Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah
menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat beriringkan nada salam tidak lupa
penulis sanjung sajikan kepada Nabi Muhammad saw yang mana oleh beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan
dengan judul “kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan persoalan operasi hitung
Games Tournament)”, yang merupakan salah satu syarat guna untuk kenaikan
pangkat. Pulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Dari penulisan makalah ini tidak semata-mata hasil jerih payah penulis
sendiri, melainkan banyak pihak yang membantu baik moral maupun spiritual. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak kepala sekolah dan Wakil kepala sekolah SMP 18 Sijunjung beserta
i
2. Ibu Hasmila S.Pd selaku pembimbing yang senantiasa berkenan memberikan
3. Kepada teman-teman guru yang telah memberi masukan serta dukungan selama
4. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik saat
tidak langsung.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
penulis sendiri dan bagi pengemban ilmu pengetahuan. Makalah ini sepenuhnya
disadari jauh dari kata sempurna. Namun penulis telah berusaha dengan segala
kemampuan yang ada. Atas segala bantuan dan perhatian dari semua pihak, semoga
Penulis,
ii
iii
Dafatar isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 2
B. Perumusan masalah 5
C. Tujuan 5
D. Manfaat 5
BAB II tinjauan pustaka 7
A. Operasi Hitung Bentuk Aljabar 7
B. Model bentuk TGT (teams games tournaments) 13
C. Alasan 19
BAB III pembahasan 21
A. Hasil 21
B. Pembahasan 24
BAB IV kesimpulan 29
A. Kesimpulan 29
B. Saran 30
Daftar Pustaka 31
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru
sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang
peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi
lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Dalam mata
pelajaran matematika guru menjadi pusat atau sentral untuk mentransfer materi yang
akan di pelajrai, pelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang
SMPN 18 Sijunjung khususnya siswa kelas VII lebih dari 60% mengalami kesulitan.
Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran Matematika. Peringkat nilai
Matematika menempati urutan paling bawah dari empat mata pelajaran yang diuji
secara nasional. bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan
dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu penggunaan
metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami
1
Demikian halnya dengan nilai yang didapat dalam pembelajaran matematika di
kelas VII SMP Negeri 18 Sijunjung. Berdasarkan dua kali tes hasil belajar yang
dikerjakan oleh siswa kelas VII diketahui hanya 9 siswa yang memperoleh nilai di
atas 75 pada ulangan pertama dan 14 siswa pada ulangan kedua. Nilai rata-rata kelas
masih di bawah 75. Nilai tersebut belum memenuhi KKM yang ditetapkan untuk
Dari data di atas diketahui bahwa nilai rata-rata ulangan harian matematika pada
pokok bahasan aljabar masih sangat rendah. Oleh karena itu diperlukan pemilihan
model pembelajaran yang tepat. Siswa SMP Negeri 18 Sijunjung pada umumnya
belum memiliki interaksi yang besifat kooperatif artinya belum belajar secara besama
dalam suatu kelompok, di mana siswa masih belajar secara individualistis tanpa ada
saling tukar pikiran, contoh yang terlihat dari siswa yang pintar atau siswa yang
mempunyai kemampuan lebih setelah mereka memperoleh pengajaran dari guru dan
memahami konsep yang diberikan, mereka tidak mau membimbing dan mengajarkan
temannya yang kurang memahami konsep sehingga siswa yang kurang atau minim
Dengan menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas kurang efektik untuk
meningkatkan prestasi siswa dalam hal ini tampak dari perilaku siswa yang
cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Untuk
mencapai tujuan ini, peran guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya
2
membangkitkan motivasi siswa agar aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran adalah dengan cara mengganti cara atau model pembelajaran
lebih menarik lagi dan pada pembelajaran ditemukan metode dan cara – cara yang
baru agar dapat terjadi interaksi yang menarik antara siswa dengan guru. Di antara
cara dan metode yang digunakan untuk pembelajaran materi operasi aljabar di kelas
VII SMP Negeri 18 Sijunjung dengan menggunakan sarana yang ada di sekolah
games yang mana siswa bersaing dengan anggota tim lain. Dengan model
TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa
dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan lima sampai enam siswa
yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.
Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri atas lima langkah tahapan
yaitu: pertama, tahap penyajian kelas. Bahan ajar dalam TGT mula – mula
enam siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang
berbeda. Ketiga, kuis (games). Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui
Permainan pada setiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut.
Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang
3
pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil
kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca
soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain.
Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan
Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan
hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah
itu, pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada
pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan
jawaban benar. Jika pemain semua menjawab salah, maka kartu dibiarkan saja.
Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis
dibacakan, di mana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam
satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Di
sini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus
mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal
dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan
membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada
peserta lain.
Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung
jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan
tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok
asalnya dan melaporkan poin yang telah diperoleh berdasarkan tabel yang telah
4
disediakan. Setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin
yang diperoleh kepada ketua kelompok . Ketua kelompok memasukkan poin yang
B. Perumusan Masalah
1. Apa saja kesulitan dan penyebab kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari
C. Tujuan
berikut :
D. Manfaat
5
1. Bagi guru, makalah ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan
2. Bagi guru lain, hasil penulisan ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Operasi hitung bentuk aljabar merupakan bentuk operasi hitung yang biasanya
melibatkan suatu variabel. Bentuk variabel umumnya dinyatakan dalam huruf kecil
operasi hitung seperti pada operasi bilangan pada umumnya seperti. Operasi hitung
Cara melakukan operasi hitung bentuk aljabar tidak jauh berberbeda dengan
operasi hitung bilangan. Diketahui bahwa satu apel ditambah dengan dua apel sama
dengan tiga apel Jika apel diganti dengan suatu variabel, misalnya adalah x maka
pernyataan menjadi satu x (x) ditambah dua x (2x) sama dengan tiga x (3x). Secara
Ada tiga sifat yang dipenuhi operasi hitung bentuk aljabar. Ketiga sifat tersebut
1. Sifat Komutatif
2. Sifat Asosiatif
3. Sifat Distributif
8
Aljabar merupakan salah satu materi dasar yang penting untuk dipelajari dalam
pembelajaran matematika. Dilansir dari Akupintar, aljabar adalah bagian dari ilmu
matematika yang meliputi ilmu bilangan, geometri, dan analisis. Bentuk aljabar
mengandung huruf-huruf atau yang biasa disebut variabel. Tak cuma itu, masih ada
unsur-unsur lain yang menjadi ciri khas materi ini. Lantas, apa sajakah itu? Berikut
ulasannya:
Unsur-unsur aljabar
Dari bentuk soal itu, terdapat tiga macam unsur pendiri aljabar, yakni:
1. Variabel
Variabel merupakan lambang pengganti nilai yang belum diketahui. Unsur ini
biasanya dituliskan dengan huruf abjad. Dari contoh di atas, yang termasuk variabel
adalah huruf x.
2. Koefisien
Koefisien merupakan angka yang biasanya mengiringi variabel. Unsur ini terletak
3. Konstanta
Konstanta adalah angka yang berdiri sendiri dalam sebuah persamaan, di mana
tidak ada huruf atau variabel yang mengikutinya di belakang. Dari contoh di atas,
9
4. Suku
Suku merupakan bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan operasi hitung.
Dalam hal ini, operasi hitung yang dimaksud memuat dua atau lebih variabel. Sebagai
contoh, 2x + 4x + 7 atau 2x + 4y + 7
Berdasarkan kedua contoh tersebut, dapat dikatakan bahwa suku terbagi menjadi
dua macam, yaitu suku sejenis dan suku tak sejenis. Suku sejenis adalah suku-suku
dalam bentuk aljabar yang mempunyai variabel yang sama, sehingga dapat
adalah suku-suku dalam bentuk aljabar yang mempunyai variabel yang berbeda. Jenis
suku ini tidak bisa dijumlahkan atau dikurangkan. Adapun contohnya ialah 2x da 4y.
Berbicara tentang operasi hitung, terdapat empat macam jenis yang bisa
Penjumlah dua apel dan tiga nanas, hasilnya bukan lima apel, bukan pula
lima nanas. Hasilnya akan tetap dua apel dan tiga nanas. Apa hubungannya
dengan apel dan nanas? Hal ini sebagai pemisalan, misalkan apel mewakili
10
Simak penjelasan lebih lanjut tentang penjumlahan dan pengurangan
operasi bentuk aljabar di bawah. Akan diberikan contoh salah yang sering
8x ‒ 5y = 3x
8y ‒ 5y + 3x = 6y
8x ‒ 5x + 3y = 6x
8x ‒ 5y = 8x ‒ 5y
8y ‒ 5y + 3x = 3y + 3x
8x ‒ 5x + 3y = 3x + 3y
dengan 6 adalah 30. Hal yang sama juga berlaku untuk perkalian variabel. Perkalian x
dan y menghasilkan xy, sedangkan perkalian x dan x adalah x * x = x2. Di sini,
Perhatikan cara untuk mengalikan satu suku dengan dua suku pada gambar berikut!
11
Contoh Salah: (kesalahan yang sering dilakukan)
3x(2x ‒ y) = 6x ‒ 3xy
2(x ‒ y = 2x ‒ 2y
(x + 3)(2x + 4) = 2x + 12
(a + b)2 = a2 + b2
(a + b)(c + d) = ac + bd
12
Contoh Benar: (hasil yang benar)
(a + b)(c + d) = ac + ad + bc + bd
Berikutnya adalah operasi hitung bentuk aljabar untuk operasi pembagian. Akan
ditunjukkan pembagian pada contoh cara melakukan pembagian yang salah dan
6xy/3y = 2xy
6x ‒ 6y/3 = 2x ‒ 6y
8x/2y = 4x
/3 = 2x ‒ 6y
(6x ‒ 6y)
8x
/2y = 4x/y
Penting: Hati-hati dengan pembagian dengan penyebut atau pembilang yang terdapat
13
f. Perpangkatan bentuk aljabar
bilangan kecil di atas variabel. Akan ditunjukkan pembagian pada contoh cara
melakukan perpangkatan yang salah dan contoh cara melakukan perpangkatan yang
benar.
(x + y)2 = x2 + y2
(x ‒ y)2 = x2 ‒ y2
(2x)5 = 2x5
(2x)5 = 2 5 . x5 = 32x5
Devries dan Keith Edwards, model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan untuk
untuk melakukan kolaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok
14
empat atau lima orang siswa yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin dan
lain-lain yang heterogen. Tipe ini mengandung unsur permainan yang bisa
kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Sintaks Model Pembelajaran
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam persentasi kelas, ini
pelajaran yang dipimpin oleh guru. Ketika penyajian materi berlangsung mereka
b. Kelompok (Teams).
Kelompok biasanya terdiri dari 4-6 orang siswa. Fungsi kelompok adalah untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat games.
c. Permainan (Games).
15
kelas dan pelaksanaan kerja tim. Games tersebut dimainkan diatas meja dengan
masing-masing siswa mewakili tim yang berbeda. Setiap siswa mengambil kartu
yang diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor pada
kartu tersebut.
d. Turnamen (Tournament).
berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan
presentasi kelas dan tim-tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar
kegiatan.
mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Tim mendapat julukan ”Super Team” jika perolehan skor 50 atau
lebih, “Great Team” jika perolehan skor mencapai 45-49, dan “Good Team” jika
Low Scorer 10
16
Tabel 1.2 Perhitungan Poin Permainan untuk Tiga Pemain
Pemain dengan
Poin Bila Jumlah Kartu yang Diperoleh
Top Scorer 60
Midddle Scorer 40
Low Scorer 20
40 – 44 Tim Baik
17
Tabel 2.1 Langkah-langkah atau Fase-fase Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Times Games Tournament (TGT),Shoimin (2016:205)
18
Untuk melakukan turnamen akademik, siswa ditempatkan pada meja
Pembaca
Ambil kartu dan carilah soal yang
berhubungan dengan nomor tersebutpada
lembar permainan.
Bacalah pertanyaannya dengan keras.
Cobalah untuk menjawab.
Penantang I
Menantang jika memang dia
mau(danmemberikan jawaban
berbeda)atau boleh melewatinya.
Penantang II
Boleh menantang jika penantang I melewati, dan jika dia memang mau. Apabila semua penantang
sudah menantang atau melewati, penantang II memeriksa lembar jawaban. Siapa pun yang
jawabannya benar berhak menyimpan kartunya. Jika si pembaca salah, tidak ada sanksi, tetapi jika
kedua penantangnya salah, maka dia harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkannya
kedalam kotak, jika ada.
19
Adapun kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
1. Dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan
pendapatnya;
1. Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut serta
menyumbangkan pendapatnnya;
C. Alasan
perkalian bentuk aljabar, perkalian, perkalian satu suku dan dua suku,
sehingga menyebabkan hasil belajar siswa kurang baik. Hal ini terlihat dari
hasil ulangan harian siswa kelas VII SMP Negeri 18 Sijunjung, siswa
perempuan memperoleh rata- rata 56,29 dan siswa laki-laki memperoleh nilai
rata-rata 51.
20
Alasan dipilihnya SMP Negeri 18 Sijunjung sebagai tempat penulisan
pada materi pecahan. Oleh karena itu, diharapkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament dapat membantu siswa lebih aktif
lebih baik.
21
22
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil
soal pada materi bentuk aljabar Kesulitan yang dialami meliputi: kesulitan
pengurangan suku tak sejenis; kesulitan menentukan hasil pegurangan suku satu
dengan suku dua; kesulitan melakukan sifat distributive perkalian pada penjumlahan.
menentukan hasil pegurangan suku satu dengan suku dua; kesulitan melakukan sifat
melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada suku yang bernilai positif
pengurangan suku tak sejenis; kesulitan menentukan hasil pegurangan suku satu
23
sejenis; kesulitan menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan suku
tak sejenis; kesulitan menentukan hasil pegurangan suku satu dengan suku dua;
sejenis; kesulitan menentukan hasil pegurangan suku satu dengan suku dua;
sejenis; kesulitan menentukan hasil pegurangan suku satu dengan suku dua;
24
Kesulitan yang dialami siswa disebabkan oleh berbagai hal dari hasil
25
B. Pembahasan
Data hasil penulisan ini yang akan dibahas adalah kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal pada materi bentuk aljabar dan faktor penyebab kesulitan
26
Dari hasil tes dan wawancara dapat dilihat siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesakan soal bentuk aljabar, salah satunya siswa masih kesulitan
dalam mengidentifikasi koefisien pada soal nomor 1a. Hal tersebut dikarenakan
siswa tidak mengetahui definisi koefisien seperti subjek LNK, dengan alasan
sudah lupa sehingga tidak menjawab sama sekali. Sesuai dengan pendapat Cooney
tertentu. Penyebab kedua, siswa seperti yang dijawab oleh AS, ARA, DA tidak
menganggap suku tersebut tidak memiliki koefisien. Penyebab ketiga, siswa tidak
menganggap semua koefisien bernilai positif seperti jawaban AS, FMS, ARA,
DA.
nomor 1b juga merupakan suatu kesulitan bagi siswa. Siswa mengalami kesulitan
variabel, seperti yang dilakukan EY, FMS, AS, ARA, DA. Sedangkan LNK tidak
mengetahui sama sekali dengan istilah variabel dengan alasan lupa sehingga LNK
variabel dialami oleh seluruh subjek penulisan. Siswa juga mengalami kesulitan
27
mengdentifikasi suku sejenis pada bentuk aljabar pada soal nomor 1c. Hal tersebut
pertama dikarenakan siswa tidak mengetahui konsep suku sejenis, siswa tidak
mengetahui bahwa suku tersebut ada yang bernilai negatif dan positif seperti yang
dilakukan FMS, dan ARA. Kedua, dikarenakan siswa tidak mengetahui suku sejenis
juga berupa konstanta, siswa menganggap bahwa suku yang sejenis yang memiliki
kesulitan bagi siswa, yaitu pada suku bernilai positif dan bernilai negatif. Subjek
AS dan LNK menganggap pada soal nomor 2a ada proses perkalian yang
dilakukan oleh AS dan LNK pada bentuk soal operasi penjumlahan. Penyebabnya
bulat seperti kesalahan yang dilakukan oleh AS dan LNK. Dapat dilihat bahwa
yaitu pada suku yang bernilai positif dan bernilai negatif hanya dialami siswa
melakukan operasi pengurangan pada bentuk aljabar yaitu pada suku yang bernilai
positif dan bernilai negatif seperti AS dan LNK. Hal tersebut dikarenakan siswa
tidak menguasai konsep pengurangan pada bilangan bulat. Menentukan hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan suku tak sejenis pada bentuk aljabar juga merupakan
kendala bagi keenam siswa. Pada jawaban siswa pada soal nomor 2b dapat dilihat
bahwa siswa menganggap untuk soal penjumlahan dan pengurangan suku yang
28
lalu mengalikan variabelya seperti yang dilakukan keenam subjek penulisan. Hal ini
bentuk aljabar yaitu penjumahan dan pengurangan pada bentuk aljabar hanya dapat
satu dengan suku dua pada soal nomor 2c juga dialami siswa, seperti yang
dilakukan AS mengalikan suku satu dengan suku dua tersebut. Langkah awal
menjawab dengan alasan karena tidak mengetahui langkahnya. Dapat dilihat siswa
Sedangkan untuk melakukan operasi pengurangan pada suku satu dengan suku
dua pada soal nomor 2c, yang mengalami kesulitan adalah keenam siswa. Siswa
hasil akhirnya ditambah dengan 18 sedangkan AS, DA, LNK tidak mengetahui
satu dengan suku dua pada soal nomor 3b, yaitu kesulitan melakukan sifat
perkalian pada penjumlahan seperti kesalahan yang dilakukan FMS. Selain itu
29
AS dan LNK menganggap untuk mengerjakan yang di dalam kurung terlebih
dahulu, padahal suku yang di dalam kurung adalah suku tak sejenis. Hal ini
Melakukan operasi perkalian pada bentuk aljabar suku dua dengan suku dua pada
soal nomor 3c juga menjadi kendala bagi siswa, yaitu kesulitan melakukan sifat
distributif perkalian pada penjumlahan atau pengurangan seperti yang dilakukan oleh
DA. Sedangkan ARA, AS dan LNK mengalami kesulitan selain dikarenakan tidak
dikarenakan melakukan prosedur yang salah, karena tidak mengetahui konsep suku
tak sejenis. ARA, AS dan LNK menganggap untuk mengerjakan yang di dalam
kurung terlebih dahulu, sedangkan suku yang di dalam kurung tidak dapat
dijumlahkan atau dikurangkan karena suku yang tak sejenis. Seperti pada jawaban
EY, EY sudah menguasai sifat distributif, hanya saja pada langkah berikutnya EY
melakukan kesalahan karena kurang teliti dan sulit dalam mengelompokan suku
sejenis sehingga salah dalam menyederhanakan hasilnya. Dapat dilihat bahwa siswa
masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal pada materi bentuk aljabar,
berkemampuan atas. Kesulitan tersebut terkait konsep dan prinsip pada bentuk aljabar
dan faktor penyebabnya karena siswa kurang menguasai konsep dan prinsip pada
bentuk aljabar.
30
31
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
kesimpulan yang diperoleh dari penulisan ini sebagai berikut: (1) Kesulitan siswa
kesulitan menentukan hasil pengurangan suku satu dengan suku dua, dan
kesulitan melakukan sifat distributif perkalian pada penjumlahan; (2) Faktor yang
bernilai 1, tidak dituliskan secara eksplisit, tidak mengetahui koefisien ada yang
bernilai negatif, tidak mengerti istilah variabel, tidak mengetahui untuk suku yang
tidak mengetahui konsep suku sejenis, tidak mengetahui suku sejenis juga berupa
32
bulat, tidak mengetahui konsep penjumlahan dan pengurangan pada bentuk
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan sebagai pertimbangan baik untuk sekolah,
siswa, teman-teman mahasiswa dan khusunya untuk penulis agar apa yang telah
didapat dapat dijadikan acuan untuk lebih baik kedepannya dalam mengajar kelak
sebagai berikut: (1) Bagi guru matematika agar lebih menekankan konsep dan prinsip
penulisan dan wawancara masih banyak siswa yang belum menguasai konsep dan
prinsip dalam pelajaran matematika khusunya pada materi bentuk aljabar. Diharapkan
guru agar lebih memperhatikan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan
soal terkait bentuk aljabar; (2) Bagi teman-teman mahasiswa, hasil penulisan ini
dapat dijadikan penulisan lanjutan terutama untung mengatasi kesulitan belajar siswa;
(3) Bagi penulis agar nantinya mengajarkan konsep-konsep dan prinsip matematika
dengan cara yang mudah dimengerti saat mengajar materi aljabar yang selanjutnya.
Semoga hasil penulisan ini dapat menjadi manfaat dan sekaligus pengajaran bagi
penulis sendiri saat dengan proses yang dari awal sampai akhir.
33
Daftar pustaka
https://idschool.net/smp/operasi-hitung-bentuk-aljabar/
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/mengenal-bentuk-aljabar-beserta-
operasinya-1814/
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/ybDXa4vb-pengertian-
unsur-dan-contoh-operasi-hitung-aljabar
https://www.berpendidikan.com/2022/12/pengertian-bentuk-aljabar-dan-
operasi-hitung-pada-bentuk-aljabar.html
https://caritahu.kontan.co.id/news/mengenal-aljabar-pengertian-unsur-dan-
operasi-hitung-bentuknya?page=all
34