KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjtkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya,
makalah “Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah dan Guru” dapat disusun.
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Selain itu, untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.
Dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa kendala, namun berkat partisipasi dari berbagai
pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
penyusunan makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua.
Amien.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Keterpaduan antara peran guru dan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yang
tentunya harus diutamakan. Peran guru sebagai ujung tombak pendidikan mesti secara sadar
mensinergiskan antara peran dan kompetensi tersebut, yang tentunya hal ini akan berdampak
langsung dalam mencerdaskan bangsa. Menurut para ahli pendidikan bahwa hakikat pendidikan
adalah guru dan murid. Keduanya tidak bisa dihilangkan peranannya ketika kita berbicara tentang
pendidikan.
Dalam pengembangan karakter peserta didik di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai
pelaku utama. Guru merupakan sosok yang bisa digugu dan ditiru atau menjadi idola bagi peserta
didik. Guru bisa menjadi sumber inpirasi dan motivasi peserta didiknya. Sikap dan prilaku seorang
guru sangat membekas dalam diri siswa, sehingga ucapan, karakter dan kepribadian guru menjadi
cermin siswa. Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi
yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Tugas-tugas manusiawi itu merupakan transpormasi,
identifikasi, dan pengertian tentang diri sendiri, yang harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam
kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis.
Peranan guru dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah yang berkedudukan sebagai
katalisator atau teladan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator. Dalam berperan sebagai
katalisator, maka keteladanan seorang guru merupakan faktor mutelak dalam pengembangan
pendidikan karakter peserta didik yang efektif, karena kedudukannya sebagai figur atau idola yang
digugu dan ditiru oleh peserta didik. Peran sebagai inspirator berarti seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat peserta didik untuk maju mengembangkan potensinya. Peran sebagai
motivator, mengandung makna bahwa setiap guru harus mampu membangkitkan spirit, etos kerja
dan potensi yang luar biasa pada diri peserta didik. Peran sebagai dinamisator, bermakna setiap guru
memiliki kemampuan untuk mendorong peserta didik ke arah pencapaian tujuan dengan penuh
kearifan, kesabaran, cekatan, cerdas dan menjunjung tinggi spiritualitas. Sedangkan peran guru
sebagai evaluator, berarti setiap guru dituntut untuk mampu dan selalu mengevaluasi sikap atau
prilaku diri, dan metode pembelajaran yang dipakai dalam pengembangan pendidikan karakter
peserta didik, sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas, efisiensi, dan produktivitas programnya.
1.5. Rumusan Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah dan sistematika penulisan.
BAB 2 PEMBAHASAN
Berisi tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah dan Guru
BAB 3 PENUTUP
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Tugas Pokok
Tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang mencakup tiga bidang, yaitu:
(c) kewirausahaan.
a. Tugas Manajerial
Tugas kepala sekolah dalam bidang manajerial berkaitan dengan pengelolaan sekolah, sehingga
semua sumber daya dapat disediakan dan dimanfaat-kan secara optimal untuk mencapai tujuan
sekolah secara efektif dan efisien.
Tugas manajerial ini meliputi aktivitas sebagai berikut:
b. Tugas Supervisi
Selain tugas manajerial, kepala sekolah juga memiliki tugas pokok me-lakukan supervisi terhadap
pelaksanaan kerja guru dan staf. Tujuannya adalah untuk menjamin agar guru dan staf bekerja
dengan baik serta menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di sekolah. Dalam tugas supervisi
ini tercakup kegiatan-kegiatan:
c. Tugas Kewirausahaan
Di samping tugas manajerial dan supervisi, kepala sekolah juga memiliki tugas kewirausahaan. Tugas
kewirausahaan ini tujuannya adalah agar sekolah memiliki sumber-sumber daya yang mampu
mendukung jalannya sekolah, khususnya dari segi finansial. Selain itu juga agar sekolah
membudayakan perilaku wirausaha di kalangan warga sekolah, khususnya para siswa.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut, seorang kepala sekolah dituntut memiliki sejumlah
kompetensi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu:
(a) kepribadian,
(b) manajerial,
(c) kewirausahaan,
(d) supervisi, dan
(e) sosial.
a. Kompetensi Kepribadian
Sebelum menilai kinerja kepala sekolah, seorang pengawas sekolah harus memahami betul apakah
kepala sekolah telah menunjukkan kemampuannya dalam menunjukkan sikap dan perilaku yang
mendukung kepribadiannya sehingga ia dikatakan mampu menjadi pemimpin.
b. Kompetensi Manajerial
Kompetensi kepala sekolah lain yang harus dipahami oleh pengawas sekolah dalam rangka melakukan
penilaian terhadap kinerjanya, yaitu yang berhubungan dengan kompetensi kepala sekolah dalam
memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik, di antaranya adalah
pengetahuan tentang manajemen. Dengan kemampuan dalam menge-lola ini nantinya akan dijadikan
sebagai pegangan cara berfikir, cara menge-lola dan cara menganalisis sekolah dengan cara berpikir
seorang manajer.
Sesuai Keputusan Mendiknas mengenai kompetensi ini, di antaranya kepala sekolah harus mampu
dan terlihat kinerjanya dalam bidang-bidang garapan manajerial sebagai berikut:
e) menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
peserta didik;
f) mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal;
g) mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal;
h) mengelola hubungan sekolah/ma-drasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan
ide, sumber belajar dan pembiyanaan sekolah/madrasah;
(i) mengelola peserta didik dalam rang-ka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan serta
pengembangan ka-pasitas peserta didik;
i) mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan
tujuan pendidikan nasional;
j) menge-lola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akun-tabel,
tranfaran dan efisien;
l) mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran
dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah;
m) mengelola sistem infor-masi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan
pengam-bilan keputusan;
n) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi pening-katan embelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah;
Secara umum kinerja kepala sekolah dalam kompetensi manajerial ini juga termasuk di dalamnya
adalah kemampuan dalam sistem administrasi. Ja-di dalam hal ini kepala sekolah sebagai pengelola
lembaga pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya masing-masing. Namun demikian
penegasan terhadap eksistensi seorang kepala sekolah sebagai manajer dalam suatu lem-baga
pendidikan dapat dinilai dari kompetensi mengelola kelembagaan, yang mencakup:
(3) mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan dengan kualifikasi, spesifikasi, prosedur
kerja, pedoman kerja, pe-tunjuk kerja, dan sebagainya;
(4) melakukan analisis kelembagaan untuk menghasilkan struktur organisasi yang efisien dan
efektif; dan
Sebagai contoh dalam mencapai target kinerja kepala sekolah untuk kompetensi manajerial dengan
sub mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal, diantaranya bahwa kepala sekolah harus mampu untuk menganalisis indikator-indikator
sebagai berikut:
(1) ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana sekolah (labora-torium, perpustakaan, kelas,
peralatan, perlengkapan, dsb.);
(2) mengelola program perawatan preventif, pemeliharaan, dan perbaikan sarana dan prasa-
rana ;mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana sekolah;
Ilustrasi selanjutnya bagaimana kompetensi manajerial dengan sub kompetensi mengelola peserta
didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan serta pengembangan kapasitas
peserta didik, ini bisa diwu- judkan oleh kepala sekolah. Seorang kepala sekolah harus mampu
menunjuk-kan kemampuan dalam:
(1) mengelola penerimaan siswa baru, mengelola pe-ngembangan bakat, minat, kreativitas dan
kemampuan siswa;
Kompetensi ini tentunya tidak akan dapat diwujudkan jika tidak ada du-kungan dari komponen dan
warga belajar lainnya. Dengan demikian untuk menilai kinerja kepala sekolah untuk sub kompetensi
ini pengawas sekolah bisa melakukannya dengan cara membuat cheklist atau melakukannya dengan
menggunakan pedoman observasi terhadap kondisi dan perkembangan yang terjadi pada diri
siswanya di sekolah yang bersangkutan.
Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah hendaknya mampu
menyesuaikan diri, salah satunya akan tergantung kepada kepala sekolahnya, apakah ia mampu
mengubah budaya sekolah, se-suai dengan kemajuan berpikirnya tentang bagaimana memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mengelola sekolah. Sub kompetensi ini di antaranya dapat
diwujudkan dalam bentuk upaya kepala sekolah melaku-kan aktivitas yang mencakup:
(1) mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem informasi, serta sistem pelaporan;
(2) mengembangkan pang-kalan data sekolah (data kesiswaan, keuangan, ketenagaan, fasilitas,
dsb.);
(3) mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk merencanakan program pengem-bangan sekolah;
(4) menyiapkan pelaporan secara sistematis, realistis dan logis; dan (5) mengembangkan sim
berbasis komputer.
c. Kompetensi Kewirausahaan
Kompetensi kepala sekolah yang cukup sentral dan merupakan pokok dari keberlanjutan program
sekolah diantaranya adalah kompetensi Kewirau-sahaan. Sebagai salah satu cara bagaimana sekolah
mampu mewujudkan ke-mampuan dalam wirausahanya ini maka kepala sekolah harus mampu
menun-jukkan kemampuan dalam menjalin kemitraan dengan pengusaha atau dona-tur, serta
mampu memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha. Secara rinci kemampuan atau kinerja
kepala sekolah yang mendukung terhadap per-wujudan kompetensi kewirausahaan ini, di antara
mencakup:
(b) bekerja ke-ras untuk mencapai keberhsilsan sekolah/madrasah sebagai organisasi pem- belajar
yang efektif;
(c) memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam me-laksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin sekolah/madrasah;
(d) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah/madrasah;
d. Kompetensi Supervisi
Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala sekolah khususnya dalam memahami
apa tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah/madrasah. Berdasarkan telaah
terhadap kompetensi ini, proses penilaian kinerja yang harus diperhatikan oleh pengawas sekolah, di
antaranya harus mampu menilai sub- sub kompetensinya yang mencakup:
(a) merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru;
(b) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat;
(c) menindaklan-juti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profe-
sionalisme guru, di antaranya adalah bahwa tugas dan fungsi dari supervisi ini adalah untuk
memberdayakan sumber daya sekolah termasuk guru.
Dengan demikian kinerja kepala sekolah dapat dinilai oleh pengawas sekolah melalui peniliain
terhadap sub kompetensi melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. Langkah yang perlu dilakukan mencakup:
(1) mengidentifikasi potensi- po-tensi sumberdaya sekolah berupa guru yang dapat dikembangkan;
e. Kompetensi Sosial
Kompetensi ini pada dasarnya cukup sulit jika harus dikaitkan dengan aktivitas sosial secara penuh
oleh sekolah, jika hal itu dilakukan dalam rang-ka keterkaitannya dengan program sekolah. Pada
dasarnya sebagai bahan acuan pengawas sekolah untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala
sekolah untuk kompetensi dan sub kompetensi ini, di antaranya mencakup:
Kompetensi kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuan un-tuk mengelola hubungan
sekolah dengan masyarakat bisa diwujudkan melalui kemampuannya dalam hal:
(1) memfasilitasi dan memberdayakan dewan sekolah/komite sekolah sebagai perwujudan pelibatan
masyarakat terhadap pengembangan sekolah;
(2) mencari dan mengelola dukungan dari masyara-kat (dana, pemikiran, moral dan tenaga, dsb)
bagi pengembangan sekolah;
(3) menyusun rencana dan program pelibatan orangtua siswa dan masyarakat;
– Kemampuan mencari dan mengemukakan gagasan baru untuk pembaharuan sekolah
2.2.1 Rincian Kegiatan Guru Kelas Dan Guru Mata Pelajaran Atau Guru Pembimbing
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah tentu dituntut profesionalisme yang tinggi atas seluruh
kinerja perangkat sekolah yang ada. Rambu-rambu yang diberikan sebagai petunjuk pelaksanaan
tugas ini dikenal dengan istilah TUPOKSI, Tugas Pokok dan Fungsi. Adanya tupoksi ini memudahkan
seluruh perangkat sekolah untuk memainkan perannya masing-masing sesuai tanggung jawabnya
masing-masing sehingga tidak terjadi overtaking atas bidang pekerjaan yang bukan masuk dalam
wilayah pekerjaannya. Dengan cara demikian fungsi controlling juga akan lebih mudah karena
menjadikan tupoksi tersebut sebagai barometer penilaian kinerja yang bersangkutan.
3.2 Rekomendasi
Dalam pencapaian kesusesan pada suatau lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah, perlu adanya
kerjasama yang baik antara beberapa elemen sekolah tersebut. Jika semua elemen pada sekolah
tersebut menjalankan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing, maka akan
mencapai keberhasilan.
Fungsi, Peran, Tugas & Tanggungjawab Kepala Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepala Sekolah
Secara etimologi kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah.[1] Berarti secara terminology
kepala sekolah dapat diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi
interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinananya akan sangat berpengaruh
bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan
kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan.
B. Fungsi Kepala Sekolah
Soewadji Lazaruth menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah, yaitu sebagai administrator pendidikan,
supervisor pendidikan, dan pemimpin pendidikan. Kepala sekolah berfungsi sebagai administrator
pendidikan berarti untuk meningkatkan mutu sekolahnya, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki
dan mengembangkan fasilitas sekolahnya misalnya gedung, perlengkapan atau peralatan dan lain-lain
yang tercakup dalam bidang administrasi pendidikan. Lalu jika kepala sekolah berfungsi sebagai
supervisor pendidikan berarti usaha peningkatan mutu dapat pula dilakukan dengan cara peningkatan
mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah, misalnya melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan
dan lain sebagainya. Dan kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin pendidikan berarti peningkatan
mutu akan berjalan dengan baik apabila guru bersifat terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang
tinggi. Suasana yang demikian ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemimpinan yang dilakukan kepala
sekolah.[2] Itulah pendapat Soewadji Lazaruth dalam bukunya Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya,
yang kurang lebih sama dengan pendapat E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah
Profesional, seperti di bawah ini.
Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah mempunyai 7 fungsi utama, yaitu:[3]
1. Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan
pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat
memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha
memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya,
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala
sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk
dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan
pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti
berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi
guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan
kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena
itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan
kompetensi guru.
4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala
sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas
untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan
metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi
ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat
penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak
lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan
keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim
mengemukakan bahwa menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar
dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan
saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka. Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala
sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat
memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik.
5. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-suburkan kreativitas
sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru? Dalam teori kepemimpinan
setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang
kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel,
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang
sangat berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin
sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan
keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan.
6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi
yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan sekolah,
dan mengembangkan model model pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan
tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,
rasional, objektif, pragmatis, keteladanan
7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi tenaga
kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui
pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif,
dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
C. Peran Kepala Sekolah
Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-murid.
Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang pengajaran,
pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat,
administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam memberdayakan
masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh
perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan
masyarakat tentang sekolah. Cara kerja kepala sekolah dan cara ia memandang peranannya dipengaruhi
oleh kepribadiannya, persiapan dan pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat oleh
sekolah mengenai peranan kepala sekolah di bidang pengajaran. Pelayanan pendidikan dalam dinas
bagi administrator sekolah dapat memperjelas harapan-harapan atas peranan kepala sekolah.
Menurut Purwanto, bahwa seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam peranan, yaitu : “Sebagai
pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-anggota, menwakili
kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai wasit, pemegang tanggung jawab,
sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah.”[4]
Penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pelaksana (executive)
Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus berusaha
memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan
bersama
2. Sebagai perencana (planner)
Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga segala
sesuatu yang akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan diperhitungkan
dan bertujuan.
3. Sebagai seorang ahli (expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang
dipegangnya.
4. Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)
Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang harmonis.
5. Mewakili kelompok (group representative)
Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan baik buruk
kelompok yang dipimpinnya.
6. Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman.
Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap
kelompoknya.
7. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara anggota-anggotanya ia harus
dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya.
8. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya
Ia haruslah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang dilakukan atas
nama kelompoknya.
9. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam menjalankan
kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang dicita-citakan.
10. Bertindak sebagai ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan seorang ayah
terhadap anak buahnya.
Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat disimpulkan 10 peran di atas sama seperti apa yang
dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita “Ki Hadjar Dewantara”, mengatakan bahwa pemimpin yang
baik haruslah menjalankan peranan seperti : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Ing
Tut Wuri Handayani.
D. Tugas & Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung
berkaitan dengan proses pembelajaran disekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP
28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunan serta pemeliharaaan
sarana dan prasarana.[5] Menurut Dirawat, tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan
kepada dua bidang, yaitu:[6]
1. Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi
Dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:
a. Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok. Kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:
1) Pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program pengajaran untuk tiap
bidang studi dan tiap kelas,
2) Menyusun program sekolah untuk satu tahun,
3) Menyusun jadwal pelajaran,
4) Mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran,
5) Mengatur kegiatan penilaian,
6) Melaksanakan norma-norma kenaikan kelas,
7) Mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid,
8) Mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah,
9) Mengkoordinir program non kurikuler,
10) Merencanakan pengadaan,
11) Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.
b. Pengelolaan kepegawaian
Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan
penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota staf
sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan kesehatan dan
ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah penerapan kode etik
jabatan.
c. Pengelolaan kemuridan
Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru,
pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping), perpindahan dan
keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus (special services) bagi
murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran, penyelenggaran testing dan kegiatan
evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan masalah disiplin murid, pengaturan organisasi
siswa, masalah absensi, dan sebagainya.
d. Pengelolaan gedung dan halaman
Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi, pengaturan
pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah, keindahan serta
kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan sekolah), lapangan
tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah, alat-alat pelajaran klasikal dan alat
peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah,
perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah, dan alat-alat komunikasi,
e. Pengelolaan keuangan
Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan
penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid, usaha-usaha
penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.
f. Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat
Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan untuk
dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.
2. Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi
Supervisi pada dasarnya pelayanan yang disediakan oleh kepala sekolah untuk membantu para guru dan
karyawan agar menjadi semakin cakap/terampil dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan
perkembangan jaman. Supervisi adalah usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam membantu
guru-guru agar semakin mampu mewujudkan proses belajar mengajar.[7] Di mana Kepala Sekolah
bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang
berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa
perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar
mengajar. Tugas ini antara lain :
a. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan
pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan-tujuan.
b. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan
dan kebutuhan murid.
c. Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan
minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus
mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
d. Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar sejauh mana
tujuan sekolah itu telah dicapai.
________________________________________
[1] W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 482
[2] Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), cet. VI,
hal. 20
[3] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 98-
122
[4] Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
hal. 65
[5] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah..., hal. 25
[6] Dirawat, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hal. 80
[7] http://massofa.wordpress.com/2011/02/09/fungsi-dan-tanggung-jawab-kepala-sekolah/Diakses pada
hari Minggu 27/10/12, pukul 11:15 WIB.
Berikut Tupoksi Kepala Sekolah selengkapnya :
A. Perencanaan Program
D. Kepemimpinan Sekolah
1. Menciptakan atmosfer akademik yang kondusif dengan membangun budaya sekolah untuk menciptakan
suasana yang kompetitif bagi siswa, rasa tanggung jawab bagi guru dan karyawan, menimbulkan rasa
nyaman dalam bekerja dan belajar, menumbuhkan kesadaran tentang arti penting kemajuan, dan
menumbuhkan kedisiplinan tinggi;
2. Melakukan penataan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi warga sekolah berbasis kinerja;
3. Menjalinan kerjasama dengan pihak lain;
4. Didukung oleh penerapan tik dalam manajemen sekolah;
5. Didukung oleh kepemimpinan/manajerial yang kuat, dan memiliki tingkat sustainabilitas tinggi;
6. Penguatan eksistensi lembaga dengan melakukan sosialisasi kepada semua pihak untuk memberikan
informasi dan pemahaman yang sama sehingga sekolah/madrasah memperoleh dukungan secara
maksimal;
7. Penguatan manajemen sekolah dengan melakukan restrukturisasi dan reorganisasi intern sekolah apabila
dipandang perlu (tanpa mengubah atau bertentangan dengan peraturan yang ada) sebagai bentuk
pengembangan dan pemberdayaan potensi sekolah;
8. Melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang lebih luas dengan berbagai pihak
baik di dalam maupun di luar negeri, yang dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman (MoU);
9. Meminimalkan masalah yang timbul di sekolah melalui penguatan rasa kekeluargaan dan kebersamaan
untuk memajukan sekolah;
10. Melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai fasilitas (perangkat keras dan lunak)
manajemen sekolah, agar implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis TIK lebih efektif.
Demikian Tupoksi Kepala Sekolah admin share dari Buku Kerja Kepala Sekolah, semoga bermanfaat dan
terimakasih atas kunjungannya… Salam Edukasi…!
Terimakasih Sahabat... Telah berkenan berkunjung dan membaca salah satu artikel dari situs personal
saya di www.dadangjsn.com, untuk melihat revisi/perbaikan dari artikel berikut (jika diperlukan) silahkan
kunjungi kembali publikasi terupdatenya pada links : http://www.dadangjsn.com/2015/01/tupoksi-tugas-pokok-
dan-fungsi-kepala.html#ixzz44VXqcQ6g