JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu
Abstrak
Sekolah mempunyai peran sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan potensi-potensi siswa, agar
mampu menjalani tugas-tugas dalam kehidupan, baik secara individual maupun sosial. Sekolah merupakan
salah satu lingkungan siswa. Lingkungan dalam pengertian umum, berarti situasi yang ada di sekitar manusia.
Manusia tidak bisa lepas dari lingkungan tempat tinggal, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Lingkungan tersebut dapat menimbulkan perubahan tingkah laku
manusia. Karena lingkungan dapt merubah tingkah laku, maka sekolah hendaknya menciptakan lingkungan
belajar efektif bagi siswa sekolah dasar. .
Kata Kunci: lingkungan belajar efektif, siswa SD.
kelas merupakan aspek penting dalam proses intelektual peserta didik dalam kelas.
pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif Membina dan membimbing sesuai dengan
merupakan prasyarat babi terciptanya proses latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
pembelajaran yang efektif. sifat-sifat individunya.
Tujuan Pengelolaan Kelas Dengan demikian dapat disimpulkan
Santrock (2009 : 257) mengemukakan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
bahwa manajemen kelas yang efektif menyediakan, menciptakan dan memelihara
mempunyai dua tujuan utama, yaitu kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga
Membantu siswa menghabiskan lebih banyak peserta didik dapat belajar dan bekerja dengan
waktu untuk belajar dan lebih sedikit waktu baik. Selain itu juga guru dapat
untuk aktivitas yang tidak mengarah pada mengembangkan dan menggunakan alat bantu
tujuan. Manajemen kelas yang efektif akan belajar yang digunakan dalam proses
membantu guru dalam memaksimalkan waktu pembelajaran sehingga dapat membantu
pembelajaran dan waktu belajar siswa. peserta didik dalam mencapai hasil belajar
Kedua, Mencegah siswa yang diinginkan
mengembangkan masalah akademis dan
emiosional. Sebuah kelas yang dikelola Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
dengan baik tidak hanya membantu Djamarah (2006) mengungkapan
perkembangan pembelajaran, tetapi juga secara umum faktor yang mempengaruhi
membantu mencegah berkembangnya masalah pengelolaan kelas dibagi menjadi dua
akademis dan emosional. Kelas yang dikelola golongan yaitu, faktor intern dan faktor
dengan baik membuat siswa tetap sibuk ekstern peserta didik.
dengan tugas yang aktif dan menantang, Faktor intern peserta didik
melakukan aktivitas yang membuat siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran,
terpikat dan motivasi untuk belajar serta dan perilaku. Kepribadian peserta didik denga
menetapkan peraturan yang jelas yang harus ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan
diterima oleh siswa. peserta didik berbeda dari peserta didik
Tujuan pengelolaan kelas pada lainnya sacara individual. Perbedaan sacara
hakikatnya telah terkandung dalam tujuan individual ini dilihat dari segi aspek yaitu
pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan perbedaan biologis, intelektual, dan
kelas adalah penyediaan fasilitas bagi psikologis.
bermacam-macam kegiatan belajar siswa Faktor ekstern peserta didik terkait
dalam lingkungan sosial, emosional, dan dengan masalah suasana lingkungan belajar,
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang penempatan peserta didik, pengelompokan
disediakan itu memungkinkan siswa belajar peserta didik, jumlah peserta didik, dan
dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang sebagainya. Masalah jumlah peserta didik di
memberikan kepuasan, suasana disiplin, kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin
perkembangan intelektual, emosional dan banyak jumlah peserta didik di kelas, misalnya
sikap serta apresiasi pada siswa. (Sudirman, dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih
1991: 311). mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin
Arikunto (1988 : 68) berpendapat sedikit jumlah peserta didik di kelas cenderung
bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar lebih kecil terjadi konflik.
setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib Dengan demikian, prinsip-prinsip
sehingga segera tercapai tujuan pengajaran pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh
secara efektif dan efisien. Menurut Ahmad Djamarah dapat diuraikan sebagai berikut: a)
(1995) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah Hangat dan Antusias. Hangat dan Antusias
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik diperlukan dalam proses belajar mengajar.
sebagai lingkungan belajar maupun sebagai Guru yang hangat dan akrab pada anak didik
kelompok belajar yang memungkinkan peserta selalu menunjukkan antusias pada tugasnya
didik untuk mengembangkan kemampuan atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam
semaksimal mungkin. Menghilangkan mengimplementasikan pengelolaan kelas. b)
berbagai hambatan yang dapat menghalangi Tantangan. Penggunaan kata-kata, tindakan,
terwujudnya interaksi belajar mengajar. cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta akan meningkatkan gairah peserta didik untuk
perabot belajar yang mendukung dan belajar sehingga mengurangi kemungkinan
memungkinkan peserta didik belajar sesuai munculnya tingkah laku yang menyimpang.,
dengan lingkungan sosial, emosional, dan c) Bervariasi. Penggunaan alat atau media,
gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru memungkinkan guru memberikan bimbingan
dan anak didik akan mengurangi munculnya dan bantuan terhadap siswa dalam belajar,
gangguan, meningkatkan perhatian peserta diperlukan pengorganisasian kelas yang
didik. Kevariasian ini merupakan kunci untuk memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu
tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan
menghindari kejenuhan. d) Keluwesan. dan mempertahankan organisasi kelas yang
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah efektif.
strategi mengajarnya dapat mencegah Pada dasarnya pembelajaran
kemungkinan munculnya gangguan peserta merupakan inti dari proses pendidikan secara
didik serta menciptakan iklim belajarmengajar keseluruhan, di antaranya guru merupakan
yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat salah satu faktor yang penting dalam
mencegah munculnya gangguan seperti menentukan berhasilnya proses belajar
keributan peserta didik, tidak ada perhatian, mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru
tidak mengerjakan tugas dan sebagainya, f) dituntut untuk meningkatkan peran dan
Penekanan pada Hal-Hal yang Positif. Pada kompetensinya, guru yang kompeten akan
dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru lebih mampu menciptakan lingkungan belajar
harus menekankan pada hal-hal yang positif yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
dan menghindari pemusatan perhatian pada kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada
hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey
yang positif yaitu penekanan yang dilakukan (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan
guru terhadap tingkah laku peserta didik yang guru dalam proses belajar mengajar adalah
positif daripada mengomeli tingkah laku yang sebagai berikut:
negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan Guru Sebagai Demonstrator. Guru
dengan pemberian penguatan yang positif dan menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini
kesadaran guru untuk menghindari kesalahan dibuktikan apabila ada orang tua yang
yang dapat mengganggu jalannya proses memberikan argumen yang berbeda dengan
belajar mengajar. gurunya maka siswa tersebut akan
Penanaman Disiplin Diri. Tujuan akhir menyalahkan argumen si orangtua dan
dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat membenarkan seorang guru. Guru adalah
mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu
sendiri hendaknya menjadi teladan segala tingkah laku yang dilakukannya
mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung sebagian besar akan ditiru oleh siswanya.
jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan
hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin guru sebagai tauladan bagi siswanya dan
dalam segala hal. contoh bagi peserta didik.
Guru Sebagai Evaluator. Evaluator
Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas atau menilai sangat penting adalah rangkaian
Guru sebagai pengelola kelas harus pembelajaran karena setiap pembelajaran pada
memiliki managemen kelas, tanpa kemampuan akhirnya adalah nilai yang dilihat baik
ini maka performence dan karisma guru akan kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian
menurun, bahkan kegiatan pembelajaran bisa evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan,
kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa
kelas bertugas membuat anak didik betah tingkatan antara lain mengetahui, mengerti,
tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi mengaplikasikan, analisis, sintesis (analisis
untuk senantiasa belajar di dalamnya. dalam berbagai sudut), evaluasi. Manfaat
Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik
adalah merancang tujuan pembelajaran, untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan
mengorganisasi beberapa sumber hanya suatu point saja melainkan menjadi
pembelajaran, memotivasi yang bisa solusi untuk mencari kelemahan di
dilakukan dengan memberi hukuman atau pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal
reward, mendorong, dan menstimulasi siswa yang paling penting dalam melaksanakan
serta mengawasi segala sesuatu apakah evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek
berjalan dengan lancar apa belum dalam baik efektif, kognitif dan
rangka mencapai tujuan pembelajaran. psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus
Untuk menciptakan suasana yang menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses
dapat menumbuhkan gairah belajar, evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai
meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih proses instrument harus terbuka.
Guru Sebagai Pengelola Kelas. adalah sikap terbuka, sikap menerima dan
Manager mengelola kelas, tanpa kemampuan menghargai, sikap empati, sikap demokratis,
ini maka performence dan karisma guru akan mengarahkan siswa pada tujuan kelompok,
menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa menghasilkan antara kelempok yang
kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola disepakati siswa, nengusahakan siswa,
kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas memperjelas komunikasi, menunjukkan
dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa kehadiran.
belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru Teknik Kuratif. Beberapa hal yang dapat
sebagai pengelola kelas: merancang tujuan digolongkan sebagai teknik kuratif yaitu
pembelajaran mengorganisasi beberapa penguatan negative, penghapusan, hukuman,
sumber pembelajaran dan memotivasi, membicarakan, bersikap masa bodoh terhadap
mendorong, serta menstimulasi siswa. Ada 2 pembelajaran, memberikan tugas yang bernilai
macam dalam memotivasi belajar bisa menunjukkan tongkah laku yang menguasai,
dilakukan dengan hukuman atau dengan memberikan tugas yang memerlukan
reaward. Mengawasi segala sesuatu apakah keberanian siswa menunjukkan tingkah laku
berjalan dengan lancar apa belum dalam menguasai, memberikan tugas yang menuntut
rangka mencapai tujuan pembelajaran kekuatan fisik bagi siswa yang menunjukkan
Guru Sebagai Fasilitator .Seorang menguasai, tidak menyalahkan siswa secara
guru harus dapat menguasai benar materi yag langsung menunjukkan segi-segi keberhasilan,
akan diajarkan juga media yang akan tidak memberikan respon ekspresi wajah,
digunakan bahkan lingkungan sendiri juga mendorong partisipasi, memeratakan
termasuk sebagai sember belajar yang harus partisipasi, mengurangi ketegangan dan
dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mengatasi pertentangan antar pribadi atau
mempunyai beberapa kemampuan menyerap antar kelompok.
materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik Modifikasi tingkah laku. Setiap tingkah
harus pandai dalam merancang media untuk laku dapat diamati, oleh karena itu bagaimana
membantu siswa agar mudah memahami dengan tingkah laku yang muncul dengan
pelajaran. Keterampilan untuk merancang positif, guru memberi respon positif agar
media pembelajaran adalah hal yang pokok kebiasaan baik itu lebih kuat dan dapat
yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang dipelihara. Pengelolaan kelompok, untuk
akan diajarkan bisa dapat diserap dengan menangani permasalahan hendaknya
mudah oleh peserta didik. dilakukan secara kolaborasi dan
Teknik Pengelolaan Kelas mengikutsertakan beberapa komponen atau
Teknik mengelola kelas adalah teknik unsur yang terkait. Diagnisis yaitu suatu
dalam menciptakan dan mempertahankan keterampilan untuk mencari unsur-unsur yang
kondisi kelas yang optimal guna terjadinya akan menjadi penyebab gangguan maupun
proses belajar-mengajar yang serasi dan unsur-unsur yang menjadi kekuatan bagi
efektif. Teknik-teknik pengelolaan kelas dapat peningkatan proses pembelajaran. Guru perlu
digolongkan ke dalam teknik preventif dan menguasai teknik ini agar dapat :1)
teknik kuratif. Teknik preventif adalah teknik Mendorong siswa mengembangkan tanggung
untuk mencegah timbulnya tingkah laku siswa jawab individu maupun klasikal dalam
yang mengganggu kegiatan belajar-mengajar. berperilaku sesuai dengan tata tertib serta
Sedangkan teknik kuratif adalah teknik untuk aktifitas yang sedang berlangsung,, 2)
mengurangi tingkah laku siswa yang Menyadari kebutuhan siswa., 3) Memberikan
mengganggu kegiatan kegiatan belajar respon tang efektif terhadap perilaku siswa.
mengajar. Teknik-teknik tersebut sekaligus Teknik lain yang dapat dilakukan oleh
merupakan komponen-komponen guru dalam pengelolaan kelas adalah : a)
keterampilan mengelola kelas. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai
Teknik Preventif. Merupakan upaya bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif
yang dilakukan oleh guru untuk mencegah yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru
terjadinya gangguan dalam pembelajaran. bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat
Mencegah lebih baik dari pada mengobati. . menghentikannya dari perbuatan yang
Implikasi bagi guru melalui kegiatan preventif disruptif , tanpa perlu menegur andai kata
ini yaitu sedini mungkin guru mengidentifikasi siswa mulai menampakan kecenderungan
hal-hal atau gejala-gejala yang dianggap akan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya
mengganggu pembelajaran. Beberapa hal yang ke meja guru dapat berefek preventif, b)
dapat digolongkan ke dalam teknik preventif Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa