Anda di halaman 1dari 27

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penggunaan Aplikasi Kahoot dalam Pembelajaran Biologi untuk meningkatkan


Motivasi belajar siswa dan Hasil Belajar pada Materi Sel di MAN 1 Bolaang
Mongondow Plus Keterampilan

DISUSUN OLEH
WINDI TRIANA
NIP.199210012019032038

MAN 1 BOLAANG MONGONDOW PLUS KETERAMPILAN


BOLAANG MONGONDOW
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Naskah Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru ini:

Judul : Penggunaan Aplikasi Kahoot dalam Pembelajaran Biologi untuk meningkatkan


Motivasi belajar siswa dan Hasil Belajar pada Materi Sel di MAN 1 Bolaang
Mongondow Plus Keterampilan
Penulis : Windi Triana

Jabatan : Guru Biologi

benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di kemudian
hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut.

Meyetujui dan mengesahkan: Dumoga Utara, Desember 2022

Kepala Madrasah, Penulis,

Siti Lisafa’atin S.S.Ag.M.Pd Windi Triana,S.Pd


NIP.19740820 200312 2 002 NIP. 199210012019032038
ABSTRAK

Windi Triana. 2022. Penggunaan Aplikasi Kahoot dalam Pembelajaran Biologi untuk
meningkatkan Motivasi belajar siswa dan Hasil Belajar pada Materi Sel di MAN 1
Bolaang Mongondow Plus Keterampilan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik di
kelas XI MIA 3 Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan pada semester
Ganjil tahun ajaran 2022-2023 Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI MIA 3
sebanyak 20 orang. Sumber data terdiri dari sumber data primer dan data sekunder.
Instrumen penelitian ini peneliti sendiri, dan menggunakan lembar observasi, pedoman
wawancara, dan catatan lapangan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif.
Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi kahoot dalam pembelajaran dapat
meningkatnkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa khususnya pada materi sel dan
mendorong siswa selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran

Kata Kunci: Kahoot, Motivasi, Hasil Belajar


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah swt atas rahmat maghfirah dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini. Bagaimanapun juga, semua
pencapaian penulis diperoleh atas hidayah dan maghfirah dari-Nya. Sholawat dan taslim
atas junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan bagi manusia.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa selama proses penyusunan Penelitian Tindakan
Kelas .
jika saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
Kepala Sekolah Siti Lisyafa’atin,S S.Ag.M.Pd, yang telah banyak memberikan
masukan, kritik, dan perbaikan demi kesempurnaan penelitian ini. Demikian halnya
dengan teman sejawat, guru-guru dan siswa yang secara langsung atau tidak langsung
terlibat dalam proses penyusunan penelitian ini.
Namun demikian penelitian ini masih terdapat kekurangan, sehingga saran dan
kritik yang konstruktif tetap kami harapkan. Amin Ya Rabbil Alaamin

Dumoga Utara, Desember 2022

Wind Triana,S.Pd
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Dst……
C. Indikator Keberhasilan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Indonesia berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan
Nasional dalam pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab

Pembelajaran bagi manusia merupakan suatu kebutuhan yang penting dan harus di penuhi
sepanjang hayat. Dalam proses pembelajaran biasa kita temui proses menampikan materi
pembelajaran disampikan dengan metode ceramah dan masih jarang menggunakan media
pembelajaran yang interkatif, Kreatif dan inovatif serta memanfaatkan perkembangan Tekologi
Informasi dan Komunikasi. Sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran dan menyebabkan hasil belajar yang rendah. Problema guru yang biasa terjadi ini
sering di hadapi oleh peneliti selama menjadi guru.

Peserta didik dalam Kegiatan Belajar Mengajar di dalam Kelas masih kurang aktif dan
bersemangat, peserta didik juga kurang aktif dalam mencari literasi di internet karna terbatasnya
kuota / Wifi Internet dan pelaksaanaan pembelajaran di jam-jam kritis (siang hari), Hal ini yang
membuat gurun harus mendominasi proses pembelajaran dengan metode ceramah, yang hanya
memberikan konsep pengetahuan kepada peserta didik. Hal lain yang menjadi permasalahan
yang bisa berdampak pada hasil belajar siswa. Bertolak dari problema diatas,maka dilakukan
refleksi dan konsultasi kepada guru teman sejawat untuk mendiagnosis factor-faktor yang
mungkin menyebabkan timbulnya permasalahan yang diahadapi oleh peserta didik kelas XI
MIA 3, MAN 1 Bolaang Mongondow Plus Keterampilan, Bolaang Mongondow.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik mengadakan Penelitian Tindakan Kelas
dengan judul Penggunaan Aplikasi Kahoot dalam Pembelajaran Biologi untuk
meningkatkan Motivasi belajar siswa dan Hasil Belajar pada Materi Sel di MAN 1
Bolaang Mongondow Plus Keterampilan.
Pada hakikatnya guru dapat mencari alternatif lain sebagai pendukung proses belajar
mengajar agar dapat terlaksana dengan baik Dalam Pelaksanaan pembelajaran yang baik,
efektif dan inovatif haruslah di dukung oleh rencana pembelajaran yang matang dan inovatif
serta memanfaatkan perkembangan teknologi.
Dalam Penelitian Hartanti 2019 Dengan menggunakan aplikasi Kahoot, dalam proses
pembelajaran dapat menjaga motivasi berkelanjutan belajar, sehingga tercipta suasana belajar
yang lebih menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan. Aplikasi Kahoot dapat
meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar, memudahkan mereka dalam memahami
materi yang diberikan oleh guru. Ada juga penelitian yang lebih terdahulu, Nokham (2017)
menyatakan bahwa respon siswa berbasis permainan berhasil meningkatkan keterlibatan,
motivasi dan pembelajaran siswa setelah menggunakan Kahoot. Media Pembelajaran kahoot
merupakan media pembelajaan yang bersifat hypermedia sehingga perlu digunakan untuk
membantu proses pembelajaran.
Untuk itu, melalui penelitian ini, peneliti akan Menyusun perangkat pembelajaran yang
inovatif dengan pemanfaatan TI kahoot meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar
siswa dikelas XI MIA 3.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Apakah penerapan aplikasi Kahoot dalam pembelajaran dapat meningkatkan


Motivasi Belajar peserta didik di kelas XI Mia 3 MAN 1 Bolaang Mongondow Plus
Keterampilan?
2. Apakah penerapan aplikasi Kahoot dalam pembelajaran dapat meningkatkan Hasil
Belajar peserta didik di kelas XI Mia 3 MAN 1 Bolaang Mongondow Plus
Keterampilan?
3. Apakah penerapan aplikasi kahoot dalam pembelajaran dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis pada peserta didik
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar peserta didik di kelas XI Mia 3


MAN 1 Bolaang Mongondow Plus Keterampilan
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik di kelas XI Mia 3 MAN 1
Bolaang Mongondow Plus Keterampilan
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan memberikan manfaat
yang berarti bagi perorangan/Institut di bawah ini:
1. Bagi Peneliti (Pendidik):
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran khusus bagi
calon guru, dan sebagai bahan pemikiran untuk menghadapi permasalahan-
permasalahan dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Peserta Didik:
Penelitian ini dapat meningkatkan Motivasi belajar dan hasil belajar serta
menambah pengetahuan, wawasan dan pemanfaatan perkembangan teknologi.
3. Bagi Sekolah:
Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memerikan motivasi
serta menambahkan kelengkapan sarana dan prasarana di dalam kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan,Berikut adalah hasil penelitian-penelitian yang relevan :
1) Menurut hasil Penelitian yang dilakuakan oleh Dwi Hartanti, 2019,
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Media Pembelajaran
Interaktif Game Kahoot Berbasis Hypermedia menyatakan bahwa :
Kahoot merupakanaplikasi online yang bersifat interaktif yang dapat digunakan
sebagai salah satu media pembelajaran di sekolah, ditampilkan dalam bentuk
game online berupa kuis. Kahoot menyediakan alternative menampilkan
evaluasi pembelajaran melalui permainan yang menyenangkan.Kahoot
merupakan salah satu media pembelajaran berbasis hypermedia, yang mana bisa
memuat teks, foto, audio, video maupun grafis komputer. Tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini, untuk (1)mengetahui pemanfaatan media Kahoot
pada proses pembelajaran, (2)mengetahui respon siswa ketika menggunakan
media Kahoot dalam pembelajaran, (3)mengetahui hasil belajar siswa dengan
menggunakan media Kahoot. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kuantitatif dan kualitatif.Subjek dalam penelitian ini adalah 32 siswa
kelas XII IPA5 di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten.Teknik yang digunakan
adalah observasi, wawancara dan analisis data. Dengan menggunakan aplikasi
Kahoot, dalam proses pembelajaran dapat menjaga motivasi berkelanjutan
belajar, sehingga tercipta suasana belajar yang lebih menarik, menyenangkan,
dan tidak membosankan. Aplikasi Kahoot dapat meningkatkan minat dan
motivasi siswa dalam belajar, memudahkan mereka dalam memahami materi
yang diberikan oleh guru.

2) Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh, Andarusni Alfansyur1 dan


Mariyani2.2019.Pemanfaatan Media Berbasis Ict “Kahoot” Dalam
Pembelajaran Ppkn Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
Menyatakan bahwa :
Pembelajaran efektif ialah pembelajaran yang terpusat pada siswa (student
center). Hal ini dikarenakan siswa adalah pusat pembelajaran. Keterlibatan
siswa dalam pembelajaran tentu sangat berarti untuk memberi pengalaman
bagi siswa. Beberapa upaya untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran
ialah menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang tepat
tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa di kelas tersebut.
Pembelajaran yang dilaksanakan di MAN 3 Palembang berdasarkan hasil
analisis kebutuhan dan materi bahwa siswa lebih menunjukkan antusias
belajar jika menggunakan media. Salah satu media yang tepat ialah berbasis
ICT yang berarti media tersebut bisa di akses dengan mudah oleh siswa.
Media Kahoot ialah media yang berbasis ICT karena mengandalkan dalam
jaringan dan gawai. Media Kahoot dapat meningkatkan motivasi siswa
karena bersifat multimedia dan berisfat “challenge” antarsiswa. Tujuan
penelitian ini ialah mengetahui pemanfaataan media Kahoot dalam
pembelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa MAN 3
Palembang. Adapun metode penelitian dalam artikel ini ialah kajian pustaka
(library research). Adapun pembahasan dalam penelitian ini ialah 1)
Pentingnya ketepatan dalam pemilihan media pembelajaran; 2) Media
Kahoots sebagai media berbasis ICT; 3) Upaya peningkatan motivasi belajar
siswa dan 4) Pemanfaatan media Kahoot dalam pembelajaran PPKn untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Tahap-tahap Dalam Penelitian Tindakan Kelas


PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat
tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan
refleksi
Gambar 1. Tahapan PTK
Hasil evaluasi terhadap tindakan yang telah diambil akan dimanfaatkan kembali
untuk mengubah atau memperbaiki rencana yang ada. masalah yang ada, maka
perlu dipertimbangkan langkah-langkah lain yang mungkin lebih efektif untuk
memperbaiki praktik atau mencari solusi atas masalah tersebut. Fokus utama bagi
para guru adalah masalah yang menimbulkan kekhawatiran bagi mereka. Setelah
beberapa kali berulangnya siklus ini, mungkin perubahan yang diharapkan telah
terjadi. diharapkan, penting untuk mengimplementasikan siklus PTK yang dapat
memfasilitasi perbaikan. Telah disusun rencana untuk mengakhiri situasi ini, namun
seringkali akan timbul kembali tantangan atau kekhawatiran baru. dari seorang
pengajar.

Menurut Dwi susilowati ( 2018). Langkah-langkah praktis pelaksanaan penelitian


tindakan kelas dijabarkan dalam tulisan ini. Fokus kegiatan-kegiatan antara lain. (1)
planning, (2) acting, (3) observing, (4) reflecting. Kegiatan-kegiatan ini disebut satu
siklus kegiatan pemecahan masalah. Bila satu siklus belum menunjukkan tanda-
tanda perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua,
dan seterusnya, sampai peneliti merasa puas (lihat / baca teacher' stories)

3. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran


Penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Dalam menghadapi
perkembangan ini, jumlah Guru yang mengadopsi teknologi dalam pembelajaran
secara perlahan namun pasti semakin meningkat. Di samping pengajaran online
memiliki manfaat yang besar. Dengan menggunakan perangkat teknologi canggih,
pembelajaran digital dapat memberikan berbagai keuntungan yang signifikan.
Pembelajaran yang menggunakan teknologi di nilai lebih menyenangkan
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Dewasa ini banyak aplikasi-
aplikasi yang sangat menunjang dalam proses pembelajaran baik didalam dan diluar
kelas.

4. Motivasi Belajar Peserta didik


Menurut Suprihatin (2015) Dalam Penelitiannya motivasi dapat diartikan sebagai
kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat kemauan dalam
melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi
ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan
kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun
dalam kehidupan lainnya.

5. Hasil Belajar Peserta didik


Masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran adalah hal yang umum
dialami oleh setiap individu. Dalam pembelajaran, manusia mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman baru. dengan memiliki keterampilan dan
kemampuan, sikap akan terbentuk dan pengetahuan akan meningkat. Oleh
karena itu, sesuatu pengetahuan atau keterampilan baru. penilaian akademik
yang mencakup baik kemampuan fisik maupun mental siswa di sekolah
tercermin dalam raport yang diberikan setiap akhir semester.
Hasil belajar merupakan perubahan dalam perilaku yang terjadi pada peserta.
Perubahan ini mencakup perubahan dalam pemahaman dan pengetahuan
seseorang. Dalam konteks ini, Kemampuan untuk menghafal, memahami,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi, serta
melibatkan aspek afektif. Hasil belajar yang dicapai oleh Didik setelah
mengikuti proses pembelajaran. Pada akhirnya disampaikan dalam bentuk
numerik atau jumlah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan di dalam
kelas, atau penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan,
(2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan pertisipatif dengan
tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik dapat
meningkat.

B. Subyek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas …….. ………… …………. yang
berjumlah …………. orang. Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa
…………. …………. …………. yang memiliki …………. …………. …………. …………. paling rendah.

C. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester …………. tahun ajaran …………. yaitu pada bulan
…………. …………. …………. dengan menyesuaikan jadwal pelajaran …………. kelas …………., yang
berlokasi di …………. …………. …………. Kabupaten …………..

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dirancang dengan menggunakan model Kemmis dan
McTaggart, yang dikembangkan dari empat komponen yang saling berhubungan secara siklus.
Dari keempat komponen ini dipandang sebagai satu siklus, yang terdiri dari perencanaan
(planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting) (Aqib,
2006). Secara rinci rancangan langkah-langkah dalam setiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Rancangan Penelitian Siklus I


Rancangan penelitian pada siklus satu terdiri dari empat tahapan pokok yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Kegiatan pada siklus ini
terdiri dari:

a. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan rancangan tindakan yang akan dilakukan
yang terdiri dari beberapa dokumen perencanaan yaitu:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan
Peserta didik (LKPD)
2) Menyusun kisi-kisi dan pedoman observasi pembelajaran dengan strategi
REACT
3) Menyusun pedoman wawancara dan lembar angket untuk peserta didik
4) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
5) Menyusun kisi-kisi dan soal tes tertulis untuk peserta didik yang berbentuk soal
uraian
6) Mempersiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama proses
pembelajaran berlangsung.
Setelah semua instrumen disusun dan dikonsultasikan dengan pembimbing serta teman
sejawat, kemudian dilakukan uji validasi perangkat dan instrumen.

b. Pelaksanaan tindakan (acting)


Pada tahap tindakan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya, yaitu kegiatan pembelajaran dengan strategi REACT. Dalam usaha
kearah perbaikan, suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai
dengan apa yang terjadi selama proses pelaksanaan di kelas.

c. Observasi (observing)
Observasi dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan pedoman observasi yang telah dipersiapkan. Hal-hal yang terjadi selama proses
pembelajaran dicatat dalam catatan lapangan. Untuk melengkapi data digunakan pula
dokumentasi berupa foto-foto saat proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi (reflecting)
Kegiatan refleksi merupakan bagian penting dalam PTK. Pelaksanaan refleksi berupa
diskusi antara peneliti dan observer yang bersangkutan dengan maksud untuk mengevaluasi
hasil pembelajaran dan merumuskan perencanaan berikutnya. Evaluasi yang dilaksanakan
antara lain meliputi kualitas pembelajaran, intensitas waktu yang digunakan, ketercapaian
indikator pembelajaran, kendala-kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran, dan
respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan strategi REACT.

Apabila pada siklus I jumlah peserta didik belum mengalami peningkatan yang
signifikan, maka dilanjutkan siklus II dengan melakukan perbaikan berdasarkan refleksi pada
setiap siklus. Keseluruhan hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I digunakan sebagai pedoman
untuk melaksanakan siklus II, yakni diadakan perbaikan tindakan yang menyebabkan hambatan
ketercapaian sasaran pada siklus I.

2. Rancangan Penelitian Siklus II


Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran
matematika pada siklus I. Tahapan-tahapan pelaksanaan pada siklus II sama dengan tahapan-
tahapan pelaksanaan pada siklus I, yaitu diawali dengan perencanaan (planning), pelaksanaan
tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Perbedaannya terletak pada
hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II dilakukan perubahan pada bagian-bagian yang
dianggap masih lemah pada siklus sebelumnya.

Apabila pada siklus II jumlah peserta didik belum juga mengalami peningkatan yang
signifikan, maka dilakukan siklus berikutnya hingga diperoleh perubahan signifikan pada
peserta didik dengan melakukan perbaikan berdasarkan refleksi pada setiap siklus.

Prosedur ini didasarkan pada pandangan (Rochiati, 2006) bahwa pada penelitian
tindakan, siklus penelitian akan dihentikan apabila yang direncanakan sudah berjalan
sebagaimana yang diharapkan, data yang ditampilkan di kelas sudah jenuh, dalam arti tidak ada
data baru yang dapat ditampilkan dan diamati, dan kondisi kelas sudah stabil. Berdasarkan
pendapat tersebut, siklus penelitian ini akan dihentikan setelah indikator keberhasilan tercapai.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti berperan sebagai
perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis data, penafsir data, dan berperan dalam
menyusun laporan hasil. Disamping itu, peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian
yang digunakan sebagai alat untuk membantu peneliti dalam melaksanaan penelitian yang
terdiri dari:

1. Lembar observasi
Uraikan lembar observasi yang digunakan termasuk komponen yang akan
diobservasi Dan seterusnya ………….…………..
2. Pedoman wawancara
Uraikan pedoman wawancara yang digunakan termasuk komponen yang akan
diobservasi Dan seterusnya ………….…………..
.
3. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan sumber yang sangat penting dalam PTK. Hal- hal
yang dicatat antara lain suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi pendidik dengan
peserta didik, interaksi peserta didik dengan peserta didik, dan segala sesuatu yang
terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Tes
Tes pada penelitian ini berupa soal uraian yang diberikan di awal pertemuan untuk
melihat kemampuan dasar peserta didik, dan diberikan pada akhir setiap siklus dengan
berpedoman pada indikator keberhasilan untuk mengungkap …….. ……. …… sesuaikand engan
RPP.

F. Data dan Sumber Data


Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif yaitu data tentang hasil tes peserta didik
pada pelajaran matematika untuk mengetahui peningkatan secara kuantitatif kemampuan
peserta didik pada mata pelajaran matematika khususnya kemampuan dalam berkomunikasi
matematis dan berpikir kritis matematis. Uraikan secara lengkap.

Sumber data penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer diperoleh melalui tes peserta didik, sedangkan sumber data sekunder
diperoleh melalui observasi, wawancara, dan catatan lapangan termasuk analisis terhadap
berbagai dokumen yang terkait dengan kegiatan pembelajaran.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data hasil observasi


Pedoman penskoran untuk observasi terdiri atas observasi aktivitas guru dan aktivitas
peserta didik.

a. Observasi Aktivitas Guru


Pedoman penskoran untuk observasi aktivitas guru menggunakan skala Likert dengan 4
alternatif jawaban dengan skor sebagai berikut:

Skor 1 jika kegiatan poin pernyataan tidak terobservasi

Skor 2 jika melakukan kegiatan poin pernyataan dengan kurang baik

Skor 3 jika melakukan kegiatan poin pernyataan dengan baik; dan


Skor 4 jika melakukan kegiatan poin pernyataan dengan sangat baik

Cara menghitung nilai perolehan hasil observasi aktivitas guru, yaitu:

Total Skor
Nilai (x) = x 100
80

Keterangan:
Nilai 80 = Skor Maksimal
Kriteria Penilaian:

91 - 100 : Sangat baik

76 – 90 : Baik

61 - 75 : Cukup

 60 : Kurang (Kemendikbud, 2013)

b. Observasi aktivitas peserta didik


Pedoman penskoran untuk observasi aktivitas guru yaitu, untuk pernyataan positif dengan
skor 5 jika semua deskriptor muncul, skor 4 jika tiga deskriptor muncul, skor 3 jika dua
deskriptor muncul, skor 2 jika satu deskriptor muncul, dan skor 1 jika tidak ada deskriptor yang
muncul. Sedangkan untuk pernyataan negatif, skor 1 jika semua deskriptor muncul, skor 2 jika
tiga deskriptor muncul, skor 3, jika dua deskriptor muncul, skor 4 jika satu deskriptor muncul,
dan skor 5 jika tidak ada deskriptor yang muncul.

Cara menghitung nilai observasi aktivitas peserta didik, yaitu:

Total Skor
Nilai (x) = x 100
45

Keterangan:
Nilai 45 = Skor Maksimal
Kriteria Penilaian:

91 - 100 : Sangat baik

76 - 90 : Baik

61 - 75 : Cukup

 60 : Kurang (Kemendikbud, 2013)


2. Data hasil tes
Hasil tes dianalisis dari skor perolehan peserta didik dianalisis menggunakan analisis
distribusi frekuensi dan persentase untuk mengetahui kategori tingkat kemampuan berpikir
kritis dan komunikasi matematis peserta didik. Pedoman Kategorisasi menggunakan Rumus T-
Skor (Sudijono, 2005)

Tabel 1. Pedoman Kategorisasi T-Skor

Kategori Skor
Rendah X < M – 0,5 SD
Sedang M – 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD
Tinggi M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD
Sangat Tinggi M + 1,5 SD ≤ X
Sumber: (Sudijono, 2005)

Keterangan:

M (Mean Ideal) = (skor tertinggi + skor terendah)

SD (Standar Deviasi) = (skor tertinggi - skor terendah)

X = skor yang dicapai peserta didik

3. Data hasil wawancara


Data hasil wawancara dianalisis dari hasil wawancara kepada peserta didik dengan Tahap
pertama adalah mengumpulkan, dan mengklasifikasi jawaban peserta didik terhadap
pertanyaan yang diajukan. Tahapan berikutnya adalah dengan menginterpretasi jawaban
peserta didik berdasarkan interpretasi peneliti, untuk kemudian pada tahapan selanjutnya
melakukan sintesis terhadap hasil interpretasi peneliti. Setiap pertanyaan akan diajukan kepada
lebih dari satu peserta didik untuk satu pertanyaan untuk menjaga validitas dan reliabilitas data
yang dikumpulkan.

H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

1. Tentukan indikator keberhasilans esuai dengan rancangan awal yang dibuat oleh
guru
2. Dapat dikomunikasikan dengan RPP, tujuan pembelajaran atau indikator lain
sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran.
I. JADWAL PENELITIAN

Waktu Keterangan
No Kegiatan Bulan Bulan Bulan
DAFTAR PUSTAKA

Andarusni A dan Mariyani. 2019. Pemanfaatan Media Berbasis Ict “Kahoot” Dalam
Pembelajaran Ppkn Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Visual Post :E Journal
Universitas Sriwijaya core.ac.uk

Hartanti Dwi.2019. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Media Pembelajaran


Interaktif Game Kahoot Berbasis Hypermedia. Visual Post : jurnal.ustjogja.ac.id

Suprihatin Siti,2015. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa . Visual Post
: Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, 2015 - scholar.archive.org
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Sampai Pertemuan VI
Lampiran 2
Lembar Pengamatan Guru dan Peserta Didik
Lampiran 3
Pedoman Wawancara
Lampiran 4
Instrumen Penilaian Tes Awal, Tes Siklus I dan Tes Siklus II
(Kisi-Kisi, Soal, Rubrik Penilaian dan Validasi Soal)
Lampiran 5. Identitas Penulis

Anda mungkin juga menyukai