TITA PARTINI
NIM. 857482946
PROGRAM STUDI S-1 PGSD
Mengetahui,
Pembimbing
TITA PARTINI
NIM. 857482946
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENILAIAN HARIAN-1
NO NAMA SISWA MAT B. INDO PPKn
KD 3… KD 3… KD 3…
1 A. Haji Iqro A 90 88 89
2 Akalil Zafiro S 80 84 83
3 Andika Permana 60 65 68
4 Aprilia Ainun H 80 82 83
5 Aqiwl Satria 80 84 83
6 Aqilanafia 80 83 86
7 Azara Futri R 80 82 83
8 Azkia Nur M 80 84 83
9 Dara Aulia 40 52 55
10 I Ratu Ubaya K 60 62 63
11 M. Alby Luthfy F 40 62 61
12 Mila Nurmillati 80 83 86
13 M. Indra Lukman 40 62 63
14 M. Sabil 40 66 65
15 M. Danny F 80 83 86
1
PENILAIAN HARIAN-1
NO NAMA SISWA MAT B. INDO PPKn
KD 3… KD 3… KD 3…
16 M. Raka Mahardika 80 82 83
17 Nabila Rahma 80 84 83
18 Naufal Dary A 80 83 86
19 Qiana Revalia A 60 65 66
20 Qirey Yanda P 60 64 63
21 Raden Alfarez F 60 63 66
22 Rafi Rizki R 80 82 83
23 Randika 60 64 63
24 Rhaka Pramaditya A 60 63 66
26 Salma Rahmawati 40 65 64
27 Sillva Aresta 80 83 86
29 Syaqila Novianty F 40 60 59
30 Syuci Ajilla 60 65 68
32 Zara Nadia 60 68 67
33 Azzahra Putri F 60 66 69
34 Ahmad Haryawan 60 62 63
36 Meysha Nurkhafina 60 77 80
37 Ulfah Nabilah 60 75 76
Didasarkan pada nilai rata-rata penilaian harian pada Kompetensi Dasar pada
mata pelajaran Matematika, nampaknya masih banyak peserta didik memiliki nilai
dibawah KKM sebanyak 62 %, Nilai sama dengan KKM 0 .% dan nilai diatas KKM
sebanyak 38 %.
Sesuai hasil wawancara dan refleksi dengan siswa yang nilainya dibawah
KKM maka dapat disimpukan faktor penyebab rendahnya hasil penilaian harian
peserta didik pada Kompetensi dasar tersebut karena faktor kurangnya motivasi dan
minat siswa dalam kegiatan pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas dan juga penemuan-
penemuan dilapangan maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Rumusan Umum
Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi penjumlahan melalui pemanfaatan media pembelajaran kantong bilangan
2. Rumusan Khusus
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi penjumlahan melalui RPP yang memanfaatkan media pembelajaran
kantong bilangan?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi penjumlahan melalui langkah-langkah menggunakan media
pembelajaran kantong bilangan?
3. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi penjumlahan melalui model menggunakan media pembelajaran kantong
bilangan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Didasarkan pada rumusan masalah di atas, maka dapat dibuat tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian Umum
Meningkatkan proses dan hasil kemampuan menghitung penjumlahan melalui
alat bantu kantong bilangan pada siswa kelas II SDN Cileunyi 04.
2. Tujuan Penelitian Khusus
a. Mendeskripsikan konsep mengurutkan bilangan dengan alat bantu kantong
bilangan
b. Mendeskripsikan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat
peraga kantong bilangan pada pembelajaran penjumlahan di kelas II SDN
Cileunyi 04
c. MEndeskripsikan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat
peraga kantong bilangan pada pembelajaran penjumlahan di kelas II SDN
Cileunyi 04
maupun bagi objek yang diteliti dan untuk penelitian ini, secara umum diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru dan juga untuk pembelajaran
Matematika
1. Bagi siswa diharapkan dengan menggunakan alat bantu kantung bilangan dapat
memberikan suasana baru dan lebih bermakna sehingga proses dan hasil dapat
meningkat sesuai dengan yang diharapakan dan untuk lebih jauhnya dengan
menggunakan model ini diharapkan siswa dapat lebih mengenal dan memahami
tentang penjumlahan.
2. Bagi guru diharapkan dengan menggunakan alat bantu kantung bilangan dapat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
Media Pembelajaran Kantong Bilangan
Pengertian Media Pembelajaran Kata media menurut Azhar Arsyad
1996: 3 berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟,
„perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media diartikan sebagai perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Hamidjodjo dalam
Latuheru dalam Azhar Arsyad 1996 mengemukakan bahwa media adalah semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar
ide, gagasan, atau pendapat sehingga dapat sampai kepada penerima yang akan
dituju. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan
perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada
penerima pesan yang dituju. Selanjutnya Briggs dalam Arief S. Sadiman 2009:6
berpendapat bahwa media pembelajaran adalah alat yang secara fisik dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Wina Sanjaya 2011:205 mengemukakan bahwa media merupakan
komponen dalam komunikasi yaitu pembawa pesan isimateri pelajaran dari
komunikator menuju komunikan. Proses pembelajaran sebagai proses komunikasi
tidak dapat terlaksana dengan optimal tanpa adanya media karena media lah yang
menjadi komponen komunikasi. Komunikator yang dimaksud adalah guru,
sedangkan komunikan adalah siswa. Berdasarkan paparan para ahli tentang media
pembelajaran di 9 atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyajikan dan menyalurkan pesan isimateri
pembelajaran dari komunikator guru ke komunikan siswa sehingga dapat
merangsang siswa untuk belajar.
Manfaat Media Manfaat penggunaan media pembelajaran di dalam
proses belajar mengajar menurut Azhar Arsyad 1996: 27 adalah sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dari guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui
karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Sementara itu Arief S. Sadiman, dkk 2009: 17 menyatakan media
pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap
pasif peserta didik.
d. Membantu guru dalam mengatasi kesulitan guru, yaitu dengan kemampuannya:
memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, menimbulkan
persepsi yang sama.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media
pembelajaran antara lain:
a. Memperjelas penyajian informasi sehingga tidak terlalu bersifat verbalism.
b. Mendorong siswa untuk belajar aktif sehingga termotivasi dalam belajar.
c. Mendorong adanya interaksi antara siswa dan guru.
d. Dapat mengamati kesulitan belajar yang dialami siswa.
e. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
Prinsip Pemilihan Media Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan
prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan
penggunaan media sebagai berikut Azhar Arsyad, 1996:72-74 :
a. Motivasi, media untuk melahirkan minat belajar siswa karena pengalaman yang
akan dialami siswa harus relevan dan bermakna bagi siswa itu sendiri.
b. Perbedaan individual, siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan berbeda-
beda sehingga tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus
berdasarkan kepada tingkat pemahaman.
c. Tujuan pembelajaran, tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang
harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran.
d. Organisasi isi, pembelajaran akan mudah jika isi, prosedur dan keterampilan yang
akan dipelajari diatur e dalam urutan-urutan.
e. Persiapan sebelum mengajar, ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus
ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa.
f. Emosi, media pembelajaran menghasilkan respons emosional sehingga perhatian
khusus terhadap elemen-elemen rancangan media sangat diperlukan jika hasil
yang diinginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap.
g. Partisipasi, partisipasi aktif siswa lebih baik daripada mendengarkan dan
menonton secara pasif.
h. Umpan balik, hasil belajar akan meningkat jika siswa diinformasikan kemajuan
hasil belajarnya.
i. Penguatan
j. Latihan dan pengulangan
k. Penerapan Seperti yang telah diuraikan di atas, maka dalam pemilihan media harus
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, praktis, dapat dipindahkan dan dibawa
kemana-mana dengan mudah, tepat untuk mendukung isi 12 pembelajaran, dan
yang paling penting guru dapat terampil menggunakannya.
Apapun media yang digunakan, seorang guru harus terampil
menggunakan dalam pembelajaran karena nilai dan manfaat media amat ditentukan
oleh guru dalam menggunakannya. 4. Jenis Media Media pembelajaran memiliki ciri
utama yaitu dapat membawa pesan atau informasi kepada siswa sebagai penerima.
Terdapat tiga jenis media menurut Wina Sanjaya 2011:211 sebagai berikut :
a. Media auditif, media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya
memiliki unsur suara seperti radio atau rekaman suara.
b. Media visual, media yang hanya dapat dilihat saja tidak termasuk unsur suara.
Media yang memperlihatkan rupa dan bentuk. Media visual terbagi atas 2 yaitu
visual 2 dimensi dan visual 3 dimensi. Contoh media yang masuk dalam media ini
meliputi film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan
cetak.
c. Media audiovisual, jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur ambar yang dapat dilihat. Pemilihan media yang tepat dapat
membantu proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran matematika
materi penjumlahan secara bersusun.
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
penjumlahan secara bersusun salah satunya yaitu media kantong bilangan. Media
kantong bilangan termasuk kedalam jenis media visual yaitu visual 3 13 dimensi.
Penggunaan media kantong bilangan diharapkan mampu meningkatkan minat belajar
siswa sehingga hasil belajar siswa meningkat pula.
B. KERANGKA BERPIKIR
Media Kantong Bilangan
Pengertian media kantong bilangan Menurut Dwi Yuniarto 2012
Kantong bilangan merupakan suatu alat sederhana yang ditujukan untuk
mempermudah siswa dalam memahami materi operasi hitung dalam matematika.
Media ini berbentuk segi empat dengan beberapa kotak yang menempel atau disebut
kantong bilangan. Kantong bilangan tersebut digunakan untuk penentu nilai suatu
bilangan. Sedangkan sedotan pada media ini digunakan sebagai penentu jumlah suatu
bilangan. Apabila satu sedotan diletakkan pada kantong yang bernilai tempat ribuan,
maka nilai satu sedotan tersebut adalah seribu. Begitu juga apabila sedotan tersebut
diletakkan pada kantong nilai tempat ratusan maka sedotan tersebut bernilai seratus
dan seterusnya. Media ini dapat membantu siswa kelas 1 dalam menkonkretkan
konsep penjumlahan dalam materi ini penjumlahan secara bersusun. Raharjo dalam
Martianti Narore dalam Siti Zulaichah 2014 mengemukakan bahwa kantong bilangan
merupakan media konkret berupa kantong-kantong yang diisi dengan lidi atau
sedotan, di mana untuk satuan sedotan tidak diikat, sedangkan untuk 1 puluhan
terdiri dari 10 lidisedotan yang diikat menggunakan karet gelang. Kantong-kantong
tersebut ditempel 14 pada sebuah bidang datar sesuai nilai tempat dan digunakan
untuk mencari hasil penjumlahan melalui peragaan. Sejalan dengan pernyataan di
atas, Heruman 2007 : 08 menjelaskan bahwa kantong bilangan dibuat berbentuk
kantong-kantong sebagai tempat penyimpanan dan menempel pada selembar kain
atau kertas. Kantong tersebut menyimbolkan nilai tempat pada suatu bilangan.
Sedangkan sedotan sendiri digunakan sebagai pengisi kantong-kantong yang tersedia
sebagai indikator jumlah bilangan yang akan dihitung. Kantong bilangan dirancang
untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran matematika, khususnya pada
penjumlahan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media
kantong bilangan adalah sebuah alat pembelajaran yang memanfaatkan prinsip nilai
tempat untuk mengajarkan materi penjumlahan yang berbentuk kantong. Dengan
kata lain, katong bilangan adalah sebuah media pembelajaran matematika yang
berbentuk kantong-kantong yang menunjukkan nilai tempat suatu bilangan. Media
dibuat dari bahan kertas atau kantong plastik transparan dan dibentuk sesuai dengan
urutan nilai tempat. Kantong bilangan merupakan media pembelajaran yang
digunakan untuk penjumlahan secara bersusun baik dalam teknik menyimpan
maupun tidak menyimpan. Dengan menggunakan kantong bilangan sebagai media
pembelajaran matematika dalam pokok bahasan penjumlahan secara bersusun
mempermudah siswa dalam menguasai konsep serta mempermudah guru dalam
menyampaikan materi penjumlahan secara bersusun.
Fungsi Media Kantong Bilangan Kantong bilangan berfungsi sebagai
penentu nilai tempat suatu bilangan, yaitu satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan.
Dengan adanya pengelompokan nilai suatu bilangan, maka memudahkan siswa
dalam melakukan operasi hitung baik penjumlahan maupun pengurangan. Heruman
2007:19 juga menyebutkan fungsi penggunaan kantong bilangan sebagai berikut : 1
Sebagai media dalam pembelajaran matematika, khususnya pada operasi hitung
matematika. 2 Sebagai salah satu sumber belajar matematika pada operasi bilangan.
3 Sebagai motivasi belajar bagi siswa karena ditampilkan dengan media yang
sederhana tetapi menarik. Dengan demikian manfaat penggunaan media kantong
bilangan dalam pembelajaran yaitu 1 Meningkatkan minat dan mendorong siswa
lebih memperhatikan pelajaran, 2 Lebih memusatkan perhatian siswa, 3
Memindahkan suatu pemikiran kedalam situasi yang nyata dan sesungguhnya.
Dengan menggunakan alat media kantong bilangan serta melalui penyampaian
materi yang menarik dari guru, diharapkan siswa dapat lebih termotivasi dalam
proses belajar dan lebih jelas memberikan pelajaran sehingga tidak terjadi
pengetahuan yang verbalisme.
Kelebihan dan Kekurangan Media Kantong Bilangan 1 Kelebihan 16
Kelebihan penggunaan kantong bilangan menurut Martianti Narore dalam Siti
Zulaichah 2014 yaitu menkonkretkan konsep yang dipelajari. Kantong bilangan
merupakan media 3 dimensi yang memberikan gambaran proses konkret dalam
pembelajaran, gambaran nyata ini diperoleh dari pengoperasian yang dilakukan
menggunakan kantong-kantong dan sedotan yang dijadikan bentuk konkret dari
simbol matematika. Berdasarkan hal tersebut diharapkan anak akan lebih mudah
dalam memahami konsep. Media kantong bilangan dibuat berdasarkan keefektifan
media, salah satunya yaitu media kantong bilangan dibuat berdasarkan konsep nyata
pengoperasian penjumlahan. Dwi Yuniarto 2012 menyampaikan kelebihan
penggunaan media kantong bilangan sebagai berikut :
a Membantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan lebih menarik.
b Membantu guru untuk bisa menyampaikan suatu konsep pembelajaran yang
abstrak menjadi sebuah situasi yang nyata.
c Memantapkan pengetahuan siswa dalam memahami nilai tempat suatu bilangan.
d Membantu siswa untuk menyelesaikan masalah operasi hitung dengan cara yang
sistematis. Setelah diperoleh media pembelajaran berupa media kantong bilangan
diharapkan siswa mampu belajar dengan mudah dan cepat, untuk itu siswa
diberikan media konkret, agar bisa membantu dalam proses belajar berhitung
dengan baik .
Kekurangan
Kelemahan media pembelajaran Kantong Bilangan yaitu Tidak bisa
digunakan dalam pembelajaran operasi hitung yang melibatkan bilangan negatif
maupun desimal. Media Kantong Bilangan yang Digunakan Media kantong bilangan
yang digunakan dalam penelitian yaitu model dari Heruman. Menurut Heruman
2007:7 ada serangkaian kegiatan yang merupakan langkah-langkah pemberian
konsep matematika yang benar, yang terdiri atas penanaman konsep, pemahaman
konsep, dan pembinaan keterampilan. Pemberian konsep ini dilakukan melalui alat
peraga atau media yang sederhana, tetapi tepat pada sasaran sehingga konsep tersebut
akan lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Berikut pemahaman konsep
penjumlahan bersusun pendek dan panjang menggunakan media kantong bilangan : 1
Beberapa kantong plastik transparan sebagai saku penyimpan yang diletakkan pada
selembar kain kertas. 2 Sedotan limun atau lidi. Untuk lebih jelasnya, gambar media
kantong bilangan dapat dilihat pada gambar berikut ini : 18 - Bersusun pendek Tiap
10 biji sedotan diikat untuk menyatakan satu puluhan Nilai tempat satuan Nilai
tempat puluhan 19 - Bersusun panjang Tiap 10 biji sedotan diikat untuk menyatakan
satu puluhan Penggunaan media pembelajaran Kantong Bilangan sangatlah mudah,
yaitu hanya dengan memasukkan sedotan sesuai dengan nilai angka yang akan kita
hitung kemudian masukkan atau ambil sedotan lagi sesuai dengan nilai angka yang
digunakan sebagai angka penambah, pengurang, pengali ataupun pembaginya. Agar
lebih jelas lagi, berikut prosedur penggunaan media pembelajaran Kantong Bilangan
dalam pembelajaran: Kantong soal Kantong menyimpan Kantong nilai satuan
Kantong nilai puluhan Kantong hasil Kain kertas 20 a. Persiapkan sedotan dan
kantong bilangan yang akan digunakan untuk melakukan operasi hitung. b. Letakkan
sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, misalnya 14 berarti 4 sedotan berada pada
kantong satuan dan 1 ikat 10 sedotan berada pada kantong puluhan. c. Lakukan
operasi hitung penjumlahan, pengurangan, penjumlahan ataupun pembagian dengan
menambahkan sedotan ataupun mengurangi sedotan yang ada dalam kantong sesuai
dengan angka penjumlah atau pengurangnya. d. Sedotan yang masih ada dalam
kantong merupakan hasil operasi hitung yang dilakukan. e. Hitung jumlah sedotan
yang masih ada dalam kantong bilangan sesuai dengan nilai tempatnya. f. Jika dalam
satu kantong terdapat lebih dari sepuluh sedotan, maka ambil sepuluh sedotan pada
kantong tersebut, kemudian tambahkan satu ikat 10 sedotan pada kantong nilai yang
bernilai tempat lebih besar yang ada di sampingnya. Dengan langkah penggunaan
media kantong bilangan yang mudah, diharapkan dapat membantu siswa dalam
pembelajaran matematika khususnya materi penjumlahan secara bersusun. e.
Pengaruh penggunaan media kantong bilangan terhadap hasil belajar siswa
Pembelajaran matematika penjumlahan secara bersusun bukan merupakan topik yang
mudah untuk diajarkan pada siswa, akan tetapi dalam 21 mengajarkan topik tersebut
guru harus menggunakan media pembelajaran yang tepat dan benar, agar siswa dapat
membangun dan menemukan sendiri penyelesaiannya. Penjumlahan secara bersusun
membutuhkan media yang konkret agar siswa lebih mudah memahami konsep
penjumlahan secara bersusun dan lebih mudah dalam mengerjakan soal. Penggunaan
media konkret dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan tahap perkembangan
anak. Menurut Piaget dalam Asri Budiningsih, 2005:39 anak pada jenjang sekolah
dasar atau pada kisaran antara 7 sampai 11 tahun berada pada tahap operasional
konkret. Pada tahap ini siswa memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya
dengan benda-benda bersifat konkret. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan media
kantong bilangan yang memiliki keunggulan dalam menkonkretkan operasi
penjumlahan secara bersusun mampu mengatasi masalah anak yang kesulitan dalam
memahami konsep matematika penjumlahan secara bersusun. Sehingga saat anak
sudah memahami konsep, kemampuan anak dalam pembelajaran matematika tentang
penjumlahan secara bersusun dapat meningkat. Media kantong bilangan selain
sebagai mengkonkretkan operasi hitung dengan membedakan nilai tempat bilangan
tetapi juga memiliki fungsi lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut
Heruman 2007:19 menyebutkan fungsi penggunaan kantong bilangan sebagai berikut
: 1 Sebagai media dalam pembelajaran matematika, khususnya pada operasi hitung
matematika, 2 Sebagai salah satu sumber belajar matematika pada operasi bilangan,
3 Sebagai motivasi belajar bagi siswa karena ditampilkan 22 dengan media yang
sederhana tetapi menarik. Kantong bilangan merupakan media 3 dimensi yang
memberikan gambaran proses konkret dalam pembelajaran, gambaran nyata ini
diperoleh dari pengoperasian yang dilakukan menggunakan kantong-kantong dan
sedotan yang dijadikan bentuk konkret dari simbol matematika. Dengan gambaran
nyata dari media kantong bilangan diharapkan mampu mempengaruhi kondisi anak
sehingga mampu meningkatkan motivasi anak dan pemahaman anak. Perpaduan
penjelasan di atas diharapkan mampu memudahkan anak dalam memahami konsep
penjumlahan secara bersusun dan pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa tentang penjumlahan secara bersusun.
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Untuk memudahkan pencapaian tujuan penelitian dibutuhkan sebuah
hipotesis.Hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu soal, yang
dimaksudkan suatu tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban
yang sebenarnya.Hipotesis-hipotesis ini dijabarkan atau ditarik dari postulat-postulat
dan hipotesis tersebut tidak selalu merupakan jawaban yang dianggap mutlak atau
harus dapat dibenarkan oleh penyidik. (Surachmad, 1982 : 39).
Hipotesis penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai
berikut: “Pemanfaatan Media Pembelajaran Kantong Bilangan Untuk Meningkatkan
Proses Dan Hasil Kemampuan Menghitung Penjumlahan Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Di Kelas II Sekolah Dasar Negeri Cileunyi 04 Bandung”.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
laporan pada awal Bulan Juli 2022. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari 1 pertemuan dan satu kali evaluasi pada
masing-masing siklusnya.
2. Lokasi Penelitian
B. SUBJEK PENELITIAN
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 Sekolah
perempuan ada 15 orang. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika di
C. METODE PENELITIAN
1. Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi penyelesaian masalah
yang memanfaatkan tindakan konkret dan proses pengembangan keterampilan
dalam mendeteksi dan menyelesaikan suatu masala
2. Populasi dan Sampel
Populasi meliputi kelas 2 berjumlah 37 orang
Sampel berjumlah 20 orang kelas 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Penelitian Siklus I
hasil observasi tentang mengenal penjumlahan yang hasilnya bilangan dua angka
Tabel 4.1
Kegiatan Belajar Siklus I
2) 11 x 22 sama dengan ….
3) 14 + 14 sama dengan ….
siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan mengaitkan dengan materi
yang akan dipelajarinya, kemudian guru Menunjukan gambar tentang bola dan
yang berulang. Peserta didik maju ke depan untuk mencoba beberapa soal
oleh siswa dan guru.Peneliti membagikan lembar evaluasi sebagai tes akhir yang
dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh dari tes akhir mencapai rata-rata
68,38. Nilai hasil evaluasi yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 4.2
Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Siklus I
Grafik 4.1
Perkembangan Nilai Siklus I
siklus I
80
78
76
74 siklus I
72 79.42
70
68
66 68.38
64
62
rata-rata Nilai ketuntasan belajar
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap data dan proses
sikuls I. dalam hal ini peneliti mendapatkan beberapa temuan yang menarik untuk
hasil pembelajaran, dari 36 siswa putaran pertama banyak siswa yang berani
selanjutnya situasi kelas menjadi lebih variatif dan tidak kaku. Ini
diajarkan, dan hanya beberapa orang siswa saja yang belum memahami
konsep.
matematika. Pembelajaran menjadi lebih hidup, terlihat dari perhatian dan hasil
Hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes evaluasi yang
mampu melebihi KKM yang ditetapkan yakni 65. Hanya ada 7 orang atau 20,58
% dari jumlah seluruh siswa yang masih mendapat nilai dibawah 60.
sebagian besar siswa mampu memahami konsep yang diajarkan dan terbukti
berulang.
hal ini disebabkan karena siswa tidak terbiasa belajar dengan metode
demonstrasi. Untuk itu guru harus menjelaskan kepada siswa bagaimana cara
yang baik dan benar. Hasil belajar siswa pada siklus I ini baik, dilihat dari nilai
hasil evaluasi yang mencapai nilai rata-rata 68,38. Dengan jumlah siswa 27
Tabel 4.3
Kegiatan Siklus II
Pokok Proses Kegiatan Temuan
Tindakan
Bahasan Pembelajaran Esensial
Menunjukan gambar
Mengenal tentang boneka dan ikan
1 penjumlahan sebagai jumlah lambang
sampai 500 bilangan hasil
penjumlahan
Memberikan penjelasan Beberapa orang
tentang proses fakta siswa masih
penjumlahan sebagai belum fokus
penjumlahan berulang. untuk
bertanyajawab
Memberi kesempatan diawal-awal
kepada peserta didik pembelajaran
untuk bertanya siklus II ini.
Menyuruh salah satu Namun
teman sebangku sebagai kejadiannya
perwakilan dari masing- tidak
masing kelompok untuk berlangsung
Menjelaskan
membacakan hasil lama.
2 fakta dasar
kerjanya
penjumlhanan
Bertanya tentang proses
fakta penjumlahan
sebagai penjumlahan
berulang, kemudian
mendiskusikan dengan
teman sebangkunya
tentang fakta
penjumlahan sebagai
penjumlahan berulang
yang ada pada lembar
kerja
Evaluasi dari Siswa mengerjakan soal
pertemuan evaluasi tentang operasi
3 siklus 1 dan 2 penjumlahan sebagi
fakta penjumlahan
berulang
dengan 500“
2) Jadi 14 + 24 adalah …
maju ke depan untuk mengamati tentang gambar boneka dan ikan sebagai
soal yang diberikan guru, sementara peserta didik yang lain turut
memperhatikannya.
selesai mengerjakan tes akhir peneliti bersama siswa membahas soal tes
pekerjaan rumah dan peneliti menutup pelajaran.Perolehan nilai tes akhir yang
Tabel 4.4
Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Siklus II
90
85 siklus II
94.2
80
78.82
75
70
rata-rata Nilai ketuntasan belajar
Grafik 4.2
Perkembangan Nilai Siklus II
yang ditunjukan masih kurang baik. Sehingga ketika siswa menentukan hasil
akhir dari penjumlahan dari tabel yang diberikan hampir50% siswa tidak
2) Kedua mengenai aktivitas siswa pada siklus II. Dari awal sampai akhir
100. Aktivitas siswa jelas terlihat sehingga pembelajaran kali ini sangat
dengan perolehan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang
Dari hasil analisis di atas, peneliti melakukan refleksi pada proses belajar
mengenai penjumlahan sampai dengan hasil 100, Namun sebagian siswa masih
ada yang mendapat nilai dibawah 60 (2 orang atau 5,8%) berarti yang sudah
dengan nilai 100 sebagianbesar siswa dapat melakukannya dengan tepat dan
benar.
awal sampai akhir pembelajaran. Hanya perolehan nilai pada siklus II ini baik
bila dibandingkan dengan tindakan-tindakan pada siklus I. Ini terlihat dari nilai
yang diperoleh siswa dalam tes akhir pada siklus II ini, dengan nilai rata-rata
sebesar 78,82. Refleksi pada siklus II ini oleh peneliti akandijadikan pedoman
sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya pada mata pelajaran yang sama maupun
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
100 94.2
90
79.42 78.82
80
70 63.38
60
50 rata-rata Nilai
Ketuntasan Belajar
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II
Grafik 4.3
Perkembangan Nilai Siklus I dan II
Dari kesimpulan yang terlihat pada tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa
perkembangan hasil belajar siklus I dan II bahwa ada peningkatan hasil belajar
dari siklus I sebesar 68,38 menjadi siklus II 78,82. Ini menunjukan bahwa
hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari perkembangan hasil
belajar siklus I dan II bahwa ada peningkatan hasil belajar dari siklus I sebesar
68,38 menjadi siklus II 78,82. Ini menunjukan bahwa dengan alat bantu kantung
bilangan mampu meningkatkan hasil belajar dan kemampuan siswa pada materi
penjumlahan.
Begitupun ketuntasan belajar. Pada siklus I Hanya ada 7 orang atau 20,58 %
dari jumlah seluruh siswa yang masih mendapat nilai dibawah 60. Dengan jumlah
siswa 27 orang atau 79,42 % mendapat nilai di atas 60. Pada siklus II terjadi
penjumlahan sampai dengan hasil 100. Namun sebagian siswa masih ada yang
Apabila dibandingkan hasil tindakan dengan nilai pra siklus, maka terjadi
peningkatan yang baik. Hal ini terlihat dari ketuntasan belajar pada pra siklus , baru
terkuasai 43 % dari jumlah siswa 36 orang, atau 57 % dibawah nilai KKM atau
19 orang yang mendapat nilai di bawah KKM dan 15 orang yang mendapat nilai
di atas KKM. Dan hasil setelah tindakan (siklus I dan siklus II) diperoleh tinggal
2 siswa atau sebesar 5,8% yang belum tuntas dan 94,2% telah tuntas.
belajar matematika tentang penjumlahan bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
pada siswa kelas II SD Negeri Cileunyi 04 Kecamatan Cileunyi Kabupaten
OBSERVASI
1. Observasi dilakukan
Meningkatkan proses dan hasil kemampuan menghitung penjumlahan melalui alat
bantu kantong bilangan pada siswa kelas II SD Cileunyi 04 Bandung.
2. Observasi dilakukan terhadap guru dalam langkah-langkah penggunaan media
pembelajaran kontong bilangan pada siswa kelas II SD Cileunyi 04 Bandung
WAWANCARA
Wawancara dilakukan terhadap pemahaman siswa dalam materi penjumlahan teknik
menjumlah
TES TERTULIS
Tes tertulis dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam materi
penjumlahan
a. Pre Tes
b. Post Tes
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Dari serangkaian hasil penelitian yang dilaksanakan di atas tentang
menyimpulkanbahwa: terjadi kenaikan yang baik dari hasil belajar siswa dimana
hasil belajar siklus I yaitu 68,38 meningkat menjadi 78,82 pada siklus II. Dari segi
ketuntasan belajar, apabila dibandingkan hasil tindakan dengan nilai pra siklus, maka
terjadi peningkatan yang baik. Hal ini terlihat dari ketuntasan belajar pada pra siklus , baru
terkuasai 43 % dari jumlah siswa 36 orang, atau 57 % dibawah nilai KKM atau 19
orang yang mendapat nilai di bawah KKM dan 15 orang yang mendapat nilai di atas
KKM. Dan hasil setelah tindakan (siklus I dan siklus II) diperoleh tinggal 2 siswa
atau sebesar 5,8% yang belum tuntas. Karena itu, ternyata penggunaan metode
yang hasilnya bilangan dua angka pada siswa kelas II SDN Cileunyi 04 Kecamatan
Cileunyi Kabupaten Bandung. Dan telah mampu menjawab hipotesis yang diajukan.
B. SARAN
maupun hasil pembelajaran. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang terlibat dalam peningkatan kualitas pendidikan. Untuk itu peneliti memberikan
saran bagi:
1. Bagi Guru.
dilakukan menjadi bermakna bagi siswa dan siswa akan merasa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran.
2. Bagi Sekolah.
pemerintah berupa BOS mampu tepat sasaran dan meningkatkan hasil belajar siswa
secara optimal. Hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi dan introspeksi bagi
guru maupun bagi kepala sekolah mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dan
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Yuniarto. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Sedotan
(Drinking Straws) dan Kantong Bilangan pada Pembelajaran Matematika
dengan Materi Operasi Hitung Campur Kelas IV di SD N 1 Kandangan.
Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
A. KOMPETENSI INTI
Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati, mendengar, melihat,
membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya melalui ciptaan
Tuhan dan kegiatannya serta benda-benda yang dijumpainya di rumah atau di sekolah
B. KOMPETNESI DASAR
3.3 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang
melibatkan bilangan cacah sampai dengan 999 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan penjumlahan dan pengurangan
C. INDIKATOR
3.3.2 Menghitung pengurangan dua bilangan dengan tekhnik menyimpan dengan
cara panjang dan pendek
D. TUJUAN
1. Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat melakukan penjumlahan
dua bilangan cara panjang dengan tepat.
2. Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat melakukan penjumlahan
dua bilangan dengan cara pendek dengan tepat.
3. Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat melakukan pengurangan
dua bilangan dengan teknik menyimpan dengan cara panjang dengan tepat.
4. Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat melakukan pengurangan
dua bilangan dengan teknik menyimpan dengan cara pendek dengan tepat.
5. Dengan diberikan kumpulan benda konkret, siswa dapat menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari berkaitan penjumlahan dengan tepat.
E. MATERI
Penjumlahan dan Pengurangan dua bilangan
F. STRATEGI PEMBELAJRAN
Pendekatan Saintifik
Metode : Ceramah, Deskriptif, Tanya Jawab
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pembukaan 1. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan 15 menit
Membaca Doa (Orientasi)
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan dipelajari
dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik
(Apersepsi)
3. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
Guru menyampaikan materi melalui metode ceramah dan deskriptif
kepada siswa
Guru memeberikan LKS
Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan menambahkan
informasi dari siswa lainnya..
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
C. PENILAIAN (ASESMEN)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek
dengan rubric penilaian.
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan
dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian
sebagai berikut.
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
b. Penilaian Pengetahuan: Tes
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
Skor maaksimal
Panduan Konversi Nilai:
Konversi Nilai
Predikat Klasifikasi
(skala 0- 100)
81- 100 A SB (Sangat Baik)
Contoh Rubrik
1) Bahasa Indonesia
Pengetahuan: Menyebutkan kalimat penolakan yang ada di dalam teks.
Kriteria skor
Dapat menyebutkan semua kalimat penolakan di dalam
4
teks dengan benar, tanap bantuan guru
Ada kalimat penolakan yang disebutkan belum benar,
3
tanpa bantuan guru
Ada kalimat penolakan yang disebutkan belum benar,
2
dengan bantuan guru
Belum ada kalimat penolakan yang disebutkan dengan
1
benar, dengan bantuan guru
2) SBdP
Rubrik Unjuk Produk Membuat Karya Hiasan dari Biji-Bijian
Aspek/ Skor
Kriteria 4 3 2 1
Bahan dan Dapat Ada beberapa Ada Tidak dapat
alat menentukan bahan dan alat beberapa menentukan
semua bahan yang masih bahan dan bahan dan
dan alat kurang, namun alat yang alat yang
dengan dapat masih digunakan
benar, tanpa menentukan kurang dengan
bantuan guru tanpa bantuan walaupun benar
guru dibantu meskipun
guru dibantu oleh
guru
Bentuk Bentuk sesuai Bentuk Bentuk tidak
Komposisi sangat dengan pola kurang sesuai
bentuk sesuai yang dibuat sesuai dengan pola
dengan pola dengan yang dibuat
yang dibuat pola yang
dibuat
Warna Warna yang Warna yang Warna yang Warna yang
digunakan digunakansesuai digunakan digunakan
sangat dan variatif kurang tidak sesuai
sesuai dan sesuai dan dan tidak
variatif kurang variatif
variatif
Sikap yang dapat diamati dan dikembangkan adalah tanggung jawab.
3) Matematika
Melakukan Operasi Pengurangan
Kriteria skor
Semua masalah pengurangan diselesaikan dengan benar 4
Setengah atau lebih masalah pengurangan diselesaikan
3
dengan benar
Kurang dari setengah masalah pengurangan diselesaikan
2
dengan benar
Belum ada masalah pengurangan diselesaikan dengan
1
benar
Sikap yang dapat diamati dan dikembangkan adalah teliti.
Refleksi Guru
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara dengan Guru Bersertifikat Pendidik
Nama : SR
Lokasi : SD Negeri Cileunyi 04 Cileunyi
Tanggal : ………………
1. Aktivitas Guru
Kemunculan Komentar
Tahapan
Kegiatan Guru Tida
Kegiatan Ya
k
a. Mengkondisikan siswa untuk berdoa bersama.
b. Mengecek kehadiran siswa.
c. Melakukan apersepsi dengan menanyakan
Pendahuluan
tentang pembelajaran sebelumnya.
d. Guru menyampaikan topik dan tujuan
pembelajaran.
Inti a. Melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai benda-benda di sekitar yang
berbahan dasar kayu.
b. Memberikan penjelasan singkat dari guru
tentang kegiatan penebangan hutan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
c. Memberikan LKS kepada siswa untuk
dikerjakan bersama teman sebangkunya
selama proses pembelajaran.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa
melakukan kegiatan 1 pada LKS yaitu
menyusun gambar seri tentang perubahan
permukaan bumi akibat penebangan hutan
secara liar.
Kemunculan Komentar
Tahapan
Kegiatan Guru Tida
Kegiatan Ya
k
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan perubahan permukaan bumi
akibat penebangan hutan secara liar
berdasarkan gambar yang telah disusun.
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan 2 pada LKS yaitu
mengidentifikasi dampak penebangan hutan
secara liar dengan bantuan gambar.
g. Memberikan kesempatan kepada perwakilan
siswa untuk mengemukakan hasil diskusinya
h. Melakukan tanya jawab tentang upaya-upaya
pelestarian hutan.
i. Memberikan konfirmasi dan penguatan
terhadap materi pembelajaran.
j. Memberikan siswa kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
a. Membimbing siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran.
b. Melakukan refleksi pembelajaran bersama
dengan siswa.
c. Memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
Penutup
mengukur pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
d. Memberikan tugas tindak lanjut kepada siswa.
e. Mengkondisikan siswa untuk berdoa bersama
dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran.
b. Aktivitas Siswa
Tahapan Kemunculan
Kegiatan Siswa Komentar
Kegiatan Ya Tidak
a. Melakukan kegiatan berdoa bersama.
b. Melaporkan kehadiran kepada guru.
Pendahuluan c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan apersepsi
d. Menyimak topik dan tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru.
Inti a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya
jawab dengan guru mengenai benda-benda di
sekitar yang berbahan dasar kayu.
b. Menyimak penjelasan singkat dari guru
tentang kegiatan penebangan hutan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
c. Menerima LKS yang diberikan guru untuk
dikerjakan bersama teman sebangkunya
selama proses pembelajaran.
d. Melakukan kegiatan 1 pada LKS yaitu
menyusun gambar seri tentang perubahan
permukaan bumi akibat penebangan hutan
secara liar.
e. Menjelaskan perubahan permukaan bumi
akibat penebangan hutan secara liar
berdasarkan gambar yang telah disusun.
f. Melakukan kegiatan 2 pada LKS yaitu
mengidentifikasi dampak penebangan hutan
secara liar dengan bantuan gambar.
g. Perwakilan siswa mengemukakan hasil
diskusinya.
h. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang
upaya-upaya pelestarian hutan.
i. Menyimak konfirmasi dan penguatan yang
disampaikan guru terhadap materi
Tahapan Kemunculan
Kegiatan Siswa Komentar
Kegiatan Ya Tidak
pembelajaran.
j. Bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
a. Membuat kesimpulan pembelajaran dibawah
bimbingan guru.
b. Melakukan refleksi pembelajaran.
c. Mengerjakan soal evaluasi untuk mengukur
Penutup pemahamannya terhadap materi
pembelajaran.
d. Menerima tugas tindak lanjut dari guru.
e. Berdoa bersama untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
Cileunyi, ………………………….
Peneliti
Observer
1. Aktivitas Guru
Kemunculan Komentar
Tahapan
Kegiatan Guru Tida
Kegiatan Ya
k
e. Mengkondisikan siswa untuk berdoa bersama.
f. Mengecek kehadiran siswa.
g. Melakukan apersepsi dengan menanyakan
Pendahuluan
tentang pembelajaran sebelumnya.
h. Guru menyampaikan topik dan tujuan
pembelajaran.
Inti k. Melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai benda-benda di sekitar yang
berbahan dasar kayu.
l. Memberikan penjelasan singkat dari guru
tentang kegiatan penebangan hutan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
m. Memberikan LKS kepada siswa untuk
dikerjakan bersama teman sebangkunya
selama proses pembelajaran.
n. Memberikan kesempatan kepada siswa
melakukan kegiatan 1 pada LKS yaitu
menyusun gambar seri tentang perubahan
permukaan bumi akibat penebangan hutan
Kemunculan Komentar
Tahapan
Kegiatan Guru Tida
Kegiatan Ya
k
secara liar.
o. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan perubahan permukaan bumi
akibat penebangan hutan secara liar
berdasarkan gambar yang telah disusun.
p. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan 2 pada LKS yaitu
mengidentifikasi dampak penebangan hutan
secara liar dengan bantuan gambar.
q. Memberikan kesempatan kepada perwakilan
siswa untuk mengemukakan hasil diskusinya
r. Melakukan tanya jawab tentang upaya-upaya
pelestarian hutan.
s. Memberikan konfirmasi dan penguatan
terhadap materi pembelajaran.
t. Memberikan siswa kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
f. Membimbing siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran.
g. Melakukan refleksi pembelajaran bersama
dengan siswa.
h. Memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
Penutup
mengukur pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
i. Memberikan tugas tindak lanjut kepada siswa.
j. Mengkondisikan siswa untuk berdoa bersama
dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran.
b. Aktivitas Siswa
Tahapan Kemunculan
Kegiatan Siswa Komentar
Kegiatan Ya Tidak
e. Melakukan kegiatan berdoa bersama.
f. Melaporkan kehadiran kepada guru.
Pendahuluan g. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan apersepsi
h. Menyimak topik dan tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru.
Inti k. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya
jawab dengan guru mengenai benda-benda di
sekitar yang berbahan dasar kayu.
l. Menyimak penjelasan singkat dari guru
tentang kegiatan penebangan hutan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
m. Menerima LKS yang diberikan guru untuk
dikerjakan bersama teman sebangkunya
selama proses pembelajaran.
n. Melakukan kegiatan 1 pada LKS yaitu
menyusun gambar seri tentang perubahan
permukaan bumi akibat penebangan hutan
secara liar.
o. Menjelaskan perubahan permukaan bumi
akibat penebangan hutan secara liar
berdasarkan gambar yang telah disusun.
p. Melakukan kegiatan 2 pada LKS yaitu
mengidentifikasi dampak penebangan hutan
secara liar dengan bantuan gambar.
q. Perwakilan siswa mengemukakan hasil
diskusinya.
r. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang
upaya-upaya pelestarian hutan.
s. Menyimak konfirmasi dan penguatan yang
Tahapan Kemunculan
Kegiatan Siswa Komentar
Kegiatan Ya Tidak
disampaikan guru terhadap materi
pembelajaran.
t. Bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
f. Membuat kesimpulan pembelajaran dibawah
bimbingan guru.
g. Melakukan refleksi pembelajaran.
h. Mengerjakan soal evaluasi untuk mengukur
Penutup pemahamannya terhadap materi
pembelajaran.
i. Menerima tugas tindak lanjut dari guru.
j. Berdoa bersama untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
Cileunyi, ………………………….
Peneliti
Observer