Disusun oleh:
JUDUL
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SEKOLAH MELALUI PENERAPAN MANAJEMEN
LAYANAN PRIMA
BABI. PENDAHULUAN
Kesan pertama tentang tempat kerja baru ini adalah bahwa S MP Negeri 3 Kaureh
ini adalah sekolah yang mempunyai potensi untuk maju namun kurang terurus.
Sekolah ini memiliki jumlah siswa 170 anak memiliki rombel 6.
Memiliki gedung kantor yang lengkap dengan ruang kepala sekola, ruang guru,
ruang TU, gudang, dapur, ruang mesin dan dua kamar mandi.
Penulis menyadari akan keadaan SMP Negeri 3 Kaureh yang seba cukup itu, tentu,
penulis sebagai guru dan sekaligus sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kaureh
memiliki harapan besar untuk dapat mengembangkan sekolah ini mencapai prestasi
yang maksimal. Namun harapan besar tersebut nampaknya terkendala oleh
banyaknya masalah besar yang harus segera dicarikan solusi. Dari hasil
Evaluasi awal ternyata SMP Negeri 3 Kaureh hanya memiliki 1 orang guru IPA satu
orang guru BK satu orang guru Agama Katolik yang guru negeri dan 3 orang guru
honor. Guru-guru honor ini mempunyai pekerjaan rutin adalah petani. Jadi mereka
kalau ada jam mengajar saja datang selesai mengajar pulang untuk mengerjakan
pekerjaanya sebagai petani. Sedangkan guru yang bersetatus negeri juga tdk peduli
dengan kondisi sekolah karena kepala sekolahnya juga kurang betah di tempat
tugas. Sehingga sekolah dibiarkan saja seperti hutan.
Harapan yang penulis inginkan oleh SMP Negeri 3 Kaureh dapat dicapai dengan
mencukupi kekurangan kebutuhan akses pendidikan (sarana dan prasarana),
melaksanakan kegiatan peningkatan mutu proses dan hasil belajar, dan meningkatkan mutu
implementasi Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat meningkatan pencintraan publik
dan governence. Melalui Upaya Membenahai Sekolah SMP Negeri 3 Kaureh, apa yang
diharapkan akan terwujud.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas maka masalah-masalah yang muncul dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Sarana, prasarana dan lingkungan sekolah tidak mendukung terjadinya proses
pembelajaran. Seperti rumput tinggi tanah becek kotoran sapi dimana-mana
pintu-pintu ruang kelas semua terbuka bahkan pintu runag gurupun terbuka
sehingga dipakai tempat bermain anak-anak SMA.
2. Jumlah guru PNS hanya ada 5 orang.
3. Guru honor hanya 5 orang
4. Disiplin siswa/i sangat kurang
5. Ada 6 anak tidak lulus ujian akhir sehingga mereka berusak fasilitas sekolah
dengan memecahkan kaca ruang kantor.
6. Akreditasi sekolah bernilai C
7. Tidak ada pembinaan anak untuk berperestasi
C. Pembatasan masalah
Ada tiga permasalahan utama yang ada di SMP Negeri 3 Kaureh Kabupaten
Jayapura, yaitu :
Maka saya membatasi permasalahan di SMP Negeri 3 Kaureh Kabupaten
Jayapura, yang saya akan jadikan best praktis adalah nomor 1 “Sarana,
prasarana dan lingkungan sekolah tidak mendukung terjadinya proses
pembelajaran.
Apakah dengan upaya Membenahai Sekolah SMP Negeri 3 Kaureh, dapat meningkatkan proses
pembelajaran ?
D. Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dirumuskan dalam kalimat
pertanyaan sebagai berikut.
1 Bagaimanakah pelaksanaan peningkatkan perestasi sekolah melalui penerapan
manajemen layanan prima bisa terwujud ?
2 Sejauhmana efektifitas layanan prima dalam meningkatkan prestasi sekolah SMP Negeri
3 Kaureh.
3 Apakah dengan upaya Membenahai Sekolah SMP Negeri 3 Kaureh, dapat meningkatkan
proses pembelajaran ?
4 Apakah dengan menambah jam kegiatan siswa dan guru dapat mewujudkan kondisi
lingkungan dengan baik ?
5 Apakah dengan membentuk kelas olimpiade dapat meningkatkan perestasi siswa ?
6 Apakah dengan meningkatkan kinerja seluruh tupoksi dapat meningkatkan akreditasi ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah best practice ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan terkait dengan pelaksanaan Best Practice ini.
2. Mendeskripsikan prestasi yang dicapai SMP Negeri 3 Kaureh setelah pelaksanaan kegiatan.
D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.
1. Bagi kalangan internal warga sekolah SMP Negeri 3 Kaureh juga untuk bersama-sama
membangun komitmen normatif berbasis spirit internal, yaitu nilai-nilai lokal yang
disepakati dan dianggap baik untuk merubah keadaan.
2. Bagi rekan-rekan kepala sekolah di sekolah lain dapat bermanfaat sebagai rujukan dalam
meningkatkan efektifitas manajemen di sekolahnya masing-masing.
3. Bagi masyarakat luas diharapkan dapat bermanfaat untuk mendorong kepedulian serta
partisipasi aktif dalam upaya penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lebih bermakna
bagi anak.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum best praktis ini untuk meningkatkan kondisi pembelajaran yang
kondusif di SMP Negeri 3 Kaureh.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kuwalitas pembelajaran di kelas.
b. Meningkatkan disiplin siswa.
c. Meningkatkan perestasi siswa.
d. Meningkatkan nilai akreditasi
F. Difinisi Istilah
1. Disiplin siswa dan guru adalah cara kerja siswa dan guru dalam proses
pembelajaran dengan baik didalam ruang, lapangan dan laboratorium.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat best praktis ini untuk sekolah adalah untuk meningkatkan peresteasi
akademik dan non akademik.
2. Manfaat best praktis ini untuk guru adalah untuk meningkatkan kinerja guru
dalam melaksanakan tugasnya.
3. Manfaat penelitian ini untuk siswa adalah untuk meningkatkan kualitas siswa di
SMP Negeri 3 Kaureh Kabupaten Jayapura.
4. Manfaat penelitian ini untuk sekolah adalah meningkatkan kepercayaan
terhadap masyarakat terhadap SMP Negeri 3 Kaureh.
1. Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata dasar mampu, memiliki arti kesanggupan, kecakapan atau
kekuatan (Depdikbud, 2001:707). Istilah kemampuan biasanya dikaitkan dengan potensi
seseorang untuk mrnguasai suatu keahlian. Kemampuan menjadi modal dasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Terutama kemampuan
melaksanakan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Seorang guru akan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik apabila didukung oleh kemampuan yang baik.
Kemampuan menjalankan tugas bagi seorang guru diperoleh melalui proses pendidikan.
Kemampuan tersebut sangat diperlukan guna menjalankan fungsi profesinya. Dalam
pengertian profesionalisme telah tersirat adanya suatu keharusan memiliki kemampuan
agar profesi tersebut dapat berfungsi sebaik-baiknya. Dalam hal ini, pekerjaan profesional
berbeda dengan pekerjaan yang lainnya karena pekerjaan atau kegiatan tersebut
memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang harus memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Menurut Zainal Aqib (2002: 84 -86), dalam menjalankan tugasnya, seorang guru hendaknya
memiliki kemampuan dan sikap, yaitu: (1) menguasai kurikulum, (2) menguasai materi, (3)
menguasai metode dan evaluasi belajar, (4) setia terhadap tugas, dan (5) disiplin dalam arti
luas. Depdikbud sejak tahun 1980 telah merumuskan sepuluh kemampuan dasar guru,
yaitu: (1) menguasai bahan ajar, (2) mampu mengelola program belajar mengajar, (3)
mampu mengelola kelas, (4) mampu menggunakan media dan sumber belajar, (5)
menguasai landasan pendidikan, (6) mampu mengelola interaksi belajar mengajar, (7)
mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan
pengajaran, (8) mengenal fungsi serta program bimbingan dan penyuluhan, (9) mengenal
dan mampu ikut penyelenggaraanadministrasi sekolah, dan (10) memahami prinsip-prinsip
best praktis pendidikan untuk kepentingan pengajaran (Samana, 1994:61-68)
Pengertian lain menyatakan bahwa kemampuan menguasai sesuatu disebut kompetensi.
Cakap dan mengetahui sesuatu disebut kompeten (Depdikbud, 2001:584). Kemampuan
dasar guru itu tidak lain adalah kompetensi guru (Cece Wijaya & Tabrani Rusyan, 1991: 24).
Berdasar pengertian tersebut, berarti kemampuan merupakan turunan dari istilah
kompetensi.
2. Perangkat mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa, namun masih banyak kegiatan maupun tindakan yang
harus dilakukan, terutama bila ingin hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Oleh
karena itu, rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti, membutuhkan
rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar
itu sendiri. (Muhammad Ali, 1992).
Menurut Pupuh Faturrohman & M. Sorby Sutikno, mengajar menurut pengertian
mutakhir merupakan merupakan suatu perbuatan yang kompleks yang dapat
diterjemahkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung
didalamnya.
Yang dimaksud dengan komponen adalah perangkat yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan mengajar itu sendiri. Sedangkat perangkat merupakan sejumlah instrumen yang
digunakan untuk mempermudah pencapaian tujuan mengajar itu sendiri.
Pada intinya perangkat mengajar merupakan sejumlah instrumen yang wajib dimiliki oleh
guru. Instrumen itu dapat berupa Silabus, RPP dan instrumen pendukung lain seperti;
kalender pendidikan, porgram tahunan atau program semester, absen siswa, daftar nilai,
dan daftar remidi siswa / pengayaan.
PP No 19 Tahun 2005 Pasal 20, menjelaskan bahwa perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar.
3. Workshop
Workshop adalah salah satu cara yang tepat untuk mengatasi kurangnya perhatian guru
dan siswa untuk mendalami dan memahami cara mengajar mengajar dengan baik.
Didalam best praktis ini rencana pemecahan masalah yakni Memperbaiki SMP Negeri 3
Kaureh adalah melibatkan semua guru dan siswa.
A BIDANG AKADEMIK
1 Lomba Cerdas Pemerintah Provinsi Papua 24 Juli 2009 - Siti Rahayu Juara III
Cermat anak dan Bank Papua dan RRI - Tri Jumiati Tingkat
cerdas Bank Jayapura - Galih Jaya Provinsi
Papua Tingkat Rudianto
Provinsi Papua
2 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 10 September 2010 - CROBERTHO Juara III IPS
Nasional (OSN) Jayapura OBA DOA
IPS Tingkat RAJHA
KabupataeTahun DANGER
2010
3 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 26 Maret 2011 - Isnani Juara III
Nasional (OSN) Jayapura Rahmawati Matematika
IPA Tingkat Kab.
Tahun 2011
4 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 24 Maret 2012 - Rido Abdillah Juara III IPA
Nasional (OSN) Jayapura
Tingkat Kab.
Tahun 2012
5 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 16 Maret 2013 - Felix Manulang Juara III IPA
Nasional (OSN) Jayapura
Tingkat
Kabupaten
Tahun 2013
6 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 8 Maret 2014 - RIO NUR Juara III IPA
Nasional (OSN) Jayapura SALEH
Tingkat
KabTahuupatenn
2014
7 LCC Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kabupaten 14-15 April 2014 - -Dian Aldarini Juara
Jayapura - -Crobertha harapan I
Oba Doa Rathu
Danger
- Elsharani
8 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 8 April 2017 - Crobertha Oba Juara III IPS
Nasional (OSN) Jayapura Doa Rathu
Tingkat Kab. Danger
Tahun 2016
11 Olimpiade Siswa Dinas Pendidikan Kabupaten 10 April 2017 - Nirmala Juara III
Nasional (OSN) Jayapura Te’dang Matematika
Tingkat Kab
Tahun 2017
B BIDANG NON-AKADEMIK
1 HUT SMA Negeri Distrik Yapsi November 2011 Kristian Urumban Topskor
Kaureh Cabang
Sepak bola
2 HUT SMA Negeri Distrik Yapsi November 2011 Simon Gorto Team Fair
Kaureh
3 HUT RI KE 74 Kampung Ongan Jaya 14 Agustus 2019 Regu Putra Juara 3
D. Sumber Data
1. Sumber data diperoleh dari hasil supervisi akademik pada awal tahun pelajaran 2011/2012
F. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan tindakan
Best practice ini telah direncanakan terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus
terdapat langkah-langkah berupa;
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Perencanaan
d. Refleksi
Merencanakan pelaksanaan evaluasi / kilas balik (flash back) untuk mengetahui
kelebihan- kelebihan maupun kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan
guru yang telah diobservasi
Merencanakan langkah - langkah untuk tindakan selanjutnya melalui diskusi efektif
2. Pelaksanaan tindakan
Siklus I
a. Perencanaan
c. Observasi
Melaksanakan pemantauan, penilaian dan pengamatan terhadap kinerja guru mata
pelajaran melalui supervisi kelas
Melakukan pencatatan seluruh hasil pemantauan, penilaian dan pengamatan
terhadap guru mata pelajaran
d. Refleksi
Melakukan evaluasi / kilas balik (flash back) untuk mengetahui kelebihan – kelebihan
maupun kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan guru yang telah
diobservasi
Mempersiapkan langkah - langkah untuk tindakan selanjutnya melalui diskusi yang
30% guru yang kurang memahami tentang penyusunan RPP adalah guru honor yang
a. Perencanaan
d. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanaan tindakan berupa pembinaan terhadap 3 guru tersebut melalui
bimbingan pendampingan dalam pembuatan perangkat mengajar.
Melakukan pengolahan data hasil pemantauan, pembinaan,dan pendampingan
terhadap 3 guru dimaksud.
Membuat kesimpulan terhadap temuan-temuan dari hasil pemantauan, penilaian dan
pengamatan.
e. Observasi
Melaksanakan pengamatan lanjutan terhadap guru – guru di sekolah tentang kinerja
mereka secara menyeluruh.
Mencatat seluruh hasil pengamatan yang telah dilakukan.
d. Refleksi
Mengevaluasi secara umum tentang hasil penelitian berdasarkan data – data yang
telah diperoleh pada siklus I dan siklus II untuk mengatahui sejauh mana tingkat
keberhasilan secara keseluruhan.
3. Alur dan tahapan pelaksanaan Best practice
Peneliti (Kepala Sekolah) melakukan pembinaan langsung terhadap guru mata pelajaran
melalui simulasi. Dalam hal ini Peneliti (Kepala Sekolah) menerima masukan-masukan
dari guru. Hasil yang diperoleh dari pembinaan / pendampingan melalui Simulasi lalu
diimplementasikan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran.
Secara ringkas alur Best practice ini dapat digambarkan seperti terlihat pada bagan
berikut :
Bagan 1
Kepala
Sekolah
Guru Siswa
Bagan 2.
BAB IV
A. SIKLUS I
a. Perencanaan Tindakan
2) Silabus
15
Skor
No Aspek yang dinilai
3 2 1 0
2 Silabus √
Jumlah Skor 10
Nilai
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan Best practice ini peneliti melakukan supervisi akademik tentang
kelengkapan mengajar (perangkat pembelajaran) dengan menggunakan lembar penilaian
tersebut diatas. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah mewancarai dan
melakukan cross check dokumen secara langsung terhadap 10 orang guru. Kemudian
peneliti melakukan pengolahan data-data yang telah diperoleh dengan membuat
rekapitulasi hasil penilaian dan mengelompokkan menurut tingkat ketercapaiannya serta
membuat prosentasi tingkat ketercapaiannya.
Dari hasil rekapitulasi hasil penilaian diperoleh gambaran nyata bahwa 4 orang guru
yang berhasil memperoleh nilai 100, 2 orang memperoleh nilai 90, 3 orang masing-masing
memperoleh nilai 80, dan 1 orang memperoleh nilai 65. Kriteria ketuntasan yang peneliti
tentukan adalah 90. Maka dari 6 orang guru yang berhasil menyelesaikan diklat workshop
penyusunan RPP adalah 4 orang dari 6 orang.
yang dinyatakan berhasil atau tuntas hanya 4 orang atau 40 % saja, sedangkan sisanya 6
orang (60 %) masih memerlukan tindakan berupa pembinaan. Hasil pencapaian nilai bisa
dilihat di rekapitulasi hasil supervisi. (Tabel 2)
3 Guru 3 2 0 0 2 2 1 7 80 PT
4 Guru 4 2 3 2 1 2 1 11 90 PT
6 Guru 6 1 1 2 0 2 1 7 80 PT
7 Guru 7 2 0 0 2 2 1 7 80 PT
9 Guru 9 1 0 0 2 1 0 4 60 PT
10 Guru 10 2 2 2 2 2 1 11 90 PT
Keterangan :
Adapun pembinaan yang dakukan dilakukan adalah melalui dialog dan diskusi
berkelanjutan secara langsung secara kelompok maupun individu face to face atau sharing
pengalaman dengan guru. Selain itu juga diberikan contoh-contoh berupa perangkat
mengajar yang sudah jadi sebagai acuan agar dipelajari dan sekaligus merekomendasikan
agar mereka membuatnya di rumah masing-masing.
100
80
60
40
20
0
4 Orang 2 Orang 3 Orang 1 Orang
120
100
80 40%
20%
60 30%
10%
40
20
0
4 Orang 2 Orang 3 Orang 1 Orang
c. Observasi
Untuk melengkapi data penilaian terhadap guru mata pelajaran di sekolah binaan peneliti
juga melakukan observasi secara langsung melalui supervisi kelas. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Dari observasi langsung terhadap 10 orang guru dapat diketahui bahwa 3
orang guru terlihat kurang percaya diri sehingga tidak dapat mengelola kelas yang
menjadi tanggung jawabnya dengan baik.
d. Refleksi
B. SIKLUS II
a. Perencanaan Tindakan
Penulis dan guru melakukan perencanaan atau persiapan untuk melakukan Kegiatan
selanjutnya sesuai dengan hal-hal yang sudah disepakati bersama pada akhir Siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan ini Penulis melakukan supervisi Akademik lagi terhadap
10 orang guru yang belum tuntas mengenai perangkat mengajar yang mereka miliki seta
pengamatan langsung di kelas pada saat melaksanakan proses belajar mengajar. Namun
titik berat pemantaun, penilaian dan pengamatan penulis hanya pada aspek-aspek
kegiatan tertentu yang memerlukan perbaikan tadi dan yang merupakan pelaksanaan dari
hasil kesepakatan dalam diskusi antara peneliti dan guru. Untuk memperoleh gambaran
kongkrit secara menyeluruh maka peneliti membuat daftar rekapitulasi hasil penilaian
sebagaimana terlihat pada tabel 3 berikut ini :
4 Guru 6 3 3 3 2 1 2 14 93 PT
6 Guru 9 3 3 3 2 1 2 14 93 PT
9 Gr.14 3 3 3 2 2 1 14 93 PT
Keterangan :
98
96
7 Guru
94
3 Guru
92
90
88
Nilai
Persentase Pencapaian Nilai Siklus II
7
6
5
4 Nilai 100
3 Nilai 93
2
1 Dari hasil pencapaian nilai tersebut diatas, ternyata diantara 10 guru hanya 7 0rang
0 yang sudah mencapai nilai 100 (tuntas) sementara masih ada 3 orang yang belum tuntas
Persentasi
dan masih memerlukan tindakan. Namun karena kekurangannya terletak pada daftar nilai
dan daftar remidi, maka penulis menganggap cukup dengan diberikan rekomendasi saja
agar guru-guru tersebut melengkapinya. Dengan demikian ke 10 guru tersebut diatas
penulis anggap sudah tuntas seluruhnya. Namun untuk memperoleh hasil yang lebih baik
lagi penulis melakukan supervisi kelas kembali terhadap tiga guru yang direkomendasikan
tadi melalui pemantauan, pengamatan dan penilaian langsung dan hasilnya cukup
menggembirakan. Guru-guru yang bersangkutan bisa mengelola kelas dengan baik.
100
90
80
70
60 10 Guru
50
40 0 Guru
30
20
10
0
Nilai
c. Observasi
Untuk mendukung data agar lebih akurat lagi penulis melakukan observasi secara
langsung melalui supervisi kelas terhadap 15 orang guru melalui bantuan kepala sekolah,
wakasek kurikulum dan guru senior yang ada di empat SMP binaan tersebut. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan keberhasilan akhir dan
implementasinya terhadap pelaksanaan KBM setelah dilakukan pembinaan.
16
14
12
10
8 Nilai 100
Nilai < 100
6
4
2 Refleksi
d.
0
Langkah-langkah yang dilakukan pada fase ini adalah merefleksi, atau melakukan kilas
Nilai
balik (flash back) terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan membuat suatu
resume berupa rekapitulasi hasil akhir dari kegiatan penelitian, sebagaimana terlihat pada
tabel 4 berikut ini :
Prota
/ Daft.
Jlh
Nama Sila- Hadir Daft. Daft.
No RPP Nilai Ket
Guru bus Pro Nil. Rmd. Skor
Siswa
sem
Keterangan :
A. KESIMPULAN
Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini mampu meningkatkan kemampuan guru di SMP
Negeri 3 Kaureh di Kabupaten Jayapura, dalam menyusun perangkat mengajar berupa RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Silabus, Program Kerja Guru, Absen Siswa, Daftar Nilai
siswa dan Daftar Remidi.
Hal ini terindikasi sebelum dilaksanakan PTS hanya 33,33 % guru yang benar-benar
mampu menyusun perangkat mengajar dengan sesuai dan lengkap. Namun setelah diadakan
PTS selama 2 siklus, maka 100 % guru mampu menyusun perangkat mengajar dengan sesuai
dan lengkap. Selain itu PTS ini juga mampu meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri
terhadap guru-guru di sekolah kami pada saat melakukan proses pembelajaran di kelas.
B. SARAN
a. Disarankan agar Kepala sekolah secara intensif dan berkelanjutan melakukan penelitian
tindakan sekolah berupa pembinaan dan pendampingan baik terhadap guru maupun staf
tata usaha sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas kerja sekolah secara
keseluruhan.
b. Disarankan agar Kepala sekolah mampu mengidentifikasi, mengetahui dan menganalisis
kelemahan serta menggali potensi yang ada pada guru-guru di sekolah kami, untuk
dijadikan bahan penelitian ilmiah guna meningkatkan kemampuannya di bidang
pengembangan profesi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1992.
2. Leonardo D. Marsam dkk, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Karya Utama, Surabaya, 2000
3. M. Sobry Sutikno, Miskin Bukan penghalang Untuk Sukses, NTP Press, Mataram, 2005
4. Pupuh Faturrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islami, Refika Aditama, Bandung, 2007
5. Ricky Mudjiono & FX. Dicky Pihermono, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Scientific
Press, Tangerang, 2008
6. Ditjen Manajemen Dikdasmen, Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Depdiknas, Jakarta, 2008
7. Menteri Pendidikan Nasional RI, Materi Pelatihan KTSP, Depdiknas, Jakarta, 2009
8. Sigit Utomo, Analisis Kemampuan Guru Biologi SMA Membuat Perangkat Tes Hasil Belajar
di Kota Jayapura, LPMP, Papua, 2009
Lampiran II