Dosen Pengampu:
Prof.Dr. Juhri A.M, M.Pd.
Afri Mardicko, M. Pd.
Disusun Oleh :
Makalah disusun untuk memenuhi tugas semester tujuh dalam mata kuliah
Supervisi Pendidikan. Laporan ini disusun dengan maksimal oleh anggota
kelompok. Penulis mohon maaf apabila laporan masih jauh dari sempurna dan
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca agar nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi.
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dalam
penulisan makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
kelompok 13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
B. Tujuan Penulisan Makalah....................................................................
C. Sistematika Makalah.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kepala sekolah sebagai Administrator.................................................
B. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor.....................................................
BAB III KOMENTAR
A. Komentar Kelompok.............................................................................
BAB IV PENUTUP
B. Kesimpulan...........................................................................................
C. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan karya ilmiah dimana
halaman pertama judul, kata pengantar, daftar isi, bab 1, bab II, bab III, bab IV
dan daftar pustaka. Ketiga bab tersebut diantaranya:
1. Bab I, memuat tentang latar belakang, tujuan dalam penulisan makalah, dan
sistematika isi makalah.
2. Bab II, membahas tentang kepala sekolah, kepala sekolah sebagai
administrator, kepala sekolah sebagai supervisor
3. Bab III, memuat komentar kelompok makalah yang telah dibuat.
4. Bab IV, memuat kesimpulan dari keseluruhan isi makalah yang telah
dibuat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepala Sekolah
1. kepala sekolah dahulu dan sekarang
Kepala sekolah adalah pemimpin dan manajer yang sangat menentukan
dinamika sekolah menuju gerbang kesuksesan dan kemajuan disegala
bidang kehidupan. Jika kita bandingkan antara tugas kepala sekolah pada
masa penjajahan Belanda di Indonesia dengan tugas kepala sekolah dewasa
ini, dapat kita lihat betapa jelas perbedaannya. Kita semua mengetahui
bahwa tujuan pendidikan di masa penjajahan Belanda disesuaikan dengan
tujuan kolo nialisme Belanda. Sedangkan tujuan pendidikan di Indonesia
sekarang ini harus sesuai dengan dasar dan tujuan negara Republik
Indonesia.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah di masa penjajahan Belan da
tidak seluas dan seberat tugas dan tanggung jawab kepala sekolah di masa
sekarang. Pada masa itu kepala sekolah lebih merupakan seorang "kepala"
(lihat kembali uraian tentang perbedaan "kepala" dan "pemimpin"). Ia telah
dapat dikatakan berhasil sebagai pemimpin sekolah jika ia dapat bertindak
memerintah dan mengawasi anak buah/guru gurunya, menjalankan tugas
sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan peraturan serta ketentuan-
ketentuan yang telah digariskan dan ditetapkan dari atasannya. Dalam
tugasnya sehari-hari, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun, lebih
banyak merupakan tugas-tugas rutin daripada tugas-tugas yang merupakan
inisiatif dan kreatif baru bagi perkembangan dan ke majuan sekolah dan
dipimpinnya.
Betapa tidak! Bukankah segala sesuatu telah diatur dan disediakan oleh
atasan, dalam hal ini oleh pemerintah? Gedung sekolah dan
perlengkapannya telah tersedia; ia tidak perlu terlalu pusing memikirkan
kekurangan ruangan atau bangku-bangku murid, dsb. Alat-alat pelajaran,
termasuk buku tulis, buku-buku pelajaran dan per. pustakaan untuk guru
maupun murid-murid telah tersedia dan ditetapkan oleh pemerintah. Di
samping itu, kepala sekolah tidak perlu terlalu pu sing memikirkan gaji dan
kenaikan tingkat guru-gurunya, apalagi soal honorarium, uang vakasi, dsb.
Terhadap sekolah pada masa penjajahan Belanda tidak dituntut adanya
hubungan dan kerja sama dengan masyarakat. Bahkan sebaliknya, sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang terpisah dari kehidupan masyarakat
lingkungannya. Oleh sebab itu, sebagai kepala sekolah pada masa itu,
tidak perlu memikirkan bagaimana membentuk organisai BP3 (Badan
Pembantu Pembinaan Pendidikan) atau POMG (Persatuan Orang tua
Murid dan Guru), bagaimana menyusun anggaran dasar BP3/POMG dan
peraturan/ketentuan-ketentuan yang dapat mengatur hubungan ker ja sama
yang baik antara sekolah dan masyarakat, khususnya para orang tua murid,
dalam membina dan memajukan sekolahnya. Pemikiran tentang
perkembangan atau perubahan kurikulum pun tidak menjadi tanggung
jawab kepala sekolah karena hal itu adalah tanggung jawab pemerintah
dan telah ditetapkan oleh pemerintah. Kepala sekolah dan guru-guru
tinggal menjalankan seperti apa adanya saja Hal Ini berlainan dengan
kepala sekolah sekarang setelah Indonesia merdeka.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mengalami perkembangan dan
perubahan, baik dalam sifat maupun luasnya. Sesuai dengan pendidikan di
negara kita Indonesia yang bersifat nasional-demokratis, maka sikap dan
sifat kepemimpinan kepala sekolah pun harus berubah dan mengarah
kepada kepemimpinan pendidikan yang demokratis.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah makin luas dan makin banyak
bidangnya. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelan
caran jalannya sekolah secara teknis-akademis saja. Benar bahwa hal ini
adalah tugas dan tanggung jawab yang pokok bagi seorang kepala sekolah.
Akan tetapi, mengingat situasi dan kondisi serta pertumbuha persekolahan
di negara kita dewasa ini, banyak masalah baru yang tin bul yang harus
menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk dipecahka dan
dilaksanakannya. Kekurangan ruang belajar, gedung sekolah yang sudah
rusak, perlengkapan gndung yang sangat kuran memenuhi syarat, tidak
adanya alat-alat pelajaran, buku-buk yang hampir setiap tahun berubah,
cara penampungan murid ba setiap tahun bertambah, kekurangan tenaga
guru dan kesufran pengangkatannya, dsb, dsb., semua ini memerlukan
pemikiran dan menambah ragas serta tanggung jawab kepala sekolah
Memang benar, masalah-masalah pendidikaan seperti dikemukakan atas
pada umumnya merupakan nasional sehingga pecasapun harus secara
nasional oleh pemerintah, aparat pendidikan, ber sama-sama dengan
masyarakat. Akan tetapi, sebagai kepala sekolah yang astru langsung
terlibat dan berkesinambungan di dalam arus masalah-masalah sersebut,
dia tidak boleh sama sekali lepas tangan dan menyerahkannya semata-
mata kepada pemerintah Inisiatif dan kreativitas yang mengarah pada
perkembangan dan kemajuan sekolah terhadap sekolah yang di pimpinnya
Dalam usaha memajukan sekolah dan menanggulangi kesulitan-kesulitan
yang dialami sekolah, baik yang bersifat material seperti: perbaikan
gedung sekolah, penambahan ruang, alat-alat perlengkapan, dsb. maupun
yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah tidak
dapat bekerja sendiri hanya dengan guru-gurunya saja. Hubungan dan
kerja sama yang baik dan produktif antara sekolah dengan masyarakat
perlu dibina. Misalnya pembentukan BP3/POMG yang benar-benar di
manfaatkan untuk kemajuan dan pembinaan sekolah, mengadakan ha
bungan kerja sama dengan instansi-instansi lain yang erat hubungannya
dengan pendidikan anak-anak, baik negeri maupun swasta.
1. Membuat perencanaan
Salah satu fungsi utama dan pertama yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah adalah membuat atau menyusun perencanaan. Perencanaan me
rupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan
bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Tanpa
perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami ke
sulitan dan bahkan mungkin juga kegagalan. Oleh karena itu, setiap kepala
sekolah paling tidak harus membuat rencana tahunan. Setiap tahun,
menjelang dimulainya tahun ajaran baru, kepala sekolah hendaknya sudah
siap menyusun rencana yang akan di laksanakan untuk tahun ajaran
berikutnya. Sesuai dengan ruang lingkup administrasi sekolah, maka
rencana atau program tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang seperti
berikut:
a. Program pengajaran, seperti antara lain kebutuhan tenaga guru se
hubungan dengan kepindahan dll.; pembagian tugas mengajar;
peng adaan buku-buku pelajaran, alat-alat pelajaran, dan alat
peraga; pengadaan atau pengembangan laboratorium sekolah;
pengadaan atau pengembangan perpustakaan sekolah; sistem
penilaian hasil belajar; kegiatan-kegiatan kokurikuler; dan lain-
lain.
b. Kesiswaan atau kemuridan, antara lain syarat-syarat dan prosedur
penerimaan murid baru, pengelompokan siswa atau murid dan
pembagian kelas, bimbingan atau konseling murid, pelayanan
kesehatan murid (UKS), dan sebagainya.
c. Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan guru atau
pegawai baru, pembagian tugas/pekerjaan guru dan pegawai
sekolah, usaha kesejahteraan guru dan pegawai sekolah, mutasi dan
atau promosi guru dan pegawai sekolah.
d. Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan
un tuk berbagai kegiatan yang telah direncankan, baik uang yang
ber asal dari pemerintah, atau dari POMG atau BP3, ataupun
sumber lainnya.
e. Perlengkapan, yang meliputi perbaikan atau rehabilitasi gedung
sekolah, penambahan ruangan kelas, perbaikan atau pembuatan
pagar pekarangan sekolah, perbaikan atau pembuatan lapangan
olah raga, perbaikan atau pengadaan bangku murid, dan
sebagainya.
2. Menyusun Organisasi Sekolah
Organisasi mrupakan fungsi administrasi dan manajemen yang
penting juga di samping perencanaan. Disamping sebagai alat, organisasi
dapat juga di pandang sebagai wadah atau struktur dan sebagai proses.
Sebagai wadah organisasi merupakan tempat kegiatan-kegiatan administrasi
itu dilaksanakan. dan jika dipandang sebagai proses, maka organisasi
merupakan kegiatan-kegiatan atau menyusun dan menetapkan hubungan
hubungan kerja antar personal. Kewajiban-kewajiban, wewenang dan
tanggung jawab masing-masing bagian atau personal yang termasuk di
dalam organisasi itu disusun dan ditetapkan menjadi pola-pola kegiatan
yang tertuju kepada tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
4. Teknik-Teknik Supervisi
Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan tujuan agar apa
yang diharapkan bersama dapat menjadi kenyataan secara garis besar,
cara, atau Teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua yaitu teknik
perseorangan dan teknik kelompok.
a. Teknik perseorangan
b. Teknik kelompok
4. Uswatun Khasanah
Dalam lembaga pendidikan kepala sekolah memiliki tugas, fungsi dan
wewenang yang perlu dijalankan, kepala sekolaah harus mengerti dengan
posisinya kepala sekolah harus memberi contoh yang baik.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Pengangkatan kepala sekolah sebaiknya perlu memperhatikan syarat-syarat
yang sudah ditentukan agar kedepannya kepala sekolah mampu meningkatkan
mutu pendidikan sekolah sesuai kebutuhan dan memanajemen administrasi
atau program-program sekolah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Matondang, L., & Syahril, S. (2021). Kinerja Kepala Sekolah sebagai Supervisor
dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di Sekolah Menengah
Pertama. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(6), 4094-4101.
Purwanto, M.N. 2014. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Suyitno. (2021). Analisis Kepemimpinan Kepala Sekolah , Penerapan Disiplin
Dan Pengawasan Terhadap Etos Kerja Suyitno. Edukatif, 3(3), 728–737.