Disusun oleh :
Dedi Sutendi
Risqan Abadi
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah ﷻ, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, sebagai penutup kenabian yang
membawa cahaya bagi seluruh umat manusia.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mengumpulkan berbagai informasi dan
data dari berbagai sumber terpercaya yang kami harap dapat memberikan pemahaman yang
mendalam mengenai peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama
Islam. Kami menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dalam makalah ini, namun kami
berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembaca, terutama
dalam memahami pentingnya peran kepala sekolah dalam pembangunan pendidikan agama
Islam di Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi
sumbangan kecil kami dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di tanah
air.
Akhir kata, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan
datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
Pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
karakter dan moralitas individu, serta menanamkan nilai-nilai spiritual yang menjadi pondasi
bagi kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, pendidikan agama Islam menjadi salah satu mata
pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah sebagai bagian dari kurikulum pendidikan
nasional.
Dalam konteks ini, penelitian dan pembahasan mengenai peran kepala sekolah dalam
pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam menjadi relevan. Pemahaman mendalam
tentang peran serta tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam proses pengembangan
kurikulum tersebut dapat memberikan kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan agama Islam di Indonesia.
Melalui makalah ini, kami akan mengeksplorasi lebih lanjut tentang peran kepala
sekolah dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam. Diharapkan, pembahasan
ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya peran kepala
sekolah dalam pembangunan pendidikan agama Islam di Indonesia, serta memberikan
kontribusi bagi upaya-upaya pembaruan dan peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di
sekolah-sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud kepala sekolah?
2. Apa Syarat – Syarat Menjadi kepala sekolah?
3. Apa Saja Peran dan Tugas Kepala Sekolah dalam pengembangan kurikulum di
sekolah?
4. Apa Peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum PAI di sekolah?
C. TUJUAN MASALAH
1. Definisi Kepala sekoalah
2. Syarat- syarat menjadi kepala sekolah
3. Tugas dan peran Kepala Sekolah/Madrasah dalam Pengembangan Kurikulum
4. Peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum PAI di sekolah
Melalui rumusan masalah dan tujuan masalah ini, diharapkan makalah ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran penting kepala sekolah dalam
pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam, serta memberikan kontribusi bagi upaya
pembaruan dan peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tijauan Teoritik Dan Permasalahannya (Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa, 2007), 83.
2
M. Daryanto, Administrasi Pendidikan ( Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 92.
3. Memiliki kepribadian yang baik, dengan sikap dan sifat-sifat yang mendukung
kepentingan pendidikan.
4. Memiliki pengetahuan dan keahlian yang luas, terutama dalam bidang-bidang yang
relevan dengan pekerjaan di sekolah yang dipimpinnya.
5. Memiliki ide-ide dan inisiatif yang positif untuk kemajuan dan pengembangan
sekolahnya.
Muhamin3 menyampaikan bahwa ada beberapa unsur yang harus dimiliki oleh
seorang Kepala Sekolah atau Madrasah agar bisa menjadi pemimpin yang baik:
1. Visi: Seorang Kepala Sekolah atau Madrasah perlu memiliki visi yang jelas. Untuk
mencapai visi tersebut, mereka harus memiliki pikiran yang terbuka untuk
menerima ide-ide baru yang dapat memperkaya pandangannya terhadap berbagai
hal.
2. Keberanian: Kepala Sekolah atau Madrasah yang mencintai pekerjaannya akan
memiliki keberanian yang tinggi. Kecintaan terhadap pekerjaan membawa mereka
untuk bekerja dengan penuh dedikasi. Dengan keberanian ini, mereka akan bersedia
mengambil inisiatif-inisiatif baru yang kadang-kadang memiliki risiko.
3. Kemampuan realistis: Kepala Sekolah atau Madrasah harus memiliki kemampuan
untuk membedakan antara opini dan fakta. Jika sumber daya di sekolah atau
madrasah masih terbatas, mereka harus mampu menggunakan sumber daya yang
ada dengan bijak sambil tetap berupaya melakukan perbaikan.
4. Empati: Sebuah kepemimpinan yang efektif bukan hanya tentang legalitas, tetapi
juga tentang memiliki kepedulian dan sensitivitas terhadap orang-orang yang
dipimpinnya.
3
Muhaimin, et al, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyususnan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2011), 31-32.
pengajaran, serta mengelola berbagai aspek seperti perencanaan, organisasi, koordinasi, dan
manajemen kepegawaian.
Soewadji Lazaruth4 menjelaskan bahwa seorang Kepala Sekolah memiliki tiga fungsi
utama, yaitu sebagai administrator pendidikan, supervisor pendidikan, dan pemimpin
pendidikan. Sebagai administrator pendidikan, tugasnya adalah meningkatkan mutu sekolah
dengan memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolah seperti gedung, peralatan, dan
lainnya yang terkait dengan administrasi pendidikan.
Sebagai supervisor pendidikan, Kepala Sekolah bertanggung jawab untuk
meningkatkan mutu guru dan staf sekolah melalui rapat, observasi kelas, dan berbagai kegiatan
lainnya. Sebagai pemimpin pendidikan, mereka bertujuan untuk menciptakan lingkungan di
mana guru dapat bersikap terbuka, kreatif, dan penuh semangat dalam mengajar.
Selain itu, menurut E. Mulyasa 5, Kepala Sekolah memiliki tujuh fungsi utama:
a) Educator (Pendidik): Kepala Sekolah berkomitmen untuk mengembangkan
kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolah, serta mendukung peningkatan
kompetensi guru.
b) Manajer: Kepala Sekolah bertanggung jawab dalam mengelola tenaga kependidikan,
termasuk mengorganisir kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi guru.
c) Administrator: Kepala Sekolah mengelola keuangan sekolah, termasuk alokasi
anggaran untuk peningkatan kompetensi guru.
d) Supervisor: Kepala Sekolah melakukan supervisi terhadap proses pembelajaran
dengan mengamati kelas, memberikan umpan balik, dan memberikan bimbingan
kepada guru.
4
Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya (Yogyakarta: Kanisius, 1994), 20.
5
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), 98-122.
e) Leader (Pemimpin): Kepala Sekolah menciptakan lingkungan yang mendukung
kreativitas dan peningkatan kompetensi guru, serta memperlihatkan sifat-sifat
kepemimpinan yang positif.
f) Inovator: Kepala Sekolah mengembangkan strategi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan menjalin hubungan harmonis dengan lingkungan, mencari
gagasan baru, dan mengembangkan model pembelajaran inovatif.
g) Motivator: Kepala Sekolah memberikan motivasi kepada tenaga kependidikan
melalui pengaturan lingkungan kerja yang sesuai, penghargaan yang efektif, dan
penyediaan sumber belajar yang memadai.
Semua fungsi ini menunjukkan bahwa peran seorang Kepala Sekolah sangatlah
kompleks dan melibatkan berbagai aspek dalam memastikan keberhasilan pendidikan di
sekolahnya.
Menurut Dirawat6, tugas dan tanggung jawab seorang Kepala Sekolah dapat dibagi menjadi
dua bidang utama:
Pertama: Administrasi:
Dalam bidang administrasi, Kepala Sekolah memiliki enam tugas utama:
1. Pengelolaan pengajaran, termasuk menyusun program sekolah, jadwal pelajaran, dan
mengatur kegiatan pembelajaran.
2. Pengelolaan kepegawaian, mencakup pengangkatan, kenaikan pangkat, dan masalah-
masalah lain terkait dengan staf sekolah.
3. Pengelolaan kemuridan, seperti perencanaan dan penyelenggaraan murid baru, pembagian
kelas, dan masalah disiplin.
6
Dirawat, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), 80
4. Pengelolaan gedung dan halaman sekolah, termasuk perawatan dan pengembangan fasilitas
sekolah.
5. Pengelolaan keuangan, meliputi masalah gaji guru, uang sekolah, dan biaya-biaya lainnya.
6. Pengelolaan hubungan dengan masyarakat, untuk memperoleh dukungan dari orang tua
murid dan masyarakat umum.
Kedua: Supervisi
Dalam bidang supervisi, Kepala Sekolah memberikan bimbingan, bantuan,
pengawasan, dan penilaian terhadap kinerja guru dan karyawan. Tugas supervisi mencakup:
1. Membimbing guru untuk memahami tujuan-tujuan pendidikan dan kebutuhan murid dengan
lebih jelas.
2. Menyesuaikan tugas-tugas guru sesuai dengan minat, kemampuan, dan bakat mereka.
3. Memberikan penilaian terhadap kinerja sekolah berdasarkan standar pencapaian tujuan
sekolah.
Tugas-tugas ini menunjukkan bahwa Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat penting
dalam memastikan kelancaran dan kualitas pendidikan di sekolah atau madrasahnya.
7
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 65
c) Ahli (Expert): Mereka harus memiliki keahlian yang relevan dengan tugas
kepemimpinan mereka.
d) Pengawas Hubungan Internal (Controller of Internal Relationship): Mereka
bertugas menjaga hubungan yang harmonis antar anggota kelompok.
e) Wakil Kelompok (Group Representative):** Mereka menyadari bahwa tindakan
mereka mencerminkan kelompok yang dipimpinnya.
f) Pemberi Pujian dan Hukuman: Kepala Sekolah memberikan penghargaan kepada
yang berkinerja baik dan memberikan sanksi yang tepat kepada yang melanggar.
g) Wasit dan Penengah (Arbitrator and Mediator): Mereka menyelesaikan
perselisihan antara anggota kelompok dengan tegas dan adil.
h) Pemegang Tanggung Jawab (Responsibility Holder): Bertanggung jawab atas
tindakan anggota kelompok yang dilakukan atas nama kelompok.
i) Pencipta (Ideologist): Mereka memiliki visi yang realistis untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
j) Ayah (Father Figure):Tindakan Kepala Sekolah terhadap anggota kelompok
mencerminkan peran seorang figur ayah yang bijaksana dan peduli.
Dengan memahami dan melaksanakan peran-peran ini dengan baik, Kepala Sekolah dapat
berkontribusi secara positif terhadap kemajuan sekolah dan kesejahteraan anggota komunitas
sekolahnya.
B. Tujuan Pesantren
D. Kurikulum Pesantren
Kurikulum yang diterapkan di Ma'had Tahfizh Al Yusro merupakan gabungan
antara kurikulum khusus Ma’had Tahfizh Al Yusro, kurikulum Pendidikan Timur
Tengah, dan Kurikulum Diknas Program Kesetaraan yang terdiri dari empat bagian
utama:
Dalam paparan diatas kita bisa menyimpulkan betapa berperan pentingnya kepala
sekolah dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah.
Secara umum, peran kepala sekolah mencakup berbagai aspek, termasuk pengelolaan
administrasi, supervisi, kepemimpinan, dan hubungan dengan masyarakat. Dalam konteks
pengembangan kurikulum PAI, kepala sekolah berperan sebagai penggerak utama dalam
menyusun, mengembangkan, dan mengevaluasi kurikulum yang relevan dengan kebutuhan
peserta didik serta nilai-nilai agama.
Dengan demikian, makalah ini menyoroti pentingnya peran kepala sekolah dalam
memastikan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah, tidak hanya dari segi teknis
penyusunan kurikulum, tetapi juga melalui dimensi kepemimpinan, pengelolaan hubungan,
dan advokasi untuk pendidikan agama yang berkualitas dan relevan dengan konteks
masyarakat.
B. Saran
Makalah ini telah memberikan tinjauan yang komprehensif tentang peran penting
kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Namun, ada beberapa saran yang dapat membantu memperkaya makalah ini:
1. Kajian Kasus atau Studi Lapangan yang mendalam: Untuk memberikan contoh
konkret tentang bagaimana peran kepala sekolah telah diimplementasikan dalam
pengembangan kurikulum PAI di sekolah-sekolah tertentu. Ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana konsep-konsep tersebut
diterapkan dalam praktik.
2. Analisis Perbandingan: Mengadakan analisis perbandingan antara peran kepala
sekolah dalam pengembangan kurikulum PAI di berbagai konteks, baik dalam negeri
maupun internasional, dapat memberikan wawasan tentang variasi praktik terbaik dan
tantangan yang dihadapi.
3. Tinjauan Literatur yang Lebih Mendalam: Menggali literatur yang lebih luas
tentang peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum PAI, termasuk
penelitian terbaru, teori kepemimpinan, dan prinsip-prinsip pendidikan Islam, dapat
memberikan kerangka kerja yang lebih kokoh untuk analisis.
4. Inklusi Perspektif Stakeholder: Selain peran kepala sekolah, melibatkan pandangan
dari stakeholder lain seperti guru PAI, orang tua, dan siswa dapat memberikan
pemahaman yang lebih holistik tentang keberhasilan implementasi kurikulum PAI.
5. Saran Kebijakan: Memberikan saran kebijakan konkret tentang bagaimana
pemerintah atau lembaga pendidikan dapat mendukung peran kepala sekolah dalam
pengembangan kurikulum PAI, termasuk pelatihan dan pengembangan profesional.
6. Refleksi Personal: Memasukkan refleksi personal atau pengalaman praktik dari
penulis, jika memungkinkan, dapat memberikan dimensi kualitatif yang kuat pada
makalah.