Anda di halaman 1dari 35

PENULISAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

TINDAKAN KELAS

Peningkatan Hasil Belajar Melalui Cooperative Learning


Type JIGSAW pada SMP NEGERI 239 Jakarta

Oleh :
Virgana dan Samin
NIP:

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 239


JAKARTA 2020
Lembar Pengesahan

Penelitian tindakan kelas: kelas VII smester Ganjil 2020/2021

Judul : Peningkatan Hasil Belajar Melalui Cooperative Learning Type JIGSAW


pada SMP Negeri 239 Jakarta

Mengetahui Jakarta, November


2020 Kepala sekolah SMP Negeri 239 Jakarta

Samin SPd Drs. Agus Isnadi, MPd


Nip; ………….. Nip: 196910221994121001
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah laporan penelitian tindakan kelas ini dpat diselesaikan dengan

izin yang Maha Kuasa Allah subhana wataala, penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan

pada bulan Oktober 2020 pada kelas 7 SMP Negeri 239 Jakarta.

Untuk itu penulis mengucapkan terimaksih disampaikan kepada Bapak kepalas sekolah

SMP Negeri 239 Jakarta, dan pengawas sekolah yang telah membina guru-guru SMP

Negeri 239 Jakarta. Demikian juga terimakasih untuk rekan guru dan semua sisw apada

SMP Negeri 239 Jakarta. Apaibla terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini,

penulis sampaikan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jakarta, November 2020

Penulis

Samin SPd

NiP:
DAFTAR ISI

Bagian Pembuka

1. Halaman Judul

2. Lembar Pengesahan

3. Kata Pengantar

4. Daftar Isi

5. Daftar Lampiran

B. Bagian Isi

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

B Perumusan Masalah

C Tujuan Penelitian

D Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A Landasan Teori

B Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berfikir

D Hipotesis Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A Setting Penelitian

B Subjek Penelitian
C Sumber Data

D Teknik dan Alat Pengumpulan Data

E Validasi Data

F Analisis Data

G Indikator Kinerja

H Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Deskrisi Kondisi Awal

B Deskripsi Siklus I

C Deskripsi Siklus II, dst

D Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

E Hasil Penelitian

BAB V PENUTUP

A Simpulan

B Saran

Bagian Penunjang

1. Daftar Pustaka

2. Lampiran-lampiran
BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Usaha peningkatan mutu pendidikan adalah dimulai dari kegiatan pembelajaran

pada satuan pendidikan, dengan unsur-unsur yang terkandung didalamnya yaitu dengan 8

standart pendidikan dengan Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: a. standar isi;

b. standar proses; c. standar kompetensi lulusan; d. standar pendidik dan tenaga

kependidikan; e. standar sarana dan prasarana; f. standar pengelolaan; g. standar

pembiayaan;dan h. standar penilaian pendidikan . Ujung tombak peningkatan mutu

pendidikan sebenarnya ada pada satuan pendidikan dengan guru sebagai peran utamanya,

guru yang professional dengan kondisi seperti apapun dapat memberikan pembelajaran

yang bermutu dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku, apalagi dengan adanya

undang-undang nomor 14 tahun 2005, bahwa seorang guru harus mempunyai empat

kompetesi yaitu kompetensi professional, pedagogic, personal, dan social . Semua empat

kompetensi guru mempunyai peranan yang penting dalam memberikan pembelajaran

yang bermutu, akan tetapi kompetensi pedagogic merupakan factor dominan dalam

pembelajaran, karena dengan kompetensi pedagogic guru dapat memberikan hidangan

pembelajaran yang disukai oleh siswa. Bahan ajar, sarana prasarana, dan komponen lain

bisa sama, tetapi bagaimana mengolah unsur-unsur tadi maka sajian dapat berbeda.

Bagaikan seorang koki mengolah bahan dasar bisa sama, tetapi rasa makanan bisa

berbeda. Dalam rangka mencapai prestasi belajar siswa yang terbaik, seorang guru tidak
mungkin memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran yang sama, untuk

mengetahui kemajuan pembelajaran mesti ada suatu tindakan oleh guru.

Pada umumnya hasil belajar matematika siswa sekolah menengah pertama belum

memuaskan, hal ini disebabkan beberapa factor diantaranya kurangnya minat siswa

belajar matematika sehingga siswa belajar matematika kurang serius. Factor lain adalah

metodologi pembelajaran guru kurang sesauai, sehingga siswa kurang memahami

penjelasan dari guru.

Dengan latar belakang tersebut peneliti akan memperbaiki mutu proses

pemebelajaran dengan beberapa siklus seperti yang tercantum pada prisif Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Sulipan (2015) menyatakan bahwa secara lebih luas penelitian

tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan

tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti

dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan

tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi

dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik, yaitu dengan meningkatnya

pencapaian Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) oleh siswa.

B Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas peneliti merumuskan: apakah melalui

model pembelajaran cooperative learning type JISAW dengan beberapa siklus dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 7 SMP Negeri 239 Jakarta?

C Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar melalui tindakan kelas
melalui pembelajaran beberapa siklus.

D Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar secara

terus menerus, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar dengan KKM yang

meningkat.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A Landasan Teori

1. Penelitian tindakan kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas adalah upaya guru dalam rangka memperbaiki proses belajar

mengajar, sehingga diharapkan anak didik dapat mencapai hasil belajar yang baik melalui

peningkatan beberapa siklus, dalam PTK dimungkinkan dapat mengamati kegiatan

siswa. Jika terdapat siswa yang pasif bagaimana sikap guru untuk melibatkan siswa

tersebut untuk bias terlibat dalam pembelajaran. Widayati (2008) mengatakan bahwa

peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilakukan melalui

penelitian tindakan kelas. Dengan penelitian tindakan kelas, pembelajaran yang

dihadirkan oleh guru akan menjadi lebih efektif

2. Model pembelajaran cooperative

Menurut Isjoni (2012:15)”Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran

dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6

orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.”

Pembelajaran tersebut siswa dikelompokkan secara heterogen sehingga interaksi antar

siswa lebih aktif dan pendapat berbagai siswa lebih variatif.

3. Jigsaw
Dalam model pembelajaran Kooperative tipe Jigsaw, di mana siswa dibagi menjadi kelompok-

kelompok kecil yang disebut kelompok awal, yang masing-masing kelompok terdiri dari empat

anggota. Keempat anggota diberikan tugas materi yang berbeda; kemudian, mereka membentuk

kelompok baru yang disebut sekelompok ahli, yaitu, anggota kelompok memiliki tugas (materi)

yang sama dan mendiskusikan materi dengan pencapaian semua anggota kelompok untuk

memahami materi yang ditetapkan. Setelah itu, mereka kembali ke kelompok asli untuk

menjelaskan materi secara bergantian dalam kelompok asli. Pembelajaran Koperasi Jigsaw

memungkinkan interaksi antar siswa, sehingga mereka terlibat. Oleh karena itu, pembelajaran

koperasi sangat dekat dengan interaksi sosial antar siswa yang tidak berwujud keterampilan sosial.

Dalam penerapan teknik Jigsaw, siswa terpisah dari kelompok mereka dan membentuk kelompok

baru. Metode "Mosaik" (teknik Jigsaw) telah digunakan dalam proses pendidikan di

banyak negara di semua benua, baik dalam studi mata pelajaran kurikulum tertentu

maupun dalam berbagai kegiatan sosial. Metode ini dapat meningkatkan kinerja murid

dan siswa di semua mata pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kolaboratif.

5. Hasil Belajar

Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan berhasil atau tidak dapat

ditinjau dari proses pembelajaran itu sendiri dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Pembelajaran dikatakan berhasil jika terjadi perubahan pada diri siswa yang terjadi akibat

belajar. Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.

Menurut Susanto (2013:5) ”Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri siswa,baik yang menyangkut aspek kognitif,afektif,dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar.” Dengan demikian hasil belajar dikatakan berhasil jika terjadi

perubahan- perubahan pada diri siswa itu sendiri..


Menurut Hasriani (2010) “Hasil belajar matematika adalah prestasi yang dicapai oleh

siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang berkenaan dengan materi suatu

mata pelajaran”. Hasil belajar ini dapat diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan.

Sehingga kualitas belajar matematika adalah mutu atau tingkat prestasi yang dicapai

siswa setelah mengikuti proses belajar matematika.

Dari definisi di atas, serta definisi-definisi tentang belajar, hasil belajar, dan matematika,

maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah

merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam

mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami

pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.

B Penelitian yang Relevan

Peneletian terdahulu yang relevan dilakukan oleh Kahar et al. (2020) terdapat

pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw terhadap peningkatan hasil

belajar matematika siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1

Kota Sorong.

C. Kerangka Berfikir

Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai pembelajaran kooperatif yang

menunjukkan bahwa pendekatan dengan model ini jauh lebih baik dibandingkan

pendekatan yang lain, dimana suksesnya pembelajaran kooperatif ditunjukkan oleh dua

faktor penting: (1) kelompok belajar harus menunjukkan pembelajaran yang aktif melalui
interaksi diskusi kelompok; dan (2) guru harus berhati-hati merancang serta mengatur

pembelajaran agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut

(Husnaeni, 2016) mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran dalam mampu

memberikan dorong terjadinya proses interaksi pembelajaran kepada siswa sehingga

dapat meningkatkan kemampuan memahami materi yang diberikan. Adapun Tujuan

penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar menggunakan model pembelajaran

Cooperative tipe Jigsaw pada siswa kelas VII SMP Negeri 239 Jakarta dengan beberapa

siklum pembelajaran

D. Hipotesis Tindakan

Terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan model pembelajaran

cooperative learning type Jigsaw


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini di lakukan pada semester semester ganjil 2020/2021, pada kelas
7 di SMP Negeri 239 Jakarta

B Subjek Penelitian

Sampel penelitian ini sebanyak 36 siswa kelas 7 SMP Negeri 239 Jakarta

C Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan PTK “penelitian tindakan kelas

yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif (me-ngulas secara kritis) dengan

melakukan tindakan tertentu untuk memperbaiki/meningkatkan praktek

pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Tujuan utama PTK adalah untuk memperbaiki/me-ningkatkan, namun

didasarkan pada hasil penelitian eksplorasi (pendahuluan) sehingga

menghasilkan suatu action (tindakan)

Tahapan perancangan siklus penelitian ini terdiri dari empat tahapan:

perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi

(reflecting). 1. Perencanaan (planning): a. Membuat rencana proses

pembelajaran (RPP), dengan materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar b.

Membuat media pembelajaran yang diperlukan c. Membuat instrumen

observasi kegiatan siswa 2. Tindakan (acting), yaitu melaksanakan kegiatan

proses pembelajaran sesuai dengan RPP. 3. Observasi (observing), yaitu

melaksanakan kegiatan observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh guru


sebagai peneliti atau oleh guru kolaborasi pada saat KBM sedang

berlangsung. 4. Refleksi (reflecting). Dilaksanakan pada akhir proses

pembelajaran untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan. hasil refleksi pada siklus pertama merupakan acuan bagi guru

untuk melakukan tindakan pada siklus selanjutnya (siklus II). Demikian

selanjutnya pada siklus II melakukan perubahan tindakan pada proses belajar

mengajar sebagai langkah perbaikan dari siklus sebelumnya (siklus I)

sehingga diharapkan hasil pembelajaran menjadi lebih baik.

D. Kegiatan Pembelajaran

Pada masa covid 19 pembelajaran tatap muka tdidak dapat dilakukan, oleh karena

itu kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan daring melalui zoom, WA Group,

bahkan Vidio call.


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Deskripsi Kondisi Awal

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil penelitian Kegiatan pada pra-siklus dengan pembelajaran konvensional

dengan kegiatan guru menjelaskan materi, memberikan contoh soal, dan mengerjakan

soal. Berdasarkan hasil pengamatan, seperti siswa pada umumnya kurang menyukai

matematika apalagi kalau sudah materi dengan adanya variable x dan y atau

perumpamaan lainnya, sehingga motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam kegiatan

proses pembelajaran terlihat kurang bersemangat, hanya beberapa siswa saja seperti

biasanya yang aktif pada pembelajaran sebelumnya. Materi pembelajaran pada pra-siklus

adalah:

Bilangan Bulat dan Pecahan


- Membandingkan bilangan bulat dan pecahan
- Mengurutkan bilangan bulat dan pecahan
Hasil tes dari 35 siswa seperti pada materi tersebut seperti pada Table 1. Kegiatan pada

siklus II adanya perlakuan tindakan dengan pembelajaran cooperative learning tipe Stad.

Berdasarkan hasil pengamatan, keterlibatan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran

terlihat meningkat dari kegiatan pembelajran sebelumnya, masingmasing anggota

kelompok berusaha memahami materi pembelajaran, dengan adanya interaksi sesama

angota kelompok. Materi pembelajaran pada siklus II adalah Kondisi pengetahuan awal

siswa kelas 7 SMP Negeri 239 yang merupakan siswa di bawah pembinaan penulis,

sebelum diberikan tindakan kelas hasil tes, persentasi yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) masih rendah. Nilai KKM pada SMP Negeri 239 Jakarta ditetapkan

adalah 75. Hasil tes matematika kelas 7 H pada Pra-siklus sebelum dilakukan tindakan

oleh guru, artinya guru masih menggunakan metode bempelajaran konvensional, hasil tes

seperti pada Table 1

Tabel 1 Daftar nilai pada pra-siklus

N Jeni
o Nama s Nilai KKM
1 Abdi Dzaki L 70 Belum
Adhi
2 L
Praptiatmoko 65 Belum
3 Adinda Hanifah P 60 Belum
Adissa Hawa
4 P
Razany 75 Tercapai
5 Agus Ardiansyah L 75 Tercapai
Anamaria Tirta
6 P
Ayu 65 Belum
Andini Putri
7 P
Salsabila 65 Belum
Cayla Adinda
8 P
Zahra 60 Belum
Deanisha Ingrid
9 P
Tabina 70 Belum
10 Diana Patricia *) P 70 Belum
Fadhilatul
11 P
Shabrina 60 Belum
12 Fanza Irwansyah L 60 Belum
13 Hesti Hidayati P 80 Tercapai
Hijau Aura
14 P
Rachman 75 Tercapai
Jingga Anabel
15 P
Syalomita *) 80 Tercapai
16 Khoirun Nissa P 60 Belum
17 Luthfiyani P 60 Belum
Muhamad Belum
18 L
Erlangga 70
Muhammad Afdal Belum
19 L
Kurnia U. 70
Muhammad Afdal Belum
20 L
Kurniawan 70
Muhammad
21 L
Raihan Firian 75 Tercapai
Muhammad Rama Belum
22 L
Fadhillah 70
Muhammad Rizky Belum
23 L
Saputra 70
24 Muthmainnah P Belum
60
Nahla Arina Belum
25 P
Zahra 60
26 Nailah Aulia P Belum
60
Natanael Igar Belum
27 L
Londong *) 60
Nissa Meta Belum
28 P
Limesa 55
Rakha Belum
29 L
Zulfiansyah 65
Refan Putra Belum
30 L
Adiansyah 70
Salma Awalia Belum
31 P
Rahma 70
32 Sekar Reinata *) P 75 Tercapai
33 Seno Mutakin L Belum
70
Steven Jordan Belum
34 L
Ginting *) 65
35 Zeniatul Firdaus P Belum
70
Jumlah 2355

Rata-rata kelas hasil pembelajaran adalah jumlah seluruh nilai siswa 2355

dibagi 35 = 67.29, sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau

17,14 %. Jika ditinaju dari ketuntasan belajar maka kegiatan belajar mengajar

perlu ditingkatkan, melalui siklus I. Ketuntasan belajar siswa ditentukan

berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan. Persentase

ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus : = ∑ ≥ ×

Keterangan : ∑ ≥ = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama
dengan 65 n = Banyak siswa 100 = Bilangan tetap TB = Ketuntasan belajar

Berdasarkan ketentuan sekolah, siswa secara individual dikatakan tuntas jika

mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM yang telah ditentukan.

Sedangkan secara klasikal jika sebanyak 60 -79 siswa sudah mendapatkan nilai

sama dengan atau lebih besar dari KKM maka pembelanjaran tuntas dengan

kategori cukup, dan jika 80 -100 siswa mendapatkan nilai sama dengan atau lebih

besar dari KKM, maka pembelajaran tuntas dengan kategori baik (123. Dok)

B Deskripsi Siklus I

Refleksi (reflecting). Dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran untuk

mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil refleksi pada

pra-siklus merupakan acuan bagi guru untuk melakukan tindakan pada siklus

selanjutnya (siklus I). kegiatan pembelajaran pada siklus 1, guru memberikan

tindakan pada model pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model

embelajaran kooperatif learning tipe JIGSAW, dengan materi pembelajaran pada

siklus 1 adalah:

 Operasi dan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan


 Mengubah bentuk bilangan pecahan
 Menyatakan bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat bulat positif

Sedangkan tes hasil pembelajaran dengan model kooperatif learning tipe Jigsaw

pada siklus 1, seprti pada Table 2.

Tabel 2 Hasil tes pada siklus 1

N Jeni
o Nama s Nilai KKM
1 Abdi Dzaki L 75 Tercapai
Adhi
2 L
Praptiatmoko 70 Belum
3 Adinda Hanifah P 70 Belum
Adissa Hawa
4 P
Razany 80 Tercapai
5 Agus Ardiansyah L 75 Tercapai
Anamaria Tirta
6 P
Ayu 70 Belum
Andini Putri
7 P
Salsabila 70 Belum
Cayla Adinda
8 P
Zahra 65 Belum
Deanisha Ingrid
9 P
Tabina 75 Tercapai
10 Diana Patricia *) P 70 Belum
Fadhilatul
11 P
Shabrina 60 Belum
12 Fanza Irwansyah L 75 Tercapai
13 Hesti Hidayati P 80 Tercapai
Hijau Aura
14 P
Rachman 75 Tercapai
Jingga Anabel
15 P
Syalomita *) 80 Tercapai
16 Khoirun Nissa P 60 Belum
17 Luthfiyani P 60 Belum
Muhamad Belum
18 L
Erlangga 70
Muhammad Afdal Belum
19 L
Kurnia U. 70
Muhammad Afdal Belum
20 L
Kurniawan 70
Muhammad
21 L
Raihan Firian 75 Tercapai
Muhammad Rama Belum
22 L
Fadhillah 70
Muhammad Rizky Belum
23 L
Saputra 70
24 Muthmainnah P Belum
60
Nahla Arina Tercapai
25 P
Zahra 75
26 Nailah Aulia P Belum
75
27 Natanael Igar L 60 Belum
Londong *)
Nissa Meta Belum
28 P
Limesa 65
Rakha Belum
29 L
Zulfiansyah 75
Refan Putra Belum
30 L
Adiansyah 70
Salma Awalia Tercapai
31 P
Rahma 75
32 Sekar Reinata *) P 75 Tercapai
33 Seno Mutakin L Belum
70
Steven Jordan Tercapai
34 L
Ginting *) 75
35 Zeniatul Firdaus P Tercapai
75
Jumlah 2485
Berdasarkan hasil tes siklus1 adalah Rata-rata kelas hasil pembelajaran adalah

jumlah seluruh nilai siswa 2485 dibagi 35 = 71, hasil pembelajaran pada siklus 1

terdapat kenaikan hasil belajar dengan kenaikan rata-rata kelas menjadi 71 atau

kenaikan 3,71 poin. Sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 16 siswa

atau 46 %. Jika ditinjau dari ketuntasan belajar maka kegiatan belajar mengajar

masih dapat ditingkatkan.

C. Deskripsi Siklus II.

Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 terdapat peningkatan hasil belajar,

namun demikian tindakan berikutnya diperlukan untuk memperoleh hasil yang

maksimal. Maka tindakan pada siklus ke 2 yaitu melakukan kegiatan pembelajaran

kooperatif learning tipe JIGSAW dengan tugas tambahan, yaitu tugas membaca

materi pembelajaran yang akan di bahas pada pertemuan beikutnya yaitu:

 Kelipatan persekutuan terkecil (KPK)


 Faktor persekutuan terbesar (FPB)
Sedangkan tes hasil pembelajaran dengan model kooperatif learning tipe Jigsaw

pada siklus 1, seperti pada Table 2.

Tabel 3. Hasil belajar Siklus 2

No Nama Jenis Nilai KKM


80
1 Abdi Dzaki L Tercapai
75 Tercapai
2 Adhi Praptiatmoko L
75 Tercapai
3 Adinda Hanifah P
Adissa Hawa 80 Tercapai
4 P
Razany
75 Tercapai
5 Agus Ardiansyah L
Anamaria Tirta 80 Tercapai
6 P
Ayu
Andini Putri 80 Tercapai
7 P
Salsabila
Cayla Adinda 75 Tercapai
8 P
Zahra
Deanisha Ingrid 80 Tercapai
9 P
Tabina
75 Tercapai
10 Diana Patricia *) P
Fadhilatul 65
11 P
Shabrina Belum
75 Tercapai
12 Fanza Irwansyah L
90 Tercapai
13 Hesti Hidayati P
Hijau Aura 75 Tercapai
14 P
Rachman
Jingga Anabel 80 Tercapai
15 P
Syalomita *)
75 Tercapai
16 Khoirun Nissa P
70
17 Luthfiyani P Belum
Muhamad 80 Belum
18 L
Erlangga
Muhammad Afdal 75 Tercapai
19 L
Kurnia U.
Muhammad Afdal 75 Tercapai
20 L
Kurniawan
Muhammad 85 Tercapai
21 L
Raihan Firian
Muhammad Rama 80 Tercapai
22 L
Fadhillah
Muhammad Rizky 80 Tercapai
23 L
Saputra
80 Tercapai
24 Muthmainnah P
85 Tercapai
25 Nahla Arina Zahra P
85 Tercapai
26 Nailah Aulia P
Natanael Igar 75 Tercapai
27 L
Londong *)
Nissa Meta 75 Tercapai
28 P
Limesa
90 Tercapai
29 Rakha Zulfiansyah L
Refan Putra 75 Tercapai
30 L
Adiansyah
Salma Awalia 80 Tercapai
31 P
Rahma
75 Tercapai
32 Sekar Reinata *) P
70 Tercapai
33 Seno Mutakin L
Steven Jordan 80 Tercapai
34 L
Ginting *)
80 Tercapai
35 Zeniatul Firdaus P
2730
Jumlah
Berdasarkan hasil tes siklus1 adalah Rata-rata kelas hasil pembelajaran adalah jumlah

seluruh nilai siswa 2730 dibagi 35 = 78, hasil pembelajaran pada siklus 2 terdapat

kenaikan hasil belajar dengan kenaikan rata-rata kelas menjadi 78 atau kenaikan 7 poin.

Sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 32 siswa atau 91,43 %. Dari ketuntasan

belajar hasil tersebut sudah memuaskan. Terdapat peningkatan hasil belajar dalam

menggunakan model pembelajaran kooperatif pada matapelajaran matematika (Iqram,

2014)
D. Hasil Penelitian

Hasil pembelajaran yang dilakukan pada kelas 7 H SMP Negeri 239 Jakarta terdapat

peningkatan yang signifikan, setelah dilakukan tindakan oleh guru sebagai peneliti. Pada

pra-siklus model pembelajaran menggunakan pembelajaran klasikal menghasilkan rata-

rata kelas 67,29 dengan pencapaian KKM 17,14 %. Pada pra-siklus model pembelajaran

menggunakan pembelajaran klasikal menghasilkan rata-rata kelas 67,29 dengan

pencapaian KKM 17,14 %. Pada siklus 1 model pembelajaran menggunakan

pembelajaran kooperatif learning menghasilkan rata-rata kelas 71 dengan pencapaian

KKM 46 %. Sedangkan pada siklus 2 model pembelajaran menggunakan pembelajaran

kooperatife learning tipe JIGSAW dang penambahan tugas menghasilkan rata-rata kelas

78 dengan pencapaian KKM 91, 43 %. Tindakan kelas dalam pembelajaran oleh guru

dapat menghasilkan peningkatan hasil belajar

Tabel 4. Hasil Belajar

Nilai
Jeni Pra- Nilai Nilai
No Nama s siklus Siklus 1 Siklus2
1 Abdi Dzaki L 80
70 75
2 Adhi Praptiatmoko L 75
65 70
3 Adinda Hanifah P 75
60 70
Adissa Hawa 80
4 P
Razany 75 80
5 Agus Ardiansyah L 75
75 75
Anamaria Tirta 80
6 P
Ayu 65 70
7 Andini Putri P 65 70 80
Salsabila
Cayla Adinda 75
8 P
Zahra 60 65
Deanisha Ingrid 80
9 P
Tabina 70 75
10 Diana Patricia *) P 75
70 70
Fadhilatul 65
11 P
Shabrina 60 60
12 Fanza Irwansyah L 75
60 75
13 Hesti Hidayati P 90
80 80
Hijau Aura 75
14 P
Rachman 75 75
Jingga Anabel 80
15 P
Syalomita *) 80 80
16 Khoirun Nissa P 75
60 60
17 Luthfiyani P 70
60 60
Muhamad 80
18 L
Erlangga 70 70
Muhammad Afdal 75
19 L
Kurnia U. 70 70
Muhammad Afdal 75
20 L
Kurniawan 70 70
Muhammad 85
21 L
Raihan Firian 75 75
Muhammad Rama 80
22 L
Fadhillah 70 70
Muhammad Rizky 80
23 L
Saputra 70 70
24 Muthmainnah P 80
60 60
25 Nahla Arina Zahra P 85
60 75
26 Nailah Aulia P 85
60 75
Natanael Igar 75
27 L
Londong *) 60 60
Nissa Meta 75
28 P
Limesa 55 65
29 Rakha Zulfiansyah L 90
65 75
Refan Putra 75
30 L
Adiansyah 70 70
31 Salma Awalia P 70 75 80
Rahma
32 Sekar Reinata *) P 75
75 75
33 Seno Mutakin L 70
70 70
Steven Jordan 80
34 L
Ginting *) 65 75
35 Zeniatul Firdaus P 80
70 75
Jumlah 2730
2355 2485

BAB V PENUTUP

A Simpulan

Peningkatan mutu pendidikan di mulai dari kelas, jika seluruh kelas di suatu sekolah

guru-guru nya melakukan perbaikan pembelajaran maka akan menghasilkan sekolah yang

berkulitas. Hal ini secara kumulatif akan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Demikian juga dengan penelitian tindakan kelas telah membuktikan bahwa kreatifitas

guru di kelas akan meningkatkan hasil belajar siswa.

B Saran

Penulis menyarankan pada pimpinan puncak di sekolah, agar menganjurkan kepada guru

gurunya untuk memperbaiki model pembelajaran, yaitu dengan cara memilih model

pembelajaran yang sesuai di kelas masing-masing. Supervisi kelas oleh kepala sekolah

merupakan suatu jalan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan guru dalam mengajar.

Sehingga hasil supervise kelas dapat menyarankan kepada guru untuk memperbaiki

kelemahan di temui dalam supervise. Sedangkan pembelajaran yang sudah bagus uuntuk

dipertahankan dan dilanjutkan.


DAFTAR PUSTAKA

Iqram, W. (2014). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan


Model Pembelajaran Kooperatif Problem Posing Smp Negeri 2 Baraka,
Kabupaten Enrekang. Jurnal Nalar Pendidikan, 4(1), p. 47-52.

Isjoni. 2012. Cooperative Learning efektivitas pembelajaran kelompok. Bandung :


Alfabeta
Kahar, M. S., Anwar, Z., dan Murpri, D,K. (2020) Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar. 9(2), p 12-20.

Sulipan. (2015). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Disusun untuk :
Program Bimbingan Karya Tulis Ilmiah secara Online Dan Program Peningkatan
Kompetensi Guru Sekolah Indonesia di Luar Negeri. P4TK BMTI Bandung.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana
Perdana Media Grup
Tampubolon , P.T. (2016) Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik
Indonesia Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv
SD,SD, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. 1(1). 23-30
Widayati (2008). Penelitian Tindakan Keelas. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia,
6(1). 12-20.

https://text-id.123dok.com/document/7q024r9ly-menghitung-presentase-ketuntasan-
belajar-menghitung-presentase-ketercapaian-indikator-kognitif-hasil.html.
(Diunduh tanggal 16 Februari 2021)
Lampiran-lampiran:

Lampiran 1: Silabus Matematika

SILABUS PEMBELAJARAN

SMP / MTs

MATEMATIKA

Nama Sekolah : ______________________

Kelas : VII (Tujuh)

Nama Guru : ______________________

NIP / NIK : ______________________


SILABUS PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas : VII
Alokasi Waktu : 5 Jam Pelajaran/Minggu
Kompetensi Inti (KI) :
 KI-1 (Spiritual) : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
 KI-3 (Soasial) : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
 KI-3 (Pengetahuan) : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
 KI 4 (Keterampilan) : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.1 Menjelaskan dan Bilangan Bulat dan - Mencermati permasalahan sehari-


menentukan urutan Pecahan hari yang berkaitan dengan
pada bilangan bulat penggunaan bilangan bulat,
- Membandingkan
(positif dan negatif) Misal: zona pembagian waktu
bilangan bulat dan
dan pecahan (biasa, berdasarkan GMT (Greenwich
pecahan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

campuran, desimal, - Mengurutkan Meredian Time), hasil


persen) bilangan bulat dan pengukuran suhu dengan
pecahan termometer, kedalaman di bawah
3.2 Menjelaskan dan
permukaan laut, ketinggian
melakukan operasi - Operasi dan sifat-sifat
gedung, pohon atau daratan
hitung bilangan operasi hitung
bulat dan pecahan bilangan bulat dan - Mencermati urutan bilangan,
dengan pecahan sifat-sifat operasi hitung bilangan
memanfaatkan bulat, kelipatan persekutuan dan
- Mengubah bentuk
berbagai sifat faktor persekutuan serta
bilangan pecahan
operasi penerapannya
- Menyatakan bilangan
3.3 Menjelaskan dan - Mencermati permasalahan sehari-
dalam bentuk
menentukan hari yang berkaitan dengan
bilangan berpangkat
representasi penggunaan pecahan. Misal:
bulat positif
bilangan bulat besar pembagian potongan kue,
sebagai bilangan - Kelipatan persekutuan potongan buah, potongan
berpangkat bulat terkecil (KPK) gambar, potongan selembar
positif - Faktor persekutuan kain/kertas, pembagian air dalam
4.1 Menyelesaikan terbesar (FPB) gelas, dan sebagainya
masalah yang - Mengumpulkan informasi
berkaitan dengan tentang KPK dan FPB serta dua
urutan beberapa teknik menemukannya (pohon
bilangan bulat dan faktor dan pembagian bersusun)
pecahan (biasa,
- Mengumpulkan informasi
campuran, desimal,
tentang bagaimana menyatakan
persen)
bilangan dalam bentuk pangkat
4.2 Menyelesaikan bulat
masalah yang
- Mengumpulkan informasi
berkaitan dengan
tentang sifat-sifat penjumlahan
operasi hitung
dan pengurangan bilangan bulat,
bilangan bulat dan
perkalian dan pembagian pada
pecahan
bilangan bulat dan pecahan
4.3 Menyelesaikan
- Menyajikan secara tertulis atau
masalah yang
lisan hasil pembelajaran tentang
berkaitan dengan
perbandingan bilangan bulat,
bilangan bulat besar
penjumlahan dan pengurangan
sebagai bilangan
bilangan bulat, perkalian dan
berpangkat bulat
pembagian bilangan bulat,
positif
kelipatan dan faktor bilangan
bulat, perbandingan bilangan
pecahan, pengali dan pembagi
bilangan pecahan, dan bilangan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

rasional
- Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan perbandingan
bilangan bulat, penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat,
perkalian dan pembagian
bilangan bulat, kelipatan dan
faktor bilangan bulat,
perbandingan bilangan pecahan,
pengali dan pembagi bilangan
pecahan, dan bilangan rasional

3.4 Menjelaskan dan Himpunan - Mengamati penggunaan


menyatakan himpunan dalam kehidupan
- Menyatakan
himpunan, sehari-hari. Misal: kumpulan
himpunan
himpunan bagian, hewan, tumbuhan, buah- buahan,
himpunan semesta, - Himpunan bagian, kendaraan bermotor, alat tulis,
himpunan kosong, kosong, semesta suku-suku yang ada di Indonesia.
komplemen - Hubungan antar - Mencermati permasalahan yang
himpunan, himpunan berkaitan dengan himpunan
menggunakan
- Operasi pada bagian, himpunan semesta,
masalah kontekstual
himpunan himpunan kosong, anggota
3.5 Menjelaskan dan himpunan, himpunan kuasa,
melakukan operasi - Komplemen kesamaan dua himpunan, irisan
biner pada himpunan antar himpunan, gabungan antar
himpunan himpunan, komplemen
menggunakan himpunan, selisih, dan sifat-sifat
masalah kontekstual operasi himpunan
4.4 Menyelesaikan - Mengumpulkan informasi
masalah kontekstual mengenai sifat identitas, sifat
yang berkaitan komutatif, sifat asosiatif, dan
dengan himpunan, sifat distributif pada himpunan
himpunan bagian,
- Menyajikan hasil pembelajaran
himpunan semesta,
tentang himpunan dan sifat-sifat
himpunan kosong,
operasi himpunan
komplemen
himpunan - Memecahkan masalah yang
terkait dengan himpunan dan
4.5 Menyelesaikan
sifat-sifatnya
masalah kontekstual
yang berkaitan
dengan operasi
biner pada
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

himpunan

3.6 Menjelaskan bentuk Bentuk Aljabar - Mencermati masalah sehari- hari


aljabar dan unsur- yang berkaitan dengan
- Menjelaskan
unsurnya penggunaan konsep bentuk
koefesien, variabel,
menggunakan aljabar
konstanta, dan suku
masalah kontekstual
pada bentuk aljabar - Mencermati bentuk aljabar dari
3.7 Menjelaskan dan berbagai model bentuk,
- Operasi hitung bentuk
melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan
aljabar
pada bentuk aljabar bentuk aljabar yang disajikan,
(penjumlahan, - Penyederhanaan cara menyederhanakan bentuk
pengurangan, bentuk aljabar aljabar
perkalian, dan
- Menyajikan hasil pembelajaran
pembagian)
tentang bentuk aljabar, operasi
4.6 Menyelesaikan hitung aljabar, dan
masalah yang penyederhanaan bentuk aljabar
berkaitan dengan
- Memecahkan masalah yang
bentuk aljabar
berkaitan dengan bentuk aljabar,
4.7 Menyelesaikan operasi bentuk aljabar, serta
masalah yang penyederhanaan bentuk aljabar
berkaitan dengan
operasi pada bentuk
aljabar

3.8 Menjelaskan Persamaan dan - Mencermati permasalahan sehari-


persamaan dan Pertidaksamaan Linear hari yang berkaitan dengan
pertidaksamaan satu Variabel persamaan linear satu variabel.
linear satu variabel Misal: panas benda dengan
- Pernyataan
dan ukuran panjang, kecepatan dan
penyelesaiannya - Kalimat terbuka jarak tempuh
4.8 Menyelesaikan - Penyelesaian - Mengumpulkan informasi
masalah yang persamaan linear satu penyelesaian persamaan dan
berkaitan dengan variabel dan pertidaksamaan linear satu
persamaan dan pertidaksamaan linear variabel melalui manipulasi
pertidaksamaan satu variable aljabar untuk menentukan bentuk
linear satu variabel paling sederhana
- Menyajikan hasil pembelajaran
tentang persamaan linear satu
variabel, bentuk setara persamaan
linear satu variabel, dan konsep
pertidaksamaan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

- Memecahkan masalah tentang


persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variable

3.9 Menjelaskan rasio Perbandingan - Mencermati permasalahan sehari-


dua besaran hari yang berkaitan dengan
- Membandingan dua
(satuannya sama penggunaan konsep rasio atau
besaran
dan berbeda) perbandingan. Misal: peta, denah,
- Perbandingan senilai maket, foto, komposisi bahan
3.10 Menganalisis
perbandingan - Perbandingan berbalik makanan pada resep, campuran
senilai dan berbalik nilai minuman, dan komposisi obat
nilai dengan pada resep obat
menggunakan tabel - Mengumpulkan informasi
data, grafik, dan tentang model matematika dari
persamaan konsep perbandingan sebagai
4.9 Menyelesaikan hubungan fungsional antara suatu
masalah yang besaran dengan besaran lain
berkaitan dengan berbentuk perbandingan senilai,
rasio dua besaran perbandingan berbalik nilai
(satuannya sama - Mengumpulkan informasi
dan berbeda) mengenai strategi menyelesaikan
4.10 Menyelesaikan masalah nyata yang melibatkan
masalah yang konsep perbandingan
berkaitan dengan - Menyajikan hasil pembelajaran
perbandingan perbandingan senilai dan berbalik
senilai dan berbalik nilai
nilai
- Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan perbandingan
senilai dan berbalik nilai

3.11 Menganalisis Aritmetika Sosial - Mencermati kegiatan-kegiatan


aritmetika sosial sehari-hari berkaitan dengan
- Harga penjualan dan
(penjualan, transaksi jual beli, kondisi
pembelian
pembelian, untung, rugi, dan impas
potongan, - Keuntungan,
- Mencermati cara menentukan
keuntungan, kerugian, dan impas
diskon dan pajak dari suatu
kerugian, bunga - Persentase untung dan barang
tunggal, persentase, rugi
bruto, neto, tara) - Mengamati konteks dalam
- Diskon kehidupan di sekitar yang terkait
4.11 Menyelesaikan
- Pajak dengan bruto, neto, dan tara
masalah berkaitan
dengan aritmetika - Mengumpulkan informasi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

sosial (penjualan, - Bruto, tara, dan netto tentang cara melakukan


pembelian, manipulasi aljabar terhadap
- Bunga tunggal
potongan, permasalahan sehari-hari yang
keuntungan, berkaitan dengan artimetika
kerugian, bunga sosial
tunggal, persentase,
- Menyajikan hasil pembelajaran
bruto, neto, tara)
tentang aritmetika sosial
- Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan artimetika
sosial

3.12 Menjelaskan sudut, Garis dan Sudut - Mencermati model gambar atau
jenis sudut, objek yang menyatakan titik,
- Garis
hubungan antar garis, bidang, atau sudut
sudut, cara melukis - Kedudukan garis
- Mencermati permasalahan sehari-
sudut, membagi - Membagi garis hari yang berkaitan dengan
sudut, dan membagi
- Perbandingan ruas penerapan garis dan sudut
garis
garis - Mencermati kedudukan dua
3.13 Menganalisis
- Pengertian sudut garis, jenis-jenis sudut, hubungan
hubungan antar
antar sudut
sudut sebagai akibat - Jenis-jenis sudut
dari dua garis - Mencermati sudut-sudut yang
sejajar yang - Hubungan antar sudut terbentuk dari dua garis yang
dipotong oleh garis - Melukis dan sudut dipotong oleh garis transversal
transversal - Mencermati cara melukis dan
4.12 Menyelesaikan membagi sudut menggunakan
masalah yang jangka
berkaitan dengan - Menyajikan hasil pembelajaran
sudut dan garis tentang garis dan sudut
4.13 Menyelesaikan - Memecahkan masalah yang
masalah yang berkaitan dengan garis dan sudut
berkaitan dengan
hubungan antar
sudut sebagai akibat
dari dua garis
sejajar yang
dipotong oleh garis
transversal

3.14 Manganalisis Bangun Datar - Mencermati benda di lingkungan


berbagai bangun (Segiempat dan segitiga) sekitar berkaitan dengan bentuk
datar segiempat segitiga dan segiempat
- Pengertian segi empat
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

(persegi, dan segitiga - Mengumpulkan informasi


persegipanjang, tentang unsur-unsur pada
- Jenis-jenis dan sifat-
belahketupat, segiempat dan segitiga
sifat bangun datar
jajargenjang,
- Mengumpulkan informasi
trapesium, dan - Keliling dan luas segi
tentang jenis, sifat dan
layang- layang) dan empat dan segitiga
karakteristik segitiga dan
segitiga berdasarkan - Menaksir luas bangun
segiempat berdasarkan ukuran
sisi, sudut, dan datar yang tak dan hubungan antar sudut dan
hubungan antar sisi beraturan sisi-sisi
dan antar sudut
- Mengumpulkan informasi
3.15 Menurunkan rumus
tentang rumus keliling dan luas
untuk menentukan
segiempat dan segitiga melalui
keliling dan luas
pengamatan atau eksperimen
segiempat (persegi,
persegipanjang, - Mengumpulkan informasi
belahketupat, tentang cara menaksir luas
jajargenjang, bangun datar tidak beraturan
trapesium, dan menggunakan pendekatan luas
layang- layang) dan segitiga dan segiempat
segitiga - Menyajikan hasil pembelajaran
4.14 Menyelesaikan tentang segiempat dan segitiga
masalah yang - Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan berkaitan dengan segiempat dan
bangun datar segitiga
segiempat (persegi,
persegipanjang,
belahketupat,
jajargenjang,
trapesium, dan
layang- layang) dan
segitiga
4.15 Menyelesaikan
masalah kontekstual
yang berkaitan
dengan luas dan
keliling segiempat
(persegi,
persegipanjang,
belahketupat,
jajargenjang,
trapesium, dan
layang- layang) dan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

segitiga

3.16 Menganalisis Penyajian Data: - Mencermati penyajian data


hubungan antara tentang informasi di sekitar yang
- Jenis data
data dengan cara disajikan dengan tabel, ataupun
penyajiannya (tabel, - Tabel diagram dari berbagai sumber
diagram garis, - Diagram garis media. Misal: koran, majalah,
diagram batang, dan dan televisi
diagram lingkaran) - Diagram batang
- Mencermati cara penyajian data
4.16 Menyajikan dan - Diagram lingkaran dalam bentuk tabel, diagram
menafsirkan data garis, diagram batang, dan
dalam bentuk tabel, diagram lingkaran
diagram garis,
- Mengumpulkan informasi
diagram batang, dan
tentang jenis data yang sesuai
diagram lingkaran
untuk disajikan dalam bentuk
bentuk tabel, diagram garis,
diagram batang, dan diagram
lingkaran
- Mengumpulkan informasi
tentang cara menafsirkan data
yang disajikan dalam bentuk
tabel, diagram garis, diagram
batang, dan diagram lingkaran
- Menyajikan hasil pembelajaran
tentang penyajian data dalam
bentuk tabel, diagram batang,
garis, dan lingkaran
- Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan penyajian data
dalam bentuk tabel, diagram
batang, garis, dan lingkaran

Anda mungkin juga menyukai