Anda di halaman 1dari 75

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( PTK )

PERBAIKAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING MATERI HIDROSFER
KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 2 SENDAWAR

DI SUSUN OLEH :

MIRA HENNY ASMIATI, S.Pd

NIP. 19860621 200902 2 001

SMA NEGERI 2 SENDAWAR


2018-2019
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Perbaikan Pembelajaran Geografi Menggunakan Model Pembelajaran


Discovery Learning Materi Hidrosfer Kelas X IPS 3 SMA Negeri 2
Sendawar

IDENTITAS PENELITI :

Nama : Mira Henny Asmiati, S.Pd

NIP : 198606212009022001

Golongan/Ruang : Guru Muda / III.c

Jabatan : Guru Bidang Studi

Unit Kerja : SMA Negeri 2 Sendawar

Lokasi : SMA Negeri 2 Sendawar

Lama Penelitian : 2 Bulan ( April s/d Mei 2019)

Sendawar, 10 Juni 2019

Mengesahkan

Kepala SMAN 2 Sendawar Peneliti

Fardinandus Erikson, S.Fil Mira Henny Asmiati, S.Pd


NIP. 19691010 200801 1 026 NIP. 19860621 200902 2 001

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah


memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
penelitian tindakan kelas ini .
Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan dalam kenaikan
pangkat/golongan dalam jabatan fungsional guru, yang terdiri dari Pendahuluan,
Perencanaan, Perbaikan Pembelajaran, Temuan dan Kesimpulan .
Penulis yakin dan sadar bahwa laporan ini dapat diselesaikan dengan baik
berkat arahan dan bimbingan dari Kepala Sekolah dan rekan guru yang selalu
memberikan petunjuk agar penulis dapat menyelesaikan laporan ini, oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih yang tidak terhingga kepada pihak- pihak
yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penelitian ini.
Selaku penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan, karena itulah penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini, serta
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun
penggunaan gaya bahasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Harapan penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
memberi sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu pendididkan di
Kutai Barat.
Atas perhatian dari semua pihak dan dukungan serta sumbangsih pemikiran
penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Sendawar, Juni 2019

Penulis

ii
ABSTRAK

Penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang


dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui
perbaikan pembelajaran geografi menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning materi Hidrosfer kelas X IPS 3 SMA Negeri 2 Sendawar Kabupaten Kutai
Barat Tahun Pembelajaran 2018-2019.
Penelitian ini dilakasanakan di SMA Negeri 2 Sendawar Kabupaten Kutai
Barat tahun pembelajaran 2018-2019 dengan subjek penelitian adalah siswa-siswi
kelas X IPS 3 yang berjumlah 24 orang dengan objek penelitian adalah perbaikan
geografi dengan model Discovery Learning.
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan instrumen penelitian ini
adalah tes hasil belajar siswa dan observasi baik pada siswa maupun pada guru. Tes
hasil belajar siswa dilakukan pada akhir pembelajaran pada setiap siklus untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan observasi dilakukan pada
saat pembelajaran berlangsung. Analisa data yang digunakan statistik deskriptif
meliputi rata-rata, persentase serta grafik. Dengan pelaksana pembelajaran adalah
peneliti sendiri dengan pengamat teman sejawat.
Hasil analisa data menunjukkkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa
dalam setiap siklus. Dimana rata-rata nilai pra siklus adalah 58.54 dengan
persentase ketuntasan 16.67 % . Hasil ini mengalami peningkatan pada dua siklus
selanjutnya dimana rata-rata hasil belajar siklus 1 adalah 72,08 dengan persentase
ketuntasan mencapai 54,17 %. Selanjutnya pada siklus ke 2 rata-rata hasil belajar
siswa mencapai 80,42 dengan persentase ketuntasan mencapai 83,33 %.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa melalui penggunaan
model pembelajaran Discovery Learning hasil belajar siswa dalam pembelajaran
geografi mengalami peningkatan. Sehingga disarankan penggunaan metode ini
dapat dipertimbangkan dalam penyusunan rencana pembelajaran khususnya
pembelajaran geografi di Sekolah Menengah Atas.

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahana .................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Abstrak ......................................................................................................... iii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
Daftar Tabel Dan Grafi ............................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakan .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Belajar Geografi ........................................................... 4
B. Proses Dan Hasil Belajar ............................................................. 4
C. Model Discovery Learning .......................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian ...................................................................... 9
B. Deskripsi Per Siklus .................................................................... 9
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 14
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 20
B. Saran ............................................................................................ 20
Daftar Pustaka ................................................................................................ 21
Daftar Lampiran .............................................................................................. 22

iv
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

1. Tabel 3. 1 Pelaksanaan Tindakan Siklus 1


2. Tabel 3. 2 Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
3. Tabel 4. 1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
4. Tabel 4. 2 Hasil Belajar Siswa Pembelajaran Siklus 1
5. Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
6. Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
7. Grafik 5.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

v
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membentuk dan
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran di sekolah tergantung pada
situasi pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Pembelajaran merupakan
suatu komponen yang terdiri dari berbagai sistem yang berhubungan satu dengan
yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, model dan evaluasi
pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara guru
dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun
secara tidak langsung.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masih lemahnya
proses pembelajaran. Saat proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk mengahafal informasi, dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya tersebut untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah harus melalui
pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar
di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran merupakan aktivitas yang utama dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar
yang merupakan proses membimbing kegiatan belajar.
Berdasarkan analisis latar belakang diatas, maka penulis berkeinginan untuk
memperbaiki pembelajaran agar terjadi peningkatan pemahaman siswa melalui
perbaikan pembelajaran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah tindakan apa
yang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran
geografi sebab banyak faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya

1
permasalahan tersebut. Setelah melakukan diskusi dan refleksi dengan teman
sejawat teridentifikasi permasalahan diduga penyebab masalah tersebut yaitu
penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensional, guru
masih dominan dalam kelas. Salah satu upaya dan tindakan yang harus dilakukan
sebagai seorang pendidik adalah bagaimana dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, aktif, kreatif dan membangun daya pikir optimal. Salah satu model
pembelajaran yang dapat membantu proses pembelajaran dan diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran discovery learning
(penemuan).
Model pembelajaran discovery learning merupakan pembelajaran dengan
berpusat atau merujuk kepada siswa sendiri yang aktif mencari dan menemukan atas
fenomena-fenomena atau gejala alam yang terjadi di sekitar. Terutama pada materi
Hidrosfer ini, siswa dituntut lebih banyak mencari dan mencoba sendiri yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Demikian siswa akan tertarik dan aktif
dalam proses belajar mengajar geografi.
Dengan melihat kondisi tersebut diatas, penulis mencoba untuk melakukan
penelitian dengan maksud mengadakan penelitian perbaikan pembelajaran. Adapun
pembelajaran yang dimaksud adalah perbaikan pembelajaran geografi dengan
materi hidrosfer kelas X IPS 3 SMA Negeri 2 Sendawar Kabupaten Kutai Barat
Tahun Pembelajaran 2018- 2019.

B. Perumusan Masalah
Dari hal tersebut diatas, penulis merumuskan masalah penelitian dalam bentuk
pertanyaan berikut :
“ Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning
dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap pelajaran Geografi dengan materi
Hidrosfer di kelas X IPS 3 semester genap SMA Negeri 2 Sendawar Kabupaten
Kutai Barat tahun pembelajaran 2018-2019”.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan siswa dengan
Model Pembelajaran Discovery Learning pada pelajaran Geografi materi Hidrosfer
kelas X IPS 3 semester genap tahun pembelajaran 2018-2019 SMA Negeri 2

2
Sendawar Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa ; agar meningkatkan pemahaman siswa untuk belajar Geografi
materi Hidrosfer sehingga mempunyai hasil belajar yang tinggi dan dapat
menerapkan dalam kehidupannya.
2. Bagi guru ; Meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah proses
pembelajaran dengan tepat.
3. Bagi sekolah ; menambah perbendaharaan referensi hasil penelitian
4. Bagi penulis ; agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan
pengetahuan yang nantinya dapat digunakan pada proses pembelajaran .

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Belajar Geografi di SMA


Pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat sekolah dasar
dan sekolah menengah. Oleh karena itu, penjabaran konsep konsep, pokok bahasan,
dan subpokok bahasannya harus disesuaikan dan diserasikan dengan tingkat
pengalaman dan perkembangan psikologi peserta didik pada jenjang-jenjang
pendidikan (Nursid Sumaatmadja, 2001: 9).
Mengingat luasnya pengertian geografi, pakar-pakar geografi pada Seminar
dan Lokakarya di Semarang tahun 1998 mendefinisikan pengertian geografi adalah
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut
pandang kelingkungan atau kewilyahan dalam konteks keruangan (Nursid
Sumaatmadja, 2001: 11). Objek studi geografi tidak lain adalah geosfer yaitu
permukaan bumi yang terdiri atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan/ kulit
bumi), hidrosfer (lapisan air), dan biosfer (lapisan kehidupan).

B. Proses dan Hasil Belajar


Menghasilkan siswa yang mempunyai semangat untuk terus belajar, penuh
rasa ingin tahu untuk menambah ilmu adalah merupakan salah satu tujuan pendidikan
yang ingin dicapai . Kunci untuk mewujudkan keberhasilan adalah motivasi dalam
diri siswa dan metode yang relevan yang diberikan guru .
Dimyati dan Mudjiono (1994: 18) “ Proses belajar merupakan suatu hal yang
dialami siswa yang merupakan respon terhadap segala kegiatan pembelajaran yang
diprogramkan oleh guru “ Dalam proses belajar, guru meningkatkan kemampuan-
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam proses belajar dibedakan dalam 3 fase yaitu informasi, transformasi
dan evaluasi ( Nasution, 1982:9 ). Dalam setiap pembelajaran kita memperoleh
informasi yang menambah, memperdalam pengetahuan dan informasi yang
bertentangan dengan pengetahuan siswa. Transformasi adalah mengubah,

4
menganalisis informasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak dan konseptual agar dapat
digunakan untuk hal-hal yanag lebih luas. Sedang evaluasi merupakan penilaian dari
pengetahuan yang kita dapatkan .
Pendapat Dimyati dan Mudjiono ( 1994:22 ), hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya penggalian dan puncak proses belajar. Hasil belajar dibedakan menjadi
dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang
dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapot atau angka ijazah. Dampak
pengiring adalah terapan pengetahuan dalam kemampuan di bidang lain.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
mengalami pengalaman belajar. Hordward ( Dalam Sudjana, 2004:22 ) membagi 3
macam hasil belajar yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian,
sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum.
Guru sering menghadapi siswa yang memiliki kemauan belajar yang berbeda,
kehilangan perhatian dan minat belajar. Menghadapi permasalahan itu guru harus
mampu memberikan dorongan agar siswa tetap rajin belajar dan dapat menyelesaikan
tugas.

C. Model Pembelajaran Discovery Learning


1. Pengertian Discovery Learning
Teknik penemuan adalah terjemahan discovery. Sund mengemukakan
bahwa discovery adalah proses mental di mana siswa mampu mengasimilasikan
suatu konsep atau prinsip. Proses mental tersebut antara lain adalah : mengamati,
mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Penggunaan teknik discovery
learning ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar (Roestiyah, 2012).
Wilcolx (dalam Suprihatiningrum, 2012: 241) mengatakan bahwa dalam
pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan
aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan guru mendorong
siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri.
5
Melalui pembelajaran penemuan, diharapkan siswa terlibat dalam
penyelidikan suatu hubungan, mengumpulkan data dan menggunakannya untuk
menemukan hukum atau prinsip yang berlaku pada kejadian tersebut.
Pembelajaran penemuan disusun dengan asumsi bahwa observasi yang teliti dan
dilakukan dengan hati-hati serta mencari bentuk atau pola dari temuannya (dengan
cara induktif) akan mengarahkan siswa kepada penemuan hukum- hukum atau
prinsip-prinsip.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran discovery (penemuan)
adalah model pembelajaran dengan cara menyampaikan ide atau gagasan lewat
penemuan dan mengatur pengajaran sedemikian rupa. Demikian anak
memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui tersebut tidak
melalui pemberitahuan, melainkan ditemukannya sendiri.
2. Langkah-langkah Operasional Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Langkah Persiapan Metode Discovery Learning
Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan model Discovery Learning
sebagai berikut :
1) Perumusan masalah untuk dipecahkan murid.
2) Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis.
3) Murid mencari informasi, data dan fakta yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan atau hipotesis.
4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.
5) Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
(Syaiful, 2013: 197)
b. Prosedur Aplikasi Model Discovery Learning
Mengaplikasikan Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang
harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum antara lain
sebagai berikut :
1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Di samping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
6
2) Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban
sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan
siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang
mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun
siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.
3) Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis. Demikian siswa diberi
kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk
menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa
menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu. Data processing disebut juga dengan
pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan
konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan
mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif
jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
7
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing.
Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan
terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah
terbukti atau tidak.
6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip- prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah
menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi
yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan
kaidah atau prinsip- prinsip yang luas yang mendasari pengalaman
seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari
pengalaman- pengalaman itu. (Ellyza, 2015: 36)

8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rencana Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 3 SMAN 2
Sendawar tahun pembelajaran 2018 -2019 dengan jumlah 24 orang, dengan
karakteristik siswa yang berasal dari latar belakang agama, suku, budaya, sosial
serta perbedaan status ekonomi yang berbeda-beda. Sedangkan subyek pelaku
tindakan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran geografi dengan materi
yang diajarkan hidrosfer . Pemilihan materi dan kelas ini dilakukan dengan
pertimbangan materi tersebut sesuai dengan pokok bahasan yang berlangsung saat
itu ( semester genap) dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang
ada .

2. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMAN 2 Sendawar
Kabupaten Kutai Barat dengan pertimbangan penulis adalah pengajar pada SMAN
2 Sendawar.

3. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menetukan waktu
penelitian selama bulan April sampai dengan bulan Mei 2019 mulai dari
perencanaan sampai penulisan hasil laporan penelitian tersebut pada semester
genap tahun pelajaran 2018-2019

B. Deskripsi Per Siklus


Prosedur pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan cara kolaborasi
dengan meminta teman sejawat untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran. Kemudian mendiskusikan pemecahan masalah
yang terjadi pada proses pembelajaran geografi. Hasil diskusi dengan teman sejawat
bahwa perlu dilakukan perbaikan pembelajaran sesuai jadwal dan langkah-langkah
yang sesuai dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
9
Kegiatan penelitian ini akan dilakukan menjadi dalam 2 siklus yaitu siklus 1
dan siklus 2, dimana dari setiap siklusnya terdiri dari 4 langkah utama yaitu : 1)
Merencanakan, 2) Melakukan tindakan, 3) Pengamatan 4) Refleksi. Berikut adalah
penjelasan langkah-langkah kegiatan yang akan di lakukan :
1. Tahap Persiapan
Penulis dalam tindakan ini berperan sebagai pembuat perencanaan pelaksanaan
tindakan, sekaligus pembuat laporan, sebagai perencanaan tindakan dalam
penelitian ini maka penulis melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan
pembelajaran Geografi di kelas X IPS 3 SMAN 2 Sendawar. Sebagai dasar
untuk membuat rencana tindakan pada siklus pertama diperoleh dengan
mengetahu bagaimana kondisi awal peserta didik. Keberadaan penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai pengajar dan akan di dampingi teman sejawat yang
mengajar di sekolah tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan meliputi tahap perencanaan,
tahap tindakan, tahap pengamatan dan tahap refleksi yang dilaksanakan dalam
2 siklus.
Siklus 1
1. Perencanaan
Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah menetapkan lamanya pembelajaran
pada setiap siklus, menyusun rencana pembelajaran, tes awal untuk
mengetahui kemampuan awal siswa, membuat pedoman penilaian, membuat
lembar kerja siswa dan lembar observasi siswa.
2. Tindakan
Penyampaian materi pelajaran melibatkan guru dan siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran dengan metode tanya jawab, melakukan evaluasi
belajar, menganalisis evaluasi belajar dari perolehan nilai siswa untuk
menilai tingkat keberhasilan siswa melalui penerapan metode tanya jawab .
3. Pengamatan
Pada tahap ini pengamatan yang dilakukan sendiri oleh peneliti sebagai guru
mata pelajaran di dalam kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan untuk melihat motivasi siswa misalnya melalui sikap,
respon atau partisipasi siswa saat proses belajar mengajar berlangsung.

10
4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis dan pengamatan proses
pembelajaran pada siklus 1 yang akan dijadikan sebagai dasar untuk
tindakan pada tahap berikutnya. Apabila pada tahap ini jumlah siswa yang
tuntas belum mencapai 75 % maka akan dilakukan tindakan siklus 2.
Tabel 3.1 : Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
No Tindakan Hasil
1. Guru menyampaikan tujuan Meningkatkan motivasi
pembelajaran yang ingin belajar siswa
dicapai pada materi pelajaran

2 Guru menjelaskan materi Siswa memahami materi


pelajaran yang akan dipelajari dan termotivasi untuk
dan menjelaskan Model belajar
Discovery Learning yang akan
diterapkan

3 Guru menerapkan model Siswa berperan aktif


Discovery Learning. Guru dalam belajar mengajar
mengadakan latihan post test
untuk mengetahui kemampuan
siswa dan sebagai evaluasi hasil
siklus 1
4 Guru mengadakan latihan Kemampuan siswa untuk
latihan post-test untuk menerima materi dengan
mengetahui kemampuan siswa Model Discovery Learning
dan sebagai evaluasi hasil siklu
1
5 Mengadakan tindakan refleksi Tingkat kemampuan siswa
memahami materi dengan
Model Discovery Learning

11
Siklus 2
Siklus 2 merupakan tindakan lanjut dari siklus 1 dengan memperhatikan hasil
belajar siswa untuk menentukan tindakan selanjutnya. Adapun langkah-langkah
siklus 2 adalah :

1. Perencanaan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan RPP, lembar kerja siswa sebagai alat
evalusi, instrumen penilaian dan materi pelajaran yang akan diajarkan.
2. Tindakan
Pelaksanaan dari tahapan ini tidak berbeda dengan proses belajar mengajar
seperti pada siklus 1 yaitu siswa bersama-sam dengan guru berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning ini. Pada siklus
ini perlu memperhatikan kekurangan-kekurangan siswa pada sikuls 1, jadi pada
siklus 2 ini siswa harus lebih termotivasi dan lebih aktif lagi dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan ini peneliti bisa mengetahui apakah kegiatan
pembelajaran yang sudah diberikan mendapatkan hasil lebih baik dari siklus
pertama.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan
selama proses pembelajaran siklus 2 dan mengadakan ulangan untuk
mengetahui hasil belajar siswa sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulan.
Jika jumlah siswa telah mencapai 75 % telah mencapai kriteria ketuntasan
minimum, maka penerapan metode tanya jawab dalam penelitian ini dikatakan
berhasil. Jika hasil penelitian pembelajaran yang telah dilakukan hasilnya
belum mencapai standar ketuntasan minimal maka dicari penyebab dan
penyelesaiannya.

12
Tabel 3.2 : Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
No Tindakan Hasil
1. Mengidentifikasi masalah Masalah baru muncul
baru dari hasil evaluasi dan
refleksi siklus 1

2 Guru menilai peningkatan Pencatatan melalui model


hasil belajar dan discovery learning dengan
penguasaan materi setelah dapat meningkatkan hasil
menerapkan model belajar siswa
discovery learning
3 Guru mengevaluasi hasil Peningkatan kemampuan
siklus 2 menyelesaikan materi melalui

model discovery learning


4 Guru mengadakan refleksi Peningkatan kemampuan
pada siklus 2 secara siswa melalui model discovery
menyeluruh learning, memotivasi siswa
dan hasil belajar meningkat

C. Teknik Pengumpulan Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 3 SMAN 2
Sendawar. Data diperoleh dari hasil latihan post test siklus 1 dan siklus 2.

13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pembelajaran 2018- 2019
di kelas X IPS 3 SMA Negeri 2 Sendawar Kabupaten Kutai Barat yang terdiri dari
24 siswa.
Penelitian ini dilakukan terdiri dari 2 siklus dengan data awal perbaikan
pembelajaran di jaring melalui proses pembelajaran pra siklus yang dilakukan
penulis dengan tidak menggunakan model discovery learning dalam pembelajaran.
Selanjutnya siklus 1 dan siklus 2, pembelajaran dilakukan penulis dengan
menggunakan model discovery learning dan pada setiap akhir pertemuan pada tiap
siklus di adakan evaluasi pada siswa untuk menjaring data peningkatan hasil belajar.
Data siklus 1 di analisa, jika masih terdapat permasalahan yang belum terselesaikan,
diadakan perencanaan untuk perbaikan proses pembelajaran siklus selanjutnya.
Berikut adalah hasil belajar siswa sebelum perbaikan pembelajaran atau pra
siklus yang dapat dilihat pada tabel grafik berikut :

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pra siklus


No Tuntas Tidak Tuntas
1 Jumlah Siswa Prosentase Jumlah Siswa Prosentase
2 4 16,67 20 83,33

1. Siklus ke-1
a. Permasalahan
Seperti diuraikan sebelumnya bahwa salah satu pengaruh rendahnya
hasil belajar siswa adalah kurang kemampuan guru dalam menentukan
metode pembelajaran yang tepat, menyebabkan siswa menjadi kurang
tertarik, tidak semangat dalam belajar dan kurang konsentrasi. Dari hasil

14
tes pra siklus diperoleh bahwa hanya 16,67 % tingkat ketuntasan yang
dicapai siswa atau hanya 4 siswa yang tuntas dari 24 siswa yang ada dengan
nilai rata-rata 58,54.
b. Perencanaan
Pada tahapan ini, dengan berdiskusi bersama teman sejawat, penulis
sebagai guru kelas menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran dengan
skenario menggunakan model pembelajaran dengan metode tanya jawab
yang pada akhir pembelajaran di adakan evaluasi untuk melihat peningkatan
hasil belajar siswa.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini, guru melakukan perbaikan pembelajaran dengan
metode pembelajaran tanya jawab sesuai skenario pembelajaran yang
dibuat.
d. Hasil Observasi dan Hasil Analisa Data
Hasil observasi dan analisa data pada pembelajaran siklus 1 dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Hasil belajar siswa Pembelajaran Siklus 1


No Tuntas Belum Tuntas
1 Jumlah Siswa Prosentase Jumlah Siswa Prosentase
2 13 54,17 11 45,83

e. Refleksi
Pada tahap ini, dari hasil observasi serta diskusi di dapat hal-hal berikut :
 Siswa sudah mulai tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru
 Guru dapat membimbing siswa dengan baik
 Suasana kelas sudah dapat di kontrol oleh guru

15
 Siswa sudah mulai berani dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan baik dari guru maupun temannya
 Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 58,54
pada pra siklus menjadi 72,08 pada siklus 1

2. Siklus ke-2
a. Permasalahan
Dari hasil refleksi pada perbaikan pembelajaran siklus 1, beberapa hal yang
menjadi masalah adalah :
 Masih ada siswa yang pasif
 Masih banyak siswa yang ketuntasan nilai minimal
b. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, penulis memutuskan untuk
melanjutkan proses perbaikan pembelajaran pada siklus ke-2. Selanjutnya pada
tahap ini penulis sebagai guru menyusun kembali skenario pembelajaran dengan
model dan metode yang sama pada siklus sebelumnya, tetapi dengan
menyertakan beberapa tindakan perbaikan antara lain memperjelas penyampaian
materi, lebih terarah dan tidak terlalu cepat serta tetap memberi motivasi pada
siswa dalam hal bertanya maupun menjawab pertanyaan.
c. Pelaksanaan Tindakan
Penulis sebagai guru melakukan tindakan perbaikan pembelajaran sesuai
skenario yang telah dibuat berdasar hasil refleksi sebelumnya. Model dan metode
pembelajaran pada siklus sebelumnya, dengan penekanan pada hal-hal yang
dianggap perlu dan penting.
d. Hasil Observasi dan analisa data
Hasil observasi dan analisa data pembelajaran pada siklus 2 dapat dilihat
pada tabel berikut :

16
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
No Tuntas Belum Tuntas
1 Jumlah Siswa Prosentase Jumlah Siswa Prosentase
2 20 83,33 4 16,67

e. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar yang telah dicapai siswa pada
siklus 2, penulis sebagai guru dan teman sejawat berdiskusi maka proses
perbaikan pembelajaran geografi materi hidrosfer kelas X IPS 3 SMA Negeri 2
Sendawar Kabupaten Kutai Barat tidak dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Hal ini didasari bahwa hasil belajar siswa sudah menunjukkan ada peningkatan
yaitu rata-rata nilai pra siklus 58,54 menjadi 72,08 pada siklus 1 dan mengalami
peningkatan yang signifikan pada siklus 2 dengan rata-rata 81,27 dimana
prosentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 16,67 %
pada pra siklus menjadi 54,17 % pada siklus 1 dan meningkat menjadi 83,33 %
pada siklus 2.

Berikut ini rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus 1
dan siklus 2, dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :

Tabel 4.4 Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2


Tahapan Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Kategori Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum
Tuntas Tuntas Tuntas
Prosentase 16,67 83,33 54,17 45,83 83,33 16,67

17
Grafik 5.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

prosenta
100 se
80

60

40

20

Tahap Pra Siklus Siklus 1

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan hasil pengamatan penulis sebagai guru dan hasil diskusi dengan
teman sejawat, dan berdasarkan perolehan data baik dari pra siklus sampai dengan
siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan kemajuan dan perkembangan tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan, hal ini terlihat dari meningkatnya rata-rata
nilai perolehan siswa dan prosentase ketuntasan belajar seluruh siswa .
Pada pra siklus prosentase hasil belajar hanya mencapai 16,67 % dengan rata-
rata nilai pencapaian siswa 58,54 dengan 4 siswa yang tuntas. Hal ini menunjukkan
bahwa ada yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran dengan menambah
metode tanya jawab sehingga pada siklus 1 yang terlihat ada peningkatan perolehan
hasil belajar siswa dengan prosentase ketuntasan mencapai 54,17 %, dengan nilai
rata-rata hasil belajar 72,08 , dimana ada 13 siswa yang tuntas. Hasil yang diperoleh
pada siklus 1 ternyata masih belum memenuhi persentase ketuntasan yang
diharapkan 75 %, sehingga Perlu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus 2. Hasil
yang diperoleh rata-rata 80,42 dengan prosentase ketuntasan 83,33 %.

18
Hal ini menunjukkan bahwa model dan metode yang digunakan guru yaitu
model discovery learning dan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab telah
cukup baik untuk bisa meningkatkan hasil belajar siswa khusus pelajaran Geografi
materi Hidrosfer kelas X IPS 3 SMA Negeri 2 Sendawar Kabupaten Kutai Barat .

19
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yang
bertindak sebagai guru dengan menggunakan model discovery learning maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model
discovery learning, hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah standar
minimal ( KKM ) 80 yang ditetapkan sekolah.
2. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
discovery learning terlihat peningkatan belajar siswa. Pada pra siklus
prosentase ketuntasan 16,67 % dengan rata-rata nilai 58,54. Selanjutnya angka
meningkat pada dua siklus selanjutnya. Siklus 1 prosentase ketuntasan
mencapai 54,17 % dengan rata-rata nilai 72,08 sedangkan pada siklus 2 juga
mengalami paeningkatan 83,33 % ketuntasan belajar dan 80,42 rata-rata
nilainya.

B. Saran
Setelah melakukan penelitian berikut saran-saran yang bisa penulis berikan,
diantaranya adalah :
1. Bagi siswa, untuk lebih aktif lagi dalam mengikuti proses pembelajaran dalam
rangka peningkatan hasil belajar.
2. Bagi guru, diharapkan dapat menjadikan model pembelajaran dengan metode
tanya jawab sebagai salah satu alternatif penentuan model dan metode
pembelajaran.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan pelatihan bagi guru-guru agar
dapat menentukan model pembelajaran yang sesuai materi dan karakteristik
siswa.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dimiyati, S & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Nasution, 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta :


PT. Bumi Aksara

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Ramaja Rosdakarya

Suprihatiningrum, J. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Rum Media

Wahyu Adji, dkk.2007. Buku Ekonomi Untuk SMA. Jakarta : Erlangga

21
Lampiran 1

Daftar Rencana Jadwal Penelitian

No Kegiatan April Mei Juni


1 2 3 4 1 2 3 4 5
1. Penyusunan √ √
Rancangan Peneltian

2. Persiapan Penelitian √

3. Pelaksanaan tindakan √
awal

4. Pelaksanaan siklus 1 √ √

5. Pelaksanaan Siklus 2 √ √

6. Penyusunan Laporan √ √

22
Lampiran 2

. Hasil Belajar siswa Pra Siklus

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Alexander Dilip 60 Belum Tuntas
2 Christina Lilis 45 Belum Tuntas
3 Elka Meiselinda 85 Tuntas
4 Eko Wahyu 50 Belum Tuntas
5 Enjel Eriska 50 Belum Tuntas
6 Elisabeth Marcela 55 Belum Tuntas
7 Helmi Rosiyanti 50 Belum Tuntas
8 Hilarius Hendra 65 Belum Tuntas
9 Johan Ari 60 Belum Tuntas
10 Julian Fani 40 Belum Tuntas
11 Kevin Yessy 50 Belum Tuntas
12 Mahmud 30 Belum Tuntas
13 Michael Ricardo 60 Belum Tuntas
14 Muhammad Rizki 55 Belum Tuntas
15 Nila Lisnawati 70 Belum Tuntas
16 Paulus Tipu N. 40 Belum Tuntas
17 Reki Arwana 85 Tuntas
18 Rizki Saputra 50 Belum Tuntas
19 Riskalina 65 Belum Tuntas
20 Rumiati 40 Belum Tuntas
21 Satria N. 75 Belum Tuntas
22 Siti Aulia 80 Tuntas
23 Sri Oktarini 60 Belum Tuntas
24 Ummi Sa’adah 85 Tuntas
Jumlah 1405
Rata-rata 58,54
Prosentase Ketuntasan 16,67 %
KKM 80
Lampiran 3

Tabel Hasil belajar siswa Pembelajaran Siklus 1

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Alexander Dilip 80 Tuntas
2 Christina Lilis 65 Belum Tuntas
3 Elka Meiselinda 85 Tuntas
4 Eko Wahyu 60 Belum Tuntas
5 Enjel Eriska 80 Tuntas
6 Elisabeth Marcela 65 Belum Tuntas
7 Helmi Rosiyanti 60 Belum Tuntas
8 Hilarius Hendra 85 Tuntas
9 Johan Ari 80 Tuntas
10 Julian Fani 80 Tuntas
11 Kevin Yessy 70 Belum Tuntas
12 Mahmud 50 Belum Tuntas
13 Michael Ricardo 65 Belum Tuntas
14 Muhammad Rizki 55 Belum Tuntas
15 Nila Lisnawati 80 Tuntas
16 Paulus Tipu N. 60 Belum Tuntas
17 Reki Arwana 85 Tuntas
18 Rizki Saputra 50 Belum Tuntas
19 Riskalina 85 Tuntas
20 Rumiati 60 Belum Tuntas
21 Satria N. 85 Tuntas
22 Siti Aulia 80 Tuntas
23 Sri Oktarini 80 Tuntas
24 Ummi Sa’adah 85 Tuntas
Jumlah 1730
Rata-rata 72,08
Prosentase Ketuntasan 54,17 %
KKM 80
Lampiran 4

Tabel Hasil Belajar Siswa Perbaikan Pembelajaran Siklus 2

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Alexander Dilip 80 Tuntas
2 Christina Lilis 85 Tuntas
3 Elka Meiselinda 85 Tuntas
4 Eko Wahyu 80 Tuntas
5 Enjel Eriska 80 Tuntas
6 Elisabeth Marcela 70 Belum Tuntas
7 Helmi Rosiyanti 75 Belum Tuntas
8 Hilarius Hendra 85 Tuntas
9 Johan Ari 80 Tuntas
10 Julian Fani 80 Tuntas
11 Kevin Yessy 80 Tuntas
12 Mahmud 80 Tuntas
13 Michael Ricardo 80 Tuntas
14 Muhammad Rizki 75 Belum Tuntas
15 Nila Lisnawati 80 Tuntas
16 Paulus Tipu N. 80 Tuntas
17 Reki Arwana 85 Tuntas
18 Rizki Saputra 75 Belum Tuntas
19 Riskalina 85 Tuntas
20 Rumiati 80 Tuntas
21 Satria N. 85 Tuntas
22 Siti Aulia 80 Tuntas
23 Sri Oktarini 80 Tuntas
24 Ummi Sa’adah 85 Tuntas
Jumlah 1930
Rata-rata 80,42
Prosentase Ketuntasan 83,33 %
KKM 80
Lampiran 5

Tabel Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Nama Siswa Nilai Nilai Nilai


Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
1 Alexander Dilip 60 80 80
2 Christina Lilis 45 65 85
3 Elka Meiselinda 85 85 85
4 Eko Wahyu 50 60 80
5 Enjel Eriska 50 80 80
6 Elisabeth Marcela 55 65 70
7 Helmi Rosiyanti 50 60 75
8 Hilarius Hendra 65 85 85
9 Johan Ari 60 80 80
10 Julian Fani 40 80 80
11 Kevin Yessy 50 70 80
12 Mahmud 30 50 80
13 Michael Ricardo 60 65 80
14 Muhammad Rizki 55 55 75
15 Nila Lisnawati 70 80 80
16 Paulus Tipu N. 40 60 80
17 Reki Arwana 85 85 85
18 Rizki Saputra 50 50 75
19 Riskalina 65 85 85
20 Rumiati 40 60 80
21 Satria N. 75 85 85
22 Siti Aulia 80 80 80
23 Sri Oktarini 60 80 80
24 Ummi Sa’adah 85 85 85
Jumlah 1400 1810 1930
Rata-rata 58,54 72,08 80,42
Prosentase Ketuntasan 16,67 % 54,17% 83,33 %
KKM 80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Sendawar


Mata pelajaran : Geografi
Kelas/Semester :X/2
Materi Pokok : Hubungan Manusia dan Lingkungan
Akibat Dinamika Hidrosfer
Sub Materi : Siklus Hidrologi
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.6 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat
dari dinamika hidrosfera

Indikator:
1. Mendeskripsikan siklus hidrologi

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran materi ini, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian siklus hidrologi
2. Menjelaskan komponen-komponen penyusun siklus hidrologi
3. Menjelaskan jenis siklus hidrologi

D. Materi Pembelajaran
1. Siklus Hidrologi
2. Komponen Siklus Hidrologi
3. Jenis Siklus Hidrologi

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
a. Laptop
b. LCD proyector
c. Gambar/foto
d. LKPD
2. Alat/Bahan
Papan tulis, perlengkapan tulis, buku cetak
3. Sumber Belajar
a. Lingkungan sekolah dan rumah
b. Buku Kurikulum 2013 : Geografi 1 Kelas X
c. Internet

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
1. Siswa menjawab salam guru dan berdoa.
2. Guru menanyakan kehadiran dan mengondisikan siswa siap
belajar.
3. Guru memberikan apersepsi dengan menayangkan sebuah
20 menit
video tentang fenomena hujan di suatu daerah yang berkaitan
dengan materi pada pertemuan ini yaitu siklus hidrologi.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan rencana
pembelajaran.

Kegiatan Inti
1. Mengamati
Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait siklus hidrologi
secara garis besar.
2. Menanyakan
Siswa melakukan tanya jawab bersama guru mengenai siklus 100 menit
hidrologi.
3. Mengeksplorasi
Siswa diminta untuk membentuk dalam enam kelompok.
Guru membagikan lembar kerja peserta didik untuk masing-
masing kelompok.
Peserta didik mencoba menyelesaikan permasalahan pada
Rincian Kegiatan Waktu
lembar kerja yang telah diberikan.
4. Mengasosiasi
Setiap kelompok diminta untuk menganalisis dan
mendiskusikan temuannya mengenai permasalahan yang telah
diberikan.
Siswa diminta menyimpulkan hasil temuannya dalam bentuk
laporan sederhana.
5. Mengomunikasikan
Perwakilan masing-masing kelompok maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.

Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan tugas rumah yang berkaitan dengan
15 menit
materi yang telah disampaikan.
3. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan
doa.

H. Penilaian
1. Jenis Tagihan : Unjuk Kerja
2. Bentuk Tagihan : Diskusi
PENILAIAN

Mata Pelajaran : Geografi


Materi :
Alokasi Waktu :

Nama Kelompok :
Kelas :
No Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3
1 Komunikasi
2 Sistematika penyampaian
3 Wawasan
4 Keberanian
5 Antusias
6 Penampilan

Rubrik:
Aspek yang Penilaian
dinilai 1 2 3
Komunikasi Tidak ada Komunikasi Komunikasi
komunikasi sedang Lancar dan baik
Sistematika Penyampain Sistematika Sistematika
penyampaian tidak sistematis penyampaian penyampaian
sedang baik
Wawasan Wawasan Wawasan Wawasan luas
kurang sedang
Keberanian Tidak ada Keberanian Keberanian baik
keberanian sedang
Antusias Tidak antusias Antusias sedang Antusias dalam
kegiatan
Penampilan Penampilan Penampilan Penampilan baik
kurang sedang

Kriteria Penilaian
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 >80
Baik 3 68-79
Cukup 2 56-67
Kurang 1 <55

Sendawar, April 2019


Mengetahui, Guru Mapel
Kepala SMAN 2 Sendawar

Fardinandus Erikson, S.Fil Mira Henny Asmiati, S.Pd


NIP. 19691010 200801 1 026 NIP. 19860621 200902 2 001
Materi
Hubungan Manusia dan Lingkungan Akibat Dinamika Hidrosfer

A. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah perjalanan air dari permukaan bumi, ke atmosfer, dan
turun kembali ke permukaan bumi.

Terjadinya siklus hidrologi didukung oleh proses/komponen sebagai berikut :


a. Evaporasi (penguapan dari badan air secara langsung).
b. Transpirasi (penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan).
c. Evapotranspirasi (perpaduan antara evaporasi dan transpirasi).
d. Kondensasi (proses berubahnya uap air menjadi air karena pendinginan).
e. Presipitasi (segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang
meliputi hujan air, hujan es, hujan salju)
f. Infiltrasi (air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke dalam
tanah).
g. Perkolasi (air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga
mencapai air tanah atau groundwater).
h. Run off (air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai
hingga menuju ke laut).
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Siklus Pendek

Siklus Hidrologi Pendek


Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang
relatif cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Air laut mengalami evaporasi
(penguapan), karena adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari evaporasi naik
ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi sehingga
terbentuk awan. Awan semakin lama semakin besar, maka turunlah sebagai hujan
di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi air laut yang akan mengalami
evaporasi lagi.

2. Siklus Sedang

Siklus Hidrologi Sedang

Air laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalam bentuk uap air karena panas
sinar matahari. Angin yang bertiup membawa uap air laut ke arah daratan. Pada
ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan danau
terkumpul makin banyak di udara. Suatu saat uap air menjadi jenuh dan mengalami
kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan selanjutnya
mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi.
3. Siklus Panjang

Siklus Hidrologi Panjang


Panas sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin membawa uap air laut
ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari danau,
sungai, dan tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap air
ini berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi (hujan). Air hujan yang
jatuh, sebagian meresap ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi air tanah. Adakalanya
presipitasi tidak berbentuk hujan, tetapi berbentuk salju atau es. Sebagian air hujan
diserap oleh tumbuhan serta sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju
parit, selokan, sungai, danau, dan selanjutnya ke laut. Aliran air tanah ini disebut
perkolasi dan berakhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan
menjadi mata air. Siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung paling lama
dan prosesnya paling lengkap.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Sendawar


Mata pelajaran : Geografi
Kelas/Semester :X/2
Materi Pokok : Hubungan Manusia dan Lingkungan
Akibat Dinamika Hidrosfer
Sub Materi : Perairan Darat dan Potensinya
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.7 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat
dari dinamika hidrosfera

Indikator:
1. Mengidentifikasi perairan darat dan potensinya

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran materi ini, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian perairan darat
2. Mendeskripsikan jenis-jenis perairan darat dan potensinya

D. Materi Pembelajaran
1. Perairan Darat
2. Jenis-jenis Peraiaran Darat dan Potensinya

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
a. Laptop
b. LCD proyector
c. Gambar/foto
d. LKPD
2. Alat/Bahan
Papan tulis, perlengkapan tulis, buku cetak
3. Sumber Belajar
a. Lingkungan sekolah dan rumah
b. Buku Kurikulum 2013 : Geografi 1 Kelas X
c. Internet

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
1. Siswa menjawab salam guru dan berdoa.
2. Guru menanyakan kehadiran dan mengondisikan siswa siap
belajar.
3. Guru memberikan apersepsi dengan menayangkan sebuah
20 menit
video tentang sungai di suatu daerah yang berkaitan dengan
materi pada pertemuan ini yaitu perairan darat dan
potensinya.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan rencana
pembelajaran.

Kegiatan Inti
1. Mengamati
Siswa memperhatikan penjelasan guru terkait perairan darat
secara garis besar.
2. Menanyakan
Siswa melakukan tanya jawab bersama guru mengenai perairan
darat. 100 menit
3. Mengeksplorasi
Siswa diminta untuk membentuk dalam enam kelompok.
Guru membagikan lembar kerja peserta didik untuk masing-
masing kelompok.
Peserta didik mencoba menyelesaikan permasalahan pada
lembar kerja yang telah diberikan.
Rincian Kegiatan Waktu
4. Mengasosiasi
Setiap kelompok diminta untuk menganalisis dan
mendiskusikan temuannya mengenai permasalahan yang telah
diberikan.
Siswa diminta menyimpulkan hasil temuannya dalam bentuk
laporan sederhana.
5. Mengomunikasikan
Perwakilan masing-masing kelompok maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.

Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan tugas rumah yang berkaitan dengan
15 menit
materi yang telah disampaikan.
3. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam dan
doa.

H. Penilaian
1. Jenis Tagihan : Unjuk Kerja
2. Bentuk Tagihan : Diskusi
PENILAIAN KINERJA PRESENTASI

Mata Pelajaran : Geografi


Materi :
Alokasi Waktu :

Nama Kelompok :
Kelas :
No Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3
1 Komunikasi
2 Sistematika penyampaian
3 Wawasan
4 Keberanian
5 Antusias
6 Penampilan

Rubrik:
Aspek yang Penilaian
dinilai 1 2 3
Komunikasi Tidak ada Komunikasi Komunikasi
komunikasi sedang Lancar dan baik
Sistematika Penyampain Sistematika Sistematika
penyampaian tidak sistematis penyampaian penyampaian
sedang baik
Wawasan Wawasan Wawasan Wawasan luas
kurang sedang
Keberanian Tidak ada Keberanian Keberanian baik
keberanian sedang
Antusias Tidak antusias Antusias sedang Antusias dalam
kegiatan
Penampilan Penampilan Penampilan Penampilan baik
kurang sedang

Kriteria Penilaian
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 >80
Baik 3 68-79
Cukup 2 56-67
Kurang 1 <55

Sendawar, April 2019


Mengetahui, Guru Mapel
Kepala SMAN 2 Sendawar

Fardinandus Erikson, S.Fil Mira Henny Asmiati, S.Pd


NIP. 19691010 200801 1 026 NIP. 19860621 200902 2 001
Materi
Hubungan Manusia dan Lingkungan Akibat Dinamika Hidrosfer

B. Perairan Darat dan Potensinya


Perairan darat adalah sejumlah massa air yang terdapat di daratan yang ada
di bawah permukaan bumi yang tergenang dan mengalir di permukaan bumi.
Perairan darat terdiri atas air permukaan dan air tanah.
1. Air Permukaan
adalah perairam yang berada di permukaan tanah. Air permukaan yang terdapat di
darat yaitu sungai, danau, rawa.
a. Sungai
adalah aliran air tawar dari sumber alamiah di daratan yang menuju dan
bermuara ke danau, laut, samudra, atau sungai yang lebih besar.

Manfaat Sungai
1) Irigasi atau pengairan bagi pertanian.
2) Sumber tenaga untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
3) Sumber air minum, oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sungai
ini biasanya dinetralkan kembali sehingga dapat diminum.
4) Keperluan domestik, yaitu kebutuhan primer rumah tangga, seperti
memasak, mencuci, mandi, memandikan ternak,dan menyiram tanaman,.
5) Sumber penghasil bahan makanan mentah, seperti ikan dan udang.
6) Transportasi atau saran penghubung.
7) Tempat rekreasi dan olahraga, seperti keindahan air terjun dan bendungan,
olahraga arus deras/arung jeram, lomba dayung.
Jenis-jenis Sungai
1) Berdasarkan sumber airnya, dibedakan menjadi :
a) Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan.
b) Sugai gletser (pencairan es), yaitu sungai yang airnya berasal dari
melelehnya es.
c) Sungai campuran, yaitu airnya berasal dari campuran antara air hujan
dan gletser.
2) Berdasarkan Letaknya, dibedakan menjadi :
a) Bagian hulu, memiliki karakteristik arus sungai deras, arah erosi ke
dasar sungai (erosi vertikal), lembahnya curam berbentuk V, kadang-
kadang terdapat air terjun, tidak terjadi pengendapan (sedimentasi),
terdapat batu-batu besar dan runcing.
b) Bagian tengah, memiliki karakteristik arus air sungai tidak terlalu
deras, erosi sungai tidak begitu deras, erosi sungai mulai ke samping
(erosi horizontal), aliran sungai mulai berbelok-belok, mulai terjadi
proses sedimentasi karena kecepatan air berkurang, terdapat batu-batu
bersudut bulat dengan ukuran lebih kecil dari daerah hulu.
c) Bagian hilir, memiliki karakteristik arus sungai tenang, terjadi banyak
sedimentasi, erosi ke arah samping (horizontal), sungai berkelok- kelok
(terjadi proses meandering), terkadang ditemukan meander yang
terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow
lake), dibagian muara kadang-kadang terbentuk delta, dan terdapat
batu-batu kecil bersudut bulat.
3) Berdasarkan debit airnya, dibedakan menjadi :
a) Sungai permanen, sungai dengan debit airnya sepanjang tahun relatif
tetap.
b) Sungai periodik, sungai yang pada musim hujan airnya banyak
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
c) Sungai episodik, sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan
musim hujan airnya banyak.
d) Sungai ephemeral, sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan.
4) Berdasarkan asal kejadiannya, dibedakan menjadi :
a) Sungai konsekuen, yaitu sungai yang alirannya mengikuti kemiringan
batuan.
b) Sungai subsekuen, yaitu sungai yang alirannya sejajar dengan lapisan
batuan.
c) sungai obsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya berlawanan
dengan kemiringan lapisan batuan.
d) Sungai resekuen, yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan
sungai konsekuen dan alirannya masuk ke sungai subsekuen
e) Sungai insekuen, yaitu sungai yang arah alirannya miring terhadap
sungai konsekuen.
5) Berdasarkan struktur geologi wilayahnya, dibedakan menjadi :
a) Sungai anteseden, yaitu sungai yang tetap mempertahankan arah
alirannya meskipun terjadi pengangkatan yang melintang terhadap
alirannya.
b) Sungai superimposed, yaitu sungai yang mengalir pada lapisan sedimen
atau daratan aluvial yang menutupi lapisan batuan di bawahnya.
6) Berdasarkan pola alirannya, dibedakan menjadi :
a) Dendritik, yaitu pola yang berbentuk seperti cabang batang pohon.
Berada di daerah datar dengan struktur batuan homogen.
b) Radial sentrifugal, yaitu pola aliran sungai yang arah alirannya
menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti
puncak gunung api.
c) Rectangular, yaitu pola aliran sungai yang dikendalikan (mengikuti)
oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar
(patahan).
d) Trelis, yaitu aliran sungai yang anak sungainya hampir sejajar dengan
sungai induknya, biasanya berada di wilayah patahan.
e) Sentripetal, yaitu aliran yang berlawanan dengan pola radial, aliran
sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi).
f) Annular, yaitu pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali
bersatu.
g) Paralel, yaitu suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam
atau terjal.
h) Pinnate, yaitu pola aliran sungai yang muara anak sungainya
membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya
terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.

b. Danau
adalah lembah atau cekungan di daratan yang berisi air dan merupakan waduk
alam.
Manfaat Danau:
1) Irigasi
2) Pariwisata atau rekreasi
3) Tenaga pembangkit listrik
4) Perhubungan atau transportasi
5) Perikanan
6) Wahana olahraga

Jenis-jenis Danau
1) Berdasarkan proses terjadinya, dibedakan menjadi :
a) Danau tektonik, terjadi akibat tenaga tektonik, misalnya patahan dan
slenk.
b) Danau vulkanik, terjadi akibat tenaga vulkanik (gunung berapi).
c) Danau tektovulkanik, terjadi dari gabungan antara vulkanik dan
tektonik.
d) Danau karst atau doline, terdapat pada daerah karst atau batu kapur.
e) Danau pencairan es, danau karena pencairan es terdapat di kaki gunung
atau pegunungan bersalju.
f) Danau buatan, terjadi akibat sungai yang dibendung, disebut juga
waduk.
2) Berdasarkan macam alirannya, dibedakan menjadi :
a) Danau air tawar, karena airnya tawar, terdapat di daerah basah
(humid), biasanya mayoritas air berasal dari air hujan.
b) Danau air asin, karena airnya asin, terdapat di daerah arid atau
semiarid, penguapan kuat, dan tidak memilki aliran keluar.
c. Rawa
merupakan daerah di sekitar muara sungai yang cukup luas, merupakan
wilayah lumpur dengan kadar air relatif tinggi.
Rawa di Indonesia, dibedakan menjadi :
1) Rawa yang airnya selalu tergenang
Rawa yang airnya selalu tergenang ditandai dengan tanah dan air di sekitar
wilayah tersebut sangat asam dan berwarna kemerah-merahan akibat reaksi
oksida besi.
2) Rawa yang airnya tidak selalu tergenang
Jenis rawa ini memperoleh pergantian air tawar yang berasal dari limpahan air
sungai saat terjadi pasang air laut.

2. Air Tanah
Saat turun hujan, sebagian titik-titik air hujan akan meresap ke dalam pori-pori
tanah dan menjadi cadangan air tanah. Air tanah adalah air yang berada pada
lapisan di bawah permukaan tanah. Kelebihan air tanah dibanding air permukaan
antara lain :
a. Lebih steril, karena tidak terkontaminasi oleh organisme penyebab penyakit.
b. Tersimpan pada lapisan batuan pada kedalaman tertentu atau di bawah
permukaan tanah.
c. Temperaturnya relatif konstan.
d. Tersedia di banyak tempat meskipun musim kemarau.
Proses terbentuknya air tanah dipengaruhi oleh faktor formasi geologi atau akuifer
(kantong air yang berada di dalam tanah. Akuifer dibedakan menjadi dua:
a. Air tanah bebas (akuifer bebas), yaitu terbentuk pada waktu tinggi muka air
tanah menjadi batas zona tanah jenuh.
b. Air tanah terkekang (akuifer terkekang), yaitu terbentuk ketika air tanah dalam
dibatasi oleh lapisan kedap air sehingga tekanan di bawah lapisan kedap air
lebih besar daripada tekanan atmosfer.

Air tanah sangat penting bagi kehidupan karena:


a. Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi.
b. Membasahkan tanah dan sekaligus mengikat butir-butir tanah yang satu
dengan yang lain.
c. Menyediakan kebutuhan air bagi tumbuh-tumbuhan.
d. Merupakan persediaan air bersih alami.
e. Bagi manusia, air tanah merupakan persediaan air bersih secara alami yang
harganya relatif lebih murah daripada air bersih buatan.

Untuk menjaga agara kelestarian air tanah di lingkungan kita tetap terjamin, perlu
dilakukan hal-hal :
a. Mencegah penggunaan air tanah yang berlebihan oleh pengusaha untuk
keperluan industri karena mempercepat penurunan volume air tanah.
b. Mencegah kepadatan penduduk dan pemukiman yang berlebihan karena
berkaitan dengan membesarnya konsumsi air tanah.
c. Mentaati peraturan yang ditetapkan pemerintah dalam pemanfaatn air tanah
(tawar) di daerah pantai supaya tidak terjadi perluasan.
d. Mencegah perusakan hutan dan lahan penghijauan agar tidak menimbulkan
ketimpangan tata air.
e. Memperhitungkan dampak dan manfaat konversi atau perubahan penggunaan
lahan dalam suatu daerah aliran sungai.
f. Membuat sumur resapan khususnya di kota-kota yang padat pemukimannya.
g. Memperketat pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), khususnya terhadap air tanah, terhadap rencana pembangunan.
h. Menghindari pembuangan atau kontaminasi limbah terhadap air tanah, baik
limbah domestik (limbah masyarakat) maupun limbah industri.

3. Daerah Aliran Sungai


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara topografi
dibatasi oleh punggung-punggung bukit atau gunung yang menampung dan
menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai
utama.
DAS dibedakan atas tiga daerah :
Karakteristik
Daerah Aliran Hulu Daerah Aliran Tengah Daerah Aliran Hilir

Daerahnya bergunung- Terjadi erosi vertikal dan Dekat dengan laut


gunung horizontal
Daerahnya sangat datar
 Dekat dengan mata air Dasar sungainya
Aliran sungai sangat
cenderung berbentuk
Banyak dijumpai bongkahan lambat
huruf U
batuan runcing di badan
Ditemukan meander
sungai  Terjadi pengendapan
Merupakan wilayah
 Arusnya deras Ditemukan battu-batu
dataran banjir
guling
 Terjadi erosi vertikal
Bentuk lembah sungai
Kemiringan lerengnya
Dasar sungai berbentuk sangat lebar
landai
huruf V
Dapat dijumpai delta
 Banyak dijumapi air terjunn.

Manfaat DAS :
a. Induk DAS dapat dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan
perikanan darat
b. DAS merupakan cadangan air secara alami
c. DAS sebagai sarana transportasi dan kegiatan olahraga
d. DAS sebagai pertanian dengan berbagai jenis tanaman disesuaikan dengan
ketinggiannya dan temperatur udaranya
e. DAS yang sungainya tidak mengalami proses pendangkalan menjadi pusat
pemukiman
f. DAS merupakan daerah irigasi yang mapan.
g. Dari segi estetika, DAS sebagai daerah wisata.
h. DAS tengah dan DAS hilir di daerah pegunungan rendah dan dataran rendah pantai,
umumnya bertanah aluvial. Di Indonesia, DAS semacam itu berupa bentang
persawahan yang luasdan merupakan lahan palawija jenis tanaman udara panas,
seperti tebu, kelapa, buah-buahan.

Gejala-gejala kerusakan DAS :


a. Lahan pertanian di lingkungan sekitar DAS bertanah kritis, gundul, dan tandus.
b. Kawasan hutan di DAS hulu rusak.
c. Gejala-gejala pendangkalan sungai yang cepat ditandai dengan seringnya banjir
yang menggenangi DAS selama berminggu-minggu.
d. Terbentuknya delta (daerah aluvial) di daerah hilir.
e. Dataran pantai bertambah luas.
f. Terbentuknya endapan yang terjadi di kanan kiri sungai.
g. Di sekitar DAS menjadi tempat permukiman padat penduduk.

Agar DAS dan lingkungannya pulih menjadi lahan potensial, perlu dilakukan usaha-
usaha :
a. Lahan miring di lingkungan DAS harus diterrasering dan dihijaukan agar intensitas
erosinya rendah.
b. Hutan di DaS hulu harus terjamin kelestariannya. Bagian-bagian kawasan hutan
produksi setelah dimanfaatkan harus segera direboisasi.
c. DAS harus bebas dari pencemaran limbah industri.
d. Adanya larangan penebangan hutan.
e. Adanya pembatasan daerah sekitar untuk permukiman penduduk.
ISI-KISI SOAL POST TEST
HASIL BELAJAR SISWA

RUBRIK PENILAIAN
No LEVEL SOAL JAWABAN
Jawaban Jawaban Jawaban
tepat kurang salah
tepat
Hujan merupakan bagian dari siklus
1. C2
hidrologi. Bagaimana siklus
hidrologi yang terjadi di kota
8 5 3
Samarinda?

Dalam pergerakan siklus air, air Perbedaan antara infiltrasi dan perkolasi :
2. C4 10 7 4
yang jatuh ke permukaan bumi a. Infiltrasi :
kemudian akan menjadi persediaan - Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah
air bagi kehidupan di dalamnya melalui sungai dan anak sungai
yakni terdapat peristiwa infiltrasi - Terjadi secara vertikal,
dan perkolasi. Jelaskan perbedaan - Laju infiltrasi dipengaruhi oleh intensitas hujan
peristiwa tersebut! dan kapasitas infiltrasi.
- Kapasitas infiltrasi tergantung dari kondisi
permukaan, termasuk lapisan tanah yang paling
atas.
b. Perkolasi :
- Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah
melalui pori tanah
- Terjadi secara horizontal.
- Laju perkolasi tergantung pada kondisi tanah baik,
di permukaan maupun di bawah permukaan pada
daerah tak jenuh.
- Kapasitas perkolasi dipengaruhi oleh kondisi tanah
di bawah permukaan pada daerah tak jenuh.

Sungai Mahakam memiliki banyak Sungai dapat dimanfaatkan sebagai berikut:


3. C3
manfaat tidak hanya untuk manusia 1. Sumber air minum, oleh Perusahaan Daerah Air
saja, tetapi juga untuk makhluk Minum (PDAM) sungai ini biasanya dinetralkan 10 7 4
hidup yang lainnya, hewan, dan kembali sehingga dapat diminum.
tumbuhan. Apa saja manfaat sungai 2. Sumber tenaga sebagai penggerak turbin yang
Mahakam bagi kehidupan di dihubungkan dengan generator sehingga
sekitarnya? menghasilkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
3. Transportasi atau sarana penghubung.
4. Tempat rekreasi dan olahraga.
5. Sumber bahan makanan, seperti ikan dan udang.
6. Tempat mengembangbiakan dan habitat ikan, udang
dan hewan perairan darat lainnya.
7. Sumber air untuk perikanan.
8. Menambah kesuburan tanah yang berasal dari
lumpur sungai yang banyak mengandung mineral.
9. Sumber bahan galian tambang.
10. Irigasi atau pengairan bagi pertanian.

Salah satu permasalahan sungai Berikut upaya yang dapat dilakukan :


4. C3
Karangmumus adalah terjadi 1. Pengelolaan vegetasi di daerah hulu untuk menurunkan
pendangkalan sungai akibat aliran sedimen yang masuk ke dalam perairan.
15 10 5
sedimentasi. Pendangkalan ini 2. Diadakan pengerukkan sedimen sungai
dapat menyebabkan banjir. Berikan
solusi terbaikmu terkait hal ini! Karangmumus.
3. Optimalisasi bendungan Benanga untuk menampung
dan memanfaatkan air sepanjang tahun.
4. Pembersihan sungai Karangmumus dari sampah dan
membuat larangan membuang sampah ke sungai
Karangmumus.
5. Melarang pemanfaaatan sempadan sungai sejauh 3-5
meter untuk permukiman.

Samarinda memiiki banyak rawa, Rawa adalah daerah di sekitar muara sungai yang cukup
5. C1 4 3 1
yang banyak dimanfaatkan oleh luas, merupakan wilayah lumpur dengan kadar air relatif
masyarakat dalam berbagai tinggi.
keperluan. Apa yang dimaksud
dengan rawa?

Saat turun hujan, sebagian air hujan Perbedaan antara air tanah bebas dan air tanah terkekang:
6. C4 10 7 4
akan meresap ke dalam pori tanah a. Air tanah bebas (akuifer bebas):
dan menjadi cadangan air tanah. - Akuifer yang terletak di atas lapisan yang kedap
Air tanah tersebut ada yang berada air.
pada air tanah bebas dan air tanah - Akuifer ini sering disebut juga dengan unconfined
terkekang, apa perbedaan antara aquifer.
keduanya? - Akuifer bebas terbentuk ketika tinggi muka air tanah
(water table) menjadi batas atas zona tanah jenuh.
- Air inilah yang biasa dijumpai pada air sumur.
b. Air tanah terkekang (akuifer terkekang):
- Akuifer yang terletak di antara dua lapisan yang
kedap air.
- Akuifer ini sering disebut dengan confined aquifer.
- Akuifer terkekang terbentuk ketika air tanah dalam
dibatasi oleh lapisan kedap air sehingga tekanan di
bawah lapisan kedap air tersebut lebih besar dari
pada tekanan atmosfer.
- Air ini biasa dijumpai jika orang mengebor tanah
dan airnya akan keluar menyembur.

Salah satu kerusakan daerah aliran Strategi Penataan DAS :


7. C3
sungai dapat dilihat pada fluktuasi a. Reboisasi pada daerah-daerah yang rawan banjir.
volume dan kualitas air sungainya. b. Tidak membuang sampah pada saluran air.
15 10 5
Jelaskan bagaimana upaya-upaya c. Tidak mendirikan bangunan di daerah bantaran sungai
pelestarian pada daerah DAS! d. Adanya larangan penebangan hutan.
e. Penggunaan lahan harus disesuaikan dengan sifat dan
kemampuan lahan bersangkutan.
f. Meningkatkan/memperbaiki infrastruktur yang dapat
membantu kelancaran distribusi, pemasaran, dan
penyimpanan hasil pertanian.
g. Pengamanan tebing sungai yang rawan longsor,
misalnya dengan penanaman tanaman yang relatif
ringan dan berakar dalam.
h. Perlu diselidiki sumber bahan pencemar dan
melakukan penjernihan sebelum dialirkan ke sungai.

Apa yang dimaksud dengan : a. Pantai merupakan bagian daratan yang berbatasan
8. C1 5 3 1
a. Pantai dengan laut yang masih terpengaruhi oleh pasang surut
b. Pesisir air laut.
b. Pesisir merupakan suatu wilayah yang lebih luas
daripada pantai, mencakup wilayah daratan sejauh
masih mendapat pengaruh laut (pasang-surut dan
perembesan air laut pada daratan) dan wilayah laut
sejauh masih mendapat pengaruh dari darat (aliran ai
sungai dan sedimen dari darat).

Indonesia merupakan negara Kadar garam air laut tidak sama di setiap daerah, hal ini
9. C3
kepulauan dengan luas laut bergantung pada faktor-faktor :
3.257.483 k , dengan luas lautan 1. Penguapan.
15 10 5
sedemikian luas produksi garam Makin besar tingkat penguapan air laut di suatu
hanya bisa dilakukan di beberapa wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya
wilayah saja (seperti Nusa pada daerah yang rendah tingkat penguapan air
Tenggara). Berdasarkan kondisi lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
tersebut, jelaskan faktor-faktor 2. Banyak sedikitnya curah hujan.
yang mempengaruhi produksi Besarnya curah hujan dan lamanya intensitas
garam di Indonesia! hujan di suatu lautan akan mempengaruhi. Jika
semakin besar curah hujan dan intensitas hujannya
maka salinitas air laut itu akan rendah dan
sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan dan
intensitas hujan yang turun maka salinitasnya
akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut
tersebut.
Air sungai merupakan salah satu penyumbang air
tawar ke laut, sehingga semakin banyak sungai
yang bermuara ke laut tersebut maka tingkat
salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya
makin sedikit sungai yang bermuara ke laut
tersebut maka tingkat salinitasnya akan tinggi.

Deskripsikan perbedaan antara


10. C2
batas teritorial, zona ekonomi
ekslusif (ZEE) dan batas kontinen!
8 5 3

a. Batas teritorial merupakan batas perairan suatu


negara ditarik dari pantai terluar atau pulau terluar
sejauh 12 mil (19,3 km) ke arah laut lepas. Pada batas
laut teritorial ini, negara memiliki kedaulatan penuh
seperti halnya di wilayah daratan.
b. Sedangkan batas ZEE merupakan batas dengan jarak
200 mil dari pulau terluar Indonesia. Pada kawasan ini
Indonesia berhak mengambil dan memanfaatkan
segala potensi sumber daya alam yang ada.
c. Batas kontinen atau batas landas benua adalah batas
bagian dasar laut yang paling ujung dan masih
terhubung dengan benua daratan atau kelanjutan
benua yang terdapat di laut dengan kedalaman tidak
lebih dari 150 m. Suatu negara memiliki hak dalam
memanfaatkan sumber data alam yang terdapat di
dalam dan di bawah landas kontinen.

Anda mungkin juga menyukai