Disusun Oleh
Kelompok 2:
Enjelita Simarmata
Sulistriani
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehingga
makalah ini dapat tersususun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan memberi sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah agar
lebih baik lagi.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 6
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 13
3.2 Saran............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan Untuk
itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses
pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru
mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan,
dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menyiratkan
bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki
syarat tertentu, salah satu di antaranya adalah kompetensi. Syarat kompetensi tersebut
ditinjau dari perspektif administratif, ditunjukkan dengan adanya sertifikat. Namun dalam
perspektif teknologi pendidikan kompetensi tersebut ditunjukkan secara fungsional, yaitu
kemampuannya mengelola kegiatan belajar dan pembelajaran.
Bertolak dari ketentuan perundangan (PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan), dapat dikatakan bahwa mutu pendidikan nasional dapat terwujud bila
ke delapan standar minimal, yaitu standar isi, standar proses, sandar kompetensi lulusan,
standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan dapat dipenuhi.
Mengingat bahwa hakekat teknologi pendidikan adalah proses untuk meningkatkan nilai
tambah dalam pendidikan, maka makalah ini akan lebih banyak menyoroti standar proses.
Peningkatan mutu pendidikan dalam era pembangunan yang bersifat global, harus
mempertimbangkan hasil kajian empirik di negara maju sebagai masukan dalam menentukan
mutu pendidikan, sebab kalau tidak, maka masyarakat dan bangsa Indonesia akan terpuruk
dalam percaturan global. Keberhasilan pembangunan suatu masyarakat, dilihat dari indikator
ekonomi, ditentukan oleh mutu sumber daya manusianya, bukan ditentukan oleh kekayaan
sumber alam.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.4 Mengetahui dan memahami mengenai Standar Proses dengan Standar lainnya
5
BAB II
PEMBAHASAN
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 Ayat 6). Dari pengertian ini
dapat digaris bawahi. Pertama, Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berarti standar ini berlaku di seluruh lembaga pendidikan di Indonesia. Kedua, standar
proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, yang berarti standar ini berisi
tentang bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Ketiga, standar proses
pendidikan diarahkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
6
2.2 Tahapan Standar Proses Pembelajaran
7
mengkomunikasikan hasilnya. Pada proses pembelajaran yang terkait dengan KD
yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi sedemikian rupa
sehingga siswa dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi yang
diberikan guru atau ahli, siswa menirukannya, selanjutnya guru melakukan
pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada siswa.
Di tiap kegiatan pembelajaran seharunya guru memperhatikan kompetensi
yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat
aturan, menghargai pendapat orang lain sebagaimana yang telah dicantumkan pada
silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Cara-cara yang dilakukan
berkaitan dengan proses pengumpulan data (informasi) diusahakan sedemikian rupa
sehingga relevan dengan jenis data yang sedang dieksplorasi, misalnya di
laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan lain-lain. Sebelum
menggunakan informasi atau data yang telah dikumpulkan dan diperoleh siswa mesti
tahu dan kemudian berlatih, lalu dilanjutkan dengan menerapkannya pada berbagai
situasi.
Berikut ini merupakan contoh penerapan dari kelima tahap kegiatan ini pada
proses pembelajaran
a. Melakukan observasi (melakukan pengamatan)
Dalam kegiatan melakukan pengamatan, guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan-
kegitan seperti: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru
memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek.
b. Bertanya
Pada saat siswa berada pada kegiatan melakukan pengamatan, guru
membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk mempertanyakan
mengenai apapun yang telah mereka lihat, mereka simak, atau mereka baca.
Penting bagi guru untuk memberikan bimbingan kepada siswa agar bisa
mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang dimaksud di sini berkaitan dengan
pertanyaan dari hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang
abstrak baik berupa fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.
Pertanyaan dapat pula yang bersifat faktual hingga pada pertanyaan yang bersifat
hipotetik.
8
Berawal situasi siswa diajak untuk berlatih menggunakan pertanyaan dari
guru diusahakan agar terus meningkat kualitas tahapan ini sehingga pada
akhirnya siswa mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan
bertanya ini akan dihasilkan sejumlah pertanyaan. Kegiatan bertanya
dimaksudkan juga agar siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahunya. Pada
prinsipnya, semakin terlatih siswa untuk bertanya maka rasa ingin tahu mereka
akan semakin berkembang.
Pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka ajukan akan dijadikan dasar
untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber-sumber
belajar yang telah ditentukan oleh guru hingga mencari informasi ke sumber-
sumber yang ditentukan oleh siswa sendiri, dari sumber yang tunggal sampai
sumber yang beragam.
c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan informasi
Adapun langkah selanjutnya yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan
bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari beragam sumber
dengan bermacam cara. Dalam hal ini siswa boleh membaca buku yang lebih
banyak, mengamati fenomena atau objek dengan lebih teliti, atau bisa juga
melaksanakan eksperimen. Berdasarkan kegiatan-kegiatan inilah pada akhirnya
akan dikumpulkan banyak informasi.
Informasi yang banyak ini selanjutnya akan dijadikan fondasi untuk
kegiatan berikutnya yakni memproses informasi sehingga pada akhirnya siswa
akan menemukan suatu keterkaitan antara satu informasi dengan informasi
lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil
berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan terakhir dalam kegiatan inti yaitu membuat tulisan atau bercerita
tentang apa-apa saja yang telah mereka temukan dalam kegiatan mencari
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di
kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa
tersebut.
9
3. Kegiatan Penutup pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Perlu diingat, bahwa KD-KD
diorganisasikan ke dalam 4 (empat) KI (Kompetensi Inti).
KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial.
KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar
KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan.
KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses
pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua mata
pelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi menggunakan proses
pembelajaran yang bersifat indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.
Secara umum standar proses pendidikan (SPP) memiliki fungsi sebagai pengendali
proses pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran yaitu:
SPP berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta program
yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.
10
3. Fungsi SPP Bagi Kepala Sekolah
Melalui pemahaman SPP, maka lembaga ini dapat melaksanakan fungsinya yaitu:
11
Pertama, SPP ditentukan oleh Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.
Kedua, efektivitas dan kelancaran SPP dapat dipengaruhi atau tergantung kepada
tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana.
Ketiga, efektivitas standar proses selanjutnya akan diukur oleh standar penilaian.
Keempat, keberhasilan pencapaian standar minimal pendidikansangat bergantung
pada pembiayaan dan pengelolaan yang dilakukan pada setiap jenjang atau satuan
pendidikan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertama, SPP ditentukan oleh Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.
Kedua, efektivitas dan kelancaran SPP dapat dipengaruhi atau tergantung kepada
tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana.
Ketiga, efektivitas standar proses selanjutnya akan diukur oleh standar penilaian.
Keempat, keberhasilan pencapaian standar minimal pendidikansangat bergantung
pada pembiayaan dan pengelolaan yang dilakukan pada setiap jenjang atau satuan
pendidikan.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah).
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
14