TINDAKAN KELAS
Oleh :
Virgana dan Samin
NIP:
Syukur Alhamdulillah laporan penelitian tindakan kelas ini dpat diselesaikan dengan
izin yang Maha Kuasa Allah subhana wataala, penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
pada bulan Oktober 2020 pada kelas 7 SMP Negeri 239 Jakarta.
Untuk itu penulis mengucapkan terimaksih disampaikan kepada Bapak kepalas sekolah
SMP Negeri 239 Jakarta, dan pengawas sekolah yang telah membina guru-guru SMP
Negeri 239 Jakarta. Demikian juga terimakasih untuk rekan guru dan semua sisw apada
SMP Negeri 239 Jakarta. Apaibla terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini,
Penulis
Samin SPd
NiP:
DAFTAR ISI
Bagian Pembuka
1. Halaman Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Daftar Lampiran
B. Bagian Isi
BAB I PENDAHULUAN
B Perumusan Masalah
C Tujuan Penelitian
D Manfaat Penelitian
A Landasan Teori
C. Kerangka Berfikir
D Hipotesis Tindakan
A Setting Penelitian
B Subjek Penelitian
C Sumber Data
E Validasi Data
F Analisis Data
G Indikator Kinerja
H Prosedur Penelitian
PEMBAHASAN
B Deskripsi Siklus I
E Hasil Penelitian
BAB V PENUTUP
A Simpulan
B Saran
Bagian Penunjang
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran-lampiran
BAB I PENDAHULUAN
pada satuan pendidikan, dengan unsur-unsur yang terkandung didalamnya yaitu dengan 8
standart pendidikan dengan Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: a. standar isi;
pendidikan sebenarnya ada pada satuan pendidikan dengan guru sebagai peran utamanya,
guru yang professional dengan kondisi seperti apapun dapat memberikan pembelajaran
yang bermutu dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku, apalagi dengan adanya
undang-undang nomor 14 tahun 2005, bahwa seorang guru harus mempunyai empat
kompetesi yaitu kompetensi professional, pedagogic, personal, dan social . Semua empat
yang bermutu, akan tetapi kompetensi pedagogic merupakan factor dominan dalam
pembelajaran yang disukai oleh siswa. Bahan ajar, sarana prasarana, dan komponen lain
bisa sama, tetapi bagaimana mengolah unsur-unsur tadi maka sajian dapat berbeda.
Bagaikan seorang koki mengolah bahan dasar bisa sama, tetapi rasa makanan bisa
berbeda. Dalam rangka mencapai prestasi belajar siswa yang terbaik, seorang guru tidak
mungkin memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran yang sama, untuk
Pada umumnya hasil belajar matematika siswa sekolah menengah pertama belum
memuaskan, hal ini disebabkan beberapa factor diantaranya kurangnya minat siswa
belajar matematika sehingga siswa belajar matematika kurang serius. Factor lain adalah
pemebelajaran dengan beberapa siklus seperti yang tercantum pada prisif Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Sulipan (2015) menyatakan bahwa secara lebih luas penelitian
tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan
tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti
dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi
dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik, yaitu dengan meningkatnya
B Perumusan Masalah
model pembelajaran cooperative learning type JISAW dengan beberapa siklus dapat
C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar melalui tindakan kelas
melalui pembelajaran beberapa siklus.
D Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar secara
terus menerus, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar dengan KKM yang
meningkat.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A Landasan Teori
Penelitian tindakan kelas adalah upaya guru dalam rangka memperbaiki proses belajar
mengajar, sehingga diharapkan anak didik dapat mencapai hasil belajar yang baik melalui
siswa. Jika terdapat siswa yang pasif bagaimana sikap guru untuk melibatkan siswa
tersebut untuk bias terlibat dalam pembelajaran. Widayati (2008) mengatakan bahwa
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilakukan melalui
dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6
orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.”
3. Jigsaw
Dalam model pembelajaran Kooperative tipe Jigsaw, di mana siswa dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil yang disebut kelompok awal, yang masing-masing kelompok terdiri dari empat
anggota. Keempat anggota diberikan tugas materi yang berbeda; kemudian, mereka membentuk
kelompok baru yang disebut sekelompok ahli, yaitu, anggota kelompok memiliki tugas (materi)
yang sama dan mendiskusikan materi dengan pencapaian semua anggota kelompok untuk
memahami materi yang ditetapkan. Setelah itu, mereka kembali ke kelompok asli untuk
menjelaskan materi secara bergantian dalam kelompok asli. Pembelajaran Koperasi Jigsaw
memungkinkan interaksi antar siswa, sehingga mereka terlibat. Oleh karena itu, pembelajaran
koperasi sangat dekat dengan interaksi sosial antar siswa yang tidak berwujud keterampilan sosial.
Dalam penerapan teknik Jigsaw, siswa terpisah dari kelompok mereka dan membentuk kelompok
baru. Metode "Mosaik" (teknik Jigsaw) telah digunakan dalam proses pendidikan di
banyak negara di semua benua, baik dalam studi mata pelajaran kurikulum tertentu
maupun dalam berbagai kegiatan sosial. Metode ini dapat meningkatkan kinerja murid
kolaboratif.
5. Hasil Belajar
Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan berhasil atau tidak dapat
ditinjau dari proses pembelajaran itu sendiri dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Pembelajaran dikatakan berhasil jika terjadi perubahan pada diri siswa yang terjadi akibat
belajar. Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.
Menurut Susanto (2013:5) ”Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa,baik yang menyangkut aspek kognitif,afektif,dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar.” Dengan demikian hasil belajar dikatakan berhasil jika terjadi
siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang berkenaan dengan materi suatu
mata pelajaran”. Hasil belajar ini dapat diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.
Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan.
Sehingga kualitas belajar matematika adalah mutu atau tingkat prestasi yang dicapai
Dari definisi di atas, serta definisi-definisi tentang belajar, hasil belajar, dan matematika,
maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah
merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam
Peneletian terdahulu yang relevan dilakukan oleh Kahar et al. (2020) terdapat
belajar matematika siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1
Kota Sorong.
C. Kerangka Berfikir
menunjukkan bahwa pendekatan dengan model ini jauh lebih baik dibandingkan
pendekatan yang lain, dimana suksesnya pembelajaran kooperatif ditunjukkan oleh dua
faktor penting: (1) kelompok belajar harus menunjukkan pembelajaran yang aktif melalui
interaksi diskusi kelompok; dan (2) guru harus berhati-hati merancang serta mengatur
penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar menggunakan model pembelajaran
Cooperative tipe Jigsaw pada siswa kelas VII SMP Negeri 239 Jakarta dengan beberapa
siklum pembelajaran
D. Hipotesis Tindakan
B Subjek Penelitian
Sampel penelitian ini sebanyak 36 siswa kelas 7 SMP Negeri 239 Jakarta
C Metode Penelitian
yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif (me-ngulas secara kritis) dengan
dilaksanakan. hasil refleksi pada siklus pertama merupakan acuan bagi guru
D. Kegiatan Pembelajaran
Pada masa covid 19 pembelajaran tatap muka tdidak dapat dilakukan, oleh karena
dengan kegiatan guru menjelaskan materi, memberikan contoh soal, dan mengerjakan
soal. Berdasarkan hasil pengamatan, seperti siswa pada umumnya kurang menyukai
matematika apalagi kalau sudah materi dengan adanya variable x dan y atau
perumpamaan lainnya, sehingga motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
proses pembelajaran terlihat kurang bersemangat, hanya beberapa siswa saja seperti
biasanya yang aktif pada pembelajaran sebelumnya. Materi pembelajaran pada pra-siklus
adalah:
siklus II adanya perlakuan tindakan dengan pembelajaran cooperative learning tipe Stad.
angota kelompok. Materi pembelajaran pada siklus II adalah Kondisi pengetahuan awal
siswa kelas 7 SMP Negeri 239 yang merupakan siswa di bawah pembinaan penulis,
sebelum diberikan tindakan kelas hasil tes, persentasi yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) masih rendah. Nilai KKM pada SMP Negeri 239 Jakarta ditetapkan
adalah 75. Hasil tes matematika kelas 7 H pada Pra-siklus sebelum dilakukan tindakan
oleh guru, artinya guru masih menggunakan metode bempelajaran konvensional, hasil tes
N Jeni
o Nama s Nilai KKM
1 Abdi Dzaki L 70 Belum
Adhi
2 L
Praptiatmoko 65 Belum
3 Adinda Hanifah P 60 Belum
Adissa Hawa
4 P
Razany 75 Tercapai
5 Agus Ardiansyah L 75 Tercapai
Anamaria Tirta
6 P
Ayu 65 Belum
Andini Putri
7 P
Salsabila 65 Belum
Cayla Adinda
8 P
Zahra 60 Belum
Deanisha Ingrid
9 P
Tabina 70 Belum
10 Diana Patricia *) P 70 Belum
Fadhilatul
11 P
Shabrina 60 Belum
12 Fanza Irwansyah L 60 Belum
13 Hesti Hidayati P 80 Tercapai
Hijau Aura
14 P
Rachman 75 Tercapai
Jingga Anabel
15 P
Syalomita *) 80 Tercapai
16 Khoirun Nissa P 60 Belum
17 Luthfiyani P 60 Belum
Muhamad Belum
18 L
Erlangga 70
Muhammad Afdal Belum
19 L
Kurnia U. 70
Muhammad Afdal Belum
20 L
Kurniawan 70
Muhammad
21 L
Raihan Firian 75 Tercapai
Muhammad Rama Belum
22 L
Fadhillah 70
Muhammad Rizky Belum
23 L
Saputra 70
24 Muthmainnah P Belum
60
Nahla Arina Belum
25 P
Zahra 60
26 Nailah Aulia P Belum
60
Natanael Igar Belum
27 L
Londong *) 60
Nissa Meta Belum
28 P
Limesa 55
Rakha Belum
29 L
Zulfiansyah 65
Refan Putra Belum
30 L
Adiansyah 70
Salma Awalia Belum
31 P
Rahma 70
32 Sekar Reinata *) P 75 Tercapai
33 Seno Mutakin L Belum
70
Steven Jordan Belum
34 L
Ginting *) 65
35 Zeniatul Firdaus P Belum
70
Jumlah 2355
Rata-rata kelas hasil pembelajaran adalah jumlah seluruh nilai siswa 2355
dibagi 35 = 67.29, sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau
17,14 %. Jika ditinaju dari ketuntasan belajar maka kegiatan belajar mengajar
Keterangan : ∑ ≥ = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama
dengan 65 n = Banyak siswa 100 = Bilangan tetap TB = Ketuntasan belajar
mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM yang telah ditentukan.
Sedangkan secara klasikal jika sebanyak 60 -79 siswa sudah mendapatkan nilai
sama dengan atau lebih besar dari KKM maka pembelanjaran tuntas dengan
kategori cukup, dan jika 80 -100 siswa mendapatkan nilai sama dengan atau lebih
besar dari KKM, maka pembelajaran tuntas dengan kategori baik (123. Dok)
B Deskripsi Siklus I
pra-siklus merupakan acuan bagi guru untuk melakukan tindakan pada siklus
siklus 1 adalah:
Sedangkan tes hasil pembelajaran dengan model kooperatif learning tipe Jigsaw
N Jeni
o Nama s Nilai KKM
1 Abdi Dzaki L 75 Tercapai
Adhi
2 L
Praptiatmoko 70 Belum
3 Adinda Hanifah P 70 Belum
Adissa Hawa
4 P
Razany 80 Tercapai
5 Agus Ardiansyah L 75 Tercapai
Anamaria Tirta
6 P
Ayu 70 Belum
Andini Putri
7 P
Salsabila 70 Belum
Cayla Adinda
8 P
Zahra 65 Belum
Deanisha Ingrid
9 P
Tabina 75 Tercapai
10 Diana Patricia *) P 70 Belum
Fadhilatul
11 P
Shabrina 60 Belum
12 Fanza Irwansyah L 75 Tercapai
13 Hesti Hidayati P 80 Tercapai
Hijau Aura
14 P
Rachman 75 Tercapai
Jingga Anabel
15 P
Syalomita *) 80 Tercapai
16 Khoirun Nissa P 60 Belum
17 Luthfiyani P 60 Belum
Muhamad Belum
18 L
Erlangga 70
Muhammad Afdal Belum
19 L
Kurnia U. 70
Muhammad Afdal Belum
20 L
Kurniawan 70
Muhammad
21 L
Raihan Firian 75 Tercapai
Muhammad Rama Belum
22 L
Fadhillah 70
Muhammad Rizky Belum
23 L
Saputra 70
24 Muthmainnah P Belum
60
Nahla Arina Tercapai
25 P
Zahra 75
26 Nailah Aulia P Belum
75
27 Natanael Igar L 60 Belum
Londong *)
Nissa Meta Belum
28 P
Limesa 65
Rakha Belum
29 L
Zulfiansyah 75
Refan Putra Belum
30 L
Adiansyah 70
Salma Awalia Tercapai
31 P
Rahma 75
32 Sekar Reinata *) P 75 Tercapai
33 Seno Mutakin L Belum
70
Steven Jordan Tercapai
34 L
Ginting *) 75
35 Zeniatul Firdaus P Tercapai
75
Jumlah 2485
Berdasarkan hasil tes siklus1 adalah Rata-rata kelas hasil pembelajaran adalah
jumlah seluruh nilai siswa 2485 dibagi 35 = 71, hasil pembelajaran pada siklus 1
terdapat kenaikan hasil belajar dengan kenaikan rata-rata kelas menjadi 71 atau
kenaikan 3,71 poin. Sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 16 siswa
atau 46 %. Jika ditinjau dari ketuntasan belajar maka kegiatan belajar mengajar
kooperatif learning tipe JIGSAW dengan tugas tambahan, yaitu tugas membaca
seluruh nilai siswa 2730 dibagi 35 = 78, hasil pembelajaran pada siklus 2 terdapat
kenaikan hasil belajar dengan kenaikan rata-rata kelas menjadi 78 atau kenaikan 7 poin.
Sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 32 siswa atau 91,43 %. Dari ketuntasan
belajar hasil tersebut sudah memuaskan. Terdapat peningkatan hasil belajar dalam
2014)
D. Hasil Penelitian
Hasil pembelajaran yang dilakukan pada kelas 7 H SMP Negeri 239 Jakarta terdapat
peningkatan yang signifikan, setelah dilakukan tindakan oleh guru sebagai peneliti. Pada
rata kelas 67,29 dengan pencapaian KKM 17,14 %. Pada pra-siklus model pembelajaran
kooperatife learning tipe JIGSAW dang penambahan tugas menghasilkan rata-rata kelas
78 dengan pencapaian KKM 91, 43 %. Tindakan kelas dalam pembelajaran oleh guru
Nilai
Jeni Pra- Nilai Nilai
No Nama s siklus Siklus 1 Siklus2
1 Abdi Dzaki L 80
70 75
2 Adhi Praptiatmoko L 75
65 70
3 Adinda Hanifah P 75
60 70
Adissa Hawa 80
4 P
Razany 75 80
5 Agus Ardiansyah L 75
75 75
Anamaria Tirta 80
6 P
Ayu 65 70
7 Andini Putri P 65 70 80
Salsabila
Cayla Adinda 75
8 P
Zahra 60 65
Deanisha Ingrid 80
9 P
Tabina 70 75
10 Diana Patricia *) P 75
70 70
Fadhilatul 65
11 P
Shabrina 60 60
12 Fanza Irwansyah L 75
60 75
13 Hesti Hidayati P 90
80 80
Hijau Aura 75
14 P
Rachman 75 75
Jingga Anabel 80
15 P
Syalomita *) 80 80
16 Khoirun Nissa P 75
60 60
17 Luthfiyani P 70
60 60
Muhamad 80
18 L
Erlangga 70 70
Muhammad Afdal 75
19 L
Kurnia U. 70 70
Muhammad Afdal 75
20 L
Kurniawan 70 70
Muhammad 85
21 L
Raihan Firian 75 75
Muhammad Rama 80
22 L
Fadhillah 70 70
Muhammad Rizky 80
23 L
Saputra 70 70
24 Muthmainnah P 80
60 60
25 Nahla Arina Zahra P 85
60 75
26 Nailah Aulia P 85
60 75
Natanael Igar 75
27 L
Londong *) 60 60
Nissa Meta 75
28 P
Limesa 55 65
29 Rakha Zulfiansyah L 90
65 75
Refan Putra 75
30 L
Adiansyah 70 70
31 Salma Awalia P 70 75 80
Rahma
32 Sekar Reinata *) P 75
75 75
33 Seno Mutakin L 70
70 70
Steven Jordan 80
34 L
Ginting *) 65 75
35 Zeniatul Firdaus P 80
70 75
Jumlah 2730
2355 2485
BAB V PENUTUP
A Simpulan
Peningkatan mutu pendidikan di mulai dari kelas, jika seluruh kelas di suatu sekolah
guru-guru nya melakukan perbaikan pembelajaran maka akan menghasilkan sekolah yang
berkulitas. Hal ini secara kumulatif akan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Demikian juga dengan penelitian tindakan kelas telah membuktikan bahwa kreatifitas
B Saran
Penulis menyarankan pada pimpinan puncak di sekolah, agar menganjurkan kepada guru
gurunya untuk memperbaiki model pembelajaran, yaitu dengan cara memilih model
pembelajaran yang sesuai di kelas masing-masing. Supervisi kelas oleh kepala sekolah
merupakan suatu jalan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan guru dalam mengajar.
Sehingga hasil supervise kelas dapat menyarankan kepada guru untuk memperbaiki
kelemahan di temui dalam supervise. Sedangkan pembelajaran yang sudah bagus uuntuk
Sulipan. (2015). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Disusun untuk :
Program Bimbingan Karya Tulis Ilmiah secara Online Dan Program Peningkatan
Kompetensi Guru Sekolah Indonesia di Luar Negeri. P4TK BMTI Bandung.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana
Perdana Media Grup
Tampubolon , P.T. (2016) Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik
Indonesia Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv
SD,SD, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. 1(1). 23-30
Widayati (2008). Penelitian Tindakan Keelas. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia,
6(1). 12-20.
https://text-id.123dok.com/document/7q024r9ly-menghitung-presentase-ketuntasan-
belajar-menghitung-presentase-ketercapaian-indikator-kognitif-hasil.html.
(Diunduh tanggal 16 Februari 2021)
Lampiran-lampiran:
SILABUS PEMBELAJARAN
SMP / MTs
MATEMATIKA
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
rasional
- Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan perbandingan
bilangan bulat, penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat,
perkalian dan pembagian
bilangan bulat, kelipatan dan
faktor bilangan bulat,
perbandingan bilangan pecahan,
pengali dan pembagi bilangan
pecahan, dan bilangan rasional
himpunan
3.12 Menjelaskan sudut, Garis dan Sudut - Mencermati model gambar atau
jenis sudut, objek yang menyatakan titik,
- Garis
hubungan antar garis, bidang, atau sudut
sudut, cara melukis - Kedudukan garis
- Mencermati permasalahan sehari-
sudut, membagi - Membagi garis hari yang berkaitan dengan
sudut, dan membagi
- Perbandingan ruas penerapan garis dan sudut
garis
garis - Mencermati kedudukan dua
3.13 Menganalisis
- Pengertian sudut garis, jenis-jenis sudut, hubungan
hubungan antar
antar sudut
sudut sebagai akibat - Jenis-jenis sudut
dari dua garis - Mencermati sudut-sudut yang
sejajar yang - Hubungan antar sudut terbentuk dari dua garis yang
dipotong oleh garis - Melukis dan sudut dipotong oleh garis transversal
transversal - Mencermati cara melukis dan
4.12 Menyelesaikan membagi sudut menggunakan
masalah yang jangka
berkaitan dengan - Menyajikan hasil pembelajaran
sudut dan garis tentang garis dan sudut
4.13 Menyelesaikan - Memecahkan masalah yang
masalah yang berkaitan dengan garis dan sudut
berkaitan dengan
hubungan antar
sudut sebagai akibat
dari dua garis
sejajar yang
dipotong oleh garis
transversal
segitiga