Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DAN PERILAKU BIAYA

OLEH :

Nama : Mar’atundiniyah

NIM : 202002145

Kelas : Manajemen D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

SEKOLAH TINGGI EKONOMI WIRA BHAKTI MAKASSAR 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang yang telah memberikan kemudahan dan petunjuk dalam penyusunan makalah ini.
Atas karunia-Nya penulis tak henti-hentinya mengucap syukur atas terselesaikannya makalah
ini yang berjudul “Konsep dan Perilaku Biaya”
Tidak sedikit yang penulis hadapi dalam mengerjakan makalah ini, namun berkat
dorongan dari hati kecil, dan kemauan yang kuat dengan bantuan dari berbagai pihak, dan
atas Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Bersama ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya tugas ini. Suatu kebanggaan bagi penulis manakala
makalah ini mampu memberikan manfaat yang signifikan, baik untuk penulis maupun
pembaca.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempuna, untuk itu penulis
berharap kepada pembaca supaya memberikan kritik dan sarannya guna membangun
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 19 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................... 1


Kata Pengantar .................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4

A. Latar Belakang................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 5
A. Pengertian Biaya dan Beban............................................................................... 5
B. Klasifikasi Biaya................................................................................................. 6
C. Pengelompokkan Biaya...................................................................................... 9
D. Berdasarkan Periode Akuntansi.......................................................................... 12
E. Berdasarkan Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan Fungsional....................... 14
BAB III PENUTUP.......................................................................... 15

A. Kesimpulan...................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi manajemen selama ini mengalami perubahan dan penyesuaian
terussesuai dengan perubahan yang terjadi pada perusahaan manufaktur dan jasa.
Adanya perubahan-perubahan tersebut maka diperlukan penyesuaian. Salah satu
penyesuaianyang signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas.
Maka dari itu makalah ini akan banyak membahas mengenai perilaku biayaa, contohnya
seperti konsep dan klasifikasi berdasarkan perilaku, metode pemisahan biaya campuran,
dan lain sebagainya yang harapannya dapat memberikan manfaat untuk mengetahui teori
kemudian dapat mengimplementasikannya baik diperusahaan manufaktur dan jasa.
Pembahasan mengenai perilaku biaya umumnya dihubungkan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan suatu biaya. Terdapat tiga faktor penting yang
mempengaruhi perilaku biaya. Setiap faktor saling berkaitan antara faktor yang satu
dengan yang lainnya. Salah satu ketiga faktor tersebut adalah Pengaruh perubahan
volume kegiatan terhadap biaya, yang mana faktor tersebut didasari atas pengaruh
perubahan volume terhadap biaya yang terdiri dari biaya tetap, biaya variabel, dan biaya
semivariabel.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang dalam Makalah “Konsep dan Perilaku Biaya” di atas
penulis dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

a. Apa yang dimaksud dengan Biaya dan Beban ?


b. Bagaimana Klasifikasi Perilaku Biaya ?
c. Apa-apa saja Pengelompokkan Biaya itu ?
d. Apa itu Periode Akuntansi ?
e. Menjelaskan Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan Fungsional ?
f.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya dan Beban


Biaya (cost) dan beban (expense) merupakan istilah yang sering digunakan dalam
arti yang sama, tetapi berdasarkan teori kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda.
Menurut Firdaus dan Wasilah (2009), pengertian biaya (cost) dan beban (expense) adalah
sebagai berikut: “Biaya (cost) adalah pengeluaranpengeluaran atau nilai pengorbanan
untuk memperoleh barang dan jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau
mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan. Sedangkan Beban
(expense) adalah biaya yang telah memberikan suatu manfaat dan termasuk pula
penurunan dalam aset atau kenaikan dalam kewajiban sehubungan dengan penyerahan
barang dan jasa dalam rangka memperoleh pendapatan”
Bustami dan Nurlela (2010), “Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomi
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu. Beban (expense) adalah biaya yang telah memberikan manfaat
dan sekarang telah habis”
Supriyono (2011) mengemukakan bahwa “Biaya dalam arti cost (harga pokok)
adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan
jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah
terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi).
Sedangkan Expense (beban) adalah biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi dalam
rangka memperoleh pendapatan (revenues) dalam suatu periode akuntansi tertentu.”
Dari definisi biaya tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah
pengeluaran yang digunakan sebagai pengorbanan ekonomi untuk 10 Akuntansi
Manajemen menghasilkan suatu barang atau jasa sedangkan beban adalah pengeluaran
yang digunakan untuk membantu dalam proses perolehan barang atau jasa yang
berpengauh pada pendapatan.
B. Klasifikai Biaya
Klasifikasi biaya berguna untuk menginformasikan dan menyajikan biaya bagi
manajemen untuk keperluan pengambilan keputusan.

1. Berdasarkan Objek Biaya


Objek biaya (cost object) merupakan suatu dasar yang digunakan untuk
melakukan perhitungan biaya. Perusahaan dapat memiliki banyak hal yang dapat
dijadikan sebagai dasar objek biaya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dijadikan
sebagai objek biaya untuk perusahaan.
 Produk
 Proyek
 Departemen
 Jasa
 Pelanggan
 Aktivitas
Objek biaya yang paling umum digunakan oleh perusahaan adalah produk, departemen,
dan aktivitas.
1. Berdasarkan Produk
Kegiatan manufaktur atau produksi adalah proses mengubah bahan baku menjadi barang
jadi dengan menggunakan tenaga kerja dan fasilitas pabrik. Biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam kegiatan manufaktur disebut dengan biaya produksi (production
cost atau manufacturing cost). Pengklasifikasian biaya produksi menjadi tiga elemen,
yaitu: biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik.
- Bahan Baku Langsung (Direct Material)
Biaya bahan baku langsung (direct material costs) merupakan biaya perolehan dari
seluruh bahan baku langsung yang menjadi bagian utama dari sebuah barang jadi, Bahan
baku langsung adalah bahan baku yang dapat ditelusuri secara mudah dan ekonomis ke
objek biaya, misalnya ke barang jadi.
Selain bahan baku langsung terdapat juga bahan baku tidak langsung (indirect materials)
yaitu semua bahan baku yang tidak dapat ditelusuri secara langsung dengan mudah dan
ekonomis ke objek biaya, misalnya barang jadi atau produk. Contoh dari biaya bahan
baku tidak langsung dalam pembuatan meja dan kursi adalah biaya perolehan lem atau
paku karena tidak mudah untuk menelusuri jumlah pemakaian lem atau paku dalam
setiap meja dan kursi yang diproduksi. Biaya bahan baku tidak langsung dikelompokkan
ke dalam biaya overhead pabrik (factory overhead cost) atau biaya produksi tidak
langsung (indirect manufacturing cost).
- Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) adalah gaji atau upah yang dibayarkan
untuk semua tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang jadi. Contoh tenaga kerja langsung adalah pekerja-pekerja yang
bertugas sebagai operator-operator mesin di pabrik atau yang bertugas di bagian
pemotongan kayu dalam pembuatan meja dan kursi.
Selain biaya tenaga kerja langsung terdapat pula biaya tenaga kerja tidak langsung
(indirect labour) yang merupakan gaji atau upah yang dibayarkan untuk semua tenaga
kerja yang tidak terlibat secara langsung dalam memproduksi barang jadi. Biaya tenaga
kerja tidak langsung ini sulit dan tidak ekonomis untuk ditelusuri ke barang jadi yang
dihasilkan. Termasuk dalam biaya tenaga kerja tidak langsung adalah gaji atau upah
untuk penjaga malam pabrik, penyelia pabrik, karyawan administrasi pabrik dan
karyawan bagian pemeliharaan pabrik.
- Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah semua biaya untuk memproduksi suatu
produk selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Istilah lain
untuk biaya ini adalah biaya produksi tidak langsung (indirect manufacturing cost,
manufacturing expense, factory burden atau manufacturing overhead).
Biaya overhead pabrik yang terdiri atas berbagai elemen-elemen biaya yang tidak dapat
dibebankan secara langsung kepada satuan-satuan, pekerjaan pekerjaan atau produk-
produk tertentu. Dengan demikian biaya-biaya tidak langsung ini dihimpun dan
dialokasikan kepada pekerjaan atau produk yang dihasilkan melalui kelompok biaya
yang disebut biaya overhead pabrik. Secara umum, biaya overhead pabrik dapat
dikelompokkan menjadi tiga unsur yaitu:
1. Bahan baku tidak langsung.
2. Tenaga kerja tidak langsung.
3. Biaya produksi tidak langsung lainnya seperti biaya asuransi untuk peralatan pabrik,
biaya penyusutan peralatan pabrik, biaya pemeliharaan mesin-mesin pabrik, biaya utilitas
pabrik, dan biaya lain-lain mudah ditelusuri ke objek biaya.
Pengklasifikasian biaya berdasarkan produk diperlukan untuk tujuan penentua
harga pokok produk, penetapan harga, pengukuran laba yang akurat serta untuk tujuan
pengendalian biaya.
2. Berdasarkan Departemen
Dasar pengklasifikasian biaya berdasarkan departemen mengelompokan biaya-
biaya menurut departemen-departemen atau unit-unit organisasi yang lebih kecil dari
suatu pabrik tempat terjadinya biaya-biaya tersebut terjadi. Pengelompokan biaya
berdasarkan departemen dapat membantu manajemen dalam menentukan harga pokok
produk yang lebih tepat sehingga pengukuran laba menjadi lebih akurat. Pengelompokan
biaya berdasarkan departemen juga bermanfaat untuk pengendalian biaya produksi,
terutama untuk biaya overhead pabrik.
Dalam perusahaan manufaktur terdapat dua jenis departemen atau bagian, yaitu:
a. Departemen produksi merupakan unit dalam perusahaan yang memproduksi barang
dan jasa. Biaya yang terjadi dalam departemen ini seluruhnya dibebankan secara
langsung kepada barang dan jasa yang diproduksi.
b. Departemen pendukung merupakan suatu unit dalam perusahaan yang secara tidak
langsung terlibat dalam kegiatan produksi. Departemen ini memberikan layanan kepada
departemen-departemen lain dalam perusahaan, baik departemen produksi maupun
departemen pendukung lainnya. Contoh dari departemen pendukung adalah departemen
pemeliharaan mesin, utilitas, dan perencanaan. Semua biaya yang terjadi dalam
departemen ini dikelompokkan sebagai biaya overhead pabrik. Sehubungan dengan
pembebanan biaya overhead ke departemen-departemen produksi tersebut di atas kita
dapat mengelompokkan biaya-biaya atas beban departemen langsung (direct
departmental charges) dan beban departemen tidak langsung (indirect departmental
charges).
Biaya departemen langsung adalah biaya-biaya yang terjadi atau berasal dari
suatu departemen dan langsung dapat dibebankan pada masing-masing departemen, baik
departemen produksi maupun departemen pendukung. Biaya departemen tidak langsung
adalah biaya-biaya yang terjadi yang manfaatnya diterima oleh lebih dari satu
departemen di perusahaan, sehingga biaya tersebut tidak dapat dibebankan secara
langsung ke setiap departemen, tetapi dialokasikan dengan menggunakan basis tertentu.
Contoh dari biaya departemen tidak langsung adalah sewa gedung, penyusutan gedung,
dan listrik. Biaya departemen tidak langsung ini dalam istilah yang lain disebut biaya
bersama (common cost).
C. Pengelompokkan Biaya
 Diffrent Cost for Different Purpose (Biaya berbeda untuk tujuan berbeda)
Untuk memudahkan dalam penyajian informasi biaya yang dibutuhkan
manajemen agar dapat mengelola perusahaan secara efektif, maka dalam mencatat dan
menggolongkan biaya haruslah selalu diperhatikan untuk tujuan apa manajemen
memerlukan informasi biaya tersebut. Maka sebaiknya selalu diterapkan konsep
“different cost for different purpose” yaitu, untuk tujuan yang berbeda kita harus
menggunakan konsep biaya yang berbeda pula. Tidak ada satu konsep biaya yang dapat
digunakan untuk semua tujuan. Maka dari itu, dalam akuntansi biaya dikenal berbagai
macam klasifikasi atau penggolongan biaya.
Biaya di kelompokkan berdasarkan tujuannya. Tujuan biaya dibagi menjadi 3
bagian besar, yaitu berdasarkan perilaku, Traceability (daya ketelusuran), Fungsi
Organisasi.
1. Perilaku Biaya
Biaya-biaya berdasarkan perilakunya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan
atau volume produksi dapat dikategorikan dalam tiga jenis biaya, yaitu: biaya variabel
(variable cost), biaya tetap (fixed cost), dan biaya semi variabel (semi-variable cost),
Untuk memudahkan manajemen dalam menyusun perencanaan atau anggaran dan
mengendalikan biaya dengan baik, maka biaya semivariabel harus dibagi lagi menjadi
komponen biaya variabel dan komponen tetap, kemudian digabungkan kepada biaya
variabel atau biaya tetap.
 Biaya Tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumah totalnya tetap (tidak berubah)
meskipun volume produksi perusahaan berubah. Biaya yang secara total akan tetap
konstan terhadap perubahan kuantitas dalam batas relevan tertentu.
Ilustrasi: Perusahaan Sweater ANITA setiap bulan secara rutin memproduksi Sweater
sebanyak 4.000 unit. Biaya yang dikeluarkan perbulan adalah: Biaya gaji karyawan
kantor Rp. 6.000.000,00 Biaya gaji karyawan bagian produksi Rp. 10.000.000,00 Biaya
bahan baku Rp. 80.000.000,00 Biaya Listrik Rp. 4.000.000,00.
Dari ilustrasi di atas yang disebuat biaya tetap adalah biaya gaji karyawan kantor karena
tidak dipegaruhi besarnya produksi Sweater meskipun perusahaan membuat Sweater
lebih sedikit maupun lebih banyak tiap bulan perusahaan ANITA akan mengeluarkan
gaji karyawan kantor sebesar Rp. 6.000.000,00.
Grafik :

 Biaya Variabel (variable cost) adalah Biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan
perubahan kuantitas dalam batas relevan tertentu / sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
Ilustrasi: Perusahaan Sweater ANITA setiap bulan secara rutin memproduksi Sweater
sebanyak 4.000 unit. Biaya yang dikeluarkan perbulan adalah: Biaya gaji karyawan
kantor Rp. 6.000.000,00 Biaya gaji karyawan produksi Rp. 10.000.000,00 (upah
dibayarkan sesuai dengan jumlah kaos yang dihasilkan atau per unit) Biaya bahan baku
Rp. 80.000.000,00 Biaya Listrik Rp. 4.000.000,00.
Dari ilustrasi diatas yang disebut biaya variabel adalah biaya gaji karyawan produksi dan
biaya bahan baku. Upah gaji karyawan bagian produksi (dibayar berdasarkan unit yang
dihasilkan oleh karyawan bagian produksi) sehingga diperoleh sebesar Rp.
10.000.000,00/4.000 unit = Rp. 2.500,00/ unit.
Grafik :

 Biaya Semi Variabel (semi variable cost) adalah Biaya yang jumlahnya berubah
secara tidak proporsional yang mempunyai hubungan dengan perubahan kuantitas barang
yang diproduksi. Pada biaya ini harus ada unsur biaya tetap dan biaya variabel.
Ilustrasi : Pada Ilustrasi sebelumnya pada perusahaan Sweater ANITA, maka yang
termasuk biaya semivariabel adalah biaya listrik, dimana biaya listrik ada tarif
tetap/dasar dari PLN dan sisanya biaya variabel, dimana listrik pabrik tergantung
pemakaian sesuai banyak sedikitnya volume listrik yang digunakan untuk proses
produksi.
Grafik :

Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya maka biaya
semi variabel harus dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variable.
2. Traceability (Daya Ketelusuran)
 Biaya Langsung (direct cost), Merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-
satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk,
biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
 Biaya Tidak Langsung (indirect cost), Merupakan biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak
langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. contohnya: biaya bahan penolong, biaya
gaji mandor.
Akurasi Penetapan Biaya
- Biaya Langsung (Direct Cost), terdiri menjadi :
 Direct Tracing : Proses identifikasi dan penetapan biaya yang berhubungan dengan
objek biaya.
 Driver Tracing : Menggunakan driver atau pemicu untuk menetapkan biaya ke objek
biaya. Sedangkan,
- Biaya Tidak Langsung (Inderect Cost), membutuhkan :
 Allocation : Biaya tidak bisa ditetapkan ke objek biaya dengan menggunakan direct
ata driver tracing.
3. Fungsi Organisasi
 Biaya Produksi ( Product Cost), Merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap untuk dijual.
Biaya produksi terdiri dari tiga unsur biaya yaitu biaya bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung dan biaya pabrik tidak langsung (biaya overhead pabrik).
1) Direct material (biaya bahan baku langsung) merupakan biaya yang membentuk
sebagian besar bahan baku untuk menjadi produk setengah jadi atau barang jadi. Contoh
produksi mebel bahan baku nya adalah kayu, peoduksi baju bahan bakunya kain
2) Direct labor (tenaga kerja langsung) merupakan upah yang dibayar oleh perusahaan
kepada tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan aktivitas produksi. Contoh tenaga
kerja langsung untuk produksi mebel adalah tukang kayu, tukang amplas, tukang cat,
tukang gergaji dan tenaga kerja langsung lainnya yang bekerja memproses kayu menjadi
mebel.
3) Factory overhead (biaya overhead pabrik) merupakan biaya yang tidak termasuk
direct material dan direct labor atau biaya pabrik tidak langsung. Misalnya, bahan
penolong, upah tak langsung (pengawas, satpam pabrik dll), beban reparasi,
pemeliharaan mesin dan gedung pabrik, beban penyusutan mesin dan gedung pabrik, dan
sebagainya.
 Biaya Nonproduksi (Period Cost), adalah biaya yang tidak berhubungan dengan
proses produksi. Biaya non produksi meliputi:
1) Biaya administrasi dan umum (administration and general cost), yaitu biaya-biaya
yang terjadi dan berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum untuk kegiatan
perusahaan secara keseluruhan, contoh biaya gaji bagian akuntansi, biaya gaji personalia,
biaya listrik, biaya transportasi dll.
2) Biaya pemasaran (marketing cost) yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya gaji bagian
pemasaran (SPG) dan lain-lain .

D. Berdasarkan Periode Akuntansi


Berdasarkan periode akuntansi biaya-biaya dibedakan berdasarkan waktu atau
kapan biaya-biaya tersebut dibebankan terhadap pendapatan. Cara mengklasifikasikan
biaya seperti ini bermanfaat bagi manajemen dalam menandingkan beban-beban dengan
pendapatan secara layak dalam menyusun laporan keuangan. Sehubungan dengan
periode akuntansi terdapat dua kategori kelompok biaya.
1. Biaya Produk (Produc Cost) Dalam perusahaan manufaktur, biaya produk
sama dengan biaya produksi yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Pada saat terjadinya, biaya produk dicatat dan
dialokasikan sebagai persediaan dan dilaporkan dalam laporan posisi keuangan. Setelah
persediaan terjual maka biaya dari persediaan akan menjadi "beban pokok penjualan"
yang nantinya akan dikurangkan dari penjualan pada laporan laba rugi. Biaya produk
adalah biaya langsung yang terlibat dalam memproduksi suatu produk. Sebuah produsen,
misalnya, akan memiliki biaya produk yang meliputi:
 Tenaga kerja langsung
 Bahan baku
 Persediaan manufaktur
 Overhead yang terkait langsung dengan fasilitas produksi seperti listrik untuk
pengecer, biaya produk akan mencakup persediaan yang dibeli dari pemasok dan
biaya lain yang terlibat dalam membawa barang mereka ke pasar.
Singkatnya, setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses memperoleh atau membuat
suatu produk dianggap sebagai biaya produk. Biaya produk sering diperlakukan sebagai
persediaan dan disebut sebagai "biaya persediaan" karena biaya ini digunakan untuk
menilai persediaan. Ketika produk dijual, biaya produk menjadi bagian dari harga pokok
penjualan seperti yang ditunjukkan dalam laporan laba rugi.
2. Biaya periode (Period Cost), adalah Semua biaya yang tidak termasuk dalam
biaya produk. Biaya periode tidak secara langsung terkait dengan proses produksi. Biaya
overhead atau penjualan, umum, dan administrasi (SG&A) dianggap sebagai biaya
periode. SG&A mencakup biaya kantor perusahaan, penjualan, pemasaran, dan
administrasi keseluruhan bisnis perusahaan. Biaya periode tidak dibebankan pada satu
produk tertentu atau biaya persediaan seperti biaya produk. Oleh karena itu, biaya
periode dicatat sebagai beban dalam periode akuntansi di mana biaya tersebut terjadi.
Contoh lain dari biaya periode termasuk biaya pemasaran, sewa (tidak terkait langsung
dengan fasilitas produksi), penyusutan kantor, dan tenaga kerja tidak langsung. Juga,
beban bunga atas hutang perusahaan akan diklasifikasikan sebagai biaya periode.
Biaya-biaya periode adalah biaya-biaya yang terjadi yang tidak ada hubungannya dengan
kegiatan memproduksi barang dan jasa tetapi berhubungan dengan periode waktu atau
periode akuntansi. Biaya periode bermanfaat untuk memperoleh pendapatan dalam
beberapa periode akuntansi tetapi ada juga yang memberi manfaat hanya untuk periode
akuntansi yang berjalan. Contoh biaya periode dalam perusahaan adalah beban penjualan
dan beban administrasi. Jika biaya periode memberikan manfaat hanya untuk satu
periode akuntansi, maka biaya ini diklasifikasikan sebagai pengeluaran pendapatan
(revenue expenditure) dan dicatat sebagai beban dalam laporan laba rugi. Contoh
pengeluaran pendapatan pada perusahaan manufaktur adalah biaya pemeliharaan mesin
dan peralatan pabrik yang tidak menambah masa manfaat tetapi hanya membuat mesin
dan peralatan tersebut dapat beroperasi seperti yang diharapkan.
Biaya periode yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi disebut
sebagai pengeluaran modal (capital expenditure). Biaya ini pada awalnya dicatat sebagai
aset dan apabila manfaat dari pengeluaran tersebut telah diperoleh maka akan berubah
menjadi beban yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi. Contoh pengeluaran modal
untuk perusahaan manufaktur adalah pengeluaran untuk pembelian gedung. Pada
awalnya gedung akan dicatat sebagai gedung (aset tetap) dan dilaporkan pada laporan
posisi keuangan. Secara bertahap harga perolehan dari gedung akan disusutkan dan
menjadi beban penyusutan gedung yang akan dilaporkan pada laporan laba rugi.

E. Berdasarkan Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan Fungsional.


Pengklasifikasian biaya menurut jenis dari fungsional bertujuan untuk membantu
manajemen dalam melakukan perencanaan dan pengendalian biaya pada fungsi-fungsi
yang ada dalam suatu organisasi perusahaan. Anggaran operasi disusun untuk setiap
fungsi. Selanjutnya anggaran tersebut akan dibandingkan dengan biaya yang
sesungguhnya terjadi pada setiap fungsi. Perbedaan antara biaya yang dianggarkan dan
biaya yang sesungguhnya terjadi akan dianalisis oleh manajemen untuk kemudian
diambil tindakan-tindakan perbaikan untuk mengatasi perbedaan yang tidak wajar
Kegiatan ini dinamakan dengan pengendalian.
Berdasarkan pada jenis kegiatan fungsional maka biaya dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
1. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk menghasilkan produk hingga
siap untuk dijual.
2. Beban penjualan adalah segala pengeluaran untuk menjual suatu produk atau jasa.
Beban umum/administrasi adalah segala pengeluaran selain untuk memproduksi atau
menjual barang dan jasa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertama, berdasarkan perilakunya, dilihat dari hubungan antara total biaya
dengan faktor pemicu biaya (cost driver), biaya secara mendasar dapat dikelompokkan
sebagai biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Fixed cost
menunjukkan karakteristik berupa total biaya yang tetap dalam rentang yang relevan
sementara cost perunitnya akan berubah secara proporsional terhadap cost driver-nya.
Variable cost menunjukkan karakteristik yang sebaliknya, dimana total biayanya akan
berubah secara proporsional terhadap cost driver-nya sementara cost perunitnya konstan.
Kedua, dalam melakukan analisis biaya, pemahaman atas karakteristik biaya
tersebut dalam kaitannya dengan jumlah total biayanya sangat menentukan untuk
memilah apakah tersebut menunjukkan karakteristik sebagai fixed cost atau variable
cost. Untuk dapat dianalasis perilakunya, seluruh biaya harus terlebih dahulu ditetapkan
apakah bersifat tetap atau variabel.
Ketiga, pengidentifikasian dan pengelompokan biaya berdasarkan perilakunya
menjadi titik kritis dalam aktivitas analisis perilaku biaya. Pengidentifikasian dan
pengelompokan biaya berdasarkan perilakunya membutuhkan pemahaman yang
mendalam terhadap karakteristik setiap item biaya dan pada akhirnya memerlukan
judgement akhir dari manajemen yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

http://pics.unipma.ac.id/content/pengumuman/03102_04_03_2019_01_17_07Buku
%20Akuntansi%20Manajemen.pdf
http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/10/konsep-biaya-dan-cara-
penggolongan-biaya.html
Ahmad, Firdaus dan Wasilah Abdullah. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Blocher, Chen, Lin. 2000. Cost Management, Buku kesatu, Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai