalam mengenai peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama
Islam. Kami menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dalam makalah ini, namun kami
berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembaca, terutama
dalam memahami pentingnya peran kepala sekolah dalam pembangunan pendidikan agama
Islam di Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi
sumbangan kecil kami dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di tanah
air.

Akhir kata, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan
datang.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
BAB I Pendahuluan................................................................................................. 2
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Metode Penilitian ........................................................................................ 3
B. Peran Kepala Sekolah ............................................................................... 4
C. Tugas Kepala Sekolah ................................................................................ 6
D. Peran Kepala Sekolah dalam mengembangkan kurikulum PAI ................ 7
E. Ma’had Tahfzh Al Yusro ........................................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
karakter dan moralitas individu, serta menanamkan nilai-nilai spiritual yang menjadi pondasi
bagi kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, pendidikan agama Islam menjadi salah satu mata
pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah sebagai bagian dari kurikulum pendidikan
nasional.

Namun, tantangan-tantangan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan agama


Islam tidaklah sedikit. Perubahan zaman dan tuntutan perkembangan masyarakat
mengharuskan kurikulum tersebut senantiasa disesuaikan agar tetap relevan dan mampu
memenuhi kebutuhan peserta didik. Salah satu tokoh kunci yang berperan dalam proses
tersebut adalah kepala sekolah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin di lingkungan sekolah memiliki tanggung jawab


besar dalam menyusun, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum pendidikan
agama Islam. Peran kepala sekolah tidak hanya terbatas pada aspek administratif, tetapi juga
memegang peran strategis dalam menentukan visi, misi, serta tujuan pendidikan agama Islam
di sekolah yang dipimpinnya.

Dalam konteks ini, penelitian dan pembahasan mengenai peran kepala sekolah dalam
pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam menjadi relevan. Pemahaman mendalam
tentang peran serta tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam proses pengembangan
kurikulum tersebut dapat memberikan kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan agama Islam di Indonesia.

Melalui makalah ini, kami akan mengeksplorasi lebih lanjut tentang peran kepala
sekolah dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam. Diharapkan, pembahasan
ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya peran kepala
sekolah dalam pembangunan pendidikan agama Islam di Indonesia, serta memberikan
kontribusi bagi upaya-upaya pembaruan dan peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di
sekolah-sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud kepala sekolah?
2. Apa Syarat – Syarat Menjadi kepala sekolah?
3. Apa Saja Peran dan Tugas Kepala Sekolah dalam pengembangan kurikulum di
sekolah?
4. Apa Peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum PAI di sekolah?
C. TUJUAN MASALAH
1. Definisi Kepala sekoalah
2. Syarat- syarat menjadi kepala sekolah
3. Tugas dan peran Kepala Sekolah/Madrasah dalam Pengembangan Kurikulum
4. Peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum PAI di sekolah

Melalui rumusan masalah dan tujuan masalah ini, diharapkan makalah ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran penting kepala sekolah dalam
pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam, serta memberikan kontribusi bagi upaya
pembaruan dan peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Kepala Sekolah


Kepala sekolah adalah figur penting dalam dunia pendidikan. Istilah "kepala"
mengacu pada pemimpin atau ketua, sementara "sekolah" adalah institusi tempat
pembelajaran terjadi. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah dapat memiliki status
resmi sebagai pemimpin formal atau informal, tergantung pada cara pengangkatannya.
Mereka bertanggung jawab atas jalannya proses belajar-mengajar di sekolah, serta
memainkan peran kunci dalam mengelola institusi tersebut.
Secara umum, kepala sekolah adalah seorang guru yang ditugaskan untuk
memimpin sebuah sekolah. Tugas utamanya adalah mengawasi dan memastikan proses
pembelajaran berjalan lancar, serta memfasilitasi interaksi antara guru dan murid. Prestasi
dan kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan perannya akan menentukan apakah
mereka akan menjadi pemimpin fungsional yang efektif dalam dunia pendidikan.1

2. Syarat Menjadi Kepala Sekolah


Seorang Kepala Sekolah seharusnya memiliki karakter yang sesuai dengan peran
kepemimpinannya. Mereka harus jujur, adil, dan dapat diandalkan, serta bersedia
membantu dan mendukung guru dalam menjalankan tugas mereka dan mengatasi
tantangan yang muncul. Selain itu, kepala sekolah juga perlu memiliki kemampuan untuk
bersikap fleksibel dan ramah, namun tetap memiliki keputusan yang tegas dan konsisten.

Menurut M. Dariyanto dalam bukunya Administrasi Pendidikan2, syarat-syarat


seorang Kepala Sekolah antara lain:
1. Memiliki ijazah yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
2. Memiliki pengalaman kerja yang memadai, terutama di sekolah yang memiliki
karakteristik serupa dengan sekolah yang akan dipimpinnya.

1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tijauan Teoritik Dan Permasalahannya (Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa, 2007), 83.
2
M. Daryanto, Administrasi Pendidikan ( Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 92.
3. Memiliki kepribadian yang baik, dengan sikap dan sifat-sifat yang mendukung
kepentingan pendidikan.
4. Memiliki pengetahuan dan keahlian yang luas, terutama dalam bidang-bidang yang
relevan dengan pekerjaan di sekolah yang dipimpinnya.
5. Memiliki ide-ide dan inisiatif yang positif untuk kemajuan dan pengembangan
sekolahnya.
Muhamin3 menyampaikan bahwa ada beberapa unsur yang harus dimiliki oleh
seorang Kepala Sekolah atau Madrasah agar bisa menjadi pemimpin yang baik:
1. Visi: Seorang Kepala Sekolah atau Madrasah perlu memiliki visi yang jelas. Untuk
mencapai visi tersebut, mereka harus memiliki pikiran yang terbuka untuk
menerima ide-ide baru yang dapat memperkaya pandangannya terhadap berbagai
hal.
2. Keberanian: Kepala Sekolah atau Madrasah yang mencintai pekerjaannya akan
memiliki keberanian yang tinggi. Kecintaan terhadap pekerjaan membawa mereka
untuk bekerja dengan penuh dedikasi. Dengan keberanian ini, mereka akan bersedia
mengambil inisiatif-inisiatif baru yang kadang-kadang memiliki risiko.
3. Kemampuan realistis: Kepala Sekolah atau Madrasah harus memiliki kemampuan
untuk membedakan antara opini dan fakta. Jika sumber daya di sekolah atau
madrasah masih terbatas, mereka harus mampu menggunakan sumber daya yang
ada dengan bijak sambil tetap berupaya melakukan perbaikan.
4. Empati: Sebuah kepemimpinan yang efektif bukan hanya tentang legalitas, tetapi
juga tentang memiliki kepedulian dan sensitivitas terhadap orang-orang yang
dipimpinnya.

3. Tugas dan peran Kepala Sekolah/Madrasah dalam Pengembangan Kurikulum


Pendekatan yang beragam dari para pakar pendidikan menyoroti peran penting kepala
sekolah dalam mengelola dan mengembangkan pendidikan di sekolah. Dari sudut pandang
Daryanto, seorang kepala sekolah adalah figur yang bertanggung jawab penuh terhadap semua
aspek pendidikan di sekolahnya, mulai dari visi dan misi hingga strategi manajemen yang
berfokus pada mutu pendidikan. Purwanto menekankan bahwa kepala sekolah adalah
administrator pendidikan yang bertugas memastikan kelancaran pelaksanaan pendidikan dan

3
Muhaimin, et al, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyususnan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2011), 31-32.
pengajaran, serta mengelola berbagai aspek seperti perencanaan, organisasi, koordinasi, dan
manajemen kepegawaian.

Kurikulum, sebagai program pendidikan di sekolah, memiliki peran strategis dalam


mencapai tujuan pendidikan. Ia tidak hanya memuat mata pelajaran, tetapi juga mencakup
semua hal yang mempengaruhi perkembangan siswa, mulai dari fasilitas fisik hingga nilai-nilai
budaya yang disampaikan. Kurikulum memiliki peran konservatif, kreatif, dan kritis dalam
mewariskan nilai-nilai budaya serta mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

Soewadji Lazaruth4 menjelaskan bahwa seorang Kepala Sekolah memiliki tiga fungsi
utama, yaitu sebagai administrator pendidikan, supervisor pendidikan, dan pemimpin
pendidikan. Sebagai administrator pendidikan, tugasnya adalah meningkatkan mutu sekolah
dengan memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolah seperti gedung, peralatan, dan
lainnya yang terkait dengan administrasi pendidikan.
Sebagai supervisor pendidikan, Kepala Sekolah bertanggung jawab untuk
meningkatkan mutu guru dan staf sekolah melalui rapat, observasi kelas, dan berbagai kegiatan
lainnya. Sebagai pemimpin pendidikan, mereka bertujuan untuk menciptakan lingkungan di
mana guru dapat bersikap terbuka, kreatif, dan penuh semangat dalam mengajar.

Selain itu, menurut E. Mulyasa 5, Kepala Sekolah memiliki tujuh fungsi utama:
a) Educator (Pendidik): Kepala Sekolah berkomitmen untuk mengembangkan
kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolah, serta mendukung peningkatan
kompetensi guru.
b) Manajer: Kepala Sekolah bertanggung jawab dalam mengelola tenaga kependidikan,
termasuk mengorganisir kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi guru.
c) Administrator: Kepala Sekolah mengelola keuangan sekolah, termasuk alokasi
anggaran untuk peningkatan kompetensi guru.
d) Supervisor: Kepala Sekolah melakukan supervisi terhadap proses pembelajaran
dengan mengamati kelas, memberikan umpan balik, dan memberikan bimbingan
kepada guru.

4
Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya (Yogyakarta: Kanisius, 1994), 20.
5
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), 98-122.
e) Leader (Pemimpin): Kepala Sekolah menciptakan lingkungan yang mendukung
kreativitas dan peningkatan kompetensi guru, serta memperlihatkan sifat-sifat
kepemimpinan yang positif.
f) Inovator: Kepala Sekolah mengembangkan strategi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan menjalin hubungan harmonis dengan lingkungan, mencari
gagasan baru, dan mengembangkan model pembelajaran inovatif.
g) Motivator: Kepala Sekolah memberikan motivasi kepada tenaga kependidikan
melalui pengaturan lingkungan kerja yang sesuai, penghargaan yang efektif, dan
penyediaan sumber belajar yang memadai.
Semua fungsi ini menunjukkan bahwa peran seorang Kepala Sekolah sangatlah
kompleks dan melibatkan berbagai aspek dalam memastikan keberhasilan pendidikan di
sekolahnya.

A. Tugas Kepala Sekolah


Sebagai pemimpin di tingkat mikro, Kepala Sekolah atau Madrasah memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap manajemen pendidikan di sekolah mereka. Pasal 12 ayat 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 menegaskan bahwa Kepala Sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan,
serta pemeliharaan sarana dan prasarana.

Menurut Dirawat6, tugas dan tanggung jawab seorang Kepala Sekolah dapat dibagi menjadi
dua bidang utama:

Pertama: Administrasi:
Dalam bidang administrasi, Kepala Sekolah memiliki enam tugas utama:
1. Pengelolaan pengajaran, termasuk menyusun program sekolah, jadwal pelajaran, dan
mengatur kegiatan pembelajaran.
2. Pengelolaan kepegawaian, mencakup pengangkatan, kenaikan pangkat, dan masalah-
masalah lain terkait dengan staf sekolah.
3. Pengelolaan kemuridan, seperti perencanaan dan penyelenggaraan murid baru, pembagian
kelas, dan masalah disiplin.

6
Dirawat, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), 80
4. Pengelolaan gedung dan halaman sekolah, termasuk perawatan dan pengembangan fasilitas
sekolah.
5. Pengelolaan keuangan, meliputi masalah gaji guru, uang sekolah, dan biaya-biaya lainnya.
6. Pengelolaan hubungan dengan masyarakat, untuk memperoleh dukungan dari orang tua
murid dan masyarakat umum.
Kedua: Supervisi
Dalam bidang supervisi, Kepala Sekolah memberikan bimbingan, bantuan,
pengawasan, dan penilaian terhadap kinerja guru dan karyawan. Tugas supervisi mencakup:
1. Membimbing guru untuk memahami tujuan-tujuan pendidikan dan kebutuhan murid dengan
lebih jelas.
2. Menyesuaikan tugas-tugas guru sesuai dengan minat, kemampuan, dan bakat mereka.
3. Memberikan penilaian terhadap kinerja sekolah berdasarkan standar pencapaian tujuan
sekolah.
Tugas-tugas ini menunjukkan bahwa Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat penting
dalam memastikan kelancaran dan kualitas pendidikan di sekolah atau madrasahnya.

B. Peran Kepala Sekolah


Peran Kepala Sekolah atau Madrasah memiliki dampak yang signifikan bagi guru-guru
dan murid-murid. Secara umum, mereka memiliki tanggung jawab yang luas, termasuk dalam
bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi siswa dan staf, hubungan
masyarakat, administrasi sekolah, serta perlengkapan dan organisasi sekolah. Dalam membina
masyarakat dan lingkungan sekitar, perhatian Kepala Sekolah terhadap peserta didik, serta
pandangan orang tua dan masyarakat tentang sekolah, sangatlah penting.
Cara Kepala Sekolah bekerja dan pandangan mereka terhadap peran mereka
dipengaruhi oleh kepribadian, persiapan, pengalaman profesional, dan kebijakan sekolah
terkait peran dalam pengajaran. Menurut Purwanto, Kepala Sekolah memiliki sepuluh peran
utama:7
a) Pelaksana (Executive): Mereka harus memenuhi kebutuhan dan program bersama
dengan kelompoknya, bukan hanya menerapkan kehendak pribadi.
b) Perencana (Planner): Kepala Sekolah harus pandai membuat perencanaan yang
terukur dan bertujuan, bukan bertindak sembrono.

7
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 65
c) Ahli (Expert): Mereka harus memiliki keahlian yang relevan dengan tugas
kepemimpinan mereka.
d) Pengawas Hubungan Internal (Controller of Internal Relationship): Mereka
bertugas menjaga hubungan yang harmonis antar anggota kelompok.
e) Wakil Kelompok (Group Representative):** Mereka menyadari bahwa tindakan
mereka mencerminkan kelompok yang dipimpinnya.
f) Pemberi Pujian dan Hukuman: Kepala Sekolah memberikan penghargaan kepada
yang berkinerja baik dan memberikan sanksi yang tepat kepada yang melanggar.
g) Wasit dan Penengah (Arbitrator and Mediator): Mereka menyelesaikan
perselisihan antara anggota kelompok dengan tegas dan adil.
h) Pemegang Tanggung Jawab (Responsibility Holder): Bertanggung jawab atas
tindakan anggota kelompok yang dilakukan atas nama kelompok.
i) Pencipta (Ideologist): Mereka memiliki visi yang realistis untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
j) Ayah (Father Figure):Tindakan Kepala Sekolah terhadap anggota kelompok
mencerminkan peran seorang figur ayah yang bijaksana dan peduli.
Dengan memahami dan melaksanakan peran-peran ini dengan baik, Kepala Sekolah dapat
berkontribusi secara positif terhadap kemajuan sekolah dan kesejahteraan anggota komunitas
sekolahnya.

4. Peran Kepala Sekolah dalam pengembangan Kurikulum PAI


Peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum tidak hanya sebatas
administratif di dalam sekolah, namun juga melibatkan hubungan yang erat dengan
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kepala sekolah bertindak sebagai penghubung
antara sekolah, orangtua, dan masyarakat, memastikan adanya saling pengertian dan
kerja sama yang efektif.
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk membina dan mengembangkan
hubungan yang harmonis, menciptakan lingkungan di mana semua pihak terlibat
merasa memiliki tanggung jawab atas keberhasilan pendidikan di sekolah. Ini
mencakup memahami kebutuhan peserta didik secara holistik dan mengambil langkah-
langkah untuk membina pribadi mereka secara optimal.
Tidak hanya sebagai administrator, kepala sekolah juga berperan sebagai
pemimpin, manajer, pendidik, dan anggota staf. Hal ini menunjukkan kompleksitas
peran kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah. Kepala sekolah perlu
memiliki pemahaman yang mendalam tentang tugas dan fungsi mereka, serta memiliki
kepedulian yang kuat terhadap staf dan siswa untuk mencapai kesuksesan sekolah
secara menyeluruh.
Dalam konteks pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI),
peran kepala sekolah memiliki dimensi yang khusus dan penting. Kepala sekolah tidak
hanya bertanggung jawab atas pengembangan kurikulum PAI di sekolah, tetapi juga
memainkan peran penting dalam memfasilitasi hubungan yang harmonis antara
sekolah, masyarakat, dan stakeholder terkait lainnya dalam konteks pendidikan agama
Islam.
Pertama, dalam hal pengembangan kurikulum PAI, kepala sekolah bertindak
sebagai penggerak utama dalam menyusun, mengembangkan, dan mengevaluasi
kurikulum PAI yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik serta
standar pendidikan yang berlaku. Mereka harus memastikan bahwa kurikulum PAI
tidak hanya memenuhi aspek-aspek akademik, tetapi juga mengakomodasi nilai-nilai
agama, budaya, dan moral yang relevan dengan konteks lokal.
Kedua, kepala sekolah perlu menjalin kerja sama yang erat dengan komunitas
agama, tokoh-tokoh agama, dan lembaga keagamaan lainnya dalam proses
pengembangan kurikulum PAI. Hal ini memungkinkan terciptanya kurikulum PAI
yang terintegrasi dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat, serta memastikan
penerimaan dan dukungan yang luas dari berbagai pihak terkait.
Ketiga, kepala sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan
implementasi kurikulum PAI yang efektif di dalam sekolah. Mereka perlu memberikan
dukungan dan bimbingan kepada guru-guru PAI dalam melaksanakan kurikulum
dengan baik, serta memfasilitasi pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan
karakter dan spiritualitas peserta didik.
Keempat, sebagai pemimpin sekolah, kepala sekolah harus memiliki
pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pendidikan agama dalam membentuk
karakter dan moral peserta didik. Mereka harus menjadi teladan dalam menjalankan
ajaran agama, serta mempromosikan budaya inklusifitas dan toleransi dalam
lingkungan sekolah.
Dengan demikian, peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum PAI
tidak hanya terbatas pada aspek teknis penyusunan kurikulum, tetapi juga melibatkan
dimensi kepemimpinan, pengelolaan hubungan, dan advokasi untuk pendidikan agama
yang berkualitas dan relevan dengan konteks masyarakat.
5. Ma’had Tahfizh Al Yusro
A. Latar Belakang pesantren

Dengan bersekolah di Madrasah ataupun Pondok Pesantren, selain memperoleh ilmu


pengetahuan umum, juga memperoleh lebih ilmu agama terutama aqidah, akhlak, fiqih,
shorof, dan sebagainya yang sesuai dengan amalan ahli sunnah wal jamaah. Kemudian dari
sisi biaya Pendidikan yang dibebankan kepada peserta didik bertingkat-tingkat, ada yang
murah, ada yang menengah dan ada yang mahal. Semua disesuaikan dengan pelayanan
penyelenggaraan Pendidikan yang diberikan kepada peserta didik.

Penyelenggaraan Pendidikan dengan biaya terjangkau untuk masyarakat kalangan


ekonomi menengah, menjadi salah satu motivasi para pendiri dan pengurus Yayasan Al
Yusro Mulia Bogor untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Islam Ma’had Tahfizh Al
Yusro. Dengan keikhlasan, kesungguhan, tekad dan idealisme para pendiri dan pengurus
Yayasan Al Yusro Mulia Bogor, pada tanggal 04 April 2020 diterbitkannya Surat
Keputusan Ketua Yayasan yang disetujui oleh Pembina Yayasan Al Yusro Mulia Bogor
NO. 004/KY/SK/Yayasan-AMB/IV/2020 Tentang PEMBENTUKAN LEMBAGA
PENDIDIKAN ISLAM MA’HAD TAHFIZH AL YUSRO.

Dengan terbentuknya Lembaga ini, diharapkan bisa memberi manfa’at untuk


masyarakat sekitar serta umat dan negara.

B. Tujuan Pesantren

Tujuan dari Ma'had Tahfizh Al-Yusro adalah sebagai berikut:

1. Memberikan akses mudah bagi masyarakat umum untuk mendaftarkan anak-anak


mereka ke dalam pendidikan di Ma'had Tahfizh Al-Yusro yang memiliki reputasi
yang terpercaya dan berkualitas.
2. Membimbing para santri agar menjadi generasi Qur'ani yang memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang Al-Qur'an, bertaqwa kepada Allah, memiliki akhlak yang
mulia, serta memiliki jiwa mandiri yang kuat.
3. Membimbing para santri agar menjadi individu yang bermanfaat bagi umat, yang
dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan umat Islam secara luas.
C. Keunggulan Pesantren
Keunggulan yang dimiliki oleh Ma'had Tahfizh Al Yusro adalah sebagai
berikut:
1. Keberadaan pengajar yang sangat kompeten di bidangnya, yang merupakan lulusan
dari berbagai perguruan tinggi ternama baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini
menjamin bahwa kualitas pendidikan yang diberikan sangat berkualitas dan sesuai
dengan standar internasional.
2. Lingkungan yang asri dan kondusif, memberikan suasana belajar yang nyaman dan
mendukung bagi para santri untuk berkonsentrasi dalam mempelajari Al-Qur'an dan
ilmu agama.
3. Penggunaan Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar pembelajaran, membantu para
santri untuk memahami dan mendalami kitab suci Al-Qur'an dengan lebih baik.
4. Adanya kegiatan yang variatif dan menarik, seperti kegiatan-kegiatan keagamaan,
sosial, dan keterampilan, untuk mengembangkan potensi dan minat para santri.
5. Fasilitas yang lengkap, termasuk masjid yang megah, gedung asrama, gedung
sekolah, kantin Al Yusro Mart, mini soccer, lapangan olahraga, ruang kelas yang
nyaman, kamar santri, ruang UKS, math’am (ruang makan), dan lain sebagainya.

Keunggulan ini menjadikan Ma'had Tahfizh Al Yusro sebagai pilihan yang


sangat baik bagi masyarakat yang mengutamakan pendidikan Islam berkualitas dan
berkomitmen dalam mendidik generasi Qur'ani yang unggul.

D. Kurikulum Pesantren
Kurikulum yang diterapkan di Ma'had Tahfizh Al Yusro merupakan gabungan
antara kurikulum khusus Ma’had Tahfizh Al Yusro, kurikulum Pendidikan Timur
Tengah, dan Kurikulum Diknas Program Kesetaraan yang terdiri dari empat bagian
utama:

1. Kurikulum Diniyyah, yang meliputi pelajaran-pelajaran seperti Aqidah, Akhlak dan


Adab Islami, Hadits, Fiqih, Tafsir, Siroh, dan Khot, untuk memberikan landasan
keimanan dan akhlak yang kuat bagi para santri.
2. Kurikulum Tahfizh, yang mencakup Tahsinul Qiro’ah, Tahfizhul Qur’an, Tajwid,
dan Pengambilan Sanad Qiroah, dengan tujuan utama menghasilkan santri yang
mampu menghafal dan memahami Al-Qur'an dengan baik.
3. Kurikulum Bahasa Arab, yang terdiri dari Muhadatsah, al Qiro’ah wal Kitabah,
Istima’, Ta’bir, Nahwu, Shorf, Balaghoh, dan Adab (Sastra Arab), untuk
memperkuat pemahaman bahasa Arab santri sehingga mereka dapat mengakses
sumber-sumber ilmu Islam dengan lebih baik.
4. Kurikulum Umum, yang saat ini menggunakan kurikulum pendidikan nasional
kurtilas, memberikan pengetahuan umum kepada santri agar mereka memiliki
landasan pendidikan yang komprehensif.
Dengan adanya perpaduan tersebut, Ma'had Tahfizh Al Yusro bertujuan untuk
menciptakan santri yang tidak hanya memiliki keunggulan dalam menghafal dan
memahami Al-Qur'an, tetapi juga memiliki pemahaman yang kuat dalam ajaran
Islam serta pengetahuan umum yang luas sesuai dengan kurikulum nasional.
E. Keunggulan Pesantren

Ma'had Tahfizh Al Yusro memiliki lima program unggulan yang bertujuan


untuk mencapai targetnya, yaitu:

1. Tahfizh Al Qur’an 30 Juz Mutqin Bersanad:


Program intensif menghafal Al Qur’an secara keseluruhan (30 Juz)
dengan tingkat keterampilan yang sangat baik (mutqin) dan memiliki sanad
Qiroah yang bersambung hingga kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa
sallam.
2. Al Mahiru Bil Qur’an:
Program pengajaran Al Qur’an secara intensif yang bertujuan untuk
menginspirasi santri agar mencintai Al Qur’an dan mampu membacanya
dengan benar dan sesuai kaidah Tajwid.
3. Lisanul ‘Arab:
Program latihan dan pembiasaan percakapan, membaca, dan menulis
bahasa Arab sehingga santri menjadi mahir berbahasa Arab baik dalam
percakapan maupun tulisan, sebagaimana orang Arab.
4. Tahfizh Mutun ‘Ilmiyyah:
Program menghafal kitab-kitab yang merupakan intisari dari keilmuan
Islam, untuk memperdalam pemahaman agama dan ilmu pengetahuan Islam.
5. Ilqo Kalimaat:
Program pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
public speaking santri melalui ceramah singkat, baik dalam bahasa Indonesia
maupun bahasa Arab, sehingga mereka mampu menyampaikan gagasan dengan
baik dan jelas.
F. Peran seorang kepala sekolah di Ma'had Tahfizh Al Yusro

Peran seorang kepala sekolah di Ma'had Tahfizh Al Yusro, sebuah lembaga


pendidikan yang fokus pada pengajaran Al-Qur'an dan ilmu agama Islam, memiliki
aspek yang khusus dan penting dalam konteks pengembangan kurikulum serta
manajemen sekolah secara keseluruhan. Berikut ini pembahasan tentang peran kepala
sekolah di Ma'had Tahfizh Al Yusro:\

1. Pengembangan Kurikulum PAI yang Berkualitas: Sebagai pemimpin pendidikan,


kepala sekolah di Ma'had Tahfizh Al Yusro bertanggung jawab untuk memimpin
proses pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berkualitas.
Mereka harus memastikan bahwa kurikulum tersebut tidak hanya mencakup aspek
pengajaran Al-Qur'an dan ilmu agama, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai
moral dan spiritualitas Islam dalam setiap aspek pembelajaran.
2. Implementasi Kurikulum yang Efektif: Kepala sekolah memastikan implementasi
kurikulum PAI yang efektif di dalam Ma'had Tahfizh Al Yusro. Mereka
memberikan dukungan dan bimbingan kepada para pengajar dalam melaksanakan
kurikulum dengan baik, serta memastikan bahwa pembelajaran berjalan sesuai
dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
3. Teladan dalam Praktik Keagamaan: Sebagai pemimpin, kepala sekolah di Ma'had
Tahfizh Al Yusro menjadi teladan dalam menjalankan ajaran agama. Menunjukkan
komitmen yang tinggi terhadap praktik keagamaan, serta mempromosikan budaya
inklusifitas dan toleransi dalam lingkungan sekolah.
4. Pembinaan Karakter dan Spiritualitas Peserta Didik: Selain memastikan aspek
akademik tercakup dalam kurikulum, kepala sekolah juga memperhatikan
pembinaan karakter dan spiritualitas peserta didik. Mereka perlu menciptakan
lingkungan di Ma'had Tahfizh Al Yusro yang mendukung perkembangan holistik
siswa, baik secara akademik maupun moral-spiritual.
5. Manajemen Sekolah yang Efisien: Selain aspek akademik, kepala sekolah juga
memiliki tanggung jawab terhadap manajemen sekolah secara keseluruhan.
Memastikan bahwa semua operasional sekolah berjalan lancar, termasuk
pengelolaan keuangan, administrasi staf, dan pemeliharaan fasilitas sekolah.
Dengan demikian, peran seorang kepala sekolah di Ma'had Tahfizh Al Yusro
tidak hanya terfokus pada pengembangan kurikulum PAI, tetapi juga meliputi aspek-
aspek kepemimpinan, pengelolaan sekolah, dan pembinaan karakter siswa. Dengan
melaksanak peran dengan baik, kepala sekolah dapat berkontribusi secara signifikan
terhadap kemajuan pendidikan Islam di lembaga tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam paparan diatas kita bisa menyimpulkan betapa berperan pentingnya kepala
sekolah dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah.
Secara umum, peran kepala sekolah mencakup berbagai aspek, termasuk pengelolaan
administrasi, supervisi, kepemimpinan, dan hubungan dengan masyarakat. Dalam konteks
pengembangan kurikulum PAI, kepala sekolah berperan sebagai penggerak utama dalam
menyusun, mengembangkan, dan mengevaluasi kurikulum yang relevan dengan kebutuhan
peserta didik serta nilai-nilai agama.

Melalui makalah ini, disimpulkan bahwa peran kepala sekolah dalam


pengembangan kurikulum PAI meliputi:

1. Penggerak Utama: Kepala sekolah bertindak sebagai penggerak utama dalam


menyusun, mengembangkan, dan mengevaluasi kurikulum PAI yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didik serta standar pendidikan yang berlaku.
2. Penghubung dengan Masyarakat: Kepala sekolah perlu menjalin kerja sama yang
erat dengan komunitas agama, tokoh-tokoh agama, dan lembaga keagamaan lainnya
dalam proses pengembangan kurikulum PAI, memastikan dukungan yang luas dari
berbagai pihak terkait.
3. Fasilitator Implementasi: Kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk
memastikan implementasi kurikulum PAI yang efektif di dalam sekolah, memberikan
dukungan dan bimbingan kepada guru-guru PAI, serta memfasilitasi pembelajaran
yang berorientasi pada pengembangan karakter dan spiritualitas peserta didik.
4. Pemimpin Moral: Sebagai pemimpin sekolah, kepala sekolah harus menjadi teladan
dalam menjalankan ajaran agama, serta mempromosikan budaya inklusifitas dan
toleransi dalam lingkungan sekolah.

Dengan demikian, makalah ini menyoroti pentingnya peran kepala sekolah dalam
memastikan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah, tidak hanya dari segi teknis
penyusunan kurikulum, tetapi juga melalui dimensi kepemimpinan, pengelolaan hubungan,
dan advokasi untuk pendidikan agama yang berkualitas dan relevan dengan konteks
masyarakat.
B. Saran

Makalah ini telah memberikan tinjauan yang komprehensif tentang peran penting
kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Namun, ada beberapa saran yang dapat membantu memperkaya makalah ini:

1. Kajian Kasus atau Studi Lapangan yang mendalam: Untuk memberikan contoh
konkret tentang bagaimana peran kepala sekolah telah diimplementasikan dalam
pengembangan kurikulum PAI di sekolah-sekolah tertentu. Ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana konsep-konsep tersebut
diterapkan dalam praktik.
2. Analisis Perbandingan: Mengadakan analisis perbandingan antara peran kepala
sekolah dalam pengembangan kurikulum PAI di berbagai konteks, baik dalam negeri
maupun internasional, dapat memberikan wawasan tentang variasi praktik terbaik dan
tantangan yang dihadapi.
3. Tinjauan Literatur yang Lebih Mendalam: Menggali literatur yang lebih luas
tentang peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum PAI, termasuk
penelitian terbaru, teori kepemimpinan, dan prinsip-prinsip pendidikan Islam, dapat
memberikan kerangka kerja yang lebih kokoh untuk analisis.
4. Inklusi Perspektif Stakeholder: Selain peran kepala sekolah, melibatkan pandangan
dari stakeholder lain seperti guru PAI, orang tua, dan siswa dapat memberikan
pemahaman yang lebih holistik tentang keberhasilan implementasi kurikulum PAI.
5. Saran Kebijakan: Memberikan saran kebijakan konkret tentang bagaimana
pemerintah atau lembaga pendidikan dapat mendukung peran kepala sekolah dalam
pengembangan kurikulum PAI, termasuk pelatihan dan pengembangan profesional.
6. Refleksi Personal: Memasukkan refleksi personal atau pengalaman praktik dari
penulis, jika memungkinkan, dapat memberikan dimensi kualitatif yang kuat pada
makalah.

Dengan mempertimbangkan saran-saran ini, diharapkan makalah ini dapat menjadi


lebih mendalam dan informatif bagi pembaca yang ingin memahami peran penting kepala
sekolah dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tijauan Teoritik Dan


Permasalahannya (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2007)
2. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan ( Jakarta: Rineka Cipta, 1996).
3. Muhaimin, et al, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyususnan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2011).
4. Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya (Yogyakarta: Kanisius,
1994).
5. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2007).
6. Dirawat, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1986).
7. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), 65

Anda mungkin juga menyukai