Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN BEST PRACTICE

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Tugas


Mata Kuliah Manajemen Pendidikan

Dengan Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dr. Bambang Ismanto, M.Pd.
Dr. Marinu Waruwu, M.Pd

Disusun oleh:

PROGDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
2022

NAMA : SYAHRI (942022026)

NAMA : ALFENTIS NEHE ()

JUDUL
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SEKOLAH MELALUI PENERAPAN MANAJEMEN
LAYANAN PRIMA
BABI. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah, sesungguhnya dan seharusnya, merupakan lapangan kerja profesi yang


mampu melahirkan kepuasan dan kebahagiaan lahir batin. Orang tua, masyarakat
luas dan pemerintah, menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di
lingkungannya. Dari tangan guru diharapkan akan terbentuk manusia-manusia
Indonesia yang cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan kalimat lain dapat dinyatakan
bahwa orang tua, masyarakat luas dan pemerintah memercayakan tugas mulia
membentuk generasi bangsa Indonesia berkarakter emas kepada setiap guru di
setiap lembaga pendidikan tempat mereka bertugas masing-masing.
Untuk mewujudkan harapan semua pihak terhadap profesi guru, serta untuk
menjadikan profesi guru sebagai lapangan kerja yang mampu melahirkan kepuasan
dan kebahagiaan lahir batin, dibutuhkan kerja keras dan kreatifitas “luar biasa” dari
seorang guru. Jika guru dalam melaksanakan tugas serta pekerjaan profesinya
dengan standar kerja yang “biasa-biasa” saja, maka profesi guru yang mulia justeru
dikhawatirkan akan menghasilkan ketidakpuasan, ketidakbahagiaan, bahkan dapat
menimbulkan masalah berkepanjangan pada sekolah itu sendiri
Rasa ketidakpuasan, ketidakbahagiaan dan bahkan yang berkepanjangan akan
dirasakan oleh guru apabila mengetahui prestasi hasil belajar peserta didiknya
sangat rendah di semua ranah, baik aspek sikap, keterampilan maupun
pengetahuan. Guru kecewa karena merasa semua jerih payahnya dalam mendidik,
melatih dan mengajar peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas, dianggap
telah gagal tanpa makna.
Penulis pernah merasakan kekecewaan seperti itu, yaitu pada saat-saat
awal penulis bertugas sebagai guru yang sekaligus diberi tugas tambahan sebagai
Kepala Sekolah di SMP Negeri 3 Kaureh, Distrik Yapsi, Kabupaten Jayapura (SK
Bupati Nomor 821.2-12, tanggal, 9 Oktober 2009).

Kesan pertama tentang tempat kerja baru ini adalah bahwa S MP Negeri 3 Kaureh
ini adalah sekolah yang mempunyai potensi untuk maju namun kurang terurus.
Sekolah ini memiliki jumlah siswa 170 anak memiliki rombel 6.

Memiliki gedung kantor yang lengkap dengan ruang kepala sekola, ruang guru,
ruang TU, gudang, dapur, ruang mesin dan dua kamar mandi.

Memiliki gedung perpustakaan, gedung laboratorium IPA memiliki 4 wc siswa dan


memiliki tanah seluas 2 hektar.

Penulis menyadari akan keadaan SMP Negeri 3 Kaureh yang seba cukup itu, tentu,
penulis sebagai guru dan sekaligus sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kaureh
memiliki harapan besar untuk dapat mengembangkan sekolah ini mencapai prestasi
yang maksimal. Namun harapan besar tersebut nampaknya terkendala oleh
banyaknya masalah besar yang harus segera dicarikan solusi. Dari hasil
Evaluasi awal ternyata SMP Negeri 3 Kaureh hanya memiliki 1 orang guru IPA satu
orang guru BK satu orang guru Agama Katolik yang guru negeri dan 3 orang guru
honor. Guru-guru honor ini mempunyai pekerjaan rutin adalah petani. Jadi mereka
kalau ada jam mengajar saja datang selesai mengajar pulang untuk mengerjakan
pekerjaanya sebagai petani. Sedangkan guru yang bersetatus negeri juga tdk peduli
dengan kondisi sekolah karena kepala sekolahnya juga kurang betah di tempat
tugas. Sehingga sekolah dibiarkan saja seperti hutan.

  Harapan yang penulis inginkan oleh SMP Negeri 3 Kaureh dapat dicapai dengan
mencukupi kekurangan kebutuhan akses pendidikan (sarana dan prasarana),
melaksanakan kegiatan peningkatan mutu proses dan hasil belajar, dan meningkatkan mutu
implementasi Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat meningkatan pencintraan publik
dan governence. Melalui Upaya Membenahai Sekolah SMP Negeri 3 Kaureh, apa yang
diharapkan akan terwujud.

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas maka masalah-masalah yang muncul dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Sarana, prasarana dan lingkungan sekolah tidak mendukung terjadinya proses
pembelajaran. Seperti rumput tinggi tanah becek kotoran sapi dimana-mana
pintu-pintu ruang kelas semua terbuka bahkan pintu runag gurupun terbuka
sehingga dipakai tempat bermain anak-anak SMA.
2. Jumlah guru PNS hanya ada 5 orang.
3. Guru honor hanya 5 orang
4. Disiplin siswa/i sangat kurang
5. Ada 6 anak tidak lulus ujian akhir sehingga mereka berusak fasilitas sekolah
dengan memecahkan kaca ruang kantor.
6. Akreditasi sekolah bernilai C
7. Tidak ada pembinaan anak untuk berperestasi

C. Pembatasan masalah
Ada tiga permasalahan utama yang ada di SMP Negeri 3 Kaureh Kabupaten
Jayapura, yaitu :
Maka saya membatasi permasalahan di SMP Negeri 3 Kaureh Kabupaten
Jayapura, yang saya akan jadikan best praktis adalah nomor 1 “Sarana,
prasarana dan lingkungan sekolah tidak mendukung terjadinya proses
pembelajaran.

Apakah dengan upaya Membenahai Sekolah SMP Negeri 3 Kaureh, dapat meningkatkan proses
pembelajaran ?
D. Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dirumuskan dalam kalimat
pertanyaan sebagai berikut.
1 Bagaimanakah pelaksanaan peningkatkan perestasi sekolah melalui penerapan
manajemen layanan prima bisa terwujud ?
2 Sejauhmana efektifitas layanan prima dalam meningkatkan prestasi sekolah SMP Negeri
3 Kaureh.
3 Apakah dengan upaya Membenahai Sekolah SMP Negeri 3 Kaureh, dapat meningkatkan
proses pembelajaran ?
4 Apakah dengan menambah jam kegiatan siswa dan guru dapat mewujudkan kondisi
lingkungan dengan baik ?
5 Apakah dengan membentuk kelas olimpiade dapat meningkatkan perestasi siswa ?
6 Apakah dengan meningkatkan kinerja seluruh tupoksi dapat meningkatkan akreditasi ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah best practice ini adalah untuk:
1.  Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan terkait dengan pelaksanaan Best Practice ini.
2.  Mendeskripsikan prestasi yang dicapai SMP Negeri 3 Kaureh setelah pelaksanaan kegiatan.
D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.
1. Bagi kalangan internal warga sekolah SMP Negeri 3 Kaureh juga untuk bersama-sama
membangun komitmen normatif berbasis spirit internal, yaitu nilai-nilai lokal yang
disepakati dan dianggap baik untuk merubah keadaan.
2. Bagi rekan-rekan kepala sekolah di sekolah lain dapat bermanfaat sebagai rujukan dalam
meningkatkan efektifitas manajemen di sekolahnya masing-masing.
3. Bagi masyarakat luas diharapkan dapat bermanfaat untuk mendorong kepedulian serta
partisipasi aktif dalam upaya penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lebih bermakna
bagi anak.

E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum best praktis ini untuk meningkatkan kondisi pembelajaran yang
kondusif di SMP Negeri 3 Kaureh.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kuwalitas pembelajaran di kelas.
b. Meningkatkan disiplin siswa.
c. Meningkatkan perestasi siswa.
d. Meningkatkan nilai akreditasi

F. Difinisi Istilah
1. Disiplin siswa dan guru adalah cara kerja siswa dan guru dalam proses
pembelajaran dengan baik didalam ruang, lapangan dan laboratorium.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat best praktis ini untuk sekolah adalah untuk meningkatkan peresteasi
akademik dan non akademik.
2. Manfaat best praktis ini untuk guru adalah untuk meningkatkan kinerja guru
dalam melaksanakan tugasnya.
3. Manfaat penelitian ini untuk siswa adalah untuk meningkatkan kualitas siswa di
SMP Negeri 3 Kaureh Kabupaten Jayapura.
4. Manfaat penelitian ini untuk sekolah adalah meningkatkan kepercayaan
terhadap masyarakat terhadap SMP Negeri 3 Kaureh.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata dasar mampu, memiliki arti kesanggupan, kecakapan atau
kekuatan (Depdikbud, 2001:707). Istilah kemampuan biasanya dikaitkan dengan potensi
seseorang untuk mrnguasai suatu keahlian. Kemampuan menjadi modal dasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Terutama kemampuan
melaksanakan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Seorang guru akan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik apabila didukung oleh kemampuan yang baik.
Kemampuan menjalankan tugas bagi seorang guru diperoleh melalui proses pendidikan.
Kemampuan tersebut sangat diperlukan guna menjalankan fungsi profesinya. Dalam
pengertian profesionalisme telah tersirat adanya suatu keharusan memiliki kemampuan
agar profesi tersebut dapat berfungsi sebaik-baiknya. Dalam hal ini, pekerjaan profesional
berbeda dengan pekerjaan yang lainnya karena pekerjaan atau kegiatan tersebut
memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang harus memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Menurut Zainal Aqib (2002: 84 -86), dalam menjalankan tugasnya, seorang guru hendaknya
memiliki kemampuan dan sikap, yaitu: (1) menguasai kurikulum, (2) menguasai materi, (3)
menguasai metode dan evaluasi belajar, (4) setia terhadap tugas, dan (5) disiplin dalam arti
luas. Depdikbud sejak tahun 1980 telah merumuskan sepuluh kemampuan dasar guru,
yaitu: (1) menguasai bahan ajar, (2) mampu mengelola program belajar mengajar, (3)
mampu mengelola kelas, (4) mampu menggunakan media dan sumber belajar, (5)
menguasai landasan pendidikan, (6) mampu mengelola interaksi belajar mengajar, (7)
mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan
pengajaran, (8) mengenal fungsi serta program bimbingan dan penyuluhan, (9) mengenal
dan mampu ikut penyelenggaraanadministrasi sekolah, dan (10) memahami prinsip-prinsip
best praktis pendidikan untuk kepentingan pengajaran (Samana, 1994:61-68)
Pengertian lain menyatakan bahwa kemampuan menguasai sesuatu disebut kompetensi.
Cakap dan mengetahui sesuatu disebut kompeten (Depdikbud, 2001:584). Kemampuan
dasar guru itu tidak lain adalah kompetensi guru (Cece Wijaya & Tabrani Rusyan, 1991: 24).
Berdasar pengertian tersebut, berarti kemampuan merupakan turunan dari istilah
kompetensi.
2. Perangkat mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa, namun masih banyak kegiatan maupun tindakan yang
harus dilakukan, terutama bila ingin hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Oleh
karena itu, rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti, membutuhkan
rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar
itu sendiri. (Muhammad Ali, 1992).
Menurut Pupuh Faturrohman & M. Sorby Sutikno, mengajar menurut pengertian
mutakhir merupakan merupakan suatu perbuatan yang kompleks yang dapat
diterjemahkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung
didalamnya.
Yang dimaksud dengan komponen adalah perangkat yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan mengajar itu sendiri. Sedangkat perangkat merupakan sejumlah instrumen yang
digunakan untuk mempermudah pencapaian tujuan mengajar itu sendiri.
Pada intinya perangkat mengajar merupakan sejumlah instrumen yang wajib dimiliki oleh
guru. Instrumen itu dapat berupa Silabus, RPP dan instrumen pendukung lain seperti;
kalender pendidikan, porgram tahunan atau program semester, absen siswa, daftar nilai,
dan daftar remidi siswa / pengayaan.
PP No 19 Tahun 2005 Pasal 20, menjelaskan bahwa perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar.

3. Workshop
Workshop adalah salah satu cara yang tepat untuk mengatasi kurangnya perhatian guru
dan siswa untuk mendalami dan memahami cara mengajar mengajar dengan baik.

4.Rencana Pemecahan Masalah

Didalam best praktis ini rencana pemecahan masalah yakni Memperbaiki SMP Negeri 3
Kaureh adalah melibatkan semua guru dan siswa.

1. Guru memiliki perangkat pembelajaran yang lengkap


2. Lingkungan sekolah menjadi rindang
3. Memiliki siswa yang berperestasi di bidang akaddemik dan non akademik
4. Nilai akreditasi sekolah meningkat
5. Memiliki dokumen kurikulum
6. Terlaksananya tata tertib sekolah
7. Terciptanya pembelajaran yang menyenangkan
8. Tercapainya perestasi siswa tingkat kabupaten dan Provinsi
9. Tercapainya perestasi guru di tingkat Kabupaten Provinsi maupun tingkat
Nasional.
PERESTASI YANG PERNAH DIRAIH.

NO. NAMA TINGKAT/PENYELENGGARA PELAKSANAAN NAMA SISWA PRESTASI


KEGIATAN

A BIDANG AKADEMIK
1 Lomba Cerdas Pemerintah Provinsi Papua 24 Juli 2009 - Siti Rahayu Juara III
Cermat anak dan Bank Papua dan RRI - Tri Jumiati Tingkat
cerdas Bank Jayapura - Galih Jaya Provinsi
Papua Tingkat Rudianto
Provinsi Papua
2 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 10 September 2010 - CROBERTHO Juara III IPS
Nasional (OSN) Jayapura OBA DOA
IPS Tingkat RAJHA
KabupataeTahun DANGER
2010
3 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 26 Maret 2011 - Isnani Juara III
Nasional (OSN) Jayapura Rahmawati Matematika
IPA Tingkat Kab.
Tahun 2011
4 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 24 Maret 2012 - Rido Abdillah Juara III IPA
Nasional (OSN) Jayapura
Tingkat Kab.
Tahun 2012
5 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 16 Maret 2013 - Felix Manulang Juara III IPA
Nasional (OSN) Jayapura
Tingkat
Kabupaten
Tahun 2013
6 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 8 Maret 2014 - RIO NUR Juara III IPA
Nasional (OSN) Jayapura SALEH
Tingkat
KabTahuupatenn
2014
7 LCC Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kabupaten 14-15 April 2014 - -Dian Aldarini Juara
Jayapura - -Crobertha harapan I
Oba Doa Rathu
Danger
- Elsharani
8 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 8 April 2017 - Crobertha Oba Juara III IPS
Nasional (OSN) Jayapura Doa Rathu
Tingkat Kab. Danger
Tahun 2016
11 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 10 April 2017 - Nirmala Juara III
Nasional (OSN) Jayapura Te’dang Matematika
Tingkat Kab
Tahun 2017
B BIDANG NON-AKADEMIK
1 HUT SMA Negeri Distrik Yapsi November 2011 Kristian Urumban Topskor
Kaureh Cabang
Sepak bola
2 HUT SMA Negeri Distrik Yapsi November 2011 Simon Gorto Team Fair
Kaureh
3 HUT RI KE 74 Kampung Ongan Jaya 14 Agustus 2019 Regu Putra Juara 3

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat best praktis.

Best praktis ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kaureh di Kabupaten Jayapura.

B. Subyek best praktis.


Pembenahan di SMP Negeri 3 Kaureh yang mempunyai permasalahan yang komplek ini
adalah melibatkan semua guru dan siswa dan unsur komite sekolah dan pemangku
kepentingan untuk bersama-sama terlibat dalam program pembenahan sekolah secara
total.

C. Waktu best praktis.


Best practice ini dilaksanakan selama 7 tahun 9 bulan efektif yakni dari bulan
September 2008 sampai Juni 2016.

D. Sumber Data

1. Sumber data diperoleh dari hasil supervisi akademik pada awal tahun pelajaran 2011/2012

2. Tidak ada dokumen surat menyurat.

3. Tidak ada dokumen kurikulum

4. Tidak adanya siswa atau guru yang berperestasi

E. Teknik dan Pengumpulan Data

1. Hasil diskusi dengan orang tua dan masyarakat

2. Kondisi nyata keadaan sekolah

3. Wawancara serta diskusi dengan tokoh masyarakat dengan kepala sekolah.

4. Tidak ada data siswa dan guru yang berperestasi

F. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan tindakan

Best practice ini telah direncanakan terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus
terdapat langkah-langkah berupa;

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai
berikut :

a. Perencanaan

 Merencanakan tindakan berupa pembinaan melalui diskusi terhadap 10 guru yang


mengalami kesulitan dalam pembuatan perangkat mengajar.
 Merencanakan pembuatan instrumen berupa lembar penilaian terhadap guru mata
pelajaran di SMP N 3 Kaureh
 Merencanakan pertemuan atau rapat dewan guru untuk menentukan jadwal
pelaksanaan workshop penyusunan RPP
 Untuk siswa diadakan pembinaan siswa terhadap materi OSN
b. Pelaksanaan Tindakan
 Mengundang 2 orang pengawas dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura sebagai
pemberi materi tentang penyusunan perangkap pembelajaran RPP.
 Melaksanakan persiapan kelengkapan perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh 10
orang guru yang mengalami masalah.
 Melaksanakan pelatihan workshop tentang penyusunan perangkat pembelajaran
yang diikuti oleh 6 guru tersebut diatas.
 Merencanakan pengolahan data hasil penilaian / pengamatan
 Melakukan perencanaan pembinaan melalui diskusi terhadap guru-guru yang
mengalami kesulitan dalam pembuatan perangkat mengajar.
c. Observasi
 Merencanakan pelaksanaan pengecekan terhadap kepemilikan dokumen perangkat
mengajar.
 Merencanakan pelaksanaan pengamatan kinerja guru secara langsung melalui
supervisi kelas.
 Merencanakan pencatatan seluruh hasil pengamatan terhadap guru mata pelajaran
yang diobservasi.

d. Refleksi
 Merencanakan pelaksanaan evaluasi / kilas balik (flash back) untuk mengetahui
kelebihan- kelebihan maupun kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan
guru yang telah diobservasi
 Merencanakan langkah - langkah untuk tindakan selanjutnya melalui diskusi efektif

berkelanjutan secara perorangan maupun kelompok.

2. Pelaksanaan tindakan

Pada tahapan pelaksanaan tindakan ini penulis merealisasikan tindakan-tindakan nyata


sesuai dengan langkah-langkah yang sudah ditentukan pada tahap perencanaan tindakan
menurut siklus masing-masing.

Siklus I

a. Perencanaan

 Mempersiapkan pelaksanaan tindakan berupa pembinaan melalui diskusi terhadap


10 guru yang mengalami kesulitan dalam pembuatan perangkat mengajar.
 Mempersiapkan instrumen berupa lembar penilaian terhadap 10 guru mata
pelajaran di sekolah.
 Mempersiapkan pelaksanaan rapat penyusunan program pelaksanaan workshop
penyusunan RPP
 Pembentukan panitia kecil pelaksanaan workshop
 Penyusunan jadwal workshop
 Mempersiapkan perlengkapan yang ada hubungannya dengan workshop penyusunan
RPP seperti ruangan, genset, leptop,ATK, infokus dan kelenkapanya
b. Pelaksanaan Tindakan
 Mengundang 2 orang pengawas sebagai fasilitator pelaksanaan workshop.
 Pengisian daftar hadir peserta workshop.
 Pelaksanaan workshop sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
No Materi Workshop Jumlah Jam
A Materi Umum
Kebijakan Pendidikan 2 Jam latihan
B Materi Pokok
SI dan SKL 2 Jam latihan
Pengembangan KTSP 2 Jam latihan
Silabus 2 Jam latihan
RPP 8 Jam latihan
KKM 4 Jam latihan
Muatan Lokal 2 Jam latihan
Pengembangan diri 2 Jam latihan
C Materi Penunjang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 4 Jam latihan
JUMLAH 32 Jam latihan

 Pelaksanaan workshop terhadap 10 orang guru yang mengalami masalah sesuai


jadwal.
 Mengolah data hasil penilaian / pengamatan terhadap 6 orang guru tersebut diatas.
 Melakukan pembinaan melalui diskusi terhadap guru-guru yang mengalami kesulitan
dalam pembuatan perangkat mengajar.
 Melakukan pendampingan dalam pembuatan perangkat mengajar terhadap mereka.
 Membuat kesimpulan terhadap temuan-temuan dari hasil pemantauan, penilaian dan
pengamatan yang telah dilakukan.
 Membuat rekomendasi tentang temuan-temuan yang didapat agar dilaksanakan oleh
guru-guru yang masih mengalami kesulitan.

c. Observasi
 Melaksanakan pemantauan, penilaian dan pengamatan terhadap kinerja guru mata
pelajaran melalui supervisi kelas
 Melakukan pencatatan seluruh hasil pemantauan, penilaian dan pengamatan
terhadap guru mata pelajaran

d. Refleksi

 Melakukan evaluasi / kilas balik (flash back) untuk mengetahui kelebihan – kelebihan
maupun kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan guru yang telah
diobservasi
 Mempersiapkan langkah - langkah untuk tindakan selanjutnya melalui diskusi yang

lebih efektif, efisien dan berkelanjutan secara perorangan maupun kelompok.

 Setelah workshop pertama dilaksanakan, 70% guru menguasai penyusunan RPP

dengan baik, dan 30% masih kurang.

 30% guru yang kurang memahami tentang penyusunan RPP adalah guru honor yang

tidak berlatar belakang pendidikan keguruan.


Siklus II

a. Perencanaan

 Mempersiapkan instrumen berupa lembar penilaian terhadap 10 guru mata


pelajaran di sekolah.
 Mempersiapkan pelaksanaan rapat penyusunan program pelaksanaan workshop
penyusunan RPP yang ke 2 bagi tiga orang guru yang belum memahami
 Pembentukan panitia kecil pelaksanaan workshop
 Penyusunan jadwal workshop ke 2
 Mempersiapkan perlengkapan yang ada hubungannya dengan workshop penyusunan
RPP seperti ruangan, genset, leptop,ATK, infokus dan kelenkapanya.
 Merencanakan workshop dilaksanakan lebih satu bulan setelah workshop pertama
yaitu tanggal 8-9 September 2011

d. Pelaksanaan Tindakan
 Melaksanaan tindakan berupa pembinaan terhadap 3 guru tersebut melalui
bimbingan pendampingan dalam pembuatan perangkat mengajar.
 Melakukan pengolahan data hasil pemantauan, pembinaan,dan pendampingan
terhadap 3 guru dimaksud.
 Membuat kesimpulan terhadap temuan-temuan dari hasil pemantauan, penilaian dan
pengamatan.

e. Observasi
 Melaksanakan pengamatan lanjutan terhadap guru – guru di sekolah tentang kinerja
mereka secara menyeluruh.
 Mencatat seluruh hasil pengamatan yang telah dilakukan.

d. Refleksi

 Mengevaluasi secara umum tentang hasil penelitian berdasarkan data – data yang
telah diperoleh pada siklus I dan siklus II untuk mengatahui sejauh mana tingkat
keberhasilan secara keseluruhan.
3. Alur dan tahapan pelaksanaan Best practice

a). Alur pelaksanaan tindakan best practice

Peneliti (Kepala Sekolah) melakukan pembinaan langsung terhadap guru mata pelajaran
melalui simulasi. Dalam hal ini Peneliti (Kepala Sekolah) menerima masukan-masukan
dari guru. Hasil yang diperoleh dari pembinaan / pendampingan melalui Simulasi lalu
diimplementasikan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran.

Secara ringkas alur Best practice ini dapat digambarkan seperti terlihat pada bagan

berikut :

Bagan 1
Kepala
Sekolah

Guru Siswa

b). Tahapan Pelaksanaan Best practice

Pelaksanaan Tindakan Sekolah atau school action reasearch kepengawasan ini


dilaksanakan dalam 2 siklus sebagaimana tergambar pada bagan berikut ini :

Bagan 2.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. SIKLUS I

a. Perencanaan Tindakan

Dalam perencanaan tindakan pada siklus I ini penulis mempersiapkan instrumen


penilaian yang berisi 6 aspek kegiatan / kepemilikan perangkat pembelajaran yang
dimiliki oleh guru, antara lain adalah sebagai berikut :

A. 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Silabus

3) Program Tahunan / Program Semester

B. 3) Buku Absensi Siswa

4) Buku Nilai Siswa

5) Daftar Remidi / Pengayaan Siswa

Adapun pedoman penskoran untuk aspek kegiatan

kelompok A adalah sebagai berikut :

Jika dokumen ada, sesuai, dan lengkap diberi skor 3

Jika dokumen ada, sesuai, tetapi tidak lengkap diberi skor 2

Jika dokumen ada, tetapi tidak sesuai dan tidak

lengkap diberi skor 1

Jika guru tidak ada dokumen diberi skor 0

sedangkan pedoman penskoran untuk aspek kegiatan

kelompok B adalah sebagai berikut :

Jika dokumen ada, sesuai, dan lengkap diberi skor 2

Jika dokumen ada, sesuai, tetapi tidak lengkap diberi skor 1

Jika guru tidak ada dokumen diberi skor 0

Jumlah skor maksimal secra keseluruhan adalah 15

Jumlah perolehan skor


Nilai = x 100

15

Format penilaiannya bisa dilihat pada tabel 1 berikut ini :

LEMBAR PENILAIAN GURU

Skor
No Aspek yang dinilai
3 2 1 0

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) √

2 Silabus √

3 Program Tahunan / Semester √

4 Daftar Hadir Siswa √

5 Daftar Nilai Siswa √

6 Daftar Remidi / Pengayaan √

Jumlah Skor 10

Nilai

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan Best practice ini peneliti melakukan supervisi akademik tentang
kelengkapan mengajar (perangkat pembelajaran) dengan menggunakan lembar penilaian
tersebut diatas. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah mewancarai dan
melakukan cross check dokumen secara langsung terhadap 10 orang guru. Kemudian
peneliti melakukan pengolahan data-data yang telah diperoleh dengan membuat
rekapitulasi hasil penilaian dan mengelompokkan menurut tingkat ketercapaiannya serta
membuat prosentasi tingkat ketercapaiannya.

Dari hasil rekapitulasi hasil penilaian diperoleh gambaran nyata bahwa 4 orang guru
yang berhasil memperoleh nilai 100, 2 orang memperoleh nilai 90, 3 orang masing-masing
memperoleh nilai 80, dan 1 orang memperoleh nilai 65. Kriteria ketuntasan yang peneliti
tentukan adalah 90. Maka dari 6 orang guru yang berhasil menyelesaikan diklat workshop
penyusunan RPP adalah 4 orang dari 6 orang.

yang dinyatakan berhasil atau tuntas hanya 4 orang atau 40 % saja, sedangkan sisanya 6
orang (60 %) masih memerlukan tindakan berupa pembinaan. Hasil pencapaian nilai bisa
dilihat di rekapitulasi hasil supervisi. (Tabel 2)

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Penilaian


Pro
Daft
Ta/ Daft. Jlh
Nama Sila- Daft
No RPP Hdr Nilai Ket
Guru bus Nil.
Pro Rmd. Skor
Sis.
sem

1 Guru 1 3 3 3 3 3 2 17 100 Tuntas

2 Guru 2 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

3 Guru 3 2 0 0 2 2 1 7 80 PT

4 Guru 4 2 3 2 1 2 1 11 90 PT

5 Guru 5 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

6 Guru 6 1 1 2 0 2 1 7 80 PT

7 Guru 7 2 0 0 2 2 1 7 80 PT

8 Guru 8 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

9 Guru 9 1 0 0 2 1 0 4 60 PT

10 Guru 10 2 2 2 2 2 1 11 90 PT

Keterangan :

Nilai 100 : 4 orang (60%) Tuntas

Nilai < 100 : 10 orang (60 %) Perlu Tindakan (PT)

Adapun pembinaan yang dakukan dilakukan adalah melalui dialog dan diskusi
berkelanjutan secara langsung secara kelompok maupun individu face to face atau sharing
pengalaman dengan guru. Selain itu juga diberikan contoh-contoh berupa perangkat
mengajar yang sudah jadi sebagai acuan agar dipelajari dan sekaligus merekomendasikan
agar mereka membuatnya di rumah masing-masing.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Grafik berikut ini :

Pencapaian Nilai Siklus I


120

100

80

60

40

20

0
4 Orang 2 Orang 3 Orang 1 Orang

Persentase Pencapaian Nilai Siklus I

120

100

80 40%
20%
60 30%
10%
40

20

0
4 Orang 2 Orang 3 Orang 1 Orang

c. Observasi

Untuk melengkapi data penilaian terhadap guru mata pelajaran di sekolah binaan peneliti
juga melakukan observasi secara langsung melalui supervisi kelas. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Dari observasi langsung terhadap 10 orang guru dapat diketahui bahwa 3
orang guru terlihat kurang percaya diri sehingga tidak dapat mengelola kelas yang
menjadi tanggung jawabnya dengan baik.

d. Refleksi

Langkah-langkah yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan refleksi, kilas balik


(flash back) melalui diskusi atau tukar pendapat/ pengalaman (sharing) dengan guru mata
pelajaran yang bersangkutan untuk mencari solusi guna peningkatan ketrampilan
membuat perangkat pembelajaran. Dalam diskusi tersebut disepakati bahwa guru
membuat RPP yang sesuai dan lengkap serta membuat / memperbaiki perangkat-
perangkat pendukung pembelajaran yang sesuai.

B. SIKLUS II

a. Perencanaan Tindakan

Penulis dan guru melakukan perencanaan atau persiapan untuk melakukan Kegiatan
selanjutnya sesuai dengan hal-hal yang sudah disepakati bersama pada akhir Siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan ini Penulis melakukan supervisi Akademik lagi terhadap
10 orang guru yang belum tuntas mengenai perangkat mengajar yang mereka miliki seta
pengamatan langsung di kelas pada saat melaksanakan proses belajar mengajar. Namun
titik berat pemantaun, penilaian dan pengamatan penulis hanya pada aspek-aspek
kegiatan tertentu yang memerlukan perbaikan tadi dan yang merupakan pelaksanaan dari
hasil kesepakatan dalam diskusi antara peneliti dan guru. Untuk memperoleh gambaran
kongkrit secara menyeluruh maka peneliti membuat daftar rekapitulasi hasil penilaian
sebagaimana terlihat pada tabel 3 berikut ini :

Rekapitulasi Hasil Penilaian

Prota Dafta Dafta


/ r Dafta r Jlh
Nama Sila-
No RPP r Nilai Ket
Guru bus Pro Hadir
Nilai Remi Skor
di
sem Siswa

1 Guru 1 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

2 Guru 3 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

3 Guru 4 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

4 Guru 6 3 3 3 2 1 2 14 93 PT

5 Guru 7 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

6 Guru 9 3 3 3 2 1 2 14 93 PT

7 Gr. 10 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

8 Gr.13 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

9 Gr.14 3 3 3 2 2 1 14 93 PT

10 Gr. 15 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

Keterangan :

Tuntas : 7 orang ( 70 % ) Perlu Tindakan (PT): 3 orang ( 30 % )

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :


Pencapaian Nilai Siklus II
100

98

96
7 Guru
94
3 Guru
92

90

88
Nilai
Persentase Pencapaian Nilai Siklus II

7
6
5
4 Nilai 100
3 Nilai 93
2
1 Dari hasil pencapaian nilai tersebut diatas, ternyata diantara 10 guru hanya 7 0rang
0 yang sudah mencapai nilai 100 (tuntas) sementara masih ada 3 orang yang belum tuntas
Persentasi
dan masih memerlukan tindakan. Namun karena kekurangannya terletak pada daftar nilai
dan daftar remidi, maka penulis menganggap cukup dengan diberikan rekomendasi saja
agar guru-guru tersebut melengkapinya. Dengan demikian ke 10 guru tersebut diatas
penulis anggap sudah tuntas seluruhnya. Namun untuk memperoleh hasil yang lebih baik
lagi penulis melakukan supervisi kelas kembali terhadap tiga guru yang direkomendasikan
tadi melalui pemantauan, pengamatan dan penilaian langsung dan hasilnya cukup
menggembirakan. Guru-guru yang bersangkutan bisa mengelola kelas dengan baik.

Pencapaian Nilai Akhir Siklus II

100
90
80
70
60 10 Guru
50
40 0 Guru
30
20
10
0
Nilai

c. Observasi

Untuk mendukung data agar lebih akurat lagi penulis melakukan observasi secara
langsung melalui supervisi kelas terhadap 15 orang guru melalui bantuan kepala sekolah,
wakasek kurikulum dan guru senior yang ada di empat SMP binaan tersebut. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan keberhasilan akhir dan
implementasinya terhadap pelaksanaan KBM setelah dilakukan pembinaan.

Ternyata mereka mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam membuat


perangkat mengajar sendiri dan sebagai efek positif yang didapat adalah mereka
melaksanakan KBM dengan semangat dan penuh percaya diri.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :


Pencapaian Nilai Akhir Kegiatan PTS

16
14
12
10
8 Nilai 100
Nilai < 100
6
4
2 Refleksi
d.
0
Langkah-langkah yang dilakukan pada fase ini adalah merefleksi, atau melakukan kilas
Nilai
balik (flash back) terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan membuat suatu
resume berupa rekapitulasi hasil akhir dari kegiatan penelitian, sebagaimana terlihat pada
tabel 4 berikut ini :

Rekapitulasi hasil akhir penilaian

Prota
/ Daft.
Jlh
Nama Sila- Hadir Daft. Daft.
No RPP Nilai Ket
Guru bus Pro Nil. Rmd. Skor
Siswa
sem

1 Guru 1 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

2 Guru 2 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

3 Guru 3 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

4 Guru 4 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

5 Guru 5 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

6 Guru 6 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

7 Guru 7 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

8 Guru 8 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

9 Guru 9 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

10 Gr. 10 3 3 3 2 2 2 15 100 Tuntas

Keterangan :

Tuntas : 10 orang ( 100 % )


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini mampu meningkatkan kemampuan guru di SMP
Negeri 3 Kaureh di Kabupaten Jayapura, dalam menyusun perangkat mengajar berupa RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Silabus, Program Kerja Guru, Absen Siswa, Daftar Nilai
siswa dan Daftar Remidi.

Hal ini terindikasi sebelum dilaksanakan PTS hanya 33,33 % guru yang benar-benar
mampu menyusun perangkat mengajar dengan sesuai dan lengkap. Namun setelah diadakan
PTS selama 2 siklus, maka 100 % guru mampu menyusun perangkat mengajar dengan sesuai
dan lengkap. Selain itu PTS ini juga mampu meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri
terhadap guru-guru di sekolah kami pada saat melakukan proses pembelajaran di kelas.

B. SARAN

a. Disarankan agar Kepala sekolah secara intensif dan berkelanjutan melakukan penelitian
tindakan sekolah berupa pembinaan dan pendampingan baik terhadap guru maupun staf
tata usaha sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas kerja sekolah secara
keseluruhan.
b. Disarankan agar Kepala sekolah mampu mengidentifikasi, mengetahui dan menganalisis
kelemahan serta menggali potensi yang ada pada guru-guru di sekolah kami, untuk
dijadikan bahan penelitian ilmiah guna meningkatkan kemampuannya di bidang
pengembangan profesi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1992.
2. Leonardo D. Marsam dkk, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Karya Utama, Surabaya, 2000
3. M. Sobry Sutikno, Miskin Bukan penghalang Untuk Sukses, NTP Press, Mataram, 2005
4. Pupuh Faturrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islami, Refika Aditama, Bandung, 2007
5. Ricky Mudjiono & FX. Dicky Pihermono, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Scientific
Press, Tangerang, 2008
6. Ditjen Manajemen Dikdasmen, Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Depdiknas, Jakarta, 2008
7. Menteri Pendidikan Nasional RI, Materi Pelatihan KTSP, Depdiknas, Jakarta, 2009
8. Sigit Utomo, Analisis Kemampuan Guru Biologi SMA Membuat Perangkat Tes Hasil Belajar
di Kota Jayapura, LPMP, Papua, 2009

Lampiran Foto Workshop di SMP 3 Kaureh

Workshop di SMP 3 Kaureh


Guru-guru peserta workshop gabungan dari SMP Negeri 2 Kaureh dan SMP Negeri 3
Kaureh

Pengawas sekolah sebagai pemberi materi workshop


Sambutan Kepala UPTD Distrik Yapsi dalam rangka menutup Workshop

Lampiran II

Foto-foto lingkungan sekolah awal kami masuk

Sekolah tidak terawat


Kegiatan OSIS Setiap hari rabu sore
6 Tahun kemudian
Memiliki lapangan sepak bola dan kesebelasan
Memiliki lapangan yang sudah di cor yaitu lapangan Upacara bendera, lapangan basket,
lapangan bola voli dan dua lapangan bulu tangkis.

Kita tau bahwa di sini harga semen mahal

Memiliki group seni musik


Para siswa dilatih untuk menanam bunga depan kelasnya masing-masing

Didepan kelas memiliki taman bunga yang indah


Memiliki Pasukan Pengibar Bendera Sendiri

Anda mungkin juga menyukai