Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PTK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA DENGAN


METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI
KATELAN 1 TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Proposal di susun sebagai pengganti Ujian Akhir Semeser

mata kuliah Seminar Masalah-masalah Pendidikan di Sekolah Dasar.

Dosen Pengampu :

…….

Di susun Oleh:
Muayat Abdullah

1952000156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

2023
PENGESAHAN

Judul Penelitian : “Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa denganMetode


Diskusi pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Katelan 1 Tahun Pelajaran 2021/2022”
Bidang Studi : Penelitian Tindakan Kelas
Peneliti (Mahasiswa Pelaksana PTK)
a. Nama Lengkap : Muayat Abdullah

b. NIM : 1952000156

c. Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri Katelan 1

d. Alamat Sekolah : Jl. Ganefo No.1, Gilis, Katelan, Kec. Tangen, Kab. Sragen 57261

e. Telp. Sekolah : (0291) 4256451

Rencana Lama Penelitian : 2 – 4 minggu


Rencana Pelaksanaan :Semester
Genap

Sragen, 22 Juli 2022

Dosen Pengampu,

KOKO PRASETYO, S.Pd. M.Or

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini dengan sebaik-baiknya. Penyusunan proposal ini didasarkan pada kurang optimalnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV. Selain itu, siswa menunjukkan kurangnya
motivasi pada mata pelajaran tersebut. Proposal ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas (Kode Mata Kuliah: IDIK 4008). Peneliti yang juga
sebagai guru pelaksana PTK berharap semoga penelitian ini dapat membantu mengatasi masalah
yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran di IPA di SDN 4 Welahan, Jepara.
Penelitian ini dimaksudkan sebagai acuan sistem pembelajaran bagi peneliti agar lebih
baik lagi dalam mengajar dan dimaksudkan agar hasil belajar maupun motivasi siswa meningkat
dalam pembelajaran IPA SD. Penelitian ini nantinya juga diharapkan bisa sebagai acuan
pemecahan masalah pembelajaran yang serupa di kelas lain ataupun satuan pendidikan lain.
Peneliti menyadari bahwa masih ada yang perlu diperhatikan dalam penyusunan proposal
Penelitian Tindakan Kelas ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki, sehingga tidak lepas dari bantuan, kerjasama dan bimbingan dari berbagai pihak yang
telah membantu demi kelancaran penelitian ini.
Peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan ke depannya baik
dari segi tulisan ataupun pelaksanaan PTK ini sendiri. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat
berguna bagi semua pihak.

i
ABSTRAK

Mufiz, Ali. 2021. Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa dengan Metode Diskusi pada
Siswa Kelas IV SDN Katelan 1 Pelajaran 2021/2022. Pendidikan Guru SD Bidang Ilmu
(BI), Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan.Dosen Pembimbing: Muhail, Drs., M.Pd.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru sering menemui kendala sehingga siswa belum
bisa mengalami pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu, rencana penelitian hendak
menjawab apakah metode diskusi bisa meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa sehingga
diperoleh manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah dalam hal kualitas pembelajaran.
Hasil belajar siswa masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang
diungkapkan Slamet (2010), Purwanto (1990), Wasliman dalam Susanto (2013). Faktor tersebut
meliputi kemampuan siswa dan faktor lingkungan. Kemampuan siswa tidak hanya dilihat dari
aspek kognitif saja, tapi aspek yang lain. Hambatan yang sering dijumpai adalah rendahnya
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan materi tertentu. Anitah (2008) dan Surjadi
(1989) menjelaskan salah satu metode yang bisa dicoba yaitu diskusi, dan penerapannya bisa
dilakukan dengan membagi kelas menjadi kelompok besar, sedang, atau kecil.
Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam memahami konsep bagian-bagian akar dan
fungsinya dalam pembelajaran IPA perlu menggunakan Metode Diskusi. Dengan menggunakan
Metode Diskusi, kemampuan siswa dalam memahami konsep bagian-bagian akar dan fungsinya
diharapkan dapat meningkat sehingga hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan sumbangan
informasi dan pemikiran tentang bagaimana Metode Diskusi digunakan dalam pembelajaran.

Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Motivasi, Metode Diskusi

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul (Cover) i


Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Abstrak iv
Daftar Isi v
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 2
Bab II. Kajian Pustaka
A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 3
B. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 3
C. Pengertian Metode Diskusi 3
D. Metode Diskusi dalam Pembelajaran 5
E. Pengertian Motivasi Belajar 5
F. Menumbuhkan Motivasi Belajar 6
G. Kerangka Berpikir 8
H. Hipotesis Tindakan 8
Bab III. Rencana dan Prosedur Penelitian
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 11
B. Subjek dan Objek Penelitian 11
C. Metodologi Penelitian 11
Daftar Pustaka 15
Lampiran-lampiran 16

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran yang ideal hendaknya bisa menjadikan siswa menjadi lebih baik dalam
hal pemahaman, tingkah laku, ataupun sikap dan perlu banyak hal yang harus dilakukan oleh
guru. Sesuai dengan pasal 1 butir 20 UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Lingkungan belajar dimaksud adalah pendidikan formal yang
merupakan suatu tempat untuk membantu siswa dalam mengembangkan dirinya, sehingga
lahirlah putra- putra bangsa yang dalam jiwanya tertanam perpaduan nilai antara intelektual,
etika dan kepribadian bangsa. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru sering menemui
kendala sehingga siswa belum bisa mengalami pembelajaran yang optimal.
Demikian halnya di SD Negeri Katelan 1, Mata Pelajaran IPA yang sudah diberikan di
kelas IV, pada konsep bagian-bagian akar tumbuhan hasil belajar siswa perlu ada
peningkatan lagi. Secara keseluruhan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang merupakan
hasil belajar masih belum sesuai dengan harapan yaitu memenuhi kriteria ketuntasan
minimal yang telah ditentukan. Padahal hasil belajar merupakan wujud prestasi yang dicapai
oleh siswa. Hal ini perlu segera ditangani dengan seksama dengan mengadakan perbaikan
seperlunya karena menurut Winkel (1984: 75) menyebutkan bahwa prestasi adalah bukti
suatu keberhasilan usaha yang dicapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
secara umum adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah merupakan faktor
yang berasal dari diri individu yang bersangkutan, antara lain jasmani (fisik) dan rohani
(psikis). Sedang faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang
bersangkutan atau sering disebut sebagai faktor lingkungan. Sedangkan secara khusus faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah: Siswa kurang motivasi dalam belajar,
media pembelajaran yang kurang lengkap, penggunaan media pembelajaran yang tidak
tepat, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, kepedulian orang tua terhadap anak di
rumah kurang, kurangnya melaksanakan percobaan dan demonstrasi, sarana dan prasarana
yang kurang mendukung serta metode pembelajaran yang kurang tepat. Dari permasalahan
yang ada penggunaan metode pembelajaran merupakan prioritas yang utama yang harus
diperbaiki. Karena penerapan metode yang tepat akan berdampak pada hasil belajar pada
siswa. Dalam hal ini metode yang diterapkan adalah metode diskusi. Metode diskusi dipilih
dengan pertimbangan metode ini akan membangkitkan semangat siswa dengan cara siswa
belajar dengan temannya yang merupakan tutor sebaya.
Di samping itu siswa akan terbiasa berpikir kritis, kreatif dan mampu berpendapat
sehingga dapat meningkatkan pemahamannya. Dengan meningkatnya pemahaman maka
hasil belajarnya juga meningkat. Penerapan metode ini tentunya tidak akan berdiri sendiri,
namun tetap didukung dengan metode yang lain, hanya saja prioritas tetap pada metode
diskusi. Sebaliknya pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran yang tepat
berdampak pada pemahaman siswa kesulitan memahami konsep yang dipelajari. Akibatnya
hasil belajar siswa mengecewakan. Oleh karena itu dalam pembelajaran ini menggunakan
metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam melakukan diskusi dalam pembelajaran harus ada dorongan dari dalam diri
siswa agar siswa menghasilkan kreativitas. Bimbingan dari guru masih diperlukan karena
berperan penting terhadap sikap dan perilaku siswa. Dengan masih adanya bimbingan dari
guru maka siswa akan melaksanakan diskusi dengan baik sehingga dapat menumbuh
kembangkan pemahaman siswa lebih baik dan mempunyai kemampuan berpikir kritis atau
kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Anak kelas IV adalah anak pada masa
perkembangan yang optimal, maka pemberian metode diskusi diberikan pada anak kelas IV
untuk membantu mengoptimalkan daya pikir dan pemahaman mereka tentang materi yang
dipelajari.

2
Dengan memperhatikan hal di atas, maka penerapan metode diskusi diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar IPA konsep bagian-bagian akar tumbuhan pada siswa kelas IV
SD Negeri Katelan 1 tahun 2021/2022.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka dapat dikemukan rumusan masalahnya
sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa
kelas IV SDN Katelan 1 tahun pelajaran 2021/2022?
2. Apakah motivasi siswa bisa meningkat dengan diterapkannya metode diskusi pada
mapel IPA untuk siswa kelas IV SDN Katelan 1 tahun pelajaran 2021/2022?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apakah metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
siswa kelas IV SDN Katelan 1 tahun pelajaran 2021/2022.
2. Untuk mengetahui apakah metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas IV SDN Katelan 1 tahun pelajaran 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan referensi untuk kegiatan yang sama.
b. Sebagai pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Siswa.
1) Meningkatkan prestasinya khususnya konsep bagian tubuh tumbuhan pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2) Lebih kreatif, menarik dan bermakna.
3) Mendapat pengalaman yang berharga dengan berani berpendapat.
b. Bagi Guru.
1) Sebagai acuan dalam menentukan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran guna mencapai ketuntasan belajar bagi siswa.
2) Dapat menghidupkan suasana pembelajaran yang lebih menarik.
3) Mendapat kepuasan dari hasil belajar siswa yang meningkat.
4) Mendapat pengalaman yang dalam situasi pembelajaran yang berbeda.
c. Bagi Sekolah.
1) Meningkatkan prestasi belajar pada tingkat sekolah.
2) Target standar ketuntasan minimal dapat tercapai.
3) Menjadi daya tarik bagi calon siswa baru yang akan masuk pada sekolah.
4) Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru
khususnya dalam pembelajaran IPA.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar


Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa
aspek. Aspek-aspek tersebut adalah bertambahnya jumlah pengetahuan, adanya kemampuan
mengingat dan mereproduksi, ada penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna,
menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas, dan adanya perubahan sebagai pribadi.
Beberapa ahli seperti Anitah (2008), Gagne and Briggs (1992), dan Purwanto (1990,
2013) menyatakan makna yang sama bahwa belajar merupakan proses atau aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang baru
sehingga memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku yang baik dan terampil dalam
bertindak maupun berpikir berdasarkan pengalaman yang telah dilaluinya.
Untuk mengukur apakah seseorang sudah belajar atau belum digunakan suatu
indikator yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar menurut Gagne dan Briggs dalam
Suprihatiningrum (2013: 37) berpendapat bahwa “Kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa
(learner’s performance)”. Menurut Reigluth dalam Suprihatiningrum (2013: 37)
berpendapat bahwa “Hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh
yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang
berbeda”. Adapun menurut Winkel dalam (Purwanto, 2013) mengemukakan bahwa “Hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya”. Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam Kunandar (2011: 276) “hasil belajar
adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa
tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah melaui proses pembelajaran yang
dapat ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru. Hasil belajar tidak berupa nilai
saja, tetapi dapat berupa perubahan tingkah laku manusia dalam bersikap melalui proses
interaksi antara pembelajar dan tindakan mengajar yang menuju pada perubahan positif.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima
pengalaman pembelajaran. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran karena akan memberikan sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan
peserta didik dalam upaya mencapai tujuan belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor kemampuan siswa dan faktor lingkungan
seperti yang diungkapkan beberapa ahli seperti Slamet (2010), Purwanto (1990), Wasliman
dalam Susanto (2013).

C. Pengertian Metode Diskusi


Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (2021) adalah cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dan
sebagainya atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Sedangkan menurut Joni dalam Anitah (2008) mengemukaan bahwa metode adalah
berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (2021) diskusi adalah pertemuan ilmiah
untuk bertukar pikiran mengenai sesuatu masalah.

4
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah cara yang
teratur yang bersifat umum dalam rangka bertukar pikiran mengenai sesuatu masalah yang
sedang dihadapi.
a) Prinsip Penggunaan Metode Mengajar
Beberapa prinsip yang perlu dipehatikan dalam pemililihan metode menurut Anitah
(2008) yaitu:
1) Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa
lebih jauh terhadap materi pelajaran.
2) Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang berekspresi yang
kreatif dalam aspek seni.
3) Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
4) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran
sesuatu.
5) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (inkuiri)
terhadap suatu topic permasalahan.
6) Metode mengajar harus memungkin kan siswa mampu menyimak.
7) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri.
8) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bersama-sama.
9) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.
b) Penerapan Metode Diskusi
Menurut Anitah (2008) metode diskusi digunakan dalam rangka pembelajaran kelompok
atau kerja kelompok yang didalamnya melibatkan beberapa orang siswa untuk
menyelesaikan pekerjaan, tugas atau permasalahan. Sering pula metode ini disebut
sebagai saah satu metode yang menggunakan pendekatan CBSA atau ketrampilan proses.
Kegiatan diskusi ini dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil (3-7 peserta) kelompok
sedang (8- 12) peserta kelompok besar (13-40) peserta. Ataupun diskusi kelas. Diskusi
kelompok kecil lebih efektif daripada diskusi kelompok besar atau diskusi kelas.
Kegiatan diskusi dipimpin oleh seorang ketua atau moderator untuk mengatur
pembicaraan cara mencapai target demikian pendapat Anitah (2008). Adapun
karakteristik penerapan metode diskusi menurut Anitah (2008) adalah bahan pelajaran
harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus
siswa menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut. Untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut, perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai
anggota kelompok dalam kelompok tersebut. Kelancaran kegiatan diskusi sangat
ditentukan oleh moderator yaituorang yang mengatur jalannya pembicaraan supaya
semua siswa sebagai anggota aktif berpendapat secara maksimal dan seluruh pembicaraan
mengarah kepada pendapat/kesimpulan bersama. Tugas utama guru dalam kegiatan ini
sebagai pembimbing, fasilitator, atau motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa
dalam diskusi menjadi efektif. Aktivitas siswa harus dibimbing, dan diterapkan cara
berfkir yang sistematik dengan menggunakan logika berfikir yang ilmiah.
c) Prosedur Metode Diskusi
Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi yang dilaksanakan secara efektif akan
berdampak banyak kepada pengalaman siswa. Hal-hal yang harus dipersiapkan antara
lain:
1) Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan.
2) Membentuk kelompok dan menentukan jumlah siswa tiap kelompok.
3) Menentukan tugas yang harus dilaksanakan tiap kelompok.
4) Melaksanakan diskusi kelompok.
5) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
6) Memberikan tanggapan terhadap kelompok lain.
7) Menyimpulkan hasil diskusi.
d) Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Diskusi
Untuk menunjang efektivitas penggunaan metode diskusi perlu dipersiapkan kemampuan

5
guru maupun kondisi siswa yang optimal. Menurut Anitah (2008), kondisi optimal guru

6
dan siswa mendukung efektivitas metode diskusi dalam pembelajaran. Kondisi guru yang
harus diperhatikan adalah:
1) Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2) Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan
serta menarik kesimpulan.
3) Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan
pengembangan kemampuan siswa.
4) Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi.
5) Menguasai permasalahan yang didiskusikan.
Sedangkan kondisi siswa yang harus diperhatikan adalah:
1) Memiliki motivasi, perhatian dan minat dalam berdiskusi.
2) Mampu melaksanakan diskusi.
3) Mampu menerapkan belajar secara bersama.
4) Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat.
5) Mampu mamahami dan menghargai pendapat orang lain.
e) Keunggulan dan Kelemahan Metode Diskusi
Beberapa keunggulan penggunaan metode diskusi antara lain:
1) Siswa dapat bertukar pikiran.
2) Siswa menghayati permasalahan.
3) Merangsang siswa untuk berpendapat.
4) Mengembangka rasa tanggung jawab.
5) Membina kemampuan berbicara.
6) Belajar memahami pendapat orang lain.
7) Memberi kesempatan belajar.
Sementara kelemahan atau kendala yang dihadapi dalam penerapan metode diskusi antara
lain:
1. Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak.
2. Apabila siswa belum memahami konsep dasar permasalahan diskusi tidak akan berjalan
efektif.
3. Materi pelajaran dapat menjadi lebih luas.
4. Yang aktif hanya siswa tertentu saja.

D. Metode Diskusi dalam Pembelajaran


Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan permasalahan,
menjawab pertanyaan dan memahami pengeta-huan peserta didik, serta untuk membuatu
suatu keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang mengadu argumentasi.
Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode
diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi. Pertama,
diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar peserta
didik muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentuan. Kedua, diskusi
biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, pada hal waktu pembelajaran di dalam
kelas sangat terbatas, keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara
tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru sebab dengan perencanaan dan
persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari. Metode diskusi dimaksudkan
untuk merangsang pemikiran serta berbagai jenis pandangan. Ada 3 langkah utama dalam
metode diskusi yaitu:
1. Penyajian, yaitu pengenalan terhadap masalah atau topik yang meminta pendapat,
evaluasi dan pemecahan dari murid.
2. Bimbingan yaitu pengarahan yang terus-menerus dan secara bertujuan yang diberikan
guru selama proses diskusi. Pengarahan ini diharapkan dapat menyatukan pikiran-pikiran
yang telah dikemukakan.

7
3. Pengikhtisaran, yaitu rekapitulasi pokok-pokok pikiran penting dalam diskusi.

8
Untuk dapat melaksanakan diskusi di kelas, seorang Guru harus mengetahui terlebih
dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya dapat menyesuaikan jenis
diskusi apa yang akan digunakan. Menurut Surjadi (1989), ditinjau dari sudut formalitas dan
jumlah peserta yang mengikutinya, diskusi digolongkan menjadi:
1. Diskusi Formal
Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi pemerintahan,
dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis serta pembicara yang diatur
secara formal, contoh: sidang DPR. Sedangkan menurut Syah (2003), aturan yang
dipakai dalam diskusi ini ketat dan rapi. Jumlah peserta umumnya lebih banyak bahkan
dapat melibatkan seluruh siswa kelas. Ekspresi spontan dari peserta biasanya dilarang
sebab tiap peserta yang akan berbicara harus dengan izin moderator untuk menjamin
ketertiban diskusi.
2. Diskusi Informal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada diskusi-diskusi lainnya, karena sifatnya
yang tidak resmi. Penerapannya bisa dalam diskusi keluarga, dan dalam belajar
mengajar dilaksanakan dalam kelompokkelompok belajar dimana satu sama lain bersifat
“Face to face relationship”.
3. Diskusi Panel
Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan non aktif. Peserta
aktif langsung melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan peserta non aktif hanya
menjadi pendengar. Adakalanya peserta non aktif ini terdiri dari beberapa kelompok
yang memiliki wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.
4. Diskusi dalam bentuk Symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja diskusi symposium
disampaikan oleh seorang pemrasaran ataulebih (umumnya lebih). Pemrasaran secara
bergiliran menyampaikan uraian pandangannya mengenai topik yang sama atau salah
satu daritopik yang sama tersebut. Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari
kebenaran tertentu.
5. Lecture Discussion
Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, kemudian didiskusikan.
Disini biasanya hanya satu pandangan atau satu persoalan saja.
6. Whole Group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah
anggota tidak lebih dari 15 orang.
7. Buzz Group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang.
tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah.
Diskusi diadakan di tengah atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan
kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-
pertanyaan.
8. Sundicate Group
Suatu kelompok (kelas) dibagi mejadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang.
Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis
besarnya problema kepada siswa, guru menggambarkan aspek-aspek masalah,
kemudian tiap-tiap kelompok (sydicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek
tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi lain.
9. Rain Storming Group
Dalam diskusi ini setiap kelompok harus menyumbangkan ide ide baru tanpa dinilai
segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasi belajar yang
diharapkan agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain,
menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang
ditemukannya yang dianggap benar.

9
10. Fish Bowl
Diskusi ini dipimpin oleh satu orang yang mengetahui sebuah diskusi dan tujuan diskusi
ini adalah untuk mengambil suatu kesimpulan. Dalam diskusi ini tempat duduk diatur
setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap kepeseta diskusi.
Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan
yang berada dalam mangkok (fish bowl). Sedangkan bila ditinjau dari segi pola
pemusatan orang yang berperan dalam diskusi di sekolah, metode ini terbagi dua yaitu:
a. Pola diskusi teacher centrality (terpusat pada guru)
Indikatornya adalah serta yang menampilkan agenda masalah yang akan dijadikan
topik diskusi. Peranan guru disini adalah sebagai:
1) Direktur : Peserta yang mengarahkan pembicaraan pada agenda masalah
yang akan dibicarakan.
2) Moderator : peserta yang diberi wewenang yang mengatur laju pembicaraan
para partisipan (siswa peserta)
3) Evaluator : penilai partisipasi dan kemajuan para partisipan baik sebagai
individu dan kelompok.
b. Pola diskusi student cenrtrality (terpusat pada siswa)
Peran siswa partisipan adalah sebagai berikut :
1) Sebagai moderator: yang layak memimpin diskusi
2) Kontributor: pemberi kontribusi pertanyaan, sanggahan, saran dan sebagainya.
3) Encourager: pemberi dorongan dan kesempatan kepada sesama partisipan untuk
turut aktif memberi kontribusi
4) Evaluator: penilai jalanya pembahasan dan keputusan/kesimpulan/jawaban yang
disodorkan oleh guru sebagai moderator.
Masing-masing mempunyai ciri khas sendiri, terapi tidak mengurangi kontribusi aktif peserta.
E. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Winkel (2004: 526) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan belajar. Pendapat yang sama pun diungkapkan oleh
Syah (2003: 158) yang menegaskan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak yang ada di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat
tercapai.
Berdasarkan pengertian motivasi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
motivasi belajar adalah serangkaian dorongan atau daya penggerak yang berasal dari dalam
diri sendiri maupun dari luar untuk melakukan aktivitas belajar sehingga menimbulkan
perubahan sehingga apa yang menjadi tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat
tercapai.

F. Menumbuhkan Motivasi Belajar


Motivasi belajar pada siswa tidak sama kuatnya. Pada siswa yang motivasinya bersifat
intrinsik, kemauan belajarnya lebih kuat dan tidak tergantung pada faktor di luar dirinya.
Sebaliknya dengan siswa yang motivasi belajarnya bersifat ekstrinsik, kemauan untuk
belajar sangat tergantung pada kondisi di luar dirinya. Namun demikian, di dalam kenyataan
motivasi ekstrinsik inilah yang banyak terjadi, terutama pada anak-anak dan remaja. Oleh
karena itu, upaya menimbulkan dan meningkatkan motivasi belajar, khususnya oleh guru
merupakan suatu hal yang perlu dan wajar.
Menurut Darsono (2001: 62) ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut.
1. Mengoptimalkan Penerapan Prinsip-prinsip Belajar
Ada beberapa prinsip yang terkait dalam proses belajar, misalnya perhatian siswa,
keaktifan siswa, keterlibatan langsung siswa, materi pelajaran yang merangsang, dan lain-
lain. Agar motivasi belajar siswa meningkat, hendaknya guru berusaha menciptakan
situasi

1
kelas yang kondusif, sehingga perhatian, keterlibatan siswa, dan lain-lain yang termasuk
prinsip balajar dapat berfungsi secara optimal.
2. Mengoptimalkan Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar maksudnya adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dapat berubah-ubah, dari tidak ada menjadi ada, dari keadaan lemah menjadi menguat.
Unsur-unsur ini meliputi bahan mengajar dan upaya pengadaannya, alat bantu mengajar
dan upaya pengadaannya, suasana belajar dan upaya pengembangannya, kondisi siswa
dan upaya penyiapannya.
3. Mengoptimalkan Pemanfaatan Pengalaman yang Telah Dimiliki Siswa
Siswa lebih senang mempelajari materi pelajaran yang baru, apabila siswa mempunyai
latar belakang untuk mempelajari materi baru tersebut. Oleh karena itu, guru harus pandai
memilih contoh-contoh untuk menjelaskan suatu konsep baru, contoh-contoh ini
hendaknya banyak terdapat di lingkungan siswa.
4. Mengembangkan Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Setiap siswa mempunyai cita-cita dalam belajar. Namun tidak semua siswa dapat
mencapai kesuksesan tersebut. Kesuksesan biasanya dapat meningkatkan aspirasi, dan
kegagalan mengakibatkan aspirasi rendah. Untuk meningkatkan aspirasi ini, hendaknya
guru tidak menjadikan siswa selalu gagal. Kegagalan yang berkepanjangan menyebabkan
siswa menjadi tidak bergairah dalam mencapai cita-citanya. Sebaiknya guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk merumuskan tujuan belajar yang sesuai dengan
kemampuannya, sehingga motivasi mereka untuk mencapai tujuan itu lebih kuat.
Motivasi belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa pengaruh dari faktor
lain. Motivasi belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar
tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dalam dirinya yang lebih
utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tidak kalah pentingnya. Faktor lain yang
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam aktivitas belajar siswa. Tidak ada
seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar.
Berhubungan dengan diskusi kelompok, motivasi siswa akan meningkat karena siswa
akan terlibat secara langsung dan berinteraksi secara langsung dengan temannya sehingga
lebih menyentuh dan mendorong motivasi belajar siswa seperti uraian poin 1 di atas.

G. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Kegiatan Kegiatan
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Pembelajaran Pembelajaran
IPA dengan IPA tanpa
Metode Diskusi Metode Diskusi

Hasil Belajar
Siswa

Motivasi Belajar Siswa

1
Kegiatan pembelajaran IPA dengan metode diskusi diharapkan bisa meningkatkan hasil
belajar siswa secara langsung. Secara tidak langsung, metode diskusi bisa meningkatkan
motivasi siswa dan akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa juga. Dengan
menggunakan metode diskusi yang tepat akan berakibat meningkatnya hasil belajar IPA
siswa kelas IV SDN Katelan 1 Tahun pelajaran 2021/2021. Kerangka berpikir ini akan
menjadi acuan dalam hipotesis tindakan beserta rencana dan prosedur pelaksanaan penelitian
nantinya.

H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada kerangka berpikir tersebut di atas, penulis dapat merumuskan hipotesis
Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut. Dengan menggunakan metode diskusi diduga
dapat meningkatkan motivasi hasil belajar secara tidak langsung dan pada akhirnya bisa
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Katelan 1 Tahun Pelajaran
2021/2022.

1
BAB III
RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian PTK ini akan dilakukan di SDN Katelan 1 yang terletak di wilayah Kecamatan
Tangen, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Jarak sekolah dengan kantor kecamatan adalah
± 1 km dan jarak sekolah ke kantor UPT Dinas pendidikan ± 5 km. Lokasi sekolah tidak
jauh dari Pasar Tangen. Kondisi ruang kelas IV berukuran 5 m × 5 m dan masih dalam
keadaan baik. Ruang kelas ini terletak di timur dekat mushola sekolah. Ruangan kelas
kelihatan bersih karena regu piket selalu melaksanakan tugasnya dengan tertib, disiplin,
dan penuh tanggung jawab.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian akan dijadwalkan selama 2 minggu. Jika siklus pertama
kurang menunjukkan hasil signifikan, akan dilanjutkan dengan siklus kedua yang
berlangsung 2 minggu.

B. Subjek dan Objek Penelitian


Subyek penelitian yaitu siswa kelas IV SDN Katelan 1, Kecamatan Tangen, Kabupaten
Sragen Tahun Pelajaran 2021/2022 Semester I dengan jumlah siswa 18 anak.
Obyek penelitian yaitu penggunaan metode diskusi untuk pembelajaran konsep bagian-
bagian akar dan fungsinya mata pelajaran IPA.

C. Metodologi Penelitian
1. Sumber Data
Data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian
besar berupa data kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari berbagai sumber seperti:
a. Narasumber terdiri dari guru dan siswa kelas IV SDN Katelan 1, Kecamatan Tangen,
Kabupaten Sragen
b. Arsip dan Dokumen Hasil Belajar Siswa
c. Hasil Pengamatan Pelaksanakaan Pembelajaran
d. Tes Hasil Belajar.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Dilakukan oleh guru pelaksana PTK (peneliti) selama proses pembelajaran berlangsung
dengan dibantu teman sejawat.
b. Wawancara
Wawancara bisa dilakukan oleh guru pelaksana PTK (peneliti) selama pembelajaran
berlangsung. Atau dilakukan oleh guru dengan teman sejawat setelah selesai
pembelajaran.
c. Dokumen
Diperoleh guru pelaksana PTK (peneliti) dari lembar kerja siswa, lembar pengamatan,
portopolio, dan daftar nilai harian.
d. Tes
Dibuat oleh guru pelaksana PTK (peneliti)
3. Teknik Analisis Data
Analisis data dimulai dengan meneliti data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu:
angket, wawancara, observasi, dan lembar pengamatan yang telah dicatat, dilaporkan
serta didokumentasikan, termasuk tes, portofolio, dan daftar nilai harian (nilai
pengamatan, nilai

1
tugas, nilai pekerjaan rumah, nilai formatif). Sedangkan teknis analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif yang memiliki tiga komponen
yaitu:
a. Sajian data.
b. Reduksi data
c. Penarikan kesimpulan.
4. Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini, indikator kinerja ditetapkan
sebagai berikut.
a. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa pada konsep bagian akar dan fungsinya di atas
nilai KKM, yaitu 65.
b. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 75%.
5. Prosedur Penelitian
Prosedur/ langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain
dalam faktor-faktor yang diselidiki. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini
setiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
a) Guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran, yaitu Rencana Pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam pada konsep bagian-bagian akar tumbuhan.
b) Guru menentukan standar kriteria ketuntasan minimal yaitu 65.
c) Mempersiapkan lembar pengamatan untuk teman sejawat untuk mengamati
selama berlangsung proses pembelajaran. Teman sejawat mencatat hal-hal yang
ditemukan selama proses pembelajaran baik kelebihan maupun kekurangannya
untuk memberikan masukan setelah selesainya pembelajaran untuk perbaikan
pembelajaran pada siklus II apabila diperlukan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Perbaikan Pembelajaran yang
telah disusun pada siklus I, dengan langkah-langkah kegiatan antara lain :
a) Membuka pelajaran
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi
c) Membentuk kelompok untuk berdiskusi yang terdiri dari 5 siswa tiap kelompok
d) Menjelaskan yang harus dilaksanakan oleh tiap kelompok
e) Memberi tugas pada siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok
f) Memberikan nilai proses selama diskusi berlangsung
g) Membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok
h) Membantu siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok
i) Memberikan evaluasi
j) Membuat kesimpulan bersama-sama siswa
k) Menutup pelajaran
3) Observasi
a) Wawancara
Menurut Gluey dalam I.G.A.K.Wardani dan Wihardit (2021) mengatakan bahwa
wawancara adalah teknik pengumpulan informasi/ data yang dilakukan melalui
pengajuan pertanyaan secara kontak langsung. Wawancara yang digunakan pada
pengamatan ini menggunakan lembar pengamatan yang berisi acuan-acuan yang
dibutuhkan oleh guru untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi
selama proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru mengadakan
wawancara dengan pengamat untuk megetahui hasil pembelajarannya. Tujuan
dari wawancara ini guru mendapatkan masukan-masukan dari pengamat
mengenai pembelajaran yang dilakukan baik kelebihan maupun kekurangannya

1
sehingga guru dapat mengadakan perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada
siklus I untuk diperbaiki pada siklus II.
b) Studi Dokumenter
Pada teknik ini guru melihat hasil dari evaluasi pada akhir pelajaran dengan
memberikan beberapa pertanyaan untuk dijawab siswa, pertanyaan yang
diberikan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
disampaikan, yaitu dengan 5 soal dalam bentuk uraian.
Adapun penilaiannya adalah sebagai berikut: Penilaian dari evaluasi ini setiap
soal yang dijawab dengan benar dinilai 20, ada unsur benar dinilai 10, dan salah
nilai
0. Teknik penilaiannya adalah dengan kuantitatif karena untuk mengukur hasil
belajar siswa yang berupa angka.
c) Observasi.
Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui sejauh mana
antusias siswa mengikuti proses pembelajaran, penyebaran keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaran. Adapun
data cek list yang digunakan untuk mengamati keaktifan siswa dalam di
pembelajaran pada lampiran 2a.
Lalu, guru pelaksana PTK selaku peneliti juga dinilai oleh seorang teman
sejawat berkaitan dengan proses pembelajaran. Lembar Pengamatan
Pembelajaran yang dipegang oleh teman sejawat bisa dilihat pada lampiran 2b.
4) Evaluasi dan Refleksi
Dengan berakhirnya pembelajaran pada siklus I, guru mengadakan refleksi, dengan
mempelajari data yang telah dikumpulkan dan mengambil kesimpulan
pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I ternyata apabila belum dapat
memenuhi standar yang diharapkan, maka perlu adanya perbaikan yang dilakukan
pada pembelajaran siklus II.
b. Siklus II
1) Perencanaan Tindakan
a) Guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam
perbaikan yaitu Rencana Perbaikan Pembelajaran mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada konsep bagian-bagian akar tumbuhan.
b) Guru menentukan standar kriteria ketuntasan minimal yaitu 65.
c) Mempersiapkan lembar pengamatan untuk teman sejawat untuk mengamati
selama berlangsung proses pembelajaran. Teman sejawat mencatat hal-hal yang
ditemukan selama proses pembelajaran baik kelebihan maupun kekurangannya
untuk memberikan masukan setelah selesainya pembelajaran untuk perbaikan
pembelajaran pada siklus II apabila diperlukan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Perbaikan Pembelajaran yang
telah disusun pada siklus I, dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:
a) Membuka pelajaran
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi
c) Membentuk kelompok untuk berdiskusi yang terdiri dari 5 siswa tiap kelompok
d) Menjelaskan yang harus dilaksanakan oleh tiap kelompok
e) Memberi tugas pada siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok
f) Memberikan nilai proses selama diskusi berlangsung
g) Membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok
h) Membantu siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok
i) Memberikan evaluasi
j) Membuat kesimpulan bersama-sama siswa
k) Menutup pelajaran
3) Observasi

1
a) Wawancara

1
Menurut Gluey dalam Wardani dan Wihardit (2021), wawancara adalah teknik
pengumpulan informasi/data yang dilakukan melalui pengajuan pertanyaan
secara kontak langsung. Wawancara yang digunakan pada pengamatan ini
menggunakan lembar pengamatan yang berisi acuan-acuan yang dibutuhkan
oleh guru untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama
proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru mengadakan wawancara
dengan pengamat untuk megetahui hasil pembelajarannya. Tujuan dari
wawancara ini guru mendapatkan masukan-masukan dari pengamat mengenai
pembelajaran yang dilakukan baik kelebihan maupun kekurangannya sehingga
guru dapat mengadakan perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I
untuk diperbaiki pada siklus II.
b) Studi Dokumenter
Pada teknik ini guru melihat hasil dari evaluasi pada akhir pelajaran dengan
memberikan beberapa pertanyaan untuk dijawab siswa, pertanyaan yang
diberikan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
disampaikan, yaitu dengan 5 soal dalam bentuk uraian. Adapun penilaiannya
adalah sebagai berikut. Penilaian dari evaluasi ini setiap soal yang dijawab
dengan benar dinilai 20, ada unsur benar dinilai 10, dan salah nilai 0. Teknik
penilaiannya adalah dengan kuantitatif karena untuk mengukur hasil belajar
siswa yang berupa angka.
c) Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui sejauh mana
antusias siswa mengikuti proses pembelajaran, penyebaran keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaran. Adapun
data cek list yang digunakan untuk mengamati keaktifan siswa dalam
pembelajaran bisa dilihat pada lampiran 2a. Lalu, guru pelaksana PTK selaku
peneliti juga dinilai oleh seorang teman sejawat berkaitan dengan proses
pembelajaran. Lembar Pengamatan Pembelajaran yang dipegang oleh teman
sejawat bisa dilihat pada lampiran 2b.
4) Evaluasi dan Refleksi
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
observasi yang dikolaborasikan dengan Supervisor Penelitian.
Berdasarkan prosedur penelitian tersebut di atas, Penelitian Tindakan Kelas yang telah
dilaksanakan dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.

SIKLUS I
Perencanaan

Evaluasi dan Refleksi Pengamatan Pelaksanaan

Perencanaan

Evaluasi dan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Gambar 2. SiklusPengamatan
Penelitian Tindakan Kelas

1
DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Darsono, Max. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Penerbit IKIP. Semarang
Press.
Gagne, R.M., and Briggs L.J. (1992). Principles of Instructional Design. New York: Holt
Renehart and Winston Inc.
Gredler & Bell, E. Margareth. (1991). Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali Press.
Kemdikbud. (2021). KBBI Daring. Tersedia di https://kbbi.kemdikbud.go.id
Kunandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Purwanto, Ngalim. (1990). Belajar Berhubungan Dengan Perubahan Tingkah Laku. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. (1990). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
kebudayaan.
Purwanto, Ngalim. (2013). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto. (1992). Pengertian Tes Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slamet. (2010). Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Surjadi. (1989). Membuat Siswa Aktif Belajar (65 Cara Belajar Mengajar dalam Kelompok).
Bandung: Mandar Maju.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wahyudin, D., Suprian, dan Abduhak, I. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wardani, I.G.A.K. & Wihardit, K. (2021). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Winataputra, US dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas terbuka.
Winkel, W.S. (1983). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

1
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian 1: Tes (Uraian Terbatas) Beserta Kunci Jawaban

Mata Pelajaran : IPA


Materi : Bagian Akar Tumbuhan dan Fungsinya
Nama :
Kelas IV
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan bagian-bagian akar beserta fungsinya!
Jawab:

2. Sebutkan dua jenis akar menurut bentuknya!


Jawab:

3. Apa yang dimaksud dengan monokotil dan dikotil?


Jawab:

4. Sebutkan tiga contoh akar tunggang!


Jawab:

5. Jelaskan fungsi akar bagi tumbuhan!


Jawab:

Kunci Jawaban
1. Bagian-bagian akar dan fungsinya:
a. Inti akar yang berfungsi sebagai alat pengangkut air dari akar ke daun dan
mengangkat hasil fotosintetis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
b. Rambut akar berfungsi untuk mencari jalan di antara butiran tanah.
c. Tudung akar berfungsi melindungi akar saat menembus tanah.
2. Akar serabut dan akar tunggang
3. Monokotil adalah tumbuhan berkeping satu dan dikotil adalah tumbuhan berkeping dua.
4. Tiga tanaman yang berakar tunggang : tanaman kacang, beilimbing dan jeruk.
5. Fungsi akar bagi tumbuhan antara lain untuk menyerap air dan zat hara, untuk menunjang
berdirinya tumbuhan,sebagai alat pernapasan serta untuk menyimpan cadangan makanan.

1
Lampiran 2. Instrumen Penelitian 2: Lembar Pengamatan (Observasi)
Lampiran 2a. Lembar Pengamatan Siswa
Lembar Pengamatan Siswa (Penilaian Untuk Siswa Untuk Siklus I dan II)
Aspek yang
No Nama (Kelompok)
. Dinilai
Keaktifa Kesungguha Ketepata Hasil Akhir
n n n
1
2
3
Skor Nilai:
A = 80 – 100
B = 70 – 79
C = 60 – 69
D = 50 – 59

Lampiran 2b. Lembar Pengamatan Guru


Lembar Pengamatan Guru (Penilaian untuk Guru Pelaksana PTK pada Siklus I)
N Kriteria Pengamatan Kelebihan Kekurangan
o.
1 Mengelola ruang dan fasilitas
Pembelajaran
2 Melaksanakan pembelajaran
3 Mengelola interaksi kelas
4 Sikap melaksanakan
pembelajaran
5 Pelaksanaan evaluasi

Lembar Pengamatan Guru (Penilaian untuk Guru Pelaksana PTK pada Siklus II)
N Kriteria Pengamatan Kelebihan Kekurangan
o.
1 Mengelola ruang dan fasilitas
Pembelajaran
2 Melaksanakan perbaikan
pembelajaran dengan
menggunakan variasi
metode diskusi yang
berbeda
3 Mengelola interaksi kelas
4 Sikap melaksanakan
pembelajaran
5 Pelaksanaan evaluasi

1
Lampiran 3. Instrumen Penelitian Angket Motivasi

Angket Motivasi Siswa


Nama :
Kelas :
Hari, tanggal :
Petunjuk
1. Pada angket ini terdapat 10 butir pernyataan. Tidak ada jawaban salah atau benar. Pilihlah
dengan cara memberi tanda ceklis (✔) pada tiap-tiap pernyataan yang sesuai dengan penilaian
dirimu sendiri.
2. Kamu tidak diperkenankan meniru jawaban teman.
3. Keterangan pilihan jawaban:
a. STS = Sangat Tidak Setuju
b. TS = Tidak Setuju
c. S = Setuju
d. SS = Sangat Setuju
N Pernyata Pilihan Jawaban
o an
1 Saya mengerjakan tugas IPA dengan sungguh-sungguh. ST T S S
S S S
2 Saya menyelesaikan tugas IPA tepat waktu.
3 Jika nilai IPA saya jelek, saya akan terus rajin belajar agar
nilai saya baik.
4 Saya lebih senang mengerjakan tugas IPA dengan teman.
5 Saya senang belajar IPA karena dibentuk kelompok-
kelompok
6 Saya selalu memberikan pendapat saat diskusi.
7 Saya selalu mempertahankan pendapat saat berdiskusi.
8 Saya selalu percaya diri saat menyampaikan pendapat di
hadapan teman.
9 Saya tertantang untuk mengerjakan soal-soal IPA yang
dianggap sulit oleh teman.
1 Saya selalu mencari sumber-sumber lain untuk
0 menyempurnakan tugas IPA saya.

1
Lampiran 4. Pendukung Instrumen Utama: Lembar Wawancara

Lembar Wawancara
Nama :
Kelas IV
Hari, tanggal :
N Pertanya Tanggapan/ Jawaban
o. an
1 Menurut kamu, apakah diskusi saat
pembelajaran tadi bermanfaat?
2 Apakah masih ada materi yang
belum dipahami saat diskusi? Jika
ada, pada
bagian mana?
3 Apakah temanmu membantu
menjelaskan bagian yang
belum
dipahami?
4 Apakah temanmu aktif terlibat dalam
kegiatan diskusi atau
menyampaikan pendapat?
5 Apakah dirimu aktif terlibat dalam
kegiatan diskusi dan membantu
teman
dalam memahami bagian yang
belum dipahami?
Lampiran 5. RPP

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDN Katelan 1

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan


Alam

Kelas/ Semester : IV (Empat)/


Gasal

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.

B. Kompetensi Dasar
2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya.

C. Indikator Pembelajaran

1
2.1.1. Mengidentifikasi bagian-bagian akar tumbuhan.
2.1.2. Menjelaskan fungsi akar pada tumbuhan.
2.1.3.Mendeskripsikan jenis akar tunggang dan
serabut.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tumbuhan dengan tepat.
2. Melalui metode diskusi dan menyimak penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi
bagian-bagian akar dan fungsinya.
3. Melalui metode diskusi dan menyimak penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan fungsi
akar bagi tumbuhan dengan tepat.
4. Melalui metode diskusi dan menyimak penjelasan guru, siswa dapat mendeskripsikan
ciri- ciri akar tunggang.
5. Melalui metode diskusi dan menyimak penjelasan guru, siswa dapat mendeskripsikan
ciri- ciri akar serabut.
6. Melalui metode diskusi dan menyimak penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan
tumbuhan yang memiliki akar tunggang.
7. Melalui metode diskusi dan menyimak penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan
tumbuhan yang memiliki akar serabut.
Karakter siswa yang diharapkan : tekun, kerja sama, toleransi, percaya diri, disiplin, dan
keberanian.
E. Materi Ajar
Struktur Akar dan Fungsinya (Terlampir)
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Cooperative
Learning

1
Metode : Diskusi Kelompok Besar/ Kelompok Sedang/ Kelompok Kecil/ Jenis
Buzz Group/ Sundicate Group/ Fish Bowl, dsb.
G. Kegiatan Pembelajaran
N Kegiat Waktu
o an
1 Kegiatan Awal ± 5 – 10
a. Guru memberikan salam. Menit
b. Guru menyuruh ketua kelas memimpin siswa lain untuk berdoa.
c. Guru melakukan presensi, memberikan motivasi dan
membimbing siswa menyiapkan alat tulis.
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan
pertanyaan-pertanyaan awal yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
e. Guru menunjukkan salah satu jenis tanaman sebagai media
untuk
menjelaskan bagian-bagian tumbuhan secara singkat.
2 Kegiatan Inti ± 50
Menit
a Eksplorasi ± 15 –
1) Guru menjelaskan materi struktur akar dan fungsinya 20
menggunakan mind mapping dan bantuan media gambar Menit
akar.
2) Guru memberikan beberapa permasalahan dan melakukan
tanya jawab dengan siswa.
3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,
misalnya dengan anggota masing-masing 4-5 anak.
4) Guru menjelaskan secara singkat bagaimana melakukan
diskusi kelompok.
b Elaborasi 25
1) Siswa berkelompok bertukar pikiran dan mencari berbagai Menit
sumber untuk kegiatan berdiskusi; mereka juga bisa
mencari contoh-contoh dari tanaman sekitar lingkungan.
2) Siswa berdiskusi mengerjakan soal pada lembar diskusi
kelompok yang telah disiapkan guru.
3) Siswa menyampaikan hasil diskusi tentang akar serabut
dan akar tunggang, bagian-bagian akar beserta fungsinya
ataupun
contoh tanamannya.
c Konfirmasi ± 5 – 10
1) Guru mengkonfirmasi dengan menjelaskan tentang konsep Menit
bagian-bagian akar beserta fungsinya.
2) Siswa melakukan refleksi dengan bimbingan guru dan
diingatkan kembali mengenai kegiatan-kegiatan selama
pembelajaran berlangsung untuk menggali pengalaman
belajar.
Dengan menanyakan:
a) Apa saja materi yang kita bahas hari ini?
b) Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?
c) Apakah ada yang ingin ditanyakan?

1
3) Siswa yang kurang berpartisipasi aktif diberi motivasi.

1
3 Kegiatan Penutup ± 5 – 10
Menit
a. Siswa mengerjakan soal pada lembar evaluasi.
b. Guru bersama siswa mengoreksi hasil evaluasi.
c. Guru dan siswa membuat kesimpulan
d. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

H. Sumber Belajar Dan Media Pembelajaran


1. Kemendikbud. 2018. Buku Tematik Kelas IV Edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud.
2. Wahyono, Budi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
3. Rositawaty. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk SD/MI Kelas IV.
Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
4. Beberapa Tanaman
5. Gambar bagian-bagian akar
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tertulis, unjuk kerja (menyampaikan hasil diskusi)
2. Jenis penilaian : Tes lisan selama proses pembelajaran, tertulis
3. Bentuk Penilaian : Uraian terbatas

Anda mungkin juga menyukai