Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG MEMAHAMI KARAKTER AUD DALAM

PEMBELAJARAN LITERASI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH : PEMBELAJARAN LITERASI

DOSEN PEMBIMBING : KARMILA P LAMADANG, SH.,M.PD

OLEH KELOMPOK 3 :

1. ERMA ABDUL SALIM (19075070)


2. HABIA L MUDAR ( 19075066)
3. MEICE I HAMID (19075077)
4. NURMILA S. SILA (19075072)

KELAS C / SEMESTER V

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

      Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dengan judul “Memahami
karakter aud dalam pembelajaran literasi” Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata
kuliah pembelajaran literasi.
      Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, hal itu
disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang penyusun miliki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan penyusunan
selanjutnya.
      Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.

Banggai ,25 Oktober 2021

                       Kelompok 3   
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................             

DAFTAR ISI.............................................................................................               

BAB I  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang...................................................................................               

B.     Rumusan Masalah.............................................................................               

BAB II  PEMBAHASAN

A.    Pengertian Karakter Menurut Para Ahli................................................              

B.     Manfaat Dan Tujuan Dari Memahami Karakter Aud………..................              

C.     Dampak Karakter Anak Usia Dini.......................................................              

D. Contoh Memahami Karakter AUD………………………………………        

BAB III  PENUTUP

A.    Simpulan.............................................................................................          

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak terlahir dengan memiliki karakter yang berbeda-beda. Dalam bahasa Yunani dan
Latin, karakter berasal dari kata Charassein yang artinya mengukir corak yang tepat dan tidak
terhapuskan. Heru Prasoko mengartikan karakter. Hingga sekarang, kata itu dinamakan letter
karakter. Penggunaan kata karakter dalam menanamkan sifat dan jenis perwujudan berikut:
rumah ini mempunyai karakter Batak; corak warna dan gambaran itu berkarakter Jepang,
Belanda, Jawa dan sebagainya: tingkahlaku orang itu berkarakter luhur, kasar suka berkorban,
bengis dan sebagainya.
Karakter yang dapat dibentuk pada anak usia dini biasanya meliputi kesopanan, kasih
sayang, bersahabat, kedisiplinan, dan kemandirian. Pada lembaga PAUD yang mendidik anak
antara 0-6 tahun. Dimana masa tersebut bisa dikatakan masa emas. Masa yang menentukan
bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Maka dari itu, sebaiknya orang tua dan
masyarakat pada umumnya harus tahu mengenai pentingnya masa tersebut untuk anak
mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang menjadi
fokus adalah “Bagaimana Peran Guru dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karakter Menurut Para Ahli

Pengertian Karakter Dalam bahasa Yunani dan Latin, karakter berasal dari kata
Charassein yang artinya mengukir corak yang tepat dan tidak terhapuskan.

1. Dalam pandangan bapak pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara, karakter merupakan


bagian dalam ilmu jiwa. Adapun dasar dari karakter, yaitu bersatu dengan kodrat
seseorang dan sangat dipengaruhi oleh keturunan. Baik dan buruknya watak seseorang
menurutnya tergantung dari kualitas kebatinan, yaitu jiwa dan pengaruh objek (di luar
jiwa).

2. Sementara itu, Winnie, memahami bahwa istilah karakter mempunyai dua pengertian,
yaitu pertama, menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang
berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku
mulia, kedua istilah karakter erat kaitannya dengan personality. Dengan kata lain, seorang
baru bisa disebut orang yang berkarakter ( a person of character) apabila tingkah lakunya
sesuai kaidah moral.

3. Menurut Ratna Megawangi ,“sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat
mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.”

4. Menurut Fakri Gafar, karakter adalah suatu proses transformasi nilai-nilai kehidupan
untuk ditumbuh-kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam
perilaku kehidupan orang itu. Definisi ini mengandung pengertian bahwa dalam
pendidikan karakter paling tidak mencakup transformasi nilai-nilai kebajikan, yang
kemudian ditumbuh kembangkan dalam diri seseorang (peserta didik), dan akhirnya akan
menjadi sebuah kepribadian, tabiat, maupun kebiasaan dalam bertingkah laku.

5. Sedangkan Scerenko karakter dapat difahami atau dimaknai sebagai upaya yang
sungguh-sungguh dengan cara mana cirri kepribadian positif dikembangkan, didorong,
dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian (sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir
besar), sertapraktik emulsi (usaha maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apaapa yang
diamati dan yang dipelajari).

6. Menurut Mulianah Khaironi, pendidikan karakter pada anak usia dini merupakan upaya
penanaman perilaku terpuji pada anak, baik perilaku dalam beribadah, perilaku sebagai
warga negara yang baik, perilaku berinteraksi dengan orang lain dan lingkunga, dan
perilaku terpuji yang bermanfaat untuk kesuksesan hidupnya. Pendidikan karakter
dilaksanakan pada setiap lingkungan di mana anak berada. Lingkungan keluarga adalah
lingkungan pertama yang ditemukan anak. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk
menanamkan sikap-sikap yang baik pada anak. Orang tua tidak semestinya menyerahkan
pendidikan karakter anak kepada guru. Orang tua dan guru adalah model yang akan ditiru
dan diteladani oleh anak, baik ucapan maupun perbuatannya. Penanaman karakter pada
anak dapat dilakukan melalui nasihat, pembiasaan, keteladanan, dan penguatan.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu
upaya yang digunakan untuk membentuk karakter dari seorang anak. Pendidikan karakter
menanamkan nilai-nilai yang baik dan menerapkan sikap-sikap yang baik untuk anak.
Pendidikan karakter tidak hanya ditemukan di sekolah. Akan tetapi di rumah anak seharusnya
lebih sering menanamkan pendidikan karakternya. Lingkungan dari tempat tinggal anakakan
mempengaruhi anak dalam berkata dan bersikap. Lingkungan juga akan mempengaruhi
karaktkter dari seorang anak.

B. Manfaat Dan Tujuan Dari Memahami Karakter AUD Dalam Pembelajaran


Literasi

a. Manfaat

Penting bagi Guru Pintar untuk dapat mengenali dan memahami karakteristik peserta didik.
Salah satu manfaat ketika Guru mengenali dan memahami karakter siswa adalah proses belajar
mengajar yang berlangsung dengan lebih baik. Lantas bagaimana strategi yang dapat diterapkan untuk
mengenali dan memahami karakter siswa?

1. Kenali Temperamen Siswa

Pada dasarnya, bagaimana siswa memahami materi pelajaran dan mengerjakan tugas-
tugasnya terkait erat dengan temperamen siswa itu sendiri. Bahkan eksplorasi cara-cara baru
dalam menuntaskan tugasnya juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik siswa.

Ada sebagian siswa yang tampak antusias dan mudah beradaptasi dengan lingkungan
baru. Ada pula karakter siswa yang cenderung berhati-hati saat beradaptasi dengan lingkungan
baru, namun semakin santai seiring waktu. Dan, ada karakter siswa yang lambat beradaptasi serta
rentan menampilkan ledakan emosi.

Bagaimana siswa belajar dan mengerjakan tugasnya biasanya dipengaruhi oleh


karakteristik peserta didik, termasuk dari caranya berinteraksi dengan lingkungan. Perlu diketahui,
pengertian karakter siswa juga mencakup latar belakang dan pengalaman yang berpengaruh pada
efektivitas proses belajar.

2. Amati Siswa selama Proses Belajar

Sebagai individu, karakter siswa tampak dari caranya berkomunikasi – baik verbal maupun
non-verbal. Bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-temannya juga bisa memberi petunjuk
tentang karakteristiknya. Lebih dari itu, pola interaksi yang sama boleh jadi terulang pada saat siswa
harus bekerja dan mengerjakan tugasnya dalam kelompok.
Apa lagi karakteristik siswa yang penting untuk diperhatikan selama proses belajar? Guru
Pintar perlu memperhatikan bagaimana siswa berkomunikasi – apakah mengajukan pertanyaan, aktif
dalam diskusi, hingga bagaimana tingkat kesulitannya dalam mengerjakan tugas.

Raut muka juga mampu menunjukkan apakah siswa sudah memahami materi pelajaran
atau belum. Karakteristik siswa juga dapat diamati dari perilakunya – apakah relatif tenang,
mengganggu kelas, dan seterusnya. Pada akhirnya, proses belajar seorang siswa yang kurang lancar
dapat menghambat proses belajar mengajar kelas dengan mengganggu temannya, misalnya.

3. Kom unikasi Dua Arah

Komunikasi dua arah menjadi penanda penting karakteristik guru dan siswa abad 21.
Komunikasi dua arah berperan penting sebagai sarana Guru untuk mengetahui sudut pandang dan
perasaan siswa. Bahkan , siswa dapat menyampaikan apa yang ingin diketahui dan dipelajarinya
melalui komunikasi yang baik dengan Gurunya.

Bagaimana mengembangkan komunikasi dua arah yang baik? Guru Pintar dapat memulai
dengan bertanya tentang pendapat siswa, misalnya. Alih-alih menjelaskan, Guru dapat mengajak
siswa untuk aktif berpikir dengan bertanya 'kenapa' atau 'bagaimana.'

Tugas atau  project  juga dapat didiskusikan bersama siswa. Melibatkan siswa dalam
menentukan tugas yang akan dibuat, termasuk ketua kelompoknya, merupakan bentuk komunikasi
dua arah yang berjalan baik.

Cara mengelola kelas dengan karakteristik siswa yang berbeda adalah dengan memahami setiap
karakteristik yang ada. Akan tetapi, komunikasi dua arah yang baik mampu menentukan
pemahaman karakteristik siswa tersebut akan dibawa ke mana.

4. Menyertakan Siswa pada Program Pengenalan Diri

Jika Guru perlu memahami karakteristik peserta didik, maka bagaimana dengan siswa
sendiri? Karakteristik siswa abad 21 tentu tak bisa disamakan dengan generasi-generasi
sebelumnya. Mereka perlu mengenal I potensi dirinya sendiri – bukan hanya karakter, tapi juga
bakat dan minatnya.

Jika karakteristik siswa dapat dipahami melalui observasi, bakat dan minat memerlukan cara
pemahaman yang berbeda. Bakat siswa tampak dari kemampuannya, prestasinya, bahkan tes
intelegensinya. Sedangkan minat siswa tampak pada hobinya, kegiatan ekstrakurikuler yang
diikutinya, kegiatan yang disukainya, maupun tes minat yang diambilnya.

Semakin baik siswa mengenal dirinya sendiri, semakin mudah bagi Guru untuk membantu
mengarahkannya dalam memahami pelajaran. Di sisi lain, semakin baik pemahaman Guru tentang
karakteristik siswa, semakin baik manajemen kelas. Jadi, pemahaman karakter siswa membawa dampak
positif bagi diri siswa sendiri maupun Guru.

b. Tujuan

Lalu, apa sebenarnya tujuan pendidikan karakter itu? Tujuan karakter jika menurut
Puskur adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan Potensi Nurani

Tujuan pendidikan karakter yang pertama adalah untuk mengembangkan potensi nurani
anak. Pendidikan ini dapat mengembangkan potensi hati atau kalbu sehingga anak dapat
berperilaku baik. Diharapkan anak didik usia dini dapat menerapkan nilai-nilai budaya dan juga
karakter bangsa Indonesia.

2) Pengembangan Kebiasaan

Selain untuk mengembangkan potensi nurani, pendidikan karakter juga memiliki tujuan
untuk mengembangkan kebiasaan atau perilaku. Pendidikan ini bertujuan untuk membiasakan
peserta didik melakukan berbagai hal yang terpuji.

Anak diharapkan dapat berperilaku baik sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku secara
universal. Tak hanya itu saja, anak didik juga diharapkan bisa mengembangkan kebiasaan untuk
melakukan tradisi budaya bangsa yang religius.

3) Penanaman Jiwa Kepemimpinan

Tujuan yang selanjutnya adalah untuk menanamkan jiwa kepemimpinan pada anak didik.
Penanaman jiwa kepemimpinan ini tak hanya untuk memimpin sebuah kelompok saja namun juga
dimasukkan nilai kepemimpinan yang baik dan benar.

Anak diajarkan memimpin suatu kelompok  dengan penuh tanggung jawab. Anak diajarkan
menjadi pemimpin dan menjadi generasi penerus bangsa yang bermanfaat bagi banyak orang.

4) Pengembangan Kemampuan

Pendidikan karakter juga digunakan sebagai aspek pendorong  untuk mengembangkan


berbagai jenis kemampuan yang baik. Peserta didik dengan usia dini diajarkan mengembangkan
karakter yang mandiri, kreatif, dan juga memiliki wawasan kebangsaan yang baik.

5) Pengembangan Lingkungan Sekolah

Pendidikan karakter pada anak usia dini juga bertujuan untuk mengembangkan lingkungan
sekolah yang baik bagi proses belajar anak didik. Pendidikan ini berperan penting dalam mewujudkan
lingkungan sekolah yang aman, jujur, dan memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.

C. Dampak Karakter AUD Dalam Pembelajaran Literasi

Berikut beberapa dampak karakter AUD yaitu :

1. Membangun Kemampuan Untuk Bergaul

Dalam pendidikan karakter seorang anak akan diberikan kemampuan untuk bersosialisasi
dengan lingkungan. Dengan kemampuan tersebut mereka mampu dalam menjalin hubungan sosial
dengan siapa saja. Kemampuan bergaul ini berhubungan dengan sikap ramah terhadap orang lain
dan memperlakukan orang lain sebaik mungkin.

2. Membentuk Sifat Berempati

Kemampuan berempati sangat perlu dimiki oleh seorang pelajar atau remaja agar memiliki
kedekatan terhadap orang lain. Kedekatan tersebut terjalin karena adanya sikap tenggang rasa, ringan
dalam mempberikan bantuan terhadap orang lain dan saling membantu antar sesama. Kemampuan
berepati dapat di bangun atas dasar memahami kesedihan orang lain yang terkena musibah.

3. Membentuk Kemampuan Berkomunikasi

Manusia termasuk makhluk sosial, sebagai makhluk sosial kita harus memiliki kemampuan
dalam berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi digunakan untuk menjalin kedekatan dengan
orang lain dan untuk berinteraksi secara baik dengan orang lain.

4. Membentuk Anak yang Memiliki Keunggulan

Nilai positif dalam pendidikan karakter dapat membentuk remaja yang unggul. Remaja yang
memiliki karakter kuat akan tumbuh sebagai remaja yang unggul dan dibanggakan karena sehat
secara fisik, stabil dalam emosi, dan intelektualnya yang berkembang baik.

5. Membangun Jiwa yang Penuh Tanggung Jawab

Pentingnya pendidikan karakter bermanfaat untuk menghasilkan pribadi yang tidak


mengabaikan nilai sosial, seperti toleransi, tanggung jawab,dan yang lainnya sehingga terciptalah
pribadi yang berkarakter unggul.

6. Memiliki Kecerdasan Emosional

Dengan pendidikan karakter, seseorang akan memiliki kecerdasan emosi. Dengan memiliki
kecerdasan emosi seorang anak akan dapat menyongsong masa depan, dengan pendidikan karakter
seseorangn akan mampu menghadapi segala macam tantangan yang dihadapinya.

7. Membangun Jiwa Anak Menjadi Religius

Pendidikan karakter yang diberikan salah satunya adalah tentang keagamaan. Dengan
pembelajaran tentang agama, bagaimana menjadi manusia yang baik di mata Tuhan atau manusia,
anak akan mengetahui bagaimana untuk menjadi seorang yang cinta pada Tuhan Yang Maha Esa
dan menjadi sosok yang religius dengan jiwa dan sikap yang teladan dan tenang.
D. Contoh Memahami Karakter AUD Dalam Literasi

Anak usia dini adalah anak yang memiliki rentang usia 0-8 tahun. Di kategori usia tersebut,
anak memiliki karakteristik yang berbeda dari kategori usia lainnya. Karakteristik anak usia
dini sangat bervariasi, tergantung pada sifat bawaan yang diwariskan dari kedua orangtua.

Karakteristik terbagi menjadi dua jenis, yaitu positif dan negatif. Keduanya membutuhkan
penanganan yang tepat dari orangtua supaya tidak berpengaruh terhadap masa depan anak. Untuk
dapat menanganinya, maka orangtua pun perlu memahami seperti apa sih karakteristik anak usia dini
tersebut.

1. Mempunyai Rasa Ingin Tahu yang Besar


Karakteristik anak usia dini yang paling menonjol adalah selalu ingin tahu tentang berbagai
macam hal yang ia temui di sekitarnya. Rasa keingintahuan tersebut bisa terjadi karena si Kecil
memang sedang tahap belajar. Apapun yang terlihat di matanya pasti akan sangat menarik
perhatiannya.

Saat bayi, rasa keingintahuan ditunjukkan dengan cara meraih benda lalu dimasukkan ke dalam
mulut. Di usia 3-4 tahun, si Kecil suka membongkar pasang banyak barang untuk memuaskan rasa
keingintahuannya. Si Kecil juga akan sering bertanya apa saja pada orang lain untuk menjawab
pertanyaan yang ada di kepalanya.

2. Sangat Energik dan Aktif


Ibu mungkin sering kewalahan saat menghadapi si Kecil yang terus bergerak aktif seolah-olah
energinya selalu terisi penuh dan tidak pernah merasa lelah. Namun, memang ini memang salah
satu karakteristik anak usia dini, Bu. Anak-anak di usia ini senang sekali melakukan berbagai
kegiatan, karena pada dasarnya ia sedang belajar. Biarkan saja si Kecil aktif bergerak supaya
pengetahuannya semakin bertambah, kemampuannya terasah dengan baik, dan tubuhnya lebih sehat.

3. Memiliki Jiwa Petualang


Akibat rasa ingin tahu yang besar dan sifatnya yang enerjik, si Kecil pun akan senang sekali
menjelajah sesuatu. Jiwa petualang di dalam dirinya membuat si Kecil terus bergerak ke semua
arah, mencoret dinding, membongkar barang, berlari, memanjat, dan sebagainya. Untuk menyikapi
karakteristik anak usia dini yang satu ini, Ibu pun perlu mengawasi buah hati dengan baik untuk
menghindarkannya dari bahaya.

4. Kepribadian yang Unik


Setiap anak memiliki kepribadian unik yang terlihat mirip, tapi tetap terdapat ciri khas
tersendiri. Misalnya pada bakat, minat, atau gaya belajarnya. Keunikan yang dimiliki oleh anak ini
adalah hasil dari warisan orangtua yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. Inilah yang perlu
dipahami betul oleh orangtua dalam mendidik buah hatinya. Dibutuhkan pendekatan secara
personal untuk bisa menangani anak pada kategori usia dini agar penanganannya dapat berjalan
dengan tepat.

5. Berpikir Sesuai Makna Sesungguhnya


Anak usia dini masih berpikir secara sederhana. Ia akan memproses semua hal di otaknya sesuai
dengan makna yang sesungguhnya. Tentunya ini jelas berbeda dari cara berpikir anak pada
kategori usia yang lebih dewasa yang sudah mampu berpikir abstrak.
6. Daya Konsentrasi yang Masih Pendek

Di usia ini perhatian si Kecil mudah sekali teralihkan, karena daya konsentrasinya yang masih
pendek. Karakteristik tersebut membuatnya sulit untuk diberi arahan dan diajari. Untuk mengajari
si Kecil, maka Ibu perlu menggunakan metode yang bervariasi untuk mencegahnya merasa bosan.
Metode baru juga akan membuatnya lebih tertarik. Si Kecil juga sebaiknya tidak belajar dalam rentang
waktu lama, karena ia pasti cepat bosan dan tidak fokus lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Pustaka Setia.

Arifin, Ar-Raisul Karama dan Nur Ainy Fardana. 2014. Peran Pendidik PAUD dalam
Mengimplementasikan Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembelajaran Sentra dan
Lingkaran, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Vol. 3, No. 3, Desember.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.

Aunillah, Nur Isla. 2015. Membentuk Karakter Anak Sejak Janin. Jakarta : FlashBooks.

Anda mungkin juga menyukai