Anda di halaman 1dari 14

‘PENGGUNAAN METODE TEKA-TEKI SILANG PADA MATERI

GEOGRAFI “BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN”


KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA’

Oleh : Sri Sumartini, S.Pd


SMA Negeri 7 Surakarta

A. MASALAH
1. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Geografi dianggap oleh mayoritas peserta didik
sebagai pelajaran yang sulit dipahami. Kondisi seperti ini berjalan terus
menerus dari tahun ke tahun yang tentu saja jika dibiarkan akan menjadi
suatu brand image bahwa Geografi adalah mata pelajaran yang menjadi
momok yang ditakutkan oleh peserta didik. Kondisi tersebut terjadi karena
beberapa faktor yaitu antara lain, yang pertama kurangnya peserta didik
untuk membaca dan menulis (kemampuan literasi) tentang materi-materi
geografi apalagi ditunjang dengan materi yang terbilang banyak, berkaitan
dengan fakta dan fenomena-fenomena yang ada di muka bumi atau biasa
disebut Fenomena Geosfer. Kedua, cerita turun temurun yang menyatakan
bahwa Geografi adalah mata pelajaran yang sulit sehingga menjadi mental
block dalam diri peserta didik yang menyebabkan peserta didik enggan
untuk berupaya. Ketiga, kesalahan cara mengajar guru geografi itu sendiri
yang tidak memahami karakteristik peserta didik. Sebagian besar guru
menganggap bahwa peserta didik harus dicekoki, harus disuapi karena
mereka adalah merupakan gelas yang kosong yang harus diisi dengan air.
Padahal konsep itu adalah konsep psikologi behaviorisme yang sudah
lapuk yang sekarang harus ada perubahan. Saatnya sekarang membangun
peserta didik dengan menekankan kepada mereka untuk mampu
membangun konsep sendiri melalui metode constructivism. Kondisi
memburuknya keadaan kemampuan peserta didik terhadap Geografi

1
karena sebagian guru menanamkan konsep yang tidak mendasar pada saat
awal artinya konsep dasarnya tidak mengakar sehingga menyebabkan
ketika ada permasalahan yang lebih kompleks, peserta didik tidak bisa
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan Geografi karena
fondasinya yang lemah. Di sisi lain banyak misconception yang ada di
dalam diri peserta didik yang tidak diperbaiki oleh guru sehingga lama
kelamaan melembaga dalam diri peserta didik sehingga terjadi kesalahan
pemikiran.
Kondisi di atas dapat memperparah keadaan yang ada, sehingga
dalam proses belajar mengajar tidak jarang peserta didik kurang
memperhatikan guru dalam transfer ilmu, akibatnya suasana kelas menjadi
tidak kondusif, misalnya peserta didik asyik berbincang-bincang dengan
teman sebangku, atau bahkan banyak kejadian peserta didik melamun,
tidak konsentrasi dengan proses bela jar mengajar. Keadaan yang
disebutkan di atas dapat menyebabkan secara akademis nilai mereka
sangat tidak memuaskan, bahkan kemampuan sikap maupun psikomotor
jauh dari apa yang diharapkan. Situasi pembelajaran yang demikian
apabila terjadi terus menerus, tentu akan membuat pembelajaran geografi
semakin menguatkan stigma bahwa mata pelajaran geografi adalah mata
pelajaran yang sulit.
Di sisi lain peserta didik yang ada di SMA N 7 Surakarta berasal
dari beragam kemampuan dari mulai yang memiliki kemampuan tinggi
sampai yang memiliki kemampuan paling rendah dalam hal daya tangkap
materi yang disebabkan adanya system zonasi sekolah yang mulai berlaku
pada revisi kurikulum 2013 yang terbaru. Semua itu harus diakomodasi
yang tentu saja membutuhkan strategi yang jitu karena beragamnya
kemampuan tersebut yang hal ini berbeda dengan jika peserta didik
memiliki kemampuan yang homogen.
Berdasarkan situasi tersebut, penulis merasa harus menggunakan
sebuah metode dimana peserta didik dapat termotivasi dalam memahami
kemampuan literasi pada penggunaan istilah-istilah geografi, sehingga

2
para peserta didik tidak merasakan pembelajaran yang kaku. Proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan santai, bebas tetapi ada kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat diperoleh. Karena dengan
situasi pembelajaran yang rileks, ternyata para peserta didik akan antusias
mengikuti pembelajaran dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi
belajar peserta didik.
Hal ini menjadi tantangan bagi para guru mata pelajaran geografi
untuk menyiapkan metode yang kreatif, inovatif dan tepat sasaran untuk
menjadikan peserta didik seperti yang diharapkan. Apabila guru tidak
memiliki teknik atau metode untuk memberikan pemahaman kepada para
peserta didiknya, terutama dalam kemampuan literasi, maka dapat
dipastikan pembelajaran mata pelajaran geografi akan mengalami
kegagalan.
Untuk mengatasi problematika di atas, maka penulis mencoba
menciptakan metode pembelajaran geografi yang menggunakan teka-teki
silang. Sehingga akan diperoleh judul Penggunaan Metode Teka-Teki
Silang Pada Materi Geografi “Bumi Sebagai Ruang Kehidupan” Kelas X
SMA Negeri 7 Surakarta. Dari metode yang digunakan, diharapkan dapat
membawa hasil yang signifikan terhadap kemampuan peserta didik dalam
memahami mata pelajaran geografi.

2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka yang menjadi inti permasalahan dalam best practice ini adalah
bagaimana membuat metode yang inovatif, kreatif dan tepat sasaran
sehingga membuat peserta didik menjadi lebih antusias dan termotivasi
dalam pembelajaran geografi, sebagai ujung tombak guru memberikan
pemahaman terhadap pembelajaran selanjutnya.

3
3. Strategi Pemecahan Masalah
Dari permasalahan di atas diperlukan strategi untuk memecahkan
masalah. Hal ini juga termasuk inovasi dalam pembelajaran, dengan cara
mengkolaborasikan kemampuan pemilihan diksi (kata/istilah) dengan
materi mata pelajaran Geografi.
B. PEMBAHASAN DAN SOLUSI
1. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Melihat latar belakang peserta didik kelas X IPS 2 , yang menerima
mata pelajaran Bahasa Indonesia yang memiliki nilai yang relatif baik
bahkan di atas rata-rata, guru berinisiatif untuk memadukan dua mata
pelajaran yakni Bahasa Indonesia dan Geografi melalui metode teka-teki
silang. Teka-teki silang merupakan sebuah permainan yang cara mainnya
yaitu mengisi ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf-
huruf sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk.
Selain itu mengisi teka-teki silang atau biasa disebut dengan TTS memang
sungguh sangat mengasyikkan, selain juga berguna untuk mengingat
kosakata yang populer, juga berguna untuk pengetahuan kita yang bersifat
umum dengan cara santai. Melihat karakteristik TTS yang santai dan lebih
mengedepankan persamaan dan perbedaan kata, maka sangat sesuai jika
dipergunakan sebagai sarana peserta didik untuk latihan di kelas yang
diberikan oleh guru agar pembelajaran tidak monoton dan tidak hanya
berupa pertanyaan-pertanyaan baku saja.
Teka-teki silang akan dijadikan media pembelajaran peserta didik,
mengingat karakteristik permainan TTS yang mudah dan menyenangkan,
diharapkan dapat mempermudah proses pembelajaran. Selain itu
pemilihan media TTS ini ditetapkan karena melihat karakteristik peserta
didik yang umumnya senang untuk diajak bermain.
Cara pengaplikasian TTS sebagai media pembelajaran yaitu
Pengajar pertama-tama mendemonstrasikan terlebih dahulu permainan
Teka-Teki Silang kepada peserta didik di depan kelas, kemudian
memberitahukan cara mainnya. Sebelum pengajar mendemontrasikan

4
permainan tersebut, terlebih dahulu bahan dipersiapkan guru dengan
membuat sebuah pertanyaan dan jawaban yang singkat saja misal jenisnya
sinonim, antonim, atau akronim dan lain sebagainya. Kemudian guru
membuat ruang-ruang kosong atau kotak-kotak untuk mengisi huruf-huruf
yang sesuai yang terdiri dari ruang mendatar dan menurun.

2. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah


Langkah-langkah yang penulis terapkan dalam pembelajaran
yang mengacu pada konsep Scientific Approach dengan model
pembelajaran menteka-teki silangkan geografi adalah dengan cara :
a. Pendahuluan
Pada pembelajaran ini guru akan memberikan materi tentang
Bumi Sebagai Ruang Kehidupan. Pada pembelajaran sebelumnya,
guru telah menyampaikan materi pengantar mengenai Bumi sebagai
satu satunya planet yang menjadi ruang kehidupan makhluk hidup,
termasuk manusia. Guru menanyakan sebagai apersepsi tentang
terciptanya bumi dan bagaimana terbentuknya jagad raya serta tata
surya . Kemudian menanyakan kepada peserta didik hubungan dengan
materi yang akan diajarkan.
Guru juga memberikan motivasi dengan menjelaskan
manfaat dari pembelajaran ini bagi kehidupan sehari-hari. Motivasi
sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka
keinginan untuk belajar akan selalu ada. Tujuan yang jelas dapat
membuat peserta didik paham ke arah mana akan dibawa. Pemahaman
peserta didik terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan
minat peserta didik untuk belajar yang pada gilirannya dapat
meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang
ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar peserta didik.

5
b. Kegiatan Inti
1) Pada kegiatan inti, guru menayangkan slide power point tentang
uraian materi singkat tentang Bumi Sebagai Ruang Kehidupan.
Slide tersebut memuat gambaran-gambaran umum tentang teori
pembentukan jagad raya, teori pembentukan tata surya,
pembentukan planet bumi, perkembangan kehidupan di planet
bumi, struktur lapisan bumi, gerak planet bumi dan dampaknya
bagi kehidupan secara singkat karena beberapa sudah pernah
diajarkan sebelumnya.

Gambar 1 dan 2. Guru Menjelaskan Materi Pengantar yang Akan


Menjadi Tema Teka-Teki Silang Secara Singkat

2) Setelah menonton slide power point tersebut, guru meminta peserta


didik untuk mendeskripsikan secara umum atau mengungkapkan ciri-
ciri sistem ekskresi pada manusia.
Peserta didik diminta membuat kelompok yang beranggotakan
enam anak. Setiap kelompok membahas dengan tema yang berbeda.
Disesuaikan dengan materi bumi sebagai ruang kehidupan yang dibagi
menjadi lima kelompok yakni, teori pembentukan jagad raya, teori

6
pembentukan tata surya, pembentukan planet bumi, perkembangan
kehidupan di planet bumi, struktur lapisan bumi.
Berikut merupakan dokumentasi anak ketika melaksanakan
pembelajaran kelompok, dengan berdiskusi memilih diksi yang tepat
dalam pembuatan teka-teki silang bertemakan sistem ekskresi pada
masing-masing kelompok.

Gambar 3. Peserta didik membentuk kelompok belajar dan berdiskusi


dalam penentuan diksi pada teka-teki silang.

3) Setiap kelompok berdiskusi untuk membuat teka-teki silang dengan


tema yang telah ditentukan pada masing-masing kelompok. Teka-teki
silang tersebut memuat pengertian dan ciri-ciri umum beserta
contohnya. Langkah-langkahnya dikutip dari gurumurid.com adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan tema
Tema adalah suatu gagasan yang kamu tuangkan dalam
sebuah bentuk teka-teki silang. Tema disini disesuikan dengan
subfilum Bumi Sebagai Ruang Kehidupan yaitu Teori
pembentukan Jagad Raya, Teori Pembentukan Tata Surya,
Pembentukan Planet Bumi, Perkembangan Kehidupan di Planet
Bumi, Struktur Lapisan Bumi.

7
b. Mendaftar kata-kata yang sesuai
Dalam teka-teki silang haruslah mendaftar atau menggunakan
kata-kata yang diwarnai dengan ungkapan yang bermakna. Daftar
kata harus berkaitan dengan tema teka-teki silang. Oleh karena
teka-teki silang disesuaikan dengan tema yang didapat oleh
masing-masing kelompok.
c. Memilih diksi
Diksi adalah pemilihan kata. Pemilihan diksi ini disesuaikan
dengan materi yang ada pada subbab Bumi Sebagai Ruang
Kehidupan.
d. Membuat kerangka teka-teki silang
Peserta didik secara berkelompok membuat kerangka teka-
teki silang dengan batas minimal istilah. Misalnya 10 pertanyaan
mendatar, dan 10 pertanyaan menurun.
e. Menulis Teka-teki silang
Setelah keempat langkah diatas telah dilakukan, maka sudah
bisa membuat sebuah teka-teki silang yang sesuai dengan materi
geografi.
f. Mengisi teka-teki silang berdasarkan pertanyaan yang diajukan
oleh kelompok lain.

Gambar 4 dan 5. Peserta didik membuat teka-teki silang berdasarkan


tema masing-masing kelompok

8
Berikut adalah contoh beberapa karya peserta didik yang sudah
dilaksanakan tentang teka-teki silang materi Bumi Sebagai Ruang
Kehidupan :

Gambar 6. Contoh Teka-Teki Silang Tema Jagad Raya

Gambar 7. Contoh Teka-Teki Silang Tema Tata Surya

9
Gambar 8. Contoh Teka-Teki Silang Tema Teori Pembentukan Bumi

Gambar 9. Contoh Teka-Teki Silang Tema Lempeng Tektonik

Gambar 10. Contoh Teka-Teki Silang Tema Kala Geologi

10
Setiap wakil kelompok mempresentasikan diskusinya di depan kelas,
dengan cara kelompok penanya (yang mempunyai teka-teki silang)
memberikan pertanyaan pada kelompok lain untuk mengisi teka-teki
silang.
4) Guru memberikan reward pada kelompok yang menampilkan teka-teki
silang terbaik.
c. Kegiatan penutup
Guru memberikan refleksi pada pembelajaran ini. Peserta didik juga
diminta untuk menarik kesimpulan tentang masing-masing tema
pengelompokan. Guru juga memberikan evaluasi secara lisan dalam
pembelajaran ini.

3. Hasil yang Dicapai


Adapun pencapaian hasil yang dapat terobservasi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya minat, motivasi, dan tingkat partisipasi aktif peserta


didik dalam pembelajaran geografi.
2. Meningkatnya keterampilan peserta didik dalam kemampuan literasi,
terutama dalam membaca dan menulis.
3. Terjadi kenaikan nilai geografi yang cukup memuaskan.
4. Melatih kerjasama tim yang didasari pada pembelajaran secara
berkelompok

4. Kendala-kendala yang Dihadapi


Teka-Teki Silang Geografi adalah sebuah metode yang sangat efektif
untuk bisa diaplikasikan di kelas dimana sebagian para peserta didiknya
susah diarahkan untuk mengambil sikap tenang dan berkonsentrasi.
Sehingga pada awalnya, memang diperlukan energi ekstra untuk
memberikan pemahamam kepada peserta didik mengapa harus
menggunakan teka-teki silang sebagai sarana untuk pemahaman istilah-
istilah geografi kepada mereka. Karena jika kita tidak memiliki energi

11
ekstra, otomatis kita akan sangat sulit mengontrol sikap mereka yang
sangat gaduh saat pertama kali metode ini diterapkan. Apabila hal ini
terjadi, maka sudah dapat dipastikan tujuan pembelajaran semula tidak
akan tercapai.
a. Kurangnya penguasaan istilah-istilah geografi yang telah diotak–atik
akan membuat peserta didik menyepelekan materi yang kita sampaikan.
Lebih parahnya, mereka tidak akan memperhatikan sama sekali
terhadap metode yang kita ajarkan. Meskipun esensi dalam metode ini
cukup bagus, tetapi jika kita mengemasnya tidak tepat maka yang ada
akan membuat peserta didik merasa jenuh dan tidak tertarik dengan
pembelajaran yang kita sampaikan. Sehingga, kreativitas dan kelihaian
sangat dibutuhkan.
b. Pembuatan rangka teka-teki silang memakan waktu yang cukup lama,
untuk hasil yang tidak begitu banyak. Perlu pendampingan yang efektif
dalam pembuatan teka-teki silang ini.
c. Kita akan kehabisan waktu karena terlena saat pembuatan teka-teki
silang. Untuk itu, kita harus bisa mengatur waktu dengan baik sesuai
dengan yang sudah tersusun dalam RPP, agar pembelajaran tetap
berjalan sesuai dengan yang kita harapkan secara administratif yang
tertera di silabus maupun RPP.
5. Faktor-Faktor Pendukung
a. Minat peserta didik yang tinggi terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia yang tinggi terutama pembelajaran teka-teki silang,
membuat keberhasilan pembelaran ini meningkat.
b. Pihak sekolah yang memfasilitasi inovasi pembelajaran yang penulis
lakukan serta rekan guru dan TU yang banyak membantu dalam
administrasi dan saran yang konstruktif.
6. Alternatif Pengembangan
Proses pembelajaran menggunakan prinsip Scientific Approach melalui
model Teka-Teki Silang geografi bisa dilaksanakan oleh guru mata
pelajaran yang lain menyesuaikan materi yang akan digunakan. Agar lebih

12
menyenangkan dan mudah diingat, alternatif pengembangannya adalah
dengan menggunakan teka-teki silang. Kelebihannya adalah peserta didik
dapat dengan mudah mengingat beberapa konsep materi.

C. KESIMPULAN DAN HARAPAN


1. Kesimpulan
a. Dengan “Teka-Teki Silang Geografi” ini akan memudahkan guru
untuk menggiring anak pada tingkat konsentrasi yang dibutuhkan.
b. Metode “Teka-Teki Silang Geografi” ini menggunakan pendekatan
“Scientific Approach” sejak kurikulum 2013 diterapkan dan
diharapkan hasil yang signifikan yang erat kaitannya dengan motivasi,
minat, tingkat partisipasi aktif peserta didik.
2. Harapan
a. Metode “Teka-Teki Silang Geografi” dalam penyajian materi geografi
cukup mudah untuk dibuat, sehingga positif kiranya jika para guru
mencobanya sedikit demi sedikit sehingga dapat menyajikan materi
yang lebih praktis, mudah diterima dan berkualitas.
b. Tidak hanya dalam mata pelajaran geografi, metode “Teka-teki silang
Geografi” diharapkan dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya.
c. Sudah saatnya para guru mencari metode yang kreatif dan inovatif,
untuk bisa membuat pembelajaran menjadi bermakna di dalam setiap
prosesnya

13
DAFTAR PUSTAKA

Darik, Ahmad. 2015. “Manfaat Karya Sastra Dan Sastra Sebagai Pengalaman
”. http://amanahru.blogspot.co.id/2015/08/manfaat-karya-sastra-dan-sastra-
sebagai.html Diakses Pada Tanggal 15 November 2019

Erlina. 2011. “Teka-Teki Silang sebagai Media Pembelajaran”.


https://erlinna.wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-
pembelajaran Diakses Pada Tanggal 15 November 2019

Tarigan, Henri Guntur. 1985. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa

Zakahi, Walter. (1998). Communication Education. West Virginia: Speech


Communication Press.

14

Anda mungkin juga menyukai