Anda di halaman 1dari 19

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SD

Mata Kuliah : Perspektif Pendidikan SD

Dosen Pengampu : Sobrul Laeli, S.Pd

Nama Anggota :

1. Danis anindita putri ( H.2210128)

2. Shofia saniah nuriah ( H.2210024)

3. Siti selvia nurahma. (H.2210342)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS AGAMA ISLAM PENDIDIKAN GURU
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2022/2023

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Perspektif Pendidikan SD yang
membahas tentang Karakteristik Pendidikan SD . Kami berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi pembaca dan dapat menjadi sumber referensi siswa maupun guru sehingga pembaca
memiliki ilmu pengetahuan yang lebih luas mengenai Karakteristik Pendidikan SD.
            Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini. Tanpa kerja keras dan bantuan pihak lain, pastilah penyusun tidak dapat
membuat makalah ini dengan baik.
            Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit hambatan yang telah penyusun lalui. Hal
itu tentu mempengaruhi isi daripada makalah yang telah disusun ini. Berkenaan dengan hal
tersebut, kesalahan dalam makalah pastilah ada. Oleh karena itu, kami berharap agar
pembaca dapat memberi kritik dan saran demi tercapainya kesempurnaan makalah yang ini.

Februari , 2023

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1...................................................................................................................Latar
Belakang...................................................................................................3
1.2...................................................................................................................Rumusan
Masalah.....................................................................................................3
1.3...................................................................................................................Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Karakteristik...........................................................................4
2.2.Pengertian Anak.......................................................................................5
2.3.Karakteristik Perkembangan Anak...........................................................6
2.4.Pengertian Karakteristik Menurut Beberapa Tokoh.................................6
2.5.Karakteristik Kesulitan Belajar Membaca Anak......................................7
2.6.Karakteristik Perkembangan Akamedik...................................................8
2.7.Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar..................................................10
2.8. pendidikan...............................................................................................11
2.9.tujuan dan fungsi......................................................................................11
2.10.ciri-ciri karakteristik Pendidikan sd.......................................................12
2.11. bentuk bentuk penyelenggaraan pendidikan.........................................12

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ............................................................................................15

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

4.1. Referensi ...................................................................................15


II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan pembelajaran memerlukan kemampuan, keterampilan dan kejelian


perencana pembelajaran untuk menganalisis situasi dan keadaan unik siswanya.Setiap
kelompok siswa dan kelas memiliki karakter, karakteristik dan kemampuan yang berbeda
sehingga semua siswa dan kelas diperlakukan sama. Padahal, pelaksanaan kelompok
mengakibatkan proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang optimal. Oleh karena itu,
langkah penting dalam proses perencanaan pembelajaran yang penting adalah analisis
karakteristik siswa. Dalam proses pembelajaran, guru harus menjadikan karakteristik siswa
sebagai acuan perencanaan dan pengendalian pembelajaran di kelas.
Proses belajar mengajar di sekolah dasar berbeda dengan proses belajar mengajar di
sekolah menengah. Karakteristik yang ditemukan pada siswa sesuai dengan tahapan
perkembangan siswa. Sebagai contoh, keberhasilan akademik di sekolah dasar merupakan
salah satu prestasi yang sangat penting bagi keberhasilan seorang siswa.Memahami
heterogenitas siswa berarti menerima mereka apa adanya dan merencanakan pembelajaran
sesuai dengan keadaan. Program pembelajaran sekolah dasar akan efektif jika disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik.Smaldino dkk. mengusulkan empat faktor penting untuk
dipertimbangkan ketika menganalisis karakter siswa:(1) Ciri-ciri umum; (2) kualifikasi atau
kemampuan asli; (3) gaya belajar; (4) Motivasi.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa pengertian Karakteristik Pendidikan SD ?


2.Apa pengertian Anak?
3.Apa itu Karakteristik Perkembangan Anak?
4. Apa saja Kesulitan belajar pada anak?
5.Bagaimana Perkembangan Akademik anak ?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui Pengertian Karakteristik Pendidikan SD.


2. Mengetahui Pengertian Anak.
3. Mengetahui Karakteristik Perkembangan Anak.
4. Mengetahui Apa saja kesulitan belajar pada Anak.
5. Mengetahui Perkembangan Akademik Anak.
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karakteristik

Karakter adalah sifat, budi pekerti, akhlak atau kepribadian seseorang yang demikian
terdiri dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang dapat dipercaya digunakan sebagai
landasan cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak, Kebajikan terdiri dari beberapa nilai,
moral dan standar seperti kejujuran, berani bertindak, percaya dan menghormati orang lain
(Puskur Balitbang,2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:445), di mana tokoh-tokoh
penting disebutkankarakteristik psikologis, tata krama atau kebiasaan yang menjadi ciri khas
seseorang lain, sosok, karakter. (Mamur, 2011).
Karakter adalah tabiat, sifat atau hal-hal lain yang sangat mendasar yang ada dalam
diri setiap orang, sering disebut sebagai watak ataumTemperamen, karakter ini adalah sifat
batiniah yang mempengaruhi pikiran dan tindakan. Di sini tanda memiliki tiga unsur utama
yang membentuk definisinya, yaitu:Merasa baik dulu. Kedua, kebaikan. Buat sepertiga
Kebaikan, apapun sebutannya, karakter itu adalah karakter batin seseorang mempengaruhi
semua yang dia pikirkan dan lakukan. Karakteristik siswa merupakan karakteristik khusus
yang dimiliki setiap orang Setiap siswa, baik secara individu maupun kelompok, akan
diperhatikan proses belajar organisasi. Winkel berbicara tentang karakteristik siswa
menyebutkan keadaan awal, dimana keadaan awal tidak hanya mencakup.
realitas setiap siswa, tetapi juga realitas setiap orang setiap guru (WS Winkel,
Psikologi Pendidikan. 2014) Pembinaan karakter anak sekolah dasar harus dilakukan secara
bersama-sama dari semua pihak. Pembentukan karakter dapat dilakukan denganteladan
Teladan dimulai dengan peniruan interpersonal teladan
Dalam dunia pendidikan, guru sering digunakan sebagai pendidik. Keteladanan dalam
dunia pendidikan dapat diartikan sebagai tingkah laku dan sikap Guru dan pendidik di
sekolah dan lingkungan ekstrakurikuler sebagai contoh bagi siswa (Kemendiknas, 2010).
Mengajarkan akhlak adalah tugas utama para rasul, Islam hadir seperti itu bergerak untuk
memperbaiki karakter. Sejak abad ke-7 tepatnya Rosululloh Muhammad SAW Jelaskan
bahwa tugas utamanya adalah moral/karakter yang sempurna. (Achmad Sunarto &
Syamsudin No (2005)). Manifesto Apostolik Muhammad ini menunjukkannya Pembentukan
karakter merupakan prasyarat penting bagi tumbuhnya kebiasaan agama yang bisa
menciptakan peradaban (Bambang Q-Anees dan AdangHanbali, 2008).
Karakter orang yang berkarakter islami sering disebut dengan religius,Agama adalah
sikap dan perilaku yang menaati ajaran agama merangkul, toleran terhadap ibadah agama lain
dan hidup rukundengan pemeluk agama lain. Di lingkungan sekolah, sifat religius ini baik
siswa harus menghadapi perubahan zaman dan kebobrokan moral. Siswa diharapkan mampu
bersikap dan berperilaku baik dan buruk berdasarkan aturan dan aturan agama. (Suparlan;
2010.)
Karakteristik siswa adalah mereka masing-masing dalam perilaku sehari-hari siswa
dan dalam pembelajaran di sekolah. Arti Penting bagi guru untuk mengetahui karakteristik
siswaperawatan yang tepat dan mendapatkan hasil yang terbaik proses pembelajaran.
Memberikan perawatan seperti itu adalah contoh pertimbangan memilih strategi, metode,
4
model, dan media pembelajaran yang tepat karakteristik siswa. Prosedur penilaian yang
ditawarkan juga akan disesuaikan perkembangan kognitif siswa dan bahan ajar. fungsi yang
digunakan Gaya belajar dan sejenisnya berfungsi sebagai referensi saat menetapkan platform
offline perilaku siswa Gaya belajar merupakan cara yang dimiliki individu dalam dunia
pendidikan dan sering dikaitkan dengan guru sebagai pendidik. Keteladanan dalam dunia
pendidikan dapat diartikan sebagai tingkah laku dan sikap Guru dan pendidik di sekolah dan
lingkungan ekstrakurikuler sebagai contoh bagi siswa (Kemendiknas, 2010). Mengajarkan
akhlak adalah tugas utama para rasul, Islam hadir seperti itu bergerak untuk memperbaiki
karakter. Sejak abad ke-7 tepatnya Rosululloh Muhammad SAW Jelaskan bahwa tugas
utamanya adalah moral/karakter yang sempurna. (Achmad Sunarto & Syamsudin No (2005)).
Manifesto Apostolik Muhammad ini menunjukkannyaPembentukan karakter merupakan
prasyarat penting bagi tumbuhnya kebiasaan agama yang bisa menciptakan peradaban
(Bambang Q-Anees dan Adang Hanbali, 2008).  

2.2. Pengertian Anak

Anak merupakan seorang individu dengan ciri khusus yang dalam perkembangan
pribadi dan sosialnya memerlukan bimbingan dan tuntutan. Untuk itu masa sekolah
merupakan periode yang paling baik untuk meletakan dasar dalam jiwa anak untuk kehidupan
sosialnya (Pakasi, 1981). Dalam proses belajar mengajar kita sering menemukan anak dengan
gaya belajar, bakat, karakteristik unik yang memerlukan pembelajaran dengan pendekatan
individual. (Suryadi, 2006)
Anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6 – 12 tahun atau biasa disebut
dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat seiring dengan
bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin beragam. Minat anak pada
periode ini terutama terfokus pada segala sesuatu yang bersifat dinamis bergerak.
Implikasinya adalah anak cenderung untuk melakukan beragam aktivitas yang akan berguna
pada proses perkembangannya kelak (Jatmika, 2005).
Usia sekolah dasar disebut juga periode intelektualitas, atau periode keserasian
bersekolah. Pada umur 6 – 7 tahun seorang anak dianggap sudah matang untuk memasuki
sekolah. Periode sekolah dasar terdiri dari periode kelas rendah dan periode kelas tinggi.
Karakteristik siswa kelas rendah sekolah dasar adalah sebagai berikut: (1) adanya kolerasi
positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah,
(2) adanya kecenderungan memuji diri sendiri, (3) suka membanding-bandingkan10
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dirinya dengan anak lain, (4) pada masa ini (terutama pada
umur 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak, (5) tunduk kepada peraturan-
peraturan permainan yang ada di dalam dunianya, (6) apabila tidak dapat menyelesaikan
suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting. (Notoatmodjo, 2012) pendidikan yang tepat
dan bermanfaat bagi masing-masing anak. (Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. 2011).
5

2.3 Karakteristik Perkembangan Anak

Karakteristik perkembangan anak pada usia SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah


mencapai kematangan. Mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.
Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda
dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan matanya untuk
dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak
yang berada pada usia kelas awal SD, antara lain mereka telah dapat menunjukkan
keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya,
mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri (Madjid, 2014).
Pada usia sekolah dasar ini anak mulai belajar mengendalikan dan mengontrol
ekspresi emosinya. Syamsu juga mengatakan bahwa karakteristik emosi yang stabil (sehat)
ditandai dengan menunjukkan wafah yang ceria, bergaul dengan teman secara baik, dapat
berkonsentrasi dalam belajar, bersifat respek (menghargai) terhadap diri sendiri dan orang
lain. Adapun perkembangan moral pada anak usia SD/MI yaitu mereka sudah dapat
mengikuti peraturan atau tuntutan dari orangtua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia
ini (usia 11 atau 12 tahun), anak bahkan sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu
peraturan. Di samping itu, anak sudah dapat mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan
konsep benar salah atau baik buruk.(Pendidikan et al., 2007)

2.4 Pengertian Karakteristik Menurut Beberapa Tokoh

karateristik anak pertumbuhan fisik dan psikologisnya anak mengalami pertumbuhan


jasmaniah maupun kejiwaannya. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak berlangsung
secara teratur dan terus menerus kearah kemajuan. “Anak SD merupakan anak dengan
katagori banyak mengalami perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik”
(Sugiyanto, 2010).
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkrit. Pada tahap operasi
konkrit ini anak sudah mengetahui symbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi
hal-hal yang abstrak. Dalam tahap ini anak mulai berkurang egosentrisnya dan lebih 21
sosiosentris (mulai membentuk peer group). Akhirnya pada tahap operasi formal anak telah
mempunyai pemikiran yang abstrak pada bentuk-bentuk yang lebih kompleks. (Jean Piaget.
Crain, 2004).

“Beberapa karakteristik siswa SD antara lain: senang bermain; (2) senang bergerak; (3)
senang bekerja dalam kelompok; dan (4) senang merasakan atau melakukan atau
memperagakan sesuatu secara langsung” (Nursidik. 2011).

Karakteristik anak usia sekolah umur 6-12 tahun terbagi menjadi empat bagian terdiri dari
(Supariasa; 2013):

1) Fisik/Jasmani

a) Pertumbuhan lambat dan teratur.


b) Anak wanita biasanya lebih tinggi dan lebih berat dibanding laki-laki
dengan usia yang sama.
6
c) Anggota-anggota badan memanjang sampai akhir masa ini.
d) Peningkatan koordinasi besar dan otot-otot halus.
e) Pertumbuhan tulang, tulang sangat sensitif terhadap kecelakaan
f) Pertumbuhan gigi tetap, gigi susu tanggal, nafsu makan besar, senang makan
dan aktif.
g) Fungsi penglihatan normal, timbul haid pada akhir masa ini.

2) Emosi

a) Suka berteman, ingin sukses, ingin tahu, bertanggung jawab terhadap


tingkah laku dan diri sendiri, mudah cemas jika ada kemalangan di dalam
keluarga.
b) Tidak terlalu ingin tahu terhadap lawan jenis.

3) Sosial

a) Senang berada di dalam kelompok, berminat di dalam permainan yang


bersaing, mulai menunjukkan sikap kepemimpinan, mulai menunjukkan
penampilan diri, jujur, sering punya kelompok teman-teman tertentu.
b) Sangat erat dengan teman-teman sejenis, laki-laki dan wanita bermainsendiri-
sendiri.

4) Intelektual

a) Suka berbicara dan mengeluarkan pendapat minat besardalam belajar dan


keterampilan, ingin coba-coba, selalu ingin tahu sesuatu.
b) Perhatian terhadap sesuatu sangat singkat

2.5 Karakteristik Kesulitan Belajar Membaca Anak

Kompleksitas belajar membaca dikarenakan kegiatan membaca berkaitan dan


melibatkan berbagai kemampuan dalam mengingat simbol-simbol grafis yang berbentuk
huruf, dan mengingat bunyi dari simbol-simbol huruf dalam rangkaian kata dan kalimat yang
mengandung makna (Jamaris, 2009). Dalam konteks implementasi kurikulum di sekolah,
kemampuan membaca menjadi unsur utama penentu keberhasilan dalam hal penguasaan
sumber belajar atau literatur, dan penguasaan beragam ilmu pengetahuan (Morris, Tyner, &
Perney, 2000). menunjukkan bahwa kemampuan membaca menjadi fondasi dasar dalam
penguasaan berbagai bidang studi. (Morris, Tyner, & Perney (2000).
Dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan formal, anak berkesulitan belajar
membaca banyak ditemui di SD reguler dengan hasil belajar rendah sehingga keberadaannya
sering dianggap sebagai siswa yang berprestasi rendah (underachievers), terutama di kelas 1,
2, dan 3 yang disebut kelas rendah, dengan jumlah diperkirakan kisaran antara 2 - 10%
(Somad, 2002). Terdapat sekitar 85% siswa kelas awal SD yang diidentifikasi mengalami
kesulitan belajar, memiliki masalah utama yang berhubungan dengan membaca dan
kemampuan bahasa (Jamaris, 2009).
Siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca diidentifikasi mengalami kesulitan
belajar membaca huruf, kata atau kalimat yang bukan diakibatkan oleh kasus-kasus utama

7
seperti terbelakang mental, rendahnya visual dan pendengaran, kelainan gerak serta gangguan
emosional. Kesulitan membaca itu berkenaan dengan (1) kebiasaan membaca, (2) kekeliruan
mengenal kata, (3) kekeliruan pemahaman, dan (4) gejala serbaneka (Mercer dalam
Abdurrahman, 2003). Karakteristik kesulitan belajar membaca yang berkaitan dengan
kebiasaan membaca yang tidak wajar berupa gerakan yang penuh ketegangan, seperti
mengernyitkan kening, gelisah, irama suara meninggi, atau menggigit bibir. Di samping itu,
juga memperlihatkan perilaku menolak untuk membaca, menangis, atau mencoba melawan
guru. Karakteristik lainnya berupa pengulangan atau ada baris yang terlompati tidak terbaca,
gerakan kepala ke kiri atau ke kanan, kadang-kadang meletakkan kepala pada buku, dan jarak
membaca yang kurang dari 37,5 cm (Abdurrahman, 2003).

2.6 Karakteristik Perkembangan Akademik

perkembangan akademik ini dijelaskan dengan menggunakan tahap perkembangan


kognitif menurut Piaget. (Yatim Riyanto, 2013). Kemampuan akademik berkaitan dengan
cara kerja otak. Adapun perkembangan kognitif itu meliputi:

1). Tingkat sensori motor pada umur 0-2 tahun Bayi lahir dengan refleks bawaan,
dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang telah lebih
kompleks. Pada masa ini anak belum mempunyai konsepsi tentang objek tetap. Ia
hanya mengetahui hal-hal yang ditangkap oleh inderanya.

2). Tingkat pra operasional pada umur 2-7 tahun Anak mulai timbul pertumbuhan
kognitifnya, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat dijumpai (dilihat) di
dalam lingkungannya saja. Baru pada menjelang akhir tahun ke-2 anak telah
mengenal simbol dan nama:

a) Anak dapat mengaitkan pengalaman yang telah ada di lingkungan


bermainnya dengan pengalaman pribadinya, dan karenanya ia menjadi
egois.
b) Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang
membutuhkan berikir "yang dapat di balik" (reversible). Pikiran mereka
bersifat ireversible.
c) Anak belum mampu melihat dua aspek dan i satu objek atau situasi
sekaligus dan belum mampu bernalar (reasoning) secara induktif dan
deduktif. 4) Anak ber-nalar secara tranduktif (danikhusus ke khusus),
juga belum mampu membedakan antara fakta dan fantasi
d) Anak belum memiliki konsep kekekalan (kuantitas, materi, luas, berat
dan isi)
e) Menjelang tahap akhir ini, anak mampu memberi alasan mengenai apa
yang mereka percayai. Anak dapat meng klasifikasikan objek ke dalam
kelompok yang hanya memiliki saw sifat tertentu dan telah mu lai
mengerti konsep yang konkrit.

8
3). Tingkat operasional konkrit pada umur 7-11 tahun Anak telah dapat mengetahui
simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak,
kecakapan kognitif anak adalah :

a) Kombinasivitas/klasifikasi
b) Reversibelitas
c) Asosiativitas
d) Identitas
e) Seriasi Selanjutnya Brunner mengatakan bahwa perkembangan kognisi
seseorang bisa dimajukan dengan jalan mengatur bahan pelajaran.
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif
ada 4 faktor:
1) Lingkungan fisik; kontak dengan lingkungan fisik perlu karena
interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber
pengetahuan baru.
2) Kematangan, artinya membuka kemungkinan untuk perkembangan
sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi
kognitif
3) Pengaruh sosial, artinya termasuk penanaman bahasa dan pendidi
kan pentingnya lingkungan sosial adalah pengalaman seperti itu
seperti pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat
perkembangan struktur kognitif;
4) Proses pengaturan dini yang disebut equilibrasi, Proses pengaturan
bukannya "penambah" pada ketiga faktor yang lain. alih-alih
ekuilibrasi mengatur interaksi spesifik dan i individu dengan
lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial, dan per
kembangan jasmani. Ekuilibrasi menyebabkan perkembangan
kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun dengan baik.

Analisis sederhana yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar sebelum memulai
program pembelajaran sering kali membawa dampak yang positif. Cara sederhana untuk
mengetahui karakteristik siswa sekolah dasar dapat dilakukan dengan observasi,
wawancara, dan pretes. Cara ini telah terbukti efektif untuk digunakan dalam mengetahui
profil siswa yang akan menempuh pembelajaran. Percakapan secara informal, observasi,
dan pre-tes misalnya dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik
siswa. Seorang guru sekolah dasar dapat ikut serta dalam pembicaraan informal dengan
memahami dunia anakanak untuk mendapatkan informasi tentang etnis dan latar belakang
budaya individu, sosial ekonomi, sikap terhadap materi pelajaran; dan juga usia siswa. Jika
hasil analisis sederhana mengungkapkan bahwa siswa memiliki sikap yang apatis terhadap
program dan isi pembelajaran, maka guru sekolah dasar dapat menggunakan kombinasi
antara media dan metode pembelajaran yang tepat untuk memotivasi dan menarik minat
siswa agar terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Siswa yang di tingkat sekolah dasar
cenderung memiliki tingkat berpikir konkret. Untuk itu guru perlu memanfaatkan media
yang dapat memberika
pengalaman belajar yang bersifat nyata kepada siswa. Untuk menghadapi kelas dengan
siswa yang sangat variatif, maka cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah melakukan
aktiyitas pembelajaran yang bersifat umum yang dapat diterima oleh semua siswa yang
terdapat dikelas. Perhatian yang seksama tentang karakteristik umum siswa pada dasarnya
dapat
9
membantu guruuntuk menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan
menarik. Pemahaman tentang karakteristik siswa juga akan memudahkan guru untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang siswa yang akan menempuh program
pembelajaran. Kemampuan Awal Sedangkan kompetensi dan kemampuan awal
menggambarkan tentang pe ngetahuan dan keterampilan yang sudah dan belum dimiliki
oleh seseorang sebelum mengikuti program pembelajaran.
Kemampuan awal siswa adalah kemampuan aktual yang dimiliki oleh siswa
sebelum mengikuti proses belajar mengajar. Analisis kemampuan awal siswa kegiatan yang
dilakukan untuk mencari dan menemukan informasi atau data tentang kemampuan yang
dimiliki siswa sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan
inisangat berguna untuk mencapai hasil akhir yang dimiliki siswa (kemampuan akhir siswa
sesuai dengan tujuan instruksional khusus dan umum). Proses belajar mengajar harus
menjembatani antara kemampuan awal siswa dengan kemampuan akhir siswa tersebut.
Contoh: Siswa kelas 1 di sekolah dasar sudah mampu menyebutkan bilangan 0-9 tapi belum
tentu mereka dapat menjumlahkan, mengurangi atau mengalikan. (Benny A. Pribadi:2011 ).
Setiap anak dan kelompok memiliki karakter yang berbeda dan kemampuan yang
berbeda pula. Oleh karenanya salah satu tahap dalam proses perencanaan pembelajaran
yang penting adalah melakukan analisis karakteristik siswa. Karakteristik siswa di tingkat
sekolah dasar itu berbeda dengan mereka yang berada pada tingkat sekolah menengah.
Mengapa? Karena, Pola pikir, persepsi dan cara mengatasi masalah yang mereka tempuh
sangat berbeda. Pada masa anak-anak kecenderungan untuk melakukan imitasi kepada
seseorang yang diidolakan sangat besar. Masa kanak-kanak adalah masa bermain dan
belajar. Beban yang berat pada sekolah terkadang mengurangi hak-hak mereka untuk
bermain. Sehingga yang terjadi mereka cenderung malas dan bosan pada saat belajar di
dalam kelas, karena mereka menghadapi situasi pembelajaran yang nyaris sama.

2.7 Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar

1.Karakteristik Umum Pendidikan SD

Pendidikan SD mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan


lainnya. Paling tidak, ada empat sasaran utama dalam pendidikan SD, yaitu sebagai berikut.
(Ditjen Dikti, 2006)

a. Kemelekwacaan (literacy). Pendidikan SD diarahkan pada pembentukan


kemelekwacaan, bukan pada pembentukan kemampuan akademik. Kemelekwacaan
merujuk pada pemahaman siswa tetang berbagai fonemena/gagasan dilingkungannya
dalam rangka menyesuaikan perilaku dengan kehidupan.
b. Kemampuan berkomunikasi. Pendidikan SD diarahkan untuk pembentukan
kemampuan komunikasi, yaitu mampu mengomunikasikan sesuatu, baik buah pikiran
sendiri maupun informasi yang didapat dari berbagai sumber, kepada orang lain
dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) mencakup merasakan adanya
masalah, mengidentifikasi masalah, mencari informasi untuk memecahkan masalah,
mengekspoitasi alternative pemecahan masalah, dan memilih alternatif yang paling
layak.
d. Kemampuan bernalar (reasoning), yaitu menggunakan logika dan bukti-bukti secara
10
e. sistematis dan konsisten untuk sampai pada simpulan. Pendidikan SD diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan siswa berfikir logis sehingga kemampuan bernalarnya
berkembang.

2. Karakteristik Khusus Pendidikan SD

Siswa, guru, kurikulum, pembelajaran, serta gedung dan fasilitas SD memang


mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan lainnya.

A. Siswa SD berada dalam tahap perkembangan pra-operasional dan operasi konkret,


yang ditandai oleh pandangan yang bersifat holistic.
B. Guru SD adalah guru kelas yang wajib mengajarkan lima mata pelajaran SD, yaitu :
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn.
C. Kurikulum SD dikembangkan berdasarkan standar nasional oleh satuan pendidikan
(SD) bersama dengan Komite Sekolah, di bawah koordinasi Dinas Kabupaten/Kota.
Pendidikan SD berlangsung selama enam tahun, yang dibagi menjadi enam tingkat
kelas.
D. Pembelajaran di SD menekankan pada keterpaduan, bersifat holistk, pengalaman
langsung, dan menggunakan contoh-contoh konkret, sesuai dengan karakteristik siswa
SD dan tujuan pendidikan Dasar.
E. Gedung dan fasilitas SD bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang cukup
mewah. Pada umumnya, terdapat enam ruang kelas dan ruang kepala sekolah, tanpa
ruang guru dan juga tanpa ruang administrasi.

2.8 pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuaan umum


seseorang termasuk di dalam peningkatan penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan
dan mencari solusi atas persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan di dalam mencapai
tujuannya, baik itu persoalan dalam.

dunia pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari (Heidjrachman dan Husnah; 1997).


Para masyarakat mengartikan pendidikan adalah pengajaran yang di lakukan disekolah yang
mana sekolah tersebut sebagai tempat terjadinya pengajaran atau pendidikan formal. Jadi
pendidikan tidak seluruhnya terjadi disekolah tetapi pendidikan bisa jadi di rumah yang
mana orang tua yang menjadi gurunya. (Ivan sujatmoko, 2011).

2.9 tujuan dan fungsi

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa,Yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa,dan bertujuan untuk berkembangnya Potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa ,Berahklak
mulia,sehat,berilmu,kreatif,mandiri,dan menjadi warga negara yang demokrasiSerta
bertanggung jawab.

11
2.10 ciri-ciri karakteristik Pendidikan sd

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-


nilai karakter pada anak didik. Ada 4 (empat) ciri dasar pendidikan karakter yang
dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW
Foerster.

1. pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai


normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada
norma tersebut.
2. adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu
anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-
ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru.
3. adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar
sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu
mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.
4. keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam
mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar
penghormatan atas komitmen yang dipilih.

2.11 Bentuk bentuk penyelenggaraan Pendidikan

 bentuk formal

1. SEKOLAH DASAR ( SD ) MADRASAH IBTIDAIYAH ( MI)

SD ( Sekolah Dasar ) merupakan jenjang pertama pendidikan dasar yang


menyelenggarakan pendidikan umum bagi anak usia 6 –12.tahun MI
( Madrasah Ibtidaiya) menyelenggarakan pendidikan umum setingkat SD, di
samping pendidkan Agama Islam.

2. SD UNGGULAN ATAU SEKOLAH NASIONAL PLUS

Sekolah ini menyelenggarakan pendidikan umum dengan memiliki


keunggulan sebagai berikut :

 Penggunaan Dwi bahasa dalam komunikasi sehari – hari .


 Jumlah jam mengajar lebih banyak
 Tersedia pendidikan khusus, ujian, dan sertifikat bagi siswa yang
memenuhi standar kompetensi
 Fasilitas yang lengkap
 Jumlah siswa dalam satu kelas relatif kecil
12

3. SEKOLAH DASAR LUAR BIASA ( SDLB )

SDLB untuk anak– anak yang memerlukan pendidikan khusus atau yang
mempunyai kelainan . kurikulum yang digunakan pada umumnya sama
dengan kurikulum SD biasa dengan berbagai penyesuaian terutama dalam
proses belajar dan evaluasi.

4. SEKOLAH DASAR INKLUSI

Pada Sekolah Dasar Inklusi berbaur anak biasa ( normal ) dengan anak luar
biasa. Konsep inklusi berawal dari Gerakan Pendidikan untuk semua
(Education for all) yang dicanangkan UNESCO. Sebagai konsekuensinya
adanya anak luar biasa di SD biasa, maka SD biasa harus dilengkapi dengan
guru pembimbing khusus yang memiliki kompetensi membimbing anak luar
biasa

 bentuk non formal

 PROGRAM PAKET A B

Program paket A setara dengan SD/MI yangdiperuntukkan bagi peserta didik


usia 15 - 44tahun.

Program paket B setara dengan SMP/MTs.Program ini ditunjukkan untuk


menuntaskanWajib Belajar Sembilan Tahun.Program paket A dapat di
selenggarakan oleh:

• Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat(PKBM).2.


• Sanggar Kegiatan Belajar ( SKB )3.
• Pondok pesantren

 SEKOLAH RUMAH ( HOME SCHOOLING)

Direktorat Pendidikan Kesetaraanmendefinisikan Home Schooling adalah


sekolahyang diselenggarakan di rumah sebagai layanan pendidikan yang secara
sadar, teratur, danterarah dilakukan oleh orang tua/keluarga dirumah.

Beberapa alasan memilih home schooling :

1. Memberikan suasana belajar yang lebihmeotivasi.


2. Banyaknya kekerasan yang terjadi disekolah formal yang membuat
orang tuakhawatir.
3. Orang tua tidak setuju dengan kurikulumdi sekolah yang dianggap
terlalu berat.
13

4. Alasan karena agama


5. Alasan keamanan
6. Alasan keamanan.
14
BAB III

PENUTUP

Memahami karakteristik anak-anak merupakan suatu keharusan bagi guru dan orang
tua untuk bisa mendidik dan membimbing anak kearah yang lebih baik. Bagi guru harus
dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka
sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain
karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik. Pada masa ini, setiap anak
akan, sedang dan akan terus tumbuh dan berkembang berbagai aspek baik fisik maupun
non-fisik. Tubuh anak, intelektual, emosi, moral, sikap terus meningkat bersama
bertambahnya kebutuhan-kebutuhan anak untuk lebih bisa mengaktualisasikan diri ke dalam
komunitas yang lebih luas.
Namun demikian, hal yang terpenting bagi guru dan orang tua bagaimana supaya
bisa anak-anak terhindar dari gangguan belajar yang bisa membawa dampak negatif bagi
pertumbuhan dan perkenbangan anak Sekolah Dasar. Maka dengan mengetahui
karakteristik, kebutuhan, dan gangguangangguan pada anak seorang pendidik dan
pembimbing akan mudah membawa anak ke arah yang lebih baik.
15

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: Depdikbud &
Rineka C

Bambang Q-Anees dan Adang Hambali. (2009). Pendidikan Karakter Berbasis Al-. Qur'an.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

CHARACTERISTICS OF CHILDREN AGE OF BASIC EDUCATION(Iai et al., 2021)

Chusairi, Achmad, (2011) Karakteristik Anak-Anak SD dari Kelas 1-6

Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad (2011). Belajar Dengan Pendekatan. PAILKEM
Jakarta, PT Bumi Aksara

Jamal Ma'mur (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah

Jean Piaget. Crain, (2004) Perkembangan Kognitif Menurut Jean Pieget

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN DASAR (SD DAN SMP) DI KOTA KUPANG


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMURIai et al., 2021; Pendidikan et al., 2007)

Madjid, Abdul (2014).Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nursidik (2011). Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar.

(PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD 2 PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR, 2017; qistih et al.,


2021)

Sunarto, Achmad dan Syamsuddin Noor (2005). Himpunan Hadits Shahih Bukhari. Jakarta
16
16

Anda mungkin juga menyukai