Istilah negara maju dan negara berkembang bukanlah sebuah istilah baru, sehingga
perbedaan antara keduanya cukup jelas dengan berbagai penjelasan ahli. Namun konstelasi
geopolitik pasca perang dunia ke-II, terutama dengan berdirinya beberapa negara kawasan,
seperti Masyarakat Ekonomi Eropa, ASEAN, serta munculnya pasar bebar dunia, dan pasar
bebas kawasan, menggeser wacana tentang negara bangsa, sebagai motor penggerak
pembangunan lebih luas pada negara kawasan, dengan perwilayahan yang lebih luas, dan
lebih masif jumlah penghuninya. Wacana ini menjadi lebih gereget untuk dikupas tuntas.
1. Sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor industri dan jasa. Hasil industrinya
selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagian juga untuk komoditas
ekspor;
2. Sektor pertanian juga diusahakan walaupun merupakan kegiatan sampingan, namun
pengolahannya secara intensif dengan menggunakan alat-alat modern;
3. Sumber dayanya mempunyai kualitas sangat tinggi sehingga menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi;
4. Pendapatan per kapitanya tinggi (hampir semua negara maju pendapatan per
kapitanya rata-rata di atas US $ 9.000;
5. Pertumbuhan penduduknya sangat rendah, yaitu rata-rata kurang dari 1% per tahun;
6. Sebagian besar penduduknya tinggal di perkotaan;
7. Tingkat pendidikan tinggi, sehingga sudah tidak dijumpai adanya penduduk yang buta
huruf;
8. Tingkat kemiskinan rendah atau hampir tidak dijumpai penduduk yang miskin, karena
rata-rata penduduk memperoleh penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya;
9. Angka kelahiran dan kematian relatif rendah, sedangkan angka harapan hidup rata-
rata lebih dari 70 tahun.
Doeljoeni (1987) berpendapat bahwa negara berkembang memiliki ciri-ciri antara lain
sebagai berikut:
1. Mayoritas penduduk lebih dari 70% bermata pencaharian di sektor pertanian, kegiatan
industri yang dilakukan berlatar belakang agraris, terutama mengolah hasil pertanian,
perikanan dan kehutanan.
2. Pengolahan pertanian masih menggunakan cara-cara tradisional atau alat-alat yang
sudah ketinggalan zaman.
3. Tingkat kehidupan yang rendah. Kondisi ini berpengaruh terhadap tingkat kesehatan
yang rendah, tingkat kematian tinggi, usia harapan hidup rendah, dan kondisi
perumahan yang kurang layak.
4. Pendidikan formal dan non formal kurang memadai, fasilitas pendidikan yang
terbatas, sehingga tidak semua anak usia sekolah mendapatkan pelayanan pendidikan
dan banyaknya penduduk yang masih buta huruf.
5. Pertumbuhan penduduk tinggi.
6. Belum ada kesetaraan gender, status pria masih dianggap lebih tinggi dibanding
wanita, wanita masih dianggap penduduk kelas dua.
7. Angka beban ketergantungan masih tinggi.
8. Tingkat pengangguran masih tinggi, baik pengangguran terbuka maupun
pengangguran tertutup.
9. Ketergantungan terhadap negara-negara maju tinggi.
Todaro (1994) bahwa negara berkembang mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
Bank Dunia membuat sistem klasifikasi negara berkembang dan negara maju dengan
membagi 125 negara berpenduduk lebih dari satu juta orang (> 1.000.000 orang) ke dalam
empat katagori sesuai dengan tingkat pendapatan per kapita. klasifikasi itu adalah sebagai
berikut:
Development Policy and Analysis Division (DPAD) dari Department of Economic and
Social Affairs of the United Nations Secretariat (UN/DESA). Mengklasifikasikan negara di
dunia dalam tiga katagori:
Negara anggota UE antara lain: Negara pemrakarsa (Belgia, Jerman, Prancis, Italia,
Luksemburg, Belanda, tahun 1958), masuk tahun 1973, Denmark, Irlandia, Inggris Raya,
tahun 1981, Yunani, tahun 1986, Spanyol dan Portugal, tahun 1995, Austria, Finlandia,
Swedia, tahun 2004 masuk 10 negara yaitu Republik Ceko, Estonia, Siprus, Latvia,
Lithuania, Hongaria, Malta, Polandia, Slovenia, dan Slowakia, tahun 2007 bergabung
Rumania dan Bulgaria, dan terakhir tahun 2013 Kroasia. Menurut situs
resminya, https://europa.eu, Area Schengen adalah salah satu pencapaian terbesar UE. Ini
adalah area tanpa batas internal, area di mana warga Negara UE, banyak warga Negara non-
UE, pelaku bisnis dan wisatawan dapat dengan bebas bersirkulasi tanpa harus menjalani
pemeriksaan perbatasan. Sejak tahun 1985, Area Schengen secara berangsur-angsur tumbuh
dan mencakup hampir semua Negara-Negara Uni Eropa dan beberapa Negara non-UE yang
terkait. Schengen Area, adalah nama yang diberikan sebagai hasil dari “Perjanjian Schengen”
yang menandakan sebuah zona di mana 26 Negara Eropa yang berbeda, mengakui
penghapusan perbatasan internal mereka dengan Negara-Negara anggota yang lain, untuk
pergerakan orang, barang, jasa, dan modal yang bebas dan tidak terbatas. Juga kerja sama
memerangi kriminalitas dengan memperkuat sistem peradilan umum dan kerja sama
kepolisian. Pencapaian yang lain adalah UE adalah di gulirkan mata uang euro, sebagai alat
pembayaran digunakan oleh hampir 340 juta warga Uni Eropa, manfaat mata uang tunggal
semua orang:
1. orang tidak lagi perlu mengubah uang ketika bepergian atau melakukan bisnis di
kawasan euro, menghemat waktu dan biaya transaksi;
2. biayanya jauh lebih sedikit (atau tidak sama sekali) untuk melakukan pembayaran
lintas batas;
3. konsumen dan bisnis dapat membandingkan harga dengan lebih mudah, yang
mendorong bisnis mengenakan harga lebih tinggi untuk menurunkan harga.
2. ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN
Economic Community (AEC)
Pada situs reseminya: http://asean.org The Association of Southeast Asian Nations,
atau disingkat ASEAN didirikan pada tanggal pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok,
Tailand dengan ditandatanganinya deklarasi Bangkok (ASEAN Declarations) oleh para
pendiri ASEAN, yaitu atas nama Negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Tailand. Kemudian Brunai Darussalam bergabung 7 Januari 1984, Vietnam 28 Juli 1995,
serta Laos dan Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997, kemudian Kamboja tanggal 30 April
1999. Pada sidang petama ASEAN, pembicara pertama Narciso Ramos, perwakilan dari
Filipina dengan tegas mengatakan:
“Ekonomi yang terpecah-belah di Asia Tenggara,” katanya, “(dengan) masing-masing
Negara mengejar tujuannya sendiri yang terbatas dan membuang sumber dayanya yang
sedikit-sedikit dalam tumpang tindih atau bahkan upaya yang bertentangan dari Negara-
Negara saudara membawa benih-benih kelemahan dalam ketidakmampuan mereka untuk
tumbuh dan ketergantungan yang mengabdikan diri pada Negara-Negara industri maju.
ASEAN, oleh karena itu, dapat memobilisasi potensi yang masih belum terjamah di kawasan
kaya ini melalui aksi persatuan yang lebih substansial. ”
Tepat 10 tahun setelah MEE berdiri, Negara-Negara di Asia Tenggara membentuk ASEAN
sebagai sebuah persatuan Negara kawasan untuk menjalin kebersamaan dalam pembangunan.
Tujuan pendirian ASEAN antara lain:
Pada tahun 2015 resmi dibentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN
Economic Community (AEC), ini merupakan tonggak utama dalam agenda integrasi
ekonomi regional di ASEAN, menawarkan peluang dalam bentuk pasar yang besar sebesar
US $ 2,6 triliun dan lebih dari 622 juta orang. Pada tahun 2014, AEC secara kolektif adalah
masyarakat ekonomi terbesar ketiga di Asia dan ketujuh terbesar di dunia. Pada KTT
ASEAN Ke 27, tanggal 22 November 2015 berhasil dibaut sebuah blueprint MEA tahun
2008 hingga 2025. Blueprint MEA 2025 ditujukan untuk mencapai visi MEA pada 2025 yang
sangat terintegrasi dan kohesif; kompetitif, inovatif dan dinamis; dengan peningkatan
konektivitas dan kerja sama sektoral; dan komunitas yang lebih tangguh, inklusif, dan
berorientasi pada individu (orang-orang), yang terintegrasi dengan ekonomi global. Kawasan
Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) kini telah mapan. Negara Anggota ASEAN telah
membuat kemajuan signifikan dalam menurunkan tarif intra-regional melalui Skema The
Common Effective Preferential Tariff (CEPT) untuk AFTA. Lebih dari 99 persen produk
dalam Daftar Inklusi CEPT (IL) ASEAN-6, yang terdiri dari Brunei Darussalam, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand, telah diturunkan ke kisaran tarif 0-5 persen.
Negara-negara anggota bekerja menuju penghapusan total bea masuk impor pada semua
produk untuk mencapai tujuan akhir dari kawasan perdagangan bebas. Dewan AFTA telah
sepakat bahwa tanggal target untuk mencapai tujuan ini akan berada di tahun 2015 untuk
enam Negara Anggota ASEAN yang asli dan 2018 untuk Anggota baru. Langkah ini
diharapkan untuk menciptakan pasar yang terintegrasi di mana ada arus barang bebas di
kawasan ini. Penghapusan total bea impor akan mencapai dampak maksimum dalam
meningkatkan daya saing ekonomi wilayah ASEAN vis-à-vis seluruh dunia.
Sebagai bentuk kerja sama negara maju dan negara dunia ketiga (berkembang),
banyak pula digunakan model program seperti Marshal Plan. Seperti yang terjadi di
Indonesia, pembangunan yang dilaksanakan pemerintahan Soeharto sangat dipengaruhi oleh
Mazhab pembangunan yang menjadi tren ketika itu. Model pembangunan yang dipilih ketika
itu yaitu pembangunan dengan perspektif modernisasi. Model pembangunan yang diterapkan
pada pemerintahan Soeharto memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah Marshall Plan.
Dimana banyak Negara Dunia Ketiga, termasuk Indonesia menganut model pembangunan
yang diadopsi dari model pembangunan negara maju. Dari akhir perang hingga akhir tahun
1953, AS memberikan hibah dan kredit sebesar $ 5,9 miliar ke negara-negara Asia, terutama
China / Taiwan ($ 1,051 miliar), India ($ 255 juta), Indonesia ($ 215 juta), Jepang ($ 2,44)
miliar), Korea Selatan ($ 894 juta), Pakistan ($ 98 juta) dan Filipina ($ 803 juta). Selain itu, $
282 juta lainnya juga di datangkan ke Israel dan $ 196 juta ke seluruh Timur Tengah. Semua
bantuan ini terpisah dari Marshall Plan.
Selain dalam bentuk hutang modal, kerja sama negara berkembang dan negara maju
juga terjadi dalam bentuk perdagangan internasional, baik barang ataupun jasa. Negara
berkembang banyak mengimpor barang-barang primer seperti hasil pertanian dan
pertambangan, negara-negara maju memperdagangkan produk teknologi dan jasa ahli dan
konsultan pembangunan. Selain itu juga pertukaran sarana dan prasarana atau faktor
produksi; tenaga kerja, teknologi, dll. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja sama ekonomi
internasional adalah kerja sama ekonomi yang timbul karena perdagangan internasional,
pertukaran sarana dan prasarana produksi, dan hubungan hutang piutang yang dilakukan oleh
suatu negara dengan negara-negara lain, termasuk hubungan antar penduduk dari berbagai
negara.
Sumber: