Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Basicedu Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018 Halaman 61-69

JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu

LINGKUNGAN BELAJAR EFEKTIF BAGI SISWA SEKOLAH DASAR


Fadhilaturrahmi1

Universitas Negeri Padang1


arkhan88fadhila@gmail.com1

Abstrak
Sekolah mempunyai peran sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan potensi-potensi siswa, agar
mampu menjalani tugas-tugas dalam kehidupan, baik secara individual maupun sosial. Sekolah merupakan
salah satu lingkungan siswa. Lingkungan dalam pengertian umum, berarti situasi yang ada di sekitar manusia.
Manusia tidak bisa lepas dari lingkungan tempat tinggal, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Lingkungan tersebut dapat menimbulkan perubahan tingkah laku
manusia. Karena lingkungan dapt merubah tingkah laku, maka sekolah hendaknya menciptakan lingkungan
belajar efektif bagi siswa sekolah dasar. .
Kata Kunci: lingkungan belajar efektif, siswa SD.

@Jurnal Basicedu Prodi PGSD FIP UPTT 2018


 Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No.23 Bangkinang Kota ISSN 2580-3735 (Media Cetak)
Email :arkhan88fadhila@gmail.com ISSN 2580-1147 (Media Online)
Phone : 085263773088

Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 Oktober 2018 e-ISSN 2580-1147 p-ISSN 2580-3735


62 | Lingkungan belajar efektif bagi Siswa Sekolah Dasar

PENDAHULUAN manusia. Manusia tidak bisa lepas dari


Sekolah mempunyai peran sebagai lingkungan tempat tinggal, baik itu lingkungan
lembaga pendidikan yang mengembangkan keluarga, lingkungan masyarakat, maupun
potensi-potensi siswa, agar mampu menjalani lingkungan sekolah. Lingkungan tersebut
tugas-tugas dalam kehidupan, baik secara dapat menimbulkan perubahan tingkah laku
individual maupun sosial. Sekolah sebagai manusia. Hal ini karena manusia dapat dengan
suatu organisasi kerja yang terdiri dari mudah dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
beberapa kelas. Untuk dapat menjalankan sekitar. Lingkungan belajar oleh para ahli
peranannya sebagai lembaga pendidikan, sering disebut sebagai lingkungan pendidikan.
sekolah sangat membutuhkan tenaga ahli Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi
dalam bidang mengajar yakni guru. Guru dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan
merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan.
pendidikan formal pada umumnya karena bagi Lingkungan pendidikan menurut
siswa sering dijadikan tokoh teladan. Oleh Rahardja dan La Sulo (1994:168) adalah latar
sebab itu, guru seyogyanya memiliki perilaku tempat berlangsungnya pendidikan. Menurut
dan kemampuan yang memadai untuk Saroni (2011:110), lingkungan belajar adalah
mengembangkan siswanya secara utuh. Untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan
melaksanakan tugasnya secara baik sesuai tempat proses pembelajaran
dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu dilaksanakan. Slameto (2003: 60)
menguasai berbagai hal kompetensi yang mengemukakan bahwa lingkungan belajar
dimilikinya, termasuk kemampuan dalam siswa yang berpengaruh terhadap belajar siswa
mengelola kelas. terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan
Pengelolaan kelas berbeda dengan sekolah dan lingkungan masyarakat.
pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan Berdasarkan pengertian dari definisi-
pembelajaran lebih menekankan pada definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dimaksud lingkungan belajar adalah tempat
dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. berlangsungnya kegiatan belajar yang
Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan mendapatkan pengaruh dari luar terhadap
dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan keberlangsungan kegiatan tersebut.
mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar (pembinaan rapport , Defenisi Pengelolaan Kelas
penghentian perilaku peserta didik yang Kata pengelolaan atau manajemen
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian berasal dari bahasa Latin, yaitu dari
ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta kata manus yang berarti tangan
didik secara tepat waktu, penetapan norma dan agree berarti melakukan. Kata-kata itu
kelompok yang produktif), di dalamnya digabung menjadi kata kerja managere yang
mencakup pengaturan orang (peserta didik) artinya menangani. Managere dalam bahasa
dan fasilitas. Maka pengelolaan kelas Inggris dalam bentuk kata manage, dengan
merupakan usaha sadar atau keterampilan kata benda management. Dalam bahasa
seorang guru untuk menciptakan, mengatur, Indonesia disebut manajemen atau
dan memelihara kegiatan proses belajar pengelolaan (Usman, 2004). Manajemen atau
mengajar secara sistematis dan kondusif yang pengelolaan adalah pengadministrasian,
mengarah pada penyiapan sarana dan alat pengaturan atau penataan suatu kegiatan
peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan (Djamarah, 2006:175).
situasi atau kondisi proses belajar mengajar Pengelolaan kelas adalah keterampilan
berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler guru untuk menciptakan dan memelihara
dapat tercapai. suasana kelas bila terjadi gangguan dalam
Lingkungan menurut Webster’s New proses belajar-mengajar. Suatu kondisi belajar
Collegiate Dictionary diterangkan sebagai yang optimal dapat tercapai jika guru mampu
“the aggregate of all the external conditions mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
and influences affecting the life and mengendalikannya dalam suasana yang
development of an organism atau diartikan menyenangkan untuk mencapai tujuan
sebagai kumpulan segala kondisi dan pengajaran dan hubungan interpersonal yang
pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan baik antara guru dengan siswa dan siswa
perkembangan suatu organisme” (Kusumo, dengan siswa. Secara etimologi, pengelolaan
1996:74). Lingkungan dalam pengertian kelas dapat diartikan sebagai upaya
umum, berarti situasi yang ada di sekitar merencanakan, mengorganisir, mengarahkan,

Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 Oktober 2018 e-ISSN 2580-1147 p-ISSN 2580-3735


63 | Lingkungan belajar efektif bagi Siswa Sekolah Dasar

mengkoordinasi, dan mengontrol kelompok dilakukannya. 3) Pengelolaan kelas adalah


belajar yang dilakukan oleh pembelajar untuk seperangkat kegiatan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan mengembangkan tingkah laku siswa yang
kelas berbeda dengan pengelolaan diinginkan dan mengurangi atau meniadakan
pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran tingkah laku yang tijdak diinginkan. Definisi
lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, ketiga ini didasarkan pada prinsip-prinsip
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam mengubahan tingkah taku (behavioral
suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan modification), dan memandang pengelolaan
kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya kelas sebagai proses pengubahan tingkah laku
untuk menciptakan dan mempertahankan siswa. Guru di sini berfungsi sebagai
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses pembantu siswa dalam mempelajari tingkah
belajar (pembinaan rapport , penghentian laku yang diharapkan melalui prinsip
perilaku peserta didik yang menyelewengkan reinforcement (penguatan). 4) Pergelolaan
perhatian kelas, pemberian ganjaran, kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk
penyelesaian tugas oleh peserta didik secara mengembangkan hubungan interpersonal yang
tepat waktu, penetapan norma kelompok yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang
produktif), di dalamnya mencakup pengaturan positif. Definisi keempat ini memandang
orang (peserta didik) dan fasilitas. Maka pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan
pengelolaan kelas merupakan usaha sadar atau iklim sosioemosional yang positif di dalam
keterampilan seorang guru untuk menciptakan, kelas. Definisi ini beranggapan, bahwa
mengatur, dan memelihara kegiatan proses kegiatan belajar akan berkembang secara
belajar mengajar secara sistematis dan maksimal di dalam kelas yang beriklim positif
kondusif yang mengarah pada penyiapan yaitu suasana hubungan interpersonal yang
sarana dan alat peraga, pengaturan ruang baik antara guru dengan siswa dan siswa
belajar, mewujudkan situasi atau kondisi dengan siswa. 5) Pengelolaan kelas adalah
proses belajar mengajar berjalan dengan baik seperangkat kegiatan guru untuk
dan tujuan kurikuler dapat tercapai menumbuhkan dan mempertahankan
Pendapat beberapa ahli tentang organisasi kelas yang efektif. Definisi kelima
pengelolaan kelas dapat dilihat sebagai berikut ini mengangap kelas merupakan sistem sosial
Menurut Lois V, Johnson dan Mary A. Bani dengan proses kelompok (group proses)
(Classroom Management), yang diikhtisarkan sebagai intinya. pengajaran berlangsung dalam
oleh Dr. Made Pidarta, 1970. Pengelolaan kaitannya dengan suatu kelompok, tetapi
kelas ditinjau dari konsep lama adalah belajar dianggap proses individual, maka
mempertahankan ketertiban kelas. kehidupan kelas dalam kelompok dipandang
Pengelolaan kelas ditinjau dari konsep modern mempunyai pengaruh yang sangat berarti
adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat terhadap kegiatan belajar. Tugas guru di sini
yang tepat terhadap problema dan situasi adalah mendorong berkembangnya dan
kelas. berprestasinya sistem kelas yang efektif.
J.M. Cooper (1977), mengemukakan 5 Bertolak dari definisi tersebut, pada
pengelompokkan definisi pengelolaan kelas, hakekatnya pengelolaan kelas dilakukan untuk
yaitu: 1) Pengelolaan kelas adalah seperangkat mendukung terjadinya proses pembelajaran
kegiatan guru untuk menciptakan dan yang lebih berkualitas. Berikut ini beberapa
mempertahankan ketertiban suasana kelas. hakekat pengelolaan kelas antara lain :
Definisi ini memandang pengelolaan kelas Pengelolaan kelas adalah serangkaian
sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku tindakan pembelajar yang ditunjukkan
siswa. Pandangan ini bersifat "Otoratif". untuk mendorong munculnya tingkah laku
Kaitannya dengan tugas guru adalah yang diharapkan, menciptakan hubungan
menciptakan dan memelihara ketertiban interpersonal yang baik dan iklm sosio-
suasana kelas. Penggunaan disiplin sangat emosional yang positif, serta menciptakan dan
diutamakan. 2) Pengelolaan kelas adalah memelihara organisasi kelas yang produktif
seperangkat kegiatan guru untuk dan efektif.
memaksimalkan kebebasan siswa. Definisi ini Tujuan pengelolan kelas adalah
didasarkan atas pandangan yang bersifat menciptakan dan memelihara kondisi kelas
"permisif'. Kaitannya dengan tugas guru yang memungkinkan berlangsungnya proses
adalah memaksimalkan perwujudan kebebasan pembelajaran yang efektif. Tujuan
siswa, maksudnya guru membantu siswa pembelajaran adalah membantu pebelajar
untuk merasa bebas melakukan yang ingin mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan

Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 Oktober 2018 e-ISSN 2580-1147 p-ISSN 2580-3735


64 | Lingkungan belajar efektif bagi Siswa Sekolah Dasar

kelas merupakan aspek penting dalam proses intelektual peserta didik dalam kelas.
pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif Membina dan membimbing sesuai dengan
merupakan prasyarat babi terciptanya proses latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
pembelajaran yang efektif. sifat-sifat individunya.
Tujuan Pengelolaan Kelas Dengan demikian dapat disimpulkan
Santrock (2009 : 257) mengemukakan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
bahwa manajemen kelas yang efektif menyediakan, menciptakan dan memelihara
mempunyai dua tujuan utama, yaitu kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga
Membantu siswa menghabiskan lebih banyak peserta didik dapat belajar dan bekerja dengan
waktu untuk belajar dan lebih sedikit waktu baik. Selain itu juga guru dapat
untuk aktivitas yang tidak mengarah pada mengembangkan dan menggunakan alat bantu
tujuan. Manajemen kelas yang efektif akan belajar yang digunakan dalam proses
membantu guru dalam memaksimalkan waktu pembelajaran sehingga dapat membantu
pembelajaran dan waktu belajar siswa. peserta didik dalam mencapai hasil belajar
Kedua, Mencegah siswa yang diinginkan
mengembangkan masalah akademis dan
emiosional. Sebuah kelas yang dikelola Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
dengan baik tidak hanya membantu Djamarah (2006) mengungkapan
perkembangan pembelajaran, tetapi juga secara umum faktor yang mempengaruhi
membantu mencegah berkembangnya masalah pengelolaan kelas dibagi menjadi dua
akademis dan emosional. Kelas yang dikelola golongan yaitu, faktor intern dan faktor
dengan baik membuat siswa tetap sibuk ekstern peserta didik.
dengan tugas yang aktif dan menantang, Faktor intern peserta didik
melakukan aktivitas yang membuat siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran,
terpikat dan motivasi untuk belajar serta dan perilaku. Kepribadian peserta didik denga
menetapkan peraturan yang jelas yang harus ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan
diterima oleh siswa. peserta didik berbeda dari peserta didik
Tujuan pengelolaan kelas pada lainnya sacara individual. Perbedaan sacara
hakikatnya telah terkandung dalam tujuan individual ini dilihat dari segi aspek yaitu
pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan perbedaan biologis, intelektual, dan
kelas adalah penyediaan fasilitas bagi psikologis.
bermacam-macam kegiatan belajar siswa Faktor ekstern peserta didik terkait
dalam lingkungan sosial, emosional, dan dengan masalah suasana lingkungan belajar,
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang penempatan peserta didik, pengelompokan
disediakan itu memungkinkan siswa belajar peserta didik, jumlah peserta didik, dan
dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang sebagainya. Masalah jumlah peserta didik di
memberikan kepuasan, suasana disiplin, kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin
perkembangan intelektual, emosional dan banyak jumlah peserta didik di kelas, misalnya
sikap serta apresiasi pada siswa. (Sudirman, dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih
1991: 311). mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin
Arikunto (1988 : 68) berpendapat sedikit jumlah peserta didik di kelas cenderung
bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar lebih kecil terjadi konflik.
setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib Dengan demikian, prinsip-prinsip
sehingga segera tercapai tujuan pengajaran pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh
secara efektif dan efisien. Menurut Ahmad Djamarah dapat diuraikan sebagai berikut: a)
(1995) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah Hangat dan Antusias. Hangat dan Antusias
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik diperlukan dalam proses belajar mengajar.
sebagai lingkungan belajar maupun sebagai Guru yang hangat dan akrab pada anak didik
kelompok belajar yang memungkinkan peserta selalu menunjukkan antusias pada tugasnya
didik untuk mengembangkan kemampuan atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam
semaksimal mungkin. Menghilangkan mengimplementasikan pengelolaan kelas. b)
berbagai hambatan yang dapat menghalangi Tantangan. Penggunaan kata-kata, tindakan,
terwujudnya interaksi belajar mengajar. cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta akan meningkatkan gairah peserta didik untuk
perabot belajar yang mendukung dan belajar sehingga mengurangi kemungkinan
memungkinkan peserta didik belajar sesuai munculnya tingkah laku yang menyimpang.,
dengan lingkungan sosial, emosional, dan c) Bervariasi. Penggunaan alat atau media,

Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 Oktober 2018 e-ISSN 2580-1147 p-ISSN 2580-3735


65 | Lingkungan belajar efektif bagi Siswa Sekolah Dasar

gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru memungkinkan guru memberikan bimbingan
dan anak didik akan mengurangi munculnya dan bantuan terhadap siswa dalam belajar,
gangguan, meningkatkan perhatian peserta diperlukan pengorganisasian kelas yang
didik. Kevariasian ini merupakan kunci untuk memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu
tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan
menghindari kejenuhan. d) Keluwesan. dan mempertahankan organisasi kelas yang
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah efektif.
strategi mengajarnya dapat mencegah Pada dasarnya pembelajaran
kemungkinan munculnya gangguan peserta merupakan inti dari proses pendidikan secara
didik serta menciptakan iklim belajarmengajar keseluruhan, di antaranya guru merupakan
yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat salah satu faktor yang penting dalam
mencegah munculnya gangguan seperti menentukan berhasilnya proses belajar
keributan peserta didik, tidak ada perhatian, mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru
tidak mengerjakan tugas dan sebagainya, f) dituntut untuk meningkatkan peran dan
Penekanan pada Hal-Hal yang Positif. Pada kompetensinya, guru yang kompeten akan
dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru lebih mampu menciptakan lingkungan belajar
harus menekankan pada hal-hal yang positif yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
dan menghindari pemusatan perhatian pada kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada
hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey
yang positif yaitu penekanan yang dilakukan (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan
guru terhadap tingkah laku peserta didik yang guru dalam proses belajar mengajar adalah
positif daripada mengomeli tingkah laku yang sebagai berikut:
negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan Guru Sebagai Demonstrator. Guru
dengan pemberian penguatan yang positif dan menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini
kesadaran guru untuk menghindari kesalahan dibuktikan apabila ada orang tua yang
yang dapat mengganggu jalannya proses memberikan argumen yang berbeda dengan
belajar mengajar. gurunya maka siswa tersebut akan
Penanaman Disiplin Diri. Tujuan akhir menyalahkan argumen si orangtua dan
dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat membenarkan seorang guru. Guru adalah
mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu
sendiri hendaknya menjadi teladan segala tingkah laku yang dilakukannya
mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung sebagian besar akan ditiru oleh siswanya.
jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan
hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin guru sebagai tauladan bagi siswanya dan
dalam segala hal. contoh bagi peserta didik.
Guru Sebagai Evaluator. Evaluator
Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas atau menilai sangat penting adalah rangkaian
Guru sebagai pengelola kelas harus pembelajaran karena setiap pembelajaran pada
memiliki managemen kelas, tanpa kemampuan akhirnya adalah nilai yang dilihat baik
ini maka performence dan karisma guru akan kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian
menurun, bahkan kegiatan pembelajaran bisa evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan,
kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa
kelas bertugas membuat anak didik betah tingkatan antara lain mengetahui, mengerti,
tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi mengaplikasikan, analisis, sintesis (analisis
untuk senantiasa belajar di dalamnya. dalam berbagai sudut), evaluasi. Manfaat
Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik
adalah merancang tujuan pembelajaran, untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan
mengorganisasi beberapa sumber hanya suatu point saja melainkan menjadi
pembelajaran, memotivasi yang bisa solusi untuk mencari kelemahan di
dilakukan dengan memberi hukuman atau pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal
reward, mendorong, dan menstimulasi siswa yang paling penting dalam melaksanakan
serta mengawasi segala sesuatu apakah evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek
berjalan dengan lancar apa belum dalam baik efektif, kognitif dan
rangka mencapai tujuan pembelajaran. psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus
Untuk menciptakan suasana yang menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses
dapat menumbuhkan gairah belajar, evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai
meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih proses instrument harus terbuka.

Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 Oktober 2018 e-ISSN 2580-1147 p-ISSN 2580-3735


66 | Lingkungan belajar efektif bagi Siswa Sekolah Dasar

Guru Sebagai Pengelola Kelas. adalah sikap terbuka, sikap menerima dan
Manager mengelola kelas, tanpa kemampuan menghargai, sikap empati, sikap demokratis,
ini maka performence dan karisma guru akan mengarahkan siswa pada tujuan kelompok,
menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa menghasilkan antara kelempok yang
kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola disepakati siswa, nengusahakan siswa,
kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas memperjelas komunikasi, menunjukkan
dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa kehadiran.
belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru Teknik Kuratif. Beberapa hal yang dapat
sebagai pengelola kelas: merancang tujuan digolongkan sebagai teknik kuratif yaitu
pembelajaran mengorganisasi beberapa penguatan negative, penghapusan, hukuman,
sumber pembelajaran dan memotivasi, membicarakan, bersikap masa bodoh terhadap
mendorong, serta menstimulasi siswa. Ada 2 pembelajaran, memberikan tugas yang bernilai
macam dalam memotivasi belajar bisa menunjukkan tongkah laku yang menguasai,
dilakukan dengan hukuman atau dengan memberikan tugas yang memerlukan
reaward. Mengawasi segala sesuatu apakah keberanian siswa menunjukkan tingkah laku
berjalan dengan lancar apa belum dalam menguasai, memberikan tugas yang menuntut
rangka mencapai tujuan pembelajaran kekuatan fisik bagi siswa yang menunjukkan
Guru Sebagai Fasilitator .Seorang menguasai, tidak menyalahkan siswa secara
guru harus dapat menguasai benar materi yag langsung menunjukkan segi-segi keberhasilan,
akan diajarkan juga media yang akan tidak memberikan respon ekspresi wajah,
digunakan bahkan lingkungan sendiri juga mendorong partisipasi, memeratakan
termasuk sebagai sember belajar yang harus partisipasi, mengurangi ketegangan dan
dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mengatasi pertentangan antar pribadi atau
mempunyai beberapa kemampuan menyerap antar kelompok.
materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik Modifikasi tingkah laku. Setiap tingkah
harus pandai dalam merancang media untuk laku dapat diamati, oleh karena itu bagaimana
membantu siswa agar mudah memahami dengan tingkah laku yang muncul dengan
pelajaran. Keterampilan untuk merancang positif, guru memberi respon positif agar
media pembelajaran adalah hal yang pokok kebiasaan baik itu lebih kuat dan dapat
yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang dipelihara. Pengelolaan kelompok, untuk
akan diajarkan bisa dapat diserap dengan menangani permasalahan hendaknya
mudah oleh peserta didik. dilakukan secara kolaborasi dan
Teknik Pengelolaan Kelas mengikutsertakan beberapa komponen atau
Teknik mengelola kelas adalah teknik unsur yang terkait. Diagnisis yaitu suatu
dalam menciptakan dan mempertahankan keterampilan untuk mencari unsur-unsur yang
kondisi kelas yang optimal guna terjadinya akan menjadi penyebab gangguan maupun
proses belajar-mengajar yang serasi dan unsur-unsur yang menjadi kekuatan bagi
efektif. Teknik-teknik pengelolaan kelas dapat peningkatan proses pembelajaran. Guru perlu
digolongkan ke dalam teknik preventif dan menguasai teknik ini agar dapat :1)
teknik kuratif. Teknik preventif adalah teknik Mendorong siswa mengembangkan tanggung
untuk mencegah timbulnya tingkah laku siswa jawab individu maupun klasikal dalam
yang mengganggu kegiatan belajar-mengajar. berperilaku sesuai dengan tata tertib serta
Sedangkan teknik kuratif adalah teknik untuk aktifitas yang sedang berlangsung,, 2)
mengurangi tingkah laku siswa yang Menyadari kebutuhan siswa., 3) Memberikan
mengganggu kegiatan kegiatan belajar respon tang efektif terhadap perilaku siswa.
mengajar. Teknik-teknik tersebut sekaligus Teknik lain yang dapat dilakukan oleh
merupakan komponen-komponen guru dalam pengelolaan kelas adalah : a)
keterampilan mengelola kelas. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai
Teknik Preventif. Merupakan upaya bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif
yang dilakukan oleh guru untuk mencegah yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru
terjadinya gangguan dalam pembelajaran. bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat
Mencegah lebih baik dari pada mengobati. . menghentikannya dari perbuatan yang
Implikasi bagi guru melalui kegiatan preventif disruptif , tanpa perlu menegur andai kata
ini yaitu sedini mungkin guru mengidentifikasi siswa mulai menampakan kecenderungan
hal-hal atau gejala-gejala yang dianggap akan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya
mengganggu pembelajaran. Beberapa hal yang ke meja guru dapat berefek preventif, b)
dapat digolongkan ke dalam teknik preventif Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa

Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 Oktober 2018 e-ISSN 2580-1147 p-ISSN 2580-3735


67 | Lingkungan belajar efektif bagi Siswa Sekolah Dasar

berbuat penakalan kecil, guru dapat


memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
isyarat tersebut dapat berupa petikan jari,
pandangan tajam, atau lambaian tangan, c) Keharmonisan hubungan guru dengan
Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu anak didik, tingginya kerjasama di antara anak
kecil, setidaknya guru memandang efek saja, didik tersimpul dalam bentuk interaksi.
dengan melihatnya secara humoristis, guru Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja
akan dapat mempertahankan suasana baik, bergantung dari pendekatan yang guru lakukan
serta memberikan peringatan kepada si dalam rangka pengelolaan kelas. Berbagai
pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang pendekatan tersebut adalah seperti dalam
akan terjadi. d) Teknik tidak uraian berikut.
mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini Pendekatan Kekuasaan. Pengelolaan
guru harus lues dan tidak perlu menghukum kelas juga diartikan juga sebagai suatu proses
setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan Peranan guru di sini adalah menciptakan dan
kenakalan justru dapat membawa siswa untuk mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
di perhatikan, e) Teknik yang keras. Guru Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut
dapat menggunakan teknik-teknik yang keras kepada anak didik untuk mentaatinya.
apabila ia di hadapkan pada perilaku disruptif Didalamnya ada kekuasaan dalam norma yang
yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui
mengeluarkannya dalam kelas. f) Teknik kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru
mengadakan diskusi secara terbuka. Bila mendekatinya.
kenakalan di kelas mulai bertambah, sering Pendekatan Ancaman. Dari
guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali pendekatan ancaman ini, pengelolaan kelas
tindakan dan pengajarannya. untuk juga sebagai suatu proses untuk mengontrol
menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa- tingkah laku anak didik. Tetapi dalam
siswanya. Dan menciptakan suasana belajar mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan
yang sedikit lebih sesuai daripada dengan cara memberi ancaman, misalnya
sebelumnya.g) Teknik memberikan penjelasan melarang ejekan, sindiran, dan memaksa.
tentang prosedur. Kadang-kadang masalah Pendekatan Kebiasaan. Pengelolaan
kedisiplinan ada hubungannya yang langsung diartikan sebagai proses untuk membantu anak
dengan ketidakmampuan siswa melaksanakan didik agar merasa bebas untuk mengerjakan
tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan
terjadi apbila guru berasumsi bahwa siswa guru adalah mengusahakan semaksimal
memiliki keterampilan, padahal sebenarnya mungkin kebebasan anak didik.
tidak. masalah yang hampir sama yaitu Pendekatan Resep. Pendekatan ini ini
masalah-masalah perilaku yang lazimnya dilakukan dengan memberi satu daftar yang
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa
tidak biasa dikelas, h) Mengadakan yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam
analisis. Kadang-kadang terjadi hampir terus mereaksi semua masalah atau situasi yang
menerus berbuat kenakalan, guru dapat terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan
mengetahui masalah yang akan di hadapinya tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan
dan mengurangi keresahan siswanya, oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti
i) Mengadakan perubahan kegiatan. Apabila petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
gangguan dikelas meningkat jumlahnya, Pendekatan Pengajaran. Pendekatan
tindakan yang harus segera di ambil yaitu ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa
mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan
biasanya diskusi, maka ubahlah dengan akan mencegah munculnya masalah tingkah
memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca laku anak didik, dan memecahkan masalah itu
atau menyuruh mereka membaca buku-buku bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini
pilihan mereka, j) Teknik menganjurkan tingkah laku guru dalam
menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengajar untuk mencegah dan menghentikan
mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut tingkah laku anak didik yang kurang baik.
adakalanya membawa hasil; siswa Peranan guru adalah merencanakan dan
memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan mengimplementasikan pelajaran yang baik.
sering digunakan mereka cenderung untuk Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
tidak menggubrisnya. Peranan guru dalam pendekatan ini yaitu

Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 Oktober 2018 e-ISSN 2580-1147 p-ISSN 2580-3735


68 | Lingkungan belajar efektif bagi Siswa Sekolah Dasar

untuk mengubah tingkah laku anak didik yang KESIMPULAN


baik dan mencegah tingkah laku yang kurang Dalam proses belajar-mengajar,
baik. Pendekatan berdasarkan perubahan seorang guru tidak hanya dituntut memiliki
tingkah laku (behavior modification pengetahuan untuk diberikan kepada murid-
approach) ini bertolak dari sudut pandangan muridnya. Tetapi guru dituntut juga untuk
Psikologi Bihavior. Pendekatan Suasana memiliki kemampuan untuk memanage atau
Emosi dan Hubungan Sosial mengelola kelas baik secara fisik maupun
Pendekatan pengelolaan kelas kelas dalam artian siswa di kelas, ketika guru
berdasarkan suasana perasaan dan suasana dapat mengelola kelas, maka akan tercipta
sosial di dalam kelas sebagai sekelompok suasana kelas yang kondusif sehingga
individu cenderung pada pandangan Psikologi mendukung kegiatan belajar-mengajar yang
Klinis dan Konseling (penyuluhan). Menurut efektif dan efisien. Pengelolaan kelas adalah
pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan merupakan kegiatan yang berupaya
suatu proses menciptakan iklim atau suasana menciptakan dan mempertahankan kondisi
emosional dan hubungan sosial yang positif, yang optimal bagi terjadinya proses belajar
artinya ada hubungan yang baik yang positif mengajar. Kemudian dalam pengelolaan kelas
antara guru dengan anak didik, atau antara ini termasuk pula menertibkan peserta didik
anak didik dengan anak didik. Di sini guru yang melakukan berbagai kegiatan yang tidak
adalah kunci terhadap pembentukan hubungan ada hubungnya dengan kegiatan belajar
pribadi itu, dan peranannya adalah mengajar, atau suatu kegiatan yang
menciptakan hubungan pribadi yang sehat. mengganggu jalannya kegiatan belajar
. mengajar. Dengan adanya pengelolaan kelas
maka dapat meningkatkan kegiatan
HASIL PENELITIAN pembelajaran, meningkatkan prestasi siswa
dalam belajar, menerapkan pendekatan belajar
Santrock (2009: 264) menyatakan bahwa yang kreatif, variatif, dan inovatif. Tujuan
siswa membutuhkan lingkungan yang positif pengelolaan kelas adalah menyediakan,
untuk pembelajaran. Oleh karena itu, berikut menciptakan, dan memelihara kondisi yang
ini akan dijelaskan tentang strategi umum optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat
manajemen kelas, yaitu: 1) manajemen kelas belajar dan bekerja dengan baik
yang efektif menggunakan gaya manajemen
kelas demokratis (democratice classroom
management style) berasal dari gaya Diana DAFTAR RUJUKAN
Baumrind (1971,1996). Guru yang demokratis
memiliki siswa yang cenderung percaya diri, Ahmadi dan Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan.
akrab dengan teman sebaya, dan menunjukkan Jakarta: Rineka Cipta
harga diri yang tinggi, serta mendorong siswa
untuk menjadi pemikir dan pelaku yang Anissatul, Mufarokah. 2009, Strategi Belajar
mandiri, tetapi masih melibatkan pemantauan Mengajar. Yogyakarta: TERAS
yang efektif. 2) ada manajemen kelas yang
tidak efektif yaitu otoriter dan permisif. Gaya Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi
manajemen kelas otoriter (authoritarian Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
classroom management style) bersifat
membatasi dan menghukum. Guru yang Hadi, Soedomo. 2003. Pendidikan (Suatau
otoriter menempatkan batas dan kendali yang Pengantar). Surakarta: Sebelas Maret
tegas terhadap siswa . Siswa di kelas yang University Press Surakarta.
otoriter cenderung pasif, tidak bias memulai
akrivitas, memiliki keterampilan motivasi Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar
yang buruk. 3) Gaya manajemen kelas Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
permisif (permissive classroom management
style) memberi siswa banyak kebebasan, tetapi Mahmud, Dimyati. 1991. Psikologi
memberi mereka sedikit dukungan untuk Pendidikan Suatu Pendekatan
mengembangan keterampilan belajar atau Terapan. Yogyakarta: PBFE.
mengatur perilaku mereka sehingga mereka
memiliki pengendalian diri yang rendah Nasution. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
PT Rineka Cipta.

Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 Oktober 2018 e-ISSN 2580-1147 p-ISSN 2580-3735


69 | Lingkungan belajar efektif bagi Siswa Sekolah Dasar

Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi


Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi


Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Saleh, Abdul Rahman. 2004. Psikologi Suatu


Pengantar dalam Perspektif Islam.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Santrock, John W. 2007. Psikologi


Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media
Group.

Sarwono dan Wirawan. 2000. Pengantar


Umum Psikologi, Jakarta: Bulan
Bintang.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor


yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta. Jakarta

Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 Oktober 2018 e-ISSN 2580-1147 p-ISSN 2580-3735

Anda mungkin juga menyukai