Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH
PERAN DAN FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
Dr. Abdullah Latuapo, M. Pd. I
Dr. Dewi Nofrita, M. Pd

Oleh:
KELOMPOK I
1. FITRIA SELLA
2. DIANA ASMELLYA
3. SRI WINDA RUMBIA
4. ILHAM KAMBOSE
5. RUBIA MALAWAT

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2022

i
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Tak lupa pula salawat serta salam tercurahkan kepada baginda Nabi besar

Muhammad Swt, sebagai Nabi penutup zaman dan pemberi rahmat bagi kita

semua.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-

kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun

demi perbaikan kesempurnaan makalah ini.

Ambon, Juni 2022

Penulis
3

cover
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
BAB I ...................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 5
C. TUJUAN PENULISAN .............................................................................................. 5
BAB II..................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 7
A. Pengertian Supervisi Pendidikan .................................................................................... 7
B. Fungsi Supervisi Pendidikan ........................................................................................ 12
C. Peran Supervisi Pendidikan .......................................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................ 15
KESIMPULAN ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 16
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gelombang peradaban keempat yang saat ini dikenal dengan era pendidik 4.0
memaksa kita menyesuaikan seluruh kerangka sendi dan perangkat kerja pada setiap
segmen kehidupan, termasuk pengelolaan sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sangat pesat menuntut kepala sekolah untuk mengembangkan
kompetensinya secara berkelanjutan. Inovasi menjadi kunci paling utama di era
industri 4.0 yang menuntut kepala sekolah membentuk peserta didik memiliki
kompetensi abad 21 yang mampu berfikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif. Peserta didik yang berkualitas merupakan keluaran (output) dari sistem
persekolahan yang baik. Kepala sekolah menjadi actor utama yang mengelola
masukan (input), proses, dan keluaran (output) dengan berpedoman pada Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
Salah satu kebijakan prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah peningkatan
kompetensi kepala sekolah yang mampu berpikir visioner dalam memimpin dan
mengelola sekolahnya. Target utamanya adalah membangun tata kelola dan budaya
mutu di sekolah yang berdaya saing tinggi.1
Kepemimpinan abad 21 bagi kepala sekolah dapat dilakukan dengan
beberapa strategi. Pertama, kepala sekolah harus mampu melihat peluang dan
potensi yang ada dengan mengidentifikasi masalah di sekolahnya sebagai dasar
pengembangan sekolah. Yang terpenting bagi kepala sekolah adalah pelibatan secara
aktif pemangku kepentingan (stakeholders) sekolah yaitu guru, tenaga kependidikan,
peserta didik dan orangtua serta pihak terkait di luar sekolah untuk menyelesaikan
persoalan sekolah. Kedua, kepala sekolah dalam perannya sebagai supervisor harus

1
Direktorat Pembinaan Tenaga Kerja Guru, Supervisi Dan Penilaian Kinerja Guru, 2019. Hlm v
5

mampu berperan sebagai pemimpin instruksional dalam merancang dan


melaksanakan pembelajaran abad 21 sesuai dengan konsep pendekatan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Ketiga, kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan abad 21 harus mampu mengajak seluruh pemangku
kepentingan pendidikan di sekolah baik guru, tenaga kependidikan, maupun orangtua
untuk bersama-sama mewujudkan pendidikan yang dinamis sesuai dengan
perkembangan industri 4.0. Keempat, kepala sekolah harus memberikan dukungan
semangat dan penghargaan kepada guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik
yang telah mencapai hasil atas prestasi, inovasi, dan pencapaian lain yang
membanggakan.
Oleh karena itu, supervise Pendidikan yang dilaksanakan secara optimal oleh
kepala sekolah dapat memberikan peluang yang besar terhadap perbaikan kualitas
Pendidikan secara inklusif. Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala
sekolah yang ditujukan kepada guru dengan tujuan memberikan bantuan
profesional, selain itu supervisi akademik juga bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi profesional maupun kompetensi paedagogik yang akan berdampak pada
peningkatan kinerja guru-guru di sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah diatas, maka kami merumuskan masalah yang
kami hadapi dan ingin dibahas dalam makalah kami sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan supervisi Pendidikan
2. Bagaimana peran supervise dalam Pendidikan
3. Apa tujuan diadakannya supervisi dalam pendidikan
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan ditulisnya makalah
ini ialah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari supervise Pendidikan
2. Untuk mengetahui peran dari supervise Pendidikan
3. Untuk mengetahui tujuan supervise Pendidikan
6
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa
supervisi merupakan „A critical watching and directing”. Beberapa sumber lainnya
menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu “superior” dan “vision”.
Supervisi dalam pendidikan ialah suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan secara efektif. Manullang menyatakan bahwa supervisi
merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar
guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.2
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju
kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di
dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. la berupa dorongan, bimbingan, dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan
dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan
pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode - metode mengajar yang lebih
baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan
sebagainya.3
Dengan kata lain, Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam

2
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung :
Alfabeta ), H. 84
3
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2010), H.76
8

melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Supervisi merupakan pengawasan


terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan
fisik terhadap fisik material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan
akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam
mengajar serta pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya. 4
Aktivitas supervise merupakan aktivitas yang dilakukan dengan
mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk diperbaiki, apa yang
menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak berhasil melaksanakan tugasnya baik.
Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan tindak lanjut yang berupa perbaikan
dalam bentuk pembinaan. Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan
hanya sekadar kontrol melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu. Supervisi
dalam pendidikan mengandung pengertian yang luas.
Kegiatan supervisi mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat
personel maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-rnengajar
yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat itu. Seperti dikatakan oleh Nealey
dan Evans dalam bukunya, “Hand book for Effective Supervision of Instruction",
seperti berikut: " ... the term 'supervision' is used to describe those activities which
are primarily and directly concerned with studying and improving the conditions
which surround the learning and growth of pupils and teachers. "
Sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang orang lebih mengenal kala
"inspeksi" daripada supervisi. Pengertian "inspeksi" sebagai warisan pendidikan
Belanda dulu, cenderung kepada pengawasan yang bersifat otokratis, yang berarti
"mencari kesalahan-kesalahan guru dan kemudian menghukumnya". Sedangkan
supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya,
supervisi bukan hanya mengawasi apakah para guru/pegawai menjalankan tugas
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuanketentuan yang telah

4
Dadang Suhardan, Supervisi Profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 ) H. 39
9

digariskan, tetapi juga berusaha bersama guruguru, bagaimana cara- cara


memperbaiki proses belajar-mengajar.5
Jadi dalam kegiatan supervisi, guru-guru tidak dianggap sebagai pelaksana
pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner bekerja yang memiliki ide-ide,
pendapat-pendapat, dan pengalaman-pengalaman yang perlu didengar dan dihargai
serta diikutsertakan di dalam usaha-usaha perbaikan pendidikan. Sesuai dengan apa
yang dikatakan oleh Burton dalam bukunya, "Supervision a Social Process", sebagai
berikut: "Supervision is an expert technical service primarily aimed at studying and
improving cooperatively all factors which affect child growth and development".6
Sesuai dengan rumusan Burton tersebut, maka:
1. Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar
pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam
pencapaian tujuan umum pendidikan.
2. Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses
belajar- mengajar secara total; ini berarti bahwa tujuan supervisi
tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga
membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas terrnasuk di
dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses
belajar- mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan
guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal
implementasi kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode
mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi
pengajaran, dan sebagainya.
3. Fokusnya pada setting jor learning.. bukan pada seseorang atau
sekelompok orang. Semua orang, seperti guru-guru, kepala sekolah,
dan pegawai sekolah lainnya, adalah ternan sekerja (coworkers)

5
Piet Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan ( Jakarta : Rineka Cipta ,
2008), H. 16
6
N.A. Ametembun, Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogam ( Bandung: Suri, 2007
), H. 3
10

yang sama-sama bertujuan mengembangkan situasi yang


memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang baik.
Supervisi menurut Sahertian telah berkembang dari yang bersifat tradisional
menjadi supervisi yang bersifat ilmiah, sebagai berikut (a) Sistematis, artinya
dilaksanakan secara teratur, berencana dan secara kontinu. (b) Objektif, artinya ada
data yang didapat berdasarkan observasi nyata, bukan berdasarkan tafsiran pribadi
(c). Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan
balik untuk mengadakan umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses
pembelajaran di kelas.7
Dari beberapa pengertian diatas, supervisi secara sederhana bahwa supervisi
merupakan upaya kepala sekolah dalam pembinaan guru untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Ditinjau dari objek yang di supervisi, ada tiga
macam supervisi yaitu :
a. Supervisi Akademik Yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor
pada masalah masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada
dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam
proses pembelajaran. Inti dari penyelenggaraan pendidikan persekolahan
adalah proses pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas hanya dapat
dilaksanakan oleh guru yang berkualitas pula. Salah satu kegiatan penting
dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas guru adalah
supervisi kepada guru.
b. Supervisi Administrasi Yang menitik beratkan pengamatan supervisor
pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan
pelancar terlaksanannya pembelajaran.
c. Supervisi Lembaga. Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada
aspek-aspek yang berada di sentral madrasah. Jika supervisi akademik

7
Piet A Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), H.21
11

dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, maka supervisi lembaga


dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik madrasah atau kinerja
madrasah.8

Menurut Sergiovanni, ada tiga tujuan supervisi akademik, yaitu:


1. Supervisi akademik dilakukan untuk membantu guru mengembangkan
kemampuan profesionalnya dalam memahami kehidupan kelas,
mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan
kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
2. Supervisi akademik dilakukan untuk memonitor kegiatan proses belajar
mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui
kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar,
percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan
sebagian peserta didik.
3. Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru menerapkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas- tugas mengajar, mendorong
guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar
ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung
jawabnya.9
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville Supervisi akademik yang baik adalah
supervisi akademik yang mampu berfungsi mencapai multi tujuan tersebut di atas.
Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya memperhatikan salah
satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya. Hanya dengan

8
Dadang Suhardan, Supervisi Profesional, (Bandung : Alfabeta,2010) , H. 4724
9
Depdiknas. Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. (Direktorat Tenaga
Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas. 2008.).hlm 15.
12

merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi mengubah


perilaku mengajar guru. 10
Pada gilirannya nanti perubahan perilaku guru ke arah yang lebih
berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid yang lebih baik Bentuk
bantuan kepada guru dalam mengembangkan kompetensinya dapat berupa
mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru
(KKG/MGMP), dan secara bersamaan dapat memberikan bimbingan Penelitian
Tindakan Kelas. Dengan demikian ketiga tujuan di atas saling terikat dan utuh
serta menyatu dalam rangka mengubah perilaku guru

B. Fungsi Supervisi Pendidikan

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan


meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas, maka piet A.
Sahertian memberikan fungsi supervisi sebagai berikut:
a. Mengkoordinir semua usaha sekolah.
b. Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
c. Memperluas pengalaman guru-guru.
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
e. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.
f. Menganalisis situasi belajar-mengajar.
g. Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota staf
h. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.11

10
Depdiknas.ibid, hlm 10.
11
Piet A Sahertian, ibid, H.29
13

C. Peran Supervisi Pendidikan

Dilihat dari fungsi utama supervisi di tujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan kinerja secara efektif,
maka kemampuan guru perlu ditingkatkan. Peran supervisi menurut Ametembun
terdiri dari:
a. Research, Yaitu sebagai proses untuk mencari jalan keluar dari masalah
yang dihadapi.
b. Evaluation, yaitu penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang
diinginkan, seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan
dengan berbagai cara seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan
belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah, serta prosedur
lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
c. Improvement, yaitu perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru
baik secara perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan
berbagai perbaikan dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat
dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara membangkitkan kemauan,
memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk melakukan
percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang
baru.
d. Development, yaitu pengembangan merupakan salah satu usaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan
pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru tentang cara-cara baru dalam
melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini dapat dilakukan
denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi,
konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.12

12
Maryono,Ibid, H. 2330
14

Supervisi berfungsi membantu, memberi, mengajak. Dilihat dari fungsinya,


tampak dengan jelas peranan supervisi itu. Seorang sopervisor dapat berperan sebagai
a. Koordinator Sebagai koordinator ia dapat mengko-ordinasi program belajar
mengajar, tugas-tugas anggota sataf berbqagai kegiatan berbeda-beda
diantara guru-guru.
b. Konsultan Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan yaitu bersama
mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual
maupun kelompok.
c. Pemimpin Kelompok Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin
sejumlah staf guru dalam mengembangklan potensi kelompok pada saat
mengembangkan kurikulum, materi pembelajaran dan kebutuhan
professional guru-guru secara bersama.
d. Evaluator Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai
hasil dan proses belajar mengajar.13
Sehubungan peran supervisor dalam kegiatan supervisi, Ametembun
menyatakan terdapat 4 fungsi supervisor:
a. Supervisor sebagai Peneliti (researcher) yaitu meneliti bagaimana keadaan
situasi pendidikan yang sebenarnya. Keadaan situasi pendidikan dapat
diketahui dari kesimpulan hasil-hasil pengolahan yang diperoleh .
b. Supervisor sebagai penilai (evaluator) yaitu menilai bagaimana keadaan
suatu situasi pendidikan.
c. Supervisor sebagai pemerbaik (improver) yaitu mengadakan perbaikan
terhadap situasi .
d. Supervisor pengembang (developer) yaitu mengembangkan atau
meningkatkan situasi, agar keadaan yang sudah baik menjadi lebih baik.14

13
Piet A. Sahertian,Ibid, H. 25
14
N.A Ametembun, Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogram, (Bandung: Suri, 2007) Hlm.31
15

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu


para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif. Peran supervise Pendidikan ialah a. Sebagai kegiatan penelitian (research)
yaitu meneliti bagaimana keadaan situasi pendidikan yang sebenarnya. Keadaan
situasi pendidikan dapat diketahui dari kesimpulan hasil-hasil pengolahan yang
diperoleh. b. Sebagai kegiatan penilaian(evaluation) yaitu menilai bagaimana
keadaan suatu situasi pendidikan. c. Sebagai kegetiatan perbaikan (improvment) yaitu
mengadakan perbaikan terhadap situasi Pendidikan. d. Sebagai kegiatan
pengembangan (development) yaitu mengembangkan atau meningkatkan situasi agar
keadaan yang sudah baik menjadi lebih baik. Fungsi Supervisi Pendidikan
adalah untuk (a). menciptakan kondisi yang layak bagi pertumbuhan profesionalisme
guru. (b). melahirkan wadah kerjasama yang dapat mempertemukan kebutuhan
profesional guru. (c). membantu guru memperoleh arah diri. (d) merangsang
kreatifitas guru untuk memunculkan gagasan baru. (e). membangun kondisi yang
memungkinkan guru menunaikan pekerjaan secara professional.
16

DAFTAR PUSTAKA

Ametembun, N.A. Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogam. Bandung:


Suri, 2007.
Depdiknas. Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru.
Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas. 2008.

DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KERJA GURU, Supervisi Dan Penilaian


Kinerja Guru, 2019.
Purwanto, Ngalim Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010
Priansa, Donni Juni. Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Bandung : Alfabeta.
Sahertian, Piet A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan : Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Rineka Cipta, 2008
Suhardan Dadang, Supervisi Profesional. Bandung : Alfabeta , 2010.

Anda mungkin juga menyukai