Nama Anggota :
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Perspektif Pendidikan SD yang
membahas tentang Karakteristik Pendidikan SD . Kami berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi pembaca dan dapat menjadi sumber referensi siswa maupun guru sehingga pembaca
memiliki ilmu pengetahuan yang lebih luas mengenai Karakteristik Pendidikan SD.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini. Tanpa kerja keras dan bantuan pihak lain, pastilah penyusun tidak dapat
membuat makalah ini dengan baik.
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit hambatan yang telah penyusun lalui. Hal
itu tentu mempengaruhi isi daripada makalah yang telah disusun ini. Berkenaan dengan hal
tersebut, kesalahan dalam makalah pastilah ada. Oleh karena itu, kami berharap agar
pembaca dapat memberi kritik dan saran demi tercapainya kesempurnaan makalah yang ini.
Februari , 2023
I
DAFTAR ISI
1.1...................................................................................................................Latar
Belakang...................................................................................................3
1.2...................................................................................................................Rumusan
Masalah.....................................................................................................3
1.3...................................................................................................................Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Karakteristik...........................................................................4
2.2.Pengertian Anak.......................................................................................5
2.3.Karakteristik Perkembangan Anak...........................................................6
2.4.Pengertian Karakteristik Menurut Beberapa Tokoh.................................6
2.5.Karakteristik Kesulitan Belajar Membaca Anak......................................7
2.6.Karakteristik Perkembangan Akamedik...................................................8
2.7.Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar..................................................10
2.8. pendidikan...............................................................................................11
2.9.tujuan dan fungsi......................................................................................11
2.10.ciri-ciri karakteristik Pendidikan sd.......................................................12
2.11. bentuk bentuk penyelenggaraan pendidikan.........................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
BAB II
PEMBAHASAN
Karakter adalah sifat, budi pekerti, akhlak atau kepribadian seseorang yang demikian
terdiri dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang dapat dipercaya digunakan sebagai
landasan cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak, Kebajikan terdiri dari beberapa nilai,
moral dan standar seperti kejujuran, berani bertindak, percaya dan menghormati orang lain
(Puskur Balitbang,2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:445), di mana tokoh-tokoh
penting disebutkankarakteristik psikologis, tata krama atau kebiasaan yang menjadi ciri khas
seseorang lain, sosok, karakter. (Mamur, 2011).
Karakter adalah tabiat, sifat atau hal-hal lain yang sangat mendasar yang ada dalam
diri setiap orang, sering disebut sebagai watak ataumTemperamen, karakter ini adalah sifat
batiniah yang mempengaruhi pikiran dan tindakan. Di sini tanda memiliki tiga unsur utama
yang membentuk definisinya, yaitu:Merasa baik dulu. Kedua, kebaikan. Buat sepertiga
Kebaikan, apapun sebutannya, karakter itu adalah karakter batin seseorang mempengaruhi
semua yang dia pikirkan dan lakukan. Karakteristik siswa merupakan karakteristik khusus
yang dimiliki setiap orang Setiap siswa, baik secara individu maupun kelompok, akan
diperhatikan proses belajar organisasi. Winkel berbicara tentang karakteristik siswa
menyebutkan keadaan awal, dimana keadaan awal tidak hanya mencakup.
realitas setiap siswa, tetapi juga realitas setiap orang setiap guru (WS Winkel,
Psikologi Pendidikan. 2014) Pembinaan karakter anak sekolah dasar harus dilakukan secara
bersama-sama dari semua pihak. Pembentukan karakter dapat dilakukan denganteladan
Teladan dimulai dengan peniruan interpersonal teladan
Dalam dunia pendidikan, guru sering digunakan sebagai pendidik. Keteladanan dalam
dunia pendidikan dapat diartikan sebagai tingkah laku dan sikap Guru dan pendidik di
sekolah dan lingkungan ekstrakurikuler sebagai contoh bagi siswa (Kemendiknas, 2010).
Mengajarkan akhlak adalah tugas utama para rasul, Islam hadir seperti itu bergerak untuk
memperbaiki karakter. Sejak abad ke-7 tepatnya Rosululloh Muhammad SAW Jelaskan
bahwa tugas utamanya adalah moral/karakter yang sempurna. (Achmad Sunarto &
Syamsudin No (2005)). Manifesto Apostolik Muhammad ini menunjukkannya Pembentukan
karakter merupakan prasyarat penting bagi tumbuhnya kebiasaan agama yang bisa
menciptakan peradaban (Bambang Q-Anees dan AdangHanbali, 2008).
Karakter orang yang berkarakter islami sering disebut dengan religius,Agama adalah
sikap dan perilaku yang menaati ajaran agama merangkul, toleran terhadap ibadah agama lain
dan hidup rukundengan pemeluk agama lain. Di lingkungan sekolah, sifat religius ini baik
siswa harus menghadapi perubahan zaman dan kebobrokan moral. Siswa diharapkan mampu
bersikap dan berperilaku baik dan buruk berdasarkan aturan dan aturan agama. (Suparlan;
2010.)
Karakteristik siswa adalah mereka masing-masing dalam perilaku sehari-hari siswa
dan dalam pembelajaran di sekolah. Arti Penting bagi guru untuk mengetahui karakteristik
siswaperawatan yang tepat dan mendapatkan hasil yang terbaik proses pembelajaran.
Memberikan perawatan seperti itu adalah contoh pertimbangan memilih strategi, metode,
4
model, dan media pembelajaran yang tepat karakteristik siswa. Prosedur penilaian yang
ditawarkan juga akan disesuaikan perkembangan kognitif siswa dan bahan ajar. fungsi yang
digunakan Gaya belajar dan sejenisnya berfungsi sebagai referensi saat menetapkan platform
offline perilaku siswa Gaya belajar merupakan cara yang dimiliki individu dalam dunia
pendidikan dan sering dikaitkan dengan guru sebagai pendidik. Keteladanan dalam dunia
pendidikan dapat diartikan sebagai tingkah laku dan sikap Guru dan pendidik di sekolah dan
lingkungan ekstrakurikuler sebagai contoh bagi siswa (Kemendiknas, 2010). Mengajarkan
akhlak adalah tugas utama para rasul, Islam hadir seperti itu bergerak untuk memperbaiki
karakter. Sejak abad ke-7 tepatnya Rosululloh Muhammad SAW Jelaskan bahwa tugas
utamanya adalah moral/karakter yang sempurna. (Achmad Sunarto & Syamsudin No (2005)).
Manifesto Apostolik Muhammad ini menunjukkannyaPembentukan karakter merupakan
prasyarat penting bagi tumbuhnya kebiasaan agama yang bisa menciptakan peradaban
(Bambang Q-Anees dan Adang Hanbali, 2008).
Anak merupakan seorang individu dengan ciri khusus yang dalam perkembangan
pribadi dan sosialnya memerlukan bimbingan dan tuntutan. Untuk itu masa sekolah
merupakan periode yang paling baik untuk meletakan dasar dalam jiwa anak untuk kehidupan
sosialnya (Pakasi, 1981). Dalam proses belajar mengajar kita sering menemukan anak dengan
gaya belajar, bakat, karakteristik unik yang memerlukan pembelajaran dengan pendekatan
individual. (Suryadi, 2006)
Anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6 – 12 tahun atau biasa disebut
dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat seiring dengan
bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin beragam. Minat anak pada
periode ini terutama terfokus pada segala sesuatu yang bersifat dinamis bergerak.
Implikasinya adalah anak cenderung untuk melakukan beragam aktivitas yang akan berguna
pada proses perkembangannya kelak (Jatmika, 2005).
Usia sekolah dasar disebut juga periode intelektualitas, atau periode keserasian
bersekolah. Pada umur 6 – 7 tahun seorang anak dianggap sudah matang untuk memasuki
sekolah. Periode sekolah dasar terdiri dari periode kelas rendah dan periode kelas tinggi.
Karakteristik siswa kelas rendah sekolah dasar adalah sebagai berikut: (1) adanya kolerasi
positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah,
(2) adanya kecenderungan memuji diri sendiri, (3) suka membanding-bandingkan10
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dirinya dengan anak lain, (4) pada masa ini (terutama pada
umur 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak, (5) tunduk kepada peraturan-
peraturan permainan yang ada di dalam dunianya, (6) apabila tidak dapat menyelesaikan
suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting. (Notoatmodjo, 2012) pendidikan yang tepat
dan bermanfaat bagi masing-masing anak. (Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. 2011).
5
“Beberapa karakteristik siswa SD antara lain: senang bermain; (2) senang bergerak; (3)
senang bekerja dalam kelompok; dan (4) senang merasakan atau melakukan atau
memperagakan sesuatu secara langsung” (Nursidik. 2011).
Karakteristik anak usia sekolah umur 6-12 tahun terbagi menjadi empat bagian terdiri dari
(Supariasa; 2013):
1) Fisik/Jasmani
2) Emosi
3) Sosial
4) Intelektual
7
seperti terbelakang mental, rendahnya visual dan pendengaran, kelainan gerak serta gangguan
emosional. Kesulitan membaca itu berkenaan dengan (1) kebiasaan membaca, (2) kekeliruan
mengenal kata, (3) kekeliruan pemahaman, dan (4) gejala serbaneka (Mercer dalam
Abdurrahman, 2003). Karakteristik kesulitan belajar membaca yang berkaitan dengan
kebiasaan membaca yang tidak wajar berupa gerakan yang penuh ketegangan, seperti
mengernyitkan kening, gelisah, irama suara meninggi, atau menggigit bibir. Di samping itu,
juga memperlihatkan perilaku menolak untuk membaca, menangis, atau mencoba melawan
guru. Karakteristik lainnya berupa pengulangan atau ada baris yang terlompati tidak terbaca,
gerakan kepala ke kiri atau ke kanan, kadang-kadang meletakkan kepala pada buku, dan jarak
membaca yang kurang dari 37,5 cm (Abdurrahman, 2003).
1). Tingkat sensori motor pada umur 0-2 tahun Bayi lahir dengan refleks bawaan,
dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang telah lebih
kompleks. Pada masa ini anak belum mempunyai konsepsi tentang objek tetap. Ia
hanya mengetahui hal-hal yang ditangkap oleh inderanya.
2). Tingkat pra operasional pada umur 2-7 tahun Anak mulai timbul pertumbuhan
kognitifnya, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat dijumpai (dilihat) di
dalam lingkungannya saja. Baru pada menjelang akhir tahun ke-2 anak telah
mengenal simbol dan nama:
8
3). Tingkat operasional konkrit pada umur 7-11 tahun Anak telah dapat mengetahui
simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak,
kecakapan kognitif anak adalah :
a) Kombinasivitas/klasifikasi
b) Reversibelitas
c) Asosiativitas
d) Identitas
e) Seriasi Selanjutnya Brunner mengatakan bahwa perkembangan kognisi
seseorang bisa dimajukan dengan jalan mengatur bahan pelajaran.
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif
ada 4 faktor:
1) Lingkungan fisik; kontak dengan lingkungan fisik perlu karena
interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber
pengetahuan baru.
2) Kematangan, artinya membuka kemungkinan untuk perkembangan
sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi
kognitif
3) Pengaruh sosial, artinya termasuk penanaman bahasa dan pendidi
kan pentingnya lingkungan sosial adalah pengalaman seperti itu
seperti pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat
perkembangan struktur kognitif;
4) Proses pengaturan dini yang disebut equilibrasi, Proses pengaturan
bukannya "penambah" pada ketiga faktor yang lain. alih-alih
ekuilibrasi mengatur interaksi spesifik dan i individu dengan
lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial, dan per
kembangan jasmani. Ekuilibrasi menyebabkan perkembangan
kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun dengan baik.
Analisis sederhana yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar sebelum memulai
program pembelajaran sering kali membawa dampak yang positif. Cara sederhana untuk
mengetahui karakteristik siswa sekolah dasar dapat dilakukan dengan observasi,
wawancara, dan pretes. Cara ini telah terbukti efektif untuk digunakan dalam mengetahui
profil siswa yang akan menempuh pembelajaran. Percakapan secara informal, observasi,
dan pre-tes misalnya dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik
siswa. Seorang guru sekolah dasar dapat ikut serta dalam pembicaraan informal dengan
memahami dunia anakanak untuk mendapatkan informasi tentang etnis dan latar belakang
budaya individu, sosial ekonomi, sikap terhadap materi pelajaran; dan juga usia siswa. Jika
hasil analisis sederhana mengungkapkan bahwa siswa memiliki sikap yang apatis terhadap
program dan isi pembelajaran, maka guru sekolah dasar dapat menggunakan kombinasi
antara media dan metode pembelajaran yang tepat untuk memotivasi dan menarik minat
siswa agar terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Siswa yang di tingkat sekolah dasar
cenderung memiliki tingkat berpikir konkret. Untuk itu guru perlu memanfaatkan media
yang dapat memberika
pengalaman belajar yang bersifat nyata kepada siswa. Untuk menghadapi kelas dengan
siswa yang sangat variatif, maka cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah melakukan
aktiyitas pembelajaran yang bersifat umum yang dapat diterima oleh semua siswa yang
terdapat dikelas. Perhatian yang seksama tentang karakteristik umum siswa pada dasarnya
dapat
9
membantu guruuntuk menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan
menarik. Pemahaman tentang karakteristik siswa juga akan memudahkan guru untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang siswa yang akan menempuh program
pembelajaran. Kemampuan Awal Sedangkan kompetensi dan kemampuan awal
menggambarkan tentang pe ngetahuan dan keterampilan yang sudah dan belum dimiliki
oleh seseorang sebelum mengikuti program pembelajaran.
Kemampuan awal siswa adalah kemampuan aktual yang dimiliki oleh siswa
sebelum mengikuti proses belajar mengajar. Analisis kemampuan awal siswa kegiatan yang
dilakukan untuk mencari dan menemukan informasi atau data tentang kemampuan yang
dimiliki siswa sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan
inisangat berguna untuk mencapai hasil akhir yang dimiliki siswa (kemampuan akhir siswa
sesuai dengan tujuan instruksional khusus dan umum). Proses belajar mengajar harus
menjembatani antara kemampuan awal siswa dengan kemampuan akhir siswa tersebut.
Contoh: Siswa kelas 1 di sekolah dasar sudah mampu menyebutkan bilangan 0-9 tapi belum
tentu mereka dapat menjumlahkan, mengurangi atau mengalikan. (Benny A. Pribadi:2011 ).
Setiap anak dan kelompok memiliki karakter yang berbeda dan kemampuan yang
berbeda pula. Oleh karenanya salah satu tahap dalam proses perencanaan pembelajaran
yang penting adalah melakukan analisis karakteristik siswa. Karakteristik siswa di tingkat
sekolah dasar itu berbeda dengan mereka yang berada pada tingkat sekolah menengah.
Mengapa? Karena, Pola pikir, persepsi dan cara mengatasi masalah yang mereka tempuh
sangat berbeda. Pada masa anak-anak kecenderungan untuk melakukan imitasi kepada
seseorang yang diidolakan sangat besar. Masa kanak-kanak adalah masa bermain dan
belajar. Beban yang berat pada sekolah terkadang mengurangi hak-hak mereka untuk
bermain. Sehingga yang terjadi mereka cenderung malas dan bosan pada saat belajar di
dalam kelas, karena mereka menghadapi situasi pembelajaran yang nyaris sama.
2.8 pendidikan
11
2.10 ciri-ciri karakteristik Pendidikan sd
bentuk formal
SDLB untuk anak– anak yang memerlukan pendidikan khusus atau yang
mempunyai kelainan . kurikulum yang digunakan pada umumnya sama
dengan kurikulum SD biasa dengan berbagai penyesuaian terutama dalam
proses belajar dan evaluasi.
Pada Sekolah Dasar Inklusi berbaur anak biasa ( normal ) dengan anak luar
biasa. Konsep inklusi berawal dari Gerakan Pendidikan untuk semua
(Education for all) yang dicanangkan UNESCO. Sebagai konsekuensinya
adanya anak luar biasa di SD biasa, maka SD biasa harus dilengkapi dengan
guru pembimbing khusus yang memiliki kompetensi membimbing anak luar
biasa
PROGRAM PAKET A B
PENUTUP
Memahami karakteristik anak-anak merupakan suatu keharusan bagi guru dan orang
tua untuk bisa mendidik dan membimbing anak kearah yang lebih baik. Bagi guru harus
dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka
sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain
karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik. Pada masa ini, setiap anak
akan, sedang dan akan terus tumbuh dan berkembang berbagai aspek baik fisik maupun
non-fisik. Tubuh anak, intelektual, emosi, moral, sikap terus meningkat bersama
bertambahnya kebutuhan-kebutuhan anak untuk lebih bisa mengaktualisasikan diri ke dalam
komunitas yang lebih luas.
Namun demikian, hal yang terpenting bagi guru dan orang tua bagaimana supaya
bisa anak-anak terhindar dari gangguan belajar yang bisa membawa dampak negatif bagi
pertumbuhan dan perkenbangan anak Sekolah Dasar. Maka dengan mengetahui
karakteristik, kebutuhan, dan gangguangangguan pada anak seorang pendidik dan
pembimbing akan mudah membawa anak ke arah yang lebih baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: Depdikbud &
Rineka C
Bambang Q-Anees dan Adang Hambali. (2009). Pendidikan Karakter Berbasis Al-. Qur'an.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad (2011). Belajar Dengan Pendekatan. PAILKEM
Jakarta, PT Bumi Aksara
Nursidik (2011). Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar.
Sunarto, Achmad dan Syamsuddin Noor (2005). Himpunan Hadits Shahih Bukhari. Jakarta
16
16