Anda di halaman 1dari 40

KESULITAN BELAJAR SISWA

DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN OPERASI HITUNG BENTUK


ALJABAR MENGGUNAKAN METODE TGT (Team Games Tournament)
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah

memberikan nikmat-Nya. karena rahmat serta kehendak-Nya, penulis dapat

menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat beriringkan nada salam tidak lupa

penulis sanjung sajikan kepada Nabi Muhammad saw yang mana oleh beliau telah

membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan

seperti sekarang ini.

Berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan judul “kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan persoalan operasi hitung

bentuk aljabar menggunakan metode TGT (Penerapan Model Pembelajaran Teams

Games Tournament)”, yang merupakan salah satu syarat guna untuk kenaikan

pangkat. Pulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun sehingga kekurang tersebut tidak terjadi lagi dalam memperbaiki

kualitas penulisan di masa yang akan datang.

Dari penulisan makalah ini tidak semata-mata hasil jerih payah penulis

sendiri, melainkan banyak pihak yang membantu baik moral maupun spiritual. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak kepala sekolah dan Wakil kepala sekolah SMP 18 Sijunjung beserta

Stafnya yang telah ikut membantu kelancaran penulisan makalah ini.

i
2. Ibu Hasmila S.Pd selaku pembimbing yang senantiasa berkenan memberikan

masukan pikiran, serta waktunya untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan penulisan makalah ini.

3. Kepada teman-teman guru yang telah memberi masukan serta dukungan selama

penulisan makalah ini.

4. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik saat

penulisan maupun dalam menyelesaikan makalah ini secara langsung maupun

tidak langsung.

Akhirnya penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

penulis sendiri dan bagi pengemban ilmu pengetahuan. Makalah ini sepenuhnya

disadari jauh dari kata sempurna. Namun penulis telah berusaha dengan segala

kemampuan yang ada. Atas segala bantuan dan perhatian dari semua pihak, semoga

skripsi ini bermanfaat dan mendapat pahala dari Allah SWT.

Sungai Tambang, 14 Januari


2022

Penulis,

ii
iii
Dafatar isi

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 2
B. Perumusan masalah 5
C. Tujuan 5
D. Manfaat 5
BAB II tinjauan pustaka 7
A. Operasi Hitung Bentuk Aljabar 7
B. Model bentuk TGT (teams games tournaments) 13
C. Alasan 19
BAB III pembahasan 21
A. Hasil 21
B. Pembahasan 24
BAB IV kesimpulan 29
A. Kesimpulan 29
B. Saran 30
Daftar Pustaka 31

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau

hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru

sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang

peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi

lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Dalam mata

pelajaran matematika guru menjadi pusat atau sentral untuk mentransfer materi yang

akan di pelajrai, pelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang

dianggap sulit bagi siswa.

Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran pada mata pelajaran Matematika di

SMPN 18 Sijunjung khususnya siswa kelas VII lebih dari 60% mengalami kesulitan.

Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran Matematika. Peringkat nilai

Matematika menempati urutan paling bawah dari empat mata pelajaran yang diuji

secara nasional. bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan

tindakan-tindakan yang harus dilalukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep

Matematika tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu penggunaan

metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami

materi pembelajaran Matematika.

1
Demikian halnya dengan nilai yang didapat dalam pembelajaran matematika di

kelas VII SMP Negeri 18 Sijunjung. Berdasarkan dua kali tes hasil belajar yang

dikerjakan oleh siswa kelas VII diketahui hanya 9 siswa yang memperoleh nilai di

atas 75 pada ulangan pertama dan 14 siswa pada ulangan kedua. Nilai rata-rata kelas

masih di bawah 75. Nilai tersebut belum memenuhi KKM yang ditetapkan untuk

mata pelajaran matematika yaitu 75.

Dari data di atas diketahui bahwa nilai rata-rata ulangan harian matematika pada

pokok bahasan aljabar masih sangat rendah. Oleh karena itu diperlukan pemilihan

model pembelajaran yang tepat. Siswa SMP Negeri 18 Sijunjung pada umumnya

belum memiliki interaksi yang besifat kooperatif artinya belum belajar secara besama

dalam suatu kelompok, di mana siswa masih belajar secara individualistis tanpa ada

saling tukar pikiran, contoh yang terlihat dari siswa yang pintar atau siswa yang

mempunyai kemampuan lebih setelah mereka memperoleh pengajaran dari guru dan

memahami konsep yang diberikan, mereka tidak mau membimbing dan mengajarkan

temannya yang kurang memahami konsep sehingga siswa yang kurang atau minim

pengetahuannya tetap tidak ada perkembangan.

Dengan menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas kurang efektik untuk

meningkatkan prestasi siswa dalam hal ini tampak dari perilaku siswa yang

cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Untuk

mencapai tujuan ini, peran guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya

(2006:19), peran guru adalah sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola,

demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu

2
membangkitkan motivasi siswa agar aktifitas siswa dalam proses pembelajaran

berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran adalah dengan cara mengganti cara atau model pembelajaran

lebih menarik lagi dan pada pembelajaran ditemukan metode dan cara – cara yang

baru agar dapat terjadi interaksi yang menarik antara siswa dengan guru. Di antara

cara dan metode yang digunakan untuk pembelajaran materi operasi aljabar di kelas

VII SMP Negeri 18 Sijunjung dengan menggunakan sarana yang ada di sekolah

diantaranya TGT (Team Games Tournament). Dengan menggunakan turnamen

games yang mana siswa bersaing dengan anggota tim lain. Dengan model

pembelajaran ini diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasinya.

TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa

dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan lima sampai enam siswa

yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.

Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri atas lima langkah tahapan

yaitu: pertama, tahap penyajian kelas. Bahan ajar dalam TGT mula – mula

diperkenalkan melalui presentasi kelas. Kedua, belajar dalam kelompok. Siswa

ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan lima sampai

enam siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang

berbeda. Ketiga, kuis (games). Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui

apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi.

Permainan pada setiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut.

Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang

3
pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil

kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca

soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain.

Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan dalam soal.

Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan

hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah

itu, pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada

pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan

jawaban benar. Jika pemain semua menjawab salah, maka kartu dibiarkan saja.

Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis

dibacakan, di mana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam

satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Di

sini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus

mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal

dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan

membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada

peserta lain.

Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung

jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan

tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok

asalnya dan melaporkan poin yang telah diperoleh berdasarkan tabel yang telah

4
disediakan. Setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin

yang diperoleh kepada ketua kelompok . Ketua kelompok memasukkan poin yang

diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian

menentukan kriteria penghargaan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja kesulitan dan penyebab kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari

materi menyelesaikan persoalan operasi bentuk aljabar menggunakan metode

(Team Games Tournament)?

2. Bagaimana alternatif solusi dari kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam

mempelajari materi menyelesaikan persoalan operasi bentuk aljabar

menggunakan metode (Team Games Tournament)?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas diperoleh tujuan dari penulisan sebagai

berikut :

1. Untuk menemukan kesulitan belajar dan penyebab kesulitan yang dialami

siswa SMP dalam mempelajari materi operasi bentuk aljabar.

2. Untuk menemukan alternatif pemecahan dalam kesulitan-kesulitan yang

dialami siswa dalam mempelajari materi operasi bentuk aljabar.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat:

5
1. Bagi guru, makalah ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan

proses pembelajaran pada materi operasi bentuk aljabar.

2. Bagi guru lain, hasil penulisan ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan

pembelajaran yang sama

3. Bagi siswa, makalah ini bermanfaat untuk meningkatkan keaktifan dalam

proses pembelajaran dengan mempergunakan media pembelajaran benda asli,

karena suasana pembelajaran menyenangkan, motivasi belajar siswa

meningkat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Operasi Hitung Bentuk Aljabar

Operasi hitung bentuk aljabar merupakan bentuk operasi hitung yang biasanya

melibatkan suatu variabel. Bentuk variabel umumnya dinyatakan dalam huruf kecil

seperti a, b, c, x, y, dan lain sebagainya. Di mana variabel-variabel dapat dilakukan

operasi hitung seperti pada operasi bilangan pada umumnya seperti. Operasi hitung

bentuk aljabar dapat berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian.

Bahkan operasi hitung bentuk aljabar juga termasuk untuk pemfaktoran.

Cara melakukan operasi hitung bentuk aljabar tidak jauh berberbeda dengan

operasi hitung bilangan. Diketahui bahwa satu apel ditambah dengan dua apel sama

dengan tiga apel Jika apel diganti dengan suatu variabel, misalnya adalah x maka

pernyataan menjadi satu x (x) ditambah dua x (2x) sama dengan tiga x (3x). Secara

matematis, pernyataan tersebut dapat ditulus x + 2x = 3x.

Ada tiga sifat yang dipenuhi operasi hitung bentuk aljabar. Ketiga sifat tersebut

antara lain sifat komutatif, asosiatif, dan distributive:

1. Sifat Komutatif

a + b = b + a, dengan a dan b ∊ R (bilangan riil)

2. Sifat Asosiatif

(a + b) + c = a + (b + c) dengan a, b, dan c ∊ R (bilangan riil)

3. Sifat Distributif

a(b + c) = ab + ac, dengan a, b, dan c ∊ R (bilangan riil)

8
Aljabar merupakan salah satu materi dasar yang penting untuk dipelajari dalam

pembelajaran matematika. Dilansir dari Akupintar, aljabar adalah bagian dari ilmu

matematika yang meliputi ilmu bilangan, geometri, dan analisis. Bentuk aljabar

mengandung huruf-huruf atau yang biasa disebut variabel. Tak cuma itu, masih ada

unsur-unsur lain yang menjadi ciri khas materi ini. Lantas, apa sajakah itu? Berikut

ulasannya:

Unsur-unsur aljabar

Untuk memudahkan pemahaman Sobat Medcom mengenai unsur-unsur aljabar,

perhatikan bentuk aljabar sebagai berikut: 2x + 7

Dari bentuk soal itu, terdapat tiga macam unsur pendiri aljabar, yakni:

1. Variabel

Variabel merupakan lambang pengganti nilai yang belum diketahui. Unsur ini

biasanya dituliskan dengan huruf abjad. Dari contoh di atas, yang termasuk variabel

adalah huruf x.

2. Koefisien

Koefisien merupakan angka yang biasanya mengiringi variabel. Unsur ini terletak

di depan huruf. Dari contoh di atas, yang termasuk koefisien adalah 2.

3. Konstanta

Konstanta adalah angka yang berdiri sendiri dalam sebuah persamaan, di mana

tidak ada huruf atau variabel yang mengikutinya di belakang. Dari contoh di atas,

yang termasuk konstantas adalah 7.

9
4. Suku

Suku merupakan bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan operasi hitung.

Dalam hal ini, operasi hitung yang dimaksud memuat dua atau lebih variabel. Sebagai

contoh, 2x + 4x + 7 atau 2x + 4y + 7

Berdasarkan kedua contoh tersebut, dapat dikatakan bahwa suku terbagi menjadi

dua macam, yaitu suku sejenis dan suku tak sejenis. Suku sejenis adalah suku-suku

dalam bentuk aljabar yang mempunyai variabel yang sama, sehingga dapat

dijumlahkan atau dikurangkan. Contohnya, 2x dan 4x Sedangkan, suku tak sejenis

adalah suku-suku dalam bentuk aljabar yang mempunyai variabel yang berbeda. Jenis

suku ini tidak bisa dijumlahkan atau dikurangkan. Adapun contohnya ialah 2x da 4y.

Berbicara tentang operasi hitung, terdapat empat macam jenis yang bisa

diaplikasikan dalam aljabar. Yakni penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian. Berikut masing-masing penjelasan beserta contoh soalnya:

a. Penjumlahan dan Pengurangan

Penjumlah dua apel dan tiga nanas, hasilnya bukan lima apel, bukan pula

lima nanas. Hasilnya akan tetap dua apel dan tiga nanas. Apa hubungannya

dengan apel dan nanas? Hal ini sebagai pemisalan, misalkan apel mewakili

variabel x dan nanas mewakili variabel y. Hasil penjumlahan dari 2x dan 3y

bukan 5x atau 5y. Hasilnya akan tetap 2x dan 3y.

10
Simak penjelasan lebih lanjut tentang penjumlahan dan pengurangan

operasi bentuk aljabar di bawah. Akan diberikan contoh salah yang sering

dilakukan, juga contoh yang benar.

Contoh Salah: (kesalahan yang sering dilakukan)

8x ‒ 5y = 3x

8y ‒ 5y + 3x = 6y

8x ‒ 5x + 3y = 6x

Contoh Benar: (hasil yang benar)

8x ‒ 5y = 8x ‒ 5y

8y ‒ 5y + 3x = 3y + 3x

8x ‒ 5x + 3y = 3x + 3y

Perhatikan variabelnya baik-baik, operasi penjumlahan dan pengurangan hanya

berlaku pada variabel yang sama.

b. Perkalian bentuk aljabar

Pembahasan di atas telah mengulas penjumlahan dan pengurangan pada operasi

bentuk aljabar, sekarang bagaimana untuk perkalian? Prinsipnya sama dengan

perkalian seperti pada perkalian bilangan. Perkalian 2 dengan 3 adalah 6, perkalian 5

dengan 6 adalah 30. Hal yang sama juga berlaku untuk perkalian variabel. Perkalian x

dan y menghasilkan xy, sedangkan perkalian x dan x adalah x * x = x2. Di sini,

idschool akan menunjukkan cara mengalikan pada operasi bentuk aljabar.

c. Perkalian satu suku dan dua suku

Perhatikan cara untuk mengalikan satu suku dengan dua suku pada gambar berikut!

11
Contoh Salah: (kesalahan yang sering dilakukan)

2(x ‒ y) = 2xy

3x(2x ‒  y) = 6x ‒  3xy

Contoh Benar: (hasil yang benar)

2(x ‒ y = 2x ‒  2y

3x(2x ‒ y) = 6x2 ‒ 3xy

d. Perkalian dua suku dengan dua suku

Perhatikan cara mengalikan dua suku pada gambar berikut!

Contoh Salah: (kesalahan yang sering dilakukan)

(x + 3)(2x + 4) = 2x + 12

(x + 1)(x ‒ 4) = x ‒ 4

(a + b)2 = a2 + b2

(a + b)(a ‒ b) = a2 + b2

(a + b)(c + d) = ac + bd

12
Contoh Benar: (hasil yang benar)

(x + 3)(2x + 4) = 2x2 + 4x + 6x + 12 = 2x2 + 10x + 12

(x + 1)(x ‒ 4) = x2 ‒ 4x + x ‒ 4 = x2 ‒ 3x ‒ 4

(a + b) 2 = (a + b)(a + b) = a2 + ab + ab + b2 = a2 + 2ab + b2

(a+b)(a‒b) = a2 ‒ ab + ab ‒ b2 = a2 ‒ b2

(a + b)(c + d) = ac + ad + bc + bd

e. Pembagian bentuk aljabar

Berikutnya adalah operasi hitung bentuk aljabar untuk operasi pembagian. Akan

ditunjukkan pembagian pada contoh cara melakukan pembagian yang salah dan

contoh cara melakukan pembagian yang benar.

Contoh Salah: (kesalahan yang sering dilakukan)

6xy/3y = 2xy

6x ‒ 6y/3 = 2x ‒ 6y

8x/2y = 4x

Contoh Benar: (hasil yang benar)


6xy
/3y = 2x

/3 = 2x ‒ 6y
(6x ‒ 6y)

8x
/2y = 4x/y

Penting: Hati-hati dengan pembagian dengan penyebut atau pembilang yang terdapat

penjumlahan seperti (6x ‒ 6y)/3.

13
f. Perpangkatan bentuk aljabar

Perpangkatan merupakan perkalian bilangan sampai bilangan tertentu. Pada

perpangkatan variabel juga berlaku demikian, perpangkatan ditunjukkan pada

bilangan kecil di atas variabel. Akan ditunjukkan pembagian pada contoh cara

melakukan perpangkatan yang salah dan contoh cara melakukan perpangkatan yang

benar.

Contoh Salah: (kesalahan yang sering dilakukan)

(x + y)2 = x2 + y2

(x ‒ y)2 = x2 ‒ y2

(2x)5 = 2x5

Contoh Benar: (hasil yang benar)

(x + y)2 = x2 + 2xy + y2

(x ‒ y)2 = x2 + 2xy ‒ y2

(2x)5 = 2 5 . x5 = 32x5

B. Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments)

Teams Games Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David

Devries dan Keith Edwards, model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan untuk

menghadapi kemampuan siswa yang heterogen, di dalamnya siswa diberi kesempatan

untuk melakukan kolaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok

untuk memecahkan suatu permasalahan. Masing-masing kelompok beranggotakan

14
empat atau lima orang siswa yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin dan

lain-lain yang heterogen. Tipe ini mengandung unsur permainan yang bisa

menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement (Penguatan).

Aktifitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat

belajar lebih santai disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran,

kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Sintaks Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) menurut Slavin (Tukiran

Taniredja, 2011:67) yaitu sebagai berikut :

a. Presentasi Kelas (Class Pressentation).

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam persentasi kelas, ini

merupakan pengajaran langsung seperti yang sering digunakan atau diskusi

pelajaran yang dipimpin oleh guru. Ketika penyajian materi berlangsung mereka

sudah berada dalam kelompoknya maasing- masing.

b. Kelompok (Teams).

Kelompok biasanya terdiri dari 4-6 orang siswa. Fungsi kelompok adalah untuk

lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus

mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada

saat games.

c. Permainan (Games).

Permainannya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan

dirancanguntuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di

15
kelas dan pelaksanaan kerja tim. Games tersebut dimainkan diatas meja dengan

masing-masing siswa mewakili tim yang berbeda. Setiap siswa mengambil kartu

yang diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor pada

kartu tersebut.

d. Turnamen (Tournament).

Turnamen adalah sebuah sruktur dimana game berlangsung. Biasanya

berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan

presentasi kelas dan tim-tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar

kegiatan.

e. Pengakuan Kelompok (Teams Recognition).

Guru kemudian mengumumkan kelompok terbaik, masing-masing tim akan

mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang

ditentukan. Tim mendapat julukan ”Super Team” jika perolehan skor 50 atau

lebih, “Great Team” jika perolehan skor mencapai 45-49, dan “Good Team” jika

perolehan skor mencapai 40-44.

Tabel 1.1 Perhitungan Poin Permainan untuk Empat Pemain

Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu yang


Diperoleh
Top Scorer 40

High Middle Scorer 30

Low Midddle Scorer 20

Low Scorer 10

16
Tabel 1.2 Perhitungan Poin Permainan untuk Tiga Pemain

Pemain dengan
Poin Bila Jumlah Kartu yang Diperoleh
Top Scorer 60

Midddle Scorer 40

Low Scorer 20

Tabel 1.3 Kriteria Penghargaan Kelompok

Kriteria (Rerata Kelompok )


predikat
30 – 39 Tim Kurang Baik

40 – 44 Tim Baik

45 – 49 Tim Baik Sekali

50 ke atas Tim Istimewa

Sumber: Fathurrohman (2015:59)

17
Tabel 2.1 Langkah-langkah atau Fase-fase Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Times Games Tournament (TGT),Shoimin (2016:205)

Untuk ilustrasi turnamen dapat dilihat pada skema dibawah ini.

Gambar 2.1. Bagan penempatan siswa ke meja turnamen

(Adaptasi Slavin, 2008:168)

18
Untuk melakukan turnamen akademik, siswa ditempatkan pada meja

turnamen atau “tournament table” dengan pengaturan beberapa siswa

berkemampuan tinggi dari tiap-tiap kelompok di tempatkan pada meja I, siswa

berkemampuan sedang pada meja II dan III, kemudian siswa berkemampuan

rendah pada meja IV

Gambar 2.2. Bagan putaran permainan pada meja turnamen

Pembaca
Ambil kartu dan carilah soal yang
berhubungan dengan nomor tersebutpada
lembar permainan.
Bacalah pertanyaannya dengan keras.
Cobalah untuk menjawab.

Penantang I
Menantang jika memang dia
mau(danmemberikan jawaban
berbeda)atau boleh melewatinya.

Penantang II
Boleh menantang jika penantang I melewati, dan jika dia memang mau. Apabila semua penantang
sudah menantang atau melewati, penantang II memeriksa lembar jawaban. Siapa pun yang
jawabannya benar berhak menyimpan kartunya. Jika si pembaca salah, tidak ada sanksi, tetapi jika
kedua penantangnya salah, maka dia harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkannya
kedalam kotak, jika ada.

19
Adapun kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Turnaments (TGT) (Tukiran, 2011:72) adalah :

1. Dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan

pendapatnya;

2. Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi;

3. Perilaku mengganggu terhadap siswa lain menjadi lebih kecil;

4. Motivasi belajar siswa bertambah;

5. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi sesama siswa;

Sedangkan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnaments (TGT)

(Tukiran, 2011:73) adalah :

1. Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut serta

menyumbangkan pendapatnnya;

2. Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran;

3. Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak dapat mengelola kelas

C. Alasan

Alasan dipilihnya materi Operasi hitung bentuk aljabar karena siswa

masih banyak yang keliru mengerjakan soal yaitu dalam menyamakan

penyebut untuk masing-masing Operasi hitung bentuk aljabar perpangkatan,

perkalian bentuk aljabar, perkalian, perkalian satu suku dan dua suku,

sehingga menyebabkan hasil belajar siswa kurang baik. Hal ini terlihat dari

hasil ulangan harian siswa kelas VII SMP Negeri 18 Sijunjung, siswa

perempuan memperoleh rata- rata 56,29 dan siswa laki-laki memperoleh nilai

rata-rata 51.

20
Alasan dipilihnya SMP Negeri 18 Sijunjung sebagai tempat penulisan

makalah ini karena di sekolah ini belum pernah menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament sebagai pembelajaran

pada materi pecahan. Oleh karena itu, diharapkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe teams games tournament dapat membantu siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran matematika sehingga memperoleh hasil belajar

lebih baik.

21
22
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan indikator Pencapaian dalam menemukan konsep aljabar hasil

penulisan menunjukkan berbagai kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan

soal pada materi bentuk aljabar Kesulitan yang dialami meliputi: kesulitan

mengidentifikasi variabel; kesulitan menentukan hasil operasi penjumlahan dan

pengurangan suku tak sejenis; kesulitan menentukan hasil pegurangan suku satu

dengan suku dua; kesulitan melakukan sifat distributive perkalian pada penjumlahan.

Kesulitan yang dialami antara lain: kesulitan mengidentifikasi koefisien; kesulitan

mengidentifikasi variabel; kesulitan mengidentifikasi suku sejenis; kesulitan

menentukan hasil operasi penjumlahanan pengurangan suku tak sejenis; kesulitan

menentukan hasil pegurangan suku satu dengan suku dua; kesulitan melakukan sifat

distributif perkalian pada penjumlahan.

AS mengalami kesulitan mengidentifikasi koefisien; kesulitan

mengidentifikasi variabel; kesulitan mengidentifikasi suku sejenis; kesulitan

melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada suku yang bernilai positif

dan bernilai negatif; kesulitan menentukan hasil operasi penjumlahan dan

pengurangan suku tak sejenis; kesulitan menentukan hasil pegurangan suku satu

dengan suku dua; kesulitan melakukan sifat distributif perkalian pada

penjumlahan. Kesulitan yang dialami ARA meliputi: kesulitan mengidentifikasi

koefisien; kesulitan mengidentifikasi variabel; kesulitan mengidentifikasi suku

23
sejenis; kesulitan menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan suku

tak sejenis; kesulitan menentukan hasil pegurangan suku satu dengan suku dua;

kesulitan melakukan sifat distributif perkalian pada penjumlahan. Sedangkan

kesulitan yang dialami DA meliputi: kesulitan mengidentifikasi koefisien;

kesulitan mengidentifikasi variabel; kesulitan mengidentifikasi suku sejenis;

kesulitan menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan suku tak

sejenis; kesulitan menentukan hasil pegurangan suku satu dengan suku dua;

kesulitan melakukan sifat distributif perkalian pada penjumlahan. Subjek terakhir

yaitu LNK mengalami kesulitan antara lain: kesulitan mengidentifikasi koefisien;

kesulitan mengidentifikasi variabel; kesulitan mengidentifikasi suku sejenis;

kesulitan menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan suku tak

sejenis; kesulitan menentukan hasil pegurangan suku satu dengan suku dua;

kesulitan melakukan sifat distributif perkalian pada penjumlahan.

24
Kesulitan yang dialami siswa disebabkan oleh berbagai hal dari hasil

yang diperoleh penyebab-penyebab kesulitan yang dialami oleh subjek

25
B. Pembahasan

Data hasil penulisan ini yang akan dibahas adalah kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal pada materi bentuk aljabar dan faktor penyebab kesulitan

dalam menyelesaikan soal materi operasi hitung pada bentuk aljabar.

26
Dari hasil tes dan wawancara dapat dilihat siswa mengalami kesulitan

dalam menyelesakan soal bentuk aljabar, salah satunya siswa masih kesulitan

dalam mengidentifikasi koefisien pada soal nomor 1a. Hal tersebut dikarenakan

siswa tidak mengetahui definisi koefisien seperti subjek LNK, dengan alasan

sudah lupa sehingga tidak menjawab sama sekali. Sesuai dengan pendapat Cooney

bahwa kesulitan siswa mengungkapkan konsep antara lain karena

ketidakmampuan untuk menyatakan arti dari istilah yang mewakili konsep

tertentu. Penyebab kedua, siswa seperti yang dijawab oleh AS, ARA, DA tidak

mengetahui koefisien bernilai 1, tidak dituliskan secara eksplisit sehingga siswa

menganggap suku tersebut tidak memiliki koefisien. Penyebab ketiga, siswa tidak

mengetahui bahwa koefisien ada yang bernilai negatif, sehingga siswa

menganggap semua koefisien bernilai positif seperti jawaban AS, FMS, ARA,

DA.

Mengidentifikasi variabel pada bentuk aljabar yang diberikan pada soal

nomor 1b juga merupakan suatu kesulitan bagi siswa. Siswa mengalami kesulitan

dikarenakan dalam mengidentifikasi variabel tidak mengetahui untuk suku yang

memiliki variabel lebih dari satu, siswa harus menuliskan variabel-variabelnya

dan pangkat dari variabel tidak perlu dicantumkan dalam mengidentifikasi

variabel, seperti yang dilakukan EY, FMS, AS, ARA, DA. Sedangkan LNK tidak

mengetahui sama sekali dengan istilah variabel dengan alasan lupa sehingga LNK

tidak menjawabnya. Dapat dilihat bahwa yang mengalami kesulitan mengidentifikasi

variabel dialami oleh seluruh subjek penulisan. Siswa juga mengalami kesulitan

27
mengdentifikasi suku sejenis pada bentuk aljabar pada soal nomor 1c. Hal tersebut

pertama dikarenakan siswa tidak mengetahui konsep suku sejenis, siswa tidak

mengetahui bahwa suku tersebut ada yang bernilai negatif dan positif seperti yang

dilakukan FMS, dan ARA. Kedua, dikarenakan siswa tidak mengetahui suku sejenis

juga berupa konstanta, siswa menganggap bahwa suku yang sejenis yang memiliki

variabel, seperti AS, DA, dan LNK.

Melakukan operasi penjumlahan pada bentuk aljabar juga menjadi

kesulitan bagi siswa, yaitu pada suku bernilai positif dan bernilai negatif. Subjek

AS dan LNK menganggap pada soal nomor 2a ada proses perkalian yang

dilakukan oleh AS dan LNK pada bentuk soal operasi penjumlahan. Penyebabnya

dikarenakan siswa kurang menguasai konsep operasi penjumlahan pada bilangan

bulat seperti kesalahan yang dilakukan oleh AS dan LNK. Dapat dilihat bahwa

yang mengalami kesulitan melakukan operasi penjumlahan pada bentuk aljabar

yaitu pada suku yang bernilai positif dan bernilai negatif hanya dialami siswa

kemampuan sedang dan kemampuan bawah. Siswa juga mengalami kesulitan

melakukan operasi pengurangan pada bentuk aljabar yaitu pada suku yang bernilai

positif dan bernilai negatif seperti AS dan LNK. Hal tersebut dikarenakan siswa

tidak menguasai konsep pengurangan pada bilangan bulat. Menentukan hasil operasi

penjumlahan dan pengurangan suku tak sejenis pada bentuk aljabar juga merupakan

kendala bagi keenam siswa. Pada jawaban siswa pada soal nomor 2b dapat dilihat

bahwa siswa menganggap untuk soal penjumlahan dan pengurangan suku yang

memiliki variabel berbeda, dengan menjumlahkan dan mengurangkan koefisiennya,

28
lalu mengalikan variabelya seperti yang dilakukan keenam subjek penulisan. Hal ini

dikarenakan siswa tidak mengetahui konsep penjumlahan dan pengurangan pada

bentuk aljabar yaitu penjumahan dan pengurangan pada bentuk aljabar hanya dapat

dilakukan untuk suku yang sejenis.

Kesulitan melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada suku

satu dengan suku dua pada soal nomor 2c juga dialami siswa, seperti yang

dilakukan AS mengalikan suku satu dengan suku dua tersebut. Langkah awal

yang dilakukan AS tersebut sudah salah, sedangakan DA dan LNK tidak

menjawab dengan alasan karena tidak mengetahui langkahnya. Dapat dilihat siswa

tersebut mengalami kesulitan dikarenakan tidak mengetahui prosedurnya.

Sedangkan untuk melakukan operasi pengurangan pada suku satu dengan suku

dua pada soal nomor 2c, yang mengalami kesulitan adalah keenam siswa. Siswa

mengalami kesulitan karena tidak menguasai konsep pengurangan pada bentuk

aljabar. Pada saat menjabarkan proses pengurangan seperti kesalahan yang

dilakukan oleh EY, FMS, ARA, hanya mengurangkan dengan , pada

hasil akhirnya ditambah dengan 18 sedangkan AS, DA, LNK tidak mengetahui

prosedurnya sehingga tidak menjawab.

Siswa juga mengalami kesulitan saat melakukan operasi perkalian suku

satu dengan suku dua pada soal nomor 3b, yaitu kesulitan melakukan sifat

distributif perkalian pada penjumlahan karena tidak menguasai sifat distributif

perkalian pada penjumlahan seperti kesalahan yang dilakukan FMS. Selain itu

juga dikarenakan siswa tidak mengetahui prosedurnya, akibatnya seperti ARA,

29
AS dan LNK menganggap untuk mengerjakan yang di dalam kurung terlebih

dahulu, padahal suku yang di dalam kurung adalah suku tak sejenis. Hal ini

menunjukan, siswa tidak mengetahui konsep suku tak sejenis.

Melakukan operasi perkalian pada bentuk aljabar suku dua dengan suku dua pada

soal nomor 3c juga menjadi kendala bagi siswa, yaitu kesulitan melakukan sifat

distributif perkalian pada penjumlahan dikarenakan siswa tidak menguasai sifat

distributif perkalian pada penjumlahan atau pengurangan seperti yang dilakukan oleh

DA. Sedangkan ARA, AS dan LNK mengalami kesulitan selain dikarenakan tidak

menguasai sifat distributif perkalian pada penjumlahan atau pengurangan juga

dikarenakan melakukan prosedur yang salah, karena tidak mengetahui konsep suku

tak sejenis. ARA, AS dan LNK menganggap untuk mengerjakan yang di dalam

kurung terlebih dahulu, sedangkan suku yang di dalam kurung tidak dapat

dijumlahkan atau dikurangkan karena suku yang tak sejenis. Seperti pada jawaban

EY, EY sudah menguasai sifat distributif, hanya saja pada langkah berikutnya EY

melakukan kesalahan karena kurang teliti dan sulit dalam mengelompokan suku

sejenis sehingga salah dalam menyederhanakan hasilnya. Dapat dilihat bahwa siswa

masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal pada materi bentuk aljabar,

baik dari siswa berkemampuan bawah, berkemampuan menengah, dan

berkemampuan atas. Kesulitan tersebut terkait konsep dan prinsip pada bentuk aljabar

dan faktor penyebabnya karena siswa kurang menguasai konsep dan prinsip pada

bentuk aljabar.

30
31
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan masalah, tujuan, hasil penulisan dan pembahasan, maka

kesimpulan yang diperoleh dari penulisan ini sebagai berikut: (1) Kesulitan siswa

dalam mempelajari bentuk aljabar adalah kesulitan menggunakan konsep dan

prinsip. Adapun kesulitan menggunakan konsep, yaitu: kesulitan mengidentifikasi

koefisien, kesulitan mengidentifikasi variabel, kesulitan mengidentifikasi suku

sejenis, dan kesulitan menggunakan prinsip, yaitu: kesulitan melakukan operasi

penjumlahan dan pengurangan pada suku yang bernilai negatif, kesulitan

menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan suku tak sejenis,

kesulitan menentukan hasil pengurangan suku satu dengan suku dua, dan

kesulitan melakukan sifat distributif perkalian pada penjumlahan; (2) Faktor yang

menyebabkan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi bentuk

aljabar adalah tidak mengerti definisi koefisien, tidak mengetahui koefisien

bernilai 1, tidak dituliskan secara eksplisit, tidak mengetahui koefisien ada yang

bernilai negatif, tidak mengerti istilah variabel, tidak mengetahui untuk suku yang

memiliki variabel lebih dari satu, harus menuliskan variabel-variabelnya dan

pangkat dari variabel tidak perlu dicantumkan dalam mengidentifikasi variabel,

tidak mengetahui konsep suku sejenis, tidak mengetahui suku sejenis juga berupa

konstanta, tidak menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan pada bilangan

32
bulat, tidak mengetahui konsep penjumlahan dan pengurangan pada bentuk

aljabar, tidak menguasai sifat distributif perkalian pada penjumlahan.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan sebagai pertimbangan baik untuk sekolah,

siswa, teman-teman mahasiswa dan khusunya untuk penulis agar apa yang telah

didapat dapat dijadikan acuan untuk lebih baik kedepannya dalam mengajar kelak

sebagai berikut: (1) Bagi guru matematika agar lebih menekankan konsep dan prinsip

matematika yang mudah dimengerti dalam mengajar, karena berdasarkan hasil

penulisan dan wawancara masih banyak siswa yang belum menguasai konsep dan

prinsip dalam pelajaran matematika khusunya pada materi bentuk aljabar. Diharapkan

guru agar lebih memperhatikan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan

soal terkait bentuk aljabar; (2) Bagi teman-teman mahasiswa, hasil penulisan ini

dapat dijadikan penulisan lanjutan terutama untung mengatasi kesulitan belajar siswa;

(3) Bagi penulis agar nantinya mengajarkan konsep-konsep dan prinsip matematika

dengan cara yang mudah dimengerti saat mengajar materi aljabar yang selanjutnya.

Semoga hasil penulisan ini dapat menjadi manfaat dan sekaligus pengajaran bagi

penulis sendiri saat dengan proses yang dari awal sampai akhir.

33
Daftar pustaka

https://idschool.net/smp/operasi-hitung-bentuk-aljabar/

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/mengenal-bentuk-aljabar-beserta-

operasinya-1814/

https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/ybDXa4vb-pengertian-

unsur-dan-contoh-operasi-hitung-aljabar

https://www.berpendidikan.com/2022/12/pengertian-bentuk-aljabar-dan-

operasi-hitung-pada-bentuk-aljabar.html

https://caritahu.kontan.co.id/news/mengenal-aljabar-pengertian-unsur-dan-

operasi-hitung-bentuknya?page=all

34

Anda mungkin juga menyukai