Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN KANTONG


BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL
KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN SISWA PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SEKOLAH
DASAR NEGERI CILEUNYI 04 BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas tutorial mata kuliah


Penelitian Tindakan Kelas (IDIK 4008)

TITA PARTINI
NIM. 857482946
PROGRAM STUDI S-1 PGSD

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul Penelitian Pemanfaatan Media Pembelajaran Kantong Bilangan


Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil Kemampuan
Menghitung Penjumlahan Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Di Kelas II Sekolah Dasar Negeri Cileunyi
04 Bandung
2. a. Mata Pelajaran Matematika
b. Bidang Kajian Desain dan Strategi Pembelajaran
3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap TITA PARTINI
b. NIM 857482946
c. Program Studi PJJ S1 PGSD
d. Jurusan Ilmu Pendidikan
e. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
f. Universitas Universitas Terbuka
g. Alamat Rumah Kp. Sindangsari Rt.04 Rw.03 Ds.Cinunuk Kec.Cileunyi
Nomor Telp/HP 089507525561
Email: titapartini074@gmail.com
4. Lama Penelitian 6 bulan/ dari bulan April – Mei 2022
5. Biaya yang Rp 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah)
diperlukan
Bandung, Mei 2022
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti,

NURHAYADIN, SPd. TITA PARTINI.


NIP. 196207041983051004 NIM. 857482946

Mengetahui,
Pembimbing

SUDAYAT, M.Pd., Dr.


HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Pemanfaatan Media


Pembelajaran Kantong Bilangan Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil Kemampuan
Menghitung Penjumlahan Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas II Sekolah
Dasar Negeri Cileunyi 04 Bandung”.

Telah disetujui oleh:

Bandung, Mei 2022

Kepala SDN Cileunyi 04 Tutor

NURHAYADIN, SPd. SUDAYAT, M.Pd., Dr.


NIP. 196207041983051004
ABSTRAK

Penggunaan Media Kantong Bilangan pada Pembelajaran Matematika


tentang Penjumlahan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II Sekolah
Dasar Negeri Cileunyi 04 Kec. Cileunyi. Tujuan, untuk memperbaiki kekurangan
pada guru dan nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan kantong bilangan pada
pembelajaran Matematika tentang pengurangan. Metode deskriptif. Bentuk,
Penelitian Tindakan Kelas yang bersifat kolaboratif, subjek penelitian guru selaku
peneliti dan siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Cileunyi 04 Kec. Cileunyi.
Data yang dikumpulkan adalah data skor kemampuan guru merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan nilai hasil belajar siswa. Teknik
pengumpul data, teknik observasi langsung dan teknik pengukuran. Alat pengumpul
data, lembar observasi dan tes tertulis kemampuan siswa mengurang. Hasil penelitian
ini adalah skor kemampuan guru merencanakan pembelajaran pada siklus I
adalah2,36. Pada siklus II adalah 3,55. Pada siklus III adalah 4. Skor kemampuan
guru melaksanakan pembelajaran pada siklus I adalah 3,02. Pada siklus II adalah
3,54. Pada siklus III adalah 4. Dan nilai belajar siswa pada siklus I adalah 54. Pada
siklus II adalah 67,6. Pada siklus III adalah 82. Nilai belajar siswa meningkat,
yaitu.Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media kantong bilangan pada
pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas II Sekolah
Dasar Negeri Cileunyi 04 Kec. Cileunyi.
KATA PENGANTAR

Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi Tuhan semesta
alam, yang melalui kebesaran dan kekuasaannya telah memungkinkan penulis untuk
menyelesaikan Penelitian TIndakan Kelas ini dalam meningkatkan Kemampuan
Merencanakan dan Melakukan Pembelajaran di SDN Cileunyi 04, yang disusun
untuk memenuhi tugas kuliah dalam menempuh S1 PGSD UT UPBJJ Bandung.
Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberikan bantuan dalam penyelesaian
proposal Penelitian Tindakan Kelas ini:
Semoga segala bantuan, bimbingan yang telah diberikan mendapat balasan
yang setimpal dari Allah SWT. Dan semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca,
khususnya penulis dan umumnya bagi mereka yang peduli akan pentingnya
pendidikan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, Mei 2022

TITA PARTINI
NIM. 857482946
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori
B. Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Lokasi dan Waktu Penelitian
B. Subyek Penelitian
C. Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Hasil Penilaian Harian Sub Tema IV

Tabel 4.1 Kegiatan Belajar Siklus I

Tabel 4.2 Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Siklus I

Tabel 4.3 Kegiatan Siklus II

Tabel 4.4 Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Siklus II

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II


DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perkembangan Nilai Siklus I

Grafik 4.2 Perkembangan Nilai Siklus II

Grafik 4.3 Perkembangan Nilai Siklus I dan II


DAFTAR LAMPIRAN

1. RPP Tematik dan RPP Mata Pelajaran


2. Rekap Nilai Pretest dan Post test
3. Soal Pretes dan Postest
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan dewasa ini


menuntut kualitas guru yang semakin baik, menghadapi hal tersebut guru harus
profesional. Untuk meningkatkan kualitas guru diantaranya melalui peningkatan
dalam proses belajar mengajar di sekolah. Pada proses belajar mengajar di
sekolah terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran, yang terdiri dari
guru, siswa dan materi pelajaran. Interaksi antara ketiga komponen utama
tersebut melibatkan berbagai sarana prasarana seperti metode, media, dan
penataan suasana belajar yang mendukung, sehingga terciptanya tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu guru dituntut
untuk dapat memilih metode, strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam proses pembelajaran siswa bisa
belajar menemukan sendiri dan peka terhadap masalah-masalah yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Kepekaan terhadap masalah akan timbul jika
siswa dihadapkan pada situasi yang memerlukan pemecahaan. Siswa sebagai
pengambil insentif dalam menentukan sesuatu mempunyai keberanian untuk
mengajukan pertanyaan dan merespon masalah. Peran guru mendorong siswa
untuk memahami masalah yang dihadapi dan berupaya mencari cara
penyelesainya dengan baik.
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak
dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima,
sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan
jelas. Pembelajaran matematika tidak juga tidak lagi mengutamakan pada
penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada
pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu akti....itas
peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika
dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain.
(Hartoyo, 2000: 24).
Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk
itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam
pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan
kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.
Felder, (1994: 2).
Dengan kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
penjumlahan bilangan sampai 500 tanpa teknik menyimpan dan dengan teknik
menyimpan , maka akan berakibat, siswa dalam menyelesaikan permasalahan
yang berhubungan dengan penjumlahan akan mengalami masalah. Tujuan
mengajar matematika adalah agar pengetahuan matematika yang disampaikan
kepada anak dapat dipahami oleh anak. Dengan demikian akan diketahui bahwa
cara mengajar yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula.Dari
permasalahan tersebut, perlu adanya suatu penelitian untuk mengatasinya, yaitu
dengan menerapkan suatu strategi pembelajaran yang tepat agar dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa untuk menyelesaikan soal
penjumlaha.n bilangan sampai 500 tanpa teknik menyimpan dan dengan teknik
menyimpan. Dalam penelitian ini akan diterapkan menggunakan alat peraga
kantong bilangan.
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab dalam kehidupan kemasyarakatan
dan kebangsaan. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab."1
Ketercapaian tujuan pendidikan di atas ditentukan oleh ketercapaian
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran. Di
samping itu, ketercapaian tujuan pendidikan juga ditentukan oleh faktor
pendidik, peserta didik, ketersediaan fasilitas belajar, lingkungan sekolah, serta
penggunaan model dan metode pembelajaran. Penggunaan model dan metode
pembelajaran secara tepat akan sangat menentukan partisipasi, efektivitas, hasil
dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan, serta hasil
belajar peserta didik.
TABEL 1.1
DATA HASIL PENILAIAN HARIAN SUB TEMA IV
KELAS II SEMESTER GANJIL

PENILAIAN HARIAN-1
NO NAMA SISWA MAT B. INDO PPKn
KD 3… KD 3… KD 3…

1 A. Haji Iqro A 90 88 89

2 Akalil Zafiro S 80 84 83

3 Andika Permana 60 65 68

4 Aprilia Ainun H 80 82 83

5 Aqiwl Satria 80 84 83

6 Aqilanafia 80 83 86

7 Azara Futri R 80 82 83

8 Azkia Nur M 80 84 83

9 Dara Aulia 40 52 55

10 I Ratu Ubaya K 60 62 63

11 M. Alby Luthfy F 40 62 61

12 Mila Nurmillati 80 83 86

13 M. Indra Lukman 40 62 63

14 M. Sabil 40 66 65

15 M. Danny F 80 83 86
1
PENILAIAN HARIAN-1
NO NAMA SISWA MAT B. INDO PPKn
KD 3… KD 3… KD 3…

16 M. Raka Mahardika 80 82 83

17 Nabila Rahma 80 84 83

18 Naufal Dary A 80 83 86

19 Qiana Revalia A 60 65 66

20 Qirey Yanda P 60 64 63

21 Raden Alfarez F 60 63 66

22 Rafi Rizki R 80 82 83

23 Randika 60 64 63

24 Rhaka Pramaditya A 60 63 66

25 Ririn Nur Julia 40 60 61

26 Salma Rahmawati 40 65 64

27 Sillva Aresta 80 83 86

28 Syalwa Dwi Pebriani 60 62 63

29 Syaqila Novianty F 40 60 59

30 Syuci Ajilla 60 65 68

31 Tifanni Zaila Meylani 60 65 66

32 Zara Nadia 60 68 67

33 Azzahra Putri F 60 66 69

34 Ahmad Haryawan 60 62 63

35 Meyka Nur Angganis 40 65 64

36 Meysha Nurkhafina 60 77 80

37 Ulfah Nabilah 60 75 76

Nilai rata-rata 63,50 70,66 71,71


Keterangan: KKM mata Pelajaran 72

Didasarkan pada nilai rata-rata penilaian harian pada Kompetensi Dasar pada
mata pelajaran Matematika, nampaknya masih banyak peserta didik memiliki nilai
dibawah KKM sebanyak 62 %, Nilai sama dengan KKM 0 .% dan nilai diatas KKM
sebanyak 38 %.
Sesuai hasil wawancara dan refleksi dengan siswa yang nilainya dibawah
KKM maka dapat disimpukan faktor penyebab rendahnya hasil penilaian harian
peserta didik pada Kompetensi dasar tersebut karena faktor kurangnya motivasi dan
minat siswa dalam kegiatan pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas dan juga penemuan-
penemuan dilapangan maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Rumusan Umum
Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi penjumlahan melalui pemanfaatan media pembelajaran kantong bilangan
2. Rumusan Khusus
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi penjumlahan melalui RPP yang memanfaatkan media pembelajaran
kantong bilangan?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi penjumlahan melalui langkah-langkah menggunakan media
pembelajaran kantong bilangan?
3. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi penjumlahan melalui model menggunakan media pembelajaran kantong
bilangan?

C. TUJUAN PENELITIAN
Didasarkan pada rumusan masalah di atas, maka dapat dibuat tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian Umum
Meningkatkan proses dan hasil kemampuan menghitung penjumlahan melalui
alat bantu kantong bilangan pada siswa kelas II SDN Cileunyi 04.
2. Tujuan Penelitian Khusus
a. Mendeskripsikan konsep mengurutkan bilangan dengan alat bantu kantong
bilangan
b. Mendeskripsikan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat
peraga kantong bilangan pada pembelajaran penjumlahan di kelas II SDN
Cileunyi 04
c. MEndeskripsikan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat
peraga kantong bilangan pada pembelajaran penjumlahan di kelas II SDN
Cileunyi 04

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Semua penelitian pasti diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti

maupun bagi objek yang diteliti dan untuk penelitian ini, secara umum diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru dan juga untuk pembelajaran

Matematika

Manfaat secara khusus yaitu :

1. Bagi siswa diharapkan dengan menggunakan alat bantu kantung bilangan dapat

memberikan suasana baru dan lebih bermakna sehingga proses dan hasil dapat

meningkat sesuai dengan yang diharapakan dan untuk lebih jauhnya dengan

menggunakan model ini diharapkan siswa dapat lebih mengenal dan memahami

tentang penjumlahan.

2. Bagi guru diharapkan dengan menggunakan alat bantu kantung bilangan dapat

memberikan pengalaman baru dalam proses mengajar dan juga meningkatakan

keprofesioanlisan guru, karena seperti yang diketahui bahwa seorang guru

dituntut menguasai 8 keterampilan mengajar yang salah satunya yaitu

mengadakan vareasi dalam pembelajaran.


3. Bagi sekolah dapat memberikan masukan yang positif, sebab ada upaya dalam

peningkatan proses pembelajaran dan mutu pendidikan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
Media Pembelajaran Kantong Bilangan
Pengertian Media Pembelajaran Kata media menurut Azhar Arsyad
1996: 3 berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟,
„perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media diartikan sebagai perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Hamidjodjo dalam
Latuheru dalam Azhar Arsyad 1996 mengemukakan bahwa media adalah semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar
ide, gagasan, atau pendapat sehingga dapat sampai kepada penerima yang akan
dituju. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan
perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada
penerima pesan yang dituju. Selanjutnya Briggs dalam Arief S. Sadiman 2009:6
berpendapat bahwa media pembelajaran adalah alat yang secara fisik dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Wina Sanjaya 2011:205 mengemukakan bahwa media merupakan
komponen dalam komunikasi yaitu pembawa pesan isimateri pelajaran dari
komunikator menuju komunikan. Proses pembelajaran sebagai proses komunikasi
tidak dapat terlaksana dengan optimal tanpa adanya media karena media lah yang
menjadi komponen komunikasi. Komunikator yang dimaksud adalah guru,
sedangkan komunikan adalah siswa. Berdasarkan paparan para ahli tentang media
pembelajaran di 9 atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyajikan dan menyalurkan pesan isimateri
pembelajaran dari komunikator guru ke komunikan siswa sehingga dapat
merangsang siswa untuk belajar.
Manfaat Media Manfaat penggunaan media pembelajaran di dalam
proses belajar mengajar menurut Azhar Arsyad 1996: 27 adalah sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dari guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui
karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Sementara itu Arief S. Sadiman, dkk 2009: 17 menyatakan media
pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap
pasif peserta didik.
d. Membantu guru dalam mengatasi kesulitan guru, yaitu dengan kemampuannya:
memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, menimbulkan
persepsi yang sama.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media
pembelajaran antara lain:
a. Memperjelas penyajian informasi sehingga tidak terlalu bersifat verbalism.
b. Mendorong siswa untuk belajar aktif sehingga termotivasi dalam belajar.
c. Mendorong adanya interaksi antara siswa dan guru.
d. Dapat mengamati kesulitan belajar yang dialami siswa.
e. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
Prinsip Pemilihan Media Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan
prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan
penggunaan media sebagai berikut Azhar Arsyad, 1996:72-74 :
a. Motivasi, media untuk melahirkan minat belajar siswa karena pengalaman yang
akan dialami siswa harus relevan dan bermakna bagi siswa itu sendiri.
b. Perbedaan individual, siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan berbeda-
beda sehingga tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus
berdasarkan kepada tingkat pemahaman.
c. Tujuan pembelajaran, tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang
harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran.
d. Organisasi isi, pembelajaran akan mudah jika isi, prosedur dan keterampilan yang
akan dipelajari diatur e dalam urutan-urutan.
e. Persiapan sebelum mengajar, ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus
ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa.
f. Emosi, media pembelajaran menghasilkan respons emosional sehingga perhatian
khusus terhadap elemen-elemen rancangan media sangat diperlukan jika hasil
yang diinginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap.
g. Partisipasi, partisipasi aktif siswa lebih baik daripada mendengarkan dan
menonton secara pasif.
h. Umpan balik, hasil belajar akan meningkat jika siswa diinformasikan kemajuan
hasil belajarnya.
i. Penguatan
j. Latihan dan pengulangan
k. Penerapan Seperti yang telah diuraikan di atas, maka dalam pemilihan media harus
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, praktis, dapat dipindahkan dan dibawa
kemana-mana dengan mudah, tepat untuk mendukung isi 12 pembelajaran, dan
yang paling penting guru dapat terampil menggunakannya.
Apapun media yang digunakan, seorang guru harus terampil
menggunakan dalam pembelajaran karena nilai dan manfaat media amat ditentukan
oleh guru dalam menggunakannya. 4. Jenis Media Media pembelajaran memiliki ciri
utama yaitu dapat membawa pesan atau informasi kepada siswa sebagai penerima.
Terdapat tiga jenis media menurut Wina Sanjaya 2011:211 sebagai berikut :
a. Media auditif, media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya
memiliki unsur suara seperti radio atau rekaman suara.
b. Media visual, media yang hanya dapat dilihat saja tidak termasuk unsur suara.
Media yang memperlihatkan rupa dan bentuk. Media visual terbagi atas 2 yaitu
visual 2 dimensi dan visual 3 dimensi. Contoh media yang masuk dalam media ini
meliputi film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan
cetak.
c. Media audiovisual, jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur ambar yang dapat dilihat. Pemilihan media yang tepat dapat
membantu proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran matematika
materi penjumlahan secara bersusun.
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
penjumlahan secara bersusun salah satunya yaitu media kantong bilangan. Media
kantong bilangan termasuk kedalam jenis media visual yaitu visual 3 13 dimensi.
Penggunaan media kantong bilangan diharapkan mampu meningkatkan minat belajar
siswa sehingga hasil belajar siswa meningkat pula.

B. KERANGKA BERPIKIR
Media Kantong Bilangan
Pengertian media kantong bilangan Menurut Dwi Yuniarto 2012
Kantong bilangan merupakan suatu alat sederhana yang ditujukan untuk
mempermudah siswa dalam memahami materi operasi hitung dalam matematika.
Media ini berbentuk segi empat dengan beberapa kotak yang menempel atau disebut
kantong bilangan. Kantong bilangan tersebut digunakan untuk penentu nilai suatu
bilangan. Sedangkan sedotan pada media ini digunakan sebagai penentu jumlah suatu
bilangan. Apabila satu sedotan diletakkan pada kantong yang bernilai tempat ribuan,
maka nilai satu sedotan tersebut adalah seribu. Begitu juga apabila sedotan tersebut
diletakkan pada kantong nilai tempat ratusan maka sedotan tersebut bernilai seratus
dan seterusnya. Media ini dapat membantu siswa kelas 1 dalam menkonkretkan
konsep penjumlahan dalam materi ini penjumlahan secara bersusun. Raharjo dalam
Martianti Narore dalam Siti Zulaichah 2014 mengemukakan bahwa kantong bilangan
merupakan media konkret berupa kantong-kantong yang diisi dengan lidi atau
sedotan, di mana untuk satuan sedotan tidak diikat, sedangkan untuk 1 puluhan
terdiri dari 10 lidisedotan yang diikat menggunakan karet gelang. Kantong-kantong
tersebut ditempel 14 pada sebuah bidang datar sesuai nilai tempat dan digunakan
untuk mencari hasil penjumlahan melalui peragaan. Sejalan dengan pernyataan di
atas, Heruman 2007 : 08 menjelaskan bahwa kantong bilangan dibuat berbentuk
kantong-kantong sebagai tempat penyimpanan dan menempel pada selembar kain
atau kertas. Kantong tersebut menyimbolkan nilai tempat pada suatu bilangan.
Sedangkan sedotan sendiri digunakan sebagai pengisi kantong-kantong yang tersedia
sebagai indikator jumlah bilangan yang akan dihitung. Kantong bilangan dirancang
untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran matematika, khususnya pada
penjumlahan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media
kantong bilangan adalah sebuah alat pembelajaran yang memanfaatkan prinsip nilai
tempat untuk mengajarkan materi penjumlahan yang berbentuk kantong. Dengan
kata lain, katong bilangan adalah sebuah media pembelajaran matematika yang
berbentuk kantong-kantong yang menunjukkan nilai tempat suatu bilangan. Media
dibuat dari bahan kertas atau kantong plastik transparan dan dibentuk sesuai dengan
urutan nilai tempat. Kantong bilangan merupakan media pembelajaran yang
digunakan untuk penjumlahan secara bersusun baik dalam teknik menyimpan
maupun tidak menyimpan. Dengan menggunakan kantong bilangan sebagai media
pembelajaran matematika dalam pokok bahasan penjumlahan secara bersusun
mempermudah siswa dalam menguasai konsep serta mempermudah guru dalam
menyampaikan materi penjumlahan secara bersusun.
Fungsi Media Kantong Bilangan Kantong bilangan berfungsi sebagai
penentu nilai tempat suatu bilangan, yaitu satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan.
Dengan adanya pengelompokan nilai suatu bilangan, maka memudahkan siswa
dalam melakukan operasi hitung baik penjumlahan maupun pengurangan. Heruman
2007:19 juga menyebutkan fungsi penggunaan kantong bilangan sebagai berikut : 1
Sebagai media dalam pembelajaran matematika, khususnya pada operasi hitung
matematika. 2 Sebagai salah satu sumber belajar matematika pada operasi bilangan.
3 Sebagai motivasi belajar bagi siswa karena ditampilkan dengan media yang
sederhana tetapi menarik. Dengan demikian manfaat penggunaan media kantong
bilangan dalam pembelajaran yaitu 1 Meningkatkan minat dan mendorong siswa
lebih memperhatikan pelajaran, 2 Lebih memusatkan perhatian siswa, 3
Memindahkan suatu pemikiran kedalam situasi yang nyata dan sesungguhnya.
Dengan menggunakan alat media kantong bilangan serta melalui penyampaian
materi yang menarik dari guru, diharapkan siswa dapat lebih termotivasi dalam
proses belajar dan lebih jelas memberikan pelajaran sehingga tidak terjadi
pengetahuan yang verbalisme.
Kelebihan dan Kekurangan Media Kantong Bilangan 1 Kelebihan 16
Kelebihan penggunaan kantong bilangan menurut Martianti Narore dalam Siti
Zulaichah 2014 yaitu menkonkretkan konsep yang dipelajari. Kantong bilangan
merupakan media 3 dimensi yang memberikan gambaran proses konkret dalam
pembelajaran, gambaran nyata ini diperoleh dari pengoperasian yang dilakukan
menggunakan kantong-kantong dan sedotan yang dijadikan bentuk konkret dari
simbol matematika. Berdasarkan hal tersebut diharapkan anak akan lebih mudah
dalam memahami konsep. Media kantong bilangan dibuat berdasarkan keefektifan
media, salah satunya yaitu media kantong bilangan dibuat berdasarkan konsep nyata
pengoperasian penjumlahan. Dwi Yuniarto 2012 menyampaikan kelebihan
penggunaan media kantong bilangan sebagai berikut :
a Membantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan lebih menarik.
b Membantu guru untuk bisa menyampaikan suatu konsep pembelajaran yang
abstrak menjadi sebuah situasi yang nyata.
c Memantapkan pengetahuan siswa dalam memahami nilai tempat suatu bilangan.
d Membantu siswa untuk menyelesaikan masalah operasi hitung dengan cara yang
sistematis. Setelah diperoleh media pembelajaran berupa media kantong bilangan
diharapkan siswa mampu belajar dengan mudah dan cepat, untuk itu siswa
diberikan media konkret, agar bisa membantu dalam proses belajar berhitung
dengan baik .
Kekurangan
Kelemahan media pembelajaran Kantong Bilangan yaitu Tidak bisa
digunakan dalam pembelajaran operasi hitung yang melibatkan bilangan negatif
maupun desimal. Media Kantong Bilangan yang Digunakan Media kantong bilangan
yang digunakan dalam penelitian yaitu model dari Heruman. Menurut Heruman
2007:7 ada serangkaian kegiatan yang merupakan langkah-langkah pemberian
konsep matematika yang benar, yang terdiri atas penanaman konsep, pemahaman
konsep, dan pembinaan keterampilan. Pemberian konsep ini dilakukan melalui alat
peraga atau media yang sederhana, tetapi tepat pada sasaran sehingga konsep tersebut
akan lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Berikut pemahaman konsep
penjumlahan bersusun pendek dan panjang menggunakan media kantong bilangan : 1
Beberapa kantong plastik transparan sebagai saku penyimpan yang diletakkan pada
selembar kain kertas. 2 Sedotan limun atau lidi. Untuk lebih jelasnya, gambar media
kantong bilangan dapat dilihat pada gambar berikut ini : 18 - Bersusun pendek Tiap
10 biji sedotan diikat untuk menyatakan satu puluhan Nilai tempat satuan Nilai
tempat puluhan 19 - Bersusun panjang Tiap 10 biji sedotan diikat untuk menyatakan
satu puluhan Penggunaan media pembelajaran Kantong Bilangan sangatlah mudah,
yaitu hanya dengan memasukkan sedotan sesuai dengan nilai angka yang akan kita
hitung kemudian masukkan atau ambil sedotan lagi sesuai dengan nilai angka yang
digunakan sebagai angka penambah, pengurang, pengali ataupun pembaginya. Agar
lebih jelas lagi, berikut prosedur penggunaan media pembelajaran Kantong Bilangan
dalam pembelajaran: Kantong soal Kantong menyimpan Kantong nilai satuan
Kantong nilai puluhan Kantong hasil Kain kertas 20 a. Persiapkan sedotan dan
kantong bilangan yang akan digunakan untuk melakukan operasi hitung. b. Letakkan
sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, misalnya 14 berarti 4 sedotan berada pada
kantong satuan dan 1 ikat 10 sedotan berada pada kantong puluhan. c. Lakukan
operasi hitung penjumlahan, pengurangan, penjumlahan ataupun pembagian dengan
menambahkan sedotan ataupun mengurangi sedotan yang ada dalam kantong sesuai
dengan angka penjumlah atau pengurangnya. d. Sedotan yang masih ada dalam
kantong merupakan hasil operasi hitung yang dilakukan. e. Hitung jumlah sedotan
yang masih ada dalam kantong bilangan sesuai dengan nilai tempatnya. f. Jika dalam
satu kantong terdapat lebih dari sepuluh sedotan, maka ambil sepuluh sedotan pada
kantong tersebut, kemudian tambahkan satu ikat 10 sedotan pada kantong nilai yang
bernilai tempat lebih besar yang ada di sampingnya. Dengan langkah penggunaan
media kantong bilangan yang mudah, diharapkan dapat membantu siswa dalam
pembelajaran matematika khususnya materi penjumlahan secara bersusun. e.
Pengaruh penggunaan media kantong bilangan terhadap hasil belajar siswa
Pembelajaran matematika penjumlahan secara bersusun bukan merupakan topik yang
mudah untuk diajarkan pada siswa, akan tetapi dalam 21 mengajarkan topik tersebut
guru harus menggunakan media pembelajaran yang tepat dan benar, agar siswa dapat
membangun dan menemukan sendiri penyelesaiannya. Penjumlahan secara bersusun
membutuhkan media yang konkret agar siswa lebih mudah memahami konsep
penjumlahan secara bersusun dan lebih mudah dalam mengerjakan soal. Penggunaan
media konkret dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan tahap perkembangan
anak. Menurut Piaget dalam Asri Budiningsih, 2005:39 anak pada jenjang sekolah
dasar atau pada kisaran antara 7 sampai 11 tahun berada pada tahap operasional
konkret. Pada tahap ini siswa memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya
dengan benda-benda bersifat konkret. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan media
kantong bilangan yang memiliki keunggulan dalam menkonkretkan operasi
penjumlahan secara bersusun mampu mengatasi masalah anak yang kesulitan dalam
memahami konsep matematika penjumlahan secara bersusun. Sehingga saat anak
sudah memahami konsep, kemampuan anak dalam pembelajaran matematika tentang
penjumlahan secara bersusun dapat meningkat. Media kantong bilangan selain
sebagai mengkonkretkan operasi hitung dengan membedakan nilai tempat bilangan
tetapi juga memiliki fungsi lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut
Heruman 2007:19 menyebutkan fungsi penggunaan kantong bilangan sebagai berikut
: 1 Sebagai media dalam pembelajaran matematika, khususnya pada operasi hitung
matematika, 2 Sebagai salah satu sumber belajar matematika pada operasi bilangan,
3 Sebagai motivasi belajar bagi siswa karena ditampilkan 22 dengan media yang
sederhana tetapi menarik. Kantong bilangan merupakan media 3 dimensi yang
memberikan gambaran proses konkret dalam pembelajaran, gambaran nyata ini
diperoleh dari pengoperasian yang dilakukan menggunakan kantong-kantong dan
sedotan yang dijadikan bentuk konkret dari simbol matematika. Dengan gambaran
nyata dari media kantong bilangan diharapkan mampu mempengaruhi kondisi anak
sehingga mampu meningkatkan motivasi anak dan pemahaman anak. Perpaduan
penjelasan di atas diharapkan mampu memudahkan anak dalam memahami konsep
penjumlahan secara bersusun dan pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa tentang penjumlahan secara bersusun.

C. HIPOTESIS TINDAKAN
Untuk memudahkan pencapaian tujuan penelitian dibutuhkan sebuah
hipotesis.Hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu soal, yang
dimaksudkan suatu tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban
yang sebenarnya.Hipotesis-hipotesis ini dijabarkan atau ditarik dari postulat-postulat
dan hipotesis tersebut tidak selalu merupakan jawaban yang dianggap mutlak atau
harus dapat dibenarkan oleh penyidik. (Surachmad, 1982 : 39).
Hipotesis penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai
berikut: “Pemanfaatan Media Pembelajaran Kantong Bilangan Untuk Meningkatkan
Proses Dan Hasil Kemampuan Menghitung Penjumlahan Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Di Kelas II Sekolah Dasar Negeri Cileunyi 04 Bandung”.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei 2022. Dan penyusunan

laporan pada awal Bulan Juli 2022. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2

siklus. Setiap siklus terdiri dari 1 pertemuan dan satu kali evaluasi pada

masing-masing siklusnya.

Siklus I dilaksanakan 1 kali pertemuan dan 1 kali evaluasi. Membahas

tentang “penjumlahan dua angka” menggunakan alat bantu kantung bilangan.

dan evaluasi dilaksanakan tanggal 22 April 2022.

Siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan dan 1 kali evaluasi. Pada tanggal

26 April 2022 yang meneliti tentang “ mengenal penjumlahan sampai dengan

500”, dan evaluasi dilaksanakan tanggal 29 April 2022.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Cileunyi 04

Kecamtan Cileunyi Kabupaten Bandung.

B. SUBJEK PENELITIAN

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 Sekolah

Dasar Negeri Cileunyi 04 di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Berjumlah 34


peserta didik yang terdiri dari jumlah laki-laki 19 orang dan jumlah peserta didik

perempuan ada 15 orang. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika di

kelas 2 SDN Cileunyi 04 khususnya pada pokok bahasan penjumlahan.

C. METODE PENELITIAN
1. Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi penyelesaian masalah
yang memanfaatkan tindakan konkret dan proses pengembangan keterampilan
dalam mendeteksi dan menyelesaikan suatu masala
2. Populasi dan Sampel
 Populasi meliputi kelas 2 berjumlah 37 orang
 Sampel berjumlah 20 orang kelas 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I dilaksanakan 1 kali pertemuan dan 1 kali evaluasi.

Dilaksanakan tanggal 22 April 2022 tentang “penjumlahan dua angka” dan

evaluasi dilaksanakan tanggal 22 April 2022. Hasil tindakan siklus I berupa

hasil observasi tentang mengenal penjumlahan yang hasilnya bilangan dua angka

dengan penjumlahan berulang dapat dijabarkan ke dalam tabel berikut ini;

Tabel 4.1
Kegiatan Belajar Siklus I

Pokok Proses Kegiatan Temuan


Tindakan
Bahasan Pembelajaran Esensial
Proses pembelajaran yang
dilakukan adalah
menunjukan gambar peraga
jumlah lambang bilangan
Beberapa
hasil penjumlahan,
peserta didik
kemudian peserta didik
kurang tertib
Penjumlahan menanggapi alat peraga
dalam
dan yang disajikan dan
1 mengerjakan
Pengurangan memperagakannya di depan
contoh soal
dua bilangan kelas sebagai pola
yang diberikan
demonstrasi yang
pendidik di
ditunjukan peserta didik.
depan kelas.
Peserta didik diberi lembar
evaluasi yang kemudian
mendiskusikannya dengan
teman sebangku.
2 Fakta Menyuruh salah satu teman
Penjunlahan sebangku sebagai
perwakilan dari masing-
masing kelompok untuk
membacakan hasil kerjanya
berupa fakta penjumlahan.
Setiap perwakilan
menyampaikan hasil
bilangan kerjanya. Kelompok
lainnya menanggapi dengan
mengajukan pertanyaan dan
kelompok lainnya
mempresentasikan
menjawab pertanyaan yang
diajukan temannya
Evaluasi Siswa mengerjakan soal
evaluasi tentang
3
penjumlahan sebagai fakta
penjumlahan berulang

Kemudian kegiatan mengajar yang dilakukan Peneliti membuka pelajaran

dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memberikan

apersepsi berupa “ penjumlahan “. Pertanyaan yang diajukan adalah :

1) Berapakah hasil dari 10 +12 ?

2) 11 x 22 sama dengan ….

3) 14 + 14 sama dengan ….

Selanjutnya peneliti menuliskan pokok bahasan yang akan dipelajari di

papan tulis.Setelah membuka pelajaran peneliti mengadakan tanya jawab dengan

siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan mengaitkan dengan materi

yang akan diajarkan. Berdasarkan pengamatan, siswa telah memiliki

pengetahuan awal tentang penjumlahan.

Setelah mengadakan apersepsi peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dipelajarinya, kemudian guru Menunjukan gambar tentang bola dan

kelereng jumlah lambang bilangan hasil penjumlahan. Siswa menanggapi

macam-macam gambar bola dan kelereng bilangan hasil penjumlahan yang


ditunjukan oleh guru. Peserta didik mengamati tentang gambar penjumlahan,

maju ke depan untuk menunjukan konsep penjumlahan sebagai penjumlahan

yang berulang. Peserta didik maju ke depan untuk mencoba beberapa soal

yang diberikan guru, sementara peserta didik yang lain turut

memperhatikannya. Kemudian gurumenyimpulkan pelajaran yang dilakukan

oleh siswa dan guru.Peneliti membagikan lembar evaluasi sebagai tes akhir yang

dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh dari tes akhir mencapai rata-rata

68,38. Nilai hasil evaluasi yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 4.2
Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Siklus I

Nomor Nama Siswa Nilai Keterangan


1 A. Haji Iqro A 70 Jumlah siswa
2 Akalil Zafiro S 45 34 orang.
3 Andika Permana 75 Laki-laki 19
4 Aprilia Ainun H 70 Perempuan 15
5 Aqiwl Satria 80 KKM: 60
6 Aqilanafia 70
7 Azara Futri R 55
8 Azkia Nur M 75
9 Dara Aulia 70
10 I Ratu Ubaya K 55
11 M. Alby Luthfy F 75
12 Mila Nurmillati 50
13 M. Indra Lukman 75
14 M. Sabil 50
15 M. Danny F 70
16 M. Raka Mahardika 55
17 Nabila Rahma 75
18 Naufal Dary A 80
19 Qiana Revalia A 75
20 Qirey Yanda P 90
21 Raden Alfarez F 75
22 Rafi Rizki R 75
23 Randika 70
24 Rhaka Pramaditya A 75
25 Ririn Nur Julia 75
26 Salma Rahmawati 80
27 Sillva Aresta 70
28 Syalwa Dwi Pebriani 60
29 Syaqila Novianty F 45
30 Syuci Ajilla 60
31 Tifanni Zaila Meylani 65
32 Zara Nadia 60
33 Azzahra Putri F 75
34 Ahmad Haryawan 80
35 Meyka Nur Angganis 45
36 Meysha Nurkhafina 60
37 Ulfah Nabilah 65
Jumlah 2325
Rata-rata 68,38
Ketuntasan Belajar 79,42%

Grafik 4.1
Perkembangan Nilai Siklus I

siklus I
80
78
76
74 siklus I
72 79.42
70
68
66 68.38
64
62
rata-rata Nilai ketuntasan belajar
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap data dan proses

pembelajaran yangdilakukan, tampak beberapa hasil yang ditunjukan siswa pada

sikuls I. dalam hal ini peneliti mendapatkan beberapa temuan yang menarik untuk

diteliti lebih lanjut.


1) Pertama : pemahaman konsep awal mengenai penjumlahan terhadap

penjumlahan berulang. Dari serangkaian kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan, siswa terlibat langsung mulai dari penjelasan materi,

penyampaian tujuan pembelajaran, mendemonstrasikan hasil pembelajaran,

tanyajawab sampai pada tahap penyimpulan hasil belajar. Sehingga siswa

memiliki pengalaman belajar yang menarik, hal ini dapat

memudahkan siswa dalam memahami konsep yang diajarkan. Terlihat dari

hasil pembelajaran, dari 36 siswa putaran pertama banyak siswa yang berani

ke depan untuk mendemonstrasikan hasil pekerjaaanya, pada tahap

selanjutnya situasi kelas menjadi lebih variatif dan tidak kaku. Ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat memahami konsep yang

diajarkan, dan hanya beberapa orang siswa saja yang belum memahami

konsep.

2) Kedua : aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.Siswa

tampak aktif dalam mengikuti pembelajaran ketika dilibatkan langsung

dalam memecahkan masalah penjumlahan dengan menggunakan alat peraga

yang dipajang di papan tulis. Hal inidisebabkan karena siswa media

pembelajaran yang digunakan mampu menarik minat siswa untuk belajar

matematika. Pembelajaran menjadi lebih hidup, terlihat dari perhatian dan hasil

yang dityunjukan siswa meningkat.

3) Ketiga mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes evaluasi yang

dilakukan pada akhirpembelajaran secara individu. Dari hasil tes evaluasi

yang diperoleh siswa, pada umumnyasiswa dapat menjawab soal dengan


benar. Hasil rata-rata 68,38 menunjukan hasil yang sangat memuaskan. Karena

mampu melebihi KKM yang ditetapkan yakni 65. Hanya ada 7 orang atau 20,58

% dari jumlah seluruh siswa yang masih mendapat nilai dibawah 60.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa

sebagian besar siswa mampu memahami konsep yang diajarkan dan terbukti

dari hasil belajar yang ditunjukannya.Dalam pembelajaran siklus I ini

peneliti menggunakan alat peraga berupa beberapa gambar benda konkret

untuk menterjemahkan konsep penjumlahan sebagai penjumlahan yang

berulang.

Aktivitas siswa terlihat mulai dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran terus meningkat.Meskipun di awal-awal pembelajaran masih

terlihat canggung dan enggan untuk menyampaikan pendapatnya.Di awal

pembelajaran siswa cenderung menjawab dengan menanyakan pada temannya,

hal ini disebabkan karena siswa tidak terbiasa belajar dengan metode

demonstrasi. Untuk itu guru harus menjelaskan kepada siswa bagaimana cara

yang baik dan benar. Hasil belajar siswa pada siklus I ini baik, dilihat dari nilai

hasil evaluasi yang mencapai nilai rata-rata 68,38. Dengan jumlah siswa 27

orang atau hampir 79,42 % mendapat nilai di atas 60.

2. Hasil Penelitian Siklus II

Siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan dan 1 kali evaluasi. Pertemuan

Pertama tanggal 26 April 2022 yang meneliti tentang “ mengenal penjumlahan

sampai dengan 100”. Tanggal 28 Maret 2013 membahas tentang “mengenal

penjumlahan sampai dengan 500”, dan evaluasi dilaksanakan tanggal 26 April


2022.Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil

analisis darisiklus I. Penelitian tindakan kelas dilanjutkan dengan mengenal

penjumlahan sampai dengan 500 yang dapat dijelaskan sebagai berikut ;

Tabel 4.3
Kegiatan Siklus II
Pokok Proses Kegiatan Temuan
Tindakan
Bahasan Pembelajaran Esensial
Menunjukan gambar
Mengenal tentang boneka dan ikan
1 penjumlahan sebagai jumlah lambang
sampai 500 bilangan hasil
penjumlahan
Memberikan penjelasan Beberapa orang
tentang proses fakta siswa masih
penjumlahan sebagai belum fokus
penjumlahan berulang. untuk
bertanyajawab
Memberi kesempatan diawal-awal
kepada peserta didik pembelajaran
untuk bertanya siklus II ini.
Menyuruh salah satu Namun
teman sebangku sebagai kejadiannya
perwakilan dari masing- tidak
masing kelompok untuk berlangsung
Menjelaskan
membacakan hasil lama.
2 fakta dasar
kerjanya
penjumlhanan
Bertanya tentang proses
fakta penjumlahan
sebagai penjumlahan
berulang, kemudian
mendiskusikan dengan
teman sebangkunya
tentang fakta
penjumlahan sebagai
penjumlahan berulang
yang ada pada lembar
kerja
Evaluasi dari Siswa mengerjakan soal
pertemuan evaluasi tentang operasi
3 siklus 1 dan 2 penjumlahan sebagi
fakta penjumlahan
berulang

Peneliti membuka pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai, memberikan apersepsi tentang “ penjumlahan sampai

dengan 500“

Pertanyaan yang diajukan adalah :


1) Berapakah hasil dari 4 + 4 + 4 + 4?

2) Jadi 14 + 24 adalah …

Siswa menanggapi macam-macam gambar boneka dan ikan yang

ditunjukan oleh guru. Peserta didik mengamati tentang fakta penjumlahan,

maju ke depan untuk mengamati tentang gambar boneka dan ikan sebagai

konsep penjumlahan.Peserta didik maju ke depan untuk mencoba beberapa

soal yang diberikan guru, sementara peserta didik yang lain turut

memperhatikannya.

Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum di mengerti, Kemudian dengan dipandu peneliti siswa

mengerjakan tugas dengan metode demonstrasi. Setelah siswa yang bertanya

merasa puas, dengan penjelasan peneliti, maka peneliti melanjutkan dengan

membagikan lembar evaluasi (tes akhir) secara individu.Kemudian

gurumenyimpulkan pelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru.

Siswa mengerjakan lembar evaluasi (tes akhir).Setelah semua siswa

selesai mengerjakan tes akhir peneliti bersama siswa membahas soal tes

akhir.Di akhir pembelajaran peneliti bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan pelajaran mengenai penjumlahan sampai dengan nilai

100.Untuk menindak lanjuti kegiatan pembelajaran, peneliti memberikan

pekerjaan rumah dan peneliti menutup pelajaran.Perolehan nilai tes akhir yang

dikerjakan secara individu dapat dilihat dan tabel di bawah ini.

Tabel 4.4
Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Siklus II

Nomor Nama Siswa Nilai Keterangan


1 A. Haji Iqro A 90 Jumlah siswa
2 Akalil Zafiro S 60 34orang.
3 Andika Permana 75 Laki-laki 19
4 Aprilia Ainun H 85 Perempuan 15
5 Aqiwl Satria 80 KKM: 60
6 Aqilanafia 85
7 Azara Futri R 60
8 Azkia Nur M 100
9 Dara Aulia 100
10 I Ratu Ubaya K 60
11 M. Alby Luthfy F 100
12 Mila Nurmillati 60
13 M. Indra Lukman 75
14 M. Sabil 75
15 M. Danny F 80
16 M. Raka Mahardika 70
17 Nabila Rahma 100
18 Naufal Dary A 50
19 Qiana Revalia A 85
20 Qirey Yanda P 90
21 Raden Alfarez F 100
22 Rafi Rizki R 75
23 Randika 80
24 Rhaka Pramaditya A 80
25 Ririn Nur Julia 95
26 Salma Rahmawati 90
27 Sillva Aresta 70
28 Syalwa Dwi Pebriani 100
29 Syaqila Novianty F 55
30 Syuci Ajilla 75
31 Tifanni Zaila Meylani 60
32 Zara Nadia 70
33 Azzahra Putri F 60
34 Ahmad Haryawan 90
35 Meyka Nur Angganis 75
36 Meysha Nurkhafina 80
37 Ulfah Nabilah 80
Jumlah 2680
Rata-rata 78,82
Ketuntasan Belajar 94,2%
siklus II
95

90

85 siklus II
94.2
80
78.82
75

70
rata-rata Nilai ketuntasan belajar

Grafik 4.2
Perkembangan Nilai Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap data dan proses

pembelajaran yangdilakukan pada siklus II, seperti halnya siklus I tampak

beberapa hasil yang ditunjukan seperti tergambar di bawah ini ;

1) Pertama : pemahaman konsep awal mengenai fakta penjumlahan, pada

umumnya siswa dapat memahami konsep sejak awal, meskipun prosentase

yang ditunjukan masih kurang baik. Sehingga ketika siswa menentukan hasil

akhir dari penjumlahan dari tabel yang diberikan hampir50% siswa tidak

dapat, mengerjakannya dengan benar.

2) Kedua mengenai aktivitas siswa pada siklus II. Dari awal sampai akhir

pembelajaran siswa terlibat langsung, mulai dari memperhatikan penjelasan

guru sampai pada menyimpulkan materipenjumlahan sampai dengan nilai

100. Aktivitas siswa jelas terlihat sehingga pembelajaran kali ini sangat

menyenangkan dan tidak membosankan.


3) Ketiga mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran pada

siklus I hasil pembelajaransiswa pada siklus II ini lebihbaik bila dibandingkan

dengan perolehan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang

diperolehpada tes akhir, dengan nilai rata-rata sebesar 78,82.

Dari hasil analisis di atas, peneliti melakukan refleksi pada proses belajar

mengajaryang dilakukan sebagai berikut:

Pada siklus II ini siswa dapat memahami konsep yang diajarkan

mengenai penjumlahan sampai dengan hasil 100, Namun sebagian siswa masih

ada yang mendapat nilai dibawah 60 (2 orang atau 5,8%) berarti yang sudah

tuntas sebesar 94,2%,sehingga untuk menentukan hasil akhir penjumlahan

dengan nilai 100 sebagianbesar siswa dapat melakukannya dengan tepat dan

benar.

Seluruh siswa terlihat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dari

awal sampai akhir pembelajaran. Hanya perolehan nilai pada siklus II ini baik

bila dibandingkan dengan tindakan-tindakan pada siklus I. Ini terlihat dari nilai

yang diperoleh siswa dalam tes akhir pada siklus II ini, dengan nilai rata-rata

sebesar 78,82. Refleksi pada siklus II ini oleh peneliti akandijadikan pedoman

sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya pada mata pelajaran yang sama maupun

pada mata pelajaran yang lainnya.


B. PEMBAHASAN

Tabel 4.5
Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Indikator Siklus I Siklus II

Rata-rata 68,38 78,82

Ketuntasan Belajar 79,42% 94,2%

100 94.2

90
79.42 78.82
80
70 63.38

60
50 rata-rata Nilai
Ketuntasan Belajar
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II

Grafik 4.3
Perkembangan Nilai Siklus I dan II

Dari kesimpulan yang terlihat pada tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa

perkembangan hasil belajar siklus I dan II bahwa ada peningkatan hasil belajar

dari siklus I sebesar 68,38 menjadi siklus II 78,82. Ini menunjukan bahwa

dengan metode demonstrasi mampu meningkatkan hasil belajar dan kemampuan

siswa pada materi penjumlahan.


Seluruh siswa terlihat aktif mengikuti proses pembelajaran dari awal

sampai akhir pembelajaran selama tindakan. Selain itu, diperoleh peningkatan

hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari perkembangan hasil

belajar siklus I dan II bahwa ada peningkatan hasil belajar dari siklus I sebesar

68,38 menjadi siklus II 78,82. Ini menunjukan bahwa dengan alat bantu kantung

bilangan mampu meningkatkan hasil belajar dan kemampuan siswa pada materi

penjumlahan.

Begitupun ketuntasan belajar. Pada siklus I Hanya ada 7 orang atau 20,58 %

dari jumlah seluruh siswa yang masih mendapat nilai dibawah 60. Dengan jumlah

siswa 27 orang atau 79,42 % mendapat nilai di atas 60. Pada siklus II terjadi

peningkatan dimana siswa dapat memahami konsep yang diajarkan mengenai

penjumlahan sampai dengan hasil 100. Namun sebagian siswa masih ada yang

mendapat nilai dibawah 60 (2 orang atau 5,8%),sehingga untuk menentukan hasil

akhir penjumlahan dengan nilai 100 sebagianbesar siswa dapat melakukannya

dengan tepat dan benar.

Apabila dibandingkan hasil tindakan dengan nilai pra siklus, maka terjadi

peningkatan yang baik. Hal ini terlihat dari ketuntasan belajar pada pra siklus , baru

terkuasai 43 % dari jumlah siswa 36 orang, atau 57 % dibawah nilai KKM atau

19 orang yang mendapat nilai di bawah KKM dan 15 orang yang mendapat nilai

di atas KKM. Dan hasil setelah tindakan (siklus I dan siklus II) diperoleh tinggal

2 siswa atau sebesar 5,8% yang belum tuntas dan 94,2% telah tuntas.

Dari hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan di

atas, maka ternyata penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil

belajar matematika tentang penjumlahan bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
pada siswa kelas II SD Negeri Cileunyi 04 Kecamatan Cileunyi Kabupaten

Bandung. Dan telah mampu menjawab hipotesis yang diajukan.

F. ALAT PENGUMPUL DATA

OBSERVASI
1. Observasi dilakukan
Meningkatkan proses dan hasil kemampuan menghitung penjumlahan melalui alat
bantu kantong bilangan pada siswa kelas II SD Cileunyi 04 Bandung.
2. Observasi dilakukan terhadap guru dalam langkah-langkah penggunaan media
pembelajaran kontong bilangan pada siswa kelas II SD Cileunyi 04 Bandung
WAWANCARA
Wawancara dilakukan terhadap pemahaman siswa dalam materi penjumlahan teknik
menjumlah

TES TERTULIS
Tes tertulis dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam materi
penjumlahan
a. Pre Tes
b. Post Tes
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Dari serangkaian hasil penelitian yang dilaksanakan di atas tentang

Pemanfaatan Media Pembelajaran Kantong Bilangan Untuk Meningkatkan Proses

Dan Hasil Kemampuan Menghitung Penjumlahan Siswa Pada Pembelajaran

Matematika Di Kelas II Sekolah Dasar Negeri Cileunyi 04 Bandung, peneliti dapat

menyimpulkanbahwa: terjadi kenaikan yang baik dari hasil belajar siswa dimana

hasil belajar siklus I yaitu 68,38 meningkat menjadi 78,82 pada siklus II. Dari segi

ketuntasan belajar, apabila dibandingkan hasil tindakan dengan nilai pra siklus, maka

terjadi peningkatan yang baik. Hal ini terlihat dari ketuntasan belajar pada pra siklus , baru

terkuasai 43 % dari jumlah siswa 36 orang, atau 57 % dibawah nilai KKM atau 19

orang yang mendapat nilai di bawah KKM dan 15 orang yang mendapat nilai di atas

KKM. Dan hasil setelah tindakan (siklus I dan siklus II) diperoleh tinggal 2 siswa

atau sebesar 5,8% yang belum tuntas. Karena itu, ternyata penggunaan metode

demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang perkalian bilangan

yang hasilnya bilangan dua angka pada siswa kelas II SDN Cileunyi 04 Kecamatan

Cileunyi Kabupaten Bandung. Dan telah mampu menjawab hipotesis yang diajukan.
B. SARAN

Berdasarkankesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan

pembelajaran, serta meningkatkan berbagai aspek pembelajaran, baik dalam proses

maupun hasil pembelajaran. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang terlibat dalam peningkatan kualitas pendidikan. Untuk itu peneliti memberikan

saran bagi:

1. Bagi Guru.

Dalam mengajarkan matematika, guru hendaknya mampu memberikan

pembelajaran matematika dengan berbagai variasi mengajar yang sesuai dengan

tahapan perkembangan belajar peserta didiknya. Guru juga harus menggunakan

pendekatan pembelajaran matematika yang tepat, agar pembelajaran yang

dilakukan menjadi bermakna bagi siswa dan siswa akan merasa tertarik untuk

mengikuti pembelajaran.

2. Bagi Sekolah.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih dalam inovasi

pembelajaran di kelas.Diharapkan setiap sekolah dapat berinovasi dalam setiap

penyampaian materi pembelajarannya. Sehingga dana yang disediakan oleh

pemerintah berupa BOS mampu tepat sasaran dan meningkatkan hasil belajar siswa

secara optimal. Hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi dan introspeksi bagi

guru maupun bagi kepala sekolah mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dan

akan dilaksanakan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi guru-guru SD terutama guru kelas 2, mengenai metode pembelajaran


matematika yang inovatif guna meningkatkan pemahaman konsep, aktivitas

belajar dan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul majid. 2014. Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Antonius Cahya Prihandoko. 2006. Memahami Konsep Matematika Secara Benar


dan Menyajikannya dengan Menarik. Jakarta: Depdiknas.

Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka cipta.

Arief S. Sadiman, dkk. 2009. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Azhar Arsyad. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Dwi Yuniarto. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Sedotan
(Drinking Straws) dan Kantong Bilangan pada Pembelajaran Matematika
dengan Materi Operasi Hitung Campur Kelas IV di SD N 1 Kandangan.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung :


Karya Offset.

Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN CILEUNYI 04


Kelas / Semester : 2 /1
Tema : Hidup Rukun (Tema 1)
Sub Tema : Hidup Rukun di Masyarakat ( Sub Tema 4 )
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI
Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati, mendengar, melihat,
membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya melalui ciptaan
Tuhan dan kegiatannya serta benda-benda yang dijumpainya di rumah atau di sekolah

B. KOMPETNESI DASAR
3.3 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang
melibatkan bilangan cacah sampai dengan 999 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan penjumlahan dan pengurangan

C. INDIKATOR
3.3.2 Menghitung pengurangan dua bilangan dengan tekhnik menyimpan dengan
cara panjang dan pendek

D. TUJUAN
1. Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat melakukan penjumlahan
dua bilangan cara panjang dengan tepat.
2. Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat melakukan penjumlahan
dua bilangan dengan cara pendek dengan tepat.
3. Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat melakukan pengurangan
dua bilangan dengan teknik menyimpan dengan cara panjang dengan tepat.
4. Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat melakukan pengurangan
dua bilangan dengan teknik menyimpan dengan cara pendek dengan tepat.
5. Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari berkaitan penjumlahan dengan tepat.

E. MATERI
Penjumlahan dan Pengurangan dua bilangan

F. STRATEGI PEMBELAJRAN
Pendekatan Saintifik
Metode : Ceramah, Deskriptif, Tanya Jawab

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pembukaan 1. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan 15 menit
Membaca Doa (Orientasi)
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan dipelajari
dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik
(Apersepsi)
3. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
 Guru menyampaikan materi melalui metode ceramah dan deskriptif
kepada siswa
 Guru memeberikan LKS
Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan menambahkan
informasi dari siswa lainnya..
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

C. PENILAIAN (ASESMEN)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek
dengan rubric penilaian.

Mengetahui Bandung, ………………………..


Kepala Sekolah, Peneliti

DIDIN NURHAYADIN, S.Pd TITA PARTINI


NIP. 196207041983051004 NIM. 857482946
LAMPIRAN

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan
dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian
sebagai berikut.

1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
b. Penilaian Pengetahuan: Tes
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen Penilaian


a. Sikap
Sikap siswa yang muncul ketika proses pembelajaran.
Contoh Format Jurnal untuk Penilaian Sikap
No Tanggal Nama siswa Catatan Butir sikap Tindak lanjut
perilaku
1 Zaydan
2 Najwa
3 Raffa
... Dan
seterusnya
b. Pengetahuan dan Keterampilan

Skor Penilaian : 100

Penilaiam: skor yang diperoleh x 100

Skor maaksimal
Panduan Konversi Nilai:
Konversi Nilai
Predikat Klasifikasi
(skala 0- 100)
81- 100 A SB (Sangat Baik)
Contoh Rubrik
1) Bahasa Indonesia
Pengetahuan: Menyebutkan kalimat penolakan yang ada di dalam teks.
Kriteria skor
Dapat menyebutkan semua kalimat penolakan di dalam
4
teks dengan benar, tanap bantuan guru
Ada kalimat penolakan yang disebutkan belum benar,
3
tanpa bantuan guru
Ada kalimat penolakan yang disebutkan belum benar,
2
dengan bantuan guru
Belum ada kalimat penolakan yang disebutkan dengan
1
benar, dengan bantuan guru

Rubrik Menulis Kalimat Penolakan dengan Benar (KD 4.1)


Aspek/ Skor
Kriteria 4 3 2 1
Kalimat Semua Ada Ada Belum ada
penolakan kalimat beberapa beberapa kalimat
diperagakan penolakan kalimat kalimat penolakan
dengan diperagakan penolakan penolakan yang
memerhatikan dengan diperagakan diperagakan diperagakan
lafal dan benar, tanpa kiurang dengan dengan
intonasi yang bangtuan benar, tanpa benar, benar, tanpa
tepat guru bangtuan dengan bangtuan
guru bangtuan guru guru
guru
Sikap yang dapat diamati dan dikembangkan adalah percaya diri.

2) SBdP
Rubrik Unjuk Produk Membuat Karya Hiasan dari Biji-Bijian
Aspek/ Skor
Kriteria 4 3 2 1
Bahan dan Dapat Ada beberapa Ada Tidak dapat
alat menentukan bahan dan alat beberapa menentukan
semua bahan yang masih bahan dan bahan dan
dan alat kurang, namun alat yang alat yang
dengan dapat masih digunakan
benar, tanpa menentukan kurang dengan
bantuan guru tanpa bantuan walaupun benar
guru dibantu meskipun
guru dibantu oleh
guru
Bentuk Bentuk sesuai Bentuk Bentuk tidak
Komposisi sangat dengan pola kurang sesuai
bentuk sesuai yang dibuat sesuai dengan pola
dengan pola dengan yang dibuat
yang dibuat pola yang
dibuat
Warna Warna yang Warna yang Warna yang Warna yang
digunakan digunakansesuai digunakan digunakan
sangat dan variatif kurang tidak sesuai
sesuai dan sesuai dan dan tidak
variatif kurang variatif
variatif
Sikap yang dapat diamati dan dikembangkan adalah tanggung jawab.
3) Matematika
Melakukan Operasi Pengurangan
Kriteria skor
Semua masalah pengurangan diselesaikan dengan benar 4
Setengah atau lebih masalah pengurangan diselesaikan
3
dengan benar
Kurang dari setengah masalah pengurangan diselesaikan
2
dengan benar
Belum ada masalah pengurangan diselesaikan dengan
1
benar
Sikap yang dapat diamati dan dikembangkan adalah teliti.

Catatan: Rubrik penilaian sebagai panduan bagi guru untuk mengamati


ketercapaian kompetensi dasar. Nilainya tidak harus selalu dicatat setiap
hari di dalam daftar nilai.

Refleksi Guru
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara dengan Guru Bersertifikat Pendidik

Nama : SR
Lokasi : SD Negeri Cileunyi 04 Cileunyi
Tanggal : ………………

P : Apakah Ibu selalu mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


sebelum mengajar?
G : Tentu saja. Saya membuat RPP dengan rambu-rambu yang sudah diberikan oleh
Dinas. Memang saya tidak membuatnya setiap kali saya akan bertatap muka
dengan murid, tetapi saya membuatnya untuk beberapa kali pertemuan dengan
Kompetensi Dasar yang sama.
P : Bagaimana usaha Ibu untuk membuat kelas tetap kondusif saat kegiatan
pembelajaran berlangsung?
G : Saya sering menggunakan media dan alat peraga agar siswa aktif dan tidak ramai
sendiri. Kalau ada siswa yang ramai di kelas ya saya tegur.
P : Apakah Ibu selalu menyediakan soal evaluasi untuk siswa tiap akhir kegiatan
pembelajaran? .
G : Iya, saya membuatnya sesuai yang ada dalam RPP yang telah saya buat.
P : Apakah Ibu selalu menggunakan media dalam proses pembelajaran?
G : Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya menggunakan media agar
siswa aktif.
P : Apakah Ibu selalu menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran?
G : Tergantung dari materi pembelajarannya mas, kalau sekiranya diperlukan saya
menggunakannya.
P : Apakah yang Ibu lakukan ketika ada siswa yang tidak tertib saat kegiatan
pembelajaran berlangsung?
G : Saya menegurnya, kalau masih ramai saya beri dia peringatan untuk belajar di
luar.
P : Bagaimana Ibu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk membuat siswa
aktif?
G : Saya sering menggunakan media pembelajaran, melakukan tanya jawab dengan
siswa dan mempersilahkan siswa untuk berdiskusi.
P : Apakah Ibu mengampu ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat siswa?
G : Saya mengampu ekstrakurikuler kaligrafi bekerjasama dengan tentor yang telah
Sekolah tunjuk.
P : Apakah Ibu selalu mempertimbangkan validitas dan relevansi materi ketika Ibu
memilih materi pembelajaran untuk siswa?
G : Tentu saja saya pertimbangkan. Itu sangat penting karena menyangkut ketepatan
materi dan kesesuaian materi untuk anak didik saya.
P : Bagaimana kiat Ibu untuk mengembangkan materi pembelajaran yang disajikan
di kelas?
G : Saya sering membaca buku lain yang sekiranya sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan saya berikan pada siswa ketika saya merencanakan
pembelajaran.
P : Apakah acuan yang Ibu gunakan untuk menentukan materi pembelajaran yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran?
G : Saya bersama teman-teman dalam menyusun kurikulum yang di dalamnya
terdapat materi pembelajaran selalu mengacu pada SKKD yang telah ada.
P : Bagaimana Ibu menyusun materi pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran di kelas?
G : Setelah saya bersama dengan sesama guru menyusun kurikulum, saya biasanya
mengidentifikasi materi pembelajaran dengan mempertimbangkan tingkat
kerumitan, kekompleksan, dan sesuai tidaknya dengan lingkungan tempat
tinggal siswa.
P : Apakah kriteria materi materi pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran di kelas Ibu?
G : Untuk materi kelas 2 saya memilih materi yang masih sederhana dan sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa.
P : Apa sajakah sumber pembelajaran yang Ibu gunakan dalam mengajar?
G : Saya sering menggunakan buku referensi, lingkungan sekolah, dan alat peraga
yang saya gunakan

Hasil Observasi Teman Sejawat


Siklus/Tindakan : Siklus I
Hari/Tanggal :
Waktu :

1. Aktivitas Guru
Kemunculan Komentar
Tahapan
Kegiatan Guru Tida
Kegiatan Ya
k
a. Mengkondisikan siswa untuk berdoa bersama.
b. Mengecek kehadiran siswa.
c. Melakukan apersepsi dengan menanyakan
Pendahuluan
tentang pembelajaran sebelumnya.
d. Guru menyampaikan topik dan tujuan
pembelajaran.
Inti a. Melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai benda-benda di sekitar yang
berbahan dasar kayu.
b. Memberikan penjelasan singkat dari guru
tentang kegiatan penebangan hutan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
c. Memberikan LKS kepada siswa untuk
dikerjakan bersama teman sebangkunya
selama proses pembelajaran.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa
melakukan kegiatan 1 pada LKS yaitu
menyusun gambar seri tentang perubahan
permukaan bumi akibat penebangan hutan
secara liar.
Kemunculan Komentar
Tahapan
Kegiatan Guru Tida
Kegiatan Ya
k
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan perubahan permukaan bumi
akibat penebangan hutan secara liar
berdasarkan gambar yang telah disusun.
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan 2 pada LKS yaitu
mengidentifikasi dampak penebangan hutan
secara liar dengan bantuan gambar.
g. Memberikan kesempatan kepada perwakilan
siswa untuk mengemukakan hasil diskusinya
h. Melakukan tanya jawab tentang upaya-upaya
pelestarian hutan.
i. Memberikan konfirmasi dan penguatan
terhadap materi pembelajaran.
j. Memberikan siswa kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
a. Membimbing siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran.
b. Melakukan refleksi pembelajaran bersama
dengan siswa.
c. Memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
Penutup
mengukur pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
d. Memberikan tugas tindak lanjut kepada siswa.
e. Mengkondisikan siswa untuk berdoa bersama
dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran.

b. Aktivitas Siswa
Tahapan Kemunculan
Kegiatan Siswa Komentar
Kegiatan Ya Tidak
a. Melakukan kegiatan berdoa bersama.
b. Melaporkan kehadiran kepada guru.
Pendahuluan c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan apersepsi
d. Menyimak topik dan tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru.
Inti a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya
jawab dengan guru mengenai benda-benda di
sekitar yang berbahan dasar kayu.
b. Menyimak penjelasan singkat dari guru
tentang kegiatan penebangan hutan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
c. Menerima LKS yang diberikan guru untuk
dikerjakan bersama teman sebangkunya
selama proses pembelajaran.
d. Melakukan kegiatan 1 pada LKS yaitu
menyusun gambar seri tentang perubahan
permukaan bumi akibat penebangan hutan
secara liar.
e. Menjelaskan perubahan permukaan bumi
akibat penebangan hutan secara liar
berdasarkan gambar yang telah disusun.
f. Melakukan kegiatan 2 pada LKS yaitu
mengidentifikasi dampak penebangan hutan
secara liar dengan bantuan gambar.
g. Perwakilan siswa mengemukakan hasil
diskusinya.
h. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang
upaya-upaya pelestarian hutan.
i. Menyimak konfirmasi dan penguatan yang
disampaikan guru terhadap materi
Tahapan Kemunculan
Kegiatan Siswa Komentar
Kegiatan Ya Tidak
pembelajaran.
j. Bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
a. Membuat kesimpulan pembelajaran dibawah
bimbingan guru.
b. Melakukan refleksi pembelajaran.
c. Mengerjakan soal evaluasi untuk mengukur
Penutup pemahamannya terhadap materi
pembelajaran.
d. Menerima tugas tindak lanjut dari guru.
e. Berdoa bersama untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.

Cileunyi, ………………………….
Peneliti
Observer

TITA PARTINI AJIZAH, S.Pd


NIM. 857482946 NIP. 196505021986102009
Hasil Observasi Teman Sejawat
Siklus/Tindakan : Siklus II
Hari/Tanggal :
Waktu :

1. Aktivitas Guru
Kemunculan Komentar
Tahapan
Kegiatan Guru Tida
Kegiatan Ya
k
e. Mengkondisikan siswa untuk berdoa bersama.
f. Mengecek kehadiran siswa.
g. Melakukan apersepsi dengan menanyakan
Pendahuluan
tentang pembelajaran sebelumnya.
h. Guru menyampaikan topik dan tujuan
pembelajaran.
Inti k. Melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai benda-benda di sekitar yang
berbahan dasar kayu.
l. Memberikan penjelasan singkat dari guru
tentang kegiatan penebangan hutan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
m. Memberikan LKS kepada siswa untuk
dikerjakan bersama teman sebangkunya
selama proses pembelajaran.
n. Memberikan kesempatan kepada siswa
melakukan kegiatan 1 pada LKS yaitu
menyusun gambar seri tentang perubahan
permukaan bumi akibat penebangan hutan
Kemunculan Komentar
Tahapan
Kegiatan Guru Tida
Kegiatan Ya
k
secara liar.
o. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan perubahan permukaan bumi
akibat penebangan hutan secara liar
berdasarkan gambar yang telah disusun.
p. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan 2 pada LKS yaitu
mengidentifikasi dampak penebangan hutan
secara liar dengan bantuan gambar.
q. Memberikan kesempatan kepada perwakilan
siswa untuk mengemukakan hasil diskusinya
r. Melakukan tanya jawab tentang upaya-upaya
pelestarian hutan.
s. Memberikan konfirmasi dan penguatan
terhadap materi pembelajaran.
t. Memberikan siswa kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
f. Membimbing siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran.
g. Melakukan refleksi pembelajaran bersama
dengan siswa.
h. Memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
Penutup
mengukur pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
i. Memberikan tugas tindak lanjut kepada siswa.
j. Mengkondisikan siswa untuk berdoa bersama
dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran.
b. Aktivitas Siswa
Tahapan Kemunculan
Kegiatan Siswa Komentar
Kegiatan Ya Tidak
e. Melakukan kegiatan berdoa bersama.
f. Melaporkan kehadiran kepada guru.
Pendahuluan g. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan apersepsi
h. Menyimak topik dan tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru.
Inti k. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya
jawab dengan guru mengenai benda-benda di
sekitar yang berbahan dasar kayu.
l. Menyimak penjelasan singkat dari guru
tentang kegiatan penebangan hutan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
m. Menerima LKS yang diberikan guru untuk
dikerjakan bersama teman sebangkunya
selama proses pembelajaran.
n. Melakukan kegiatan 1 pada LKS yaitu
menyusun gambar seri tentang perubahan
permukaan bumi akibat penebangan hutan
secara liar.
o. Menjelaskan perubahan permukaan bumi
akibat penebangan hutan secara liar
berdasarkan gambar yang telah disusun.
p. Melakukan kegiatan 2 pada LKS yaitu
mengidentifikasi dampak penebangan hutan
secara liar dengan bantuan gambar.
q. Perwakilan siswa mengemukakan hasil
diskusinya.
r. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang
upaya-upaya pelestarian hutan.
s. Menyimak konfirmasi dan penguatan yang
Tahapan Kemunculan
Kegiatan Siswa Komentar
Kegiatan Ya Tidak
disampaikan guru terhadap materi
pembelajaran.
t. Bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
f. Membuat kesimpulan pembelajaran dibawah
bimbingan guru.
g. Melakukan refleksi pembelajaran.
h. Mengerjakan soal evaluasi untuk mengukur
Penutup pemahamannya terhadap materi
pembelajaran.
i. Menerima tugas tindak lanjut dari guru.
j. Berdoa bersama untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.

Cileunyi, ………………………….
Peneliti
Observer

TITA PARTINI AJIZAH, S.Pd


NIM. 857482946 NIP. 196505021986102009
REKAP NILAI
Nilai Nilai Nilai
Nomor Nama Siswa Keterangan
Awal Siklus I Siklus II
1 A. Haji Iqro A 70 90 90 Jumlah siswa
2 Akalil Zafiro S 45 80 60 34orang.
3 Andika Permana 75 60 75 Laki-laki 19
4 Aprilia Ainun H 70 80 85 Perempuan 15
5 Aqiwl Satria 80 80 80 KKM: 70.
6 Aqilanafia 70 80 85
7 Azara Futri R 55 80 60
8 Azkia Nur M 75 80 100
9 Dara Aulia 70 40 100
10 I Ratu Ubaya K 55 60 60
11 M. Alby Luthfy F 75 40 100
12 Mila Nurmillati 50 80 60
13 M. Indra Lukman 75 40 75
14 M. Sabil 50 40 75
15 M. Danny F 70 80 80
16 M. Raka Mahardika 55 80 70
17 Nabila Rahma 75 80 100
18 Naufal Dary A 80 80 50
19 Qiana Revalia A 75 60 85
20 Qirey Yanda P 90 60 90
21 Raden Alfarez F 75 60 100
22 Rafi Rizki R 75 80 75
23 Randika 70 60 80
24 Rhaka Pramaditya A 75 60 80
25 Ririn Nur Julia 75 40 95
26 Salma Rahmawati 80 40 90
27 Sillva Aresta 70 80 70
28 Syalwa Dwi Pebriani 60 60 100
29 Syaqila Novianty F 45 40 55
30 Syuci Ajilla 60 60 75
31 Tifanni Zaila Meylani 65 60 60
32 Zara Nadia 60 60 70
33 Azzahra Putri F 75 60 60
34 Ahmad Haryawan 80 60 90
35 Meyka Nur Angganis 45 40 75
36 Meysha Nurkhafina 60 60 80
37 Ulfah Nabilah 65 60 80
Jumlah 2325 2350 2680
Rata-rata 63,51 68,38 78,82
Ketuntasan Belajar 60,12% 79,42% 94,2%
FOTO KBM DI KELAS

Anda mungkin juga menyukai