Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH SEBAGAI


ADMINISTRATOR PENDIDIKAN
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Pendidikan )
Dosen Pengampu : Drs. Mokhtaridi Sudin M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 8
Rama Eka Prasetya (2101011078)
Wahyu Devi Wulandari (2101010080)
Yulia Mirayanti (2101010084)
Nia Pariska (2101011065)

KELAS D
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat dibuat dengan penuh tanggung jawab oleh penyusun.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas awal pembelajaran semester 3
dengan dosen pengampu bapak Drs. Mokhtaridi Sudin M.Pd pada mata kuliah
Administrasi Pendidikan. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan kepada pembaca mengenai fungsi dan tanggung jawab kepala
sekolah sebagai administrator pendidikan. Terimakasih kepada bapak Drs. Mokhtaridi
Sudin M.Pd. selaku dosen pengampu. Dengan tugas yang diberikan ini dapat
menambah wawasan terkait dengan topik yang diberikan. Selaku penyusun menyadari
bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih banyak terjadi kesalahan. Oleh karena
itu kami memohon maaf atas kesalahan dan tidak kesempurnaan dalam pembuatan
makalah ini. Terimakasih atas waktu yang diberikan kepada kami selaku penyusun.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 1
C. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENANGGUNGJAWAB................................. 2
B. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PIMPINAN SEKOLAH................................... 2
C. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR.................................................. 4
D. SYARAT-SYARAT KEPALA SEKOLAH........................................................... 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN....................................................................................................... 10
B. SARAN.................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah.
Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru
pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak
hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan sekolah siswa,
hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya tujuan
sekolah sepenuhnya bergantung pada bijaksana yang terapkan kepala sekolah
terhadap seluruh personal sekolah.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi pendidikan di
sekolah, kepala sekolah harus memiliki berbagai persyaratan agar ia dapat
menjalankan tugasnya dengan baik. masing-masing persyaratan ini saling berkaitan
antar yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya adalah memiliki ijazah,
kemampuan mengajar, kepribadian yang baik serta memiliki pengalaman kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator
pendidikan.
2. Apakah fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan.

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator
pendidikan.
2. Apakah fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kepala Sekolah Sebagai Penanggungjawab


Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan-kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab
penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan
sekolah yang dipimpinnya dengan dasar Pancasila dan bertujuan untuk:
 Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan.
 Mempertinggi budi pekerti.
 Memperkuat kepribadian.
 Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya
sekolah secarA teknis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan
sekolah dengan kondisi dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya
merupakan tanggung jawabnya pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah kepada
perkembangan dan kemajuan sekolah adalah merupakan tugas dan tanggung jawab
kepala sekolah. Namun demikian, dalam usaha memajukan sekolah dan
menanggulangi kesulitan yang dialami sekolah baik yang berupa atau bersifat material
seperti perbaikan gedung, penambahan ruang, penambahan perlengkapan, dan
sebagainya maupun yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah
tidak dapat bekerja sendiri. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan para guru yang
dipimpinnya, dengan orang tua murid atau BP3 serta pihak pemerintah setempat.
Kegiatan-kegiatan sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah
seperti yang ditegaskan dalam Rapat Kerja Kepala SMA Daerah Istimewa Yogyakarta
tanggal 22-23 September 1987 adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan mengatur proses belajar-mengajar.
2. Kegiatan mengatur kesiswaan.
3. Kegiatan mengatur personalia.
4. Kegiatan mengatur peralatan pengajaran.
5. Kegiatan mengatur dan memelihara gedung dan perlengkapan sekolah.
6. Kegiatan mengatur keuangan talentbrooxent.
7. Kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat.

2. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Sekolah


Aswarni Sudjud, Moh. Saleh dan Tatang M. Amirin dalam bukunya yang
berjudul "Administrasi Pendidikan", menyebutkan bahwa fungsi Kepala Sekolah
adalah:
1. Perumus tujuan kerja dan pembuat kebijaksanaan (policy) sekolah.
2. Pengatur tata kerja (mengorganisasi) sekolah, yang mencakup :
a. Mengatur pembagian tugas dan wewenang.
b. Mengatur petugas pelaksana.

2
c. Menyelenggarakan kegiatan (mengkoordinasi).
3. Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi:
a. Mengawasi kelancaran kegiatan.
b. Mengarahkan pelaksanaan kegiatan.
c. Mengevaluasi (menilai) pelaksanaan kegiatan.
d. Membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana dan
sebagainya.
Fungsi yang pertama dan kedua tersebut di atas adalah fungsi kepala sekolah
sebagai pemimpin sedang yang ketiga fungsi kepala sekolah sebagai supervisor.
Fungsi sekolah sebagai pemimpin sekolah berarti kepala sekolah dalam kegiatan
memimpinnya berjalan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning).
2. Pengorganisasian (organizing).
3. Pengarahan (directing).
4. Pengkoordinasikan (coordinating).
5. Pengawasan (controlling).

1. Perencanaan (planning)
Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan: apa yang harus dilakukan,
bagaimana melakukannya, dimana dilakukan, oleh siapa dan kapan dilakukan.
Kegiatan-kegiatan sekolah seperti yang telah disebutkan di muka harus
direncanakan oleh kepala sekolah, hasilnya berupa rencana tahunan sekolah yang
akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya. Rencana tahunan tersebut kemudian
dijabarkan ke dalam program tahunan sekolah yang biasanya dibagi ke dalam dua
program semester.
2. Pengorganisasian (organizing)
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan-
kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar.
Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru
yang menjadi anak buahnya. Dengan pembagian kerja yang baik, pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab yang tepat serta mengingat prinsip-prinsip
pengorganisasian kiranya kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan dapat
tercapai.
3. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan jalan memberi
perintah (komando), memberi petunjuk, mendorong semangat kerja, menegakkan
disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya agar mereka dalam melakukan
pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau
pedoman yang telah ditetapkan.
4. Pengkoordinasian (coordinating)
Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas-
tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan, kebijaksanaan,
tindakan, langkah, sikap serta tercegah dari timbulnya pertentangan, kekacauan,
kekembaran (duplikasi), kekosongan tindakan.
5. Pengawasan (controlling)

3
Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan pekerjaan
serta hasil kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-
ketentuan lainnya yang telah ditetapkan.

3. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor


Supervisi adalah salah satu tugas pokok dalam administrasi pendidikan bukan
hanya merupakan tugas pekerjaan para inspektur maupun pengawas saja melainkan
juga tugas pekerjaan kepala sekolah terhadap pegawai-pegawai sekolahnya. Di bawah
ini sekali lagi diingatkan kembali pengertian supervisi, faktor-faktor yang
mempengaruhi, keberhasilan supervisi dan pembinaan kurikulum yang merupakan
tugas kepala sekolah yang perlu mendapatkan tekanan.
1. Supervisi
Untuk menjawab pertanyaan apakah yang dilakukan seorang kepala sekolah
sebagai supervisor, kita perlu kembali mengingat pengertian supervisi. Supervisi
adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan
menjamin tercapainya tujuan pendidikan.
Melihat pengertian tersebut, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor
berarti bahwa ia harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana saja
yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya. Kepala sekolah harus dapat meneliti
syarat-syarat mana yang telah ada dan tercukupi, dan mana yang belum ada atau
kurang secara maksimal.
Contoh-contoh pertanyaan di bawah ini menggambarkan betapa banyak syarat-
syarat yang perlu diteliti dan diusahakan oleh kepala sekolah sebagai supervisor.
a. Bagaimana keadaan gedung sekolah? Sudah baik dan memenuhi syarat atau
sudah rusak? Bagaimana usaha perbaikannya?
b. Apakah perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran cukup dan memenuhi
persyaratan filosofis, psikologis dan didaktis? Jika belum apa kurangnya?
Bagaimana usaha mencukupinya?
c. Bagaimana keadaan gurunya terlalu banyak wanitanya? Terlalu banyak guru
honorer daripada guru tetap? Apakah kemungkinan usaha untuk menjaga
keadaan sebaik-baiknya?
d. Bagaimana semangat kerja guru-guru dan pegawai sekolah? Banyak pegawai
dan guru yang malas? Bagaimana absen/presensi mereka? Apa yang menjadi
sebabnya?
e. Bagaimana cara mengajar guru-guru? Sesuai dengan kurikulum yang berlaku?
Adakah usaha mereka untuk selalu memperbaiki dan mencobakan metode-
metode mengajar yang baik?
f. Bagaimana hasil pelajaran dan pendidikan anak-anak? Terlihatlah adanya
kemajuan/perbaikan dari tiap triwulan atau semester dari tahun ke tahun?
g. Bagaimana usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan mempertinggi
cara kerja dan mutu guru-guru? Dengan usaha menambah kesejahteraan
mereka? Dengan mengadakan kunjungan kelas di waktu mereka mengajar,
rapat-rapat, sanggar kerja (workshop), staf training atau up-grading?
h. Bagaimana sikap dan perasaan tanggung jawab guru-guru dalam berpartisipasi
terhadap pembinaan dan kemajuan sekolah? Adakah sikap dan sifat

4
kepemimpinan sekolah yang kurang sesuai mempengaruhi kehidupan sekolah
pada umumnya?
i. Dan sebagainya.
2. Prinsip-Prinsip Supervisi
Dari uraian di atas kita ketahui betapa banyak dan besar tanggung jawab
kepada sekolah sebagai supervisor. Oleh karena itu seperti yang dikatakan oleh
Moh. Rifai, MA. untuk menjalankan tindakan-tindakan supervisi sebaik-baiknya,
kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, yaitu pada yang dibimbing dan
diawasi harus menimbulkan dorongan untuk bekerja.
b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya
(realistis, mudah dilaksanakan).
c. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru/pegawai
sekolah yang disupervisi.
d. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
e. Supervisi harus didasarkan pada hubungan profesional, bukan atas dasar
hubungan pribadi.
f. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan mungkin
prasangka guru-guru/pegawai sekolah.
g. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter), karena dapat menimbulkan
perasaan gelisah atau antisipasi dari guru-guru/pegawai.
h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau
kekuasaan pribadi.
i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan (ingat
bahwa supervisi tidak sama dengan inspeksi).
j. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh
lekas merasa kecewa.
k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif dan kooperatif.
Preventif berarti berusaha jangan sampai timbul/terjadi hal-hal yang
negatif, mengusahakan memenuhi syarat-syarat sebelum terjadi sesuatu
yang tidak diharapkan.
Korektif berarti mencari kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan
dan usaha memperbaiki dilakukan bersama-sama oleh supervisor dan
orang-orang yang disupervisi.
3. Faktor-Faktor yang Mempunyai Keberhasilan Supervisi
Apabila prinsip-prinsip supervisi di atas diperhatikan dan benar-benar
dilakukan oleh kepala sekolah, kiranya dapat diharapkan setiap sekolah akan
berangsur-angsur maju dan berkembang sebagai alat yang benar-benar memenuhi
syarat untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi kesanggupan dan
kemampuan seorang kepala sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun
beberapa factor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat
lambatnya hasil supervisi itu antara lain:
a. Lingkungan masyarakat di mana sekolah berada. Apakah sekolah itu di
kota besar, di kota kecil, atau di pelosok. Di lingkungan masyarakat orang
kaya atau di lingkungan masyarakat yang umumnya kurang mampu. Di
lingkungan masyarakat intelek atau pedagang atau petani, dan lain-lain.

5
b. Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak
jumlah gurunya dan murid-muridnya, memiliki halaman dan tanah yang
luas atau sebaliknya.
c. Tingkatan dan jenis sekolah.
Apakah sekolah yang dipimpinnya itu SD atau SMP. Sekolah umum atau
sekolah kejuruan, dan sebagainya. Kesemuanya itu memerlukan sikap dan
sifat supervise tertentu.
d. Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru
di sekolah itu pada umumnya sudah berwewenang, bagaimana kehidupan
sosial ekonominya, hasrat kemauan dan kemampuannya, dan sebagainya.
e. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Diantara faktor-faktor
yang lain, faktor ini merupakan faktor yang terpenting. Bagaimana
baiknya kondisi dan situasi sekolah yang tersedia jika kepala sekolah itu
f. sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan,
semuanya itu akan kurang berarti. Sebaiknya adanya kecakapan dan
keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada
akan menjadi pendorong dan perangsang untuk selalu berusaha
memperbaiki dan menyempurnakannya.
4. Pembinaan Kurikulum Sekolah
Tugas lain dari seorang kepala sekolah sebagai supervisor yang perlu
dibicarakan tersendiri adalah masalah pembinaan kurikulum sekolah. Sebenarnya
apa pembinaan kurikulum, tidak terlepas dari keseluruhan fungsi supervisi yang
dijalankan oleh kepala sekolah. Dapat dikatakan bahwa semua tugas kepala
sekolah sebagai supervisor harus selalu berlandaskan pada kurikulum sekolah.
Bukankah kurikulum merupakan pedoman segala kegiatan sekolah dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Sering kali terjadi bahwa apa yang tercantum dalam kurikulum banyak
ketinggalan, tidak sesuai dengan kehidupan dan perkembangan zaman, atau
tuntutan masyarakat. Itulah sebabnya maka untuk memajukan dan
mengembangkan sekolah agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan masyarakat dan negara perlu adanya pembinaan kurikulum. Yang
dimaksud dengan pembinaan kurikulum bukan berarti bahwa sekolah harus
menyusun atau menciptakan sendiri suatu kurikulum. Di tiap tingkat dan jenis
sekolah kurikulum itu sudah ada. Sekolah wajib melaksanakan kurikulum itu
dengan sebaik-baiknya.
Di dalam kata "sebaik-baiknya" itu kata pembinaan kita terapkan. Untuk
melaksanakan kurikulum itu sebaik-baiknya diperlukan adanya kemauan dan
kecakapan guru-guru di bawah bimbingan kepala sekolah. Beberapa hal yang
merupakan tugas kepala sekolah yang juga merupakan teknik supervise kepala
sekolah sebagai supervisor dalam rangka pembinaan kurikulum sekolah antara
lain dapat dikemukakan di sini:
a. Kepala sekolah hendaknya dapat membimbing para guru untuk dapat
meneliti dan memilih bahan-bahan mana yang baik yang sesuai dengan
perkembangan anak dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat. Dapat
dilakukan misal dengan percakapan pribadi (individual conference).

6
b. Membimbing dan mengawasi guru-guru agar mereka pandai memilih
metode-metode mengajar yang baik, dan melaksanakan metode itu sesuai
dengan bahan pelajaran dan kemampuan anak. Dapat diadakan kegiatan
ofservasi kelas (class room observation).
c. Menyelenggarakan rapat-rapat dewan guru secara insidentil maupun
periodik, yang khusus untuk membicarakan kurikulum, metode mengajar,
dan sebagainya.
d. Mengadakan kunjungan kelas (class visit) yang teratur: mengunjungi guru
sedang mengajar untuk meneliti bagaimana metode mengajarnya,
kemudian mengadakan diskusi dengan guru yang bersangkutan (dilakukan
se-informal mungkin).
e. Mengadakan saling kunjungan kelas antara guru (interclass visit). Hal ini
harus direncanakan sebelumnya dengan sebaik-baiknya sehingga guru
yang akan diserahi mengajar dan dilihat oleh guru-guru lain itu benar-
benar dapat mempersiapkan diri.
f. Setiap permulaan tahun ajaran guru diwajibkan menyusun suatu silabus
mata pelajaran yang akan diajarkan, dengan berpedoman pada rencana
pelajaran/kurikulum yang berlaku di sekolah itu.
g. Setiap akhir tahun ajaran masing-masing guru mengadakan penilaian cara
dan hasil, kerjanya dengan meneliti kembali hal-hal yang pernah diajarkan
(susia dengan silabus), untuk selanjutnya mengadakan perbaikan-
perbaikan dalam tahun ajaran berikutnya.
h. Setiap akhir tahun ajaran mengadakan penelitian bersama guru-guru
mengenai situasi dan kondisi sekolah pada umumnya dan usaha
memperbaikinya. (Sebagai pedoman untuk membuat program sekolah
untuk tahun berikutnya).
Sebagai implikasi dari pelaksanaan usaha-usaha tersebut di atas, dapat
dikemukakan di sini hal-hal sebagai berikut:
a. Kepala sekolah hendaknya selalu bertindak sesuai dengan sifat-sifat
kepemimpinan yang baik.
b. Mengetahui keadaan dan kondisi guru-guru baik miliew maupun keadaan
sosial ekonominya. Hal ini penting untuk tindakan kepemimpinan kepala
sekolah selanjutnya.
c. Merangsang semangat kerja guru-guru. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah setempat.
d. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan guru-guru dapat menambah
dan mempertinggi kemampuannya/pengetahuannya. Misalnya dengan
menyediakan bermacam-macam referensi (perpustakaan imbalan).
e. Memberi kesempatan guru-guru untuk mengembangkan tanggung jawab
dan partisipasinya terhadap sekolah (dengan pembagian tugas yang serasi
dan mendelegasikan kekuasaan kepada guru-guru).
f. Membina rasa kekeluargaan antarguru dan pegawai sekolah. Ini pun dapat
diusahakan dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi setempat.
g. Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat, khususnya orang tua
murid (POM/POMG/BP3 benar-benar dapat dimanfaatkan untuk kemajuan
sekolah).

7
4. Syarat-Syarat Kepala Sekolah
Telah kita maklumi bahwa tugas kepala sekolah itu sedemikian banyak dan
tanggung jawabnya sedemikian besar. Maka tidak sembarang orang patut menjadi
kepala sekolah. Untuk dapat menjadi kepala sekolah harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Di samping syarat yang berupa ijazah (yang merupakan syarat formal)
persyaratan pengalaman kerja dan kepribadian harus dipenuhi pula.
Dalam peraturan yang berlaku di lingkungan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, untuk setiap tingkatan dan jenis sekolah sudah ditetapkan syarat-
syaratnya untuk pengangkatan kepala sekolah. Seperti telah kita ketahui bahwa untuk
menjadi kepala sekolah TK dan SD serendah-rendahnya berijazah SGA/SPG. Untuk
kepala SMTP serendah-rendahnya berijazah sarjana muda B1. Karena jenis SMTP
maupun SMTA itu bermacam-macam (SMP, SMA, STM, SMKK, SPMA, dll), maka
ijazah yang diperlukan bagi seorang kepala sekolah hendaknya sesuai dengan jurusan/
jenis sekolah yang dipimpinnya.
Pengalaman kerja merupakan syarat penting yang tidak dapat diabaikan.
Bagaimana bisa memimpin apabila ia belum mempunyai pengalaman bekerja atau
menjadi guru pada jenis sekolah yang dipimpinnya. Mengenai persyaratan lamanya
pengalaman kerja untuk pengangkatan kepala sekolah belum ada keseragaman di
antara berbagai jenis sekolah. Hal tersebut karena adanya banyak hal yang
menyebabkan kesulitan pengangkatan, di antaranya:
a. Pertumbuhan dan perkembangan jumlah sekolah yang sangat pesat dan
tidak sesuai dengan jumlah guru yang tersedia.
b. Adanya ketidakseimbangan antara banyaknya guru-guru fak umum/sosial
yang besar jumlahnya dengan guru-guru fak kejuruan (teknik dan eksakta)
yang sangat sedikit.
c. Di kota-kota besar kelebihan guru sedang di pelosok sangat kekurangan
guru.
d. Dan lain-lain.
Di samping ijazah dan pengalaman kerja, ada syarat lain yang tidak kurang
pentingnya, yaitu persyaratan kepribadian dan kecakapan yang dimilikinya. Seorang
kepala sekolah hendaknya memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan
kepemimpinan yang akan dipegangnya. Ia hendaknya memiliki sifat-sifat jujur, adil
dan dapat dipercaya, suka menolong dan membantu guru dalam menjalankan tugas
dan mengatasi kesulitan-kesulitan, bersifat supel dan ranah mempunyai sifat tegas dan
kensekuen yang tidak kaku. Seorang kepala sekolah harus berjiwa nasional dan
memiliki falsafah hidup yang sesuai dengan falsafah dan dasar Negara kita.
Jika kita simpulkan apa yang telah diuraikan di atas, maka syarat seorang
kepala sekolah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan/peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
b. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama di sekolah yang
sejenis dengan sekolah yang dipimpinnya.
c. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat
kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan.

8
d. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama mengenai
bidang-bidang pengetahuan pekerjaan yang bagi sekolah yang
dipimpinnya.
e. Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan
pengembangan sekolahnya.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tugas kepala sekolah sebagai administrator yaitu sebagai berikut: Membuat
perencanaan, Menyusun struktur organisasi sekolah, Mengatur kepegawaian dalam organisasi
sekolah, Sebagai koordinator dalam organisasi sekolah.
Tugas kepala sekolah sebagai supervisi: Pembinaan kurikulum sekolah dan Pembagian
tugas kepada guru.
Saran
Adapun saran yang disampaikan penulis yaitu diharapkan kepada pembaca agar
mempergunakan makalah ini sebagai bahan kajian dalam memahami administrasi pendidikan
khususnya masalah fungsi dan tanggungjawab kepala sekolah sebagai administrator dan
superior pendidikan.

10
DAFTAR ISI
Daryanto H.M (2006). Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai